Professional Documents
Culture Documents
Perbedaan Analisis Sefalometri Skeletal Sebelum Da
Perbedaan Analisis Sefalometri Skeletal Sebelum Da
kelas II divisi 1 dapat dibagi menjadi Steiner terbagi atas tiga pemeriksaan
tiga bagian, yaitu modifikasi yaitu skeletal, dental dan jaringan lunak
pertumbuhan, perawatan kamuflase (Jacobson, 1995). Pemeriksaan skeletal
ortodonti dan pembedahan. Perawatan Steiner mengukur hubungan antara
modifikasi pertumbuhan dapat rahang atas dan rahang bawah serta
dilakukan pada pasien dalam usia hubungannya terhadap basis kranium
pertumbuhan dengan menggunakan alat (Jacobson, 1995). Analisis skeletal
myofunctional, alat ekstra oral headgear Steiner dapat digunakan untuk
dan kombinasi keduanya (Mitchell, menentukan posisi anteroposterior
2007). maksila dan mandibula terhadap kranium
Alat myofunctional digunakan untuk (sudut SNA, SNB dan ANB) serta posisi
mendorong pertumbuhan mandibula tepi bawah mandibula terhadap kranium
terutama pada kasus dengan defisiensi (sudut SN dan Go-Gn) (Jacobson, 1995).
mandibula. Perawatan selanjutnya setelah Selama ini belum pernah
penggunaan alat myofunctional adalah dilakukan evaluasi penggunaan alat
dengan penggunaan alat cekat ortodonti myofunctional di klinik PPDGS Ortodonti
untuk menyempurnakan kesejajaran FKG Universitas Padjadjaran melalui
lengkung gigi atas dan bawah (Mitchell, pendekatan foto sefalometri. Berdasarkan
2007). Perawatan ortodonti maloklusi kelas uraian di atas, penulis tertarik untuk
II skeletal divisi 1 pada pasien usia melakukan penelitian mengenai nilai
pertumbuhan dapat menggunakan berbagai analisis sefalometri skeletal sebelum dan
macam alat myonfunctional (Usumez, sesudah perawatan dengan alat
2004). Termasuk alat myofuntional antara myofunctional pada pasien maloklusi
lain Frankel, Bionator, Herbst, Aktivator dentoskeletal kelas II divisi 1 dalam masa
dan Twin Block (McNamara & Brudon, pertumbuhan dengan metode Steiner.
1994; Proffit, 2013). Herbst merupakan
contoh alat myofunctional cekat, memiliki
tingkat keberhasilan perawatan yang sama METODOLOGI
dengan aktivator, namun memerlukan biaya
pembuatan yang lebih mahal dan alat mudah Penelitian deskriptif analitis retrospektif
lepas atau rusak (Mitchell, 2007). Aktivator dilakukan pada pasien usia pertumbuhan
dan twin block memperlihatkan keberhasilan dengan maloklusi dentoskeletal kelas II
perawatan yang baik, terutama dalam divisi 1 yang telah selesai dirawat dengan
mendorong pertumbuhan mandibula alat myofuntional di klinik PPDGS
(Antonarakis dan Kiliaridis 2007). Universitas Padjadjaran mulai tahun 1995-
Sefalometri dapat digunakan untuk 2014. Sampel penelitian diambil dengan
melihat hubungan skeletal pasien dengan kriteria inklusi sebagai berikut :
berbagai tipe maloklusi (Kuramae, dkk., 1) Maloklusi dentoskeletal kelas II divisi
2004). Terdapat beberapa analisis 1 dengan maksila normal dan
sefalometri yang dikenal secara luas, mandibula retrognati
diantaranya Downs, Steiner, Ricketts dan 2) Pasien memulai perawatan berusia
Tweed (Battarai dan Shrestha, 2011). antara 9 – 12 tahun, dipastikan lewat
Analisis Steiner adalah gabungan dari radiografi handwrist.
beberapa analisis sefalometri antara lain 3) Jenis kelamin laki-laki dan perempuan.
Downs, Riedel, Thompson, Wylie, 4) Pasien memiliki rekam medik, status
Ricketts dan Holdaway. Analisis Steiner pasien dan foto sefalometri sebelum
dikembangkan sebagai penilaian dan sesudah perawatan alat
sefalometri minimum untuk menentukan myofunctional yaitu aktivator dan twin
diagnosis perawatan dan menilai hasil block dalam kondisi yang baik.
perawatan (Steiner, 1959). Analisis
PERBEDAAN ANALISIS SEFALOMETRI SKELETAL SEBELUM DAN SESUDAH 009
PERAWATAN ALAT MYOFUNCTIONAL PADA PASIEN MALOKLUSI DENTOSKELETAL
KELAS II DIVISI I DALAM MASA PERTUMBUHAN DENGAN METODE STEINER
Tabel 1. Hasil Metode Steiner Sebelum dan Sesudah Penggunaan Alat Aktivator dan
Twin Block
==========================================================
SBL SSD
Nilai-
Var 𝑥𝑥 𝑥𝑥 NN Nilai-p 2
Min Max Min Max p1
SNA(°) 82.71 78 91 82.71 78 91 82 - 0.663*
SNB (°) 74.14 70.5 81 75.57 72.5 82 80 0.001* 0.013*
ANB (°) 8.57 6.5 11 7.14 4 10 2 0.001 0.001*
GoGn-Sn (°) 27 36 31.71 26 40 32 0.629 0.877*
32.71
p=0.013 sehingga dapat diartikan bahwa bila dibandingkan dengan nilai rata-rata
SNB sesudah memenuhi kriteria normal normal memiliki nilai-p=0.877 sehingga
dari SNB. dapat diartikan bahwa GoGn-Sn sesudah
Dari Tabel 1 dapat disimpulkan memenuhi kriteria normal dari GoGn-Sn.
nilai ANB sebelum dan ANB sesudah Menurut Antonarakis dan Kiliaridis
memiliki perbedaan yang signifikan (2007), aktivator dan twin block
berdasarkan hasil uji t dengan nilai- memperlihatkan keberhasilan perawatan
p=0.001. Rata-rata ANB sesudah bila yang baik, terutama dalam mendorong
dibandingkan dengan Nilai rata-rata pertumbuhan mandibula. Pada penelitian
normal memiliki nilai-p=0.001 sehingga ini dilakukan analisis sefalometri pada
dapat diartikan bahwa ANB sesudah pasien yang menggunakan aktivator dan
memenuhi kriteria normal dari ANB. twin block, yang diperlihatkan pada Tabel
Nilai GoGn-Sn Sebelum dan GoGn- 2. Berdasarkan tabel 2 memperlihatkan
Sn sesudah berdasarkan tabel 1 tidak tidak ada perbedaan yang signifikan antara
memiliki perbedaan yang signifikan hasil perawatan yang dilakukan dengan
walaupun mengalami kenaikan skor, hal ini mempergunakan aktivator maupun twin
berdasarkan hasil uji-t dengan nilai- block.
p=0.629. Rata-rata nilai GoGn-Sn sesudah
Tabel 2. Hasil Analisis Perbedaan Perawatan Alat Aktivator dan Twin Block
====================================
Nilai-
Var 𝑥𝑥 Min Max NN
p3
SNA(°) 0 78 91 82 -
SNB (°) 1.5 1 2.5 80 0.076
ANB (°) -8.6 -2.5 2.5 2 0.558
GoGn-Sn (°) -1.00 -8 6 32 0.006
Keterangan : Var : Variabel NN : Nilai Normal
𝑥𝑥 : Nilai Rata-rata Nilai-p3 : Nilai-p peru
Min : Minimal * : Signifikan
Max : Maksimal
PERBEDAAN ANALISIS SEFALOMETRI SKELETAL SEBELUM DAN SESUDAH 011
PERAWATAN ALAT MYOFUNCTIONAL PADA PASIEN MALOKLUSI DENTOSKELETAL
KELAS II DIVISI I DALAM MASA PERTUMBUHAN DENGAN METODE STEINER