Professional Documents
Culture Documents
2 Desember 2020
ISSN: 2086-6305 (print) ISSN: 2614-5863 (electronic)
doi: 10.22212/aspirasi.v11i2.1757
link online: http://jurnal.dpr.go.id/index.php/aspirasi/index
Naskah diterima: 19 September 2020 | Naskah direvisi: 23 Oktober 2020 | Naskah diterbitkan: 31 Desember 2020
Anih Sri Suryani Pembangunan Air Bersih dan Sanitasi saat Pandemi Covid-19 199
Pendahuluan sungai merupakan sumber utama air bersih
Air dan sanitasi adalah dua hal yang yang digunakan sebagian besar penduduk
tidak dapat dipisahkan. Setiap ada air di Indonesia. Terkait pencemaran tersebut,
minum atau air bersih maka pasti akan sumber utama pencemaran air sungai di
ada air limbah. Tidak kurang dari 85% Indonesia justru berasal dari limbah rumah
air bersih berubah menjadi air limbah. tangga atau domestik, bukan dari limbah
Sebagai gambaran, apabila satu orang industri. Hal ini semakin menguatkan
menggunakan 100 liter air perhari untuk korelasi antara kualitas air dengan kualitas
minum, mandi, cuci, kakus, maka air sanitasi yang ada, di mana kualitas air
yang dibuang menjadi air limbah sekitar ditentukan oleh kualitas sanitasi. Apabila
85 liter per hari (Elysia, 2018: 157). Oleh kondisi sanitasi yang ada dalam kategori
karenanya, pengelolaan air bersih akan buruk maka kualitas air juga menjadi buruk.
berkaitan pula dengan pengelolaan Air bersih dan sanitasi merupakan salah
sanitasi. Fasilitas sanitasi yang layak satu permasalahan klasik yang tak kunjung
yang memenuhi standar kesehatan yang tuntas di Indonesia. Target capaian sanitasi
disertai perilaku hidup bersih dan sehat baik dalam Millennium Development Goals
merupakan elemen yang sangat penting (MDGs) yang berakhir tahun 2015 lalu,
dalam meningkatkan derajat kesehatan maupun dalam Sustainable Development
masyarakat. Goals (SDGs) yang masih berlangsung
Lalu, bagaimana dengan kondisi air hingga kini, belum dapat tercapai secara
dan sanitasi di Indonesia? Indonesia optimal. Namun mulai awal tahun 2020 ini,
tercatat mewakili sekitar 6% dari sumber adanya pandemi Covid-19 yang melanda
daya air yang ada di dunia. Hal ini berbagai negara di dunia termasuk
menunjukkan bahwa sebenarnya Indonesia Indonesia, seolah menyadarkan seluruh
memiliki sumber daya air yang cukup lapisan masyarakat akan pentingnya
melimpah. Namun kenyataan menunjukkan sanitasi yang baik untuk menghambat
bahwa sebagian besar daerah di Indonesia penyebaran virus tersebut. Sebagaimana
seperti Nusa Tenggara Timur, Jawa, Bali, disampaikan World Health Organisation
Sulawesi, justru mengalami kekurangan (WHO), air bersih, sanitasi, dan pelayanan
pasokan air bersih. Berdasarkan laporan yang higienis sangat diperlukan untuk
dari Direktorat Jenderal Pengendalian membatasi penyebaran virus Covid-19 dan
Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan mencegah penyebaran wabah penyakit di
Kementerian Lingkungan Hidup dan masa depan.
Kehutanan (KLHK) di tahun 2015 yang Upaya Indonesia dalam melawan
dikutip oleh National Geographic Indonesia penyebaran Covid-19 nampaknya
(2016), hampir 65% air sungai di Indonesia mempunyai tantangan tersendiri,
dalam keadaan tercemar berat (Hasuki: mengingat masih buruknya kondisi sanitasi
2016). Lemahnya pengelolaan lingkungan di negeri ini. Menurut data WHO pada
di Indonesia, memberikan dampak negatif tahun 2017 Indonesia memiliki sanitasi
terhadap sektor air bersih dan sanitasi. terburuk/tidak layak ketiga di dunia,
Salah satu masalah yang dihadapi setelah India dan Tiongkok (Damashinta,
dalam penyediaan layanan air bersih di 2018: 26). Bahkan berdasarkan data
Indonesia adalah terbatasnya air baku United States Agency for International
(Kementerian Pekerjaan Umum, 2012). Development (USAID) dan Indonesia Urban
Hal ini tentunya merupakan kondisi yang Water Sanitation and Hygiene (IUWASH)
sangat mengkhawatirkan mengingat Indonesia berada di peringkat akhir di
sumber air dengan kualitas yang buruk antara negara-negara ASEAN dalam
akan mengancam kondisi kesehatan masalah akses air dan sanitasi perkotaan.
masyarakat yang menggunakannya. Air Dengan jumlah populasi masyarakat
Anih Sri Suryani Pembangunan Air Bersih dan Sanitasi saat Pandemi Covid-19 201
dan bagaimana praktik empiris ke-6 dalam SDGs, khususnya pada poin
penyelenggaraan sanitasi di Indonesia 6.1 (akses universal dan merata terhadap
pada saat pandemi Covid-19? Tujuan air minum yang aman dan terjangkau bagi
penulisan ini adalah untuk mengetahui semua), poin 6.2 (sanitasi dan kebersihan
capaian pembangunan sanitasi yang memadai dan merata bagi semua,
di Indonesia dan praktik empiris dan menghentikan praktik buang air besar
penyelenggaraan pembangunan sanitasi di tempat terbuka), dan poin 6.3 (kualitas
di Indonesia saat pandemi Covid-19, air dengan mengurangi polusi dan air
khususnya dalam sektor air bersih, fasilitas limbah). Berdasarkan hal tersebut, maka
sanitasi dan air limbah. Hasil penelitian ini indikator yang dikaji dalam tulisan ini terdiri
diharapkan dapat menambah pengetahuan dari: air bersih (yang meliputi air bersih
masyarakat Indonesia akan kondisi untuk keperluan sehari-hari dan air minum
sanitasi di Indonesia. Selain itu, untuk untuk keperluan konsumsi rumah tangga)
menambah kajian ilmiah dari perspektif dan sanitasi (yang terdiri dari pengelolaan
lingkungan atas pembangunan sanitasi di limbah yang bersumber dari rumah tangga,
saat pandemi. air bersih, air minum, fasilitas limbah rumah
Penelitian ini merupakan penelitian tangga, dan perilaku BABS).
kualitatif. Teknik pengumpulan data Data dikumpulkan dan dikelompokkan
dilakukan melalui studi dokumen (Emzir, menurut poin-poin pembahasan sesuai
2016: 37–62) yang didapat melalui buku, indikator tersebut. Reduksi data dilakukan
peraturan perundangan-undangan, dengan memilah data yang sesuai
jurnal, berita media massa, dan lainnya dengan tema tulisan, khususnya capaian
terkait penyediaan air bersih, fasilitas air bersih dan sanitasi saat pandemi
sanitasi dan air limbah di Indonesia. Covid-19. Penyajian data dari pemerintah
Target pembangunan air bersih dan pusat digunakan untuk melihat kebijakan
sanitasi di Indonesia dalam RPJMN pembangunan air bersih dan sanitasi
2015–2019 dan 2020–2024, dan Laporan dalam skala nasional. Di samping itu,
Direktorat Pembangunan Perumahan dan disajikan juga data terkait kebijakan dan
Permukiman Bappenas tahun 2019 tentang hambatan pembangunan air bersih dan
Provinsi dalam Pembangunan Sanitasi, sanitasi selama pandemi Covid-19 dari
dijadikan acuan untuk menganalisis sejauh beberapa daerah seperti DKI Jakarta dan
mana capaian target pembangunan air Bandung, untuk mengkaji pembangunan
bersih dan sanitasi dilakukan di Indonesia. air bersih dan sanitasi dalam lingkup
Adapun kebijakan dan permasalahan yang lebih kecil. Penarikan kesimpulan
pemenuhan air bersih dan sanitasi selama dilakukan dengan mengacu pada target
pandemi Covid-19 bersumber dari laporan pembangunan sanitasi berdasarkan
kementerian dan instansi terkait, seperti: konsep SDGs poin 6.1, 6.2, dan 6.3.
Kementerian Kesehatan, Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Pengertian Air Bersih dan Sanitasi
serta Komite Penanganan Covid-19 dan Menurut Kodoatie (2003: 35), air bersih
Pemulihan Ekonomi Nasional. Kebijakan adalah air yang dipakai sehari-hari untuk
dan permasalahan sektor air bersih dan keperluan mencuci, mandi, memasak, dan
sanitasi di Pemerintah Daerah bersumber dapat diminum setelah dimasak. Menurut
dari laporan pemerintah daerah terkait, Suripin (2002: 13), yang dimaksud air bersih
baik yang disampaikan dalam situs yaitu air yang aman (sehat) dan baik untuk
resminya maupun yang diberitakan di diminum, tidak berwarna, tidak berbau,
media cetak dan elektronik. dengan rasa yang segar. Berdasarkan
Fokus kajian ini adalah sektor air bersih kedua pendapat tersebut, air bersih terdiri
dan sanitasi sebagaimana menjadi tujuan dari air yang dapat dikonsumsi (air minum)
Anih Sri Suryani Pembangunan Air Bersih dan Sanitasi saat Pandemi Covid-19 203
Tabel 1. Target SDGs Bidang Sanitasi
No Target Indikator
6.1. Pada tahun 2030, - Proporsi populasi yang menggunakan layanan air minum yang
mencapai akses dikelola secara aman.
universal dan merata - Persentase rumah tangga yang memiliki akses terhadap layanan
terhadap air minum yang sumber air minum layak
aman dan terjangkau - Kapasitas prasarana air baku untuk melayani rumah tangga,
bagi semua. perkotaan, dan industri, serta penyediaan air baku untuk pulau-pulau.
- Proporsi populasi yang memiliki akses layanan sumber air minum
aman dan berkelanjutan.
6.2 Pada tahun 2030, - Proporsi populasi yang menggunakan layanan sanitasi yang dikelola
mencapai akses secara aman, termasuk fasilitas cuci tangan dengan air dan sabun.
terhadap sanitasi - Proporsi populasi yang memiliki fasilitas cuci tangan dengan sabun
dan kebersihan dan air.
yang memadai dan - Persentase rumah tangga yang memiliki akses terhadap layanan
merata bagi semua, sanitasi layak.
dan menghentikan - Jumlah desa/kelurahan yang melaksanakan Sanitasi Total Berbasis
praktik buang air besar Masyarakat (STBM).
di tempat terbuka, - Jumlah desa/kelurahan yang Open Defecation Free (ODF)/Stop
memberikan perhatian Buang Air Besar Sembarangan (SBS).
khusus pada kebutuhan - Jumlah kabupaten/kota yang terbangun infrastruktur air limbah
kaum perempuan, serta dengan sistem terpusat skala kota, kawasan, dan komunal.
kelompok masyarakat - Proporsi rumah tangga (RT) yang terlayani sistem pengelolaan air
rentan. limbah terpusat.
6.3 Pada tahun 2030, - Proporsi limbah cair yang diolah secara aman.
meningkatkan kualitas - Jumlah kabupaten/kota yang ditingkatkan kualitas pengelolaan
air dengan mengurangi lumpur tinja perkotaan dan dilakukan pembangunan Instalasi
polusi, menghilangkan Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT).
pembuangan, dan - Proporsi rumah tangga yang terlayani sistem pengelolaan lumpur
meminimalkan tinja.
pelepasan material dan - Proporsi badan air dengan kualitas air ambien yang baik.
bahan kimia berbahaya, - Kualitas air danau.
mengurangi setengah - Kualitas air sungai sebagai sumber air baku.
proporsi air limbah yang
tidak diolah, dan secara
signifikan meningkatkan
daur ulang, serta
penggunaan kembali
barang daur ulang yang
aman secara global.
Sumber: Ringkasan Metadata Indikator SDGs Indonesia,
KemenPPN/Bappenas, 2017
>>
2015 2017 2019 2024 2030
RKP
2019
Capaian (2017) Target 2019 (Universal Access) Target 2030 (SDGs)
Air Limbah: 76,91% Air Limbah: 76,91% • Akses Air Minum Layak: 100%
• Akses Layak: 67,54% • Akses Layak: 85% • Akses Sanitasi Layak: 100%
• Akses Dasar: 9,37% • Akses Dasar: 15% • BABS: 0%
• BABS: 10,40% • BABS: 0%
Gambar 2.
Capaian dan Target Pembangunan Sanitasi dalam RPJMN dan SDGs
Sumber: KemenPPN/Bappenas, 2019
Anih Sri Suryani Pembangunan Air Bersih dan Sanitasi saat Pandemi Covid-19 207
kepadatan penduduk yang tinggi. Untuk Pada tahun 2030, SDGs mentargetkan
kawasan perdesaan dengan kepadatan bahwa sanitasi layak dapat diakses
penduduk rendah, sanitasi dasar ini masih 100%. Demikian juga air minum layak
diperkenankan dengan asumsi tanah dapat tersedia 100% dan kualitas air sungai
membersihkan bakteri yang ada secara dapat meningkat. Adapun capaian sanitasi
alami. Indonesia sesuai dengan indikator SDGs
dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2.
Capaian Sustainable Development Goals Bidang Sanitasi
Anih Sri Suryani Pembangunan Air Bersih dan Sanitasi saat Pandemi Covid-19 209
laki-laki atau perempuan mendapat tidak dapat mengompensasi hilangnya
perhatian khusus. Hal ini dilakukan untuk penerimaan karena turunnya permintaan
memastikan kelancaran upaya pencegahan sektor non-rumah tangga (Purwanto, 2020:
penyebaran Covid-19 sekaligus menjaga 210).
kesehatan publik. Di lain pihak, kebutuhan air bersih
Di kawasan Jakarta juga terjadi untuk golongan masyarakat tertentu
perubahan pola konsumsi untuk air bersih. (misalnya masyarakat berpenghasilan
Di mana konsumsi untuk sektor komersial rendah dan yang bertempat tinggal di
dan industri berkurang. Konsumsi daerah kumuh) perlu terus disediakan.
air bersih untuk hotel dan apartemen Bahkan, kebutuhan air bersih mereka
berkurang 5,57% dari sebelum wabah. juga turut meningkat saat pandemi ini.
Sementara itu, karena adanya Pembatasan Namun kondisi sosial ekonomi masyarakat
Sosial Berskala Besar (PSBB) yang saat pandemi menurun hingga sangat
menyebabkan masyarakat kebanyakan mungkin mereka tidak dapat membayar
tinggal di rumah, maka konsumsi air tagihan layanan air bersih. Oleh karena
bersih dari sektor rumah tangga/domestik itu, pasokan air bersih yang murah bahkan
bertambah (Muspiroh, 2020). Dibutuhkan gratis perlu dilakukan ke kawasan ini.
air yang lebih banyak bagi tiap rumah Demikian juga relaksasi berupa keringanan
tangga saat melakukan karantina di rumah dalam membayar tagihan air bersih, patut
masing-masing yang dipergunakan untuk dipertimbangkan oleh pemerintah daerah
minum, mencuci tangan, mencuci bahan bersama BUMN/BUMD terkait.
makanan, memasak, mencuci baju, mandi, Pemenuhan air bersih di kawasan
mencuci peralatan pribadi, bersanitasi, dan padat perkotaan dapat dipenuhi salah
lain sebagainya. satunya dengan sambungan perpipaan
Selain peningkatan kebutuhan air komunal yang dilengkapi meteran induk.
bersih untuk sektor domestik, kebutuhan Meter induk ini dapat diterapkan di wilayah
air bersih meningkat tajam untuk melayani perumahan kumuh padat penduduk, di
rumah sakit, baik rumah sakit yang sudah mana sebelumnya PDAM tidak dapat
beroperasi sebelumnya maupun rumah membuat jaringan distribusi sesuai
sakit yang baru dibangun. Air bersih standar teknis yang berlaku. Meter induk
tersebut ditujukan untuk mencukupi ini akan merekam penggunaan air oleh
kebutuhan berbagai pihak yang berada di tiap rumah tangga. Kemudian mereka
tempat tersebut, termasuk orang dalam membayar secara kolektif ke PDAM.
pengawasan, pasien dalam pengawasan, Akan tetapi, daripada hanya berfokus
dan pasien positif penderita infeksi pada infrastruktur, kebutuhan yang harus
Covid-19 (Rahmawati, 2020). dilakukan saat ini adalah memperbaiki
PSBB yang diiringi penurunan aktivitas sistem manajemen air dan sanitasi, dan
industri dan usaha komersial dengan secara konsisten memastikan air yang
mengurangi produksi, mengurangi aman dan dapat dikonsumsi. Perbaikan
jumlah jam kerja, bahkan mengurangi manajemen air dan sanitasi juga ditujukan
jumlah tenaga kerja. Dengan demikian, untuk mengurangi risiko tertular bakteri
permintaan air bersih dari sektor ini juga patogen dan vektor mikroba yang terkait di
berkurang. Hal ini tentu berdampak pada seluruh rantai sanitasi.
berkurangnya pendapatan badan usaha/ Sektor sanitasi lainnya yang tidak kalah
lembaga pengelola sistem penyediaan penting dalam pencegahan penyebaran
air bersih dari sektor non-rumah tangga. Covid-19 adalah akses terhadap air minum.
Akibat tingginya disparitas harga Air minum layak sesuai standar kesehatan
antarkelompok pelanggan, maka kenaikan sangat penting untuk meningkatkan
konsumsi air dari sektor rumah tangga imunitas dan derajat kesehatan
Anih Sri Suryani Pembangunan Air Bersih dan Sanitasi saat Pandemi Covid-19 211
ditransmisikan melalui air minum atau 2019 lalu pada beberapa sektor seperti
sistem air buangan dengan dan tanpa akses terhadap air minum, air limbah,
pengolahan. Penelitian dan bukti saat ini dan layanan sanitasi telah tercapai
hanya menyatakan bahwa virus Covid-19 dengan cukup baik. Namun upaya
ditransmisikan dari orang ke orang melalui untuk mengurangi praktik BABS dan
bersin, batuk, atau kontak langsung mempraktikan PHBS di masyarakat masih
dengan penderita yang terkontaminasi menjadi tantangan untuk dicapai sesuai
(Sumarno, 2020). Praktik WASH (water, target yang dicanangkan.
sanitation, and hygiene) tetap perlu Pandemi Covid-19 telah banyak
diperhatikan saat pandemi Covid-19. merubah perilaku masyarakat dalam
Praktik WASH di masyarakat praktik sanitasi. Konsumsi air bersih
merupakan kebiasaan baru dan upaya rumah tangga meningkat, demikian juga
konkrit yang merubah perilaku masyarakat air minum yang sebagian besar dipenuhi
dan sejalan dengan PHBS (Pola Hidup oleh air minum dalam kemasan. Sebagian
Bersih dan Sehat). Pandemi ini seolah masyarakat pun menaruh perhatian
memaksa masyarakat lebih sering penting pada penanganan air limbah
mencuci tangan, baik dengan sabun terutama limbah medis, karena ditengarai
maupun disinfektan, juga mandi dengan berpotensi menyebarkan virus Covid-19.
air bersih. Pada era ini, dengan mudah Hal positif lainnya dari pandemi ini adalah
kita dapat menemukan wastafel dan/ dibangunnya berbagai fasilitas sanitasi
atau galon-galon berkeran tersedia di khususnya tempat cuci tangan di banyak
ruang publik, depan kantor, pasar, toko- area publik. Hal tersebut turut mendukung
toko, pojok alun-alun, pangkalan ojek, perubahan perilaku masyarakat untuk
dan sebagainya. Kebiasaan baru tersebut mempraktikan PHBS secara lebih
berpotensi menjadi budaya hidup sehat konsisten.
yang permanen. Dalam perspektif lingkungan, adanya
Sanitasi pada setiap individu dapat pandemi ini mendorong pemerintah
diraih dengan menerapkan Pola Hidup menyadari pentingnya pembangunan
Bersih dan Sehat (PHBS) dengan rajin sanitasi untuk menjadi prioritas. Kebutuhan
mencuci tangan sebelum menyentuh akan air bersih untuk melakukan PHBS
bagian muka atau sebelum makan. Selain dan juga sarana sanitasi yang layak
itu, tren masyarakat memasak sendiri di seyogyanya membuka kesadaran
rumah menjadi baik karena mereka dapat baru bahwa ketersediaan air bersih
mengendalikan higienitas makanan secara adalah garda terdepan dalam menjaga
mandiri. Pola hidup yang sehat dapat dan meningkatkan derajat kesehatan
membantu menghindari masyarakat dari masyarakat. Demikian juga akses
berbagai penyakit menular. Rajin mencuci terhadap sanitasi yang layak serta
tangan sebelum menyentuh bagian muka perilaku higienis merupakan faktor penting
atau sebelum makan sehingga masyarakat yang perlu mendapat perhatian dalam
terbiasa dengan PHBS dan terhindar dari pembangunan bidang lingkungan dan
berbagai penyakit menular yang bisa kesehatan. Pengampu sektor sanitasi
masuk melalui perantara tangan. harus dapat menggunakan momen
krisis ini lebih mendapatkan dukungan
Penutup pemangku kepentingan kunci lainnya
Target pembangunan sanitasi dalam melakukan perluasan layanan.
di Indonesia dilakukan dengan Sekaligus untuk mengejar target SDGs
menyelaraskan RPJMN 2015–2019 dan 2030 terutama sektor sanitasi dengan
RPJMN 2020–2024 dengan target SDGs tetap memperhatikan berbagai tantangan
2030. Pembangunan sanitasi hingga dan peluang yang perlu di antisipasi.
Anih Sri Suryani Pembangunan Air Bersih dan Sanitasi saat Pandemi Covid-19 213
Kementerian Negara Perencanaan Pembang- Rahayu, A. C. (2020, Juli 14). Ada pandemi
unan Nasional/Badan Perencana Covid-19, Aspadin Kembali Koreksi Target
Pembangunan Nasional [KemenPPN/ Industri AMDK. kontan.co.id. Diakses dari
Bappenas]. (2019). Provinsi dalam https://industri.kontan.co.id/news/ada-
Pembangunan Sanitasi. Jakarta: pandemi-covid-19-aspadin-kembali-ko
Direktorat Pembangunan Perumahan dan reksi-target-industri-amdk.
Permukiman Bappenas.
Rahmawati, F. (2020, Mei 21). PSBB Jakarta,
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Konsumsi Air Bersih Turun 5%. ayojakarta.
Rakyat [KemenPUPR]. (2012). Buku Putih com. Diakses dari https://www.ayojakarta.
Sanitasi. (Pokja AMPL. Direktorat Jenderal com/read/2020/05/21/18147/psbb-jakar
Cipta Karya Kementerian Pekerjaan ta-konsumsi-air-bersih-turun-5.
Umum). Diakses dari http://sippa.
Sumarno, J. T. (2020, Juni 18). Webinar
ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/
Ubaya, Jawab Keresahan Soal Konsumsi
dokumen_usulan/ppsp/PPSP_19-05-2012.
Air Bersih di Masa Pandemi Covid-19.
pdf.
suarasurabaya.net. Diakses dari https://
Kodoatie, R. J. (2003), Manajemen dan www.suarasurabaya.net/kelanakota/2020/
Rekayasa Infrastruktur. Yogyakarta: webinar-ubaya-jawab-keresahan-soal-
Pustaka Pelajar. konsumsi-air-bersih-di-masa-pandemi-co
vid-19/.
Limbah plastik dan medis meningkat karena
Covid-19. (2020, Juni 8). IDN Financials. Suripin. (2002). Pelestarian Sumber Daya
Diakses dari https://www.idnfinancials. Tanah dan Air. Yogyakarta: Penerbit Andi.
com/id/news/34596/household-plastic-
Suryani, A. S. (2020). Dampak Pandemi
waste-medical-waste-increase-covid-pan
Covid-19 Terhadap Lingkungan Global.
demic.
Info Singkat. Vol. XII, No. 13/I/Puslit/
Lupito, A. (2020, Agustus 17). Pandemi Juli/2020.
Covid-19 Konsumsi Air Minum Meningkat,
Syafrudin. (2020). Kondisi Lingkungan
Pemkab Malang Bakal Dongkrak Mesin
Air Pada Kondisi Pandemi Covid-19.
Produksi. jatimtimes.com. Diakses dari
Makalah Webinar: Iklim, Kualitas Udara
https://www.jatimtimes.com/baca/221216/
dan Lingkungan Pada Masa Pandemi
20200817/201300/pandemi-covid-19-
Covid-19, Juni 12, 2020, BMKG Jakarta.
konsumsi-air-minum-meningkat-pemkab-
malang-bakal-dongkrak-mesin-produksi. World Bank. (2013). Sanitasi Buruk
Menghambat Potensi Pertumbuhan
Mohamad, A. (2020, Mei 18). PDAM Tirta
Indonesia. Diakses dari https://www.
Raharja: Kebutuhan Air Bersih Meningkat
worldbank.org/in/news/press-release/
Selama Covid-19. bosscha.id. Diakses dari
2013/10/28/Poor-Sanitation-Impedes-
https://bosscha.id/2020/05/18/pdam-tirta-
Indonesia-8217-s-Growth-Potential.
raharja-kebutuhan-air-bersih-meningkat-
selama-covid-19/.
Muspiroh, L. (2020, Juni 11). Selama Pandemi,
Kebutuhan Air Bersih Mengalami Peralihan
Konsumsi Air. sonora.id. Diakses dari
https://www.sonora.id/read/422190719/
selama-pandemi-kebutuhan-air-bersih-
mengalami-peralihan-komsumsi-air?
page=2.
Purwanto, E. W. (2020). Pembangunan
Akses Air Bersih Pasca Krisis Covid-19.
The Indonesian Journal of Development
Planning, 4(2), 207–214.