You are on page 1of 4

TINJAUAN TENTANG SIFAT DAN KLASIFIKASI LAPISAN DIAMOND-

LIKE CARBON BESERTA APLIKASINYA.


Muhamad Farhan Robani1, Alfian Novakusuma2, Bondan T Sofyan3
1
Department of Metallurgy and Materials Engineering, Faculty of Engineering,
University of Indonesia, Depok 16424, Indonesia
3
bondan@eng.ui.ac.id

Keywords: aluminium, catridge brass, defromation, partial recrystallization, dislocation induced


precipitaion

Abstract.
A bullet case is made of cartridge brass (Cu-Zn), which consists of 28 – 32 wt.% Zn. This
material is fabricated through various kind of processes, starting from cold rolled, deep drawing,
until annealing. The deformation occurred along the fabrication of bullet case is more than 90%,
and the recrystallization process is completed at 450 – 500 °C for 30 minutes. On the previous
research, addition of Bi into cartridge brass causes mechanical properties degradation due to
segregation of Bi. Mn improves mechanical properties only until 3.52 wt.% of addition. Therefore,
Al addition is done in this research to characterize its effect on mechanical properties and annealing
behavior.
In this research, fabrication of Cu-28Zn-5.5Al is started by gravity casting, homogenized at
800°C for 2 hours, then cold rolled with deformation degree varied from 5, 10, to 20%, and
followed by annealing at 300, 400, and 600°C for 30 minutes. Then, the hardness value and
microstructure feature are taken.
The effect of deformation caused hardness improvement. Al improved hardness of cartridge
brass by two mechanisms, solid solution and grain boundary strengthening, which impede the
dislocation movement. Partial nucleation occurred at 300 °C around the edge of the sampel, so did
at 400°C. Annealing at 400°C caused the emergence of alfa phase precipitation due to dislocation
induced precipitation mechanism. Homogenous recrystallization occurred at 600 °C along the grain
boundary.

Introduction
Seiring pesatnya pertumbuhan dunia industri manufaktur, tentu akan berbanding lurus
dengan bertambahnya kebutuhan akan bahan baku ataupun komponen-komponen pembentuknya [1
S]. Dimana banyak juga komponen-komponen yang mengalami masalah performa dari aspek
tribologi. Sehingga mulai banyak penilitan-penelitian yang digarap untuk menemukan solusi atas
permasalahan tersebut, salah satunya lewat pemberian lapisan tipis pelindung pada permukaannya
lewat metode Surface Coating. Metode surface coating memiliki banyak kelebihan yang umumnya
dapat meningkatkan kekuatan sifat mekaniknya seperti meningkatkan ketahanan korosi, ketahanan
aus dan kekerasan, hingga dapat menjadi lapisan penghias untuk permukaan [8S]. Dimana salah
satu lapisan tipis yang paling banyak dikembangkan untuk dapat diaplikasikan dengan metode ini
yakni lapisan Diamond-Like Carbon (DLC).

Diamond-like carbon sendiri merupakan material karbon amorf metastabil yang memiliki
beberapa sifat khas berlian dan memiliki hibridasi sp3 dan sp2 [9 S]. Material diamond-like carbon
bersifat metastabil dan memiliki hibridisasi ikatan sp3 karbon layaknya seperti berlian dan sp2
karbon seperti grafit [11 S]. Keberadaan kedua struktur hibridisasi ini membuat diamond-like
carbon memiliki kedua sifat layaknya berlian maupun grafit [12 S]. Rasio ikatan sp3 terhadap sp2
dalam struktur DLC berkisar mulai dari ~ 10% hingga ~ 90%. Selain itu, kandungan hidrogen
dalam DLC juga bervariasi mulai dari 0% hingga 50% [6 B]. Banyak peneliti yang tertarik untuk
mengembangkan material ini sebab lapisan diamond-like carbon (DLC) telah dibuktikan dapat
meningkatkan nilai kekerasan dan ketahanan aus pada komponen yang dilapisinya [10 S]. Lapisan
diamond-like carbon (DLC) juga memiliki sifat mekanik yang sangat baik yaitu, mulai dari
kekerasan yang tinggi, ketahanan gores yang baik, koefisien friksi yang lebih rendah, dan ketahanan
aus yang tinggi [7 – 10 S]. Demikian pula, pelapis ini telah membuktikan biokompatibilitas yang
baik, stabil secara termal hingga ~300 ◦C dan bersifat inert secara kimiawi [10 5].

Selama beberapa dekade terakhir, lapisan film tipis DLC telah berhasil dikembangkan untuk
berbagai aplikasi seperti sebagai pelapis pelindung untuk peralatan permesinan, cetakan, dan
komponen bergerak [1 – 3 4]. Kini, lapisan diamond-like carbon sudah banyak diaplikasikan di
berbagai sektor industri, mulai dari sektor otomotif [2 5], pertahanan [3 5], makanan dan minuman
[4 5], komponen elektronik [5 5], komponen mekanik [6 5], biomedis [7 5], kosmetik [8 5] dan
industri digital [ 9 5 ]. Dimana terdapat banyak contoh representatif dari produk hasil pelapisan
DLC seperti pada sektor otomotif, banyak digunakan sebagai pelapis pada cetakan (dies & moulds),
lalu pada komponen mekanik dan alat pemotong; seperti stamping, mata bor, dan juga roda gigi
(gears) dan laher (bearings) merupakan contoh produk DLC yang populer. Demikian juga, pada
sektor biomedis, lapisan DLC digunakan untuk melapisi stent dan instrumen bedah lainnya, lalu
pada sektor industri komputer digunakan pada hard disk, pada industri perhiasan digunakan pada
jam tangan, kemudian pada industri elektronik digunakan untuk melapisi komponen transistor, dan
pada produk panel surya untuk sektor energi terbarukan.

Tak hanya itu, permintaan pasar global akan lapisan diamond-like carbon (DLC) terus
bertumbuh seiring dengan meningkatnya pendapatan global pasar DLC karena tuntutan industri
yang meningkat ini. Dimana dapat dilihat pada Gambar 1.A yang menggambarkan tren proyeksi
pertumbuhan pendapatan global DLC untuk periode tahun 2009 sampai tahun 2025 [5 B]. Dimana
pada angka yang diproyeksikan pada tahun 2009, 2010, dan 2015 sebesar $782 juta, $905 juta, dan
$1700 juta [11 5]. Demikian pula yang telah diprediksi oleh beberapa perusahaan riset pemasaran,
dimana pada tahun 2022 dengan nilai sebesar $1859 M [12 5], tahun 2024 dengan nilai $1930 M
[13 5], dan pada akhir tahun 2025 dengan nilai $2120 M [14 5]. Peningkatan yang positif ini
menjadi motivasi utama untuk meningkatkan penelitian dan pengembangan DLC kedepannya.
Selain itu, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1.B, dapat dilihat banyaknya jumlah publikasi
terkait diamond-like carbon (DLC) yang terindeks di basis data ScienceDirect dalam 10 tahun
terakhir, dimana jumlahnya meningkat lebih dari 150% yaitu dari ~2800 pada tahun 2010 dan sekita
~ 7500 pada tahun 2020 [5 B]. Pertumbuhan signifikan dalam pendapatan global dan publikasi riset
akan DLC mencerminkan semakin tingginya permintaan akan pelapis diamond-like carbon (DLC).

Gambar 1. ( A) Pendapatan global pasar DLC diproyeksikan dari 2010 hingga 2025, (B) Jumlah output penelitian
DLC yang diindeks di ScienceDirect.com dari 2010 hingga 2020.
Deposition Techniques

Dalam proses deposisi atau pengendapan lapisan pada permukaan tentu dapat menggunakan
beberapa teknik atau metode deposisi yang umum diaplikasikan. Tiap metode deposisi tentu
memiliki karakteristiknya masing-masing. Menurut Oohira (2009), terdapat dua teknik pelapisan
lapisan DLC yang umum digunakan yaitu teknik deposisi uap fisik atau yang biasa disebut physical
vapor deposition (PVD) dan teknik deposisi uap kimia yang biasa disebut chemical vapor
deposition (CVD) [17 S]. Teknik deposisi uap memang terkenal karena kelebihannya dalam
membuat lapisan film tipis dengan kemurnian dan performa yang tinggi seperti kekerasan,
ketahanan aus, kehalusan, dan ketahanan oksidasi yang baik [18 S]. Walaupun kedua metode ini
memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, namun tetap saja baik itu pembuatan film
tipis melalui metode deposisi uap secara fisik (PVD) atau metode deposisi uap secara kimia (CVD),
hasil dari kedua metode tersebut bisa terbilang mirip karena memang dua metode tersebut dapat
menghasilkan lapisan film tipis dengan ketebalan yang diinginkan [19 S].

Pembuatan lapisan tipis diamond-like carbon (DLC) dengan metode physical vapor
deposition dapat dilakukan. Sesuai namanya, metode physical vapor deposition (PVD)
memanfaatkan sifat fisika dari bahan baku untuk membentuk lapisan tipis pada permukaan substrat
[20 S]. Dimana prosesnya menggunakan bahan baku padatan yaitu karbon padat, lalu karbon padat
tersebut diuapkan atau biasa disebut proses gasifikasi. Setelah itu, uap karbon yang dihasilkan
dialirkan menuju ruang reaksi (Reaction Chamber) yang mana atom-atom karbon akan mengendap
ke permukaan substrat membentuk lapisan tipis DLC [17 S]. Metode PVD sendiri memiliki
kelebihan dalam membuat film tipis memiliki kekerasan tinggi serta tahan korosi. Tak hanya itu,
metode ini juga dianggap sebagai proses yang ramah lingkungan karena polusi yang dihasilkan
sedikit hasil prosesnya yang menggunakan sifat fisika dari material itu sendiri [19 S]. Teknik
deposisi PVD sendiri dapat terbagi menjadi beberapa metode yang meliputi ionized evaporation [33
5], sputtering [34,35 5], unbalanced magnetron sputtering (UBMS) [36,37 5], electron cyclotron
resonance ECR sputtering [38,39 5], high-power impulse magnetron sputtering (HiPIMS) [40,41
5], filtered cathodic vacuum arc (FCVA) [42–45 5], ion-beam deposition (IBD) [5,46–48 5], arc
ion plating (AIP) [49,50 5], pulsed laser deposition (PLD) [51 5], dan laser arc deposition [52,53
5].

Pada metode chemical vapor deposition, proses produksi lapisan tipis diamond-like carbon
(DLC) memanfaatkan sifat kimia dari bahan baku pelapis [20 S]. Secara keseluruhan, prosesnya
sendiri menggunakan gas hidrokarbon sebagai bahan baku awal lapisan DLC, lalu gas ini
didekomposisi secara kimiawi dengan bantuan yang umumnya yaitu panas ataupun plasma.
Kemudian uap karbon yang dihasilkan dibawa ke ruang reaksi yang mana terdapat substrat,
sehingga uap karbon bereaksi dengan substrat dan mengendap pada permukaan substrat untuk
membentuk lapisan film tipis DLC. Teknik deposisi CVD sendiri juga terbagi ke dalam beberapa
metode seperti plasma-enhanced CVD (PECVD) [21–29 5], electron cyclotron resonance (ECR)
plasma CVD [30 5], dan metode plasma-based ion implantation and deposition (PBII&D) [31,32
5]. Tabel 1 merangkum metode deposisi DLC konvensional yang populer digunakan, dimana dalam
Tabel 1 juga terangkum parameter deposisi yang sesuai, seperti energi ion, tegangan bias, arus
listrik, tekanan vakum, dll., yang secara signifikan dapat mempengaruhi baik pertumbuhan,
kualitas, dan karakter sifat dari lapisan diamond-like carbon (DLC).

DEPOSITION
NO. INDEKS INDEKS
TECHNIQUES PARAMETER PROSES
Sputtering o Balanced Ion Energy [45]
[27]
Magnetron Ion Flux [46]
1
o Unbalanced Magnetron [28] Pulse Power [47]
o Radio Frequency [29] Pulse Frequency [48]
o Reactive [30] Discharge Power [49]
o High Power Impulse
[31] Target Current [50]
(HiPIMS)
Arc Discharge / Filtered Substrate Bias Voltage [51]
2 [32]
Cathodic Vacuum Arc Target Bias Voltage [52]
3 Microwave Plasma (MV) [33] Duty Cycle [53]
Radio Frequency Glow
4 [34] Deposition Rate [54]
(RF)
Pulsed Laser Depositing
5 [35] Chamber Pressure [55]
(PLD)
6 Electron Beam [36] Magnetic Field Intensity [56]
7 Ion Beam (B) [37] Substrate Roughness [57]
Source-to-Substrate
8 Ion Source [38] [58]
Distance
Plasma Immerion Ion Substrate Rotation [59]
9 Implantation And [39]
Substrate Orientation [60]
Deposition (PIIID)
Hollow Cathode Plasma Coating Thickness [61]
10 Immersion Ion Processing [40]
Buffer Layer Thickness [62]
(HCPIIP)
11 RF + PECVD [41] Deposition Temperature [63]
12 MW + PECVD [42] Pre/Post Heat Treatment [64]
13 IB + Sputtering [43] Reactive Gas / Precursor
[65]
14 PLD + Sputtering [44] Orientations
Tabel 1. Teknik deposisi lapisan DLC konvensinal beserrta parameter proses yang mempengaruhi

Research Method

Results and Discussion

Conclusions

References

You might also like