You are on page 1of 10

12 | Jurnal Pendidikan Nonformal Volume 14, No.

1, Maret 2019

PENERAPAN MODEL EVALUASI KIRKPATRICK EMPAT LEVEL


DALAM MENGEVALUASI PROGRAM DIKLAT DI BALAI BESAR
PELATIHAN PERTANIAN (BBPP) LEMBANG

Ramayana Ritonga, Asep Saepudin, Uyu Wahyudin

Program Studi Pendidikan Masyarakat


Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia
ramayana.ritonga@yahoo.com

Abstract: In Improving Human Resource Development (PSDM), the Lembang Center for Agricultural
Training (BBPP) is the right place to carry out technical training and functional training in agriculture.
It has been proven that BBPP Lembang has printed a lot of skilled workers in the field of agriculture,
this can be used as an indicator of the success of this training institution, not only that, the welfare of
the farmers has also increased. BBPP Lembang is one of the places that can be used as a job that helps
reduce the number of people who do not get jobs. To improve the ongoing training and on target BBPP
Lembang always conducts evaluation activities that aim to see the success of the programs that have
been held and follow up on the weaknesses that were obtained when the evaluation process took place
both at the beginning of the program and at the end of the program. The application of the Kirkpatrick
Four Level Evaluation Model is used as a frame of reference for evaluating programs, where
evaluations at levels 1 and 2 will produce information for the organization about conducting training
both in the middle and the end. Whereas levels 3 and 4 produce information that focuses on the impact
of training for organizations and trainees.

Abstrak: Dalam Meningkatkan Pengembangan Sumber Daya Manusia (PSDM), Balai Besar Pelatihan
Pertanian (BBPP) Lembang menjadi tempat yang tepat sasaran untuk melaksanakan pelatihan teknis
dan pelatihan fungsional di bidang pertanian. Sudah terbukti BBPP Lembang banyak sekali mencetak
tenaga yang handal dibidang pertanian, hal ini bisa dijadikan sebagai indicator keberhasilan dari
lembaga diklat ini, bukan hanya itu, kesejahteraan para petani pun sudah meningkat. BBPP Lembang
menjadi salah satu wadah yang bisa dijadikan sebagai lapangan kerja yang membantu mengurangi
jumlah warga yang tidak mendapatkan pekerjaan. Untuk meningkatkan pelatihan berkelanjutan dan
tepat sasaran BBPP Lembang senantiasa melakukan kegiatan evaluasi yang bertujuan melihat
keberhasilan program yang telah diselenggarakan dan menindaklajuti kelemahan-kelemahan yang
didapat ketika proses evaluasi berlangsung baik di awal program dan maupun diakhir program.
Penerapan Model Evaluasi Kirkpatrick Empat Level dugunakan sebagai kerangka acuan untuk
mengevaluasi program, dimana evaluasi pada level 1 dan 2 akan mengasilkan informasi untuk
organisasi tentang penyelenggaraan pelatihan baik diwal-tengan dan akhir. Sedangkan pada level 3 dan
4 menghasilkan informasi yang berfokus pada dampak pelatihan bagi organisasi dan peserta pelatihan.
Kata kunci: BBPP Lembang, PSDM, Model Evaluasi Kirkpatrick Empat Level

PENDAHULUAN fungsional dan teknis di bidang pertanian bagi


Balai Besar Pelatihan Pertanian aparatur dan non aparatur pertanian
(BBPP) Lembang merupakan salah satu Unit (www.bbpp-lembang.info). Berdasarkan
Pelaksana Teknis (UPT) Pusat Pelatihan Wexley dan Yukl dalam Prabu (2009), istilah
Pertanian, Badan Penyuluhan dan pelatihan dan pengembangan sumber daya
Pengembangan Sumber Daya Manusia manusia mengacu pada upaya terencana yang
Pertanian (BPPSDMP), yang berdasarkan dirancang dalam upaya memfasilitasi
Peraturan Menteri Pertanian No. keterampilan, pengetahuan dan sikap yang
101/Permentan/OT.140/10/2013 tanggal 9 relevan oleh anggota organisasi sedangkan
Oktober 2013, mempunyai tugas yaitu pengembangan lebih focus pada peningkatan
malaksanakan pelatihan fungsional bagi keterampilan pengambilan keputusan dan
aparatur, pelatihan teknis dan profesi, hubungan manusia manajemen tingkat
mengembangkan model dan teknik pelatihan menengah dan atas, sementara pelatihan
- Ramayana Ritonga, Asep Saepudin, Uyu Wahyudin, Penerapan Model Evaluasi | 13

melibatkan karyawan tingkat bawah dan Untuk mengidentifikasi keunggulan


presentasi materi pelajaran yang lebih factual dalam program pelatihan perlu dilakukan
dan sempit. Istilah tersebut selaras dengan evaluasi untuk memperbaiki kelemahan yang
Andrew E. Sikula (1981) bahwa pelatihan dan dimiliki program tersebut, (Rouse, D. 2011).
pengembangan adalah suatu proses Hal tersebut sesuai dengan tujuan evaluasi
pendidikan dengan waktu yang singkat yang yang dikemukakan Wirawan (2011) yaitu
terstruktur dan terorganisir untuk karyawan untuk mengukur dan menilai apakah pelatihan
non manajerial dalam mendapatkan mencapai tujuannya dengan mengidentifikasi
pengetahuan dan keterampilan dalam tujuan kekuatan dan kelemahan suatu program.
yang terbatas, sedangkan pengembangan Menurut Vendung (2004) evaluasi adalah
adalah proses pendidikan yang dilakukan untuk melihat kebelakang, agar dapat
dalam waktu yang lebih lama degan prosesdur menyetir kedepan untuk memonitor,
yang sistematis dan terorganisir yang mensistematikan, dan meningkatkan aktivitas
karyawannya mempelajari pengetahuan pemerintah dan hasil-hasilnya, sehingga
konseptual dan teoritis untuk mecapai tujuan pejabat public dalam pekerjaannya dimasa
umum. Dalam setiap program pelatihan ada yang akan datang dapat bertindak serta
tiga tujuan bagi peserta pelatihan menurut bertanggung jawab, kreatif, dan seefisien
Kirkpatrick, D., L. & Kirkpatrick J., D. mungkin. Sedangkan kegiatan evaluasi
(2006) yaitu untuk memperoleh pengetahuan menurut Kirkpatrick (2006) adalah untuk
terkait pekerjaan mereka; untuk mempelajari mengukur keefektifitasan program pelatihan,
keterampilan baru dan/ atau meningkatkan apakah sesuai dengan yang direncanakan,
keterampilan mereka dan untuk mengubah sehingga menjadi dasar bagi tim evaluator
sikap mereka. Adapun fungsi dari pelatihan dalam membuat keputusan berdasarkan hasil
dinyatakan oleh Noe, Hollenback, Gerhart, & evaluasi.
Wright dalam Ikramina & Gustomo dalam
Ramadhon (2014) adalah untuk Definisi dan tujuan evaluasi tersebut
mengembangkan pengetahuan dari pegawai secara implisit sesuai dengan definisi evaluasi
tentang budaya perusahaan dan pesaingnya; dibidang pendidikan menurut Undang-
untuk membantu pekerja yang mempunyai Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
keterampilan dalam bekerja dengan Sistem Pendidikan Nasional, yaitu kegiatan
menggunakan teknologi baru; untuk pengendalian, penjaminan, dan penetapan
membantu pegawai dalam mamahami mutu pendidikan terhadap berbagai
bagaimana bekerja secara efisien dan efektif komponen pendidikan pada setiap jalur,
dalam sebuah tim yang bertujuan untuk jenjang, dan jenis pendidikan sebagai bentuk
produk dan pelayanan yang berkualitas; untuk pertanggungjawaban penyelenggaraan
menjamin budaya perusahaan yang pendidikan. Ketika melakukan kegiatan
menekankan pada inovasi, kreativitas, dan evaluasi tersebut, hendaknya diperlukan suatu
pengetahuan; untuk menjamin keselamatan model evaluasi sebagai acuan yang mampu
dengan memberikan ide-ide tentang melakukan penilaian terhadap kualitas dan
bagaimana pekerja dapat berkontribusi efektifitas pelaksanaan dari suatu program
kepada perusahaan dalam jam kerja yang diklat. Model evaluasi empat level yang
aman; dan ketika para pegawai tersebut dikembangkan oleh Kirkpatrick merupakan
membutuhkan perubahan atau ketika suatu kerangka konseptual untuk membantu
keterampilan baru dianggap wajib; serta untuk menentukan data apa yang harus dijaring
menyiapkan pegawai dalam menerima dan dalam evaluasi pengembangan sumber daya
bekerja secara efektif antar sesama, manusia. Lin & Chuang (2011) mengatakan
khususnya dengan minoritas dan wanita. model evaluasi empat level Kirkpatrick
merupakan model evaluasi yang level
evaluasinya mencakup keseluruhan program
14 | Jurnal Pendidikan Nonformal Volume 14, No. 1, Maret 2019

untuk menilai apa yang kita butuhkan. memberikan tiga alasan dasar untuk
Sedangkan Salvatore V. Falletta (1998) mengevaluasi pelatihan dengan
model evaluasi Kirkpatrick yaitu (a) untuk mengemukakan empat level evaluasi untuk
membenarkan keberadaan fungsi pelatihan menjawab tiga alasan tersebut, adalah:
dengan menunjukkan bagaimana Level 1 Reaction (Reaksi), Level 2
kontribusi untuk tujuan dan sasaran Learning (Pembelajaran), Level 3
organisasi, (b) untuk memutuskan apakah Behavior (Perilaku), dan Level 4 Results
akan melanjutkan program pelatihan, dan (Hasil/Dampak).
(c) meningkatkan pelatihan.
Penyelenggaraan diklat pertanian yang A. Level 1 – Reaction (Reaksi)
dilaksanakan Balai Besar Pelatihan Reaksi didefenisikan sebagai
Pertanian (BBPP) ini diarahkan untuk kepuasan peserta mengenai program
dapat meningkatkan pengetahuan, sikap pelatihan (Kirkpatrick, D., L. &
dan keterampilan sumberdaya manusia Kirkpatrick J., D., 2007). Pentingnya
pertanian, sehingga pada gilirannya baik reaksi peserta pelatihan merupakan salah
aparatur dan non aparatur mampu satu penentu keberhasilan program. Untuk
melaksanakan tugas fungsi/pekerjaan mengetahui tingkat kepuasan peserta
secara inovatif, kreatif, profesional dan Holton, F., E. (1996) mengatakan bahwa
berwawasan global. Melalui kegiatan dalam proses menerima pembelajaran
evaluasi, diharapkan diperoleh informasi dibutuhkan motivasi untuk menimbulkan
mengenai penerapan diklat, relevansi rasa ingin tahu. Pada dasarnya mengukur
diklat, kebermanfaatan diklat serta reaksi itu sangatlah penting karena dapat
implementasi petani di lapangan dan dapat mengetahui apa yang dirasakan peserta
pula dijadikan umpan balik bagi mengenai penyelenggaraan program
penyempurnaan program dan pelatihan dan memberikan saran dan
penyelenggaraan diklat yang akan datang. masukkan, (Kirkpatrick, D., L. &
Kirkpatrick J., D., 2007). Langkah-
A. Tujuan langkah dalam melakukan evaluasi di
Penerapkan model evaluasi empat level-1 adalah: 1. Membuat daftar item
level Kirkpatrick sebagai acuan dalam mengenai semua hal yang menyangkut
kegiatan evaluasi diklat Balai Basar penyelenggaraan program pelatihan
Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang seperti, kepuasan peserta terhadap materi,
untuk menentukan apakah program diklat instruktur, konsumsi, materi, fasilitas,
berjalan sesuai yang direncanakan dan kepanitiaan dll. 2. Reaksi yang didapat di
mencapai tujuan yang ditetapkan. desain secara kuantifikasi dengan bentuk
skala likert dan memberi ruang untuk
I. MODEL EVALUASI EMPAT komentar. 3. Ketika penilaian reaksi
LEVEL KIRKPATRICK dilakukan jangan lupa meminta saran
Kirkpatrick, (2006) dalam untuk perbaikan kepada peserta. 4.
Romadhon mengemukakan tiga alasan Menjaga kerahasiaan identitas peserta
spesifik dalam melakukan evaluasi atau. 5. Lakukan evaluasi diakhir program
program pelatihan, yaitu: untuk untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
menjustifikasi keberadaan anggaran
pelatihan dengan memperlihatkan B. Level 2 – Learning (Pembelajaran)
bagaimana program pelatihan tersebut Evaluasi di level-2 ini merupakan
berkontribusi pada tujuan dan sasaran pengukuran untuk level-3 yaitu perubahan
organisasi; untuk menentukan apakah perilaku yang artinya jika tidak ada
suatu program pelatihan dilanjutkan atau perubahan perilaku artinya tidah
tidak; serta untuk memperoleh informasi adapembelajaran yang terjadi (Kirkpatrick,
mengenai bagaimana cara meningkatkan D., L. & Kirkpatrick J., D., 2007).
program pelatihan dimasa datang. Ia Pembelajaran di level-2 menurut
- Ramayana Ritonga, Asep Saepudin, Uyu Wahyudin, Penerapan Model Evaluasi | 15

(Kirkpatrick. 1979) adalah kompetensi pekerjaan. Kirkpatrick, D., L. &


peserta, baik dari segi pengetahuan, Kirkpatrick J., D. (2007) percaya bahwa
keterampilan, dan sikap sesuai dengan tidak adak yang kurang dari empat cara
tujuan diadakannya pelatihan sebagai yang bagu untuk mengevaluasi pada level
prinsip, fakta-fakta, dan teknik yang 3 yaitu; 1. Melakukan survey dan
dimengerti dan diserap oleh peserta. kuesioner: menggunakan skala Likert dan
Adapun tujuan pelaksanaan evaluasi pertanyaan terbuka yang bisa ditanyakan
belajar di level-2 menurut Kennedy, E., P., kepada siapapun yang mengamati perilaku
Chyung, Y., S., Winiecki, J., D., & peserta ditempat kerja. 2. Observasi dan
Brinkerhoff, O., R. (2013) adalah untuk daftar periksa: terdiri dari seseorang yang
mengetahui pemahaman peserta terhadap benar-benar mengamati karyawan di
materi yang disampaikan. Dari definisi tempat kerja, dan biasanya merujuk ke
tersebut, pembelajaran berkaitan tabel perilaku yang dinilai. 3. Tinjauan
pengukuran prisip-prinsip pembelajaran, kerja: meninjau pekerjaan aktual yang
fakta-fakta, teknik-teknik, keterampilan- telah selesai oleh peserta pelatihan di
keterampilan yang disajikan dalam tempat kerja tanpa benar-benar mengamati
program. Langkah-langkah dalam mereka lakukan. 4. Wawancara dan
melaksanakan evaluasi di level-2, adalah: kelompok fokus: terdiri dari pertanyaan
1. Menggunakan grup kontrol sebagai terstruktur itu dapat dikelola untuk
pembanding. 2. Mengevaluasi individu (wawancara) atau kelompok
pengetahuan, keterampilan dan sikap (kelompok fokus) untuk menanyakan
sebelum dan sesudah program. 3. Gunakan sejauh mana perilaku baru sedang
tes kinerja untuk mengukur peningkatan melamar pekerjaan. Mengevaluasi level-3
keterampilan. 4. Gunakan hasil evaluasi berarti mengukur perubahan perilaku yang
untuk melakukan tidakan yang sesuai disebabkan oleh program pelatihan.
Mengevaluasi level-3 berarti mengukur
C. Level 3 – Behavior (Perilaku) perubahan perilaku yang disebabkan oleh
Ada tiga alasan mengapa evaluasi program pelatihan. Dengan kata lain,
leve 3 perlu diperhatikan menurut apakah perubahan perilaku kerja terjadi
Kirkpatrick, D., L. & Kirkpatrick J., D. ketika orang menghadiri pelatihan
(2007) pertama, apakah perolehan program; pertama, peserta pelatihan tidak
pengetahuan dan keterampilan bisa mengubah perilaku mereka sampai
menghasilkan perilaku baru; kedua, satu- mereka memiliki kesempatan untuk
satunya cara untuk mengetahui apakah melakukannya; kedua, tidak mungkin
kurangnya kesuksesan di level 4 untuk memprediksi kapan perubahan
disebabkan oleh pelatihan yang tidak perilaku akan terjadi; ketiga, peserta
efektif atau kurangnya tindak lanjut yang pelatihan dapat menerapkan pembelajaran
memadai; ketiga, tindak lanjut atau follow- pada pekerjaan. Langkah-langkah dalam
up jangka panjang. Evaluasi level-3 melakukan evaluasi level-3 adalah: 1.
dilakukan untuk membandingkan perilaku Evaluasi dilakukan ketika level 1 dan level
peserta sebelum dan sesudah mengikuti 2 telah dilaksanakan. 2. Evaluasi
program, (Steensma, H., & Groeneveld, K. dilakukan ketika pelaksanaan pelatihan
2010). Menurut Tan, K. & Newman, E. benar-benar selesai dan para peserta telah
(2013) evaluasi perilaku untuk melihat kembali ke pekerjaannya masing-masing.
perubahan perilaku peserta ketika kembali 3. Mengevaluasi sebelum dan sesudah
bekerja dengan bekal kemapuan dan pelatihan jika memungkinkan 4. Metode
keterampilan yang didapatnya ketika evaluasi yang dilakukan dalah metode
pelatihan. Dari definisi tersebut dapat surveri dan wawancara kepada peserta
diartikan istilah perilaku dipakai dalam pelatihan, atasan, teman sejawat dll. 5.
kaitan dengan pengukuran kinerja Evaluasi dilakukan kepada semua peserta
16 | Jurnal Pendidikan Nonformal Volume 14, No. 1, Maret 2019

pelatihan atau di sampel. 6. Mengulangi peramalan atas kinerja. 4. Perkiraan


evaluasi pada waktu yang tepat 7. peserta, atasa, jajaran atas pengeruh
Pertimbangkan biaya. program pelatihan. 5. Menggunakan data
historis. 6. Menghitung perkiraan adanya
D. Level 4 – Result (Hasil) penyebab dari factor lain. 7. Berikan
Kirkpatrick, D., L. & Kirkpatrick waktu untuk hasil yang ingin dicapai.
J., D. (2007) mengatakan evaluasi level ini
evaluator menghubungkan hasil dari II. EVALUASI PROGRAM DIKLAT
program dengan perbaikan organisasi. DI BALAI BESAR PELATIHAN
Rafiq, M. (2015) menyatakan bahwa PERTANIAN (BBPP) LEMBANG
evaluasi di level-4 apakah manfaat dari Kegiatan evaluasi diklat di BBPP
pelaihan berdampak bagi peserta pelatihan Lembang dilakukan berdasarkan
dan mencapai tujuan yang yang harapkan. Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian
Evaluasi hasil dalam Level 4 ini Republik Indonesia Nomor:
difokuskan pada hasil akhir (final result) 101/Permentan/OT.140/10/2013 tanggal 9
yang terjadi karena peserta telah mengikuti Oktober 2013 tentang Organisasi dan Tata
suatu program. Evaluasi dilakukan Kerja Balai Besar Pelatihan Pertanian
terhadap perubahan kinerja institusi, Lembang, mempunyai tugas melaksanakan
misalnya membandingkan kualitas dan pelatihan fungsional bagi aparatur,
kuantitas hasil kerja serta waktu proses pelatihan teknis dan profesi,
kerja, sebelum dan sesudah ada pelatihan. mengembangkan model dan teknik
Dengan kata lain evaluasi Level ini adalah pelatihan fungsional dan teknis di bidang
evaluasi terhadap impact program. pertanian bagi aparatur dan non aparatur
Evaluasi hasil akhir ini dilakukan dengan pertanian. Evaluasi dilakukan setelah
membandingkan kelompok kontrol dengan pelaksanaan diklat selesai yang merupakan
kelompok peserta training, mengukur kelanjutan dari evaluasi on going, pada
kinerja sebelum dan setelah mengikuti saat diklat diselenggarakan yang dilakukan
pelatihan. Tidak semua impact dari sebuah sebelumnya dan merupakan satu-kesatuan
program dapat diukur dan kalaupun bisa utuh yang tercakup dalam kerangka sistem
diukur seringkali membutuhkan waktu Pengembangan Diklat Berbasis
yang cukup lama. Evaluasi level 4 Kompetensi. Adanya kegiatan evaluasi,
memiliki kelebihan yaitu: 1) hasil yang diharapkan diperoleh informasi mengenai
didapatkan lebih komprehensif, karena penerapan diklat, relevansi diklat,
mencakup hard skill dan soft skill yang kebermanfaatan diklat serta implementasi
dibutuhkan peserta dan lembaga. 2) petani di lapangan dan dapat pula
sasaran dari pelaksanaan evaluasi tidak dijadikan umpan balik bagi
hanya hasil belajar semata tapi juga penyempurnaan program dan
mencakup proses, output dan outcomes penyelenggaraan diklat yang akan datang,
yang mereka dapatkan. 3) evaluasi ini (www.bbpp-lembang.info).
mudah untuk dilaksanakan. Selain
kelebihan tersebut model ini juga memiliki A. Evaluasi Penyelenggaraan Diklat Di
beberapa keterbatasan, antara lain: 1) BBPP Lembang
kurang memperhatikan input; 2) untuk Model Evaluasi Empat Level
mengukur impact sulit dilakukan karena Kirkpatrick menjadi acuan BBPP
selain sulit tolak ukurnya juga sudah di Lembang dalam mengevaluasi dimana
luar jangkauan guru maupun sekolah. level 1 bertujuan untuk melihat kepuasan
Langkah-langkah dalam melakukan peserta terhadap penyelenggaraan program
evalausi di level- 4 adalah: 1. pelatihan, level 2 untuk mengetahui apa
Menggunakan control group. 2. Analisis saja yang dipelajari peserta dalam program
tren atas kinerja. 3. Menggunakan metode pelatihan, level 3 untuk mengetahui
apakah ada perubahan perilaku mereka
- Ramayana Ritonga, Asep Saepudin, Uyu Wahyudin, Penerapan Model Evaluasi | 17

berdasarkan apa yang mereka pelajari dan formatif (yaitu metode yang menilai
level 4 untuk mengetahui secara positif program saat proses pelatihan
apakah perubahan perilaku mereka dilaksanakan) dan evaluasi sumatif (yaitu
mempengaruhi organisasi. Evaluasi metode yang menilai program pasca
dilakukan ketika sebelum dan sesudah pelatihan selesai dilaksanakan). BBPP
program pelatihan dilaksanakan. Evaluasi Lembang menggunakan Model Evaluasi
dilakukan dengan membuat kuesioner Kirkpatrick 4 Level yaitu evaluasi pada
(level 1), Pre-Test Post-Tes (Level 2), level 1 dan 2 akan mengasilkan informasi
wawancara, survey, FGD dll (level 3 dan untuk organisasi tentang penyelenggaraan
4). pelatihan baik diwal-tengan dan akhir.
Sedangkan pada level 3 dan 4
B. Evaluasi Pasca Diklat Di BBPP menghasilkan informasi yang berfokus
Lembang pada dampak pelatihan bagi organisasi dan
Evaluasi pasca diklat merupakan peserta pelatihan.
evaluasi yang difokuskan pada
keberhasilan program baik untuk peserta, A. Level 1 – Reaction (Reaksi)
organisasi dan /atau kenaikan produksi Evaluasi terhadap reaksi bertujuan
akan perusahan. Evaluasi ini dilaksanakan untuk mengetahui tingkat kepuasan peserta
pada akhir pelaksanaan program yang pelatihan terhadap penyelenggaraan
sama halnya dengan evaluasi sumatif pelatihan. Yang menjadi pertanyaan adalah:
yang mengukur kinerja akhir objek Mengapa tingkat kepuasan peserta mesti
evaluasi dengan indicator; 1. Menentukan diukur? Apakah ada relevansinya terhadap
sukses keseluruhan pelaksanaan program, pelatihan itu sendiri? Pertama,
2. Menetukan cost dan benefit program, 3. sesungguhnya evaluasi reaksi ini
Mengkomunikasikan temuan evaluasi merupakan evaluasi terhadap proses
kepada para pemangku kepentingan, 4. pelatihan itu sendiri. Kualitas proses atau
Menentukan komponen yang paling efektif pelaksanaan suatu pelatihan dapat kita ukur
dalam program, 5. Menentukan apakah melalui tingkat kepuasan pesertanya.
tujuan umum dan tujuan khusus program Keduanya berbanding lurus. Semakin bagus
telah tercapai. Metode yang digunakan pelaksanaan suatu pelatihan, akan semakin
evaluasi pasca pelatihan adalah dengan bagus pula respon kepuasan peserta
mengaudit organisasi, analisis kinerja, terhadap penyelenggaraan suatu pelatihan;
analisis rekaman, observasi, survey, studi Kedua, kepuasan peserta terhadap
dokumentasi, dll. Peran dari evaluasi pasca penyelenggaraan atau proses suatu
diklat ini adalah untuk mengkonversi pelatihan akan berimplikasi langsung
perubahan perilaku menjadi nilai-nilai terhadap motivasi dan semangat belajar
yang terlihat dalam nilai manfaat dari peserta dalam pelatihan. Peserta pelatihan
program pelatihan. Jadi pada evaluasi akan belajar dengan lebih baik ketika dia
pasca diklat ini berupaya mengambil merasa puas dengan suasana dan
keputusan apakah program berhasil lingkungan tempat ia belajar. Mengetahui
dilaksanakan, harus dihentikan, tingkat kepuasan peserta dapat dilakukan
dikembangkan dan di pidah ketempat lain. dengan mengukur beberapa komponen
dalam pelatihan. Komponen tersebut
III. PENERAPAN MODEL EVALUASI meliputi: instruktur, kurikulum pelatihan,
EMPAT LEVEL KIRKPATRICK materi, metode belajar, suasana kelas,
DALAM MENGEVALUASI fasilitas, kepanitiaan konsumsi, dan lain-
PROGRAM DIKLAT DI BBPP lain yang berhubungan dengan
LEMBANG penyelenggaraan program pelatihan.
Evaluasi yang digunakan dalam Mengukur reaksi ini dilakukan dengan
program pelatihan yang dilaksanakan menggunakan pernyataan yang berbentuk
BBPP lembang mengacu pada evaluasi
18 | Jurnal Pendidikan Nonformal Volume 14, No. 1, Maret 2019

angket. Evaluasi terhadap reaksi ini mengikuti diklat, perubahan perilaku apa
sesungguhnya dimaksudkan untuk yang terjadi? Perubahan perilaku dapat
mendapatkan respon peserta terhadap langsung terjadi begitu selesai diklat
kualitas penyelenggaraan pelatihan. Oleh karena ada kesempatan untuk itu, tetapi
karena itu waktu yang paling tepat untuk bisa juga tidak terjadi karena tidak pernah
menyebarkan angket adalah sesaat setelah ada kesempatan. Kirkpatrick mencatat ada
pelatihan berakhir atau beberapa saat 4 kondisi yang harus dipenuhi agar
sebelum pelatihan berakhir. perubahan perilaku bisa terjadi; 1. Peserta
harus mempunyai keinginan dari dalam
B. Level 2 – Learning (Pembelajaran) dirinya untuk berubah; 2. Peserta harus
Pada level ini untuk mengetes para tahu apa yang harus dilakukan dan
peserta mengenai pengetahuan, bagaimana melakukannya; 3. Peserta
keterampilan dan sikap sebagai akibat dari harus bekerja dalam iklim kerja yang
program pelatihan dan pengembangan. mendukung; 4. Peserta harus diapresiasi
Para peserta diharapkan mampu perubahan yang dilakukannya. Syarat
memberikan jawaban seobjektif mungkin ketiga yaitu iklim yang mendukung,
mengenai pembelajaran akan pengetahuan berkaitan dengan lingkungan kerja peserta
mereka ketika sebelum dan sesudah mari diklat. Agar transfer pengetahuan dan
pembelajaran disampaikan. Evaluasi tahap keterampilan menjadi perilaku bisa terjadi,
kedua ini sesungguhnya evaluasi yang lingkungan juga harus mendukung
membandingkan terhadap hasil pelatihan terjadinya perubahan tersebut. Penerapan
sebelum dan sesudah pembelajaran yang model evaluasi Kirkpatrick menunjukkan
mereka dapatkan ketika pelatihan. bahwa, pada tahap implementasi,
Semakin tinggi tingkat perbaikannya, lingkungan di mana peserta diklat bekerja
dikatakan semakin berhasil pula suatu sehari-hari lebih berpengaruh daripada
program pelatihan. Pengukuran yang pembelajaran itu sendiri.
dilakukan pada level ini lebih sulit
dibandingkan dengan level 1. Oleh Beberapa hambatan untuk
karenanya penggunaan alat ukur dan menerapkan pengetahuan dan
pemilihan waktu yang tepat akan dapat keterampilan dalam pekerjaan antara lain:
membantu kita mendapatkan hasil 1) Kurangnya kesempatan untuk
pengukuran yang sahih dan akurat. Alat mempraktikkan hasil pembelajaran; 2)
ukur yang bisa kita gunakan adalah tes Kurangnya kapasitas personal untuk
tertulis. Tes disini bisa menggunakan tes menerapkan hasil pembelajaran; 3)
pilihan berganda ataupun tes isian yang Keyakinan bahwa usaha yang dilakukan
isinya bersangkutan dengan materi inti tidak akan mengubah kinerja menjadi
yang akan disampaikan nantinya. lebih baik; 4) Keyakinan bahwa kinerja
yang diinginkan akan mempengaruhi nilai-
C. Level 3 – Transfer (Behaviour) nilai yang dianut oleh peserta; 5) Sejauh
level tiga bertujuan untuk mana atasan secara aktif menghambat
mengetahui sejauh mana pengetahuan dan penggunaan pengetahuan dan
keterampilan diterapkan dalam pekerjaan. keterampilan baru; 6) Dukungan atau
Evaluasi level ini tidak bisa dilakukan resistensi dari rekan kerja ketika
sebelum evaluasi level pertama dan level menggunakan pendekatan-pendekatan
kedua dilakukan. Bahkan ketika indeks baru. Syarat keempat, yaitu apresiasi atau
kepuasan sangat bagus dan tujuan penghargaan terhadap perubahan, dapat
pembelajaran terpenuhi atau tercapai, bersifat instrinsik dan ekstrinsik.
transfer pengetahuan menjadi perilaku Penghargaan instrinsik adalah kepuasan
mungkin saja tidak terjadi. Pengukuran psikologis yang diperoleh individu dari
pada level ini dilakukan dengan menjawab pekerjaannya. Ketika seseorang dihargai
pertanyaan: Apabila peserta telah selesai
- Ramayana Ritonga, Asep Saepudin, Uyu Wahyudin, Penerapan Model Evaluasi | 19

secara instinsik, dia akan lebih up tim evaluator terhadap pemangku


bersemangat dan bertekad untuk bekerja kepentingan. Agar produksi yang
dengan lebih baik. Penghargaan ekstrinsik diharapkan memang benar-benar
adalah imbalan ekonomis yang diterima menguntungkan dari semua pihak, bukan
dari orang lain, misalnya kenaikan gaji, satu pihak.
pemberian bonus, dan imbalan lainnya.
Banyak organisasi menghindari evaluasi IV. KESIMPULAN
level ketiga karena menghabiskan waktu, Pelatihan merupakan sebuah proses
menambah biaya dalam proses diklat dan mengajarkan pengetahuan dan keahlian
pengembangannya, dan seringkali kacau. tertentu, serta sikap terampil dan mampu
Evaluasi level tiga dapat dilakukan dengan melaksanakan tanggung jawabnya dengan
beragam cara, antara lain dengan semakin baik, sesuai dengan standar.
melakukan survey terhadap atasan alumni Pelatihan merujuk pada pengembangan
diklat. Survey bisa dilakukan melalui keterampilan bekerja (vocational) yang
email, telepon, surat, atau sarana lainnya. dapat digunakan dengan segera. Balai
Atau bisa juga dilakukan dengan survey Besar Pelatihan Pertanian Lembang
atau wawancara 360 derajat, yaitu kepada (BBPP) adalah lembaga yang
alumni diklat, atasan alumni diklat, rekan melaksanakan pelatihan teknis dan
kerja, dan bawahan (jika ada), atau orang pelatihan fungsional di bidang pertanian
lain yang mengetahui perilaku alumni serta mengembangkan teknik pelatihan
diklat, apakah ada perubahan perilaku teknis di bidang holtikultura bagi aparatur
setelah mengikuti diklat. pertanian serta melaksanakan pelatihan
teknis dan kewirausahaan di bidang
D. Level 4 – Result (Hasil/Dampak) pertanian serta mengambangkan teknik
Evaluasi terhadap result bertujuan pelatihan teknis dan kewirausahaan di
mengetahui dampak perubahan perilaku bidang hortikultura bagi non aparatur
kerja peserta pelatihan terhadap tingkat pertanian dan melaksanakan proses
produktivitas organisasi. Dalam skala yang pembelajaran (Mendidik, Mengajar,
lebih luas, hal ini menjadi tolak ukur Melatih), mengembangkan dan
mengenai kualitas lembaga terkait menghasilkan media, paket pembelajaran,
penyelenggaraan program pelatihan. metodologi pelatihan teknis, fungsional
Evaluasi result ini tidak hanya dan kewirausahaan di bidang hortikultura
berhubungan dengan produktivitas, namun dan pertanian lainnya bagi aparatur dan
bisa lebih luas dari itu. Terbangunnya non aparatur.
kerjasama yang makin solid dan kompak
yang berimplikasi langsung terhadap Secara kenyataannya dilapangan
motivasi dan suasana kerja dalam suatu (implementating) badan diklat BBPP ini
organisasi. Jadi pada evaluasi level 4 sudah banyak sekali mencetak tenaga yang
menjadikan tujuan akhir dari ketiga handal dibidang pertanian, hal ini bisa
evaluasi yang telah dilaksanakan, mengapa dijadikan sebagai indicator keberhasilan
demikian?. Karena pada evaluasi level ini dari lembaga diklat ini, dan bukan hanya
tidak hanya melihat dampak dari itu, kesejahteraan para petani pun sudah
keberhasilan peserta akan pengetahuan dan meningkat dan tentu saja lemabaga diklat
keterampilan yang mereka dapat, ini pun bisa menjadi salah satu wadah
perubahan sikap juga mempengaruhi pada yang bisa dijadikan sebagai lapangan kerja
lembaga/organisasi akan keuntungan yang yang bisa membantu mengurangi jumlah
diberikan kepada lembaga/organisasi. warga yang tidak mendapatkan pekerjaan.
Apakah keuntungan tersebut muncul atau Evaluasi dalam pelatihan dilakukan guna
tidak muncul, dan diharapkan ketika di untuk mengambil keputusan atau
level ini berlanjut hendaknya ada follow memperbaiki proses pelaksanaan pelatihan
menjadi lebih baik. Balai Besar Pelatihan
20 | Jurnal Pendidikan Nonformal Volume 14, No. 1, Maret 2019

Pertanian (BBPP) Lembang adalah Pelatihan Aparatur Di Pusdiklat


lembaga pemerintahan dibidang Migas. Vol. 06 No. 1 Forum
pendidikan dan pelatihan pertanian yang Diklat. http://pusdiklatmigas.esdm.go.id
setiap tahunnya ada program yang wajib diakses 4 Januari 2019, jam
dilaksanakan bagi purnawidyanya. 08.00 WIB.
Pelaksanaan evaluasi dilakukan untuk
melihat kepuasan peserta pelatihan Holton, F., Elwood. (1996). The Flawed
terhadap peroses pelaksanaan pelatihan Four-Level Evaluation Model.
dimulai dari tahap awal sampai dengan Human Resource
tahap akhir, kemudian evaluasi mengenai Development Quarterly; Spring
pengetahuan, sikap, dan kempuan yang 1996; 7,1 : ProQuest Health
didapat peserta pelatihan terhadap Management pg.5.
penyelenggaraan pelatihan. Evaluasi di
http://www.bbpplembang.info/index.php/p
BBPP Lembang yang mengacu pada
r ofil/sekilas-bbpp-lembang/sejarah-
Model Evaluasi Kirkpatrik 4 level
bbpp lembang. Diakses 30
menerapkan semua level yang ada dimana
Desember 2018, jam 20.00 WIB.
bukan hanya dievaluasi ketika proses
pelatihan dilaksanakan saja, tetapi juga http://www.bbpplembang.info/download/l
evaluasi pasca pelatihan untuk melihak ap
hasil/dampak pelatihan baik itu untuk oran_evpalat_2016_bbpplembang.
peserta, organisasi, dan juga benefit yang pd f Diakses 30 Desember 2018, jam
didapat. 20.00 WIB.
Kennedy, E., P., Chyung, Y., S., Winiecki,
J., D., & Brinkerhoff, O., R.
DAFTAR RUJUKAN (2013). Training professional’s
Andrew, E. Sikula. 2011. Manajemen usage and understanding of
Sumber Daya Manusia. Bandung: Kirkpatrick’s level 3 and level 4
Erlangga. evaluations. International Journal of
Training and Development 18:1 ISSN
Badu, Q., S. (2013). The Implementation 1360-3736 doi: 10.1111/ijtd.12023.
of Kirkpatrick’s Evaluation Model in
the Learning of Initial Value and Kirkpatrick, L., D. (1979). Techniques for
Boundary Condition Problems. Evaluating Training Programs.
International Journal of Learning Training and Development Journal
and Development, ISSN 2164- (june 1979): 178-192.
4063, 2013, Vol.3, No.5.
Kirkpatrick, D., L. & Kirkpatrick J., D.
Kirkpatrick, D. L. 1998. Evaluating (2006). Evaluating Training
Training Programs: The Four Program The Four Levels. San
Levels. San Francisco: Berrett- Fransisco : Berret-Kohler Publisher,
Koehler Publisher, Inc. Inc.
Vedung, Evert. 2004. Public Policy and Kirkpatrick, D., L. & Kirkpatrick J., D.
Program Evaluation. New (2007). Implementing The Four
Brunswick, NJ: Transaction Levels: A Practical Guide for
Publisher Effective Evaluation of Training
Programs. San Fransisco :
Ramadhon, Syafril. 2014. Penerapan Berret- Kohler Publisher, Inc
Model Empat Level Kirkpatrick Dalam
Evaluasi Program Pendidikan Dan
- Ramayana Ritonga, Asep Saepudin, Uyu Wahyudin, Penerapan Model Evaluasi | 21

Peraturan Menteri Pertanian No.101 Mandiri Pedesaan,


Tahun 2013 Kurikulum, Perpustakaan, dan
Buku Teks. Jakarta: Rajawali
Prabu, Anwar Mangkunegara. 2009. Pers..
Perencanaan dan Pengembangan
Sumber Daya Manusia.
Bandung: PT Refika Aditama.
Rafiq, M. (2015). Training Evaluation in
an Organization Using Kirkpatrick
Model: a Case Study of PIA. J
Entrepen Organiz Manag 4:151.
Doi: 10.4172/2169-
026x.1000151.
Rouse, Donald. (2011). Employing
Kirkpatrick’s Evaluation
Framework to Determine the
Effectiveness of Health Information
Management Courses and Program.
Perspectives in Health Information
Management, Spring 2011.
Steensma, Herman., & Groeneveld,
Karin. (2010). Evaluating a training using
the “four-level model”. Journal of
Workplace Learning Vol. 22 No.
5, 2010.
DOI:10.1108/13665621011053226
.
Tsan L., Y., Chuan, C., S., & Chuang, H.,
T. (2011). The effect of
organizational commitment on employee
reactions to educational training: an
evaluation using the Kirkpatrick
fourlevel model. International
Journal of Management Vol. 28 No.3
Part 2 September 2011.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan
Nasional
Wirawan. 2012. Evaluasi: Teori, Model,
Standar, Aplikasi, dan
Profesi: Contoh Aplikasi
Evaluasi Program:
Pengembangan Sumber
Daya Manusia, Program
Nasional Pemberdayaan
Masyarakat (PNPM)

You might also like