Professional Documents
Culture Documents
Garuda 1041009
Garuda 1041009
1, Maret 2019
Abstract: In Improving Human Resource Development (PSDM), the Lembang Center for Agricultural
Training (BBPP) is the right place to carry out technical training and functional training in agriculture.
It has been proven that BBPP Lembang has printed a lot of skilled workers in the field of agriculture,
this can be used as an indicator of the success of this training institution, not only that, the welfare of
the farmers has also increased. BBPP Lembang is one of the places that can be used as a job that helps
reduce the number of people who do not get jobs. To improve the ongoing training and on target BBPP
Lembang always conducts evaluation activities that aim to see the success of the programs that have
been held and follow up on the weaknesses that were obtained when the evaluation process took place
both at the beginning of the program and at the end of the program. The application of the Kirkpatrick
Four Level Evaluation Model is used as a frame of reference for evaluating programs, where
evaluations at levels 1 and 2 will produce information for the organization about conducting training
both in the middle and the end. Whereas levels 3 and 4 produce information that focuses on the impact
of training for organizations and trainees.
Abstrak: Dalam Meningkatkan Pengembangan Sumber Daya Manusia (PSDM), Balai Besar Pelatihan
Pertanian (BBPP) Lembang menjadi tempat yang tepat sasaran untuk melaksanakan pelatihan teknis
dan pelatihan fungsional di bidang pertanian. Sudah terbukti BBPP Lembang banyak sekali mencetak
tenaga yang handal dibidang pertanian, hal ini bisa dijadikan sebagai indicator keberhasilan dari
lembaga diklat ini, bukan hanya itu, kesejahteraan para petani pun sudah meningkat. BBPP Lembang
menjadi salah satu wadah yang bisa dijadikan sebagai lapangan kerja yang membantu mengurangi
jumlah warga yang tidak mendapatkan pekerjaan. Untuk meningkatkan pelatihan berkelanjutan dan
tepat sasaran BBPP Lembang senantiasa melakukan kegiatan evaluasi yang bertujuan melihat
keberhasilan program yang telah diselenggarakan dan menindaklajuti kelemahan-kelemahan yang
didapat ketika proses evaluasi berlangsung baik di awal program dan maupun diakhir program.
Penerapan Model Evaluasi Kirkpatrick Empat Level dugunakan sebagai kerangka acuan untuk
mengevaluasi program, dimana evaluasi pada level 1 dan 2 akan mengasilkan informasi untuk
organisasi tentang penyelenggaraan pelatihan baik diwal-tengan dan akhir. Sedangkan pada level 3 dan
4 menghasilkan informasi yang berfokus pada dampak pelatihan bagi organisasi dan peserta pelatihan.
Kata kunci: BBPP Lembang, PSDM, Model Evaluasi Kirkpatrick Empat Level
untuk menilai apa yang kita butuhkan. memberikan tiga alasan dasar untuk
Sedangkan Salvatore V. Falletta (1998) mengevaluasi pelatihan dengan
model evaluasi Kirkpatrick yaitu (a) untuk mengemukakan empat level evaluasi untuk
membenarkan keberadaan fungsi pelatihan menjawab tiga alasan tersebut, adalah:
dengan menunjukkan bagaimana Level 1 Reaction (Reaksi), Level 2
kontribusi untuk tujuan dan sasaran Learning (Pembelajaran), Level 3
organisasi, (b) untuk memutuskan apakah Behavior (Perilaku), dan Level 4 Results
akan melanjutkan program pelatihan, dan (Hasil/Dampak).
(c) meningkatkan pelatihan.
Penyelenggaraan diklat pertanian yang A. Level 1 – Reaction (Reaksi)
dilaksanakan Balai Besar Pelatihan Reaksi didefenisikan sebagai
Pertanian (BBPP) ini diarahkan untuk kepuasan peserta mengenai program
dapat meningkatkan pengetahuan, sikap pelatihan (Kirkpatrick, D., L. &
dan keterampilan sumberdaya manusia Kirkpatrick J., D., 2007). Pentingnya
pertanian, sehingga pada gilirannya baik reaksi peserta pelatihan merupakan salah
aparatur dan non aparatur mampu satu penentu keberhasilan program. Untuk
melaksanakan tugas fungsi/pekerjaan mengetahui tingkat kepuasan peserta
secara inovatif, kreatif, profesional dan Holton, F., E. (1996) mengatakan bahwa
berwawasan global. Melalui kegiatan dalam proses menerima pembelajaran
evaluasi, diharapkan diperoleh informasi dibutuhkan motivasi untuk menimbulkan
mengenai penerapan diklat, relevansi rasa ingin tahu. Pada dasarnya mengukur
diklat, kebermanfaatan diklat serta reaksi itu sangatlah penting karena dapat
implementasi petani di lapangan dan dapat mengetahui apa yang dirasakan peserta
pula dijadikan umpan balik bagi mengenai penyelenggaraan program
penyempurnaan program dan pelatihan dan memberikan saran dan
penyelenggaraan diklat yang akan datang. masukkan, (Kirkpatrick, D., L. &
Kirkpatrick J., D., 2007). Langkah-
A. Tujuan langkah dalam melakukan evaluasi di
Penerapkan model evaluasi empat level-1 adalah: 1. Membuat daftar item
level Kirkpatrick sebagai acuan dalam mengenai semua hal yang menyangkut
kegiatan evaluasi diklat Balai Basar penyelenggaraan program pelatihan
Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang seperti, kepuasan peserta terhadap materi,
untuk menentukan apakah program diklat instruktur, konsumsi, materi, fasilitas,
berjalan sesuai yang direncanakan dan kepanitiaan dll. 2. Reaksi yang didapat di
mencapai tujuan yang ditetapkan. desain secara kuantifikasi dengan bentuk
skala likert dan memberi ruang untuk
I. MODEL EVALUASI EMPAT komentar. 3. Ketika penilaian reaksi
LEVEL KIRKPATRICK dilakukan jangan lupa meminta saran
Kirkpatrick, (2006) dalam untuk perbaikan kepada peserta. 4.
Romadhon mengemukakan tiga alasan Menjaga kerahasiaan identitas peserta
spesifik dalam melakukan evaluasi atau. 5. Lakukan evaluasi diakhir program
program pelatihan, yaitu: untuk untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
menjustifikasi keberadaan anggaran
pelatihan dengan memperlihatkan B. Level 2 – Learning (Pembelajaran)
bagaimana program pelatihan tersebut Evaluasi di level-2 ini merupakan
berkontribusi pada tujuan dan sasaran pengukuran untuk level-3 yaitu perubahan
organisasi; untuk menentukan apakah perilaku yang artinya jika tidak ada
suatu program pelatihan dilanjutkan atau perubahan perilaku artinya tidah
tidak; serta untuk memperoleh informasi adapembelajaran yang terjadi (Kirkpatrick,
mengenai bagaimana cara meningkatkan D., L. & Kirkpatrick J., D., 2007).
program pelatihan dimasa datang. Ia Pembelajaran di level-2 menurut
- Ramayana Ritonga, Asep Saepudin, Uyu Wahyudin, Penerapan Model Evaluasi | 15
berdasarkan apa yang mereka pelajari dan formatif (yaitu metode yang menilai
level 4 untuk mengetahui secara positif program saat proses pelatihan
apakah perubahan perilaku mereka dilaksanakan) dan evaluasi sumatif (yaitu
mempengaruhi organisasi. Evaluasi metode yang menilai program pasca
dilakukan ketika sebelum dan sesudah pelatihan selesai dilaksanakan). BBPP
program pelatihan dilaksanakan. Evaluasi Lembang menggunakan Model Evaluasi
dilakukan dengan membuat kuesioner Kirkpatrick 4 Level yaitu evaluasi pada
(level 1), Pre-Test Post-Tes (Level 2), level 1 dan 2 akan mengasilkan informasi
wawancara, survey, FGD dll (level 3 dan untuk organisasi tentang penyelenggaraan
4). pelatihan baik diwal-tengan dan akhir.
Sedangkan pada level 3 dan 4
B. Evaluasi Pasca Diklat Di BBPP menghasilkan informasi yang berfokus
Lembang pada dampak pelatihan bagi organisasi dan
Evaluasi pasca diklat merupakan peserta pelatihan.
evaluasi yang difokuskan pada
keberhasilan program baik untuk peserta, A. Level 1 – Reaction (Reaksi)
organisasi dan /atau kenaikan produksi Evaluasi terhadap reaksi bertujuan
akan perusahan. Evaluasi ini dilaksanakan untuk mengetahui tingkat kepuasan peserta
pada akhir pelaksanaan program yang pelatihan terhadap penyelenggaraan
sama halnya dengan evaluasi sumatif pelatihan. Yang menjadi pertanyaan adalah:
yang mengukur kinerja akhir objek Mengapa tingkat kepuasan peserta mesti
evaluasi dengan indicator; 1. Menentukan diukur? Apakah ada relevansinya terhadap
sukses keseluruhan pelaksanaan program, pelatihan itu sendiri? Pertama,
2. Menetukan cost dan benefit program, 3. sesungguhnya evaluasi reaksi ini
Mengkomunikasikan temuan evaluasi merupakan evaluasi terhadap proses
kepada para pemangku kepentingan, 4. pelatihan itu sendiri. Kualitas proses atau
Menentukan komponen yang paling efektif pelaksanaan suatu pelatihan dapat kita ukur
dalam program, 5. Menentukan apakah melalui tingkat kepuasan pesertanya.
tujuan umum dan tujuan khusus program Keduanya berbanding lurus. Semakin bagus
telah tercapai. Metode yang digunakan pelaksanaan suatu pelatihan, akan semakin
evaluasi pasca pelatihan adalah dengan bagus pula respon kepuasan peserta
mengaudit organisasi, analisis kinerja, terhadap penyelenggaraan suatu pelatihan;
analisis rekaman, observasi, survey, studi Kedua, kepuasan peserta terhadap
dokumentasi, dll. Peran dari evaluasi pasca penyelenggaraan atau proses suatu
diklat ini adalah untuk mengkonversi pelatihan akan berimplikasi langsung
perubahan perilaku menjadi nilai-nilai terhadap motivasi dan semangat belajar
yang terlihat dalam nilai manfaat dari peserta dalam pelatihan. Peserta pelatihan
program pelatihan. Jadi pada evaluasi akan belajar dengan lebih baik ketika dia
pasca diklat ini berupaya mengambil merasa puas dengan suasana dan
keputusan apakah program berhasil lingkungan tempat ia belajar. Mengetahui
dilaksanakan, harus dihentikan, tingkat kepuasan peserta dapat dilakukan
dikembangkan dan di pidah ketempat lain. dengan mengukur beberapa komponen
dalam pelatihan. Komponen tersebut
III. PENERAPAN MODEL EVALUASI meliputi: instruktur, kurikulum pelatihan,
EMPAT LEVEL KIRKPATRICK materi, metode belajar, suasana kelas,
DALAM MENGEVALUASI fasilitas, kepanitiaan konsumsi, dan lain-
PROGRAM DIKLAT DI BBPP lain yang berhubungan dengan
LEMBANG penyelenggaraan program pelatihan.
Evaluasi yang digunakan dalam Mengukur reaksi ini dilakukan dengan
program pelatihan yang dilaksanakan menggunakan pernyataan yang berbentuk
BBPP lembang mengacu pada evaluasi
18 | Jurnal Pendidikan Nonformal Volume 14, No. 1, Maret 2019
angket. Evaluasi terhadap reaksi ini mengikuti diklat, perubahan perilaku apa
sesungguhnya dimaksudkan untuk yang terjadi? Perubahan perilaku dapat
mendapatkan respon peserta terhadap langsung terjadi begitu selesai diklat
kualitas penyelenggaraan pelatihan. Oleh karena ada kesempatan untuk itu, tetapi
karena itu waktu yang paling tepat untuk bisa juga tidak terjadi karena tidak pernah
menyebarkan angket adalah sesaat setelah ada kesempatan. Kirkpatrick mencatat ada
pelatihan berakhir atau beberapa saat 4 kondisi yang harus dipenuhi agar
sebelum pelatihan berakhir. perubahan perilaku bisa terjadi; 1. Peserta
harus mempunyai keinginan dari dalam
B. Level 2 – Learning (Pembelajaran) dirinya untuk berubah; 2. Peserta harus
Pada level ini untuk mengetes para tahu apa yang harus dilakukan dan
peserta mengenai pengetahuan, bagaimana melakukannya; 3. Peserta
keterampilan dan sikap sebagai akibat dari harus bekerja dalam iklim kerja yang
program pelatihan dan pengembangan. mendukung; 4. Peserta harus diapresiasi
Para peserta diharapkan mampu perubahan yang dilakukannya. Syarat
memberikan jawaban seobjektif mungkin ketiga yaitu iklim yang mendukung,
mengenai pembelajaran akan pengetahuan berkaitan dengan lingkungan kerja peserta
mereka ketika sebelum dan sesudah mari diklat. Agar transfer pengetahuan dan
pembelajaran disampaikan. Evaluasi tahap keterampilan menjadi perilaku bisa terjadi,
kedua ini sesungguhnya evaluasi yang lingkungan juga harus mendukung
membandingkan terhadap hasil pelatihan terjadinya perubahan tersebut. Penerapan
sebelum dan sesudah pembelajaran yang model evaluasi Kirkpatrick menunjukkan
mereka dapatkan ketika pelatihan. bahwa, pada tahap implementasi,
Semakin tinggi tingkat perbaikannya, lingkungan di mana peserta diklat bekerja
dikatakan semakin berhasil pula suatu sehari-hari lebih berpengaruh daripada
program pelatihan. Pengukuran yang pembelajaran itu sendiri.
dilakukan pada level ini lebih sulit
dibandingkan dengan level 1. Oleh Beberapa hambatan untuk
karenanya penggunaan alat ukur dan menerapkan pengetahuan dan
pemilihan waktu yang tepat akan dapat keterampilan dalam pekerjaan antara lain:
membantu kita mendapatkan hasil 1) Kurangnya kesempatan untuk
pengukuran yang sahih dan akurat. Alat mempraktikkan hasil pembelajaran; 2)
ukur yang bisa kita gunakan adalah tes Kurangnya kapasitas personal untuk
tertulis. Tes disini bisa menggunakan tes menerapkan hasil pembelajaran; 3)
pilihan berganda ataupun tes isian yang Keyakinan bahwa usaha yang dilakukan
isinya bersangkutan dengan materi inti tidak akan mengubah kinerja menjadi
yang akan disampaikan nantinya. lebih baik; 4) Keyakinan bahwa kinerja
yang diinginkan akan mempengaruhi nilai-
C. Level 3 – Transfer (Behaviour) nilai yang dianut oleh peserta; 5) Sejauh
level tiga bertujuan untuk mana atasan secara aktif menghambat
mengetahui sejauh mana pengetahuan dan penggunaan pengetahuan dan
keterampilan diterapkan dalam pekerjaan. keterampilan baru; 6) Dukungan atau
Evaluasi level ini tidak bisa dilakukan resistensi dari rekan kerja ketika
sebelum evaluasi level pertama dan level menggunakan pendekatan-pendekatan
kedua dilakukan. Bahkan ketika indeks baru. Syarat keempat, yaitu apresiasi atau
kepuasan sangat bagus dan tujuan penghargaan terhadap perubahan, dapat
pembelajaran terpenuhi atau tercapai, bersifat instrinsik dan ekstrinsik.
transfer pengetahuan menjadi perilaku Penghargaan instrinsik adalah kepuasan
mungkin saja tidak terjadi. Pengukuran psikologis yang diperoleh individu dari
pada level ini dilakukan dengan menjawab pekerjaannya. Ketika seseorang dihargai
pertanyaan: Apabila peserta telah selesai
- Ramayana Ritonga, Asep Saepudin, Uyu Wahyudin, Penerapan Model Evaluasi | 19