Professional Documents
Culture Documents
Prevalensi Dan Intensitas Telur Cacing Parasit Pada Ayam Kampung Dan Ayam Petelur Di Kecamatan Muara Badak, Kutai Kartanegara
Prevalensi Dan Intensitas Telur Cacing Parasit Pada Ayam Kampung Dan Ayam Petelur Di Kecamatan Muara Badak, Kutai Kartanegara
Prevalensi dan Intensitas Telur Cacing Parasit pada Ayam Kampung dan
Ayam Petelur di Kecamatan Muara Badak, Kutai Kartanegara
Prevalence and Intensity of Parasitic Worms on Free-Range Chickens and
Egg-Laying Chickens in Muara Badak sub-District, Kutai Kartanegara
Nova Hariani*) & Imilia Simanjuntak
Laboratorium Ekologi & Sistematika Hewan, Biologi FMIPA Universitas Mulawarman
*
E-mail: nova.ovariani@gmail.com
ABSTRACT
One of the diseases often threatens the health of free-range chickens and egg-laying chickens are
worm parasites (endoparasites). Parasites can be transmitted through food, drinks and the cage
environment. Sanitation is one of the preventive steps carry out by farmers to protect livestock
against infection from the environment. The objective of study was to determine the prevalence
and intensity of parasitic worm eggs that infect the digestive tracts of free-range chickens and egg-
laying hens in Muara Badak District. Research was done by observing worm eggs in fecal
samples. A total of 60 samples consisting of 30 samples of egg-laying hens in Tanjung Village and
30 samples of free-range chickens in Badak Baru Village, Muara Badak. For the sample analysis
technique used 2 methods are namely the floating method and the sedimentation method. The
results has showed the type of worm eggs are infected the digestive tract found in free-range
chickens and egg-laying chickens had consisted of Echinostoma revolutum, Raillietina
echinobothrida, Raillietina tetragona, Davainea proglotina, Amoebotaenia sphenoides, Ascaridia
galli, Capillaria annulata and Trichostrongylus tenuis. The highest prevalence in free- range
chickens and egg-laying chickens were found in Ascaridia galli was 53.33% and 40%. While the
lowest prevalence in free-range chickens against Raillietina echinobothrida and Amoebotaenia
sphenoides 3.33%. egg-laying chickens are against Echinostoma revolutum, Raillietina tetragona
and Trichostrongylus tenuis 6.67%. The highest intensity in free-range chickens and against
Ascaridia galli was 141 eggs/individual and in egg-laying chickens was 139 eggs/individuals. The
lowest intensity in this research was found in free-range chickens against Amoebotaenia
sphenoides and Raillietina echinobothrida 3 eggs/individuals and egg-laying chickens against
Echinostoma revolutum 5 eggs/individuals.
Keywords: Endoparasites, Prevalence, Intensity, Chicken, hen.
PENDAHULUAN keberhasilan usaha ternak ayam petelur
didukung oleh tersedianya bahan baku pangan
Ayam kampung merupakan ayam yang sudah
berupa jagung dan hasil produk pertanian,
beradaptasi dengan lingkungan tropis
berkembangnya pabrik makanan ternak ayam
Indonesia. Istilah ayam kampung semula
dan obat-obatan yang semakin merata.
adalah kebalikan dari istilah ayam ras dan
Masalah kesehatan merupakan salah satu
sebutan ini mengacu pada ayam yang
faktor yang berpengaruh terhadap peningkatan
ditemukan berkeliaran bebas di sekitar
produktivitas ayam. Gangguan kesehatan
perumahan. Untuk membedakannya kini
biasanya dapat disebabkan parasit berupa
dikenal istilah ayam buras (ayam bukan ras)
ektoparasit dan endoparasit. Salah satu
bagi ayam kampung yang telah diseleksi dan
penyakit sering mengancam kesehatan
dipelihara dengan perbaikan teknik budidaya,
peternakan ayam petelur dan ayam kampung
akan tetapi masih banyak masyarakat perdesan
adalah parasit cacing (endoparasit) (Fadilah,
memelihara ayam kampung dengan cara
2005).
dilepas dan dibiarkan mencari makan sendiri
Peternakan ayam baik ayam kampung
(Iskandar et al., 2010). Peternakan ayam ras
maupun ayam petelur yang terdapat di
khususnya ras petelur mengalami
kecamatan Muara Badak merupakan salah satu
perkembangan yang sangat pesat dan bersifat
peternakan pemasok untuk daerah disekitarnya
komersial yang memberikan peranan sangat
seperti Samarinda, Bontang dan Sangatta. Desa
besar dalam pemenuhan kebutuhan protein
Tanjung Limau memiliki potensi
hewani dan berbagai keperluan industri
pengembangan ternak ayam sangat baik
(Samadi, 2012). Menurut (Sudarmono, 2003)
diantaranya ternak ayam petelur dan ayam dalam botol film yang telah diberi label (No.
kampung di Desa Badak Baru. Namun cara Koleksi, tanggal pengambilan, jenis kelamin, dan
pemeliharaan, kebutuhan nutrisi, dan sistem lokasi pengambilan sampel). Sampel feses kemudian
kandang ayam petelur berbeda antara dua tipe ditetesi dengan formalin 10% sebanyak 5 tetes dan
disimpan kedalam termos yang telah diberi es batu.
peternak hal ini disebabkan masyarakat Sampel yang telah dikumpulkan selanjutnya dibawa
perdesaan masih memelihara ayam kampung ke Laboratorium Fisiologi Perkembangan dan
dengan cara dilepas dan dibiarkan mencari Molekuler Hewan Fakultas Matematika dan Ilmu
makan sendiri. Hingga saat ini belum ada Pengetahuan Alam Universitas Mulawarman.
informasi perbandingan parasit yang
Pemeriksaan Telur Cacing pada Sampel Feses
menyerang kedua ayam tersebut. Oleh karena Pemeriksaan telur cacing pada sampel feses
itu maka perlu dilakukan penelitian mengenai menggunakan dua metode yaitu metode apung dan
prevalensi dan intensitas telur cacing parasit metode sedimentasi, kedua metode ini dilakukan
pada ayam kampung dan ayam petelur di karena pada telur cacing parasit ada yang
Kecamatan Muara Badak. mengapung dan ada yang tenggelam.
Tabel 2. Jenis dan prevalensi telur cacing yang ditemukan pada ayam kampung dan ayam petelur
di Kecamatan Muara Badak
Prevalensi
Jenis cacing Σ sampel terinfeksi (individu)
(%)
Ayam kampung & ayam petelur
Petelur Kampung Petelur Kampung
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penelitian (Abdelqader et al., 2008) bahwa
prevalensi infeksi Ascaridia galli yang sestodosis pada ayam ternak di Jordania Utara
ditemukan pada ayam kampung lebih tinggi dengan sistem pemeliharaan ayam betina dan
dibandingkan dengan yang ditemukan pada jantan lokal secara tradisional, terinfeksi Genus
ayam petelur. Faktor yang menyebabkan ayam Amoebotaenia dan R.echinobothrida dengan
kampung mudah terinfeksi cacing A.galli kisaran prevalensi paling rendah 1,4%. Kisaran
diduga karena sistem pemeliharaan ayam infeksi rendah atau ringan belum terlalu
kampung yang bebas berkeliaran sedangkan menimbulkan gangguan kesehatan dan banyak
ayam petelur dikandangkan. Ayam kampung mempengaruhi produktifitas. Menurut He et
termasuk hewan omnivora dan tidak memilih- al., (1990) Amoebotaenia sphenoides
milih makanan, kemungkinan makanan yang merupakan cestoda yang membutuhkan hospes
dimakan ayam kampung berasal dari tempat perantara seperti cacing tanah dengan siklus
yang tidak bersih. Kebutuhan pakan sangat hidup selama 4 minggu. Waghmare et al.
tergantung karena ayam harus berusaha (2014), menambahkan bahwa R.echinobothrida
mencari pakan untuk memenuhi kebutuhan merupakan cacing parasit pada umumnnya
hariannya mempertahankan hidup dan bahkan kelompok Aves pada semua tingkat umur.
produksi dengan cara di tempat sampah atau Tabel 3 menunjukkan bahwa keseluruhan
berburu binatang kecil seperti semut, cacing endoparasit yang menginfeksi ternak ayam
tanah dan binatang kecil. Ayam petelur adalah tergolong kedalam tingkat infeksi ringan
ternak yang dipelihara dengan cara sampai sedang. Infeksi ringan sampai sedang,
dikandangkan dan diberi makan buatan. yang belum menimbulkan gangguan yang
Pernyataan ini didukung Dirdjopratono et al. serius terhadap hewan ternak, tetapi tetap harus
(1992) menjelaskan bahwa secara alami ayam mulai diperhatikan kebersihan dan sanitasi
kampung dalam mencukupi keseimbangan kandang dan jenis pakan yang diberikan.
kebutuhan nutrisi pakan pada pemeliharaan (Sudrajat, 2001). Tinggi rendahnya tingkat
secara tradisional berasal dari sumber daya infeksi disebabkan karena adanya perbedaan
yang tersedia di lingkungan sekitarnya cara pemeliharaan, kondisi lingkungan serta
Prevalensi terendah pada ayam kampung pemberian pakan yang berbeda. Infeksi cacing
terhadap Raillietina echinobothrida dan dapat menyebabkan penyumbatan usus. Kasus
Amoebotaenia sphenoides 3,33. Rendahnya kecacingan di lapangan pada umumnya bersifat
prevalensi R.echinobothrida disebabkan kronis dan jarang menyebabkan kematian, akan
keberadaan host perantara lalat (Musca tetapi mengakibatkan penurunan produksi
domestica) sangat sedikit dikarenakan telur,bobot badan, gangguan pertumbuhan dan
masyarakat Muara Badak masih memelihara depresi sehingga akan menimbulkan kerugian
ayam kampung dengan cara dilepas, tidak secara ekonomis (Prastowo & Ariyadi, 2015).
dikandangkan. Hal tersebut didukung oleh
Tabel 3. Jumlah telur cacing parasit yang ditemukan dan Tingkat Infeksi pada ayam kampung dan
ayam petelur di Kecamatan Muara Badak
Σ Endoparasit yang terdapat pada
Metode Tingkat terinfeksi
sampel (butir)
Jenis cacing
Petelur Kampung Petelur Kampung
SEDIMENTASI
10 37 Ringan Ringan
Echinostoma revolutum
Raillietina echinobothrida - 3 - Ringan
Raillietina tetragona 13 27 Ringan Ringan
Davainea proglotina - 20 - Ringan
Amoebotaenia sphenoides - 3 - Ringan
APUNG
Ascaridia galli 1666 2250 Sedang Sedang
Capillaria annulata 133 550 Ringan Ringan
Trichostrongylus tenuis 33 50 Ringan Ringan
Jurnal ILMU DASAR, Vol. 22 No. 1, Januari 2021 : 1-8 5
Tabel 4. Intensitas telur cacing yang ditemukan pada ayam kampung dan ayam petelur di
Kecamatan Muara Badak
∑ endoparasit ∑ sampel terinfeksi Intensitas
Metode (butir) (individu) (butir/individu)
Jenis cacing
Petelur Kampung Petelur Kampung Petelur Kampung
SEDIMENTASI
10 37 2 5 5 7
Echinostoma revolutum
Raillietina
- 3 - 1 - 3
echinobothrida
Raillietina tetragona 13 27 2 4 7 7
Davainea proglotina - 20 - 3 - 7
Amoebotaenia
- 3 - 1 - 3
sphenoides
APUNG
Ascaridia galli 1666 2250 12 16 139 141
Capillaria annulata 133 550 3 6 44 92
Trichostrongylus tenuis 33 50 2 1 17 50
sehingga kebutuhan pakan sangat tergantung Shotsak, AW. 1997. Parasitology meets
karena ayam harus berusaha mencari pakan Ecology on Its Own Terms: Margolis et al.
untuk memenuhi kebutuhan hariannya Revisited, Journal Parasitology, 83(4);
mempertahankan hidup dengan cara mencari di 575-583
tempat sampah atau berburu binatang kecil Fadilah, R. 2005. Kunci Sukses Beternak Ayam
seperti semut, cacing tanah dan binatang kecil Broiler di Daerah Tropis. Jakarta:
lainnya di pekarangan sekitar pedesaan. Agromedia Media Pustaka.
He S, V.E.H.S., Susilowati, Purwati E & Tiuria
KESIMPULAN
R.1990. An Estimate of Meat Production
Jenis telur cacing yang menginfeksi saluran Loss in Native Chickens in Bogor and its
pencernaan pada yang ditemukan pada ayam Surounding Districts due to Gastrointestinal
kampung dan ayam petelur terdiri atas Helminthiasis. Proceedings 5th National
Echinostoma revolutum, Raillietina Congress of Parasitology. Pandaan,
echinobothrida, Raillietina tetragona, Pasuruan. East Java. 1(57):23-25.
Davainea proglotina, Amoebotaenia Iskandar S. 2006. Strategi pengembangan ayam
sphenoides, Ascaridia galli, Capillaria lokal. Wartazoa.16(1):190-197.
annulata dan Trichostrongylus tenuis. Iskandar S, Sartika T, Hidayat C & Kadiran.
Prevalensi tertinggi pada ayam kampung 2010. Penentuan kebutuhan protein kasar
terhadap Ascaridia galli 53,33% dan ayam ransum ayam Kampung Unggul Balitnak
petelur terhadap Ascaridia galli 40 %. (KUB) masa pertumbuhan (0-22 minggu).
Sedangkan prevalensi terendah pada ayam Laporan Penelitian Balai Penelitian Ternak
kampung terhadap Raillietina echinobothrida Ciawi. Bogor.
dan Amoebotaenia sphenoides 3,33%. Pada Magwisha HB, Kassuku AA, Kyvsgaard NC &
ayam petelur terhadap Echinostoma revolutum, Permin A. 2002. A Comparison of The
Raillietina tetragona dan Trichostrongylus Prevalence and Burdens of Helminth
tenuis 6,67 %. Intesitas tertinggi pada ayam Infections in Growers and Adult Free-
kampung terhadap Ascaridia galli yaitu 141 Range Chickens. Journal animal. 34(3):
butir/individu dan ayam petelur 139 205-214.
butir/individu. intensitas terendah pada Partsoedjono 2001. Penyakit-penyakit Parasit
penelitian ini ditemukan pada ayam kampung Unggas di Indonesia.
terhadap Amoebotaenia sphenoides dan http://siauwlielie.tripod.com/art_001_02.ht
Raillietina echinobothrida 3 butir/individu dan m Diakses hari senin 20 mei 2019.
ayam petelur terhadap Echinostoma revolutum Permin. 2001. Genetic Resistance to Ascaridia
5 butir/individu di Kecamatan Muara Badak. galli Infections in Chickens. J Vet.
Parasitol. 102(2):101-111.
UCAPAN TERIMA KASIH
Pradana DP & Haryono T. 2015. Identifikasi
Ucapan terimakasih disampaikan kepada Cacing Endoparasit pada Feses Ayam
Kepala Laboratorium serta Laboran, Pedaging dan Ayam Petelur. Jurnal lantera
Laboratorium Anatomi dan Mikroteknik bio. 4(2):119-123.
Hewan, FMIPA Universitas Mulawarman yang Prastowo J & Ariyadi B. 2015. Pengaruh
memfasilitasi berlangsungnya penelitian ini. infeksi cacing Ascaridia galli terhadap
gambaran darah dan elektrolit ayam
DAFTAR PUSTAKA
kampung (Gallus domesticus). Jurnal
Abdelqader, A., Gauly., M., Wollny., dan Medika Veteriner.9(1):12-17.
Aboshehada, M.N. 2008. Prevalence and Roy JR. 2013. Study on Ascaridia galli
burden of gastrointestinal helminths among Infection in Indigenous Chickens in
local chickens, in northern Jordan. Bangladesh. Thesis. Mymensingh:
Preventive Veterinary Medicine. 851-2: 17- Bangladesh Agricultural University.
22. Samadi B. 2012. Buku Terlengkap Sukses
Berjaya, M. 2008. Masalah Ascariasis pada Beternak Ayam Ras Petelur dan Pedaging.
Ayam Lokakarya Nasional Inovasi Jakarta: Pustaka Mina.
Teknologi Dalam Mendukung Usaha Setiadi A, Sa’id G, Achjadi R & Purbowati E.
Ternak Unggas Berdayasaing. Balai Besar 2012. Sapi dari Hulu ke Hilir dan Info
Penelitian Veteriner. 1(2) :21-22. Mancanegara. Jakarta: Penebar Swadaya.
Bush, AO, Lafferty, KD, Lotz, JM, and Shahid SB, Wazib A & Shamsuzzaman SM.
Jurnal ILMU DASAR, Vol. 22 No. 1, Januari 2021 : 1-8 7