Professional Documents
Culture Documents
3
Desember 2018
https://ojs.fdk.ac.id/inde
x.php/Nursing/index
ABSTRAK
Gastritis merupakan peradangan yang mengenai mukosa lambung. Peradangan ini dapat me
pembengkakan mukosa lambung sampai terlepasnya epitel mukosa superfisial yang menjadi
terpenting gangguan dalam sistem pencernaan. Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional y
menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual dan potensial. Manajemen Nyeri yang mengg
teknik distraksi, relaksasi (Menggunakan napas dalam), pijat efflurage, guided imaginary, kompres a
teknik relaksasi otot progresif dalam, relaksasi genggam jari. Metode yang digunakan digunakan da
review diawali dengan pemilihan topik, kemudian ditentukan keyword untuk pencarian jurnal meng
bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris melalui beberapa database antara lain Google Scholar, Ebsc
Quest. Pencarian ini dibatasi untuk jurnal mulai tahun 2009 sampai 2019. Berdasarkan beberapa pe
yang telah dikemukakan, bahwa terapi komplementer yang paling sering digunakan adalah rela
dalam, karena relaksasi nafas dalam yang digunakan untuk proses terapi tersebut sangat m
meringankan nyeri yang dialami pasien oleh karena itu memudahkan dalam proses penyembuhan d
dilakukan secara mandiri oleh pasien.
Kata Kunci : nyeri, pasien gastritis, terapi komplementer
PENDAHULUAN dibiarkan tidak terawat akan terus men
Penyakit pada sistem pencernaan mengalami kekambuhan dan memberikan
adalah penyebab paling umum terjadinya negatif pada kondisi kesehatan lansia (Waluy
nyeri. Salah satunya penyakit gastritis atau Suminar 2017).
yang biasanya di kenal dengan maag. Salah satu manifestasi klinis yang terjadi
Gastritis merupakan peradangan yang pasien gastritis adalah nyeri. Nyeri yang dira
mengenai mukosa lambung (Nurhanifah, adalah nyeri ulu hati atau nyeri epigastriu
Afni, & Rahmawati, 2018). Banyaknya (Raghavan dan Holmgren 2012) Nyeri ad
faktor yang dapat menyebabkan gastritis pengalaman sensori dan emosional yang
yang membuat angka kejadian gastritis juga menyenangkan akibat kerusakan jaringan
meningkat menurut World Health aktual dan potensial (Ben et al. 2012) Se
Organization (WHO) angka kematian di umum tanda dan gejala yang sering terjadi p
dunia akibat kejadian gastritis di rawat inap yang mengalami mengalami nyeri dapat t
yaitu 17- 21% dari kasus yang ada pada dari perilaku pasien misalnya suara (mena
tahun 2012. Di Indonesia menurut WHO merintih, menghembuskan nafas), ekspres
(2012) adalah 40,8%. Angka kejadian gastritis (meringis, menggigit bibir), pergerakan tu
pada beberapa daerah di Indonesia cukup (gelisah, otot tegang, mondar- mandir, dll),
tinggi dengan prevalensi 274.396 kasus dari sosial (menghindari percakapan, disorie
238.452.952 jiwa penduduk (Waluyo & Suminar waktu) (Judha, 2012 dalam Supetran, 201
2017). Salah satu terapi non-farmakologi yang da
Persentase dari angka kejadian gastritis diberikan pada penderita yang mengalami
di Indonesia didapatkan mencapai angka pada gastritis adalah terapi komplem
40,8%. Berdasarkan profil kesehatan (Indayani 2018). Beberapa tindakan mandiri
Indonesia tahun 2009, gastritis merupakan dapat di laksanakan perawat untuk memb
salah satu penyakit di dalam sepuluh penyakit yaitu dengan menggunakan Manajemen
terbanyak pada pasien rawat inap di rumah untuk menghilangkan atau mengurangi nyeri
sakit di Indonesia dengan jumlah 30.154 meningkatkan rasa nyaman. Menggunakan
kasus (4,9%). Angka kejadian gastritis pada komunikasi terapeutik untuk mengeta
beberapa daerah di Indonesia cukup tinggi pengalaman nyeri pasien yaitu den
dengan prevalensi 274,396 kasus dari menggunakan teknik distraksi, relak
238,452,952 jiwa penduduk. Didapatkan (Menggunakan napas dalam), pijat efflu
data bahwa di kota Surabaya angka kejadian guided imaginary, kompres air hangat, tek
Gastritis sebesar 31,2%, Denpasar 46%, relaksasi otot progresif dalam, relaksasi geng
sedangkan di Medan angka kejadian infeksi Berdasarkan penjelasan yang telah
cukup tinggi sebesar 91,6% (Thahir & dikemukakan, maka penulis sangat tertarik u
Nurlela, 2018). mereview beberapa literatur terkait tentang te
Gastritis merupakan peradangan yang komplementer terhadap penurunan nyeri p
mengenai mukosa lambung. (Chen, et al. 2010) pasien gastritis. Sebagai rujukan evidance ba
Peradangan ini dapat mengakibatkan agar perawat dapat menerapkannya da
pembengkakan mukosa lambung sampai
terlepasnya epitel mukosa superfisial yang
menjadi penyebab terpenting gangguan
dalam sistem pencernaan. Pelepasan sel
epitel akan merangsang timbulnya proses
inflamasi pada lambung (Sukarmin, 2012
dalam
Wijayanti dan Dirdjo 2015). Gastritis yang
komunitas pada pasien yang mengalami teknik relaksasi nafas dalam mengurangi
nyeri pada gastritis. diperoleh dari 19 responden, 5 Tidak nye
METODE responden nyeri ringan, dan 3 responden
Metode yang digunakan dalam penulisan sedang. Hasil penelitian menunjukan ba
literatur review ini diawali dengan penggunaan metode teknik relaksasi nafas d
pemilihan topik, kemudian ditentukan proses penyembuhan pasien pasca operasi
keyword untuk pencarian jurnal. Beberapa femur sangat efektif dalam menyembuhka
database antara lain Google Scholar, dan sudah terlihat jelas hasilnya. Karena relaksas
Pro Quest. Pencarian jurnal ini dibatasi dalam yang digunakan untuk proses terapi te
tahunnya mulai dari tahun 2009 sampai tahun sangat membantu meringankan nyeri yang
2019. Keyword yang digunakan adalah ‘Nyeri pasien oleh karena itu memudahkan dalam p
Gastritis, Terapi Komplementer’. Dua puluh penyembuhan. (Waluyo & Suminar 2017).
jurnal Bahasa Indonesia dan jurnal Bahasa Menurut (Ruhman, 2017) adanya penga
Inggris dipilih berdasarkan kriteria inklusi. pemberian relaksasi nafas dalam terh
Kriteria inklusi dalam literatur review ini perubahan skala nyeri sebelum dan sesud
adalah terapi komplementer terhadap nyeri diberikan intervensi, yaitu pada kasus seo
gastritis. pasien dilakukan intervensi selama 10- 15 m
HASIL DAN PEMBAHASAN setelah itu peneliti meminta pasien istrahat s
Literatur review ini menelaah 20 jurnal artikel 35 menit, selanjutnya peneliti mengkaji ula
True Experiment, tentang terapi komplementer dan hasilnya pasien mengatakan nyerinya
terhadap penurunan nyeri pada pasien gastritis dan hasil ini dibuktikan dengan observ
dan hanya memakai 10 jurnal yang inklusi pasien sudah lebih nyaman dan terasa rileks
sesuai dengan keyword. mengaatkan skala nyeri dari 6 (nyeri sedang
Relaksasi Napas Dalam menjadi 3 (nyeri ringan).
Berdasarkan 5 jurnal yang membahas Pada kasus lainnya, dilakukan intervensi sela
tentang Teknik Relaksasi Nafas Dalam. menit, setelah itu peneliti meminta pasien
Teknik relaksasi nafas dalam merupakan sekitar 30-35 menit, selanjutnya peneliti m
suatu bentuk asuhan keperawatan, yang ulang nyeri dan hasilnya pasien mengat
dalam hal ini perawat mengajarkan kepada nyerinya berkurang dan kepala pasien s
klien bagaimana cara melakukan nafas nyaman dan terasa ringan, pasien menga
dalam, nafas lambat (menahan inspirasi skala nyeri dari 5-6 (nyeri sedang) menur
secara maksimal) dan bagaimana menjadi 2 (nyeri ringan). Selanjutnya pad
menghembuskan nafas secara perlahan. seorang Ibu dilakukan intervensi selama 10
Selain dapat menurunkan intensitas nyeri, setelah itu peneliti meminta pasien istraha
teknik relaksasi nafas dalam juga dapat 30-35 menit, selanjutnya peneliti mengkaji
meningkatkan ventilasi paru dan meningkatkan nyeri dan hasilnya pasien mengatakan nye
oksigenasi darah (Smeltzer dan Bare, 2002 berkurang dan kepala pasien sudah lebih ny
dalam Wijayanti dan Dirdjo 2015). terasa ringan, pasien mengatakan skala n
Beberapa penelitian menunjukkan 5-6
bahwa perubahan nyeri setelah melakukan (nyeri sedang) menurun menjadi 3 (nyeri ring
relaksasi nafas dalam sangat signifikan.
Menurut penelitian
Waluyo & Suminar (2017) yang
menggunakan
Menurut (Shin et al. 2012) paling dalam dan di otot-otot merupakan
pengendalian pengaturan pernapasan secara masase yang aman, mudah, tidak perlu b
sadar dilakukan oleh korteks serebri, alat, tidak perlu biaya, tidak memiliki efek sam
sedangkan pernapasan yang spontan atau dapat dilakukan sendiri atau dengan bantuan
automatik dilakukan oleh medulla oblongata. (Nisofa, 2002 dalam Hanggarwati, 2015).
Napas dalam lambat dapat Guided Imagery
menstimulasi respons saraf otonom Berdasarkan 2 jurnal literatur yang memb
melalui pengeluaran neurotransmitter tentang terapi Guided Imagery. Guided im
endorphin yang berefek pada penurunan merupakan imajinasi yang dirancang se
respons saraf simpatis dan peningkatkan khusus untuk mencapai efek positif. De
respons parasimpatis. Stimulasi saraf simpatis membayangkan hal-hal yang menyenang
meningkatkan aktivitas tubuh, sedangkan akan terjadi perubahan aktifitas motorik se
respons parasimpatis lebih banyak otot-otot yang tegang menjadi relaks, resp
menurunkan ativitas tubuh atau relaksasi terhadap bayangan menjadi semakin jelas. H
sehingga dapat menurukan aktivitas metabolik tersebut terjadi karena rangsangan imajinasi
(Shirbeigi et al. 2015). hal-hal yang menyenangkan akan dijala
Pijat (Massage Efflurage) kebatang otak menuju sensor thalamus untu
Massage (pijatan) adalah tindakan Sebagian kecil rangsangan itu ditransmisik
penekanan oleh tangan pada jaringan lunak, amigdala dan hipokampus, sebagian lagi d
biasanya otot tendon atau ligamen, tanpa korteks serebi. Sehingga pada korteks ser
menyebabkan pergeseran atau perubahan terjadi asosiasi pengindraan.
posisi sendi guna menurunkan nyeri, Pada hipokampus hal-hal yang menyenan
menghasilkan relaksasi, dan/atau diproses menjadi sebuah memori (Ouyan
meningkatkan sirkulasi. Gerakan- gerakan Chen 2014). Ketika terdapat rangsangan b
dasar meliputi : gerakan memutar yang imajinasi yang menyenangkan memori yan
dilakukan oleh telapak tangan, gerakan tersimpan akan muncul kembali dan me
menekan dan mendorong kedepan dan suatu persepsi. Dari hipokampus rangsang
kebelakang menggunakan tenaga, telah mempunyai makna dikirim ke amigdala
menepuk- nepuk, memotong- motong, membentuk pola respon yang sesuai denga
meremas-remas, dan gerakan meliuk-liuk. rangsangan yang diterima. Sehingga subjek
Setiap gerakan gerakan menghasilkan mudah untuk mengasosiasikan dirinya da
tekanan, arah, kecepatan, posisi tangan dan menurunkan sensasi nyeri yang di alami (Nu
gerakan yang berbeda-beda untuk Afni, & Rahmawati, 2018)..
menghasilkan efek yang di inginkan pada Guided imagery adalah sebuah teknik
jaringan yang dibawahnya (Henderson, memanfaatkan cerita atau narasi u
2006 dalam Hanggarwati , 2015). mempengaruhi pikiran, sering dikombinasi de
Pengaruh mekanis dari effleurage latar belakang musik. Guided imagery
adalah membantu kerja pembuluh darah balik
(vena) dan menyebabkan timbulnya panas
tubuh sehingga manipulasi effleurage dapat
berfungsi sebagai pemanasan (warming up)
(Shirbeigi et al. 2015). Pengaruh fisiologis
dari gosokan yang kuat
mempengaruhi sirkulasi darah pada jaringan
yang
berfungsi sebagai pengalih perhatian dari Menurut teori gate-control kompres hangat d
stimulus yang menyakitkan dengan mengaktifkan (merangsang) serat-serat
demikian dapat mengurangi respon nyeri nosiseptif yang berdiameter besar ( A-α dan
(Jacobson, 2006, dalam Kristanti, 2014). Efek „‟menutup gerbang‟' bagi serat- serat yang b
guided imagery and music (GIM) membuat kecil ( A-δ dan C) yang berperan dalam
responden merasa rileks dan tenang. menghantarkan nyeri, sehingga nyeri dapat d
Responden menjadi rileks dan tenang saat (Jeon et al. 2015). Upaya menutup pertah
mengambil oksigen di udara melalui tersebut merupakan dasar terapi menghi
hidung, oksigen masuk kedalam tubuh nyeri. Berdasarkan latar belakang diatas pe
sehingga aliran darah menjadi lancar serta berminat melakukan penerapan terapi komp
dikombinasikan dengan imajinasi terbimbing hangat untuk mengurangi nyeri pada ganggu
menyebabkan seseorang mengalihkan gastritis (Amin, 2017)
perhatiannya yang membuatnya senang Relaksasi Genggam Jari
dan bahagia sehingga melupakan nyeri Relaksasi genggam jari adalah sebuah te
yang di alaminya. Inilah yang menyebabkan relaksasi yang sangat sederhana dan mu
nyeri mengalami penurunan setelah dilakukan dilakukan oleh siapapun yang berhubun
teknik relaksasi Guided Imagery. dengan jari tangan serta aliran energi di
(Nurhanifah, Afni, & Rahmawati, 2018). Selain tubuh kita. Teknik genggam jari disebut juga
itu, mendengarkan murottal Al-qur’an juga (Fang et al. 2017) menggenggam jari sambil
dapat mengurangi nyeri (Kartika, 2015). nafas dalam-dalam (relaksasi) dapat men
Selain itu Ada pengaruh yang signifikan dan menyembuhkan ketegangan fisik dan e
Guided Imaginary Terhadap Penurunan karena genggaman jari akan menghang
Nyeri Pada Pasien Gastritis di Wilayah Kerja titik-titik keluar dan masuknya energi pada
Puskesmas Karang Banjarmasin dengan meredian (energi channel) yang terletak p
hasil dari 15 orang responden yang tangan kita (Rogayah, 2017).
mengalami tidak nyeri Sesudah diberikan Titik-titik refleksi pada tangan akan memb
tindakan Guided Imagery sebanyak 10 orang rangsangan secara refleks (spontan) pada
(66,7%), dan yang mengalami nyeri ringan genggaman. Rangsangan tersebut ak
sebanyak 5 orang (33,3%) (Nurhanifah, Afni, mengalirkan semacam gelombang kejut atau
& Rahmawati, 2018) menuju otak. Gelombang tersebut diterima
Teknik Kompres Hangat diproses dengan cepat, lalu diteruskan
Penggunaan kompres hangat diharapkan saraf pada organ tubuh yang mengalami gan
dapat meningkatkan relaksasi otot-otot dan sehingga sumbatan dijalur energi menjad
mengurangi nyeri akibat spasme atau (Wijayanti & Dirdjo, 2015). Data penelitian
kekakuan serta memberikan rasa hangat dilengkapi dengan tabel Matriks,
lokal. Pada umumnya panas cukup berguna dengan sbb :
untuk pengobatan. Panas meredakan iskemia
dengan menurunkan kontraksi dan
meningkatkan sirkulasi. Kompres hangat
dapat menyebabkan pelepasan endorfin
tubuh sehingga memblok transmisi stimulasi
nyeri. (Subekti & Utami, 2011)
tindakan Guided Imagery sebanyak 10 orang rangsangan secara refleks (spontan) pada
(66,7%), dan yang mengalami nyeri ringan genggaman. Rangsangan tersebut ak
sebanyak 5 orang (33,3%) (Nurhanifah, Afni, mengalirkan semacam gelombang kejut atau
& Rahmawati, 2018) menuju otak. Gelombang tersebut diterima
Teknik Kompres Hangat diproses dengan cepat, lalu diteruskan
Penggunaan kompres hangat diharapkan saraf pada organ tubuh yang mengalami gan
dapat meningkatkan relaksasi otot-otot dan sehingga sumbatan dijalur energi menjad
mengurangi nyeri akibat spasme atau (Wijayanti & Dirdjo, 2015). Data penelitian
kekakuan serta memberikan rasa hangat dilengkapi dengan tabel Matriks,
lokal. Pada umumnya panas cukup berguna dengan sbb :
untuk pengobatan. Panas meredakan iskemia
dengan menurunkan kontraksi dan
meningkatkan sirkulasi. Kompres hangat
dapat menyebabkan pelepasan endorfin
tubuh sehingga memblok transmisi stimulasi
nyeri. (Subekti & Utami, 2011)
“Perubahan Skala Nyeri Sedang Pada Pasien Gastritis Di Klinik Mboga Sukoharjo A N.” 5(1): 20–32.
Wijayanti, Tri, & Dirdjo, M.M. (2015). “Analisis Praktik Klinik Keperawatan Pada Pasien Gastritis D
Pemberian Relaksasi Nafas Dalam Dan Relaksasi Genggam Jari Terhadap Nyeri Akut Akibat Gast
Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab Sjahranie Samarinda Tahun 2015. ”
Tinggi Ilmu Kesehatan
Muhammadiyah Samarinda.
al
ahmayunia Kartika
gastric mucosa. This
Desain quasi eksperiment control Tehnik relaksasi otogenik dan distraksi lebih efektif
group pretest – postest dengan terhadap penurunan tingkat nyeri pasien gastritis.
pengambilan sampel non randomized
Single case experimental designs Keefektifan distraksi tergantung pada
atau eksperimen dengan subjek kemampuan pasien untuk menerima dan
berjumlah sedikit. membangkitkan input sensori selain nyeri.
Desain pre-eksperimen dengan Ada pengaruh pemberian relaksasi napas dalam
One Group pretest-Post test design. terhadap penurunan nyeri pada penderita gastritis
Single case experimental designs di ruang rawat inap RSUD Haji Makassar
atau eksperimen dengan subjek Relaksasi yang diberikan secara indi- vidual sebagai
berjumlah sedikit. terapi maupun sebagai self help
dapat menurunkan stres dan keluhan tukak lambung
Metode studi kasus (case study). Terapi kompres hangat terbukti dapat
menurunkan nyeri pada pasien gastritis
Penelitian eksperimental semu Pemberian metode teknik relaksasi nafas dalam
(quasi eksperimental) dengan desain dalam mengurangi rasa nyeri pada pasien gastritis
pre dan post test without control Ada perbedaan tingkat nyeri sebelum dan sesudah
design dilakukan teknik relaksasi otot progresif dalam
Penelitian preexperimental menurunkan tingkat nyeri pasien gastritis di
design dengan pendekatan Adanya pengaruh pemberian relaksasi nafas dalam
pretest-posttest design. dan relaksasi aromaterapi bunga mawar terhadap
Single case experimental designs perubahan skala nyeri
atau eksperimen dengan subjek pasien
berjumlah sedikit