Professional Documents
Culture Documents
Abstract
Religion does not come at once as can be seen today. Religion comes
with the following level of human’s intellectual development and condition. So
that, religion is always suitable to human in all ages and times. The process and
development of religion can be traced through the history of the religion itself
such as Prophet Adam, as to which is perpetuated by the Quran, which is very
simple and not with a lot of roles of shari’ah. Shari’ah brought by the prophets
are increasingly developed so created religion as brought by Prophet Muhammad
which we can see his teachings today. Nevertheless, the Prophets’ struggle in
carrying and introducing religion to bring the people to a better life is not
simple. The prophets had to fight hard and even risked their life themselves.
But they are not an ordinary man. They are an elected man to run the heavy
duty. They have the durability and above all suffering far beyond what ordinarily
people do. The process of proselytizing of prophets always shows the resilience
and tremendous fortitude. Thus the heavy duty that God gave to them can be
done well. However, not all of the prophets have the same success. The series
of prophets is closed with the advent of Prophet Muhammad with Islam. This
paper focuses on how the development of religion until it becomes a perfect
religion passing through the prophets in a very long period of time.
*
Fakultas Syari’ah Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel, Jl. Ahmad Yani No.
117, Surabaya, Jawa Timur, 60237. Telp: (+6231) 8410298, Fax. (+6231) 8413300.
Abstrak
Sesungguhnya, agama tidak datang sekaligus seperti yang dapat dilihat
dewasa ini. Agama hadir mengikuti tingkat perkembangan intelektual serta
kondisi manusia. Sehingga, agama selalu cocok untuk manusia di sepanjang
waktu dan usia. Proses dan perkembangan agama dapat ditelusuri melalui sejarah
agama itu sendiri seperti halnya Nabi Adam, sebagaimana yang diabadikan
dalam Al-Quran, memeluk konsep agama yang sangat sederhana dan tidak
banyak pengaruh peran syariat. Syariat yang dibawa oleh para nabi semakin
berkembang seiring berkembangnya waktu sehingga muncul agama yang
sempurna seperti yang dibawa oleh Nabi Muhammad yang dapat kita lihat
ajarannya sekarang ini. Namun demikian, perjuangan para Nabi dalam
memperkenalkan dan menjalankan agama dengan maksud membawa manusia
kedalam kehidupan yang lebih baik tidaklah semudah yang dikira. Para nabi
harus berjuang keras dan bahkan mempertaruhkan hidup mereka sendiri. Akan
tetapi mereka bukanlah manusia biasa. Mereka adalah orang-orang yang terpilih
untuk menjalankan tugas yang berat. Mereka memiliki daya tahan luar biasa
dalam menghadapi semua penderitaan jauh melampaui apa yang biasanya
dilakukan manusia biasa. Proses dakwah para nabi selalu menunjukkan ketahanan
dan ketabahan yang luar biasa. Dengan demikian tugas berat yang Allah berikan
kepada mereka dapat dilakukan sebaik-baiknya. Walaupun demikian, tidak semua
nabi memiliki tingkat keberhasilan yang sama. Rentetan kisah para nabi ini ditutup
dengan munculnya Nabi Muhammad SAW melalui Islam. Fokus pembahasan
dalam makalah ini bermula dari bagaimana agama itu berkembang melalui
para nabi hingga menjadi agama yang sempurna dalam periode waktu yang
sangat lama.
Pendahuluan
anusia hidup di muka bumi diarahkan untuk menjadi
Jurnal TSAQAFAH
Sejarah Agama dalam al-Qur’an 395
1
Fazlur Rahman, Tema-Tema Pokok al-Qur’an, Terj. Anas Mayuddin, (Bandung:
Pustaka, 1983). 117.
2
Menurut Ahmad Bahjat bahwa sesunggulmya manusia sebenamya telah diberi
bekal mengetahui perintah Allah SWT melalui akalnya. Jadi akal adalah alat yang diberikan
kepada manusia untuk mengetahui kebenaran dan keburukan sebelum adanya nabi dan rasul.
Lihat Ahmad Bahjat, Sejarah Nabi-Nabi Allah SWT, (Jakarta: PT. Lentera Basritama, Cet. Ke-
2, 1995).
3
Para ulama cenderung membuat perbedaan tentang arti nabi dan rasul, namun
demikian, tanpa bermaksud menyamakan arti keduanya, yang dimaksud dalam makalah ini
dengan nabi adalah juga berarti rasul.
Jurnal TSAQAFAH
Sejarah Agama dalam al-Qur’an 397
itu di sisi Allah semakin berat ujian yang ia terima.4 Semua itu harus
mereka hadapi tanpa rasa takut dan putus asa. Dalam keadaan yang
sedemikian, nabi harus tetap berhasil dalam misinya. Ia harus
memperoleh dukungan dari kaumnya. Tanpa keberhasilan itu,
risalah Allah SWT yang ia emban akan musnah dari muka bumi.
Bentuk keberhasilan dalam misi ini tentu sangat bervariasi, ada yang
kecil, ada pula yang sangat besar, ada yang cepat dan ada pula yang
sangat lambat sebagaimana perjalanan dakwah Nabi Nuh AS, dan
ada yang sangat cepat sebagaimana Nabi Muhammad.
Nubuwwah adalah karunia Allah dan hak Allah untuk mem-
berikannya kepada siapa saja yang Allah kehendaki dan mengkhusus-
kannya kepada kaum yang ia kehendaki pula. Kenabian tidak dapat
diperoleh dengan kerja keras atau dengan usaha dan jerih payah,
bahkan dengan ibadah yang sangat banyak kepada Allah. Sehebat
dan sepantas apapun manusia; karena kekuatan materi, kekuatan
fisik, atau banyaknya pengikut, kalau Allah tidak menunjuknya
menjadi nabi, maka ia akan tetap menjadi manusia biasa.5
Pilihan siapa yang pantas untuk menjadi nabi adalah mutlak
hak Allah. Hal ini berkenaan dengan tugas berat yang akan Allah
berikan kepada nabi, orang yang ditunjuk tugas berat dalam
tersebut. Yang bagi orang biasa, hampir pasti tidak akan kuat
mengembannya.6 Kenabian tidak dapat diwariskan kepada siapa-
pun. Demikian pula, orang lain tidak pula dapat mengambil
kenabian tersebut dengan merampas atau menguasainya. Orang yang
dipilih untuk menjadi nabi adalah sebaik-baik hamba dan yang
paling sempurna diantara mereka menurut Allah. Di lain pihak, kalau
seorang hamba telah dipilih untuk menjadi rasul-Nya, maka ia tidak
akan punya pilihan lain kecuali menerimanya. Allah telah menjadikan
orang tersebut mempunyai kemampaun untuk menjalankan misi
dari Allah itu. Dan Allah akan selalu menjaga hamba-Nya yang
terpilih tersebut.
Sungguhpun demikian, manusia terpilih untuk menjadi nabi
tadi tidak melepaskan semua kamanusiaannya. Ia tidak berubah
menjadi malaikat atau bahkan lebih dari pada itu. Karenanya,
menurut Fazlur Rahman, ia bisa saja kurang konsisten, namun hal
4
Nabi-nabi yang tergolong dalam Ulul Azmi adalah nabi-nabi yang menerima ujian
paling banyak dan berat dibanding lainnya. Dan itu sesuai dengan kedudukannya yang
sangat dekat dengan Allah SWT. Lihat: Ahmad Bahjat, Sejarah Nabi-Nabi..., 29.
5
QS. al-Baqarah (2): 105.
6
QS. al-Muzammil (73): 5.
7
Fazlur Rahman menggunakan istilah “tidak selalu konsisten” untuk mengganti kata
salah. Lihat Fazlur Rahman, Tema-Tema Pokok al-Qur’an, 130. Menurut Ali al-Shabuni, nabi
dengan predikat kemanuasiaannya, akan selalu terhindar dari kesalahan dan dosa. Namun
kadangkala nabi berijtihad sesuai dengan akal pikirannya sendiri secara sungguh-sungguh
untuk menetapkan suatu perkara, sehingga melakukan tindakan yang kurang utama, dan
Allah SWT akan segera menegur dan mengingatkannya. Lihat: Muhammad Ali Ash-Shabuni,
Kenabian dan Riwayat Para Nabi, (Jakarta: PT. Lentera Basritama, 2001), 107.
8
Terdapat banyak ayat dalam al-Qur’an yang menerangkan bahwa nabi pada hakikatnya
adalah manusia biasa, seperti dalam QS.Ali Imran: 79, Ibrahim: 19, al-Kahf: 110, al-Anbiya:
34, Fussilat: 6, dan al-Isra: 93-94.
9
QS. al-Baqarah: 213.
10
QS. al-A’la: 19.
11
QS. al-Maidah: 46.
12
QS. al-Hijr: 1.
13
Tidak ada keterangan, mengapa Nabi Daud yang mempunyai kitab Zabur tidak
termasuk dalam kelompok Ulul Azmi tersebut. Lihat Waryono Abdul Ghafur, Millah Ibrahim
dalam al-Mizan fi Tafsir al-Qur’an Karya Muhammad Husein ath-Thabathaba’i, (Yogyakarta:
Bidang Akademik UIN Sunan Kalijaga, 2008), 246.
14
QS. al-Ahzab: 40.
Jurnal TSAQAFAH
Sejarah Agama dalam al-Qur’an 399
1. Rasul
Kata syariat diambil dari akar kata “syara’a” yang berarti “air yang
banyak” atau “jalan menuju sumber air”. Dari pengertian itu kemudian
diambil untuk menyebut jalan ketuhanan. Agama adalah sumber
kehidupan rohani sebagaimana air yang menjadi sumber kehidupan
jasmani. 15 Agama juga dapat membersihkan kotoran rohani
sebagaimana air yang juga dapat membersihkan kotoran jasmani.
Syariat adalah jalan terbentang untuk suatu umat tertentu dan
nabi tertentu yang diutus, dan untuk umat tertentu pula,
sebagaimana syariat Nuh, syariat Musa, syariat Isa, dan syariat
Muhammad.16 Dengan demikian, maka syariat mempunyai arti
yang spesifik dibanding din yang bersifat umum dan mencakup
semua umat. Begitu spesifiknya kata syariat, ia tidak dapat
dinisbahkan kecuali kepada orang yang membawa dan menyampai-
kannya. Penyebutan kata syariat Ibrahim adalah khusus bagi syariat
Ibrahim, dan tidak mungkin disebutkan dengan syariat Ibrahim dan
Isa. Sebab syariat Ibrahim adalah khusus dan syariat Isa adalah
khusus pula.
Selain dari pada itu, syariat tidak berarti baku, ia menerima
naskh. Artinya satu syariat dapat di-naskh oleh syariat lainnya dan
begitu sebaliknya. Berbeda dengan syariat, agama bersifat universal
dibanding dengan syariat yang temporer. Agama dapat mencakup
banyak rasul, dan tidak sebaliknya.
Secara historis, syariat diperlakukan, dalam arti sebagai
peraturan layaknya undang-undang yang berlaku, dimulai dari masa
Nabi Nuh. Nabi-nabi dan umat yang datang setelah Nabi Nuh
mengikuti syariat Nabi Nuh sampai datang Nabi Ibrahim. Setelah
datangnya Nabi Ibrahim, maka nabi-nabi dan umat yang datang
setelahnya mengikuti syariat Nabi Ibrahim tersebut sampai datang
Nabi Musa. Dan setelah kerasulan Nabi Musa, nabi-nabi dan umat
yang datang setelahnya mengikuti syariat Nabi Musa sampai datang
Nabi Isa. Syariat Nabi Isa berlaku hingga datang Nabi Muhammad
menggantikannya. Mereka adalah para nabi yang tergabung dalam,
Ulul Azmi. 17 Dan pada merekalah simpul-simpul syariat yang
menjadi patokan bagi nabi-nabi lainnya beserta umat mereka.
15
Ibid., 170.
16
Ibid., 171.
17
Ibid., 173.
2. Dîn (Agama)
Dîn mempunyai beberapa arti yang secara umum dapat dibawa
ke dalam dua pengertian, yaitu; pengertian umum dan pengertian
khusus. Pengertian umum bersifat luas, yaitu “sunnah, t}arîqah, dan
sabîl yang berlaku dalam suatu masyarakat”.19 Dengan definisi ini,
maka semua kepercayaan adalah agama, baik yang percaya kepada
Allah ataupun tidak. Sedang pengertian dalam arti khusus adalah
“sunnah dan t}arîqah ilâhiyyah yang berlaku bagi semua manusia di
dunia untuk kesempurnaan hidup di akherat dan kehidupan yang
hakiki di sisi Allah”.20
Agama dalam arti khusus ini sesuai dengan fitrah manusia yang
tujuannya adalah mencapai kebahagian. Agama yang sesuai dengan
fitrah semacam ini adalah agama yang benar, yang tidak akan bisa
didapat kecuali dengan petunjuk wahyu dan kenabian.
Kemampuan akal dan apalagi taklid tidak akan mengetahui hakikat
kebenaran dengan sesungguhnya. Atas dasar itu, menghidupkan
pesan-pesan agama dan kenabian, pada hakekatnya adalah usaha
untuk terus menghidupkan fitrah manusia.
18
Ibid., 175.
19
Ibid., 166.
20
Ibid., 167.
Jurnal TSAQAFAH
Sejarah Agama dalam al-Qur’an 401
21
Nurcholis Madjid, Islam Doktrin dan Peradaban, (Jakarta: Yayasan Wakaf Paramadina,
1992), xv-xiv.
22
Nurcholis Madjid, Ibid., xiv; Murtadha Muthari, Manusia dan Agama Membumikan
Kitab Suci, (Bandung: Mizan, 2007).
23
Muhammad Ali Ash-Shabuni, Kenabian…, 140.
Jurnal TSAQAFAH
Sejarah Agama dalam al-Qur’an 403
27
Tempat kaum Ad adalah di Wadi al-Ahqaf, bagian dari wilayah Yaman. Mereka
adalah Ad Iram, yaitu Ad pertama. Mereka adalah orang-orang yang keras, mempunyai
tubuh yang besar. Mereka hidup dalam kemewahan dan lalai kepada Allah SWT sebagaimana
diisyaratkan dalam surah al-Syu’ara’ (26): 128-134. Ibid., 286-287.
28
Nabi Shaleh diutus kepada kaum Tsamud di negeri Hijr, yang terletak antara Hijaz
dan Syam. Mereka adalah bagian dari Arab ‘Aribah, yaitu Arab terdahulu. Tsamud diambil
dari nama kakek mereka, yaitu Tsamud saudara Jadis yang bertempat tinggal di Hijr, wilayah
antara Hijaz dan Tabuk (Syiria). Daerah itu kini dikenal dengan nama “Fajja al-Naqah”.
Bekas-bekas rumah mereka masih ada hingga sekarang. Daerah itu juga dikenal dengan
“Mada’in Shaleh”. Nabi Muhammad dalam peperangan Tabuk masih menyaksikan bekas
kampung mereka, dan melarang umatnya untuk mengambil air minum darinya dan menyuruh
untuk mengambil air minum dari sumur di mana unta Nabi Shaleh pernah meminum air
darinya. Ibid., 290-291. Lihat pula Abu Ishaq Ahmad bin Muhammad bin Ibrahim al-Tsa’labi,
Qis}as} al-Anbiyâ’, (T.K: Dâr al-Fikr, T.Th), 91; Ibnu Katsir, Kisah Para Nabi, (Jakarta: Pustaka
Azzam, 2003), 154-156.
29
QS. al-A’raf (7): 73
30
Waryono Abdul Ghafur, Millah Ibrahim…, 184-185; Ahmad Bahjat, Sejarah Nabi-
Nabi..., 196.
31
Muhammad Ali Ash-Shabuni, Kenabian…, 284.
32
Ahmad Bahjat, Sejarah Nabi-Nabi..., 67
33
Muhammad Ali Ash-Shabuni, Kenabian…, 296.
34
Ibid., 200.
Jurnal TSAQAFAH
Sejarah Agama dalam al-Qur’an 405
perintah Allah. Atas semua itu, Allah telah memujinya dengan pujian
luar biasa, bapak para nabi, pemimpin orang-orang yang takwa,
simbol iman dan keyakinan, lulus dalam ujian kesabaran, dan hamba
kesayangan-Nya.35
Ibrahim, menurut al-Qur’an, adalah orang pertama yang
menyatakan agama Tuhan dengan nama Islam dan para pemeluknya
dengan nama Muslim. Ibrahim adalah contoh utama bagi semua
manusia tentang perjuangan yang tiada kenal lelah dalam mencari
kebenaran, dan apa yang telah ia lakukan diabadikan Allah dalam
al-Qur’an, sehingga ia mendapat gelar uswah h}asanah. Sunggguhpun
demikian, itu semua tidak membuatnya otomatis mendapat predikat
sebagai Muslim. Gelar “muslim” baru ia dapat setelah keduanya
(Ibrahim dan Ismail) melaksanakan perintah Allah dalam peristiwa
penyembelihan dan pembangunan Ka’bah. Akhirnya Islam menjadi
sebutan bagi agama nabi-nabi Allah dan menjadi semakin khusus
bagi nama sebuah agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad.
Demikianlah, Ibrahim telah menunjukkan diri sebagai Nabi
yang sangat gigih mencari kebenaran. Dan setelah ia mendapat-
kannya, ia harus diuji dengan ujian-ujian yang tidak biasa. Dengan
tingkat kepasrahan dan ketataan yang luar biasa, Ibrahim dinyatakan
lulus oleh Allah dan diberi gelar Khalî>l Allâh,36 gelar yang hanya
diberikan oleh Allah untuknya.
35
Ibid., 186.
36
QS. al-Shaffat (37): 104-107 menerangkan kelulusan Ibrahim dari ujian yang maha
berat, yakni menyembelih anaknya Ismail.
37
QS. al-Baqarah (2): 133.
38
QS. al-Shad (38): 20.
39
Muhammad ali Ash-Shabuni, Kenabian…, 376-183.
40
QS. Ali Imran (3): 50-51.
Jurnal TSAQAFAH
Sejarah Agama dalam al-Qur’an 407
41
Murid yang berkhianat itu bernama Yahudza al-Iskhariuthi (Yudas Iskariot). Ia
menunjukkan kepada bala tentara yang mengejar Isa tempat persembunyiannya dan
pengikutnya dengan imbalan 30 dirham. Allah SWT akhirnya menyerupakan wajah Yudas
persis dengan Isa dan bala tentara menangkap Yudas karena mereka menganggap ia adalah
Isa, lalu mereka menyalibnya, sebagaimana diisyaratkan oleh QS. al-Nisa (4): 157. Lihat:
Muhammad Ali Ash-Shabuni, Kenabian…, 256.
42
Yunan Yusuf, “Implikasi Sosial Keagamaan Muhammad Sebagai Penutup Utusan
Allah SWT” dalam Kontekstualisasi Islam dalam Sejarah, (Jakarta, Paramadina, 1995), 537.
43
Mudjahid Abdul Manaf, Sejarah Agama-Agama, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
1996), 107.
44
Fazlur Rahman, Tema-Tema Pokok al-Qur’an, 121-122.
45
Ibid., 118-119; Yunan Yusuf, “Implikasi Sosial…”, 538-539.
46
Toshiko Izuttsu, Etika Beragama dalam Qur’an, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1995),
307.
Jurnal TSAQAFAH
Sejarah Agama dalam al-Qur’an 409
47
Lebih jauh ia mengatakan bahwa Islam itu mempunyai hierarki, yaitu; pertama,
menerima dan mematuhi (secara lahiriah) perintah dan larangan Allah SWT dengan
mengucapkan kalimah syahadah, tidak menjadi soal apakah ia mengucapkan dengan sepenuh
hati atau tidak. Islam semacam ini sebagaimana yang disabdakan oleh Allah SWT dalam al-
Hujurat: 14. Kedua, kepasrahan dan ketundukan hati untuk menerima keyakinan yang benar
secara terperinci dengan diikuti oleh amal saleh, sungguhpun kadang-kadang ia berbuat
salah. Inilah Islam sebagaimana firman Allah SWT dalam al-Baqarah: 208, al-Hujurat: 15, al-
Shaff. 11. Ketiga, sebagaimana Islam pada level kedua dengan disempurnakan dengan akhlak
yang sesuai dengan tuntunan iman, yang membuat semua sifat dan kecenderungan kepada
dunia tunduk. Pada level ini dalam beribadah seolah-olah ia melihat Allah SWT, dan seandainya
tidak, maka ia merasa Allah SWT melihatnya. Keempat, adalah seperti pada tipe ketiga,
hanya saja dengan tambahan bahwa ia benar-benar melakukan pengabdian dan tunduk
sepenuhnya kepada keinginan dan kehendak Tuhan, menerima apa yang dicintai dan diridaai-
Nya. Waryono Abdul Ghafur, Millah Ibrahim…, 197.
48
Mohammed Arkoun, Rethingking Islam, (Yogyakarta: LPMI dan Pustaka Pelajar,
1996), 17.
49
QS. al-Baqarah (2): 131.
50
QS. al-Baqarah (2): 133.
51
QS. Ali Imron (3): 52.
52
Ada beberapa ahli yang menyatakan arti Islam dengan makna generiknya, yaitu
pasrah kepada Tuhan. Akan tetapi bahwa kenyataan agama para Nabi adalah Islam diakui oleh
semua. Lihat Nurcholis Madjid, Islam Iman, dan Ihsan Sebagai Trilogi Ajaran Ilahi dalam
Kontekstualiasai Islam dalam Sejarah, (Jakarta: Paramadina, 1995), 466-468.
Jurnal TSAQAFAH
Sejarah Agama dalam al-Qur’an 411
Penutup
Kemunculan agama di dalam al-Qur’an selalu dimulai dengan
kemunculan para nabi, karena memang para Nabilah penyampai
risalah Allah kepada umat manusia. Setiap nabi diberi oleh Allah
syariat yang sesuai dengan kondisi kaumnya. Nabi-nabi tersebut
menyampaikan risalah dengan berbagai gaya, ada yang dengan
argumentasi dan ada yang tidak. Rasul yang berbeda-beda tersebut
dibingkai dalam satu agama yang satu, yaitu Islam. Semua nabi,
sebagaimana yang disebut dalam al-Qur’an, adalah Muslim.
Islam, sebagai agama para nabi, mempunyai karakteristik yang
berbeda, khususnya masa nabi-nabi sebelum dan sampai Nabi
Muhammad. Agama yang berevolusi ini, akhimya mengambil
bentuk finalnya pada masa Nabi Muhammad. Agama inilah yang
diyakini sebagai agama yang paling sempurna.[]
Daftar Pustaka
Arkoun, Mohammed. 1996. Rethingking Islam. Yogyakarta: LPMI
dan Pustaka Pelajar.
Ash-Shabuni, Muhammad Ali. 2001. Kenabian dan Riwayat Para
Nabi. Jakarta: PT. Lentera Basritama.
Bahjat, Ahmad. 1995. Sejarah Nabi-Nabi Allah SWT. Jakarta: PT.
Lentera Basritama, Cet. Ke-2.
Ghafur, Waryono Abdul. 2008. Millah Ibrahim dalam al-Mizan fi
Tafsir al-Qur’an Karya Muhammad Husein ath-Thabathaba’i.
Yogyakarta: Bidang Akademik UIN Sunan Kalijaga.
Ibnu Katsir. 2003. Kisah Para Nabi. Jakarta: Pustaka Azzam.
Izuttsu, Toshiko. 1995. Etika Beragama dalam Qur’an. Jakarta:
Pustaka Firdaus.
Madjid, Nurcholis. 1992. Islam Doktrin dan Peradaban. Jakarta:
Yayasan Wakaf Paramadina.
Madjid, Nurcholis. 1995. Islam Iman, dan Ihsan Sebagai Trilogi Ajaran
Ilahi dalam Kontekstualiasai Islam dalam Sejarah. Jakarta:
Paramadina.
Manaf, Mudjahid Abdul. 1996. Sejarah Agama-Agama. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Muthari, Murtadha. 2007. Manusia dan Agama Membumikan Kitab
Suci. Bandung: Mizan.
Jurnal TSAQAFAH
AGAMA DAN ASAL USULNYA
menurut
Edward Burnett Tylor & James George Frazer
Oleh:
Ananda Emiel, Arifah, Tutik Nurul Fadhilah dan Mumtazah kamilah
Pengertian Agama
Berbicara mengenai agama, setiap individu tentu memiliki persepsi atau
pemahaman yang berbeda-beda tentang definisi agama itu sendiri. Di antaranya ada yang
berpikir bahwa agama merupakan pedoman dalam menjalani kehidupan, agama adalah
kepercayaan terhadap sesuatu yang lebih luhur dari manusia, serta berpikir bahwa agama
merupakan rangkaian tindakan khas seperti berdoa, beribadah, dan menyajikan sesaji.
Adapun kata agama berasal dari bahasa Sansekerta, a berarti tidak, gam berarti pergi atau
berjalan, dan a berarti sifat atau keadaan. Jadi, agama merupakan suatu sifat atau keadaan
yang kekal dan tidak berubah (Ensiklopedia Indonesia I).
Tylor memiliki pandangan bahwa mitos merupakan salah satu jalan yang harus
ditempuh untuk mengetahui asal-usul agama, karena mitos lahir dari penggabungan ide-
ide yang logis, serta di dalamnya juga menerangkan fakta-fakta alam dan hidup dengan
bantuan analogi dan komparasi. Pada dasarnya orang-orang dahulu menganggap mitos
untuk menggambarkan sesuatu, seperti penggambaran kekuatan alam misalnya.
Mengenai asal agama, Tylor juga berpendapat bahwa kita tidak akan dapat
menjelasakan sesuatu jika kita tidak mengetahui hakekat dari sesuatu tersebut. Berangkat
dari hal ini kita harus lebih dulu tahu apa hakekat dari agama dan mendefinisikannya jika
ingin tahu lebih dalam tentang agama. Definisi awal yang diusulkan tylor mengenai hal
ini adalah agama sebagai “keyakinan terhadap sesuatu yang spiritual”. Menurutnya
definisi tersebut bisa diterima banyak orang karena memiliki cakupan yang luas,
sederhana dan cukup gamblang. Apabila kita cermati setiap agama yang ada hampir
semua memiliki kepercayaan terhadap roh. Menurut tylor, jika kita ingin menjelaskan
agama, pertanyaan pertama yang harus dijawab adalah; “Bagaimana dan kenapa awal
mulanya manusia mulai mempercayai keberadaan sesuatu sebagai sebuah roh? Untuk
pertanyaan ini tidaklah mudah untuk dijawab secara ilmiah dan bersifat umum. Apabila
menggunakan persepktif islam, mereka akan menjawab sebagaimana dogma yang mereka
pelajari dan yakini, tentunya bukan jawaban yang diinginkan dari pertanyaan tersebut.
Lalu pengamatan seperti apakah yang dilakukan oleh orang-orang primitif dahulu
yang awam akan agama, ketuhanan dan lain-lainnya? Dalam hal ini tylor memandang
jauh ke dalam masa pra-sejarah untuk merekontruksi pemikiran paling awal mengenai
konsep agama. Pada mulanya mereka para primitif menalar tentang hal sederhana yang
ada dalam kehidupannya, mereka menganggap bahwa setiap kehidupan disebabkan oleh
sejenis roh atau prinsip spiritual.
Taylor berspekulasi bahwa yang berdampingan dengan manusia adalah mati dan
mimpi, ini merupakan fenomena yang menimbulkan pertanyaan dalam masyarakat
primitife. Dari pertanyaan ini lahirlah konsep jiwa ( Anima/Animisme). Ketika bermimpi
jiwa kita pergi dulu lalu kemudian kembali saat terbangun. Sementara ketika mati
jiwanya tak kembali, pergi entah kemana. Maka dia meyakini bahwa ada kekuatan yang
maha di luar diri kita munculah konsep kepercayaan terhadap ruh (animisme) yang
diekspresikan lewat ritual-ritual. (Daniel L. Pals, 2011:30-44)
J.G Frazer: “Abad agama dimanapun selalu didahului oleh abad Magis” (Mariasusai
dhavamony, 1995:50)
Frazer adalah salah satu orang yang menobatkan dirinya sebagai murid Tylor.
Jadi, teori yang dikemukakannya kebanyakan menginduk dari teori Tylor dan ditambah
dengan sentuhan ide yang murni dari pemikirannya sendiri. Termasuk teori survival yang
dibangun oleh Tylor. Teori tersebut mengatakan bahwa fakta yang paling mendasar dari
kehidupan manusia , siapapun dan dimanapun itu adalah kebutuhan untuk bertahan hidup
(survival). Para pemburu butuh binatang untuk dimakan, petani membutuhkan matahari
dan hujan yang cukup untuk tanaman mereka.
Akan tetapi, ketika kondisi alam tidak berjalan sesuai dengan harapan mereka,
mereka akan berfikir dan berusaha apa saja agar bisa memahami alam dan berusaha untuk
mengubahnya. Jalan pertama yang mereka tempuh adalah magis1. Mereka melakukan
sesuatu yang dianggap akan bisa memaksa kekuatan supranatural untuk memenuhi
kebutuhan mereka.
Magis dibangun berdasarkan asumsi bahwa ketika satu ritual atau perbuatan
dilakukan secara tepat, maka akibat yang diharapkan akan terwujud begitupun
sebaliknya. Pada saat itu, orang-orang yang mengaku memiliki kemampuan magis, akan
memiliki kekuatan sosial yang lebih kuat. Terkadang sampai disamakan dengan
penguasa. Karena mereka adalah orang-orang yang paling tahu tentang apa yang terjadi
dengan sukunya.
Lambat laun, kekuatan magis mulai memudar karena adanya kemajuan dalam
berpikir kritis yang terjadi pada masyarakat primitive. Mereka pada akhirnya dapat
menyimpulkan bahwa magis pada dasarnya adalah isapan jempol belaka. Hal itu
didasarkan pada penemuan-penemuan ilmiah tentang alam yang sudah banyak
ditemukan. Di saat magis mulai mengalami kemunduran, agama datang menggantikan
posisinya. Jadi, hubungan Magis dan Agama disini adalah sebagai sebuah fase
perjalanan sejarah kepercayaan manusia.
1
Magis memiliki dua prinsip yakni prinsip Imitatif dan kontak. Prinsip imitative: magis yang menghubungkan dua
hal berdasarkan prinsip kesamaan. Contoh: ketika meminta hujan ahli magis akan menirukan suara Guntur. Sedang
prinsip sentuhan: magis yang didasarkan pada hokum sentuhan fisik. Contoh: ahli magis dapat mencelakakan orang
lain melalui rambut, kuku, atau secarik kain selama benjda-benda tersebut bersentuhan dengan orang tersebut.
ide-ide yang tidak kritis dan irrasional. Namun Frazer alih-alih tertarik pada persamaan
keduanya (Magis dan agama), dia malah tertarik dengan perbedaan antara keduanya.
Fungsi Agama
Agama merupakan salah satu prinsip yang harus dimiliki oleh setiap manusia
untuk mempercayai Tuhan dalam kehidupan mereka. Tidak hanya itu, secara individu
agama bisa digunakan untuk menuntut kehidupan manusia dalam mengarungi kehidupan
sehari-harinya. Namun, kalau dilihat secara kelompok ataupun masyarakat, maka
beberapa fungsi agama dalam kehidupan amasyarakat yaitu:
a. Fungsi edukatif (pendidikan) berfungsi menyuruh atau mengajak dan melarang yang
harus dipatuhi agar pribagi penganutnya menjadi baik dan benar, dan terbiasa dengan
yang baik dan yang benar menurut ajaran agama masing-masing.
b. Fungsi penyelamat. Dimanapun manusia berbeda, dia selalu menginginkan dirinya
selamat. Keselamatana yang diberikan oleh agama meliputi kehidupan dunia dan
kehidupan akhirat.
2
Magis memiliki dua prinsip yakni prinsip Imitatif dan kontak. Prinsip imitative: magis yang menghubungkan dua
hal berdasarkan prinsip kesamaan. Contoh: ketika meminta hujan ahli magis akan menirukan suara Guntur. Sedang
prinsip sentuhan: magis yang didasarkan pada hokum sentuhan fisik. Contoh: ahli magis dapat mencelakakan orang
lain melalui rambut, kuku, atau secarik kain selama benjda-benda tersebut bersentuhan dengan orang tersebut.
c. Fungsi perdamaian. Melalui tuntunan agama seseorang atau sekelompok orang yang
bersalah atau berdosa mencapai kedamaian batin dan perdamaian dirinya sendiri, sesama,
semesta dan Tuhan. Tentu dia ataupun mereka harus bertaubat dan mengubah cara hidup.
d. Fungsi kontrol sosial. Ajaran agama membentuk penganutnya makin peka terhadap
masalah-masalah sosial seperti: kemaksiatan, kemiskinan, keadilan, kesejahteraan, dan
kemanusiaan. Kepekaan ini juga mendorong untuk tidak berhenti berdiam diri
menyaksikan kebatilan yang merasuki system kehidupan yang ada.
e. Fungsi pemupuk rasa solidaritas. Bila fungsi ini dibangun secara serius dan tulus, maka
persaudaraan yang kokoh akan berdiri tegak menjadi pilar “civil society” (kehidupan
masyarakat) yang memukau.
f. Fungsi pembaharuan. Ajaran agama dapat mengubah kehidupan pribadi seseorang atau
kelompok menjadi kehidupan baru. Dengan fungsi ini seharusnya agama terus menerus
menjadi agen perubahan basis-basis nilai dan moral bagi kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
g. Fungsi kreatif. Fungsi ini menopang dan mendorong fungsi pembaharuan untuk
mengajak umat beragama bekerja produktif dan inovatif bukan hanya bagi diri sendiri
tetapi juga bagi orang lain.
h. Fungsi sublimatif (bersifat perubahan emosi). Ajaran agama mensucikan segala usaha
manusia, bukan hanya bersifat agamawi, melainkan juga bersifat duniawi. Usaha manusia
selama tidak bertentangan dengan norma-norma agama, apabila dilakukan diatas niat
yang tulus karena Tuhan, maka dinilai ibadah.
A. REFERENSI
Fenomenologi Agama,Dhavamony, Mariasusai, Yogyakarta: Kanisius, 1995.
Psikologi Agama, Prof. Dr. H. Jalaluddin. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2007
1
By : Muhammad Rijal
https://www.academia.edu/38546897/ARTI_ISLAM_YG_SEBENARNYA_doc
Abstrak
BAB I
PENDAHULUAN
“Tidak dapat terjadi bagi manusia bahwa Tuhan berbicara dengannya, kecuali melalui
wahyu, atau dari belakang tabir ataupun melalui utusan yang dikirim, maka
disampaikanlah kepadanya dengan seizing Tuhan apa yang dikehendaki-Nya.
Sesungguhnya Tuhan Maha Tinggi dan Maha Bijaksana Demikianlah Kami kirimkan
kepadamu roh atas perintah Kami. Dari terjemahan surat tersebut, dapat dilihat
bahwasanya wahyu dapat dilihat dalam tiga bentuk. Bentuk itu di antaranya :
Wahyu bentuk ketiga ialah yang diberikan melalui utusan, atau malaekat,
yaitu Jibril dan wahyu serupa ini disampaikan dalambentuk kata-kata. Dan dari
bentuk-bantuk ketiga wahyu tersebut, wahyu yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad yaitu wahyu dalam bentuk ketiga, hal ini dijelaskan dalam beberapa surat
Al-Quran, diantaranya :
3
Sesungguhnya ini adalah wahyu Tuhan semesta alam. Dibawa turun oleh Roh Setia
ke dalam hatimu agar engkau dapat memberi ingat. Dalam bahasa Arab yang jelas.
menjadi petunjuk serta kabar gembira bagi orang yang berserah diri.
membenarkan apa yang (datang) sebelumnya dan untuk menjadi petunjuk serta
lonceng dan inilah yang terberat bagiku. Kemudian ia (Jibril) pergi akupun sudah
mengingat apa yang diturunkannya. Terkadang malaikat datang dalam bentuk
manusia, berbicara kepadaku akupun mengingat apa dikatakannya".
Atas dasar ayat-ayat dan hadist-hadist inilah umat Islam yakin yang
terkandung dalam Al-Qur’an adalah firman Tuhan. Hanya kata-kata Arab yang diakui
sebagai wahyu, dan dan jika diganti dengan kata-kata Arab lain atau terjemahannya
ke dalam bahasa , semua itu bukan lagi merupakan wahyu, atau Al-Quran yang
sebenarnya. Dalam hal ini, wahyu menurut faham Islam, berlainan dari wahyu
menurut faham agama lain, umpamanya agama Kristen.
dapat turut hilang. Maka atas anjuran Umar, Abu Bakar memerintahkan Zaid Ibn
Sabit dan sahabat-sahabat lain, ayat-ayat tersebut dibukukan dan diperbanyak
exemplarnya oleh Usman (644-655 M), dan dikirimkan ke daerah- daerah untuk
menjadi pegangan tertulis bagi umat Islam yang disana.
Sumber dari ajaran-ajaran Nabi kedua selain Al-Quran adalah Hadist, sebagai
sumber kedua dari ajaran-ajaran Islam, mengandung sunnah (tradisi) Nabi
Muhammad. Sunnah boleh mempunyai bentuk ucapan, perbuatan atau persetujuan
secara diam dari Nabi. Berlainan halnya dengan Al-Qur-an, hadis tidak dikenal
dicatat tidak dihafal di zaman Nabi. Alasan yang selalu dikemukakan ialah bahwa
pencatatan dan penghafalan hadis dilarang Nabi, karena dikuatirkan bahwa dengan
demikian akan terjadi percampur-bauran antara Al-Qur-an sebagai Sabda Tuhan dan
hadis sebagai ucapan-ucapan Nabi. Ada disebut bahwa Umar Ibn Al-Khatab.
Khalifah kedua, berniat untuk membukukan hadis Nabi, tetapi karena takut akan
terjadi kekacauan antara Al-Qur-an dan hadist, niat itu tidak jadi dilaksanakan.
Pembukuan baru terjadi di permulaan abad kedua Hijri, yaitu ketika Khalifah Umar
Abd AI-Aziz (717-720 M) meminta dari Abu Bakar Muhammad Ibn Umar dan
Muhammad Ibn Syihab Al-Zuhri, mengumpulkan hadis Nabi yang dapat mereka
peroleh. Di tahun 140 H, Malik Ibn Anas menyusun hadis Nabi dalam buku Al-
Muwatta.
Tidak ada kesepakatan kita antara umat Islam tentang keorisinilan semua
hadis dari Nabi. Jadi berlainan dengan ayat-ayat Al-Qur’an yang semuanya diakui
oleh seluruh umat Islam adalah wahyu yang diterima Nabi dan kemudian beliau
teruskan kepada umatnya, dalam keorisinilan hadis terdapat perbedaan antara umat
Islam. Oleh karena itu kekuatan hadis sebagai sumber ajaran-ajaran Islam tidak sama
dengan kekuatan Al-Qur-an.
Inilah dua sumber nash dari ajaran-ajaran Islam dalam segala aspeknya.
Ajaran yang terpenting dari Islam ialah ajaran tauhid, maka sebagai halnya dalam
agama monoteisme atau agama tauhid lainnya. yang menjadi dasar dari segala dasar
di sini ialah pengakuan tentang adanya Tuhan Yang Maha Esa. Di samping ini
menjadi dasar pula soal kerasulan, wahyu, kitab suci yaitu Al-Qur’an, soal orang
yang percaya kepada ajaran yang dibawa Nabi Muhammad, yaitu soal mu'min dan
muslim, soal orang yang tak percaya kepada ajaran-ajaran itu yakni orang kafir dan
musyrik, hubungan makhluk, terutama manusia dengan Pencipta, soal akhir hidup
manusia yaitu sorga dan neraka, dan lain sebagainya. Salah satu ajaran dasar lain
dalam agama Islam ialah bahwa manusia yang tersusun dari badan dan roh itu berasal
dari Tuhan dan akan kembali ke Tuhan. Tuhan adalah suci dan roh yang datang dari
Tuhan juga suci dan akan dapat kembali ke tempat asalnya di sisi Tuhan, kalau ia
tetap suci. Kalau ia menjadi kotor dengan masuknya ia ke dalam tubuh manusia yang
bersifat materi itu, ia tak akan dapat kembali ke tempat asalnya. Dalam ajaran Islam
mengenai hal ini tersimpul dalam ibadat yang mengambil bentuk salat, puasa zakat,
haji dan ajaran-ajaran mengenai moral atau akhlak Islam. Nabi Muhammad memang
mengatakan bahwa beliau datang untuk menyempurnakan pengertian budi pekerti
luhur (Aku diutus hanyalah untuk menyempurnakan budi pekerti luhur). Aspek yang
lain adalah aspek ibadat dan ajaran moral ini juga merupakan aspek penting dari
Islam. Selanjutnya Islam berpendapat bahwa hidup manusia di dunia ini tidak bisa
terlepas dari hidup manusia di akhirat, bahkan lebih dari itu corak hidup manusia di
dunia ini menentukan corak hidupnya di akhirat kelak. Kebahagiaan di akhirat
7
bergantung pada: hidup baik di dunia. Hidup baik menghendaki masyarakat manusia
yang teratur. Oleh sebab itu Islam mengandung peraturanperaturan tentang kehidupan
masyarakat manusia. Demikianlah terdapat peraturan- peraturan mengenai hidup
kekeluargaan (perkawinan, perceraian, waris dan lain-lain) tentang hidup ekonomi
dalam bentuk jual beli, sewa-menyewa,pinjam-meminjam, perserikatan dan lain-lain,
tentang hidup kenegaraan, tentang kejahatan (pidana), tentang hubungan Islam dan
bukan Islam, tentang hubungan orang kaya dengan orang miskin dan sebagainya.
Semua ini dibahas dalam lapangan hukum Islam yang dalam istilah Islamnya disebut
ilmu fikih. Fikih memberikan gambaran tentang aspek hukum dari Islam.
Lebih lanjut lagi Islam mengajarkan bahwa Tuhan adalah Pencipta semesta
alam. Oleh karena itu perlu dibahas arti penciptaan, materi yang diciptakan, hakekat
roh, kejadian alam, hakekat aqal, hakekat wujud, arti qidam (tidak bermula) dan lain-
lain. Pemikiran dan pembahasan dalam hal-hal ini dilakukan oleh akal. Maka
8
timbullah persoalan akal dan wahyu serta falsafat dan agama. Ini semua dibahas oleh
falsafat dalam Islam.
Akhirnya Islam mempunyai wujud dalam masa. Tahun Islam mulai dihitung
dari hijrah Nabi ke Medinah di tahun 622 M dan sekarang Islam telah berusia dekat
empat belas abad. Dari Semenanjung Arabia Islam meluas ke Palestina, Suria,
Mesopotamia, Persia, India, Asia, Tengah, Malaysia, Indonesia dan Filipina di Timur,
dan ke Mesir, Afrika Utara, Spanyol dan Afrika Tengah di Barat kemudian ke Asia
Kecil dan dari sana ke Eropah Timur sampai ke Austria.
Dengan demikian Islam bukan hanya mempunyai sejarah politik yang panjang
dalam masa tetapi juga sejarah politik yang luas daerahnya. Dalam ekspansi ke Timur
dan ke Barat itu Islam bertemu dengan peradaban-peradaban klasik, terutama
peradaban Yunani dan Persia, dan kontak ini menimbulkan peradaban yang bercorak
Islam dan yang berpengaruh di masanya, bahkan mempunyai pengaruh bagi
peradaban Barat modern sekarang. Ini semua dibahas dalam sejarah kebudayaan
Islam.
Dengan adanya kontak antara Islam dan kemajuan Barat yang dimulai pada
pembukaan abad kesembilan belas yang lalu, umat Islam dipengaruhi oleh pemikiran-
pemikiran modern Barat. Dalam Islam timbullah pula pemikiran pembaharuan, yang
masih menjadi soal hangat sampai di zaman kita sekarang. Maka di samping aspek-
aspek tersebut, terdapat pula aspek modernisasi atau pembaharuan dalam Islam. Jadi
Islam, berlainan dengan apa yang umum diketahui, bukan hanya mempunyai satu-dua
aspek, tetapi mempunyai berbagai aspek. Islam sebenarnya mempunyai aspek teologi,
aspek ibadat, aspek moral, aspek mistisisme, aspek falsafat, aspek sejarah, aspek
kebudayaan dan lain sebagainya.
9
Dalam pada itu aspek teologi tidak hanya mempunyai satu aliran tetapi
berbagai aliran : ada aliran yang bercorak liberal, yaitu aliran yang banyak memakai
kekuatan akal di samping ke percayaan pada wahyu dan ada pula yang bersifat
tradisionil, yaitu aliran yang sedikit memakai akal dan banyak bergantung pada
wahyu. Di antara kedua aliran ini terdapat pula aliran-aliran yang tidak terlalu liberal,
tetapi tidak pula terlalu tradisionil. Dalam aspek hokum demikian pula terdapat bukan
hanya satu mazhab, tetapi berbagai rupa mazhab dan yang diakui sekarang hanya
empat yaitu mazhab Hanafi, Maliki, Syafi'i dan Hambali.
Nyatalah bahwa Islam mempunyai berbagai rupa aspek, aliran dan mazhab.
Pengetahuan Islam hanya dari satu-dua aspek, dan itupun hanya dari satu aliran dan
satu mazhab, menimbulkan pengetahuan yang tidak lengkap tentang Islam. Islam di
Indonesia pada umumnya dikenal hanya dari aspek teologi, dan itupun hanya dari
aliran tradisionilnya, dari aspek hukum, yaitu menurut mazhab Syafi'i dan dari aspek
ibadat. Aspek-aspek lainnya, moral, mistisisme, falsafat, sejarah dan kebudayaan
serta aliran-aliran dan mazhab-mazhab lainnya kurang dikenal. Oleh karena itu
pengetahuan kita di Indonesia tentang Islam tidak sempurna. Dengan lain kata
hakekat Islam tidak begitu dikenal. Ini menimbulkan kesalah fahaman tentang Islam.
Timbul kesalah-fahaman bahwa Islam bersifat sempit dan tidak sesuai dengan
kemajuan modern. Karena mengetahui satu mazhab fikih saja, ada hal-hal yang
dianggap haram menutut Islam, sedang sebenarnya hal-hal itu haram menurut mazhab
tersebut dan tidak menurut mazhab lain. Demikian pula kesalahfahaman bahwa Islam
mengajarkan fatalisme atau jabariah, sedang ini sebenarnya adalah ajaran dari satu
aliran tertentu dalam Islam. Aliran lain mempunyai faham free will atau qadariah.
Demikian pula timbul kesalah-fahaman bahwa Islam mengajarkan kesenangan materi,
karena surga dan neraka diberi gambaran sebagai kesenangan materi dan
kesengsaraan jasmani. Ini sebenarnya hanyalah faham golongan tertentu dalam Islam,
karena kaum sufi dan kaum filosof menggambarkan sorga dan neraka sebagai
keeenangan dan kesengsaraan rohani dan intelektuil. Untuk menghilangkan
10
kesalahan-kesalahan faham itu perlulah diketahui dan diajarkan hakekat Islam, yaitu
Islam dalam segala aspeknya.
Mengetahui Islam dalam segala aspeknya secara mendetail sudah barang tentu
tidak mudah dan menghendaki masa yang panjang dan usaha yang kuat. Mungkin
orang akan menghabiskan semua umurnya untuk mengatahui itu. Dan itu memang
tidak perlu. Yang diperlukan hanyalah mengetahui aspek-aspek danaliran-aliran itu
dalam garis besarnya. Sebagai dasar, pengetahuan yang demikian sudah cukup.
Kemudian barulah orang mengadakan spesialisasi, yaitu spesialisasi dalam bidang
teologi, falsafat dan tasawuf, spesialisasi dalam bidang hukum, spesialisasi dalam
bidang sejarah kebudayaan dan sebagainya.
BAB II
Islam adalah agama yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad
Saw sebagai nabi dan rasul terakhir untuk menjadi pedoman hidup seluruh manusia
hingga akhir zaman. Islam (Arab: al-islām, ﺍﻹﺳﻼﻡ, "berserah diri kepada Tuhan")
adalah agama yang mengimani satu Tuhan, yaitu Allah SWT.
Dalam Al-Quran, Islam disebut juga Agama Allah atau Dienullah (Arab: ) ِﻪَّﻠﺍﻟ ِﻦﻳِﺩ.
ﺟﺮُﻳ ِﻪْﻴَﻟِﺇَﻭ ﺎًﻫْﺮَﻛَﻭ ًﺎﻋْﻮَﻃ ِﺽْﺭﺍﻷَﻭ ِﺕﺍَﻭ َﺎﻤَّﺴﺍﻟ ﻲِﻓ ْﻦَﻣ َ َﻢﻠْﺳَﺃ ُﻪَﻟَﻭ َﻥ ُﻮﻐْﺒَﻳ ِﻪَّﻠﺍﻟ ِﻦﻳِﺩ َﺮْﻴَ َﻐﻓَﺃ
ْ ََﻥ ُﻮﻌ
"Maka apakah mereka mencari agama yang lain dari agama Allah, padahal kepada-
Nya-lah berserah diri (aslama) segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan
suka maupun terpaksa dan hanya kepada Allah-lah mereka dikembalikan.” (QS. Ali
Imran [3] : 83).
Dien (agama) sendiri dalam Al-Quran artinya agama (QS 3:83), ketaatan (QS
16:52), dan ibadah (QS.40:65). Berikut ini ulasan tentang makna, arti, defisi, atau
pengertian Islam menurut bahasa, istilah, dan Al-Quran.
Pengertian Islam secara harfiyah artinya damai, selamat, tunduk, dan bersih.
Kata Islam terbentuk dari tiga huruf, yaitu S (sin), L (lam), M (mim) yang bermakna
dasar “selamat” ( Salama ). Dari pengertian Islam secara bahasa ini, dapat
12
disimpulkan Islam adalah agama yang membawa keselamatan hidup di dunia dan di
akhirat (alam kehidupan setelah kematian).
Pengertian Islam menurut bahasa, kata Islam berasal dari kata aslama yang
berakar dari kata salama . Kata Islam merupakan bentuk mashdar (infinitif) dari kata
aslama ini.
Ditinjau dari segi bahasanya, yang dikaitkan dengan asal katanya (etimologis), Islam
memiliki beberapa pengertian, sebagai berikut:
1. Islam berasal dari kata ‘salm’ ( ) ﻢْﻠَّﺴﺍﻟyang berarti damai atau kedamaian.
ُﻢﻴِﻠَﻌْﻟﺍ ُﻊﻴِﻤَّﺴﺍﻟ َﻮُﻫ ُﻪَّﻧِﺇ ِﻪَّﻠﺍﻟ ﻰَﻠَﻋ ْﻞَّﻛَﻮَﺗَﻭ َﺎﻬَﻟ ْﺢَﻨْﺟﺎَﻓ ِ ْﻢﻠَّﺴﻠِﻟ ﻮ ُﺍﺤَﻨَﺟ ْﻥِﺇَﻭ
“Dan jika mereka condong kepada perdamaian ( lis salm ), maka condonglah
kepadanya dan bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Dialah Yang Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
(QS. 8:61).
Kata ‘salm ’ dalam ayat di atas memiliki arti damai atau perdamaian. Ini merupakan
salah satu makna dan ciri dari Islam, yaitu bahwa Islam merupakan agama yang
13
ﻰﺘَﺣ ﻲِ ْﻐﺒَﺗ ﻲِﺘَّﻟﺍ ﻮﺍُﻠِﺗﺎَﻘَﻓ ٰﻯَﺮْﺧُﺄْﻟﺍ ﻰَﻠَﻋ ﺎَﻤُﻫﺍَﺪْﺣِﺇ ْﺖَﻐَﺑ ْﻥِﺈَﻓ ۖ ﺎَﻤُﻬَ ْﻨﻴَﺑ ﻮ ُﺍﺤِﻠْﺻَﺄَﻓ ﻮﺍُﻠَﺘَﺘْﻗﺍ َﻦﻴِﻨِ ْﻣﺆُﻤْﻟﺍ َﻦِﻣ ِﻥﺎَ َﺘﻔِﺋﺎَﻃ ْﻥِﺇَﻭ
َّ ٰ َﺀﻲِﻔَﺗ
ﻰﻟِﺇ
َ ٰ ﺴﻗَﺃَﻭ ِﻝْﺪَﻌْﻟﺎِﺑ َﺎﻤُﻬَﻨْﻴَﺑ ﻮﺍُﺤِ ْﻠﺻَﺄَﻓ ْﺕَﺀﺎَﻓ ْﻥِﺈَﻓ ۖ ِ َﻪّﻠﺍﻟ ِﺮْﻣَﺃ
ْ ِﻄﺴْﻘُﻤْﻟﺍ ُّﺐِﺤُﻳ َﻪَّﻠﺍﻟ َّﻥِﺇ ۖ ﻮﺍُﻄ
ِ َِﻦﻴ
"Dan jika ada dua golongan dari orang-orang mu’min berperang maka damaikanlah
antara keduanya. Jika salah satu dari kedua golongan itu berbuat aniaya terhadap
golongan yang lain maka perangilah golongan yang berbuat aniaya itu sehingga
golongan itu kembali kepada perintah Allah; jika golongan itu telah kembali (kepada
perintah Allah), maka damaikanlah antara keduanya dengan adil dan berlaku adillah.
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.”
(QS. 49 : 9).
Sebagai salah satu bukti Islam merupakan agama yang sangat menjunjung
tinggi perdamaian adalah Allah SWT melalui Al-Quran baru mengizinkan atau
memperbolehkan kaum Muslimin berperang jika mereka diperangi oleh para musuh-
musuhnya.
2. Islam Berasal dari kata ‘aslama’ ( ) َﻢَ ْﻠﺳَﺃyang berarti berserah diri atau pasrah. Hal
ini menunjukkan bahwa seorang pemeluk Islam merupakan seseorang yang secara
ikhlas menyerahkan jiwa dan raganya hanya kepada Allah SWT.
Penyerahan diri seperti ini ditandai dengan pelaksanaan terhadap apa yang Allah
perintahkan serta menjauhi segala larangan-Nya.
14
ﻦﻣَﻭ
َ ْ ﺴﺣَﺃ
ْ َﺎًﻠﻴِﻠَﺧ َﻢﻴِﻫﺍَﺮْﺑِﺇ ُﻪَّﻠﺍﻟ َﺬَﺨَّﺗﺍَﻭ ۖ ﺎًﻔﻴِﻨَﺣ َﻢﻴِﻫﺍَ ْﺮﺑِﺇ َﺔَّﻠِﻣ َﻊَﺒَّﺗﺍَﻭ ٌﻦِﺴْﺤُﻣ َﻮُﻫَﻭ ِﻪَّﻠِﻟ ُﻪَﻬْﺟَﻭ َﻢَﻠْﺳَﺃ ْﻦَّﻤِﻣ ﺎًﻨﻳِﺩ ُﻦ
“Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang ikhlas menyerahkan
dirinya ( aslama wajhahu) kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia
mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi
kesayanganNya.” (QS. 4 : 125)
Karena sesungguhnya jika kita renungkan, bahwa seluruh makhluk Allah baik yang
ada di bumi maupun di langit, mereka semua memasrahkan dirinya kepada Allah
SWT, dengan mengikuti sunnatullah-Nya.
“Maka apakah mereka mencari agama yang lain dari agama Allah, padahal kepada-
Nya-lah berserah diri segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan suka
maupun terpaksa dan hanya kepada Allahlah mereka dikembalikan.” (QS. 3 : 83)
Makna ini sebenarnya sebagai penguat makna di atas (poin kedua). Seorang Muslim
atau pemeluk agama Islam diperintahkan untuk secara total menyerahkan seluruh
jiwa dan raga serta harta atau apa pun yang dimiliki hanya kepada Allah SWT.
15
Masuk Islam secara keseluruhan berarti menyerahkan diri secara total kepada Allah
dalam melaksanakan segala yang diperintahkan dan dalam menjauhi segala yang
dilarang-Nya. Inilah yang disebut Takwa menuruf definisi yang populer.
Baca : Pengertian Takwa Simbol kepasrahan diri kepada Allah SWT antara lain
gerakan sujud dalam shalat.
"Kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih" (QS. 26 : 89).
"(Ingatlah) ketika ia (Ibrahim) datang kepada Tuhannya dengan hati yang suci." (QS.
37: 84)
Hal ini menunjukkan bahwa Islam merupakan agama yang suci dan bersih,
yang mampu menjadikan para pemeluknya untuk memiliki kebersihan dan kesucian
jiwa yang dapat mengantarkannya pada kebahagiaan hakiki, baik di dunia maupun di
akhirat.
ﺎًّﻴِﻔَﺣ ﻲِﺑ َﻥﺎَﻛ ُﻪَّﻧِﺇ ﻲِّﺑَﺭ َﻚَﻟ ُ ِﺮﻔْﻐَﺘْﺳَﺄَﺳ َﻚْ َﻴﻠَﻋ ٌﻡﻼَﺳ َﻝﺎَﻗ
Lalu, bagaimana jika faktanya banyak pemeluk Islam (Muslim) yang tidak
beperilaku sebagaimana digambarkan dalam pengertian Islam di atas? Mudah saja
jawabnya: mereka tidak mengamalkan Islam dengan bailk dan benar, dan perilaku
mereka tidak identik dengan Islam, karena Islam dan Muslim adalah da hal yang
berbeda.
Menurut istilah, Islam adalah ‘ketundukan seorang hamba kepada wahyu Ilahi
yang diturunkan kepada para nabi dan rasul khususnya Muhammad SAW guna
dijadikan pedoman hidup dan juga sebagai hukum/ aturan Allah SWT yang dapat
membimbing umat manusia ke jalan yang lurus, menuju ke kebahagiaan dunia dan
akhirat.’
Secara istilah juga, Islam adalah agama terakhir yang diturunkan Allah SWT
kepada Nabi Muhammad Saw sebagai Nabi dan utusan Allah (Rasulullah) terakhir
untuk umat manusia, berlaku sepanjang zaman, bersumberkan Al-Quran dan As-
Sunnah serta Ijma' Ulama.
17
Wahyu ialah perintah atau kata-kata Allah ( ) ﺍﻟﻠﻪ ﻛﻼﻡyang disampaikan kepada para
rasul-Nya. Nabi Muhammad sebagai salah seorang rasul (pesuruh) Allah Ta'ala juga
menerima wahyu yang disampaikan melalui perantaraan malaikat Jibril.
( ﻬَﻮَﻯْۖﺍﻟ ﻋَﻦِ ﻳَﻨْﻄِﻖُ ﻭَﻣَﺎ٣ ) ْ ( ﻳُﻮﺣَﻰ ﻭَﺣْﻲٌ ﺇِﻻ ﻫُﻮَ ﺇِﻥ٤ ) ُ ( ﺍﻟْﻘُﻮَﻯ ﺷَﺪِﻳﺪُ ﻋَﻠَّﻤَﻪ٥ )
“Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al Qur’an) menurut kemauan hawa nafsunya.
Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).” (QS. 53 :
3-4).
Wahyu Allah kini terhimpun semuanya dalam Mushaf Al-Quran, kitab suci Umat
Islam, sebagai
“Katakanlah: “Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada
kami dan yang diturunkan kepada Ibrahim, Isma`il, Ishaq, Ya`qub, dan anak-anaknya,
dan apa yang diberikan kepada Musa, `Isa dan para nabi dari Tuhan mereka. Kami
tidak membeda-bedakan seorangpun di antara mereka dan hanya kepada-Nya-lah
kami menyerahkan diri.” (QS. 3 : 84)
“Al-Qur’an ini adalah pedoman bagi manusia, petunjuk dan rahmat bagi kaum yang
meyakini"
(QS. 45 : 20).
18
Islam adalah jalan hidup ( way of life). Al-Quran sebagai sumber utama ajaran Islam
menjadi bacaan wajib sekaligus panduan dalam menjalani kehidupan.
“Dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang
diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati-
hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari
sebahagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. Jika mereka berpaling (dari
hukum yang telah diturunkan Allah), maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah
menghendaki akan menimpakan musibah kepada mereka disebabkan sebahagian
dosa-dosa mereka. Dan sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang
fasik. Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang
lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?” (QS. 5 : 49-50)
َﻥﻮُﻘَّﺘَﺗ ْﻢُﻜَّﻠَﻌَﻟ ِﻪِﺑ ْﻢُﻛﺎَّﺻَﻭ ْﻢُﻜِﻟَﺫ ِﻪِﻠﻴِﺒَﺳ ْﻦَﻋ ْ ُﻢﻜِﺑ َﻕَّ َﺮﻔَﺘَﻓ َﻞُﺒُّﺴﺍﻟ ﻮﺍُﻌِ َّﺒﺘَﺗ ﻻَﻭ ُﻩﻮُﻌِﺒَّﺗﺎَﻓ ﺎًﻤﻴِ َﻘﺘْﺴُﻣ ﻲِﻃﺍَﺮِﺻ َﺍﺬَﻫ َّﻥَﺃَﻭ
“Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah
dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu
mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah
kepadamu agar kamu bertakwa.”
Dalam QS Al-Fatihah, umat Islam membaca doa "Tunjukkanlah kami ke jalan yang
lurus":
Imam Ibnul Jauzi rahimahullah menjelaskan, ada empat perkataan ulama tentang
makna jalan lurus ( shiratal mustaqim):
19
2. Agama Islam. Ini merupakan pendapat Ibnu Mas’ud, Ibnu ‘Abbas, Al Hasan, dan
Abul ‘Aliyah rahimahumullah.
3. Jalan petunjuk menuju agama Allah. Ini merupakan pendapat Abu Shalih dari
sahabat Ibnu ‘Abbas dan juga pendapat Mujahid rahimahumullah.
4. Jalan (menuju) surga. Pendapat ini juga dinukil dari Ibnu ‘Abbas r.a.
Islam adalah agama yang membawa pemeluknya kepada kebahagiaan di dunia dan di
akhirat. Dengan amal kebaikan (amal shalih) yang dikerjakannya, sesuai dengan
syariat Islam, kaum Muslim akan menjalani kehidupan yang baik, tentram, dan di
akhirat nanti pun demikian.
ﺴﺣَﺄِﺑ ْﻢُﻫَﺮْﺟَﺃ ْ ُﻢﻬَّﻨَﻳِ ْﺰﺠَﻨَﻟَﻭ ً َﺔﺒِّﻴَﻃ ًﺓﺎَﻴَﺣ ُﻪَّﻨَﻴِﻴْﺤُﻨَﻠَﻓ ٌﻦِﻣْﺆُﻣ َﻮُﻫَﻭ ﻰَﺜْﻧُﺃ ْﻭَﺃ ٍﺮَﻛَﺫ ْﻦِﻣ ﺎًﺤِﻟﺎَﺻ َﻞِﻤَﻋ ْﻦَﻣ
ْ ََﻥﻮُﻠَﻤْﻌَﻳ ﻮﺍُﻧﺎَﻛ ﺎَﻣ ِﻦ
"Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam
keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang
baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang
lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan" (QS. 16 : 97).
Demikian Pengertian Islam Menurut Bahasa dan Istilah dalam Al-Quran. Semoga
kita memahami Islam dengan baik dan mampu mengamalkannya. Amin Ya Rabbal
'Alamin. Wallahu a’lam bish-shawabi. (www.risalahislam.com).*
20
Nah pengertian yang benar dan enak tentang Islam sebenarnya cukup sederhana yaitu
“mengikuti rasul” ya Islam adalah mengikuti rasul. Hal ini seperti yang diungkapkan
ibn Katsir dalam tafsirnya;
ﺣﻴﻦ ﻛﻞ ﻓﻲ ﺑﻪ ﺍﻟﻠﻪ ﺑﻌﺜﻬﻢ ﻓﻴﻤﺎ ﺍﻟﺮﺳﻞ ﺍﺗﺒﺎﻉ ﻭﻫﻮ، ﺣﺘﻰ ﺧﺘﻤﻮﺍ ﺑﻤﺤﻤﺪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ،
َﻦﻳِﺮِﻓ َﺎﻜْﻟﺍ ُّﺐِﺤُﻳ ﺎَﻟ َﻪَّﻠﺍﻟ َّﻥِﺈَﻓ ﺍْ َّﻮﻟَﻮَﺗ ْﻥِﺈَﻓ َﻝﻮُﺳَّﺮﺍﻟَﻭ َﻪَّﻠﺍﻟ ﻮﺍُﻌﻴِﻃَﺃ ْﻞُﻗ
(Ali imron)
Dengan kata lain; barang siapa yg mau mengikuti rasul ia adalah muslim dan barang
siapa yg tidak mau mengikuti rasul ia adalah kafir.
Jadi ketika Allah mengutus nabi musa kepada bani Israel, maka bani Israel wajib
mengikuti nabi Musa, orang yang mengikutinya adalah muslim dan orang yang tidak
mengikutinya adalah kafir, begitu pula ketika nabi isa diutus, sampai akhirnya Allah
mengutus nabi Muhammad kepada seluruh manusia, karena itu seluruh manusia
wajib mengikutinya dan yang tidak mengikutinya disebut kafir.
Dan dengan begitu batallah ucapan orang yang mengatakan setiap orang yang
telah berpasrah kepada tuhannya adalah muslim, walaupun agamanya nasrani, yahudi,
budha, dsb. Karena bagaimana mungkin mereka disebut berpasrah atau tunduk
kepada Allah jika mereka tidak mau mengikuti Rasul terakhir yang diutusnya kepada
seluruh manusia?! Padahal Allah berfirman;
21
(An-Nisa 80)
Apa bisa dibenarkan orang yang mengaku berpasrah atau tunduk kepada Allah tapi
tidak mau mentaatiNya?!
Akibat dari pengertian yang salah diatas adalah timbulnya pemahaman yang
salah bahwa agama Kristen maupun yahudi mulanya adalah agama yang benar,
dengan asumsi bahwasanya nabi Isa itu diutus dengan membawa agama Kristen,
begitu pula nabi musa, diutus dengan membawa agama yahudi.
Pemahaman seperti ini jelas salah dan berbahaya, karena dengan demikian
kita telah menisbatkan kebohongan kepada nabi Isa dan nabi Musa. Allah telah
menegaskan bahwa agama yang diridloinya itu cuma satu yaitu Islam, jadi bagaimana
mungkin Ia mengutus para rasul dengan membawa agama selain Islam?!
Allah berfirman;
(Ali Imron)
Begitu juga Allah swt tidak akan mau menerima siapapun yg beragama selain agama
Islam,
ﻦﻣَﻭ
َ ْ َﻦﻳِﺮِﺳﺎَﺨْﻟﺍ َﻦِﻣ ِﺓَﺮِﺧَﺂْﻟﺍ ﻲِﻓ َﻮُﻫَﻭ ُﻪْﻨِﻣ َﻞَ ْﺒﻘُﻳ ْﻦَﻠَﻓ ﺎًﻨﻳِﺩ ِﻡﺎَﻠْﺳِﺈْﻟﺍ َﺮْﻴَﻏ ِﻎَﺘْﺒَﻳ
(Ali Imron)
Apakah masuk aqal Allah mengutus rasul mengajak kepada agama selain
Islam sedang Allah tidak mau menerima orang yang beragama selain Islam?!
22
(HR Ahmad)
ﺻﻭَﻭ
َ َّﻰﻔَﻄْﺻﺍ َﻪَّﻠﺍﻟ َّﻥِﺇ َّﻲِﻨَﺑ ﺎَﻳ ُﺏ ُﻮﻘْﻌَﻳَﻭ ِﻪﻴِﻨَﺑ ُﻢﻴِﻫﺍَﺮْﺑِﺇ ﺎَﻬِﺑ ﻰ
َ َﻥﻮُﻤِ ْﻠﺴُﻣ ْﻢُﺘْﻧَﺃَﻭ ﺎَّﻟِﺇ َّﻦُﺗﻮُﻤَﺗ ﺎَﻠَﻓ َﻦﻳِّﺪﺍﻟ ُﻢُﻜَﻟ
(Al-Baqoroh 132)
َﻦ ِﻴﻤِﻠْﺴُﻣ ْﻢُﺘْﻨُﻛ ْﻥِﺇ ﻮﺍُﻠَّﻛَﻮَﺗ ِﻪْﻴَﻠَﻌَﻓ ِﻪَّﻠﺎﻟِﺑ ْﻢُﺘْﻨَﻣﺁ ْ ُﻢﺘْﻨُﻛ ْﻥِﺇ ِﻡْﻮَﻗ ﺎَﻳ ﻰَﺳﻮُﻣ َﻝﺎَﻗَﻭ
Berkata Musa: “Hai kaumku, jika kamu beriman kepada Allah, maka bertawakkallah
kepada-Nya saja, jika kamu benar-benar orang-orang muslim” (Yunus 83)
َﻥﻮُﻤِﻠْﺴُﻣ ﺎَّﻧَﺄِﺑ ْﺪَﻬْﺷﺍَﻭ ِﻪَّﻠﺎﻟِﺑ ﺎَّﻨَﻣﺁ ِ ّﻪَﻠﺍﻟ ُﺭﺎَﺼْﻧَﺃ ُﻦْﺤَﻧ َﻥﻮُّﻳِﺭ َﺍﻮَﺤْﻟﺍ َﻝﺎَﻗ
Semua hal tadi menunjukkan kalau nama “Islam” sudah digunakan sejak lama ,
semenjak nabi Ibrahim bahkan semenjak nabi Nuh, karena beliaulah rasul yang
pertama.
Demikianlah, dan hendaklah ini menjadi perhatian bagi segenap kaum muslimin, dan
sebagai penutup, hendaklah kita senantiasa berpegang kepada agama Islam, kepada
Alquran dan sunnah Rasul, agar kelak dapat meninggal dalam keadaan muslim.
ِﻠْﺴُﻣ ْﻢُ ْﺘﻧَﺃَﻭ ﺎَّﻟِﺇ َّﻦُﺗﻮُﻤَﺗ ﺎَﻟَﻭ ِﻪِﺗ َﺎﻘُﺗ َّﻖَﺣ َﻪَّﻠﺍﻟ ﻮﺍُﻘَّﺗﺍ ﻮﺍُﻨَﻣﺁ َﻦﻳِﺬَّﻟﺍ ﺎَﻬُّﻳَﺃ ﺎَﻳ
23
BAB III
. Sebagai dijelaskan Al-Qur-an, wahyu ada tiga macam Surat 42 (Al-Syura) ayat 51
dan 52 mengatakan :
Tidak dapat terjadi bagi manusia bahwa Tuhan berbicara dengannya, kecuali melalui
wahyu, atau dari belakang tabir ataupun melalui utusan yang dikirim, maka
disampaikanlah kepadanya dengan seizin Tuhan apa yang dikehendaki-Nya.
Sesungguhnya Tuhan Maha Tinggi dan Maha Bijaksana Demikianlah Kami kirimkan
kepadamu roh atas perintah Kami.
Sesungguhnya ini adalah wahyu Tuhan semesta alam. Dibawa turun oleh Roh Setia
ke dalam hatimu agar engkau dapat memberi ingat. Dalam bahasa Arab yang jelas.
24
“Katakanlah siapa yang menjadi musuh Jibril maka ialah sebenarnya yang
membawanya turun ke dalam hatimu dengan seizin Tuhan untuk membenarkan apa
yang (datang) sebelumnya dan untuk menjadi petunjuk serta kabar gembira bagi
orang yang percaya”.
itu tdak di akui wahyu Zaid ibn sabit adalah sekertaris umat yang mencatat dalam
bentuk tulisan ayat-ayaat yang di turun kan itu, selain dari sekertaris ini disebut juga
nama – nama sahabat lain yang di suruh mencatat,seperti Abu Bakar, Usman , Umar,
Alizubair ibn awwam , Abdullah ibn saad ,dan ubbay ibnu kaab , ayat-ayat itu di tulis
di atas batu, tulang pelepah korma.
ada d sana, dari teks usman ini lah kopi- kopi selanjutnya di tulis dan di cetak,
berdasarkn atas sejarah pembukuan yang jelas ini kita umat islam berkeyakinan
bahwa teks Al.Quran yang ada sekarang betul sesuai dengan apa yang di wahyukan
kepada Nabi Muhammad. Demikian lah teks Al.Quran adalah orisinal dari Nabi
adalah wahyu yang beliau terima dari Tuhan melalui jibril dalam bentuk kata-kata
yang di dengan dan di hafal, dan bukan dalam bentuk pengetahuan yang di rasakan
dalam hati atau yang di alami dan di lihat dalam mimpi atau keadaan,semua soal ini
di bahas oleh ilmu tauhid atau ilmu kalam yang dalam istilah beratnya di sebut
teologi. Aspek teologi merupakan aspek penting sebagai dasar agama islam, salah
satu ajaran lain dalam islam ialah bahwa manusia tersusun dari badan dan roh itu
berasal dari tuhan, tuhan adalah suci dan roh yang datang dari tuhan juga suci dan
akan dapat kembali ke tempat asalnya di sisi tuhan kalo ia tetap suci. kalo ia menjadi
kotor dan masuknya ia ke dalam tubuh manusia yang bersifat materi itu, ia tak akan
dapat kembali ke tempat asalnya . oleh karna itu harus di usahakan supaya roh tetap
suci dan manusia menjadi baik.
Ajaran islam mengenai hal ini tersimpul dalam badat bayang mengammbil
bentuk sholat, puasa, zakat, haji dan ajaran-ajran mengenai moral atau akhlak islam
Selanjutnya islam berpendapat bahwa hidup manusia di dunia ini tidak bisa terlapas
dari hudup manusia di akhirat bahkan lebih dari itu corak hidup manjusia ini
menentukan hidupnya di akhirat kelak . kebahagiaan diakhirat bergantung pada hidup
baik didunia . hidup baik mengenai msyarakat manusia yang teratur. oleh sebab itu
islam mengandung peraturan-peraturan kehidupan masyarakat manusia. demikianlah
terdapat peraturan-perauran mengenai hidup kekeluargaan , ekonomi dalam bentuk
jual beli, sewa menyewa perserikatan dan lain-lain. semua ini dibahas dalam lapangan
hokum islam yang dalam istilah islam nya disebut ilmu fikih , fikih memberikan
gambaran tentang aspek hokum islam.
26
kaum syiah sunni, kaum sunni berpendapat bahwa kepala Negara tidak mesti dari
keturunan nabi melalui Fatimah dan ali kaum syiah sebaliknya beryakinan bhwa
hanya keturunan nabi yang boleh menjadi kepala Negara. selanjutnya
terdapatperbedaan paham persoalan apakah jabatan kepala negara bersifat turun
temurun dari bapak kepada anak, ataukah pengangkatan kepada kepala Negara
didasarkan kesanggupan serta keahlian dan bukan atas keturunan.
semesta alam oleh karena itu perlu dibahas arti penciptaa, materi yang di ucapkan,
hakikat roh, kejadian alam, hakikat akal, hakikat wujud, arti qidam ( tidak bermula)
dan lain-lain. Pemikiran dan pembahasa dalam hal-hal ini dilakukan oleh akal . maka
timbullah persoalan akal dan wahyu serta falsafah dan agama. ini semua dibahas oleh
falsaffah dalam islam. Akhirnya islam mempunyai wujud dalam islam tahun islam
mula dihitung dari hijrah nabi ke madinah di tahun 622 M dan sekarang islam
berusia dekat 14 abad dari semenanjung Arabia, tengah, Malaysia Indonesia dan
Filipina di timur dan mesir, afrika utara, spanyol dan afrika tengah, di barat kemudian
ke Asia kecil dan dari sana ke eropa timur sampai ke Australia dengan demikian
islam bukan hanya mempunyai sejarah politik yang panjang dalam masa tetap juga
sejarah poitik yang luas daerahnya. dalam ekspansi ketimur dan barat itu islam
bertemu dengan peradaban-peradaban klasik, terutama peradaban yunani dan persia ,
dan kontak ini menimbulkan peradaban bercorak islam yang berpengaruh dimasanya,
27
bahkan mempunyai pengaruh bagi peradaban barat sekarang, ini semua di bahas
dalam SKI.
Dengan adanya kontak antara islam dan kemajuan barat yang dimulai pada
pembukuan pada abad ke 19 yang lalu, umat islam dipengaruhi oleh pemikiran-
pemikiran modern barat dalam islam timbullah pula pemikiran pembaruan, ya ng
masih soal hangat sampai zaman kita sekarang. maka disamping aspek-aspek tersebut,
terdapat pula spek modernisasi atu pembaruan dalam islam. Jadi islam berlainan
dengan apa yang umum diketahui, bukan hanya mempunyai satu dua aspek tetapi
mempunya berbagai aspek. Islam sebenarnya mempunyai aspek teologi aspek ibadat,
aspek moral, aspek misticisme., aspek falsafah, aspek sejarah , aspek kebudayaan dan
lain sebagainya.
BAB IV
A. KESIMPULAN
Selanjutnya islam berpendapat bahwa hidup manusia di dunia ini tidak bisa
terlapas dari hudup manusia di akhirat bahkan lebih dari itu corak hidup manjusia ini
menentukan hidupnya di akhirat kelak . kebahagiaan diakhirat bergantung pada hidup
baik didunia . hidup baik mengenai msyarakat manusia yang teratur. oleh sebab itu
islam mengandung peraturan-peraturan kehipan masyarakat manusia. demikianlah
terdapat peraturan-perauran mengenai hidup kekeluargaan , ekonomi dalm bentuk
jual beli, sewa menyewa perserikatan dan lain-lain. semua ini dibahas dalam lapangan
hokum islam yang dalam istilah islam nya disebut ilmu fikih , fikih memberikan
gambaran tentang aspek hokum islam.
Islam mengajarkan bahwa tuhan pencipta semesta alam oleh karena itu perlu
dibahas arti penciptaa, materi yang diucapkan, hakikat roh, kejadian alam, hakikat
akal, hakikat wujud, arti qidam (tidak bermula) dan lain-lain. pemikiran dan
pembahasa dalam hal-hal ini dilakukan oleh akal . maka timbullah persoalan akal dan
wahyu serta falsafah dan agama. ini semua dibahas oleh falsaffah dalam islam.
B. SARAN
DAFTARPUSTAKA
2. Guillaume, A., Islam , pelican Mignal, 1954 Nasution Harun, Islam di tinjau dari
berbagai aspeknya, (Jakarta, Penerbit Universitas Indonesia.2001), hlm. 69
6. Al-Quran Tafsir Jalalain & Tafsir Ibnu Katsir Shahih Bukhari & Shahih Muslim
KEBUTUHAN MANUSIA TERHADAP AGAMA* Agama merupakan risalah yang disampaikan Tuhan kepada para
nabi-Nya untuk memberi peringatan kepada manusia. Memberi petunjuk
sebagai hukum- hukum sempurna untuk dipergunakan manusia dalam
Oleh: Muhammaddin** menyelenggarakan tata hidup yang nyata. Mengatur tanggung jawab
kepada Allah, kepada masyarakat dan alam sekitarnya. Oleh karena itu,
kewajiban semua orang untuk menyadarkan bahwa agama merupakan
Abstrak : Secara naluri, manusia mengakui kekuatan dalam kebutuhan umat manusia.
kehidupan ini di luar dirinya. Ini dapat dilihat ketika manusia
Untuk membahas hal tersebut yang menjadi pokok masalah
mengalami kesulitan hidup, musibah dan berbagai bencana. Ia
dalam tulisan ini adalah untuk menjawab “mengapa manusia
mengeluh dan minta pertolongan kepada sesuatu yang serba
membutuhkan agama”, dengan sub pokok bahasan : Pengertian agama
maha, yang dapat membebaskannya dari keadaan itu. Ini
dan agama Islam, Agama- agama Samawi dan Islam, Fungsi dan
dialami oleh setiap manusia. Naluriah ini membuktikan bahwa
kedudukan agama dalam kehidupan, dan Latar belakang perlunya
manusia perlu beragama dan membutuhkan Tuhannya. Untuk
manusia beragama.
itu manusia diperintahkan mengagungkan dan mensucikan-
Nya.
PEMBAHASAN
Kata Kunci : Kebutuhan Manusia, Naluri, Agama 1. Pengertian agama dan agama Islam
Beberapa alasan sulitnya mengartikan kata agama, sebagaimana
PENDAHULUAN yang ditulis oleh A. Mukti Ali dalam buku Universalitas dan
Pembangunan yang dikutip oleh Abuddin Nata bahwa pertama,
pengalaman agama adalah soal batini, subjektif dan sangat individualis
M anusia dikatakan sebagai makhluk sosial. Artinya manusia sifatnya. Kedua, orang begitu bersemangat dan emosional dalam
tidak dapat hidup dan berkembang dengan baik tanpa bantuan orang lain. membicarakan agama, karena itu setiap pembahasan tentang arti agama
Hubungan manusia dengan sesama manusia dalam rangka memenuhi selalu ada emosi yang melekat erat sehingga kata agama sulit untuk
kebutuhan hidup yang kompleks, yaitu kebutuhan bersifat fisik dan didefinisikan. Ketiga, konsepsi tentang agama dipengaruhi oleh tujuan
psikis. Substansi hubungan manusia itu pada pokoknya adalah saling dari orang yang memberikan definisi tersebut. (Nata : 2011 : 8)
memenuhi kebutuhan masing- masing. Ini pertanda bahwa manusia Senada dengan itu sukarnya mencari kata- kata yang dapat
diberikan batasan-batasan tentang perbuatan yang baik untuk digunakan untuk membuat definisi agama, sebagaimana ditulis oleh
keharmonisan interaksi. Abuddin Nata yang mengutip tulisan Zakiah Daradjat bahwa karena
pengalaman agama yang subyektif, intern dan individual, dimana setiap
orang akan merasakan pengalaman agama yang berbeda dari orang lain.
* Di samping itu, tampak bahwa pada umumnya orang lebih condong
Tugas Mata Kuliah Kajian Islam Komprehensif, Dosen Pembimbing :
Prof. Dr. H. Romli SA, M.Ag
kepada mengaku beragama, kendatipun ia tidak menjalankannya.
**
(Nata : 9) Beberapa pendapat di atas perlu dikemukakan dengan tujuan
Dosen Tetap Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam IAIN Raden agar dipahami begitu beragamnya dan bahkan terdapat perbedaan antara
Fatah Palembang dan Mahasiswa Program Doktor (S3) PPs IAIN
Raden Fatah Palembang seorang ahli jika dibandingkan dengan pendapat ahli yang lainnya.
99 100
Kebutuhan Manusia…, Muhammaddin JIA/Juni 2013/Th.XIV/Nomor 1/99-114
Dalam kamus umum bahasa Indonesia, agama berarti segenap kewajiban dan ingkar terhadap perintah Tuhan akan mendapat balasan
kepercayaan (kepada Tuhan, Dewa dsb) serta dengan ajaran kebaktian yang menyedihkan.
dan kewajiban- kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan itu. Adapun kata religi berasal dari bahasa Latin yaitu berasal dari kata
(Poerwadarminta : 1982: 18) Agama dari sudut bahasa (etimologi) berarti relegere yang mengandung arti yang mengumpulkan dan membaca.
peraturan- peraturan tradisional, ajaran- ajaran, kumpulan- kumpulan Pengertian demikian itu juga sejalan dengan isi agama yang
hukum yang turun temurun dan ditentukan oleh adat kebiasaan. Agama mengandung kumpulan cara- cara mengabdi kepada Tuhan yang
asalnya terdiri dari dua suku kata, yaitu a berarti tidak dan gama berarti terkumpul dalam kitab suci yang harus dibaca. Ada yang berpendapat
kacau. Jadi agama mempunyai arti tidak kacau. Arti ini dapat dipahami kata itu berasal dari kata religare yang berarti mengikat. Ajaran- ajaran
dengan melihat hasil yang diberikan oleh peraturan- peraturan agama agama memang mempunyai sifat mengikat bagi manusia. Dalam agama
kepada moral atau materiil pemeluknya, seperti yang diakui oleh orang selanjutnya terdapat pula ikatan antara roh manusia dengan Tuhan, dan
yang mempunyai pengetahuan, (Abdullah : 2004 : 2) Dalam bahasa Arab, agama lebih lanjut lagi memang mengikat manusia dengan Tuhan
agama berasal dari kata ad-din, dalam bahasa Latin dari kata religi, dan (Nata : 10). Beberapa pendapat tentang definisi agama yang durumuskan
dalam bahasa Inggeris dari kata religion. Religion dalam bahasa inggeris oleh para ahli dapat dikemukakan dalam buku Islam suatu Kajian
(dinun) dalam bahasa Arab memiliki arti sebagai berikut: a. Organisasi Komprehensif yang dikarang oleh Muhammad Yusuf Musa dan dikutip
masyarakat yang menyusun pelaksanaan segolongan manusia yang oleh M. Yatimin Abdullah sebagai berikut. (Abdullah : 5)
periodik, pelaksanaan ibadah, memiliki kepercayaan, yaitu Durkheim dalam bukunya Gambaran Pertama Bagi
kesempurnaan zat yang mutlak, mempercayai hubungan manusia dengan Penghidupan Keagamaan menegaskan bahwa agama adalah alam gaib
kekuatan rohani yang leibih mulia dari pada ia sendiri. Rohani itu yang tidak dapat diketahui dan tidak dapat dipikirkan oleh akal dan
terdapat pada seluruh alam ini, baik dipandang esa, yaitu Tuhan atau pikiran manusia sendiri. Tegasnya agama adalah suatu bagian dari
dipandang berbilang- bilang. b. Keadaan tertentu pada seseorang, terdiri pengetahuan yang tidak dapat dicapai oleh ilmu pengetahuan biasa dan
dari perasaan halus dan kepercayaan, termasuk pekerjaan biasa yang tidak dapat diperoleh dengan pikiran saja. Brunetiere berpendapat bahwa
digantungkan dengan Allah SWT. c. Penghormatan dengan khusuk agama sebagai sesuatu yang lain dari biasa. Sedangkan Asy-syahrastani
terhadap sesuatu perundang- undangan atau adat istiadat dan perasaan. dalam bukunya Al-Milal wa An- Nihal berpendapat bahwa agama adalah
(Abdullah : 3) Agama semakna juga dengan kata ad-din (bahasa Arab) ketaatan dan kepatuhan yang terkadang bisa diartikan sebagai
yang berarti cara, adat kebiasaan, peraturan, undang- undang, taat dan pembalasan dan perhitungan ( amal perbuatan di akhirat).
patuh, mengesakan Tuhan, pembalasan, perhitungan, hari kiamat dan
Menurut Ath- Thanwi dalam buku Kasyaf Isthilahat Al- Funun
nasihat.( Ali : 2007 : 25).
disebutkan bahwa agama adalah intisari Tuhan yang mengarahkan orang-
Pengertian ini sejalan dengan kandungan agama yang di dalamnya
orang berakal dengan kemauan mereka sendiri untuk memperoleh
terdapat peraturan-peraturan yang merupakan hukum yang harus dipatuhi
kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat. Agama bisa digunakan untuk
panganut agama yang bersangkutan. Selanjutnya agama juga menguasai
menyebut agama semua nabi dan khusus untuk Islam saja. Agama
diri seseorang dan membuat dia tunduk dan patuh kepada Tuhan dengan
dihubungkan dengan Allah karena ia merupakan sumbernya,
menjalankan ajaran- ajaran agama. Agama lebih lanjut membawa utang
dihubungkan kepada para nabi karena mereka sebagai perantara
yang harus dibayar oleh penganutnya. Paham kewajiban dan kepatuhan
kemunculannya, dihubungkan kepada umat karena mereka memeluk dan
ini selanjutnya membawa kepada timbulnya paham balasan. Orang yang
mematuhinya.
menjalankan kewajiban dan patuh kepada perintah agama akan mendapat
balasan yang baik dari Tuhan, Sedangkan orang yang tidak menjalankan Harun Nasution dalam bukunya Islam ditinjau dari berbagai
aspeknya yang dikutip oleh Abuddin Nata memberikan definisi agama
101 102
Kebutuhan Manusia…, Muhammaddin JIA/Juni 2013/Th.XIV/Nomor 1/99-114
sebagai berikut 1). Pengakuan terhadap adanya hubungan manusia mengambil bentuk penyembahan seperti yang terdapat pada agama-
dengan kekuatan gaib yang harus di dipatuhi; 2). Pengakuan terhadap agama monoteisme dan pada akhirnya respon tersebut mengambil bentuk
adanya kekuatan gaib yang menguasai manusia; 3). Mengikatkan diri dan cara hidup tertentu bagi masyarakat ang bersangkutan.
pada suatu bentuk hidup yang mangandung pengakuan pada suatu sumber Keempat, unsur paham adanya yang kudus (sacred) dan suci,
yang berada di luar diri manusia yang mempengaruhi perbuatan- dalam bentuk kekuatan gaib, dalam bentuk kitab suci yang mengandung
perbuatan manusia; 4). Kepercayaan pada suatu kekuatan gaib yang ajaran- ajaran agama yang bersangkutan, tempat- tempat tertentu,
menimbulkan cara hidup tertentu; 5). Suatu sistem tingkah laku (code of peralatan untuk menyelenggarakan upacara, dan sebagainya.
conduct) yang berasal dari kekuatan gaib; 6). Pengakuan terhadap adanya
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa agama
kewajiban- kewajiban yang diyakini bersumber pada suatu kekuatan gaib;
adalah ajaran yang berasal dari Tuhan atau hasil renungan manusia yang
7). Pemujaan terhadap kekuatan gaib yang timbul dari perasaan lemah
terkandung dalam kitab suci yang turun temurun diwariskan oleh suatu
dan perasaan takut terhadap kekuatan misterius nyang terdapat dalam
generasi ke generasi dengan tujuan untuk memberi tuntunan dan
alam sekitar manusia; 8). Ajaran yang diwahyukan Tuhan kepada
pedoman hidup bagi manusia agar mencapai kebahagiaan di dunia dan
manusia melalui seorang rasul.(Nata : 14)
akhirat, yang di dalamnya mencakup unsur kepercayaan kepada kekuatan
Dari beberapa definisi tersebut di atas, ada empat unsur yang gaib yang selanjutnya menimbulkan respon emosional dan keyakinan
menjadi karakteristik agama sebagai beirkut (Nata : 15) : Pertama, unsur bahwa kebahagiaan hidup tersebut tergantung pada adanya hubungan
kepercayaan terhadap kekuatan gaib. Kekuatan gaib tersebut dapat yang baik dengan kekuatan gaib tersebut.
mengambil bentuk yang bermacam- macam. Dalam agama primitif
Dengan demikian dapat ditegaskan bahwa ada lima aspek yang
kekuatan gaib tersebut dapat mengambil bentuk benda- benda yang
terkandung dalam agama. Pertama, aspek asal usulnya, yaitu ada yang
memiliki kekuatan misterius ( sakti ), ruh atau jiwa yang terdapat pada
berasal dari Tuhan seperti agama samawi, dan ada yang berasal dari
benda- benda yang memiliki kekuatan misterius; dewa-dewa dan Tuhan
pemikiran manusia seperti agama ardhi atau agama kebudayaan. Kedua,
atau allah dalam istilah yang lebih khusus dalam agama Islam.
aspek tujuannya, yaitu untuk memberikan tuntunan hidup agar bahagia di
Kepercayaan pada adanya Tuhan adalah dasar yang utama sekali dalam
dunia dan akhirat. Ketiga, aspek ruang lingkupnya, yaitu keyakinan akan
paham keagamaan. Tiap-tiap agama kecuali Budhisme yang asli dan
adanya kekuatan gaib, keyakinan manusia bahwa kesejahteraannya di
beberapa agama lain berdasar atas kepercayaan pada sesuatu kekuatan
dunia ini dan hidupnya di akhirat tergantung pada adanya hubungan baik
gaib dan cara hidup tiap- tiap manusia yang percaya pada agama di dunia
dengan kekuatan gaib, respon yang bersifat emosional, dan adanya yang
ini amat rapat hubungannya dengan kepercayaan tersebut.
dianggap suci. Keempat, aspek pemasyarakatannya, yaitu disampaikan
Kedua, unsur kepercayaan bahwa kebahagiaan dan kesejahteraan secara turun temurun dan diwariskan dari generasi ke generasi lain.
hidup di dunia ini dan di akhirat nanti tergantung pada adanya hubungan Kelima, aspek sumbernya, yaitu kitab suci.
yang baik itu, kesejahteraan dan kebahagiaan yang dicari akan hilang
Kata Islam berasal dari bahasa Arab yang mempunyai arti agama
pula. Hubungan baik ini selanjutnya diwujudkan dalam bentuk
Allah yang disyariatkan-Nya, sejak nabi Adam a.s hingga nabi
peribadatan, selalu mengingat-Nya, melaksanakan segala perintah-Nya,
Muhammad SAW, kepada umat manusia. Dasar- dasar agama Islam pada
dan menjauhi larangan-Nya
setiap zaman dan bagi setiap umat, tidak berubah, yaitu tetap
Ketiga, unsur respon yang bersifat emosional dari manusia. mengajarkan agar umat manusia mengimani kepada Allah Yang Esa,
respon tersebut dapat mengambil bentuk rasa takut, seperti yang terdapat kepada para Rasul-Nya dan sebagainya. Yang berubah hanyalah hal- hal
pada agama primitif, atau perasaan cinta seperti yang terdapat pada yang berhubungan dengan syariatnya semata- mata. Syariat yang dibawa
agama- agama monoteisme. Selanjutnya respon tersebut dapat pula oleh Nabi Muhammad akan kekal, sampai hari Kiamat, karena telah
103 104
Kebutuhan Manusia…, Muhammaddin JIA/Juni 2013/Th.XIV/Nomor 1/99-114
sesuai dengan perkembangan waktu (li kulli zaman) dan perkembangan seluruh umat manusia. Majelis Tarjih Muhammadiyah menyatakan
tempat ( li kulli makan). (Shaodiq : 1988 : 142) bahwa agama Islam adalah agama yang dibawa oleh nabi Muhammad
Kata Islam berasal dari kata “salam “ yang artinya selamat, saw. Agama yang diturunkan tersebut dalam sunnah sahihah, berupa
aman sentosa, sejahtera, yaitu aturan hidup yang dapat menyelamatkan perintah- perintah dan larangan- larangan serta petunjuk kebaikan
manusia di dunia dan di akhirat. kata salam terdapat dalam al-Qur’an manusia. M. Natsir berpendapat bahwa agama Islam adalah agama
surat al- An’am ayat 54; surat al- A’raf ayat 46; dan surat an- Nahl ayat kepercayaan dan cara hidup yang mengandung faktor- faktor sebagai
32. Kata Islam juga berasal dari kata “ aslama’ yang artinya menyerah berikut: percaya adanya Tuhan, wahyu, hubungan antara Allah dengan
atau masuk Islam, yaitu agama yang mengajarkan penyerahan diri kepada manusia, roh manusia tidak berakhir, dan percaya bahwa keridhaan Allah
Allah, tunduk dan taat kepada hukum Allah tanpa tawar menawar. Kata adalah tujuan hidup.
aslama terdapat dalam al-Qur’an surat al- Baqarah ayat 112; surat Ali Menurut A. Mukti Ali, mengatakan bahwa agama Islam adalah
Imran ayat 20 dan 83; surat an- Nisa’ ayat 125; dan surat al-An’am ayat agama kepercayaan adanya Allah dan hukum yang diwahyukan kepada
14. utusan- utusan-Nya untuk kebahagiaan hidup manusia. Sedangkan
Kata Islam juga berasal dari kata “silmun” yang artinya Endang Saefuddin Anshari, berpendapat bahwa agama Islam adalah
keselamatan atau perdamaian, yakni agama yang mengajarkan hidup agama yang berupa wahyu yang diturunkan oleh Allah kepada rasul-Nya
yang damai dan selamat. Kata silmun terdapat dalam surat al- Baqarah untuk disampailkan kepada umat manusia sepanjang masa.
ayat 128; dan surat Muhammad ayat 35. Kata islam berasal dari kata Dapat disimpulkan bahwa pengertian agama Islam adalah suatu
“sulamun’ yang artinya tangga, kesadaran, yaitu peraturan yang dapat sistem keyakinan, penyembahan dan aturan- aturan Allah yang mengatur
mengangkat derajat kemanusiaan yang dapat mengantarkan orang kepada segala kehidupan manusia dalam berbagai hubungan; baik hubungan
kehidupan yang bahagia. (Abdullah : 6) manusia dengan Allah, dengan sesama manusia dan dengan alam.
Maulana Muhammad Ali dalam mendefinisikan Islam Agama-agama Samawi dan Islam.
mengambil firman Allah surat al- Baqarah ayat 208 yang berarti: Hai Islam adalah satu-satunya agama Samawi.(Anshari : 1986 :
orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, 67-69) Sedangkan agama Nasrani dan agama Yahudi dalam bentuknya
dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya yang sekarang tidak dapat lagi disebut sebagai agama murni Samawi;
syaitan itu musuh yang nyata bagimu. paling- paling dapat disebut sebagai agama semi- Samawi atau agama
Dari pengertian ini, kata Islam dekat artinya dengan kata agama semu- Samawi, karena kedua kitab suci kedua agama tersebut dalam
yang berarti menundukkan, patuh, utang, balasan dan kebiasaan. Senada bentuknya yang sekarang ini sudah sangat banyak diinterpolasi dengan
dengan itu Nurcholis Madjid berpendapat bahwa sikap pasrah kepada pikiran- pikiran manusia. Bagaimana halnya dengan agama Nasrani dan
Tuhan adalah merupakan hakikat dari pengertian Islam. Pendapat para agama Yahudi dalam bentuknya yang asli tentu saja adalah agama murni-
ulama dan cendikiawan muslim antara lain sebagai berikut (Abdullah : 7) Samawi. Dan oleh karena itu, kedua agama tersebut dalam bentuknya
yang murni menurut pandangan al-Qur’an adalah Islam. Bahkan menurut
Menurut Syaikh Mahmud Syaltut mengatakan bahwa agama
al- Qur’an, agama yang dianut oleh semua nabi- nabi Allah SWT itu
yang ajarannya diturunkan melalui Nabi Muhammad saw. dan
seluruhnya adalah agama Islam.
menegaskan untuk menyampaikan agama tersebut kepada seluruh umat
manusia dan mengajak mereka untuk memeluknya. Sedangkan menurut Dalam al-Qur’an antara lain dijelaskan oleh Allah SWT yang
Sidang Muktamar Islam merumuskan bahwa Islam adalah agama wahyu tercantum dalam surat al-Baqarah ayat 136: “ Katakanlah (hai orang-
yang diturunkan oleh Allah kepada rasul-Nya untuk disampaikan kepada orang mukmin): "Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan
kepada kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Isma'il, Ishaq,
105 106
Kebutuhan Manusia…, Muhammaddin JIA/Juni 2013/Th.XIV/Nomor 1/99-114
Ya'qub dan anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa dan Isa mereka kepadamu. dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan
serta apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhannya. kami tidak langsung. (mereka kami utus) selaku rasul-rasul pembawa berita
membeda-bedakan seorangpun diantara mereka dan kami Hanya tunduk gembira dan pemberi peringatan agar supaya tidak ada alasan bagi
patuh kepada-Nya". manusia membantah Allah sesudah diutusnya rasul-rasul itu. dan adalah
Terdapat juga dalam surat Yunus ayat 72: Nabi Nuh a,s, berkata” Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Dari rangkaian ayat- ayat
Aku disuruh supaya Aku termasuk golongan Muslimin yaitu orang-orang tersebut, maka jelaslah bahwa menurut al- Qur’an, Islam adalah satu-
yang berserah diri (kepada-Nya)". Di dalam surat al-Baqarah ayat 130- satunya agama murni Samawi, sepanjang masa dan tempat.
131 tercatat mengenai Nabi Ibrahim a.s. sebagai beirkut;“Dan tidak ada 2. Fungsi dan kedudukan agama dalam kehidupan
yang benci kepada agama Ibrahim, melainkan orang yang memperbodoh Pada zaman yang semakin sekuler ini, agama memainkan peran
dirinya sendiri, dan sungguh Kami telah memilihnya di dunia dan penting terhadap kehidupan berjuta- juta manusia. (Keene : 2006 : 6)
sesungguhnya dia di akhirat benar-benar termasuk orang-orang yang Penyelidikan-penyelidikan menyatakan bahwa lebih dari 70 prosen
saleh. Ketika Tuhannya berfirman kepadanya: "Tunduk patuhlah!" penduduk dunia menunjukkan bahwa mereka menganut salah satu agama.
Ibrahim menjawab: "Aku tunduk patuh kepada Tuhan semesta alam". Diseluruh Eropa Timur, misalnya, semakin banyak orang mengikuti
Dikisahkan juga dalam surat Yusuf ayat 101 bahwa: “ Nabi Yusuf ibadat di Sinagoga, Mesjid, Kuil, dan Gereja. Dibanyak tempat di dunia,
berkata kepada Rabb-nya (Ya Tuhan) Pencipta langit dan bumi. imam, rabi dan pendeta bekerja bersama- sama untuk menciptakan dunia
Engkaulah Pelindungku di dunia dan di akhirat, wafatkanlah aku dalam yang semakin baik dan damai. Sementara itu, perbedaan- perbedaan
keadaan Islam dan gabungkanlah aku dengan orang-orang yang saleh. agama juga sering menjadi pusat ketidaktenangan internasional dan
Dalam surat Yunus ayat 84, Berkata Musa: "Hai kaumku, jika kamu ketidak ketenteraman penduduk, seperti yang terjadi pada bekas negara
beriman kepada Allah, maka bertawakkallah kepada-Nya saja, jika kamu Yugoslavia, Timur tengah dan Irlandia Utara.
benar-benar orang yang berserah diri." Agama mengambil bagian pada saat- saat yang paling penting dan
Al-Qur’an mencatat dalam surat Ali- Imran ayat 52, tentang nabi pada pengalaman- pengalaman hidup. Agama merayakan kelahiran,
Isa a.s. “Maka tatkala Isa mengetahui keingkaran mereka (Bani lsrail) menandai pergantian jenjang masa dewasa, mengesahkan perkawinan
berkatalah dia: "Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku serta kehidupan berkeluarga, dan melapangkan jalan dari kehidupan kini
untuk (menegakkan agama) Allah?" para hawariyyin (sahabat-sahabat menuju kehidupan yang akan datang. Agama juga memberikan jawaban-
setia) menjawab: "Kamilah penolong-penolong (agama) Allah, kami jawaban terhadap pertanyaan- pertanyaan- pertanyaan yang
beriman kepada Allah; dan saksikanlah bahwa sesungguhnya kami membingungkan, seperti bagaimana kehidupan dimulai, mengapa orang
adalah orang-orang yang berserah diri (muslimun).” Selanjutnya Allah menderita, apa yang terjadi terhadap manusia jika sudah mati. Mengingat
SWT mengutus seorang rasul-Nya, penutup para rasul Allah yang semuanya ini kiranya tidak mengherankan jika agama memberikan
terdahulu itu. Firman Allah dalam surat an- Nisa’ ayat 163-165, bahwa: “ banyak inspirasi terhadap karya- karya terbesar dunia ini seperti dalam
Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana seni, musik dan literatur. (Keene : 7)
Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang Islam datang ketika latar sosial masyarakat Arab dipenuhi
kemudiannya, dan Kami telah memberikan wahyu (pula) kepada Ibrahim, kegelapan. Budaya mereka jahiliyah, adat kebiasaannya dipenuhi angkara
Isma'il, Ishak, Ya'qub dan anak cucunya, Isa, Ayyub, Yunus, Harun dan murka. Mereka suka poligami tanpa batas, mengubur hidup- hidup anak
Sulaiman. dan kami berikan Zabur kepada Daud. Dan (Kami telah perempuan, melegalkan perbudakan, melakukan ihdad berlebihan bagi
mengutus) rasul-rasul yang sungguh telah Kami kisahkan tentang mereka istri yang ditinggal mati suaminya, tidak memberi harta warisan kepada
kepadamu dahulu, dan rasul-rasul yang tidak Kami kisahkan tentang kaum perempuan, dan masih banyak lagi yang lain. Inti agama yang
107 108
Kebutuhan Manusia…, Muhammaddin JIA/Juni 2013/Th.XIV/Nomor 1/99-114
tertuang dalam lembaran teks wahyu tidak lain bertujuan membebaskan ada orang yang tahu, ia tetap berbuat baik dan menjaga diri dari yang
dari keterjeratan budaya jahiliyah tersebut. Karenanya, ketentuan syari’at dilarang Tuhan, karena ia yakin bahwa ia tetap diawasi Tuhan. Maka
dalam Islam sangat menjunjung moralitas dan nilai- nilai kemanusiaan. dengan demikian dapat dikatakan bahwa agama sangat berfungsi dam
(Yasid : 2007 : 99) Prinsip- prinsip dalam agama adalah penghilangan memiliki kedudukan yang strategis dalam menata kehidupan manusia
kesempitan dan menimalisasi taklif yang menyiratkan adanya keterkaitan untuk mendapatkan kesemalatan dirinya dan kemaslahatan bagi orang
ajaran agama dengan kemaslahatan hamba sepanjang sejarahnya. Tak lain.
hanya itu kenyataan seperti itu juga mengindikasikan bahwa hukum 3. Latar belakang perlunya manusia beragama
Tuhan dalam pengertiannya yang substantif bukanlah postulat- postulat
Sekurang- kurangnya ada tiga alasan yang melatar belakangi
teks yang sangat transenden. Sebaliknya, hukum Tuhan merupakan
perlunya manusia terhadap agama. Ketiga alasan (Nata : 20) tersebut
rangkaian panjang proses pemaknaan teks itu sendiri melalui mekanisme
dapat dikemukakan sebagai berikut yaitu:
aktualisasinya sesuai konteks kemaslahatan umat.
Pertama, fitrah manusia. Dalam konteks hal ini di antara ayat al-
Dengan kata lain, rumusan hukum Tuhan bukanlah bentuk jadi dari
Qur’an dalam surat ar- Rum ayat 30 bahwa ada potensi fitrah beragama
wahyu verbal yang masih bersifat umum dan sangat transenden.
yang terdapat pada manusia. Dalam hal ini dapat ditegaskan bahwa insan
Sebaliknya, hukum Tuhan merupakan akumulasi dari rangkaian
adalah manusia yang menerima pelajaran dari Tuhan tentang apa yang
pemaknaan teks secara kreatif dan dinamis untuk merespons aneka
tidak diketahuinya. Manusia insan secara kodrati sebagai ciptaan Tuhan
persoalan sesuai konteks masalah. Karena itu, dalam tataran praksisnya
yang sempurna bentuknya dibanding dengan makhluk lainnya sudah
hukum Tuhan mengalami proses evolusi dari yang transendental dan
dilengkapi dengan kemampuan mengenal dan memahami kebenaran dan
global menjadi diktum- diktum hukum operasional yang amat teknis
kebaikan yang terpancar dari ciptaan-Nya. Lebih jauh Musa Asy’ari
mengatur beragam persoalan kemanusiaan sesuai konteks sosio- historis
dalam buku Manusia Pembentuk Kebudayaan dalam al-Qur’an yang
masing- masing komunitas hukum. (Yasid : 174)
dikutip oleh Nata bahwa pengertian manusia yang disebut insan, yang
Fungsi dan kedudukan agama dalam kehidupan manusia sebagai dalam al-Qur’an dipakai untuk menunjukkan lapangan kegiatan manusia
pedoman, aturan dan undang- undang Tuhan yang harus di taati dan mesti yang amat luas adalah terletak pada kemampuan menggunakan akalnya
dijalankan dalam kehidupan. Agama sebagai way of life, sebagai dan mewujudkan pengetahuan konseptualnya dalam kehidupan konkret.
pedoman hidup yang harus diberlakukan dalam segala segi kehidupan. Hal demikian berbeda dengan kata basyar yang digunakan dalam al-
Orang yang beragama dapat mendisiplinkan dirinya sendiri, menguasai Qur’an untuk menyebut manusia dalam pengertian lahiriyahnya yang
nafsunya sesuai dengan ajaran agama. Orang yang beragama cendrung membutuhkan makan, minum, pakaian, tempat tinggal, hidup yang
berbuat baik sebanyak- banyaknya, dengan hartanya, tenaganya dan kemudian mati.
pikirannya. Dan dia akan berusaha sehabis daya upayanya untuk
Informasi mengenai potensi beragama yang dimiliki oleh manusia
menghindarkan dirinya dari segala perbuatan yang keji dan munkar.
itu dapat dijumpai dalam ayat 172 surat al- A’raf bahwa manusia secara
Selain itu agama merupakan unsur mutlak dalam pembinaan karakter
fitri merupakan makhluk yang memiliki kemampuan untuk beragama.
pribadi dan membangun kehidupan sosial yang rukun dan damai.
Hal demikian sejalan dengan hadits Rasulullah SAW yang menyatakan
(Rousydiy : 1986 90-92)
bahwa setiap anak yang dilahirkan memiliki fitrah (potensi beragama).
Dengan demikian dapat ditegaskan bahwa masayarakt adalah Bukti historis dan atropologis bahwa pada manusia primitif yang padanya
kumpulan dari individu- individu. Masyarakat akan baik, manakala terdiri tidak pernah datang in formasi mengenai Tuhan, ternyata mereka
dari pribadi- pribadi yang baik. Pribadi yang baik hanya dapat dibina mempercayai adanya Tuhan, sungguhpun Tuhan yang mereka percayai
melalui ajaran agama. Oleh sebab itu orang yang beragama, walau tidak itu terbatas pada daya khayalnya. mereka misalnya, mempertuhankan
109 110
Kebutuhan Manusia…, Muhammaddin JIA/Juni 2013/Th.XIV/Nomor 1/99-114
pada benda- benda alam yang menimbulkan kesan misterius dan positif dan negatif, namun diproleh pula isyarat bahwa pada hakikatnya
mengagumkan.kepercayaan yang demikian selanjutnya disebut dengan potensi positif manusia lebih kuat dari potensi negatifnya, hanya saja
dinamisme. dorongan dan daya tarik keburukan lebih kuat dari pada daya tarik
Beberapa hipotesis yang diajukan mengenai pertumbuhan agama kebaikan.
pada manusia. Sebagian mengatakan bahwa agama adalah produk rasa Dalam literatur teologi Islam kita jumpai pandangan kaum
takut dan sebagai akibatnya terlintaslah agama dalam kehidupan manusia. Mu’tazilah yang rasionalis, karena banyak mendahulukan akal dalam
Hipotesis lainnya mengatakan bahwa agama adalah produk dari memperkuat argumentasinya dari pada wahyu. Namun demikian, mereka
kebodohan. Hal ini sesuai dengan wataknya selalu cenderung untuk sepakat bahwa manusia dengan akalnya memiliki kelemahan. Akal
mengetahui sesuatu yang terjadi di alam ini. Hipotesis lainnya memang dapat mengetahui yang baik dan buruk, tetapi tidak semua yang
mengatakan bahwa agama adalah pendambaannya kepada keadilan dan baik dan buruk dapat diketahui oleh akal. Dalam hubungan ini, kaum
keteraturan, ketika manusia menyaksikan banyaknya kezaliman dan Mu’tazilh mewajibkan kepada Tuhan agar menurunkan wahyu dengan
ketidak adilan dalam masyarakat dan alam. Agama mengambil bagian tujuan agar kekurangan akal dapat dilengkapi oleh wahyu dalam ini
pada saat- saat yang paling penting dan pada pengalaman hidup. Agama agama. Dengan demikian secara tidak langsung kaum Mu’tazilah
mengesahkan perkawinan, agama berada dalam kehidupan pada saat- saat memandang bahwa manusia memerlukan wahyu (agama).
yang khusus maupun pada saat- saat yang paling mengerikan. (Keene : 6) Ketiga, tantangan manusia. Faktor lain yang menyebabkan
“Dengan demikian manusia sepanjang masa senantiasa beragama, manusia memerlukan agama karena manusia dalam kehidupannya
karena manusia adalah makhluk yang memiliki fitrah beragama yang oleh menghadapi berbagai tantangan baik yang datang dari dalam amupun dari
C.G.Jung disebut naturaliter religiosa (bakat beragama).”(Arifin : 1998 : luar. Tantangan dari dalam dapat berupa dorongan hawa nafsu dan
8) Dari uraian tersebut dapat ditegaskan bahwa latar belakang perlunya bisikan setan (lihat QS 12:5; 17:53). Sedangkan tantangan dari luar dapat
manusia pada agama karena dalam diri manusia sudah terdapat potensi berupa rekayasa dan upaya- upaya yang dilakukan manusia yang secara
untuk beragama. Potensi beragama ini perlu pembinaan, pengarahan, sengaja berupaya ingin memalingkan manusia dari Tuhan. Mereka
pengembangan dengan cara mengenalkan agama kepada setiap manusia dengan rela mengeluarkan biaya, tenaga dan pikiran yang
Kedua, kelemahan dan kekurangan manusia. Menrut Quraish dimanifestasikan dalam berbagai bentuk kebudayaan yang di dalamnya
Shihab, bahwa dalam pandangan al-Qur’an, nafs diciptakan Allah dalam mengandung misi menjauhkan manusia dari tuhan. Kita misalkan
keadaan sempurna yang berfungsi menampung serta mendorong manusia membaca ayat yang berbunyi “ Sesungguhnya orang- orang kafir itu
berbuat kebaikan dan keburukan, dan karena itu sisi dalam manusia inilah menafkahkan harta mereka untuk menghalangi orang dari jalan Allah (QS
yang oleh al-Qur’an dianjurkan untuk diberi perhatian lebih besar. Di al-Anfal,36).
antara ayat yang menjelaskan hal ini terdapat dalam surat al-Syams ayat Berbagai bentuk budaya, hiburan, obat- obat terlarang dan lain
7-8, bahwa “ Demi nafs serta penyempurnaan ciptaan, Allah sebagainya dibuat dengan sengaja.” Pada zaman semakin sekuler ini
mengilhamkan kepadanya kafasikan dan ketaqwaan”. agama memainkan peranan penting terhadap kehidupan berjuta- juta
Menurut Quraish Shihab bahwa kata mengilhamkan berarti manusia”.( Keene : 6) Untuk itu upaya mengatasi dan membentengi
potensi agar manusia melalui nafs menangkap makna baik dan buruk. Di manusia adalah dengan mengajarkan mereka agar taat menjalankan
sini berbeda dengan terminologi kaum Sufi bahwa nafs adalah sesuatu agama. Godaan dan tantangan hidup demikian itu, sangat meningkat,
yang melahirkan sifat tercela dan prilaku buruk dan dalam hal ini sama sehingga upaya mengagamakan masyarakat menjadi penting.
dengan pengertian yang terdapat dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia.
Lebih jauh Qurash Shihab berpendapat bahwa kendatipun nafs berpotensi
111 112
Kebutuhan Manusia…, Muhammaddin JIA/Juni 2013/Th.XIV/Nomor 1/99-114
113 114
MAKALAH
STUDI ISLAM
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Rumusan Masalah
PEMBAHASAN
A. Pengertian studi islam
Dari segi etimologi islam dapat dii ambil dari kata”assalama” yang
berrati menyerah kepada kehendak Allah SWT, kemudian dari kata
“sillmun” yang berarti damai dengan Allah SWT dan sesama makhluk,
serta daRi kata “salimah” yang berarti selamat dunia dan akhirat. Kata
“aslama” merupakan turunan dari kata assallamu, assallam, assallamatu
yang artinya bersih dan selamat dari kecacatan lahir dan batin. Dari asal
kata ini dapat di artikan bahwa dalam islam terkandung makna suci, kata
islam juga dapat di ambil dari kata asslimu dan assalmu yang berarti
perdamaian dan keamanan. Dari kata ini islam mengandung makna
perdamaian dan keselamatan, oleh karena itu kalimat “assalamualaikum”
merupakan tanda kecintaan seorang muslim kepada yang lain, karena
kalimat tersebut selalu menebarkan doa dan kedamaian kepada
sesama.kemudian dari kata assalamu, assalammu,dan assilmu yang
berarti menyerahkan diri, tunduk dan taat. Semua asal kata tersebut
bertasal dari tiga huruf;sin,lam,dan mim yang artinya sejahtera,tidak
tercela dan selamat.
Jadi studi islam secara etimologis merupakan terjemahan dari
bahasa arab di rassah islamiyah. Sedangkan studi islam d barat d kenal
dengan istilah islamic studies. Maka studi islam secara etimologi adalah
kajian mengenai hal-hal yang berkaian dengan islam. Makna ini sangat umum
sehinnggah perlu ada spesifikasi pengertian terminologi tentang studi islam
dalam kajian yang sistematis dan terpadu. Dengan perkataan Lain, studi islam
adalah usaha sadar dan sistematis untuk mengetahui dan memahami serta
membahas secara mendalam tentang seluk-beluk atau hal-hal yang berhubungan
dengan agama islam,baik berhubungan dengan ajaran, sejarah, maupun praktik-
praktik pelaksanaannya pun sehari hahri, sepanjang sejarahnnya.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Studi islam merupakan gabungan dari dua kata yaitu kata study dan
kata islam, studi adalah kegiatan yang secara sengaja di usahakan
dengan maksud memperoleh keterangan mencapai pemahaman yang
besar atau meningkatkan suatu ketrampilan.
Study islam sesungguhnya memiliki cangkupan makna dan
memahami serta membahas ajaran-ajaran mereka melaksanakanya
dengan benar.
Secara sederhana dapat di lakukan sebagi usaha untuk mempelajari
hal-hal yang berhubungandengan agama islam.
Dari kata “silmun” yang berarti damai dengan Allah SWT serta dari
kata “Salim” yang berrati selamat dunia akhirat, dan kata
“Aslama”yang merupakan turunan dariAsslamu’alaikum yang artinya
selmat dari kecacatan lahir dan batin.
Orang yang memeluk agama islam, yang di sebut muslimah adalah
orang yang bergerak menuju ke titingkat beksistensi yang lebih tinggi,
untuk memcahkan masalah yang timbul dalam masyarakat, makah
seorang muslimah mengadakan satu penafsiran terhadap AL-Quran
dan AL-hadits sehinggah timbullah pemikiran islam, baik bersikap
tekstual kontekstual islam sebagai agama.
Islam historys meruupakan unsur kebudayaan yang dihasilkan oleh
setiap pemikiran manusia dalam interpertasi atau pemahaman terhadap
teks, kebenaran islam historys adalah islam yang tidak bisah di
lepaskan dari kesejateraan dan kehidupan manusia yang berada dalam
ruang dan waktu.