You are on page 1of 5

Indonesian Journal for Health Sciences

Vol.3, No.1, Maret 2019, Hal. 1-5


ISSN 2549-2721 (Print), ISSN 2549-2748 (Online) 1

EFEKTIVITAS DAUN KATUK (SAUROPUS ANDROGYNUS)


TERHADAP KECUKUPAN ASI PADA IBU MENYUSUI
DI PUSKESMAS KUTA BARO ACEH BESAR
Juliastuti
Jurusan Kebidanan, Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh,
Kampus Terpadu Poltekkes Kemenkes RI Aceh Lampeneurut

ABSTRAK
Kata Kunci : Abstract : Inadequate breast milk production is the most common
inhibiting factor causing the cessation of exclusive breast feeding
Efektivitas Daun Katuk practices an effort to increase the rate of secretion and production of
Kecukupan ASI breast milk is through the use of traditional herbal medicines such as
Ibu Menyusui decoction and extraction of sweet leaf (Sauropus androgynus). Sweet
leaf extract (Sauropus androgynus) has been known to have a variety of
pharmacological activities. Sweet leaf contains a number of important
nutrients such as protein, vitamin C, vitamin D, calcium, and folic acid.
This study aimed to determine the differences in the effectiveness of
Sweet leaf decoction and sweet leaf (Sauropus androgynus) extract in
adequacy of breastfeeding mother breast milk. The research used quasi-
experimental design with pre-test and post-test design, the sampling
technique with purposive sampling as many as 20 breastfeeding mothers,
the results of the study were analyzed by independent t-test. The results
showed that sweet leaf decoction and Sweet leaf extract were effective to
fullfill the adequacy of breast milk. The sweet leaf decoction in this study
proved to gain infant weight compared to sweet leaf extract with p value
0,000.
Abstrak : Produksi ASI yang tidak cukup merupakan faktor
penghambat yang paling umum menyebabkan berhentinya praktik
pemberian ASI eksklusif. Salah satu upaya meningkatkan laju sekresi
dan produksi ASI adalah melalui penggunaan obat ramuan tradisional
seperti rebusan dan ekstrak daun katuk (Sauropus androgynus). Ekstrak
daun katuk (Sauropus androgynus) telah terbukti memiliki berbagai
macam aktivitas farmakologi. Daun katuk mengandung sejumlah nutrisi
penting seperti protein, vitamin C, vitamin D, kalsium, hingga asam
folat. Peneltian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan efektivitas
rebusan daun katuk dan ekstrak daun katuk (Sauropus androgynus) dan
ekstrak daun katuk terhadap kecukupan ASI pada ibu menyusui. Metode
penelitian ini menggunkan quasi eksperimen dengan rancangan pre test
and post test design, teknik pengambilan sampel dengan purposive
sampling sebanyak 20 ibu menyusui, hasil penelitian di analisa dengan
uji independent t-test. Hasil Penelitian menunjukan rebusan daun katuk
dan ekstrak daun katuk efektif dalam memenuhi kecukupan ASI.
Rebusan daun katuk dalam penelitian ini terbukti meningkatkan
kenaikan berat badan bayi dibandingkan ekstrak daun katuk dengan p
value 0,000.
Copyright © 2019. Indonesian Journal for Health Sciences,
http://journal.umpo.ac.id/index.php/IJHS/, All rightsreserved
Penulis Korespondensi : Cara Mengutip :
Juliastuti Juliastuti. Efektivitas Daun Katuk (Sauropus
Jurusan Kebidanan, Androgynus) terhadap Kecukupan ASI pada
Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh, Indonesia Ibu Menyusui di Puskesmas Kuta Baro Aceh
Email: juliastuti178@gmail.com Besar. J. Heal. Sci., vol. 3, no.1, pp.1-5, 2019.

journal.umpo.ac.id/index.php/IJHS
Indonesian Journal for Health Sciences Vol.3, No.1, Maret 2019, Hal. 1-5

PENDAHULUAN
Pemberian ASI eksklusif menjadi dikenal dalam pengobatan tradisional di
salah satu strategi global untuk me- Asia Selatan dan Asia Tenggara sebagai
ningkatkan pertumbuhan, perkembang- obat penambah ASI. Daun katuk dapat
an, kesehatan, dan kelangsungan hidup dikonsumsi dengan mudah, daun katuk
bayi (WHO, 2011). Modal dasar pem- dapat direbus dan diproduksi sebagai
bentukan manusia berkualitas dimulai fitofarmaka yang berkhasiat untuk
sejak bayi berada dalam kandungan, melancarkan ASI. Mengingat penting-
kemudian dilanjutkan dengan pemberian nya daun katuk terhadap ibu menyusui,
Air Susu Ibu (ASI) (Prawiroharjo, 2008). maka penelitian ini dilakukan untuk me-
Bayi di rekomendasikan mengonsumsi ngetahui efektivitas rebusan daun katuk
ASI secara ekslusif sampai usia enam dan ekstrak daun katuk terhadap ke-
bulan (Kemenkes RI 2011). Pemberian cukupan ASI pada ibu menyusui perlu
ASI eksklusif diperkirakan dapat dilakukan penelitian.
mencegah 13% kematian balita per
tahun, utamanya akibat diare dan METODE PENELITIAN
pneumonia (Jones, et al., 2003). Penelitian ini menggunakan
Pemberian ASI eksklusif yang tidak metode penelitian quasi eksperimen,
optimal dapat mengakibatkan 10% dengan rancangan penelitian pre test dan
beban penyakit pada balita di negara post test. Rancangan ini bertujuan untuk
berpenghasilan rendah dan menengah membandingkan hasil yang didapat
(Black, et al., 2008). Kebutuhan gizi ibu sebelum dan sesudah diberi perlakuan
perlu diperhatikan pada masa menyusui, dengan rebusan daun katuk dan ekstrak
karena ibu tidak hanya harus mencukupi daun katuk. Pada rancangan ini kedua
kebutuhan dirinya, tetapi juga mem- kelompok diberi perlakuan berbeda.
produksi ASI untuk bayi. Berdasarkan Perbedaan nilai dari post test pada
Angka Kecukupan Gizi (AKG) bagi kedua kelompok dibadingkan untuk
bangsa Indonesia, ibu yang sedang menentukan perbedaan peningkatan ke-
menyusui bayi umur hingga 6 bulan cukupan ASI. Teknik penelitian meng-
memerlukan tambahan kecukupan gunakan Nonprobability Sampling, pe-
energi sebesar 330 kkal dan tambahan ngambilan sampel menggunakan
kecukupan protein sebesar 20 g kelompok eksperimen dan kelompok
(Kemenkes RI, 2016). Hasil survei kontrol dengan jumlah anggota masing-
konsumsi makanan individu di Indonesia masing kelompok antara 10 s/d 20.
tahun 2014 menunjukkan bahwa Jumlah sampel yang ditetapkan
ternyata banyak dari kelompok umur ibu dalam penelitian ini adalah 30 responden
menyusui dengan konsumsi energi dan yang memenuhi kriteria inklusi dan
protein pada kategori kurang yaitu dibagi menjadi dua kelompok, 15
sebanyak 50% dengan konsumsi energi responden dalam kelompok rebusan
<70% dari AKG dan sebanyak 33,8% daun katuk dan 15 responden kelompok
dengan konsumsi protein <80% AKG ekstrak daun katuk. Populasi pada pe-
(Kemenkes RI, 2016). Salah satu upaya nelitian ini adalah ibu menyusui di
yang dapat dilakukan untuk meningkat- wilayah kerja Puskesmas Kuta Baro
kan laju sekresi dan produksi ASI adalah yang berjumlah 68 responden. Sampel
melalui penggunaan obat ramuan berjumlah 20 orang dengan krtiteria
tradisional seperti ektrak katuk inklusi, ibu yang memiliki bayi usia 0-28
(Sauropus androgynus). Daun katuk hari, menyusui ASI eksklusif, bersedia
(Saoropus androgynus) ternyata telah menjadi responden, tidak bekerja, tidak

2
Indonesian Journal for Health Sciences Vol.3, No.1, Maret 2019, Hal. 1-5

mengkonsumsi obat-obatan, tidak ada menyusui di wilayah kerja Puskesmas


kelainan fisik pada payudara ibu, dan Kuta Baro Aceh Besar adalah sebagai
bayi sehat. Pengumpulan data menggun- berikut:
kan observasi dengan menimbang berat 1. Analisa Univariat
badan bayi, melihat kecukupan ASI Responden pada kelompok
sebelum dan sesudah diberikan rebusan rebusan daun katuk berada pada
daun katuk dan ekstrak daun katuk. kelompok usia 20-35 tahun berjumlah 8
Teknik pengumpulan data dilakukan responden (80%), sementara responden
dengan cara memberikan lembar pada kelompok yang dilakukan
persetujuan (informed consent) kepada intervensi ekstrak daun katuk berada
ibu menyusui yang ada di wilayah kerja pada kelompok usia 20-35 tahun yaitu 9
Puskesmas Ingin Jaya. responden (90%).
Data kemudian dibagi kedalam Kategori paritas dapat dilihat dari
dua kelompok besar yaitu kelompok ibu kedua kelompok responden yang dilaku-
yang diberikan rebusan daun katuk dan kan intervensi rebusan daun katuk ibu
kelompok ibu yang diberikan ekstrak multipara berjumlah 7 responden (70%),
daun katuk selama 7 hari. Di hari sementara pada kelompok ekstrak daun
pertama dan hari ke 7 akan diobservasi katuk ibu multipara berjumlah 6 respon-
kecukupan ASI dengan penimbangan den (60%). Mayoritas responden yang
berat badan bayi. Kemudian dilakukan dilakukan intervensi rebusan daun katuk
analisa data dengan memisahkan ibu dan ekstrak daun katuk berada pada
dengan ke-cukupan ASI sebelum dan kelompok umur 20-35 tahun dan
setelah in-tervensi tujuh hari intervensi. kategori paritas mayoritasnya adalah
Tahap se-lanjutnya, data diubah menjadi multipara.
katagorik untuk membagi kecukupan
2. Analisa Bivariat
ASI menjadi cukup ASI dan tidak cukup Pada tabel 1 menujukkan bahwa
ASI. Kemudian dilakukan Analisis pada kelompok rebusan daun katuk
meng-gunakan uji independent t-test. terdapat rata-rata kenaikan berat badan
259 gram, dengan standar deviasi 22,34.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sedangkan pada kelompok ekstrak daun
Penelitian mengenai efektivitas
katuk rata-rata kenaikan berat badan 182
rebusan daun katuk (sauropus
gram dengan stanar deviasi 21,50.
androgynus) dan ekstrak daun katuk
terhadap kecukupan ASI pada ibu Tabel 1.
menyusui di wilayah kerja Puskesmas Distribusi frekuensi kelompok
Kuta Baro Aceh Besar telah Pemberian Daun kantuk
dilaksanakan pada tanggal 15 juli s/d 23
September 2018. Jumlah responden Kelompok Rata-rata Standar
dalam penelitian ini adalah 20 (gram) deviasi
responden. Responden dibagi menjadi 2 Rebusan Daun 259 22,34
kelompok perlakuan yaitu 10 responden Katuk
dalam kelompok dengan pemberian Ekstrak Daun 182 21,50
rebusan daun katuk dan 10 responden Katuk
dalam kelompok ekstrak daun katuk.
Hasil pengukuran terhadap variabel Kelompok dengan pemberian
dependen dan independen yaitu rebusan rebusan daun katuk maupun ekstrak
daun katuk dan ekstrak daun katuk daun katuk berpengaruh dalam
terhadap kecukupan ASI pada ibu meningkatkan berat badan bayi untuk

3
Indonesian Journal for Health Sciences Vol.3, No.1, Maret 2019, Hal. 1-5

memenuhi kecukupan ASI. Tabel 1 ini terbukti dapat lebih banyak dalam
menunjukkan bahwa hasil analisis meningkatkan kenaikan berat badan bayi
statistik dengan menggunakan uji dengan p value 0,000. Hipotesa yang
independent t-test diperoleh p value mengatakan bahwa terdapat perbedaan
0,000 yang artinya terdapat perbanding- kecukupan ASI pada ibu menyusui
an yang signifikan antara kenaikan berat setelah dilakukan intervensi rebusan
badan bayi antara dua variabel yang daun katuk dan ekstrak daun katuk
telah dilakukan intervensi dimana terbukti atau diterima. Daun katuk dapat
rebusan daun katuk lebih banyak dalam meningkatkan kuantitas produksi ASI
menaikkan berat badan bayi dibanding- karena kandungan alkolid dan sterol
kan dengan ekstrak daun katuk. (Azis & Muktiningsih 2006). Pemberian
ekstrak daun katuk pada kelompok ibu
Tabel. 2
melahirkan dan menyusui dengan dosis
Distribusi frekuensi Teknik
3x300 mg/hari selama 15 hari mulai dari
Pemberian Daun kantuk
hari ke 3 setelah melahirkan dapat me-
Teknik Rata-rata P- ningkatkan produksi ASI 50,7% lebih
pemberian (gram) Value banyak dibandingkan dengan ibu me-
Rebusan 259 lahirkan dan menyusui bayinya tidak
Daun Katuk 0,000 diberi ekstrak daun katuk, pemberian
Ekstrak Daun 182 ekstrak daun katuk tersebut dapat
Katuk mengurangi jumlah subyek kurang ASI
sebesar 12,5% (Sa’roni, et al., 2004).
Hasil penelitian seperti yang
Hasil penelitian ini menunjukkan ada
tertera pada table 2 menunjukkan bahwa
pengaruh yang signifikan dari pemberian
responden yang diberikan rebusan daun
rebusan daun katuk terhadap ibu
katuk dan responden yang diberikan
menyusui. Produksi ASI berpengaruh
ekstrak daun katuk dapat memenuhi
terhadap kecukupan ASI, penurunan
kecukupan ASI. Penilaian terhadap
produksi ASI pada beberapa hari
kecukupan ASI dalam penelitian ini
pertama setelah melahirkan dapat di-
yaitu dengan melihat kenaikan berat
sebabkan oleh berbagai faktor, termasuk
badan bayi selama seminggu dengan
makanan, ketenangan jiwa dan fikiran,
indikator berat badan bayi meningkat
pola istirahat, faktor isapan atau
140-200 gram per minggu, untuk bayi
frekuensi penyusuan dan lain sebagainya
yang 0 hari minimal berat badan bayi
(Riskani, 2012). Dari beberapa penelitian
sama seperti pada waktu lahir. Berat
sebelum-nya juga diketahui terdapat
badan bayi tidak turun melebihi 10%
kandungan galactagogue dalam daun
dari berat badan lahir pada minggu
katuk yang memiliki peran penting
pertama kelahiran. Pada Tabel 1 dan
(Prawiroharjo, 2008). Kandungan
tabel 2 menujukkan rebusan daun katuk
galactagogue dipercaya mampu memicu
dan ekstrak daun katuk memiliki selisih
peningkatan produksi ASI. Pada daun
dengan rata-rata kenaikan berat badan
katuk juga mengandung steroid dan
pada rebusan daun katuk 259 gram
polifenol yang dapat meningkatkan
sedangkan pada ekstrak daun katuk
kadar prolaktin. Prolaktin merupakan
didapatkan rata-rata kenaikan berat
salah satu hormon yang mempengaruhi
badan bayi 182 gram, yang artinya
produksi ASI. Dengan tingginya kadar
rebusan daun katuk dan ekstrak daun
prolaktin maka secara otomatis akan
katuk sama-sama memiliki efektivitas
meningkatkan produksi ASI. Rebusan
dalam memenuhi kecukupan ASI, hanya
daun katuk dan ekstrak daun katuk
saja rebusan daun katuk dalam penelitian

4
Indonesian Journal for Health Sciences Vol.3, No.1, Maret 2019, Hal. 1-5

efektif memenuhi kecukupan ASI maternal and child undernutrition


membantu kenaikan berat badan bayi. study group: maternal and child
Akan tetapi, rebusan daun katuk lebih undernutrition: global and regional
banyak dalam meningkatkan berat badan exposures and health consequences.
bayi dibandingkan dengan ekstrak daun Lancet; 371: 243-260.
katuk. 3. Jones G, Steketee RW, Black RE,
Bhutta ZA, Morris SS, Bellagio
KESIMPULAN CSS. (2003). How Many Child
Berdasarkan penelitian tentang Deaths Can We Prevent this Year?
efektivitas rebusan daun katuk (sauropus Lancet 2003; 362: 65.
androgynus) dan ekstrak daun katuk 4. Kementerian Kesehatan RI. (2011).
terhadap kecukupan ASI pada ibu me- Sambutan Menteri Kesehatan pada
nyusui di wilayah kerja Puskesmas Kuta Acara Temu Nasional Konselor
Baro Aceh Besar Tahun 2018 terhadap Menyusui ke I Sebagai Rangkaian
20 orang responden ibu menyusui Kegiatan Pekan ASI Sedunia (PAS).
dengan membagi dua kelompok yaitu 10 Pusat Komunikasi Publik, Sekjen
responden kelompok rebusan daun katuk Kemenkes RI.
dan 10 responden kelompok ekstrak 5. Kementerian Kesehatan Republik
daun katuk yang telah dilaksanakan pada Indonesia. (2016). Infodatin Pusat
tanggal 15 Juli s/d 23 September 2018 di Data dan Informasi Kemenkes RI.
wilayah kerja Puskesmas Kuta Baro Jakarta (ID): Kemenkes RI.
maka dapat disimpulkan bahwa : 6. Soka Susan, Wiludjaja Jessica.
1. Dari 10 responden ibu menyusui (2011). The Expression Of Prolactin
yang telah dilakukan intervensi And Oxytocin Genes In Lactating
rebusan daun katuk ternyata di- BALB/C Mice Supplemented With
dapatkan hasil bahwa rata-rata Mature Sauropus Androgynus Leaf
kenaikan berat badan bayi untuk Extracts. International Conference
memenuhi kecukupan ASI on Food Engineering and
sebanyak 259 gram, dan intervensi Biotechnology IPCBEE; 9.
ekstrak daun katuk rata-rata ke- 7. Prawiroharjo S. (2008). Buku Acuan
naikan berat badan bayi untuk Nasional Pelayanan Kesehatan
memenuhi kecukupan ASI Maternal dan Nasional, Jakarta:
sebanyak 182 gram. Yayasan Bina Pustaka.
2. Terdapat perbandingan yang 8. Riskani, R. (2012). Keajaiban ASI.
signifikan terhadap kenaikan berat Jakarta Timur: Dunia Sehat.
badan bayi pada ibu menyusui 9. Sa’roni, Sadjimin T, Sja’bani M, et
setelah diberikan rebusan daun al. (2004). Effectiveness of the
katuk dan ekstrak daun katuk Sauropus androgynus (L.) Merr
dengan p value 0,000. Leaf Extract in Increasing Mother’s
Breast Milk Production, Media
DAFTAR PUSTAKA Litbang Kesehatan; XIV (3): 20-24.
1. Azis S dan Muktiningsih SR. 10. World Health Organization.
(2006). Studi Manfaat Daun Katuk (2011). Exclusive Breast Feeding
(Sauropus androgynus), Cermin for Six Months Best for Babies
Dunia Kedokteran; 151: 48-50. Every Where,World Health
2. Black R, Allan LH, Bhutta ZA, Organization.www.who.int/mediac
Caulfield LE, de Onis M, Ezzati M, entre/news/statements/2011/breastf
Mathers C, Rivera J. (2008). The eeding_20110115/en/index.html

You might also like