You are on page 1of 21
Antosianin ANTOSIANIN: Sifat Kimia, Perannya dalam Kesehatan, dan Prospeknya sebagai Pewarna Makanan Penuli Lydia Ninan Lestario Penyunting bahasa: ‘Andayani Desain sampul: Pram's Tata letak isi: Rini Penerbit: Gadjah Mada University Press Anggota IKAPI Ukuran: 15,5 * 23 om: xx + 208 himn ISBN: 978-602-386-277-1 1611256-B5E-100(1) Redaksi: Jl. Grafika No. 1, Bulaksumur Yogyakarta, 55281 Telp /Fax.: (0274) 561037 Lugmpress.ugm.ac id | gmupress@ugm ac id Coetakan Pertama: November 2017 2512.202.11.17 Hak Penerbitan © 2017 Gadjah Mada University Press Ditarang mengutip dan memperbanyak tanga izin tertulis dari penerbit, sebagian atau seluruhnya dalam bentuk apa pun, balk cetak, photoprint, microfilm, dan sebagainya. Bab Il ANTOSIANIN DALAM TANAMAN 2.1. DISTRIBUSI ANTOSIANIN DALAM TANAMAN Antosianin berasal dari bahasa Yunani, yaitu anthos yang berarti bunga dan kyanos yang berarti biru tua (Delgado-Vargas, 2003). Namun, sebenarnya pigmen ini tidak hanya ditemui pada bunga, tetapi juga pada berbagai bagian tanaman seperti kulit buah, daging buah, umbi, biji, daun, dan sebagainya. Pada bunga meliputi berbagai jenis bunga, mulai dari bunga mawar, dahlia, petunia, pelargonium, malva, paeonia, dan sebagainya. Antosianin yang terdapat pada kulit buah, misalnya pada buah anggur, apel, pir, manggis, dan terung. Pada buah lain, antosianin ditemui baik pada kulit buah maupun pada daging buah, seperti pada buah ceri, stroberi, dan rasberi. Distribusi yang tidak lazim ditemui pada jeruk bali yang hanya terdapat pada daging buahnya (Gross, 1987). Pigmen yang terletak pada umbi, contohnya: ubi ungu dan wortel ungu; yang terletak pada daun, contohnya: kubis ungu; yang terletak pada biji, contohnya: jagung, beras merah, beras hitam, ketan hitam. Antosianin umumnya ditemukan pada tanaman tingkat tinggi, tetapi tidak ditemukan pada tanaman tingkat rendah seperti alga (Delgado-Fargas, 2003), dan juga tidak ditemukan pada jaringan hewan dan manusia. 4 | Lydia Ninan Lestario it of I AKTIVITAS ANTIBAKTERI FRAKSI ETIL ASETAT BUNGA TELANG (Clitoria Ternatea) TERHADAP BAKTERI Staphylococcus Aureus DAN ANALISIS KLT-BIOAUTOGRAFI SKRIPSI Diajukan oleh: wi NIM : 16.0608.0013 PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG MAGELANG 2020 BAB IT TINJAUAN PUSTAKA ‘A. Bunga Telang (Clitoria ternatea) 1. Klasifikasi Tanaman Gambar 2.1 Tanaman Bunga Telang Tanaman bunga telang merupakan famili Fabaceae. Kedudukan ‘tanaman bunga telang dalam taksonomi tumbuhan adalah sebagai berikut: Famili Domain Subkingdom Infrakingdom Divisi Subdivisi Infrodivision Kelas Subkelas Bangsa Spesies : Fabaceae 2 Plantae : Viridaeplanta + Streptophyta : Tracheophyta + Spermatophytina + Angiospermae : Magnoliopsida + Rosanae 2 Fabales : Clitoria + Clitoria ternatea L(Al-snafi, 2016). 2. Nama Daerah Bunga telang (Clitoria ternatea L.) sesuai dengan namanya Clitoria ternatea L, berasal dari daerah Ternate, Maluku, Tanaman ini dapat tumbuh di daerah tropis seperti Asia schingga penyebarannya telah sampai Amerika Selatan, Amerika Utara, Afrika, Brazil, dan Pasifik Utara. Bunga telang juga disebut Butterfly pea (Inggris), bunga teleng (Jawa), dan Mazerion Hidi dari Arab(Angriani, 2019). 3. Morfologi Tumbuhan Bunga telang merupakan salah satu tanaman semak belukar yang umum tumbub di tempat terbuka sepanjang jalan dan lereng.Semak, menjalar, panjang 3-5 m, Batang: membelit, masif, permukaan beralur, hijau. Daunnya majemuk, ‘menyirip, lonjong, tepi rata, ujung tumpul, pangkal meruncing, panjang 4-9 em, tangkai silindris, panjang 4-8 cm, pertualangan menyirip, permukaan berbulu, hija Bunganya majemuk, bentuk tandan, di Ketiak daun, tangkai silindris, berwama hijau, kelopak bentuk corong, panjang 1,5-2,5 em, hijau kekuningan, tangkai benang sari berlekatan membentuk tabung, putih, kepala sari bulat, kuing, tangkai putik silindris, kepala putik bulat, hijau, mahkota bentuk kupu-kupu, ungu. buah bentuk polong, panjang 7-14 cm, bertangkai pendek, masih muda hijau setelah tua hitam. Bijinya berbentuk ginjal, masih muda, hijau setelah tua coklat. Akarnya tunggang, putih kotor (Riswadi, 2010). 4, Kandungan Kimia Bunga telang mengandung tanin, flobatanin, karbohidrat, triterpenoid, fenolflavonoid, flavanol glikosida, protein, saponin, alkaloid, antrakuinon, antisianin, stigmasit 4-ena-3,6 dion, minyak volatil dan steroid. Asam lemak memiliki komposisi meliupti asam palmitat, stearat, oleat lonoleat, dan linolenat Biji bunga telang juga mengadung asam sinamat, finotin dan beta ‘sitosterol(Budiasih, 2017). ‘5. Khasiat Ekstrak bunga telang(Clitoria ternarea) berpotensi_ sebagai anti- atarak(Kusrini, Tristamtini, & I2za, 2017), bunga telang juga menghasilkan antosianin yang dapat digunakan sebagai pewarna es lilin dan wama yang dihasilkan hampir sama dengan warna dari pewama sintesis biru berlian, pekat, dan tidak pudar setelah dibekukan dalam freezer(Hartono, Purwijantiningsih, & Pranata, 2013), Ekstrak metanol larut n-heksan bunga telang memiliki potensi antibakteri terhadap bakteri_ Escherichia coli dan Pseudomonas aeruginosa(Riswadi., 2010). Ekstrak etanol 80% bunga telang memiliki aktivitas antioksidan yang kuat(Cahyaningsih, K, & Santoso, 2019). B. Bakteri 1. Pengertian Bakteri Bakteri_ merupakan sel prokariot yang Khas, uniseluler dan tidak mengandung struktur yang membatasi membran di dalam sitoplasmanya. Bakteri memiliki ukuran dan bentuk yang sangat beragam, Bakteri memiliki diameter 0,2-2 pm dan panjang 2-8 pm. Secara umum, bentuk sel bakteri terdiri atas beberapa, yaitu basil atau batang, bulat, dan spiral, Reproduksi bakteri pada umumnya dengan pembelahan biner sederhana yaitu dengan cara membelah diri menjadi dua sel yang sama. Bakteri pada umumnya Pasundan Food Technology Journal (PFTJ), Volume 8, No. 2, Tahun 2021 EKSTRAKSI ANTOSIANIN PADA BUNGA TELANG (CLITORIA TERNATEA L.); SEBUAH ULASAN Muhammad Rifqi ‘Teknologi Pangar dan Gizi, Fakultas Timu Pangan Halal, Universitas Djuanda Bogor JI, Tol Ciawi no 1 Ciawi, Bogor, 16720, Indonesia Emuil :fgimuhammadsuryana@gmail.com Abstrak Aniosianin merupakan suatu senyawa yang membentuk zat warna alami pada tumbuban dalam mesberikan wara orange, merah, serta ungs. Antosianin dapat kita temukan pada tumbuhan berwarna merah, ungu, merah gelap seperti pads hinah herry serta taraman hing seperti hunga telang. Bunga telang memibiki potensi yang enkup tinges bagi imudustri pangan diantaranya digunakan sebegai pewama makanan serta digunakan sebagai obat tradisional. Proses ckstraksi antosianin pada bunga telang dengan menggunakan metode yang berbeds mengharilkan ekstrak dengan total antosiania yang berbeda-beda. Kedepanya peru dilakukan penelitian lebih lanjut antuk dapay mengekstrak antosianin pada bunga telang sehingga menghssilkan eksirak dengan total antosianin tinggi serta tidak madah rusak. Keywords: Antosianin; Ekstraksi Antosianin: Pangan Fungsional Abstract Anihocyanin és @ compound that forms natural dyes in plants in giving colors orange, red, and purple. Anthocyanins can be jeund in red, purple, dark red plants such as berries and omamenial plants such ax Butterfly pea (Clitoria ternatea). Butterfly pea (Clisorla ternaten) have a igh enough potential for the food industry including being weed as food coloring and used as iraditional medicine. Process euraction anthocyanin of Buterfly pea (Chora ternatea) using diferent methods produces extracts with different total anthocyanins. tn the future, further research is needed 10 be eble 1 extract anthocyanin in telang flowers to produce an extract with high toil anthocyanin and not easily damaged. Keywords: Amosignin; Ekstroksi Antosionin: Pangan Fungstenal ‘Received: May 29, 2021 ; Accepted: July 8, 2021; Publish online: July 1, 2021 1. Pendahuluan dan menetratkan radikal betas. Reaksi oksidasi: yang ‘Antosianin merupakan agian dari keluarga —-berlebihan pada tubut kita dapot -menyebsbkan flavonoid berpersn sebagai seryawa bicaktif terbentuknya radikal bebas yang sangal aktit sehingza arena memniliki sifat anvioksidan (Bulgea dan Paramas —-‘Menusak struktur dan fungsi sel di dalam tubuh kita 2018). Menurut Priska er al. (2018), merupakan zat (Diaeni «1 al, 2017), Menurut Cabyaningsih, er al., Wwarna alami yang termasuk golongan flayoncid dengan (2019), Radikal bebas merupakan atom, molekul atau tiga stom oksigen. Antosianin bertangeungjawab dalam senyawa yang dapat berditi senditi yang_memiliki memberikan arma orange, merch, dan ungu pada electron tidak berpasangan, bersifat sangat teaktif dan {umbubss. Anosianin pala winbuhun dapat diguuikan tidak stabil. Kotike rdikal bebas dalam jumlah yang sebagai pewama alsin psda makanan, dimana menurt bartyak dapat mengeargeu antioksidan lami yang Armanzah and Hedrawati, (2016), wama merupakan —€rapat di dalam tubuh yang meayebabkan gangeuan factor Kualitas yang penting basi makanen. Solain schingga dapal memutuskan rantai reduksi dan oksidasi sebagai pewama antosianin menupakan antioksidan yang mengakibatkan kerasakan oksidatif yang biasa kita yang baile bagi mbuh diamtaranya dapat -menurunkan —_Kenal deagan istilah stress otsidatif. Oleh karena itu resiko terjadinya penyakit degenaratif. seperti kanker, dengan mengkonsumsi makanan yang mengardung dan jantung (Deni et al, 2017) antioksidan seperti antosiamir dapat membantu system ‘Antioksidan yang” bersumber dari antosianin _—_pertahanan tubuh schingga kembalinocmal (Djacni et berfungsi sebagai peredam atau pemeranaksp dimana a. 2017) molekul wersebut dapat bereaksi terhadap radikal hebas 45 Pasundan Food Technology Journal (PFT!) Volume 8, No. 2, Tahun 2021 Antosianin dapat kita temuken pada tumbuhan yang berwama merah, ungu, merah gelap seperti pa bush mulberry, blueberry, cherry, buah anggur serta beberspa jenis tanaman ias seperti bunga maw: bunga kembang sepatu, dan bunga telang (Sangadji er al., 2017), Bunga telang. merupokan salab satu tanaman hias yang memiliki bentuk unik dan khas yang biasa digunakan sebagai dekorasi baik di dalam ruangan maupun Iuar rusngan, Menurut Budiasih (2017) dalam Angiani (2019), bunga telang (Clivoria temarea L.) sesuai dengan namanya Clitoria temnatea L merupakan bunga yang identic dengan wama ungu pada Kelopaknya. Bunga teling termasuk tanaman yang sering merambat dan dapat kita temukan dipekarangan rumah, perkebunan, maupun di pinggir sawah. Bunga felang dapat tumbub di daerah tropis seperti Asia, di Indonesia sendiri bunga telang banyak tumbub di dacrah seperti Tmate dan Maluku. ‘Menurut Angriani (2019), bunga telang dikenal dengan berbagai nama dalam bahasa inggris atau di dacrah Inggribunga ‘clang dikemal dengan nama Buiterfly pea. Suiedi 2013), menyatakan bahwa bunga telang (Cltoria tematea LL.) dapat tuimbuh cakup baik pada Kondisi kering dan terus menerus menghasilkan ama masa pertumbuban, dengan jumlah prod tanaman dan biji masing-masing sebesar 25-35. ton BK/ha dan 2.77 ton/ba pada umur panen 42 hari. Berdasarkan pendapat dari Angriani (2019), bunga telang (Clitoria termatea 1.) memiliki warna ungu serta biru dan merah Karena bunga teling mengandung aantosianin. Antosianin yang terdapat paca bunga telang memiliki Kestabilang yang baik. sehingga sering digunakan sebagai pewaina alami pada makanan. Selain sebagai pewarna kandungan antosianin pada bunga telang memiliki fungsi sebagai salah satu sumber antioksidan yang berfungsi sebagai penangkal radikal bebas di dalam bub. Antosianin yang terdapat di dalam bunga telang merupakan senyawa yang bersifat polar dimana senyawa tersebut dapat larut dalam pelarut yang bersifat polar seperti aquadest dan asam tartar Angriani (2019) Salah satu eara yang digurakan untuk dapat mengambil kandungan antosianin yang terdapat pada bunga telang. adalag dengan cara ekstraksi, Berdasarkan hasil penelitian Hartono, etal., (2012) bunga telang: yang diekstrak —menggunakan —pelarutasam —tartat menghasitkan bunga telang dengan kadar antosianin sebesar 820 ppm, Menurut Mukbriani (2014) dalam Anggriani (2019), metode ekstraksi dapat dilakukan dengan beberspa cara diantaranya, —maserasi, ultrasound, perkolasi sochlet, reflux, dan destilasi wap. Amthiks, er, al, (2015), melakukan penelitian mengenai ekstraksi antosianin pada bunga telang dengen menggunakan metedo ulirasound, dimana bunga telang yang diekstrak menggunakan —metode dtrasound -mengandung aantosianin sehesar 35,41 ppm, Dari pernyataan di atas kita akan membuat suatu ulasan mengenai_penggunaan 46 Pelarut serta metode ektrasi yang cfektif untuk dapat ‘menghasilkan ektrak antosianin dengan kadar yang tinggi pada bunga telang. 2. Fungsi Antosianin Bagi Kesehatan Antosianin merupakan Za warna alami_yang termauk golongan flavonoid dengan memiliki tiga atom kkarbon yang diikat oleh sebuah atom oksigen yang ‘menghubungkan dua cincin aromatic benzene (C6H6) dalam struktur utamanya. (Tarone, et al., 2020). Menurut Features, (2018), Aatosianin -mempunyai kkarakteristik’ kerangka karbon (C6C3C6) dengan struktur antosianin 2-fenil-benzofirilium dari garam flavilium. Struktur flavilium antosianin dapat dilihat pada gambar 1 jambar 1. Flavilium Antosianin (Trojak dan Skowron, 2017) Monurut (Escher et al, 2020), Antosianin ‘merupakan metabolit sekunder yong berasal dari golongan flavonoid yang banyak ditemukan dalam Jjumlsh yang besar pada buah dan sayur. Antosianin dapat memberikan wama merah, violet, ungu, dan bira pada buah dan sayur. Antosianin memiliki sifat antioksidan, serta dapat digunakan sebagai antibakteri pada bahan pangan (Migliorini et af, 2019). Menurt Buelga dan Paramds (2018), Antosianin terdistribusi secara luas di dalsm makanan naboti seperti sayur dan bbuah. Antosianin merupakan metabolit sekunder yang ‘bersumber dari sumber alami seperti sayur dan bush | yang aman untuk dikonsumsi. - ¢ pada antosianin dipercaya dapat mencegah beberapa penyatkit di dalam tubuh, salah satunya adalah penyumbatan pada pembuluh darah. Cara kerja antosianin dalam mencegah penyumbatan pembuluh darah adalah dengan mencegah terjadinya oksidasi lemak jahat oleh antioksidan yang fendapal pata smiosiatia., Anineiads:dapat wes a pelindung bagi sel yang terdpat pada pernbulub darah schingga tidak terjadli Kerusakan pada pembuluh dara, Antosianin dapat melindungo lambung dari kerusakan, ‘menghambst sel tumor, meningkatkan kemampuan penglihatan mata, sera berfungsi sebagai senyawa anti- inflamasi pada otk. Pada ininya antioksidan yang terdapat pada antosianin dapat menangkal radikal bebas yang terdapat di dalam tubuh (Features, 2018). Pasundan Food Technology Journal (PFTD, olume 8, No.2, Tahun 2021 Menurut —Sarmast and Safari (2020), stress oksidatif-merupakan suatu Kondisi yang menunjukan oksigen reaktif (ROS) berada diluar kemampuan system pertahanan antioksidan. Stress oksidatif menyebabkan kerusakan ROS pada komponen penting seperti kemak, protein, dam DMA yang dapat menyebabkan karsinogenik, Menurut Pisochi dan Pop (2015), disisi lain ROS dapat menyebbabkan terjadinya peradangan melalui peningkatan ekpresigen yang menyebabkan inflamasi, Beberapa studi menunjukan bahwa stress oksidatif berkaitan dengan beberape penyakit degrenatif seperti penyumbatan pembuluh darah, diabetes, serta kanker pada tubuh manusia. Beberapa uji Klinis telah dilakukan pada. manusia dilihat dari asupan-antosianin atau beberapa bahan pangan yang mengandung antosianin yang dipercaya dapat melindungi tubuh dari penyakit kanker (Suarez, et al. 2014), Beberaps bukti didapatkan bahwa dengan mengkonsumsi buhan pangan yang menganduing antosianin ternyata dapat menurunkan kelebihan berat badan, melundungi tulang. pengurangan lemak dalam tubuh. Bshkan di Indonesia menurut Tucakovie, et al. (2018) dapat mencegah obersitas. Fungsi antosianin agi Kesehatan dapat dilitah pada Tabel 1 ‘Tabel 1. Ringkasan Fungsi Antosianin Bagi Kesehatan Subject Has! ——-Durasi—-Sumber Sumber (Orang —Peneitian Antosianin ) (Status Kesohatan) Menurunkan 6 Minuman —(Moazen er Diabews Ming Serbuk_—_ al. 2013) a Strawbesry Irstant 18 Menyehatks == 6 -Minuman (Rio et nTubuh = Mingg —Serbuk_ al, 2013) uw Sttawbesry Instan 39 Menyehatka 4 -Minuman (Park et nPra = Ming Serbuk al, 2015) Perokok “ Black Rasberry Instant 76 © Menyehatka 12 Minuman—_(Maoda- ‘nTubuh = Mingg —Serbuk—Yamamcto u Tehinstant eta 2018) 10 Menyehatha == Buh Pulp (Terrazas Pengguna Mingg yang diet. Sepedah w= Pasteurisas 2019) Jus Jeruk — (Talagavad (Bkstrak eral, Antosianin 16) Antosianin merupakan antioksidan yang baik bagi tubuh. Dapat dibuktikan dari beberapa uji klinis yang. dilakukan anfosianin dapat menychatkantubuh diantaranya menurunkan resiko diabetes, menyehatkan paru-paru pengguna sepedah bahkan dapat menyehatkan a7 pra yang terbisa merokok ((Fallah, Sarmast and atari 2020), Menurut Escher et al, (2020), antosianin merupakan senyawa yang larut dalam air atau bersifat polar: Schingga kesesuaian pelarut yang digunakan akan berpengaruh terhadap ckstrak antosianin yang kita dopatkna. Berdasarkan penelitian Talagavadi et al, (2016), banyakaya antosianin yang terdapat pada buah dan sayur atau tumbuhan sebegian besar tergantung oleh beberapa foctor seperti spesies, Kondis! tumbuhan, Varietas, ukuran bua, sayur. atau tambuhan serta nutrsi dari pemupukan saat penanaman. 3. Bunga Telang (Clitoria Ternatea L.) Bunga telang (Clitoria temaiea L.) tumbuban yang dapat kita temukan di pekarangan atau di tepi hutan, ‘Tumbuban ini berasal dari Asia yang akan tumbuh pada iklin dimana tumbuhan ini biasa.dijadikan sebagai tanaman bias. Menurut Anggriani (2019), di Indonesia bbunga tclang memiliki banyak nama seperti di daerah Sumatera dikenal dengan nama bunga bint, bunga kelemtit, dan bunga telang, di Jawa tumbuhan tersebut dikenal dengan nama kembang teleng, menteleng, di Sulawesi dikenal dengan nama bunga talang, bunga temen rekeng, dan di Maluku dikenal dengan dama seyamagulele (Budiasih, 2017) Menurut Mukherjee et al, (2008), Bunga telang dapat tumbuh dengan baik pada tanah berpasir dan pada curah hyjan 500 ~ 900 mm. bunga telang (elitoria temnatea) tumbuh baik bersama rumput-ramputan yang tinggi seperti rumput guinea dan rumput enjah, Menurut Cahyaningsih, et al, (2019)pertumbuban bunga telang terbaik terjadi pada saat dibawa sinar matahari seeara penuh. Habitat bunga telang biasanya tumbuh pod dtaran rendah dimana kondisi tanah yang lembab atau ‘agak lemba, Bunga telang (Clitoria tematea Ll) Merupakan bunga yang ientic dengan warna ungi pada kelopaknya, Tanaman ini biasa tumbub sebagai tanaman hias yang bias dijadikan sebagai obat mata dan pewarna ‘makanan lami yang tidak berbahaya bagi tubuh (Anggriani, 2019), Menurut Cahyaningsih, e al. (2019), temyata selain bunganya yang identic berwama ungu ‘anaman ini termyata memiliki kacang_yang berwama hijau. Menurut Maksana et ol. (2017), warna pada bunga tclang selain ungu ternyate memiliki wasna birw dan merah yang disebabkan Karena bunga_telang ‘mengandung —senyawa —antosianin. —-Kandungan antosianin pada bunga telang memiliki ketsabilan yang, ccukup baik. Bunga telang dapat dilihat pada gambar 2. Pasundan Food Teclinology Journal (PFI ), Volume 8, No. 2, Tahun 2021 Gambar 2. Bunga Telang (Clitoria termatea L.) (Manjula, 2013) Selain sebagai pewama amtosianin yang terdapat pada bunga telang dapat bersifat sebagai antoiksidan yang dapat digunakan sebagai obat tradisional yang apat bermanfaat bagi Kesehatan tubuh, Menurut Maksana et al. (2017), kelebihan dari bunga telang cukup memberikan manfaat yang baik bagi industri pangan diantaranya dapat meningkatkan atribut muta pada warna makanan bunga telang juga dapat ‘memberikan manfaat keschatan jks ditambahkan atau digunakan sebagai pewara’ makanan, Menurut Mukhriani (2014), untuk memperoleh antosianin pada bunga telang salah satunya adalah dengan cara cekstraksi, Ekstraksi merupakan proses pemisahan statu sampel atau Komponen dengan pelarut yang digunaksn. Antosianin merupakan senyawa yang. bersifat polar sehingga akan terekstrak sccara’maksimal dengan pelanut yang sama-sama bersifat polar. 4, Ekstraksi Antosianin Pada Bunga Telang (Clitoria Ternatea L.) Menurut Mukhriani (2014), Prinsip dari ekstraksi adalah melarutkan suatu senyawa sesuai dengan Kemampuan pelarut dalam mengekstrak sentawa tersebut. Senyawa yang bersifat polar seperti antosianin akan larut maksimal dalam pelarut polar atau dikenal dengan senyawa yang lara di dalim air, sedangkan senyawa non polar akan larut secara-maksimal paca pelarut yang bersifat non polar atau biasa kita kenal dengan senyawa yang larut pada lemak. Schingen dapat disimpulkan bahwa kesesuaian pelarut yang digunakan akan berpengaruh secaramaksimal terhadap ekstrak yang diinginkan. Menrut Pham er al (2019), ada 4 jenis ekstraksi yang bias kita gunakan untuk mengekstrak antosianin pada bunga tclang diantaranya maserasi, ultrasound, perkolasi, socket, reflux, dan destilasi Menurut Mukhriani (201) dalam Angeriani (2019) metode ekstraksi yang tepat digunakan pada ekstraks! antosianin adalah maserasi, selain sederhana metode ini termasuk kedalam metode yang banyak digunakan serta dapat menghindari terjudinya kerusakan pada senyawa antosianin yang terdapat pada bunga telang. Penggunaan pelarut polar seperti etanol yang bersifat polar temyata dapat secara maksimal ‘menghasifkan antosianin yang terdapat pada bunga telang (Nhut Pham et al, 2019), Meourut Raman, etal (2017) penggunaan etanol pada Konsentrasi 50% ‘menghasithan intensitas warna yang tinggi pada ekstrak amtosianin yang dickstrak “menggunakan —metode maserasi, “Optimum ekstraksi dilakukan dengan perbandingan pelarut 15:500 dan suhu 600C (Budiyati, et af 2012). Menurut Hartono penggunaan pelarut seperti asam tartarat pada Konsentrasi 75% akan ‘menghasifkan ekstrak antosianin yang tinggi pada bunga clang. Ekstrak antosianin pada bunga tclang dapat dilthat pada Tabel ‘Tabel 2. Ekstrak Antosianin Pada Bunga Telang (Clitoria Ternatea L.) Pelt Lama Metode Pedakua Toul ut Ekstra Exstrak i Terbaik Antost ki in pm) ‘Samber Air = Masera Pesbandi 6.35 (Zins, si gan etal, Bunga 2012) Teng dengan Ai (15: 500) ‘Masara Aaiosin 820 (Hartono, si in 75% etal, 2012) 30 wliraso—Uterasow 351 (Antik, ment und eral, solama 2015) 30 menit an 40 Masera AS Menit 132.76 Pham et ol Menit si «al, 2019) -10 Meni Air 24 Masera Masorasi 14,95 (Wiyanto an jam si Pada Ph ko and Meta dengan 1-3 Astuti nol dengan menggun 2020) vuriasi akan Ph pelarat yung metanol berbed Air 30 Masera Ulta, 1430 (SyafeAt 9 sidan Sound ula er Menit Ultra selama at, 2020) Sound — 90 Meait Air 15, MaseraEtapol 143.29 (Pham et dan 30. si Selma at 2019) an 45, 30 Menit ol 60. an 1s Air 24 Masera-Masersi 5302 (Hariadi jam aja etal 2018) Air 30- UlirasoUltrasow 1126 (Chong 150 wd nd 50 and POTENSI EKSTRAK BUNGA TELANG (CLITORIA TERNATEA) SEBAGAT PEWARNA ALAMI LOKAL PADA BERBAGAI INDUSTRI PANGAN (The Potential of Extract Butterfly Pea Flower (Clitoria ternatea I.) as a Local Natural Dye for Various Food Industry) ‘Lisa Angriani"” "Program Studi Himu dan Teknologi Pangan, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar ‘email Penulis Korespondensi : angrianil16@student.unhas.ac:id ABSTRAK ‘Bunga Telang merupakan tanaman yang mengandung pigmen antosianin yang memiliki iikembangkan sebagai pewarna alami lokal pada berbagai industri pangan. Pewarna alami lokal pada berbagai industri selain meningkatkan atribut mutu warna juga dapat memberikan efek antioksidan, antikanker, maupun anti inflamasi, Ekstrak bunga telang memiliki sifat stabilitas yang baik pada kondisi asam. Tujuan penelitian ini adalah mengidemtifikasi potensi ekstrak bunga telang sebagai pewarna alami lokal untuk industri Pangan, penenlitian ini difokuskan terhadap variasi pH 2-7 dan suhu penyimpanan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada pH 4-5 antosianin bunga telang memiliki warna biru- ungu pekat dan stabilitasnya yang sangat baik serta mampu bertahan selama 2 bulan tidak terlihat penurunan pada suhu ruang. Ekstrak bunga telang pada pH 6-7 memiliki wara yang menjadi pudar setelah disimpan beberapa hari, namun mampu bertahan lama hingga 6 bulan pada penyimpanan suhu refrigerator. Ekstrak bunga telang dapat dimanfaatkan sebagai pewarna alami lokal pada pembuatan cs krim, sirup, coockies, roti dan berbagai jenis produk pangan lainnya, Kata Kunci: Antosianin, bunga telang, ekstraksi ABSTRACT Butterfly pea flower is a plant containing anthocyanin pigment which has the potential to be developed as a local natural dye in various food industry. Local natural dyes in various industries besides enhancing color quality attributes can also provide antioxidant, anticancer, and anti-inflammatory effects. Butterfly pea flower extract has good stability in acidic conditions. The purpose of this study was 10 identify the potential of buserfly pea flower extract as a local natural dye for the food industry, this study focused on variations in pH 2- 10 and storage temperatures. The results showed that at pH 4-5 anthocyanin Butterfly pea flower had concentrated blue-purple color and very good stability and were able to survive ‘for 2 months did not appear to decrease at room temperature. Butterfly pea flower extract at pl 6-7 has a color that fades after being stored for several days, but can last up to 6 months at refrigerator temperature storage. Butterfly pea flower extract can be used as a local natural dye in the manufacture of ice cream, syrup, coockies, bread and various other types of food products. Keywords: Anthocyanin, butterfly pea flower, extraction. 32 Tot 1 PENDAHULUAN Perkembangan —teknologi_ dan informasi ikut mendorong peningkatan pemanfaatan berbagai komoditas pangan lokal. Pangan lokal dapat digunakan sebagai ingredien dalam — pengolahan Produk pangan, Berbagai sumber bahan Pangan terus —diiidentifikasi_ untuk memberikan manfaat dalam pengembangan dan diaplikasikan pada industri pangan. Salah satu bahan pangan lokal yang mulai banyak diteliti yaitu bunga telang. Pemanfaatan bunga telang telah banyak digunakan sebagai pewarna pada berbagai produk pangan lokal di Indonesia dan negara-negara = Asia—Tenggara. Pemanfaatan ini masih terbatas pada produk makanan yang tidak bertahan lama. Agar pemanfaatan ekstrak bunga telang dapat dilakukan secara optimal, maka perlu diketahui dan diidentifikasi—secara mendalam, Identifikasi potensi bunga telang pada industri pangan diketahui dengan berbagai perlakuan pH dan suhu terhadap lama penyimpanannya. Komponen utama pada bunga telang yang berperan sebagai pewarna disebabkan oleh adanya kandungan pigmen antosianin yang berwama merah hingga ungu pekat. ‘Antosianinmemilikistruktur— eincin aromatik_yang_memiliki komponen polar dan residt glikosil, oleh karena itu dapat ‘menghasilkan molekul polar. Sifat polar pada antosianin menyebabkan lebih mudah Jarut dalam air dibanding dalam pelarut non-polar (Catrien, 2009), Selain itu, antosianin juga dapat Jarut pada beberapa pelarut seperti eter Karena memiliki molekulnya dapat terionisasi dengan baik pada pelarut polar (Catrien, 2009). Kandungan antosianin pada bunga telang dapat diperoleh_ dengan cara ekstraksi. Ekstraksi bunga telang dilakukan menggunakan pelarut asam. Oleh karena itu dilakukan penelitian untuk mengidentifikasi potensi ekstrak bunga telang sebagai pewama alami lokal untuk industri pangan, penenlitian ini difokuskan techadap variasi pH 2-7 dan suhu penyimpanan. Manfaat dari penelitian ini yakni diharapkan memberikan alternatif pewarna alami lokal, dimana bahan yang digunakan berasal dari bahan pangan lokal. I. ~PEMBAHASAN 2.1, Bunga Telang (Clitoria ternatea L.) Bunga telang (Clitoria ternatea L.) sesuai dengan namanya Clitoria ternaiea L, berasal dari daerah Ternate, Maluku, ‘Tanaman ini dapat tumbuh didacrah tropis seperti Asia sehingga penyebarannya telah sampai Amerika Selatan, Aftika, Brazil, Pasifik Utara, dan Amerika Utara. Bunga telang juga dikenal dengan berbagai nama seperti Butterfly pea (Ingegris), bunga teleng (awa), dan Marerion Hidi dari Arab Budiasih, 2017). Bunga Telang merupakan bunga majemuk yang identik dengan warna ungu pada kelopaknya. Bunga telang termasuk tanaman merambat yang dapat ditemukan dipekarangan rumah, — di perkebunan maupun di pinggir sawah, Tanaman ini dapat tumbuh sebagai tanaman hias yang dijadikan obat mata dan pewarna makanan secara tradisional, Selain bunganya yang identik dengan wama ungu, tanaman ini menghasilkan kacang yang berwarna hijau, sehingga tergolong sebagai polong- polongan. Gambar 01. Bunga Telang (Clitoria tematea L.) 33 Secara taksonomi, bunga __telang termasuk kingdom Plantae atau tanaman. Tergolong divisi Tracheophyta dengan daun bunga tidak lengkap, memiliki tangkai dan helai daun, Bunga telang memiliki akar tunggang yang terdiri dari 4 bagian, yaitu Ieher, batang/utama, ujung, dan serabut akar. Bunga telang termasuk infrodivisi angiospermae yang termasuk tanaman monokotil dari Kelas mangnoliopsida dengan ordo Fabales. Bentuknya berupa polong-polongan sehingga digolongkan sebagai Fabacea yang memiliki wama hhijaw ketika mash mudah dan berwarna hitam ketika setelah wa, Bunga telang termasuk genus Clitoria L. Tanaman ini berasal dari Maluku dan terscbar banyak di Ternate, schingga nama spesiesnya Clitoria ternatea (Budiasih, 2017). Wama pada bunga telang selain ungu juga berupa biru dan merah yang disebabkan olch adanya senyawa antosianin. Kandungan senyawa fitokimia antosianin pada bunga telang memiliki kestabilan yang baik schingga dapat digunakan sebagai pewarna alami lokal pada industri pangan. Kandungan fitokimia lain yang terdapat pada bunga telang seperti falvonoid. Kandungan flavonoid pada bunga telang dapat berperan sebagai sumber antioksidan, Kandungan falvonoid tersebut dapat dikembangkan pada berbagai industri pangan. Sehingga selain meningkatkan atribut mutu terhadap warna juga dapat memberikan efek terhadap _kesehatan (Makasana, et al 2017). Kandungan senyawa aktif yang terdapat pada bunga telang dapat dilhat pada tabel dibawah: ‘Tabel 1. Kandungan Senyawa Aktif pada Bunga Telang Senyawa. Mmol/mg bunga Flavonoid 20,07 + 0,55 Antosianin 5.40 + 0,23 Flavonol glikosida 14.66 +033 Kaempferol glikosida 12,71 + 0,46 ‘Quersetin glikosida 1,92 +0,12 Mirisetin glikosida 0,04 + 0,01 ‘Sumber: (Antihika, ef al 2015) 2.2 Ekstraksi Bunga Telang Bunga telang yang dapat digunakan sebagai pewarna diperoleh dengan cara cekstraksi, Ekstraksi adalah proses pemisahan komponen suatu _sampel menggunakan pelarut tertentu. Prinsip ekstraksi adalah melarutkan senyawa polar suatu bahan kedalam pelarut polar dan senyawa non-polar dengan pelarut-non- polar (Catrien, 2009). Jenis-jenis ekstraksi ada 4, yaitu eksrtraksi maserasi, ultrasound, perkolasi, sovhlet, serta reflux dan destilasi uap (Mukhriani, 2014). Metode yang tepat digunakan pada cktraksi antosianin pada bunga telang yaitu metode ektraksi secara maserasi. Metode ini lebih sederhana dan termasuk metode yang paling banyak digunakan —serta. dapat menghindari rusaknya senyawa-senyawa termolabil yang terdapat pada bunga telang. Antosianin memiliki kestabilan_yang rendah tethadap suasana basa maka cekstraksi dilakukan-menggunakan pelarut asam yang dapat merusak jaringan bunga telang. Proses ekstraksi_—_antosianin dipengaruhi oleh jumlah pelarut dan suhu yang digunakan. Optimum — ekstraksi dilakukan- dengan perbandingan _pelarut 15:500 dan suhu 60°C (Budiyati, er al 2012). Antosianin pada bunga telang bersifat polar dan stabil pada suasana asam, sehingga pelarut yang digunakan adalah aquades dan asam tartarat. Asam tartarat yang optimal untuk ekstraksi antosianin bunga telang (Clitoria ternatea L.) adalah konsentrasi 0,75% dapat diperoleh total antosianin sebanyak 0,82 mg/ml dan rendemen sebanyak 24,21% (Hartono, er al 2012). 2.3, Stabilitas Antosianin Bunga ‘Telang ‘Umumnya antosianin merupakan salah satu pewarna yang sangat tidak stabil. Stabilitas tersebut dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain struktur imianya, subu, cahaya, aktivitas air, enzim, ion logam, tekanan, dan keberadaan senyawa kimia lainnya (Kopjar, er al 2009; ‘Marpaung, 2017). Namun_ stabilitas 34 antosianin yang baik dapat juga disebabkan Karena dapat terpoliasilasi, Adanya sistem proteksi secara alami yang dimiliki antosianin terpoliasilasi_ yang —disebut kopigmentasi intramolekuler —sehingga dapat stabil pada pH 4-7, Selain itu ita, berbagai zat yang dapat ditambahkan untuk meningkatkan stabilitas antosianin seperti asam, gula, garam, hidrokoloid, dan berbagai senyawa fenolik lainnya. (Kopjar et al., 2009). Hal ini menyebabkan ekstrak bunga telang dapat stabil pada kondisi asam hingga netral ° . - 200 250 300 350 400 450 500 550 600 650 700 ‘Wavelength (nm) Gambar 02. Nilai Absorbansi Esktrak Bunga Telang pada pH 4,5 dengan UV- ‘VIS(Marpaung, 2017) Berdasarkan asi -—_penelitian menunjukkan bahwa ekstrak bunga telang pada pH 4-5 memiliki wara ungu dan stabilitasnya sangatbaik, — sehingga penyimpanan dapat bertahan selama 2 pada subu ruang. Ekstrak bunga telang pada pH. 6-7 memiliki warna yang pudar setelah beberapa hari, namun bertahan lama hingga 6 bulan pada suhu refrigerator (Marpaung, etal 2018). pHI = pH4-— pHs pH 10 Gambar 03. Warna Antosianin Bunga Telang pada Berbagai pH Terlihat pada gambar 2, bahwa pada pH yang berbeda-beda juga dapat memberikan perbedaan pada wara yang dihasilkan, Ekstrak bunga telang pada pH 1 menghasilkan warna merah jambu, pada pH 4 menghasilkan warna ungu, pada pH 7 menghasilkan warna biru, dan pH 10 berwama hijau, Sehingga diketahui bahwa antosianin pada bunga telang memiliki warna yang bervariasi antara lain merah, vungu, biru, dan hijau. Jika dibandingkan dengan pewama lain yang wamanya terbatas memungkinkan ekstrak bung telang untuk dikembangkan, Grafik Hubungan Waktu Ekstraks! dan \Nilai Absorbansi pada Suhu Tertentu = Gambar 04. Grafik Hubungan antara Nilai Absrobansi dengan Waktu Esktraksi pada berbagai Suhu Esktraksi (Budiyati et al., 2012) Hasil pengukuran ekstrak antosianin bunga telang dengan panjang gelombang 574 menggunakan Spektofotometer UV- VIS menunjukkan bahwa semakin tinggi suhu, maka semakin cepat juga pergerakan molekul air sebagai pelarut. Namun terjadi penurunan pada suhu 75°C yang menunjukkan bahwa intensitas wama pada bunga telang terjadi penurunan. Hal ini disebabkan Karena senyawa antosianin ekstrak bunga telang mengalami degradasi. Tahapan degradasiantosianin yang menyebabkan terjadinya kerusakan dan perubahan meliputi tahapan —hidrolisis ikatan glikosidik menghasilkan aglikon dan verbukanya cincin aglikon. Beatty yee Gambar 05. Mekanisme Degradasi Ekstrak Antosianin pada suhu > 70°C (Budiyati et al., 2012) Wo 35 Th. Mulder-Krieger and R. Verpoorte Anthocyanins FL ICC Tal Celts l a Feasibilities for flower colour modification Ag Center for Bio-Pharmaceutical Studies SPRINGER-SCIENCE+BUSINESS MEDIA, B.V. Library of Congress Cataloging-in-Publication Data Mulaer-Krseger. Thea. Anthocyanins as Flower pigments Feasibilities for Flower colour soaificatian / by Th. Mulder-krieger and R. Verpaorte: Cac Ineluses bibliographical references (9. ). ISBN 978-0-7923-2465-2 ISBN 978-94.011-0006-2 (eBook) (DOI 10.1007978-94-011-0905.2 1. Anthacyaning. 2. Flowers--Color. 3. Flowers--Sreeaing. 4. Flovers--Genetic engineering. I. Verpeorte, A. II. Title ox896.AstMes 1953 ‘882. 13°0419278--ae20 93-11838 ISBN 978-0-7923-2465-2 Printed on acid-free paper All rights reserved © 1994 Springer Science+Business Media Dordrecht Originally rr oy Kluwer Academic Publishers in 1994 No part ofthe material protected by this copyright notice may be reproduced ot utilized in any form or by any means, electronic or mechanical, including photocopying, recording or by any information storage and retrieval system, without written permission from the copyright owner. Plant Pigments 9 HO} on dl Ho OL. cS OLN : ‘OH CATECHIN (Flavon-3-ol) OH Afzelechin PROANTHOCYANIDIN Propelargonidin B-3 Fig. 1.7. Representatives of two classes of flavonoids (Glu: glucose). are the biosynthetic intermediates for anthocyanidins, catechins (flavan- 3-ols, Fig. 1.7) and proanthocyanidins (polymeric flavan derivatives) (Grisebach, 1965; Harborne, 1967c; Wong, 1976; Weinges and Nader, 1982; Heller and Forkmann, 1988; Porter, 1988) 1.2.6 Anthocyani(di)ns Anthocyanins are glycosides of some twenty naturally occurring anthocyanidins (Fig. 1.2). Although the isolation of free cyanidin from pink flowers of Hibiscus mutabilis has been reported (Lowry, 1971), anthocyanidins occur in plant tissues nearly always in the more soluble and stable glycosidic form. Only six anthocyanidins are common in higher plants - namely pelargonidin (Pg), peonidin (Pn), cyanidin (Cy), malvidin (Mv), petunidin (Pt) and delphinidin (Dp) (see Fig. 1.8). Anthocyanidins can be obtained from two different sources, namely from acid treatment of colourless leucoanthocyanidins and proanthocyanidins or from acid hydrolysis of coloured anthocyanins (glycosides) (Harborne, 1967c; Ashtakala and Forward, 1971a+b; Weinges and Nader, 1982; Britton, 1983). The glycosides of the three non-methylated anthocyanidins - namely cyanidin, delphinidin and pelargonidin - are the most widespread in nature (Fig. 1.9), being present in 80% of pigmented leaves, 69% of fruits and 50% of flowers (Swain, 1976). The distribution of the six most common anthocyanidins in edible parts of plants (Fig. 1.10) was cyanidin (50%), pelargonidin (12%), peonidin (12%), delphinidin (12%), petunidin (7%), and malvidin (7%), as described by Timberlake and Bridle (1982). VPGGTETE itil PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS KOMPETENS! Jad Bak: Panannin Peaks: Kania Onpnik baths Kampen unr Mahara $1 Kimia Penis ‘ad Ain, MSE “Tac Wohi. PAD Lath tra, Ms Prof Sina Sti Achmad Eder: Tika Aa Sieg Desan Sampo Chrisian Eley emma a ‘Anh Prat Korckwor: ‘Nopionna Di Andasi Baw Nigra Jmlah Halaman: 230 Bhan roam uid (Ceska 1, Feb 2017 PT Penecbi 1PB Press Anggota IKAPL IPB Science Techno Pack JL Taman Kencana No, 3, Bogoe 16128 “Telp. 0251-8855 158 I-mai jpbpreseyma.com ISBN: 978.602-440.084.6 Dicer oleh Perctakan IPB, Bogor - Indonesia 4s di Luar Tanggung Jawa Pvetaban (© 2017. HAK CIPTA DILINDUNGI OLEH UNDANG-UNDANG Dilarang mengutip at mempetbanyak sebagian atau suru {sb tanps iin erabs dary perbit ‘Tahun Terbie Elektronile 2018 eISBN: 978.602-440.339.3 PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK BERBASIS KOMPETENS! ‘Untuk Mahasiswa S-1 Kimia B Kromatografi Kertas Kromatografi kertas ialah suatu bentuk kromatografi partisi dengan air yang terserap dalam kertas saring (kira-kira 22%) sebagai fase diam, yang disangga oleh molekul selulosa dari kertas. Teknik ini terutama digunakan untuk memisahkan senyawa yang sangat polar dan ‘bergugus fungsi banyak, misalnya gula dan asam amino. Meskipun Kertas saring biasa dapat digunakan, kertas saring khusus yang lebih seragam (misainya kertas Whatman; lihat Modul I!) lebih dianjurkan. Kertas Whatman No. 1 paling cocok untuk kegunaan umum, tetapi kertas yang lain dapat digunakan untuk maksud tertentu, misalnya, No. 4 jika kecepatan pengembangan ‘menjadi pertimbangan, No. 3 jika diperlukan kertas yang lebih tebal untuk pembubuhan yang lebin banyak, dan No, 20 jika diinginkan daya pisah (resolusi) yang baik. Kertas selulosa termodifikasi juga tersedia, seperti kertas yang diperlakukan dengan silikon, sebagai penyangga untuk fase bukan-air ketika menggunakan kromatografi fase terbalik, atau kertas selulosa penukar-ion untuk pemisahan zat organik dan anorganik ionik. Fase gerak ialah campuran satu atau lebih pelarut organik dengan air. Pelarut organik yang dapat campur dengan air seperti fenol, asam asetat, atau piridina sering digunakan sebagai salah satu Komponen organik untuk meningkatkan proporsi air dalam fase gerak. Banyak ‘campuran pelarut pengembang yang dianjurkan membentuk sistem 2-fase: fase organik, yang jenuh dengan air, dipisahkan dan digunakan sebagai fase gerak sedangkan fase air digunakan untuk menjenuhkan atmosfer bejana tempat kromatogram akan dibentuk. Yang penting dalam semua prosedur kromatografi kertas ialah bahwa pengembangan harus ditakukan dalam atmosfer yang jenuh dengan uap pelarut. Apabila tidak, pelarut akan menguap dari kertas lebih cepat dibandingkan dengan pergerakannya melalui aksi kapiler; pemisahan komponen tidak akan pernah terjadi. Untuk kromatografi asam amino dan zat-zat amfoter lainnya, sering kali menguntungkan karena dapat diperoleh bercak yang kompak dan terpisah dengan baik, mencelupkan kertas ke dalam suatu larutan bufer berair (dengan pH yang sesuai dan kira-kira 0.066 M), dan kemudian membiarkannya kering-udara. Fase pengembang corganik harus disetimbangkan lebih dulu dengan larutan buter ini. Tetesan larutan zat yang akan dikromatografi dibubuhkan secara terpisah pada kertas dengan bantuan sebuah tabung kapiler (lihat teknik lapis-tipis) dan kertas itu dikeringkan. Kertas kemudian diletakkan dalam wadah yang sesuai sedemikian rupa sehingga dapat diairi oleh fase gerak (ke arah bawah dengan gaya gravitasi — teknik menurun, atau ke arah atas oleh kapilaritas — teknik menaik) tanpa ada pelarut yang hilang karena menguap. Ketika pelarut telah melintasi jarak yang diperlukan, kertas dikeluarkan dari wadah, posisi garis depan pelarut ditandai, dan kertas dibiarkan kering. Jika bercak tidak berwama, lokasinya ditentukan dengan ‘menyemprotkan pereaksi kromogenik yang sesuai. Kadang-kadang zat terlarut berfluoresens di bawah sinar UV dan keberadaannya dapat dideteksi dengan cara ini. Seperti untuk KLT, Ry didefinisikan sebagai _ jarak tempuh zat jarak tempuh garis depan pelarut Pengembangan kromatogram. Dalam teknik menaik (ascending technique), kertas disangga dalam keadaan tegak dalam sebuah tabung atau tangki tertutup (Gambar 7.6(a-c)) sedemikian rupa sehingga sisi kertas yang terdekat dengan bercak awal tepat tercelup ke dalam fase diam yang mengembang. Susunan penyangga kertas pada Gambar 7.6(a) dapat dipahami sendiri, tetapi pada (b) harus diperhatikan bahwa kertas digulung membentuk tabung 158

You might also like