Professional Documents
Culture Documents
net/publication/331549243
CITATIONS READS
3 408
1 author:
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Noor zakiy Mubarrok on 28 May 2021.
Abstrak: Penerapan dekonstruksi dalam arsitektur menghasilkan karya arsitektur berpotensi melambungkan
nama arsitek, terlihat pada Peter Eisenman dan karyanya. Displacement, merupakan ide Peter Eisenman,
digunakan untuk menerapkan dekonstruksi dalam arsitektur. Tujuan penelitian adalah mengeksplorasi
pemikiran dan pandangan Peter Eisenman tentang dekonstruksi dalam arsitektur terfokus pada ide
displacement dan aplikasinya pada rancangan arsitektural. Hasil penelitian menunjukkan adanya kekhasan
pemikiran dan rancangan Peter Eisenman dalam penerapan ide displacement. Penerapan displacement dalam
arsitektur membawa warna baru, arsitektur berubah dari meniru alam menjadi merepresentasikan ilmu
pengetahuan. Arsitektur menjadi lebih independen dan mampu lepas dari pengaruh hal-hal di luarnya.
Rancangan Wexner Center of the Arts membuktikan konsistensi pemikiran dekonstruksi dalam arsitektur
versi Eisenman, bagaimana ide displacement diwujudkan dalam rancangan meliputi empat aspek displacement
sebagai kriteria perancangan.
149
Jurnal Arsitektur KOMPOSISI, Volume 11, Nomor 3, April 2016
dengan harapan memperluas sudut pandang Keinginan Peter Eisenman untuk membuat
terhadap sebuah teks, dan to deffer (menunda) arsitektur menjadi sebuah syntax (susunan) tanpa
merujuk pada hal-hal yang menunda kehadiran semantic (makna), membawanya pada eksplorasi
(Broadbent, 1991, Mantiri dan Makainas, 2011). geometri dalam hampir tiap karyanya, mencoba
Melalui differance Derrida berusaha menguak hal- melepas bentuk arsitektural dari ikatan fungsi
hal yang saling beroposisi sekaligus tertunda, struktural. Hal ini dapat dilihat pada
terabaikan untuk kemudian diungkapkan dengan ketidakkonsistenan antara denah dan potongan
tujuan untuk mendapatkan makna yang lebih (Broadbent, 1991). Lebih jauh lagi Eisenman
mendalam dari sebuah teks. berpendapat bahwa tidak ada sebuah bentuk
Peter Eisenman dan Displacement arsitektural tanpa fungsi, akan tetapi sebuah
Peter Eisenman beranggapan bahwa bentuk arsitektural dapat mendahului fungsi, tidak
dekonstruksi merupakan sebuah cara untuk terikat dengan fungsi dan bahkan dapat pula
melarutkan batas-batas arsitektur. Menurut merepresentasikan hal lain selain fungsi. Hal ini
Eisenman, berkembangnya dekonstruksi dalam tidak dapat dilepaskan dari sudut pandang Peter
arsitektur didukung oleh hasrat untuk menjadikan Eisenman terhadap sebuah site, bahwa Eisenman
arsitektur sebagai sebuah kekuatan yang mengemukakan teori tentang palymsest yang
independen, terbebas dari tuntutan hal lain diluar berarti sebuah perkamen dengan skrip didalamnya,
arsitektur. Usaha untuk lepas dari arsitektur klasik dan quarry yang berarti situs penggalian.
dan arsitektur modern (arsitektur klasik Melalui palimpsest dan quarry Eisenman
merepresentasikan kekuatan politik dan kesakralan, mencoba menolak padangan umum tentang site
sedangkan arsitektur modern merepresentasikan diantaranya iklim, kondisi topografi dll, karena
kemajuan teknologi) karena dianggap membatasi. dianggap membatasi proses perancangan. Mencari
Hasilnya merupakan sebuah titik temu antara hal hal-hal yang tidak tersampaikan, terlupakan dalam
yang pasti atau significant dan hal yang kacau/ sebuah site (Nesbit, 1996). Hal ini merupakan
serba tidak pasti atau arbitrary, tidak pula terikat penerapan differance terhadap sebuah site,
dengan waktu ataupun hal buatan lainnya sekaligus menunjukkan bahwa arsitektur dapat
(Eisenman dalam Broadbent, 1991). terlepas dari ikatan waktu.
Peter Eisenman mengemukakan bahwa Dekonstruksi dalam arsitektur bagi Peter
kondisi yang tepat untuk menggambarkan Eisenman berarti sebuah pemindahan
penerapan dekonstruksi dalam arsitektur adalah (displacement), pemindahan ide dan tema dari
sebuah kondisi yang tidak pasti (uncertainty). representasi arsitektur terhadap alam, yang
Kemudian Eisenman merujuk pada grotesque yaitu diwujudkan melalui analogi dan metafora, ke
kondisi yang aneh dan tidak wajar. Kondisi ini representasi terhadap ilmu pengetahuan
mememiliki karakteristik antara lain : aneh, tidak (knowledge). Hal ini dikemukakan, karena
wajar, sulit untuk disampaikan ataupun tidak Eisenman merasa bahwa pada saat ini (post-
berwujud. Kemudian Eisenman menghubungkan industrialis) alam (nature) bukanlah sebuah
karakteristik tadi dengan sublime berdasarkan ancaman yang besar bagi arsitektur, seiring dengan
pandangan Immanuel Kant tentang keindahan. perkembangan teknologi, walaupun masih
Immanuel Kant menterjemahkan keindahan menyisakan permasalahan bagi arsitektur.
menjadi dua hal yaitu beautiful dan sublime. Eisenman berpendapat bahwa isu saat ini adalah
Beautiful merujuk pada keindahan-keindahan yang tentang bagaimana menaklukkan ilmu
dapat dicerna dan diterjemahkan melalui kaidah- pengetahuan, ditandai dengan arsitektur yang
kaidah keindahan seperti irama, ritme, sesuatu yang merepresentasikan ilmu pengetahuan. Hal ini sulit
rasional dan benar, sedangkan sublime merupakan untuk dilakukan, karena alam (nature) sebagai
keindahan yang hakiki dan cenderung bersifat pasangan konsep binari dari ilmu pengetahuan
irasional. Melalui sublime inilah dekonstruksi memiliki wujud fisik, hal yang tidak dimiliki oleh
dalam arsitektur digambarkan (Nesbit, 1996). ilmu pengetahuan (knowledge). Akan tetapi,
demikian halnya dengan alam, jika manusia dapat
151
Jurnal Arsitektur KOMPOSISI, Volume 11, Nomor 3, April 2016
152
Noor Zakiy Mubarrok,‘Displacement’, Kriteria Dekonstruksi Peter Eisenman.
tersembunyi atau terlupakan dalam pandangan terkandung dalam displacement, menjadi kriteria
umum obyek tersebut, untuk kemudian didapatkan rancang. Elaborasi pandangan tentang penerapan
sebuah ide rancang yang dielaborasi dengan dekonstruksi dalam arsitektur serta posisi keempat
penerapan ide palymsest dan quarry. Selanjutnya aspek displacement pada proses rancang Peter
dalam proses transformasi dari ide rancang menjadi Eisenman dapat dilihat :
obyek arsitektural, keempat aspek yang yang
PENERAPAN DISPLACEMENT PADA dengan program utama galeri seni, toko buku, ruang
RANCANGAN pertunjukan dan pemutaran film. Masterplan
Wexner Center for The Visual Arts Universitas Ohio didesain oleh Frederrick Law
Omstead pada tahun 1909, dengan sistem grid yang
diputar 12,5 derajad dari grid kota Columbus. Hal
ini dilakukan untuk memberikan ciri khas tersendiri
bagi Universitas Ohio.
153
Jurnal Arsitektur KOMPOSISI, Volume 11, Nomor 3, April 2016
Koridor perancah (scaffolding corridors), tahun 1959, keunikan sistem grid yang digunakan
yang merupakan jejalur sepanjang bangunan, baik untuk desain kota Columbus maupun
menghubungkan kedua bangunan eksisting terdiri Universitas Negeri Ohio adalah hal spesifik yang
atas titik potong dua buah grid, yaitu grid kota ditemukan oleh Peter Eisenman, yang kemudian
Columbus dan grid Universitas Negeri Ohio. ditrasnformasikan ke dalam rancangan.
Penggabungan grid geometri ini bertujuan
agar bangunan yang baru memiliki keterikatan
dengan kota Columbus sekaligus dengan Universitas
Negeri Ohio.
yang pernah berdiri dalam site, yang dirobohkan Sumber : http// cdn.archinet.net
154
Noor Zakiy Mubarrok,‘Displacement’, Kriteria Dekonstruksi Peter Eisenman.
Fragmentasi atas bangunan gudang sederhana, menjadi latar belakang bagi karya
senjata, yang telah dibongkar pada 1959, adalah seni yang dipamerkan. Kedua hal ini saling
upaya untuk menghadirkan jejak ma-sa lalu. berten-tangan, di satu sisi mengutamakan bentuk
Sebuah jejak yang absence dalam site. Kehadiran arsitektural dibandingkan fungsi yang didukung
fragmentasi gudang senjata, juga dimaksudkan (sebagai pusat seni), di sisi lain lebih
untuk mengaburkan iden-titas bangunan, aspek mengutamakan fungsi yang didukung
twoness dalam perancangan. dibandingkan bentuk arsitektural (sebagai galeri
seni kontemporer).
A non building, sebutan bagi Wexner
Center for the Visual Arts (Papadakis, 1994),
dengan menghadirkan konteks spasial (grid uni-
versitas negeri Ohio dan grid kota Co-lumbus)
dan fragmentasi atas Gudang Sen-jata yang
merupakan memori atas masa lalu sekaligus
menghubungkan kedua bangunan eksisting yang
merupakan bagain dari Wexner Center for the
Visual Arts, merupa-kan cara yang ditempuh
Fragmentasi gudang senjata pada bentuk Wexner Center for the
Peter Eisenman un-tuk mengaburkan identitas
Visual Arts. Sumber : http//cdn.archinet.net bangunan terkait oposisi bentuk dan fungsi.
Menjadikan bangunan baru sebagai sebuah
Twoness struktur yang mengikat kedua bangunan
eksisting dalam kondisi tanpa hirarki,
menjadikan bangunan baru hadir tanpa identitas
yang kuat.
Betweness
155
Jurnal Arsitektur KOMPOSISI, Volume 11, Nomor 3, April 2016
KESIMPULAN
Pemilihan perancah/ scaffolding oleh
Peter Eisenman sebagai elemen bangunan, Meskipun terjadi banyak perdebatan
merupakan sebuah upaya untuk menyandingkan mengenai dekonstruksi dalam arsitektur,
seni kontemporer yang dipamerkan dalam ruang beberapa arsitek membuktikan bahwa penerapan
dengan bentuk bangunan yang memiliki kesan dekonstruksi dalam arsitektur membawa warna
belum selesai, sekaligus sebuah eksperimen ter- baru dengan membuat bangunan-bangunan
hadap bentuk arsitektural. Hal ini bertujuan menakjubkan. Dekonstruksi merupakan sebuah
untuk menunjukkan bahwa Wexner Center for gagasan yang sulit diterjemahkan. Oleh karena
the Visual Arts merupakan tanda atas seni, ide itu beberapa arsitek mencoba membuat rumusan
dan proses (Murtomo & Indri-astjario, 2003). tentang dekonstruksi dan bagaimana
penerapannya dalam arsitektur, salah satunya
Interiority adalah displacement oleh Peter Eisenman.
Sebuah upaya untuk menterjemahkan kondisi
Sebuah pusat yang bukan pusat, wa- dekonstruksi dalam karya arsitektur, serta
laupun berfungsi sebagai sebuah pusat seni. Hal merumuskan tata cara/metoda penerapan
ini diwujudkan dengan pengaburan iden-titas dekonstruksi pada arsitektur.
bangunan melalui fragmentasi bangunan yang Peter Eisenman melihat, dekonstruksi
hadir pada masa lalu, dan juga penggunaan grid dalam arsitektur adalah sebuah upaya
sebagai dasar perancangan, diperkuat oleh pemindahan ide dan tema (displacement).
perletakan fungsi pendukung (toilet) pada titik Arsitektur yang tadinya mereprenstasikan alam/
tengah bangunan alih- alih meletakkan ruang nature menjadi merepresentasikan ilmu
pamer sebagai fungsi utama. pengetahuan/knowledge. Arsitektur tidak lagi
156
View publication stats
DAFTAR RUJUKAN
157