Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
Background: Traditional oil mining in the Ledok village have been going on for a long time and have an
impact that changes in the condition of socially and economically. This activity also resulted in pollution of
water wells. The research objective is (1) determine the history and pattern management of mining (2)
determine the impact of mining on the socio-economic conditions and (3) determine the impact of mining on
water quality.
Methods: This study is a case study with a qualitative approach supported by quantitative. The data source
is the miners, the village officials, and 6 samples of well water. Data collection techniques are observation,
interviews, and laboratory testing. Analysis conducted on mining activities, miners, changes in community
conditions, and changes in water quality.
Results: (1) traditional mining in Ledok village was owned by Pertamina after their products are not
economically management handed over to local communities. (2) After the traditional oil mining in the
village Ledok people switch jobs of farmers into miners. Education level increases with increasing literacy
rate and the number of school age. Income levels increased by 1.6% compared to the previous income. (3)
Mining traditionally have a negative impact on the environment is pollution of water wells, covers pollution
physical quality that is water odorless, tasteless, and colorless turbid and pollution chemical quality value
TDS, DO, BOD, COD, pH and oils more than pollution limit threshold.
59
Jurnal GeoEco ISSN: 2460-0768
Vol. 3, No. 1 (Januari 2017) Hal. 57-66
dilakukan oleh masyarakat lokal. Proses ekonomi aktivitas penambangan minyak
pengeluaran minyak tersebut menggunakan tradisional juga memberikan dampak terhadap
sistem tradisional dengan cara timba yang lingkungan hidup. Soemarwoto (1992)
biasanya dilakukan secara tradisional oleh mengemukakan bahwa dampak sebagai
masyarakat setempat. pengaruh aktivitas manusia dalam
Pendapat Suprapto (2010) pembangunan terhadap lingkungan. Dampak
mengemukaan bahwa Awal mula pengelolaan adalah suatu perubahan yang terjadi sebagai
tambang secara tradisional adalah adanya akibat suatu aktivitas. Aktvitas tersebut dapat
sumur yang sudah tidak diproduksi oleh bersifat alamiah baik kimia, fisik, maupun
pertamina karena secara ekonomis sudah biologi. Naess dalam Keraf (2002)
tidak menguntungkan, disisi lain sumur tua menjelaskan bahwa krisis lingkungan hidup
tersebut masih memiliki potensi khususnya dewasa ini hanya bisa diatasi dengan
minyak mentah yang bila dikelola oleh unit melakukan perubahan cara pandang dan
usaha masyarakat masih menjanjikan perilaku manusia terhadap alam secara
keuntungan dan diharapkan mampu untuk fundamental dan radikal. Dibutuhkan sebuah
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari pola hidup atau gaya hidup yang tidak hanya
masyarakat di sekitarnya. Menurut Samin menyangkut orang perorang, tetapi juga
(2006) setiap kegiatan pembangunan dibidang budaya masyarakat secara keseluruhan.
pertambangan pasti menimbulkan dampak Sedangkan menurut Subagyo (1992)
positif maupun dampak negatif. Dampak Dampak bermakna suatu perubahan,
tersebut meliputi dampak sosial, ekonomi dan perubahan dalam lingkungan ini sangat
ekosisitem. Menurut soekanto (2000) kondisi mendasar yang ditimbulkan oleh kegiatan.
Sosial ekonomi adalah kedudukan atau posisi Tentunya hal ini berpegang pada suatu
seseorang dalam kelompok masyarakat yang pedoman yang digunakan sebagai dasar untuk
ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi, menilai apakah sutu rencana kegiatan
pendidikan serta pendapatan. mempunyai dampak penting atau tidak.
Sedangkan Mahmud (1992) Menurut Effendi (2003) dampak pencemaran
mengatakan bahwa status sosial ekonomi terhadap kualitas air meliputi dampak secara
antara lain meliputi tingkat pendapatan, fisik yaitu bau, rasa, dan warna. Serta dampak
tingkat penghasilan, jenis pekerjaan, jabatan terhadap kualitas kimia air yaitu TDS, DO,
orang tua, fasilitas khusus, dan barang-barang BOD, COD, pH, dan Minyak. Dari konsep
berharga yang ada di rumah seperti radio, tersebut maka indikator yang diamati dalam
televisi, kulkas, dan lain-lain. Selain penelitian ini meliputi dampak penambangan
memberikan dampak terhadap kondidi sosial minyak tradisional dalam bidang sosial
60
Jurnal GeoEco ISSN: 2460-0768
Vol. 3, No. 1 (Januari 2017) Hal. 57-66
ekonomi yaitu perubahan pola mata penambang yang ada di setiap RW.
pencaharian, perubahan tingkat pendidikan, Diambil 10 orang setiap RW tersebut.
dan perubahan tingkat pendapatan. Sedangkan Sumber data tentang dampak penambangan
untuk melihat dampak penambangan minyak minyak tradisional terhadap kualitas air tanah
tradisional terhadap lingkungan hidup, yaitu sampel air sumur penduduk. Teknik
indikator yang diteliti adalah pencemaran air, pengambilan sampel air adalah dengan
khususnya adalah air sumur penduduk yang purposive sampling dengan
lokasinya dekat dengan lokasi penambangan. mempertimbangkan arah aliran air bawah
Indikator yang diteliti meliputi kualitas fisik tanah dan jarak sumur dari lokai
air yaitu bau, rasa dan warna serta kualitas penambangan.
kimia air yaitu Minyak (sebagai indikasi air Sumber data adalah Penambang,
tercemar minyak), serta TDS, DO, BOD, Perangkat Desa, dan 6 sampel air sumur.
COD, dan pH (sebagai indikasi air yang layak Teknik pengumpulan data yaitu observasi,
dikonsumsi). wawancara, dan uji laboratorium. Analisis
dilakukan terhadap aktivitas penambangan,
METODE PENELITIAN
pelaku penambangan, perubahan kondisi
Penelitian ini dilakukan di Desa
masyarakat, dan perubahan kualitas air.
Ledok, Kecamatan Sambong, Kabupaten
Permasalahan tentang dampak penambangan
Blora. Perencanaan dan pembuatan proposal
terhadap kualitas air secara kimia meliputi
penelitian ini dilaksanakan mulai bulan
TDS, DO, BOD, COD, pH, dan Minyak perlu
Agustus sampai September, penelitian di
dilakukan analisis laboratorium. Hasil
lapangan akan dimulai bulan September
pengukuran kualitas kimia air dibandingkan
sampai Desember serta pelaporan dan
dengan nilai ambang batas pencemaran
penulisan draft hasil penelitian akan
kualitas air berdasarkan Peraturan Menteri
dilakukan mulai bulan Desember sampai
Kesehatan No. 82 Tahun 2001.
Januari. Penelitian ini merupakan studi kasus
Tabel 1. Ambang Batas Pencemaran Kualitas
dengan menggunakan metode deskriptif Kimia Air
kualitatif sebagai metode utama dan Parameter yang Ambang batas
diukur pencemaran (mg/l)
kuantitatif sebagai pendukung. Untuk TDS 500
menentukan sampel masyarakat penambang DO 6
BOD 2
digunakan cluster sampling yang didasari COD 10
pH 6-9
pengelompokan wilayah atau berdasarkan 0,001
Minyak
jumlah RW yang ada. Populasi yang akan
menjadi unit analisis adalah masyarakat
61
Jurnal GeoEco ISSN: 2460-0768
Vol. 3, No. 1 (Januari 2017) Hal. 57-66
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHA- dilakukan oleh penduduk. Namun karena
SAN keterbatasan dana, pengelolaan diambil alih
Sejarah dan Pola Pengelolaan koperasi penambang Kokaptraya yang bekerja
Penambangan Minyak Tradisional sama dengan kelompok pekerja. Kokaptraya
mampu menjalin kerjasama dengan para
Aktivitas penambangan minyak
penambang sampai dengan saat ini karena
tradisional di Desa Ledok diresmikan
sistem peminjaman alat yang dilakukan oleh
Pertamina pada tahun 1998, ditandai dengan
Kokaptraya dirasa sangat menguntungkan
perjanjian kerjasama antara Pertamina dengan
bagi penambang. Awal pengelolaan
koperasi penambang Kokaptraya nomor
penambangan dilakukan orang Wonocolo,
36/D5000/98-B1 tentang jasa memproduksi
orang-orang ini adalah sebagai pemberi
minyak bumi. Kerjasama tersebut
contoh bagi masyarakat Desa Ledok dalam
ditindaklanjuti oleh Kokaptraya dengan
proses pengelolaan secara tradisional. Namun
bekerja sama dengan Pihak Ketiga untuk
cara produksi minyak pada penambangan
membuka sumur-sumur tua di Desa Ledok.
tradisional di Wonocolo tidak ditiru oleh
Kerjasama tersebut tertuang dalam Surat
masyarakat penambang di Desa Ledok.
Perjanjian Nomor 028/Kokaptraya-CU/98
Penambang di Wonocolo menggunakan
antara Kokaptraya dengan masyarakat.
tenaga manusia untuk proses pengambilan
Gambar 1 menunjukan aktivitas
minyak dari dalam sumur, sedangkan
penambangan minyak tradisional di Desa
Penambang Desa Ledok menggunakan tenaga
Ledok
mesin seperti mesin diesel maupun mesin
truk. Gambar 2 menunjukan penambangan
minyak tradisional yang dilakukan oleh
masyarakat Desa Wonocolo, Kecamatan
Kedewan, Kabupaten Bojonegoro.
62
Jurnal GeoEco ISSN: 2460-0768
Vol. 3, No. 1 (Januari 2017) Hal. 57-66
Kepemilikan pihak ketiga sebagai Perubahan mata pencaharian
investor ini tidak berlangsung lama hal ini penduduk yang dimaksud adalah penduduk
disebabkan karena keterbatasan dana dan yang pada awalnya bekerja sebagai petani
terjadi konflik internal dengan penduduk lokal beralih matapencahariannya menjadi
yang bekerja sebagai penambang. Tahun penambang. Perubahan pola matapencaharian
2000-2012 kepemilikan penambangan ini disebabkan oleh beberapa hal yaitu (1)
tradisional berada ditangan koperasi Jenis tanah di Desa Ledok adalah Karst atau
penambang Kokaptraya. Koperasi penambang tanah kapur, tanah ini mempunyai
ini melayani peminjaman alat untuk kegiatan karakteristik yang gersang dan tidak subur,
produksi minyak secara tradisional. sehingga masyarakat Desa Ledok tidak
Kerjasama antara penambang dengan mendapatkan hasil yang maksimal apabila
Kokaptraya ini berlangsung cukup lama bekerja dalam bidang pertanian. (2) Adanya
karena kedua pihak merasa saling untung. Aktivitas penambangan minyak tradisional
mampu menyediakan lapangan pekerjaan
Dampak Penambangan Minyak yang tidak memerlukan keahlian tinggi,
Tradisional Terhadap Kondisi Sosial sehingga dapat menyerap tenaga masyarakat
Ekonomi lokal yang pada akhirnya masyarakat
menggantungkan hidupnya dari usaha
Penambangan minyak tradisional yang berada
penambangan minyak tradisional, dan (3)
di Desa Ledok telah berlangsung dalam kurun
Aktivitas penambangan minyak tradisional
waktu lama. Aktivitas ini memberikan
mampu mencukupi kebutuhan hidup dan
dampak pada kehidupan masyarakat di Desa
mampu meningkatkan pendapatan masyarakat
Ledok. Dampak tersebut dapat dilihat dalam
Desa Ledok sehingga banyak masyarakat
bidang sosial ekonomi, yang pertama yaitu
yang beralih pekerjaan untuk menjadi
perubahan pola mata pencaharian penduduk.
penambang tradisional.Adanya penambangan
Tabel 2. Proporsi Penduduk Yang Bekerja minyak tradisional di Desa Ledok juga turut
Sebagai Penambang meningkatkan pendidikan pada masyarakat
RW Jumlah Jumlah Proporsi Proporsi
penduduk penambang RW/desa Penambang desa tersebut. Perubahan tingkat pendidikan
1 178 55 21,52 % 7%
2 128 50 15,92 % 6% didasarkan pada angka kelulusan siswa
3 94 26 11,69 % 3% sekolah dari jenjang SMP, SMA, dan yang
4 184 17 16,67 % 2%
5 175 35 21,77 % 4% masih kuliah di Perguruan Tinggi. Hal ini
6 100 37 12,44 % 5%
jml 804 220 100 % 27 % dapat di lihat pada tabel berikut.
Sumber: Hasil Olah Data Sekunder
63
Jurnal GeoEco ISSN: 2460-0768
Vol. 3, No. 1 (Januari 2017) Hal. 57-66
Tabel 3. Perubahan Tingkat Pendidikan Penambangan minyak tradisional di
Tahun
Peningkatan Desa Ledok dapat meningkatan pendapatan
dari tahun
Jen
Jang 2011 2012 2013 2014 2015
2011-2015 warga Desa Ledok yang bekerja sebagai
SMP/ 33 36 41 44 46 39%
anggota penambang. Peningkatan terebut
SMA/
21 25 22 26 32 52%
SMK sebesar 64% lebih tinggi dari pendapatan
Masih
9 11 13 12 16 77%
kuliah masyarakat saat masih bekerja sebagai petani
Sumber : Hasil Olah Data Sekunder
Sebagian besar anggota penambang maupun buruh tani. pendapatan masyarakat
minyak tradisional di Desa Ledok adalah pada sektor pertambangan ini mengalami
pendidikan rendah dan tidak memiliki belum terlalu signifikan karena masyarakat
keahlian tinggi. Adanya Aktivitas penambang hanya memperoleh 30% dari hasil
daya manusia melalui pendidikan adalah hal bekerja sebagai penambang minyak
yang penting. Kesadaran masyarakat Desa tradisional di Desa Ledok ini juga
Ledok akan pentingnya pendidikan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitujumlah
64
Jurnal GeoEco ISSN: 2460-0768
Vol. 3, No. 1 (Januari 2017) Hal. 57-66
dekat dengan lokasi penambangan dan adanya laboratorium pengukuran kualtas air
aliran air bawah tanah yang mengandung berdasarkan parameter kimia.
minyak yang ikut menurunkan kualitas air Tabel 6. Hasil Pengukuran Kualitas Kimia Air
sumur penduduk di Desa Ledok. Parameter kimia yang diukur
Sam DO Minya
TDS BOD COD
pel (mg/l pH k
Tabel 5. Hasil Pengamatan Kualitas Fisik Air (mg/l) (mg/l) (mg/l)
) (mg/l)
Kualitas Air berdasarkan parameter fisik
Sampel 1 134 4,1 7,0 13,24 6,5 1,471
Bau Rasa Warna
2 1.913 1,5 14,0 17,85 7,5 1,,325
1 Berbau Tidak Keruh 3 1.647 2,5 8,1 10,32 7,0 Nd
2 Berbau Berasa Keruh 4 135 4,3 9,6 9,6 6,5 Nd
3 Tidak Tidak Tidak 5 162 1,3 9,8 9,8 7,0 Nd
4 Tidak Tidak Keruh 6 1.241 3,4 7,2 10,81 6,0 Nd
5 Tidak Tidak Tidak
Keterangan: Nd = Not detected
6 Tidak Tidak Tidak
Warna merah = melebihi ambang batas
65
Jurnal GeoEco ISSN: 2460-0768
Vol. 3, No. 1 (Januari 2017) Hal. 57-66
melebihi ambang batas yang ditetapkan oleh ditetapkan berdasarkan PERMENKES No. 82
Permenkes No. 82 Tahun 2001 yaitu 0,001 Tahun 2001. Kondisi air sumur yang telah
mg/l. Adanya kandungan minyak pada kedua diteliti juga tidak menunjukan sebagai syarat
sampel tersebut disebabkan karena jarak air yang tidak layak minum berdasarkan
kedua sumur tersebut yang dekat dengan PERMENKES No. 492 Tahun 2010.
lokasi penambangan dan sumber air kedua
sumur tersebut merupakan titik awal dari SIMPULAN DAN SARAN
aliran air bawah tanah di lokasi penambangan. 1. Penambangan minyak Desa Ledok adalah
Selain memberikan dampak yang sumur minyak Pertamina yang tidak
positif untuk masyarakat penambang, adanya ekonomis, sehingga pengelolaannya
penambangan minyak tradisional ini juga diserahkan kepada masyarakat lokal,
menimbulkan dampak yang negatif. Dampak disepakati dengan perjanjian nomor 36/
negatif tersebut adalah pencemaran D5000 /98- BI.
lingkungan khususnya pencemaran air tanah. 2. Penambangan minyak tradisional Desa
Pencemaran air tanah disebabkan karena jarak Ledok memberikan dampak sosial
sumur penduduk yang terlalu dekat dengan ekonomi meliputi (a) Perubahan pola mata
lokasi penambangan dan aliran air bawah pencaharian. Sebelum ada penambangan
tanah yang turut serta membawa minyak yang masyarakat bekerja sebagai petani, setelah
bercampur air sebagai sumber air sumur ada penambangan pekerjaan beralih
penduduk. Faktor Penyebab lainnya adalah menjadi penambang; (b) Perubahan
minyak mentah dan residu hasil dari tingkat pendidikan. Adanya penambangan
penambangan tradisional yang dialirkan menciptakan kesadaran bahwa pendidikan
menuju sungai di sekitar pemukiman adalah hal yang penting, ditandai dengan
penduduk. Hal ini tentu mempengaruhi semakin banyaknya masyarakat yang
kualitas air sumur penduduk yang lokasinya membiayai pendidikan sampai tingkat
relatif dekat dengan sungai. Pencemaran SMA dan perguruan tinggi; (c) Perubahan
kualitas air tanah pada sumur penduduk di
tingkat pendapatan. Penambangan
Desa Ledok sebagai akibat dari penambangan tradisional meningkatan pendapatan
minyak tradisional juga dibuktikan dengan warga penambang sebesar 64 % lebih
penurunan kualitas fisik air yaitu air yang tinggi dari pendapatan sebelumnya.
berbau, berasa dan berwarna serta penurunan 3. Penambangan tradisional memberikan
kualitas kimia air dimana nilai TDS, DO, dampak negatif terhadap kualitas air yaitu
BOD, COD dan Minyak yang melebihi pencemaran air sumur, ditandai dengan
ambang batas pencemaran air yang telah
66
Jurnal GeoEco ISSN: 2460-0768
Vol. 3, No. 1 (Januari 2017) Hal. 57-66
Penurunan kualitas fisik dan kimia PPT Migas. 1995. 100 Tahun Perminyakan
Di Cepu. Cepu: PPT Migas.
Pencemaran disebabkan karena: (a) jarak
sumur dekat dengan lokasi penambangan; Pusdiklat Migas. 2006. Pertamina EP Region
Jawa Area Cepu. Cepu: Pusdiklat
(b) aliran air bawah tanah, dan (c) residu Migas.
hasil penambangan minyak tradisional
Samin, Rumzi. 2006. Dampak Penambangan
dibuang ke sungai terhadap Kondisi Sosial Ekonomi
Masyarakat Kecamatan
4. Pertamina wajib memberikan penyuluhan
Tanjungpinang Kota. Padang:
kepada penambang tentang pengetahuan Universitas Negeri Padang.
dan ketrampilan yang lebih baik dalam Soekanto, Soedjono. 2003. Sosiologi Suatu
pengelolaan penambangan tradisional Pengantar. Jakarta : PT Raja
Grafindo Persada.
sehingga dapat memperoleh hasil
Soemarwoto, Otto. 1991. Analisis Dampak
maksimal tanpa menimbulkan dampak Lingkungan. Yogyakarta:
negatif terhadap lingkungan. Gajahmada University PRESS.
Subagyo, Joko. 1992. Hukum Lingkungan
DAFTAR PUSTAKA Masalah Dan Penanggulangannya.
Jakarta : Rineka Cipta.
Dwiyanto, Arif. 2007. Peranan Suprapto. 2010. Pemanfaaataan dan
Penambangan Minyak Tradisional Permasalahan Pada Kegiatan
Dalam Pembangunan Masyarakat Penambangan. Pusat Sumber Daya
Desa (Studi Kasus Desa Ledok, Geologi Yogyakarta.
Kecamatan Sambong, Kabupaten
Blora). Tesis. MPPWK UNDIP. Suryanegara. 1977. Sumber Daya Alam dan
Lingkungan. Jakarta: Rineka Cipta.
Effendi, Hefni. 2003. Telaah Kualitas Air.
Yogyakarta: KANISIUS. Tunggal, Hadi Setia. 2012. Himpunan
Peraturan Minyak Dan Gas Bumi.
Katili. 1983. Sumber Daya Alam untuk Jakarta: Havarindo.
Pembangunan Nasional. Jakarta:
Ghalia Indonesia.
Keraf, A Sonny. 2002. Etika Lingkungan
Hidup. Jakarta: Penerbit Buku
Kompas.
Mahmud, Dimyati. 1991. Psikologi
Pendidikan. Yogyakarta: BPFE.
Peraturan Menteri Kesehatan No. 492 Tahun
2010 Tentang Persyaratan Kualitas
Air Minum.
Peraturan Menteri Kesehatan No. 82 Tahun
2001. Tentang Pengolahan
Kualitas Air dan Pengendalian
Pencemaran Air.
67