You are on page 1of 6

Jurnal Pengabdian Untuk Mu NegeRI, Vol.2 No.

1, Mei 2018
ISSN : 2550-0198

PSIKOEDUKASI BIMBINGAN KARIR SISWA


PADA GURU SMA DATUK BATU HAMPAR PEKANBARU
Puti Febrina Niko*, Ajeng Safitri, Baidarus, Abunawas
Prodi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Komunikasi
Universitas Muhammadiyah Riau
email: putifebrina@umri.ac.id

Abstract
The large number of career types and education available makes most high school students
experience balance, unpreparedness and stress in career decision making. Career neglect and
choosing a career on the basis of following a friend leads to negative impacts on the students:
selection of further studies of origin, unsuitable selection of talent and failure in a career for not
seeing self potential. SMA Datuk Batu Hampar is one of the private schools in Pekanbaru that has
no Counseling Guidance teacher who helps and guides students to face the problems. Therefore, the
psychoeducation of students career guidance to teachers is expected to increase the knowledge and
skills of teachers in helping students determine future careers. The methods used in this
psychoeducation are lecture method and Questionnaire based on the student case. Evaluation is
done at the beginning and end of psychoeducation implementation by providing a questionnaire of
knowledge about student career guidance. Based on SPSS analysis using different test of Paired
Samples Test, it is known that there is difference of teacher knowledge level about career guidance
from before and after given psychoeducation with t value = -6,280 and significant value 0,000 (p
<0,05). It is also known that there is an increase of mean before and after psychoeducation of
student career guidance from 3,12 to 5,53.

Keywords: Psychoeducation; career guidance; career; students; high school teacher

Abstrak
Banyaknya jenis karier dan pendidikan yang tersedia menyebabkan sebagian besar siswa SMA
mengalami kembimbangan, ketidaksiapan dan stres dalam pembuatan keputusan karier.
Kekurangpedulian terhadap karier dan memilih karier atas dasar mengikuti teman mengakibatkan
dampak negatif bagi siswa yaitu pemilihan studi lanjut secara asal, pemilihan kerja tidak sesuai
bakat dan kegagalan dalam berkarier karena tidak melihat potensi diri. SMA Datuk Batu Hampar
merupakan salah satu sekolah swasta di Pekanbaru yang tidak memiliki guru Bimbingan Konseling
(BK) yang berperan membantu dan membimbing siswa menghadapi permasalahannya. Oleh
karena itu, psikoedukasi bimbingan karier siswa kepada guru diharapkan mampu meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan guru dalam membantu siswa/i menentukan karier di masa depan.
Metode yang digunakan dalam psikoedukasi ini adalah metode ceramah dan Tanya jawab
berdasarkan kasus siswa. Evaluasi dilakukan saat awal dan akhir pelaksanaan psikoedukasi
dengan memberikan angket pengetahuan mengenai bimbingan karier siswa. Berdasarkan analisa
SPSS menggunakan uji beda Paired Samples Test diketahui ada perbedaan tingkat pengetahuan
guru mengenai bimbingan karier dari sebelum dan sesudah diberikan psikoedukasi dengan nilai t =
-6,280 dan nilai signifikan 0,000 (p < 0,05). Diketahui pula adanya peningkatan rerata sebelum
dan sesudah dilakukan psikoedukasi bimbingan karier siswa dari 3,12 menjadi 5,53.

Kata Kunci: Psikoedukasi, Bimbingan karier, Karier, Siswa,Guru SMA

74
Jurnal Pengabdian Untuk Mu NegeRI, Vol.2 No.1, Mei 2018
ISSN : 2550-0198

PENDAHULUAN untuk kesuksesan pendidikan), yang


Peserta didik Sekolah Menengah peduli, yang dapat memberikan
Kejuruan Atas (SMA) berpikir rasional dukungan, memotivasi, mengingatkan,
agar memiliki kejelasan arah dan tujuan memberi kesempatan, memberi
karier. Perencanaan karier ini tantangan, dan sebagainya (Depdiknas,
dimaksudkan untuk mempersiapkan 2006).
individu tersebut dalam mengoptimalkan Guru di sekolah menengah semakin
potensi yang dimilikinya. Setiap individu diharapkan mengambil peran aktif dalam
berhak untuk menentukan arah terselenggaranya program bimbingan,
perencanaan kariernya ke depan. Creed selaras dengan fungsi di struktur
dkk (2006) berpendapat bahwa sebanyak kehidupan sekolah. Undang-Undang
50% siswa mengalami kebingungan Republik Indonesia Nomor Tahun 2003
berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang Sistem Pendidikan Nasional
karier. Hal ini tidaklah mengejutkan menyatakan bahwa Bimbingan dan
karena ada begitu banyak jenis karier dan Konseling (BK) sebagai bagian integral
pendidikan tersedia, untuk itu terlebih dari sistem pendidikan. Para guru BK
dahulu perlu mengetahui kebutuhan atau konselor menawarkan layanan BK
seseorang, nilai-nilai yang diyakini dan untuk membantu peserta didik dalam
tujuan karier yang akan menjadi mengoptimalkan perkembangan
pilihannya individual mereka, termasuk dukungan
Hasil penelitian Amin Budiman untuk membuat pilihian yang terkait
(2012) melaporkan bahwa; 90% siswa dengan pekerjaan.
SMA di Kabupaten Bandung menyatakan Sekolah Menengah Atas (SMA)
bingung dalam memilih karir untuk masa Datuk Batu Hampar merupakan salah satu
depan. Pada kenyataan, siswa SMA juga sekolah menengah swasta yang ada di
belum bisa mencapai tugas pekanbaru yang beralamat Jl. Hangtuah
perkembangan karier. Siswa SMA masih Gg.Soponyono No.1 Sail Tenayan Raya.
ragu dan tidak memiliki kesiapan Berdasarkan hasil survey berupa
membuat keputusan karier yang tepat wawancara dan observasi, sekolah ini
bagi masa depan. Fakta ini menyatakan belum memiliki guru bimbingan
bahwa banyak remaja mengalami konseling sehingga peranannya
kebimbangan, ketidaksiapan dan stres digantikan oleh guru wali kelas ketika
dalam pembuatan keputusan karier. ditemukan permasalahan yang dialami
Kurang peduli terhadap karier, serta oleh para siswa. Guru wali kelas di
pilihan atas dasar mengikuti teman jika sekolah memiliki latar belakang keilmuan
terus dibiarkan akan mengakibatkan sesuai dengan mata pelajar yang
dampak negatif. Akibat dampak negatif diajarkan. Hal inilah yang mendasari
tersebut adalah, pemilihan studi lanjut pengabdian masyarakat dengan
secara asal, dan pemilihan kerja tidak mengambil tema psikoedukasi bimbingan
sesuai bakat, serta tanpa melihat karier siswa pada guru SMA. Pemberian
kemampuan dalam diri individu akan psikoedukasi ini diharapkan membawa
menjerumuskan pada kegagalan karier. dampak positif untuk sekolah menengah
Oleh karena itu sangat dibutuhkan peran Atas (SMA) dalam meningkatkan
guru dalam memberikan education touch pengetahuan dan keterampilan guru
(menciptakan suasana yang mendukung

75
Jurnal Pengabdian Untuk Mu NegeRI, Vol.2 No.1, Mei 2018
ISSN : 2550-0198

dalam mendampingin siswa/siswi di Psikoedukasi bimbingan karier


sekolah. ditujukan untuk meningkatkan
Tujuan dari pengabdian masyarakat pengetahuan dan keterampilan guru SMA
ini adalah mengembangkan pengetahuan dalam membimbing siswa/i meraih masa
dan keterampilan penyelesaian masalah depan dengan tepat dan terarah.. Evaluasi
guru terhadap siswa/siswi di sekolah hasil pelatihan dilakukan selama proses
terutama dalam membantu membimbing dan setelah kegiatan pelatihan
karier di masa depan. Dengan dilaksanakan.
dilaksanakannya pengabdian masyarakat Psikoedukasi adalah suatu bentuk
ini maka diharapkan guru SMA, pendidikan ataupun pelatihan terhadap
khususnya guru wali kelas, mendapat seseorang dengan gangguan psikiatri
pengetahuan dan keterampilan dalam yang bertujuan untuk proses treatment
menyelesaikan permasalahan siswa-siswi dan rehabilitasi. Sasaran dari
di Sekolah Menengah Atas (SMA). psikoedukasi adalah untuk
mengembangkan dan meningkatkan
METODE PENELITIAN penerimaan pasien terhadap penyakit
Kegiatan pengabdian ini diawali ataupun gangguan yang ia alami,
dengan survey Tim ke lokasi pengabdian meningkatkan pertisipasi pasien dalam
masyarakat dan berkoordinasi dengan terapi, dan pengembangan coping
pihak sekolah. Survey yang dilakukan mechanism ketika pasien menghadapi
Tim pengabdian berupa wawancara dan masalah yang berkaitan dengan penyakit
observasi untuk mendapatkan gambaran tersebut. (Goldman, 1998 dikutip dari
umum di SMA Datuk Batu Hampar. Bordbar & Faridhosseini, 2010).
Kegiatan pengabdian pada Menurut Shertzer dan Stone (dalam
masyarakat dilaksanakan dengan metode Yusuf & Nurihsan, 2009), bimbingan
ceramah dan tanya jawab yang sebagai proses bantuan kepada individu
dilaksanakan selama 3 jam. Adapun agar mampu memahami diri dan
tahapan-tahapan dalam pelaksanaan lingkungan. Sedangkan menurut Sunaryo
kegiatannya adalah sebagai berikut: 1) Kartadinata, bimbingan sebagai proses
Asesmen awal berupa angket membantu individu untuk mencapai
pengetahuan untuk mengetahui perkembangan optimal. Tujuan
pengetahuan guru SMA tentang bimbingan pada akhirnya adalah supaya
bimbingan karier siswa di sekolah, siswa mampu mengatur kehidupan
sebelum dilakukan kegiatan Psikoedukasi sendiri, mempunyai pandangan sendiri
Bimbingan Karier Siswa pada Guru SMA dan mampu bertanggung jawab atas
Datuk Batu Hampar Pekanbaru; 2) tindakan-tindakan yang diperbuatnya
Penyampaian materi Bimbingan Karier (Nurihsan, 2005). Kita dapat melihat
Siswa pada Guru SMA Datuk Batu bahwa sekarang tidak sedikit siswa-siswi
Hampar Pekanbaru; 3) Tanya jawab memiliki persoalan dan masalah yang
mengenai kasus atau permasalahan siswa terkadang tidak bisa diselesaikan dan
yang dihadapi guru di sekolah; 4) tanggungjawab. Siswa-siswa perlu diberi
Evaluasi akhir dilakukan dengan bimbingan dan konseling agar mampu
memberikan angket pengetahuan setelah menolong diri sendiri dan mengambil
kegiatan Psikoedukasi Bimbingan Karier keputusan sendiri untuk masa depan.
Siswa pada Guru SMA.

76
Jurnal Pengabdian Untuk Mu NegeRI, Vol.2 No.1, Mei 2018
ISSN : 2550-0198

ASCA (Amerika School Counselor karier siswa setelah diberikan


Association) mengemukakan bahwa psikoedukasi lebih tinggi daripada
konseling adalah hubungan tatap muka sebelum dilakukan psikoedukasi.
yang bersifat rahasia, penuh dengan sikap
penerimaan dan pemberian kesempatan HASIL PEMBAHASAN
dari konselor kepada klien, konselor Kegiatan pengabdian kepada
mempergunakan pengetahuan dan masyarakat ini dilaksanakan di SMA
keterampilan untuk membantu kliennnya Datuk Raja Hampar Jl. Hangtuah Gg.
mengatasi masala-masalahnya. Soponyono No.1 Kel. Sail Kec. Tenayan
Jadi, Bimbingan dan konseling yaitu Raya Pekanbaru, Kota Pekanbaru , Riau.
suatu bantuan yang diberikan oleh Terlaksananya kegiatan ini sesuai dengan
konselor kepada konseli agar konseling jadwal yang telah ditetapkan dan
mampu menyelesaikan masalah yang disepakati oleh sekolah.
dihadapinya dan juga mampu Pengabdian kepada masyarakat ini
mengembangkan potensi yang dimulai dengan melakukan tahap
dimilikinya persiapan dengan lakukan survey dan
Perencanaan karier menurut Borg, permohonan izin kepada pihak SMA
dkk (2006) ialah suatu kegiatan untuk Datuk Batu Hampar Pekanbaru sebagai
mempertimbangkan melakukan hal-hal tempat pelaksanaan pengabdian ini.
yang hendak dicapai dan membuat Selain itu pada tahap persiapan juga
langkah-langkah pencapaiannya. mencari informasi jumlah peserta dan
Model pengembangan karier yang waktu pelaksanaan psikoedukasi
baik adalah sistem pengembangan karier bimbingan karier siswa pada guru SMA
yang mengutamakan pentingnya Datuk Batu Hampar Pekanbaru. Setelah
pemahaman individu akan pemahaman waktu pelaksanaan disepakati, tim dari
diri, pemahaman pekerjaan serta orientasi Dosen Psikologi Islam Fakultas Studi
terhadap dunia kerja, sehingga akan Islam menyusun jadwal pelaksanaan dan
menghasilkan suatu keputusan pilihan membuat kesepakatan dengan pihak
karier yang relatif menetap, yang biasa sekolah SMA Datuk Batu Hampar
disebut dengan kristalisasi pilihan karier. Pekanbaru.
Menurut Jaffe dan Scott Kegiatan ini dilaksanakan dalam
(Kummerow, 1991), perencanaan karier rangka catur dharma Perguruan Tinggi
adalah proses bertahap yang terdiri dari Muhammadiyah, yang salah satunya
lima aspek. Berikut adalah penjelasannya: adalah pengabdian pada masyarakat.
a) Menilai diri sendiri; b) Mengeksplorasi Kegiatan ini diberikan untuk menambah
peluang; c)Menyusun rencana karier; d) menambah pengetahuan tentang
Melakukan tindakan (implementasi); e) bimbingan karier siswa pada guru SMA
Mengevaluasi hasil. Datuk Batu Hampar, dimana saat ini tidak
Evaluasi psikoedukasi bimbingan ada guru Bimbingan Konseling di SMA
karier siswa pada guru SMA dilakukan tersebut.
dengan melihat perbedaan sebelum dan Pada tahap pelaksanaan kegiatan ini
sesudah diberikan psikoedukasi, dengan dimulai dengan tahapan persiapan,
menggunakan analisis SPSS Paired tahapan persiapan dimana tim pelaksana
Samples Test. Dimana diharapkan kegiatan melakukan briefing untuk
pengetahuan guru tentang bimbingan penyiapan perlengkapan psikoedukasi,

77
Jurnal Pengabdian Untuk Mu NegeRI, Vol.2 No.1, Mei 2018
ISSN : 2550-0198

membagi tugas masing-masing rerata sebelum dilakukan psikoedukasi


pembicara, menyiapkan para peserta bimbingan karier siswa sebesar 3,12
psikoedukasi bimbingan karier pada menjadi 5,53 setelah diberikan
siswa, menyiapkan materi psikoedukasi
psikoedukasi. Selain itu, diketahui ada
yang berhubungan dengan bimbingan
karier siswa. perbedaan tingkat pengetahuan guru
Tahapan pelaksanaan kegiatan mengenai bimbingan karier dari
dilaksanakan sesuai dengan waktu yang sebelum dan sesudah diberikan
telah di sepakati pada tanggal 26 Februari psikoedukasi melalui analisa paired
2018 bertempat di aula SMA Datuk Batu samples test dengan nilai t = -6,280
Hampar Pekanbaru. Tahapan pelaksanaan dan nilai signifikan 0,000 (p < 0,05).
kegiatan dimulai dengan menjelaskan
Pengolahan data menggunakan SPSS
materi tentang bimbingan konseling,
kemudian menjelaskan materi mengenai 22 dengan menggunakan metode
bimbingan karier siswa. Tahapan Paired Samples T Test. Uji t sampel
pelaksanan selanjutnya yaitu tanya jawab berpasangan atau Paired Samples T
berdasarkan kasus yang ada di sekolah. Test digunakan untuk menguji
Tahapan psikoedukasi diberikan perbedaan rata-rata antara dua
kepada semua guru SMA Datuk Batu kelompok data yang berpasangan.
Hampar Pekanbaru. Materi dan tanya
5. Setelah dilakukan psikoedukasi
jawab berlangsung pada saat kegiatan
berlangsung, yaitu dari pukul 09.00 – bimbingan karier siswa diharapkan
12.00 WIB. Evaluasi pada tahap pertama guru-guru SMA Datuk Batu Hampar
telah sesuai dengan indikator dan Pekanbaru memiliki pengetahuan yang
rancangan evaluasi diperoleh data sebagai lebih baik dibandingkan sebelum
berikut: diberikan psikoedukasi. Selain itu,
1. Jumlah peserta yang hadir sebanyak 17
para guru diharapkan bisa melakukan
orang dari 22 orang guru SMA Datuk
bimbingan karier kepada siswa sesuai
Batu Hampar Pekanbaru sehingga
dengan tahapan yang telah diberikan
tingkat kehadiran mencapai 77,3 %.
saat psikoedukasi.
2. Semua peserta mengisi angket
Evaluasi kegiatan secara umum
pengetahuan mengenai bimbingan berhasil dengan baik dan memuaskan
karier siswa pada saat sebelum dan peserta maupun pembicara. Peserta
sesudah dilaksanakan psikoedukasi berharap di tahun-tahun berikutnya
bimbingan karier siswa. mendapatkan pelatihan bimbingan karier
3. Peserta terlihat antusias selama siswa agar memiliki keterampilan yang
memadai dalam menghadapi
mengikuti kegiatan hingga selesai.
permasalahan siswa di sekolah.
4. Berdasarkan hasil pengolahan data
sebelum dan sesudah psikoedukasi, KESIMPULAN
terjadi peningkatan pengetahuan guru Secara keseluruhan kegiatan
mengenai bimbingan karier siswa pengabdian masyarakat melalui
dengan dibuktikan ada peningkatan psikoedukasi bimbingan karier siswa
berjalan baik dan lancar. Psikoedukasi ini

78
Jurnal Pengabdian Untuk Mu NegeRI, Vol.2 No.1, Mei 2018
ISSN : 2550-0198

memberikan pengetahuan tentang Clinical, Research, Treatment


bimbingan karier siswa kepada guru SMA Approaches to Affective Disorders.
Datuk Batu Hampar Pekanbaru sebagai 4. Brog, T., Bright, J., & Pryor, R.
bekal guru dalam mengarahkan karier
(2006). The Butterfly Model of
siswa berdasarkan potensi yang
dimilikinya. Berdasarkan analisa data Careers: Illustrating How Planning
sebelum dan sesudah diberikan and Chance Can Be Integrated In The
psikoedukasi, diketahui bahwa ada Careers of Seccondary School
perbedaan pengetahuan guru yang sangat Students. Australian Journal of
signifikan mengenai bimbingan karier Career Development, 15, 2-11.
siswa pada guru SMA Datuk Batu 5. Creed, P., Patton, W., & Prideaux,
Hampar Pekanbaru, dimana nilai rerata
L.A. (2006). Causal Relationship
sesudah diberikan psikoedukasi lebih
tinggi dibandingkan sebelum diberikan Between Career Indecision and
psikoedukasi bimbingan karier siswa. Career Decision-Making Self
Efficacy. Journal of Career
UCAPAN TERIMAKASIH Development, 33 (1), 47-65
Terimakasih kami ucapkan kepada 6. Depdiknas .2006. Permendiknas No
semua pihak yang mendukung kelancaran
22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi.
pengabdian ini terutama untuk SMA
Datuk Batu Hampar Pekanbaru yang telah Jakarta : Depdiknas
memberikan waktu dan kerja sama dalam 7. Kummerow, J.M. (1991). New
proses pengabdian masyarakat. Selain itu, Direction in Career Planning.
kepada LP2M dan Tim pengabdian Dosen California: CPP Book.
yang telah memberi kesempatan dan 8. Nurihsan, Achmad Junika. 2005.
kerjasama dalam terlaksana proses Strategi Layanan Bimbingan dan
pengabdian.
Konseling. Bandung:PT. Refika
DAFTAR PUSTAKA Aditama, Cet. Ke-1
1. Amin, Budiman. (2002). Manajemen 9. Sugiharto, DYP dan Mulawarman.
Bimbingan pada SMU di Kabupaten 2007. Psikologi Konseling.
Bandung. Jurnal Psikolog Pendidikan Semarang: UNNES
dan Bimbingan vol.2 November 10. Yusuf, S., & Nurihsan, J. (2009).
2002. 259-266 Landasan Bimbingan dan Konseling.
2. Bardick, A.D., Bernes, K.B., Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Magnusson, K.C., & Witko, K.D.
(2006). Junior High School Students
Career Plans for The Future. Journal
of Career Development, 32, 250-271.
3. Bordbar, Mohammad. Faridhosseini,
Farhad. 2010. Psychoeducation for
Bipolar Mood Disorder. Jurnal:

79

You might also like