Professional Documents
Culture Documents
36/E/KPT/2019
Website: https://jurnal.yudharta.ac.id/v2/index.php/Teknologi-Pangan Volume 11, No. 2, (2020), Halaman 135-143
Licensed : Creative Commons Attribution 4.0 International License. (CC-BY) p-ISSN: 2087-9679, e-ISSN: 2597-436X
Info artikel
Dikirim: 21/07/2020; ditinjau: 22/07/2020; disetujui: 20/08/2020
ABSTRACT
ABSTRAK
Laju respirasi jaringan dianalisis dengan metode penjerapan CO2 dan dilanjutkan
dengan titrasi asam-basa. Laju respirasi dinyatakan dalam satuan mg CO2 g-1 menit -1dihitung
dengan rumus
( )
( )
Keterangan:
Molaritas titran : 0,1
Waktu penjerapan : 20 menit
Kandungan klorofil dan karotenoid pada panjang gelombang 480nm, 649nm, dan
dianalisis dengan metode ekstraksi 665nm. Kandungan klorofil dan karotenoid
menggunakan dimetil sulfoksida (DMSO) dinyatakan dalam satuan µg g-1 sampel dan
dan diamati menggunakan spektrofotometer dihitung dengan rumus:
*( ) ( )+
*( ) ( )+
*( ) ( )+
( ) ( ) ( )
Tabel 1. Kadar air hasil panen komoditas Brassicaceae setelah panen dan setelah masa
simpan
Kadar air (%)
Komoditas
Awal Suhu 25oC (Ruang) Suhu 5oC (Kulkas) Suhu -4oC (Freezer)
Kubis merah 87.00 87.40 82.40 87.20
Selada krop 95.80 96.00 96.00 73.80
Brokoli 86.60 86.60 83.40 90.00
Bunga kol 91.20 79.20 77.20 87.00
Rerata 90.15 87.3 84.75 84.5
kerusakan, diantaranya: kemasan harus kedap dengan produk yang dikemas (Soesarsono,
gas, dapat memberikan efek atmosfir 2003).
termodifikasi, dan tidak mencemari/bereaksi
Tabel 3. Laju respirasi hasil panen komoditas Brassicaceae setelah panen dan setelah masa
simpan
Laju respirasi (ml CO2g-1 menit-1)
Komoditas
Awal Suhu 25oC (Ruang) Suhu 5oC (Kulkas) Suhu -4oC (Freezer)
Kubis merah 0.009 0.025 0.025 0.001
Selada crop -0.007 0.031 0.023 0.010
Brokoli 0.032 0.028 0.001 0.019
Bunga kol 0.101 0.023 0.016 0.010
Rerata 0.034 0.027 0.016 0.010
Semua komoditas Brassicaceae yang buahan dan sayuran, yang memberi petunjuk
digunakan sebagai sampel menunjukkan bahwa baik proses biologi maupun proses
bahwa semakin rendah suhu ruang kimiawi dipengaruhi oleh suhu
penyimpanan, maka nilai laju respirasinya (Dwidjoseputro,1990).
juga semakin kecil. Tercatat bahwa laju Vitamin C
respirasi pada sampel setelah perlakuan Safaryani (2007)menuliskan bahwa
penyimpanan, ruang freezermemberikan nilai stabilitas vitamin C biasanya meningkat
laju respirasi terendah yaitu sebesar 0.010 ml seiring dengan penurunan suhu
CO2g-1 menit -1, sedangkan penyimpanan pada penyimpanan, akan tetapi selama pembekuan
suhu ruang memberikan nilai laju respirasi terjadi kerusakan jaringan yang cukup besar
terbesar yaitu 0.027 ml CO2g-1 menit -1. pada bahan yang disimpan, sehingga
Intensitas respirasi dianggap sebagai menyebabkan stabilitas vitamin C menurun.
ukuran laju jalannya metabolisme, dan oleh Data di atas menunjukkan bahwa penurunan
karena itu sering dianggap sebagai petunjuk suhu penyimpanan hingga 5 oC (suhu kulkas)
mengenai potensi daya simpan sayur. Laju memberikan nilai rerata kandungan vitamin
respirasi yang tinggi pada produk sayur C yang tidak jauh berbeda dengan perlakuan
menyebabkan umur simpannya menjadi penyimpanan pada suhu ruang, dengan
pendek. Hal ini juga menjadi petunjuk laju selisih rerata sebesar 0.32 mg. Namun,
kemunduran mutu dan nilai sebagai bahan penyimpanan pada freezer menyebabkan
makanan. Suhu adalah faktor penting yang nilai kandungan vitamin C yang lebih rendah,
mempengaruhi laju respirasi dilihat dari segi yaitu 12.32 mg per 10 g sampel.
penyimpanan. Peningkatan suhu antara 0oC-
35oC akan meningkatkan laju respirasi buah-
Tabel 4. Kandungan vitamin C (asam askorbat) hasil panen komoditas Brassicaceae setelah
panen dan setelah masa simpan
Vitamin C (mg 10g-1sampel)
Komoditas o
Awal Suhu 25 C (Ruang) Suhu 5oC (Kulkas) Suhu -4oC (Freezer)
Kubis Merah 14.96 19.36 14.96 16.72
Selada crop 6.16 6.16 13.20 8.80
Brokoli 9.68 25.22 22.20 14.08
Bunga kol 7.04 12.32 11.44 9.68
Rerata 9.46 15.77 15.45 12.32
vitamin C akan mengalami penurunan degradasi klorofil yang relatif besar dengan
(Safaryani, 2007). kandungan klorofil yang mampu
Total klorofil dipertahankan berturut-turut sebesar 11% dan
Klorofil dikatakan sudah rusak jika 16% saja.Rendahnya kandungan pigmen
kadar klorofil turun hingga 50%.Data pada klorofil pada penyimpanan suhu ruang
Tabel 5 menunjukkan bahwa semakin rendah diduga karena suhu tersebut sudah dapat
suhu penyimpanan, maka kandungan klorofil mengurangi aktivitas enzim klorofilase yang
yang diamati setelah masa simpan semakin merusak klorofil. Penyimpanan pada suhu
besar nilainya. Penyimpanan pada ruang rendah dapat mengurangi aktivitas enzim
freezer mampu mempertahankan kandungan klorofilase sebanyak 50% dibandingkan
klorofil sebesar 68% dari nilai awal sebelum dengan penyimpanan pada suhu ruang. Suhu
perlakuan penyimpanan. Penyimpanan pada rendah dapat memperpanjang umur simpan
suhu ruang dan suhu kulkas menunjukkan klorofil pada sayuran (Rohmat, 2014).
Tabel 5. Kandungan total klorofil hasil panen komoditas Brassicaceae setelah panen dan
setelah masa simpan
Total Klorofil (µg g-1)
Komoditas
Awal Suhu 25oC (Ruang) Suhu 5oC (Kulkas) Suhu -4oC (Freezer)
Kubis merah 0.55 0.18 0.05 0.21
Selada crop 0.64 0.14 0.19 0.44
Brokoli 2.32 0.05 0.43 2.06
Bunga kol 0.83 0.10 0.04 0.23
Rerata 1.085 0.118 0.178 0.735
Warna menjadi indikator kesegaran perubahan warna dari hijau menjadi kuning
untuk komoditas sayuran, termasuk produk sampai merah (Johansyah, 2014).
panen Brassicaceae. Suhu penyimpanan Total karotenoid
sangat mempengaruhi tingkat kecerahan Susanto (1994) menyatakan bahwa
sehingga warna tetap bisa terjaga. Proses kandungan karotenoid akan meningkat pada
respirasi yang lebih cepat dapat permulaan senescene. Kandungan karotenoid
meningkatkan degradasi pigmen,sedangkan akan meningkat seiring dengan degradasi
penurunan laju respirasi menyebabkan klorofil pada jaringan sayuran. Total
pematangan dan perubahan warna terhambat. karotenoid setelah dilakukan pengujian dan
Konsentrasi O2 yang rendah dapat analisis memiliki nilai rata-rata pada
berpengaruh terhadap laju respirasi dan perlakuan awal sebesar 0.03 µg g-1.
oksidasi substrat menurun, pematangan Penyimpanan pada freezer memberikan nilai
tertunda dan sebagai akibatnya umur kandungan karotenoid yang terendah
komoditi menjadi lebih panjang, perombakan dibandingkan dengan perlakuan
klorofil tertunda dan produksi C2H4 rendah. penyimpanan yang lain, yang tercatat sebesar
Hilangnya warna hijau merupakan peralihan -0.03 µg g-1. Penyimpanan pada suhu yang
dari fungsi kloroplas ke kromoplas yang lebih tinggi memberikan hasil kandungan
mengandung pigmen karotenoid.Seiring karotenoid yang lebih besar pula, dimana
dengan lamanya masa simpan dan suhu ruang dan suhu kulkas berturut-turut
metabolisme yang terus berjalan, maka memberikan nilai sebesar 0.05 µg g-1dan
terjadi degradasi klorofil sehingga terjadi 0.0875 µg g-1.
Tabel 6. Kandungan total karotenoid hasil panen komoditas Brassicaceae setelah panen dan
setelah masa simpan
Total Karotenoid (µg g-1)
Komoditas o
Awal Suhu 25 C (Ruang) Suhu 5oC (Kulkas) Suhu -4oC (Freezer)
Kubis merah 0.08 0.06 0.05 0.03
Selada crop 0.08 0.02 0.10 0.16
Brokoli -0.13 0.10 0.18 -0.31
Bunga kol 0.09 0.02 0.02 0.00
Rerata 0.030 0.050 0.0875 -0.030
Korelasi perlakuan dan antar parameter karotenoid juga semakin rendah, begitu pula
Perlakuan variasi suhu penyimpanan sebaliknya. Hal ini menunjukkan bahwa suhu
memberikan pengaruh terhadap kualitas penyimpanan yang semakin rendah dapat
komoditas sayuran yang disimpan. Tabel 7 membantu menjaga kualitas dan kesegaran
menunjukkan bahwa suhu penyimpanan produk panen, khususnya Brassicaceae,
memberikan pengaruh yang paling besar dimana kandungan karotenoid yang menjadi
terhadap kandungan total karotenoid dengan penanda adanya degradasi klorofil sebagai
nilai korelasi positif. Artinya, semakin bentuk kemunduran kualitas sayur.
rendah suhu penyimpanan maka kandungan
Tabel 7. Nilai korelasi perlakuan suhu penyimpanan terhadap parameter kualitas hasil panen
komoditas Brassicaceae selama masa simpan setelah panen
Parameter pengamatan Nilai korelasi terhadap suhu penyimpanan
Kadar air 0.04
Susut bobot 0.69
Laju respirasi 0.87
Vitamin C 0.60
Total klorofil -0.18
Total karotenoid 0.98
Perlakuan suhu penyimpanan juga akan diikuti pula dengan turunnya laju
memberikan nilai korelasi yang cukup tinggi respirasi dari komoditas. Artinya bahwa
pada amatanlaju respirasi. Nilai ini perlakuan penurunan suhu penyimpanan
menunjukkan bahwa suhu penyimpanan efektif untuk menurunkan proses
memberikan pengaruh yang signifikan metabolisme jaringan dari komoditas
terhadap laju respirasi dari komoditas yang Brassicaceae, terutama laju respirasi, yang
diamati. Korelasi yang positif menunjukkan kemudian akan berpengaruh pada kualitas
bahwa semakin rendah suhu penyimpanan dan kesegaran produk.
Tabel 8. Nilai korelasi antar parameter dalam pengaruh perlakuan suhu penyimpanan terhadap
kualitas hasil panen komoditas Brassicaceae selama masa simpan setelah panen
Parameter Kadar Susut Laju Vitamin Total Total
pengamatan air bobot respirasi c klorofil karotenoid
Kadar air 1
Susut bobot 0.75 1
Laju respirasi -0.47 0.23 1
Vitamin C 0.82 0.99 0.11 1
Total klorofil 0.98 0.60 -0.64 0.69 1
Total karotenoid -0.15 0.54 0.94 0.43 -0.36 1
Tabel 8 menunjukkan bahwa susut yang cukup erat dengan kandungan klorofil,
bobot berhubungan sangat erat dengan vitamin C dan nilai susut bobot. Tingginya
kandungan vitamin C pada jaringan. Semakin nilai kadar air dalam jaringan akan diikuti
besar nilai susut bobot yang dihasilkan, maka pula dengan tingginya kandungan klorofil
semakin besar pula kandungan vitamin C yang teramati. Selain itu, kandungan vitamin
yang tercatat. Kadar air memiliki hubungan C dan nilai susut bobot juga akan meningkat.