Professional Documents
Culture Documents
Anindar Mitos Jawa
Anindar Mitos Jawa
Manusia
Abstract. Myth is something that is considered magical and polytheistic in the community.
Apart from the magical and polytheistic, the myth is still widely believed by the people of
Java and it makes sense to be used as a prevention of some diseases. People's habits in the
wrong way of eating and drinking unwittingly have an impact on human digestive health.
That way, the previous Javanese community used the Javanese myth as a tool to reduce the
bad habits of the people that interfere with human digestive health. The method used in this
study is a qualitative literature study method with a case study of the impact of myths on
human digestive health, especially the Javanese community who until now still believe in
Javanese myths. After doing research on Javanese myths that are rife among Javanese
people, it shows that Javanese myths have a good impact on the life patterns of Javanese
community activities. Mystery and mystical values that exist in Javanese myths attract
people's attention to know and think about the meaning of these myths. Through the
Javanese myth, health science that sounds serious and boring becomes an activity that
people unconsciously do in their daily lives and prevents people from health problems.
Thus, the Javanese myth that still prevails among the Javanese community is one effective
way to prevent people from behaving wrongly which causes disruption to human digestive
health..
1. Pendahuluan
Perilaku manusia selalu memiliki sifat baik dan buruk. Adapun perilaku baik yang seharusnya dijaga
dan dipertahankan dalam menjalani kehidupan, sedangkan perilaku yang buruk sejatinya adalah
suatu hal yang sulit untuk dihilangkan dan menjadi tugas yang harus diperbaiki setiap manusia
dengan cara yang berbeda-beda setiap manusia. Berbicara mengenai penanganan perilaku buruk,
masyarakat jawa memiliki cara tersendiri dalam mengubah kebiasaan buruk manusia, khususnya
masyarakat jawa, untuk meninggalkan kebiasaan buruk dengan mengunakan mitos jawa.
Suatu kepercayaan masyarakat yang berisi larangan-larangan dan biasanya memiliki makna
tertentu di setiap mitosnya. Mitos sendiri adalah imajinasi manusia yang berisi gambaran mengenai
misteri dan mistis sebagai pesan yang disampaikan kepada masyarakat. (Roland Barthes) mitos
diartikan sebagai tuturan mitologis bukan saja berbentuk tuturan oral, tetapi tuturan yang dapat
berbentuk tulisan, fotografi, film, laporan ilmiah, olah raga, pertunjukan, iklan, lukisan, pada
dasarnya adalah semua yang mempunyai modus representasi dan mempunyai arti (meaning) yang
belum tentu bisa ditangkap secara langsung, misal untuk menangkap arti sebuah lukisan diperlukan
interpretasi.
Masyarakat jawa merupakan salah satu masyarakat yang sampai saat ini masih mempercayai mitos
karena dengan melalui mitos ini, sebuah pesan terselubung yang ada dalam mitos tersampaikan
dengan baik walaupun mitos terdengar aneh dan mustahil. Menurut orang tua terdahulu, dalam
penyampaian larangan keburukan melalui mitos yang berbau misteri dan mistis dianggap lebih
manjur dan dipercaya karena mitos terdengar mengerikan. Nilai-nilai yang terkandung dalam mitos
jawa bertujuan untuk mengatur dan mencegah keburukan dari segi kesehatan, kesopanan, dan
sebagainya.
Dalam kehidupan nyata, banyak tingkah laku manusia yang dilakukan hanya atas dasar “suka” dan
melupakan kesehatan diri masing-masing. Dalam lingkup kesehatan, masyarakat paham bahwa makan
dan minum sambil berdiri, berjalan, berbaring itu tidak baik bagi kesehatan tubuh. Namun, atas dasar
“suka” atau merasa “bodo amat”, masyarakat tetap melakukan aktivitas tersebut. Atas hal tersebut,
nenek moyang zaman dahulu mengggunakan mitos sebagai alat untuk mengatasi permasalahan
tersebut. Dalam permasalahan ini, nenek moyang menyangkut pautkan aktivitas tersebut dengan hal
yang berbau misteri dan mistis sehingga masyarakat jawa, khususnya anak-anak merasa takut dan
menghindari aktivitas tersebut dan secara tersirat mereka mengurangi faktor bahaya yang terjadi
dalam tubuhnya.
Sebagai sarana pencegahan permasalahan dalam percernaan manusia, mitos digunakan
sebagai salah satu cara yang efektif di luar konsep keilmuan yang mana pesan dari mitos
tersampaikan secara tersirat secara nalar manusia.
2. Metode
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian studi literatur kualitatif. Pada
dasarnya penelitian kualitatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk memahami kejadian yang
dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi dan tindakan, secara holistic
dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang
alamiah dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moleong, 2014). Peneliti ingin
menggambarkan atau menjabarkan fakta-fakta mengenai pesan tersirat yang ada pada suatu mitos
jawa. Metode pengumpulan data yang digunakan peneliti yaitu metode literasi.
4. Simpulan
Entah disadari atau tidak, mitos jawa memiliki nilai positif dibalik hal misterinya. Mitos
jawa juga diidentikkan dengan larangan untuk anak-anak karena masa anak-anak adalah masa yang
paling diingat dalam hidup seseorang. Pengalaman pada masa anak-anak selalu tersimpan di dalam
pikiran dan menjadi pengingat otomatis bagi diri masing-masing. Mitos jawa yang dijelaskan dalam
pembahasan adalah sebuah kalimat larangan untuk berperilaku buruk yang terdengar fiktif dan
mustahil terjadi dalam dunia nyata. Namun, jika dipndang dari sisi kesehatan pesan tersirat yang
ada dalam mitos jawa sejalan dengan perilaku baik yang mencegah gangguan kesehatan manusia
khususnya pada organ pencernaan. Penegasan ulang diibaratkan dalam mitos pertama, pesan yang
disampaikan adalah larangan untuk makan dengan keadaan berbaring yang apabila dijelaskan dari
segi kesehatan akan masuk akal mengapa makan sambil berbaring dilarang, hal tersebut tentu saja
disebabkan oleh ganguan kesehatan pencernaan manusia dalam posisi berbaring. Makanan yang
tercerna dalam tubuh manusia pada saat berbaring tidak akan berlangsung secara maksimal.
5. Daftar Pustaka
Moleong, L. J. (2014). Metodologi Penelitian Kualitatif edisi revisi Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Offset. ISBN 979-514-051-5.
Roland Barthes, R. G. (1972). Mythologies. New York: Noonday Press.
Ariska. (2018). Perilaku Etika Makan dan Minum sesuai Sunna. HUBUNGAN PENGETAHUAN SISWA
PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI DAN HADIST TERHADAP ETIKA MAKAN DAN MINUM
SESUAI SUNNAH DI SMA ISLAM AL-FALAH ABU LAM U.
SAPIE, M. J. (2017). KONSEP POLA MAKAN SEHAT DALAM PERSPEKTIF HADIS DALAM
KITAB MUSNAD AHMAD ( Studi Analisis Kritik Sanad dan Matan ).
Anggita, N. (2012). Hubungan Faktor Konsumsi dan Karakteristik Individu dengan Persepsi Gangguan
Lambung pada Mahasiswa Penderita Gangguan Lambung di Pusat Kesehatan Mahasiswa (PKM)
Universitas Indonesia tahun UNIVERSITAS INDONESIA TAHUN 2011.
Sohrah. 2016. “Etika Makan dan Minum dalam Pandangan Syariah”. Jurnal AlDaulah. Vol. 5, No. 1.