You are on page 1of 8

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

HUBUNGAN ASUPAN ZAT BESI, ASAM FOLAT, VITAMIN B12 DAN


VITAMIN C DENGAN KADAR HEMOGLOBIN SISWA DI
SMP NEGERI 2 TAWANGHARJO KABUPATEN GROBOGAN

Arenda Reka Narima Saptyasih*), Laksmi Widajanti**), S.A. Nugraheni*)


*)
Mahasiswa Peminatan Gizi Kesehatan Masyarakat, FKM UNDIP Semarang
**)
Dosen Peminatan Gizi Kesehatan Masyarakat, FKM UNDIP Semarang
Email : arenda.reka@yahoo.co.id

Abstract : Anemia is a decrease in the number of red cell mass or hemoglobin


mass that it can not fulfill its function is to carry oxygen in sufficient quantities to
peripheral tissues. Disruption of the formation of red blood cells can be caused by
food consumed less containing nutrients, especially essential nutrients such as
iron, folic acid, vitamin B12, protein and vitamin C. Prevalence of Anemia in
Grobogan District in 2015 amounted to 30.9%. This study aimed to analyze the
relationship between the intake of iron, folic acid, vitamin B12 and vitamin C with
hemoglobin levels of students in Junior High School 2 Tawangharjo Grobogan
District. Type used observational research with cross-sectional approach. The
data collection is done with recall 24 hours over two days in a row and
hemoglobin content value obtained from venous blood sampling method Sahli
and corrected by the method Sianmethemoglobin. The total sample of 70
samples were taken using stratified random sampling is done randomly by lottery.
The correlation test used is the Spearman rank correlation. The results showed
that the intake of iron, folic acid, vitamin B12 and vitamin C intake of the majority
of research subjects including less category. 67.1% iron intake, intake of folic
acid 77.1%, 65.7% intake of vitamin B12, vitamin C intake as much as 52.9% and
75.7% suffering from anemia. The result of the correlation intake of iron, folic
acid, vitamin B12 with hemoglobin levels obtained value of p <0.05 and correlation
of test results vitamin C content of hemoglobin obtained value of p> 0.05. There
is a relationship intake of iron, folic acid, vitamin B12 with hemoglobin levels of
students in Junior High School 2 Tawangharjo Grobogan District. And there was
no association of vitamin C intake with hemoglobin levels of students in Junior
High School 2 Tawangharjo Grobogan District.

Keywords: Iron, Folic Acid, Vitamin B12, Vitamin C, Hemoglobin Levels, Junior
High School Students

PENDAHULUAN
Keberhasilan pembangunan penting sebagai sumberdaya manusia
suatu bangsa ditentukan oleh bagi keberhasilan pembangunan
ketersediaan sumberdaya manusia bangsa. Masalah-masalah kesehatan
(SDM) yang berkualitas, yaitu SDM yang dihadapi bangsa Indonesia
yang memiliki fisik yang tangguh, sekarang ini masih tingginya angka
mental yang kuat, kesehatan yang kematian ibu dan bayi, penyakit
prima, serta cerdas.1 Anak sekolah infeksi, penyakit degeneratif dan
merupakan aset negara yang sangat masalah gizi. Masalah gizi dan

521
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

pangan merupakan masalah yang darah merah. Padahal umur sel darah
mendasar karena secara langsung merah di dalam darah harus selalu
menentukan kualitas sumberdaya dipertahankan cukup banyak.
manusia serta dapat meningkatkan Terganggunya pembentukan sel
derajat kesehatan. Empat masalah darah merah bisa disebabkan
gizi utama di Indonesia yang belum makanan yang dikonsumsi kurang
teratasi, salah satunya adalah mengandung zat gizi terutama zat-zat
2
anemia. Anemia didefinisikan sebagai gizi penting seperti besi, asam folat,
penurunan jumlah massa eritrosit (red vitamin B12, protein, vitamin C dan zat
cell mass) atau massa hemoglobin gizi penting lainnya.8
sehingga tidak dapat memenuhi Keanekaragaman konsumsi makanan
fungsinya untuk membawa oksigen berperan penting dalam membantu
dalam jumlah yang cukup ke jaringan meningkatkan penyerapan zat besi di
perifer.3 dalam tubuh. Absorpsi besi yang
Berdasarkan nilai rujukan efektif dan efisien memerlukan
Riskesdas Tahun 2013 proporsi suasana asam dan adanya reduktor,
anemia menurut umur, jenis kelamin, seperti vitamin C. Sifat yang dimiliki
dan tempat tinggal jumlah penderita vitamin C adalah sebagai promotor
anemia umur 5-14 tahun adalah terhadap absorpsi besi dengan cara
26,4%, jumlah penderita jenis kelamin mereduksi besi ferri menjadi ferro.9
laki-laki adalah 18,4%, jenis kelamin Munculnya permasalahan
perempuan 23,9%, jumlah penderita seperti yang telah di uraikan, penulis
yang tinggal di perkotaan 20,6%, tertarik untuk melakukan suatu
pedesaan 22,8%, sedangkan jumlah penelitian mengenai hubungan
penderita anemia di Indonesia asupan zat besi, asam folat, vitamin
mencapai 21,7%.4 Dari semua B12 dan vitamin C dengan kadar
kelompok umur tersebut, wanita hemoglobin siswa. Berdasarkan
mempunyai resiko paling tinggi untuk uraian tersebut judul yang di pilih
menderita anemia terutama remaja dalam mengadakan penelitian ini
putri.5 Anemia merupakan salah satu adalah “Hubungan Asupan Zat Besi,
masalah kesehatan yang mendunia Asam Folat, Vitamin B12 dan Vitamin
dan memiliki prevalensi yang tinggi di C dengan Kadar Hemoglobin Siswa di
berbagai negara di seluruh dunia. Gizi SMP Negeri 2 Tawangharjo
merupakan salah satu faktor yang Kabupaten Grobogan”.
mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan anak, sehingga METODE PENELITIAN
makanan yang dikonsumsi akan Penelitian ini merupakan
mempengaruhi keadaan gizi, penelitian kuantitatif dengan jenis
kesehatan, kecerdasan, ketahanan penelitian observasional melalui
fisik dan produktivitas.6 Keadaan gizi pendekatan cross sectional. Teknik
merupakan akibat dari keseimbangan pengambilan sampel adalah simple
antara konsumsi dan penyerapan zat random sampling dengan metode
gizi serta penggunaan zat-zat gizi proportional random sampling.
tersebut, atau keadaan fisiologik Sampel berjumlah 70 siswa.
akibat dari tersedianya zat gizi dalam Variabel yang digunakan
seluler tubuh.7 dalam penelitian ini adalah variabel
Asupan zat gizi berperan bebas (asupan zat besi, asam folat,
dalam pembentukan sel darah merah. vitamin B12, vitamin C) dan variabel
Asupan zat gizi yang tidak mencukupi terikat adalah kadar hemoglobin.
dapat mengganggu pembentukan sel Pengambilan data dilakukan dengan

522
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

kuesioner dan food recall 2x24 jam Normal 17 24,3


berturut-turut. Analisis data dilakukan Anemia 53 75,7
secara univariat dan bivariat Total 70 100
menggunakan uji korelasi Rank Berdasarkan Tabel 1 dapat
Spearman. dilihat bahwa hasil pemeriksaan
kadar hemoglobin dari 70
HASIL DAN PEMBAHASAN responden terdapat 53 responden
1. Gambaran Lokasi Penelitian (75,7%) yang menderita anemia,
SMP Negeri 2 sedangkan sebanyak 17
Tawangharjo berdomisili di desa responden (24,3%) dengan kadar
Godan, kecamatan Tawangharjo, hemoglobin normal atau tidak
kabupaten Grobogan. Luas tanah anemia.
sekitar 9990 m2, sedangkan luas c. Kategori Tingkat Kecukupan
bangunan 1525 m2. SMP Negeri 2 Zat Besi
Tawangharjo dikategorikan Tabel 2 Distribusi Frekuensi
sebagai calon sekolah standar Asupan Kategori Tingkat
nasional pada tahun pelajaran Kecukupan Zat Besi Siswa
2008/2009 dan sejak tahun Kecukupan
pelajaran 2009/2010 berstatus N (%)
Zat Besi
sebagai sekolah standar nasional. Cukup 23 32,9
Kondisi sosial ekonomi dari orang Kurang 47 67,1
tua siswa sebagian besar dari
golongan menengah ke bawah. Total 70 100
Berdasarkan Tabel 2
2. Analisis Univariat menunjukkan bahwa dari 70
a. Karakteristik Responden responden sebagian besar
Dari 70 responden yang memiliki asupan zat besi dengan
tergolong umur 12 tahun kategori cukup (32,9%),
sebanyak 14 orang (20%), umur sedangkan asupan zat besi
13 tahun sebanyak 31 orang dengan kategori kurang (67,1%).
(44,3%), umur 14 tahun sebanyak d. Kategori Tingkat Kecukupan
21 orang (30%), dan paling sedikit Asam Folat
umur ≥ 15 tahun yaitu 4 orang Tabel 3 Distribusi Frekuensi
(5,7%). Berdasarkan jenis kelamin Kategori Tingkat Kecukupan Asam
dari 70 responden, siswi Folat Siswa
perempuan lebih banyak yaitu 54 Kecukupan
N (%)
responden (78,6%) daripada Asam Folat
siswa laki-laki yaitu sebanyak 16 Cukup 16 22,9
responden (21,4%). Rata-rata Kurang 54 77,1
umur responden yaitu 13,21±0,83 Total 70 100
tahun. Berdasarkan Tabel 3
b. Kadar Hemoglobin menunjukkan bahwa dari 70
Tabel 1 Distribusi Frekuensi responden sebagian besar memiliki
Kategori Kadar Hemoglobin (g/dL) asupan asam folat dengan kategori
Siswa di SMP Negeri 2 cukup (22,9%), sedangkan asupan
Tawangharjo Kabupaten asam folat dengan kategori kurang
Grobogan (77,1%).
Kadar Jumlah e. Kategori Tingkat Asupan Vitamin
Hemoglobin Responden B12
(g/dL) n (orang) %

523
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Tabel 4 Distribusi frekuensi Kategori


Tingkat Kecukupan Vitamin B12
Kecukupan
N (%)
Vitamin B12
Cukup 24 34,3
Kurang 46 65,7
Total 70 100
Berdasarkan Tabel 4
menunjukkan bahwa dari 70
responden sebagian besar memiliki
asupan vitamin B12 dengan kategori
cukup (34,3%), sedangkan asupan
vitamin B12 dengan kategori kurang
(65,7%).
f. Kategori Tingkat Asupan Vitamin Hasil analisis statistik dengan
C menggunakan uji korelasi Rank
Tabel 5 Distribusi Frekuensi Spearman pada penelitian ini
Kategori Tingkat Kecukupan Vitamin diperoleh nilai p value 0,000 (p<0,05)
C Siswa menunjukkan bahwa terdapat
Kecukupan hubungan yang signifikan antara
N (%)
Vitamin C asupan zat besi dengan kadar
Cukup 33 47,1 hemoglobin sehingga hipotesis nol
Kurang 37 52,9 (H0) ditolak. Koefisien korelasi (ρ) =
Total 70 100 0,544 dapat diintepretasikan bahwa
Berdasarkan Tabel 5 kekuatan hubungan antara asupan
menunjukkan bahwa dari 70 zat besi dengan kadar hemoglobin
responden sebagian besar memiliki siswa SMP sedang dengan arah
asupan vitamin C dengan kategori korelasi positif. Korelasi positif
cukup (47,1%), sedangkan asupan menunjukkan bahwa semakin banyak
vitamin C dengan kategori kurang asupan zat besi siswa maka semakin
(52,9%). tinggi kadar hemoglobin siswa, begitu
sebaliknya.
3. Analisis Bivariat Simpanan besi yang cukup
a. Hubungan Asupan Zat Besi akan memenuhi kebutuhan untuk
dengan Kadar Hemoglobin pembentukan sel darah merah dalam
sumsum tulang. Jumlah simpanan
besi berkurang dan asupan Fe yang
dikonsumsi rendah menyebabkan
keseimbangan besi dalam tubuh
terganggu, akibatnya kadar
hemoglobin turun di bawah nilai
normal sehingga terjadi anemia gizi
besi. Anemia gizi besi ditunjukkan
dengan penurunan kadar hemoglobin
dan feritin dalam plasma.10
Penelitian ini juga sejalan
dengan penelitian yang terdahulu,
berdasarkan hasil penelitian
menunjukkan bahwa asupan besi

524
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

mempunyai hubungan yang megalocytes atau megaloblasts di


bermakna dengan kejadian anemia sumsum tulang.12
pada murid sekolah dasar di Hal ini juga tidak sejalan
Kabupaten Bolaang Mongondow dengan penelitian terdahulu, bahwa
Utara. 11 zat-zat yang diperlukan oleh sumsum
b. Hubungan Asupan Asam Folat tulang untuk pembentukan
dengan Kadar Hemoglobin hemoglobin antara lain: logam (besi,
mangan, kobalt, seng, tembaga) ,
vitamin (B12, B6, C, E, asam folat,
tiamin, riboflavin, asam pantotenat),
protein, dan hormon (eritropoetin,
androgen, tiroksin). Produksi sel
darah merah juga dapat terganggu
karena pencernaan tidak berfungsi
dengan baik (malabsorbsi) atau
kelainan lambung sehingga zat-zat
gizi penting tidak dapat diserap,
apabila hal ini berlangsung lama
maka tubuh akan mengalami
anemia.13
c. Hubungan Asupan Vitamin B12
Hasil analisis statistik dengan dengan Kadar Hemoglobin
menggunakan uji korelasi Rank
Spearman pada penelitian ini
diperoleh nilai p value 0,000 (p<0,05)
menunjukkan bahwa terdapat
hubungan yang signifikan antara
asupan zat besi dengan kadar
hemoglobin sehingga hipotesis nol
(H0) ditolak. Koefisien korelasi (ρ) =
0,621 dapat diintepretasikan bahwa
kekuatan hubungan antara asupan
asam folat dengan kadar hemoglobin
siswa SMP kuat dengan arah korelasi
positif. Korelasi positif menunjukkan
bahwa semakin banyak asupan asam
folat siswa maka semakin tinggi kadar Hasil analisis statistik dengan
hemoglobin siswa, begitu sebaliknya. menggunakan uji korelasi Rank
Folat juga disebut asam folat Spearman pada penelitian ini
yang diperlukan untuk pembentukan diperoleh nilai p value 0,000 (p<0,05)
sel darah merah dan pertumbuhan. menunjukkan bahwa terdapat
Asam folat dapat diperoleh dengan hubungan yang signifikan antara
mengkonsumsi sayuran berdaun hijau asupan zat besi dengan kadar
dan hati. Karena folat tidak disimpan hemoglobin sehingga hipotesis nol
dalam tubuh dalam jumlah besar, (H0) ditolak. Koefisien korelasi (ρ) =
maka perlu untuk mendapatkan 0,409 dapat diintepretasikan bahwa
pasokan vitamin ini terus-menerus kekuatan hubungan antara asupan
melalui diet untuk mempertahankan vitamin B12 dengan kadar hemoglobin
tingkat normal. Pada anemia siswa SMP sedang dengan arah
defisiensi folat, sel-sel darah merah korelasi positif. Korelasi positif
normal besar. Sel-sel besar disebut menunjukkan bahwa semakin banyak

525
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

asupan vitamin B12 siswa maka Hasil analisis statistik dengan


semakin tinggi kadar hemoglobin menggunakan uji korelasi Rank
siswa, begitu sebaliknya. Spearman pada penelitian ini
Hal ini disebabkan kurangnya dalam diperoleh nilai p value 0,185 (p>0,05)
mengkonsumsi makanan sumber menunjukkan bahwa tidak ada
vitamin B12 yang baik (hati, daging, hubungan yang signifikan antara
udang, dan kerang) dan makanan asupan vitamin C dengan kadar
yang dikonsumsi memiliki daya hemoglobin sehingga hipotesis nol
absorpsi besi rendah, sehingga (H0) diterima.
asupan besi dalam tubuh tidak terlalu Vitamin C merupakan unsur
banyak. Penyebab anemia bukan esensial yang sangat dibutuhkan
hanya di sebabkan oleh masukan zat tubuh untuk pembentukan sel-sel
gizi yang kurang. Apabila masukan darah merah. Vitamin C menghambat
zat gizi cukup tetapi dalam proses pembentukan hemosiderin yang sukar
produksi sel darah merah terganggu dimobilisasi untuk membebaskan besi
karena tidak berfungsinya pencernaan bila diperlukan. Adanya vitamin C
dengan baik atau kelainan lambung dalam makanan yang dikonsumsi
sehingga zat-zat gizi yang penting akan memberikan suasana asam
tidak dapat di serap dan terbuang sehingga memudahkan reduksi zat
bersama kotoran, maka lama besi ferri menjadi ferro yang lebih
kelamaan tubuh akan mengalami mudah diserap usus halus. Absorpsi
anemia.14 zat besi dalam bentuk non heme
Hasil penelitian ini tidak meningkat empat kali lipat bila ada
sejalan dengan penelitian terdahulu vitamin C.10
yang menyatakan bahwa tidak ada
hubungan yang bermakna antara Hasil penelitian ini sejalan
asupan vitamin B12 dengan anemia dengan penelitian terdahulu yang
pada wanita prakonsepsi di menyatakan bahwa tidak ada
Kecamatan Ujung Tanah dan hubungan yang signifikan antara
Kecamatan Biringkanaya Kota asupan vitamin C terhadap kadar
Makassar Tahun 2013. 15 hemoglobin pada Remaja Putri di
SMPN 01 Tasikmadu. 16
d. Hubungan Asupan Vitamin C
dengan Kadar Hemoglobin KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
a. Dari hasil pemeriksaan kadar
hemoglobin sebanyak 70
responden sebagian besar
mengalami anemia yaitu 53
orang (75,7%) dengan rata-
rata kadar

526
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

hemoglobin yang dimiliki Negeri 2 Tawangharjo


responden sebesar 10,72 Kabupaten Grobogan, nilai p
g/dL. value 0,185 (p>0,05).
a. Asupan zat besi responden b. Saran
sebagian besar dalam kategori a. Bagi Orang tua
kurang yaitu 67,1%. Rata-rata Orang tua anak perlu
asupan zat besi yang meningkatkan pengawasan
dikonsumsi responden terhadap pola makan anak
sebesar 10,46 mg/hari. untuk meningkatkan status gizi
b. Asupan asam folat responden anak yang optimal.
sebagian besar dalam kategori b. Bagi Instansi Terkait
kurang yaitu 77,1%. Rata-rata Diharapkan bagi Dinas
asupan asam folat yang Kesehatan Kabupaten
dikonsumsi responden Grobogan dan Puskesmas
sebesar 180,13 µg/hari. Tawangharjo untuk lebih
c. Asupan vitamin B12 responden meningkatkan penyuluhan
sebagian besar dalam kategori mengenai anemia dan
kurang yaitu 65,7%. Rata-rata menghimbau kepada siswa
asupan vitamin B12 yang untuk melakukan sarapan pagi
dikonsumsi responden setiap hari agar angka
sebesar 1,47 µg/hari. kejadian anemia remaja yang
d. Asupan vitamin C responden cukup tinggi dapat
sebagian besar dalam kategori ditanggulangi.
kurang yaitu 52,9%. Rata-rata c. Bagi Siswa SMP
asupan vitamin C yang Bagi siswa siswi
dikonsumsi responden diharapkan untuk dapat lebih
sebesar 47,09 mg/hari. menjaga pola makan yang
e. Ada hubungan asupan zat baik dan perlu untuk
besi dengan kadar hemoglobin meningkatkan asupan zat gizi
siswa di SMP Negeri 2 (zat besi, asam folat, vitamin
Tawangharjo Kabupaten B12 dan vitamin C) bagi siswa
Grobogan, p value 0,000 yang konsumsi zat gizinya
(p<0,05) dan koefisien korelasi kurang sehingga memenuhi
(ρ) = 0,544. angka kecukupan gizi yang
f. Ada hubungan asupan asam dianjurkan, baik dari segi
folat dengan kadar hemoglobin kualitas maupun kuantitas
siswa di SMP Negeri 2 untuk bisa diterapkan di rumah
Tawangharjo Kabupaten maupun di sekolah.
Grobogan, p value 0,000
(p<0,05) dan koefisien korelasi DAFTAR PUSTAKA
(ρ) = 0,621. 1. [BKKBN]. Keluarga Berencana
g. Ada hubungan asupan vitamin dan Kontrasepsi. Cetakan ke-5.
B12 dengan kadar hemoglobin Jakarta. Pustaka sinar harapan.
siswa di SMP Negeri 2 2007.
Tawangharjo Kabupaten 2. Tarwoto, NS. Buku Saku Anemia
Grobogan, p value 0,000 pada Ibu Hamil, kosep dan
(p<0,05) dan koefisien korelasi penatalaksanaan. Jakarta :Trans
(ρ) = 0,409. Info Media: 2007.
h. Tidak ada hubungan asupan 3. Bakta, I Made. Hematologi Klinis
vitamin C dengan kadar Ringkasan. Jakarta: EGC. 2007.
hemoglobin siswa di SMP

527
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

4. Riskesdas RI. Penyajian Pokok- Utara. Ejournal Keperawatan (e-


pokok Hasil Riset Kesehatan Kp). 2013.
Dasar 2013. Badan Penelitian dan 12. Proverawati, A. Anemia dan
Pengembangan Kesehatan Anemia Kehamilan, Yogyakarta,
Departemen Kesehatan RI: Nuha Medika. 2011.
Jakarta; 2013 13. Muwakhidah. Efek Suplementasi
5. Isniati. Efek Suplementasi Tablet Fe, Asam Folat dan Vitamin B12
Fe+Obat Cacing Terhadap Kadar Terhadap Peningkatan Kadar
Hemoglobin Remaja Yang Anemia Haemoglobin pada Pekerja
Di Pondok Pesantren Tarbiyah Wanita di Kabupaten Sukoharjo,
Islamiyah Pasir Kec. IV Angkat Tesis Program Studi Magister
Candung tahu 2008. Jurnal Sains Epidemiologi. Pasca Sarjana.
Teknologi Far. 12(2) 2007. UNDIP Semarang. 2009.
Fakultas Kedokteran Universitas 14. Raharjo Bejo. Beberapa Faktor
Andalas. 2007. Resiko yang Berhubungan dengan
6. Departemen Kesehatan RI. Kejadian Anemia pada Pekerja
Pedoman Perbaikan Gizi Anak Perempuan di Kelurahan Jetis,
Sekolah Dasar dan Madrasah Kecamatan Sukoharjo. Tesis.
Ibtidaiyah. Jakarta. Direktorat Magister Ilmu Kesehatan
Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat. Program Pasca
Masyarakat. Direktorat Gizi Serjana. Universitas Diponegoro.
Masyarakat. 2005. Semarang. 2003.
7. Gibson, R. Principles of Nutrional 15. Kurniati. Hubungan Asupan Zat
Assesment. Oxford Univercity. Gizi Dengan Kejadian Anemia
New York. 2005. Pada Wanita Prakonsepsi Di
8. Zarianis. The effect of iron-vitamin Kecamatan Ujung Tanah Dan
c and vitamin c supplementation Kecamatan Biringkanaya Kota
on hemoglobin level of anemic Makassar Tahun 2013. Skripsi
elementary school children at Bagian Gizi. Fakultas Kesehatan
sayung subdistrict demak district. Masyarakat. Makassar:
(Tesis) Prodi S2 Gizi Masyarakat. Universitas Hasanudin. 2013.
Program Pascasarjana. 16. Wedayanti, Ratih Ayu. Hubungan
Universitas Diponegoro. Asupan Zat Gizi (Protein, Zat Besi,
Semarang. 2006. Vitamin C) dan Lama Menstruasi
9. Gallagher ML. The Nutrients and terhadap Kadar Hemoglobin pada
Their Metabolism. In: Mahan LK, Remaja Putri di SMPN 01
Escott- Stump S. Krause’s Food, Tasikmadu. Karya Tulis Ilmiah.
Nutrition, and Diet Therapy. 12 th Program Studi Ilmu Gizi. Fakultas
edition. Philadelphia: Saunders; Ilmu Kesehatan. Surakarta:
2008. Universitas Muhammadiyah. 2015.
10. Adriani, M, dan Wirjatmadi, B.
Pengantar Gizi Masyarakat.
Kencana Prenada Media Group,
Indonesia. 2012.
11. Ariffin, S. Mayulu, N. dan Rottie, J.
Hubungan Asupan Zat Gizi
Dengan Kejadian Anemia Pada
Anak Sekolah Dasar Di
Kabupaten Bolaang Mongondow

528

You might also like