Professional Documents
Culture Documents
627 1401 1 SM
627 1401 1 SM
Abstract
Radiocarbon dating method is applied to date samples which are not exceeding 50.000 years in age
(Quaternary). Dateable samples in this method include charred wood, organic matters contents of clay, coral,
limestone (e.g. stalagmite), and molluscs. In the laboratory procedure, a modern carbon standard called the
Reference Material 4990C Oxalic Acid is required as a correlation factor for the active carbon that was contained
within the samples during their life time. At present, the reference carbon standard is produced by the
international company called the National Bureau Standard (NBS).To obtain the material, it is procedurally difficult
as well as costly. To overcome this problem therefore, an effort has been made to find a local reference material
as a substitute. This work is carried out as an in house research of the Radiocarbon Laboratory of the Geological
Survey Institute (GSI). This research work is conducted in order to reduce the dependence of the laboratory upon
the NBS, considering that both internal and external requests for radiocarbon dating services tend to be
increasing from time to time. For the abovementioned purpose, a long run research work is underway for which a
locally produced sugar cane has been selected as the basic raw material. It is hoped that that the result will meet
our requirement of carbon standard reference material in the routine dating activities of the radiocarbon
Laboratory of the Geological Survey Institute.
sifat fisik asam oksalat tidak berbau, berbentuk Perbandingan aktivitas karbon-14 dalam SRM
kristal putih higroskopik, kristalnya berbentuk 4990C untuk dibandingkan dengan bahan lama
ortorombik dengan geometri okta hedral atau juga diukur oleh sembilan dari ketiga belas
bipiramid. laboratorium radiokarbon. Nilai rata-rata untuk
Dari proses pembuatan sampai terbentuk semua nilai data yang dihasilkan yaitu 95% dari
asam oksalat , sebenarnya standar ini tidak jauh aktivitas standar asam oksalat yang
beda dengan gula yang mempunyai rumus C12 direkomendasikan oleh Badan Standar Nasional
H22 O11, terdapat tiga unsur pembentukan utama U.S. pada Konferensi Groningen Radiokarbon
yaitu C, H dan O, hanya berbeda dalam jumlah tahun 1959 sedangkan untuk berat rata-rata
atom. Secara teoritis gula pasir yang berasal dari yang dihasilkan dengan menggunakan metode
tanaman tebu dapat dipertimbangkan untuk Paule dan Mandel yaitu sebesar 1,2931 (Taylor,
dijadikan standar modern Carbon pada 1992).
penentuan umur suatu bahan dengan Metode
Radiokarbon. 2.2 Dead Carbon
Gula termasuk ke dalam golongan Dead carbon adalah suatu material yang
karbohidrat yang merupakan hasil alam yang dianggap tidak memberikan aktivitas radioaktif
banyak terdapat pada tumbuhan yang diperoleh atau aktivitasnya mendekati nol dan digunakan
dari hasil fotosintesis. Prosesnya adalah sebagai koreksi terhadap sinar kosmik atmosfer
mengubah karbon dioksida (CO2) menjadi yang terhitung oleh alat pencacah proporsional.
karbohidrat yaitu dalam bentuk selulosa Material yang dapat dijadikan sebagai dead
(monosakarida dan polisakarida), pati (amilum) carbon diantaranya batu bara, lignit, karbonat
dan gula-gula lainnya. Pati adalah bentuk utama tua, marmer, antrasit, dan kayu rawa (Taylor,
penyimpanan karbohidrat yang digunakan 1992).
sebagai sumber makanan dan energi.
Salah satu material yang dapat dijadikan
CO2 + H2O (C6H12O6)n + O2 sebagai dead carbon adalah marmer. Marmer
Tanaman tebu dan bit menghasilkan berasal dari proses fosilisasi organisme hidup
sukrosa yang dapat dikristalkan menjadi gula yang mengandung karbon-14 pada jaringannya.
putih yaitu gula yang kita kenal sehari-hari. Namun sejalan dengan fosilisasi, peluruhan
Selain berasal dari tanaman, terdapat juga gula karbon-14 yang berlangsung, diperhitungkan
sintesis yaitu sakarin yang ditemukan pertama bahwa kandungan karbon-14 menjadi nol. Oleh
kali pada tahun 1879. karena itu, marmer tersebut disebut sebagai
Pabrik gula di Indonesia pada umumnya dead carbon (Faure, 1977).
memproduksi gula yang berasal dari tebu Marmer atau batu pualam adalah batuan
dengan cara mengekstraksi sukrosa yang karbonat yang umumnya tersusun atas kalsit
terdapat di dalam tebu dan dikristalkan. (CaCO3), magnesit (MgCO3), atau dolomit
Kandungan energi dalam gula pada umumnya (CaMg(CO3)2). Unsur atau mineral lain dapat
sebesar 3,52 kal/g dan densitinya adalah 1,6 pula terkandung pada marmer dalam jumlah
g/cm3 sedikit, seperti besi karbonat, kalsium sulfat,
mangan karbonat, dan lain-lain (Faure, 1977).
2.1 Asam Oksalat sebagai Standar Modern Marmer merupakan mineral karbonat yang
Karbon pembentukannya melalui proses sedimentasi
biogenik atau kimiawi. Selanjutnya, karena
Penggunaan standar modern karbon dalam
pengaruh tekanan dan suhu tinggi dalam selang
pengukuran aktivitas karbon-14 adalah untuk
waktu yang cukup lama, mineral karbonat
menggambarkan aktivitas radioaktif contoh.
tersebut mengalami metamorfosis. Kristal
Standar modern karbon yang biasa digunakan
marmer berbutir sangat halus dan padat,
dalam pengukuran aktivitas karbon-14 adalah
sehingga dapat diampelas mengkilap. Semua
asam oksalat. Asam oksalat dalam bidang
jenis marmer tahan terhadap zat asam dan
geologi digunakan sebagai standar referensi
cuaca daerah tropik (Faure, 1977).
material (SRM) untuk penentuan umur karbon-14
yang merupakan hasil preparasi fermentasi Metode radiokarbon terhadap marmer
dengan sirup gula bit Prancis pada musim semi menunjukkan masih adanya radioaktivitas
1977. Hasil perbandingan spektrofotometri karbon-14. Dengan demikian, maka diduga
massa karbon-13 ke karbon-12 serta radioaktivitas karbon-14 dari fosil-fosil
perbandingan standar untuk penentuan umur menyimpang sebesar harga radioaktivitas
karbon-14 dalam bahan ini dilakukan dengan karbon-14 marmer tersebut. Atas dasar itulah
tahapan yang teratur oleh ketiga belas maka dead carbon selain digunakan sebagai
laboratorium radiokarbon internasional. penambah kekurangan jumlah contoh juga
Pemanfaatan Gula dari Indonesia untuk Standar Modern (Darwin Alijasa S)
sebagai pengoreksi radioaktivitas contoh didalam negeri yaitu Gula dari bahan tebu dari
(background counting) (Taylor, 1992). pabrikan di Indonesia. Untuk penelitian ini
dipakai produksi gula dari daerah Madiun (Jawa
Timur), Subang (Jawa Barat), Majalengka (Jawa
2.3 Rumus untuk Menentukan Umur dengan
Barat) dan Cirebon (Jawa Barat)
Metode Radiokarbon
Untuk menentukan umur sampel dengan Metode
radiokarbon dipakai rumus sebagai berikut ini: 3. METODE PENELITIAN RADIOKARBON
Tinjauan Umum Radiokarbon
1/2
t A0 3.1 Terjadinya Radiocarbon
Umur = T = ------- ln ----- Karbon-14 adalah unsur radioaktif yang
terbentuk akibat adanya interaksi antara sinar
ln2 A
kosmik dengan gas nitrogen di atmosfer. Sinar
Setiap pengukuran sampel tergantung pada kosmik sebagian besar terdiri dari proton
kepekaan detektor terhadap sinar kosmik di berenergi, hasil reaksinya dengan gas di
atmosfir, sehingga perlu adanya koreksi bilangan atmosfer dapat menghasilkan bermacam-macam
aktivitas isotop C-14 yang terukur, yaitu dengan fragmen inti seperti neutron. Neutron ini yang
menggunakan background counting (yang 14
bereaksi dengan isotop nitrogen ( N).
dianggap sebagai titik nol dari aktivitas C-14 14 1 1 14
7N + 0n 1p + 6C
pada alat). Pada background counting ini bahan
yang dipakai adalah karbon yang berumur tua Sesaat setelah dihasilkan dalam atmosfer,
sekali, biasanya pada batuan: marmer, koral, karbon-14 berinteraksi dengan molekul oksigen
batugamping, batubara, dan lain-lain. membentuk karbon dioksida radioaktif. Tanaman
hijau mangambil karbon dioksida supaya tetap
Karena selama ini kita memakai marmer
hidup, sehingga setiap tanaman mengandung
Calgary dari Italy untuk background counting,
karbon dioksida radioaktif yang terserap
maka perlu dilakukan percobaan untuk mencari
bersama dengan karbon dioksida biasa yang
batuan pengganti dari dalam negeri. Background
diserapnya. Binatang memakan tanaman
counting dalam pemakaian pada rumus untuk
sehingga binatang pun mengandung karbon
menentukan umur biasanya disebut dengan
dioksida radioaktif (Beiser, 1987).
Dead Carbon atau disingkat dengan DC. Maka
rumus penentuan umur di atas dapat dijabarkan
sebagai berikut: 3.2 Penentuan Umur secara Radiokarbon
1/2
t A0 – ADC Makhluk hidup yang telah mati, jasadnya tidak
Umur = T = ------- ln ------------ lagi menyerap radiokarbon dan radiokarbon yang
dikandungnya terus-menerus meluruh. Setelah
ln2 A – ADC
5568 tahun (waktu paruh karbon-14), benda itu
A = Radioaktivitas isotop 14C dalam hanya memiliki setengah jumlah radiokarbon
sampel. relatif terhadap kandungan karbon total seperti
A0 = Radioaktivitas isotop 14C pada saat yang dikandungnya ketika berada dalam
tanaman atau hewan tersebut hidup.(NBS Oxalic keadaan hidup. Dengan menentukan
Acid SRM-4990-C) perbandingan radiokarbon terhadap karbon
λ = konstanta peluruhan radioaktif; t1/2 = biasa, kita dapat menentukan umur benda purba
1/λ dan jasad benda yang berasal dari benda
organik. Metode yang baik ini memungkinkan
t1/2 = waktu paruh = 5568 + 40 tahun
penentuan umur mumi, kayu, kulit, batu bara,
ADC = Radioaktivitas isotop C-14 Dead dan benda-benda lain dari kebudayaan purba
Carbon yang terukur. (DC-marmer Calgary-Italy) yang umurnya sampai 50.000 tahun, sekitar
ln2 = 0,693 sembilan kali umur paruh karbon-14 (Beiser,
Di dalam pemakaian rumus tersebut diatas 1987).
jelas sekali setiap pengukuran sampel harus
memakai standar modern karbon yaitu standar 3.3 Metode radiokarbon
internasional NBS Oxalic Acid SRM-4990-C Metode penentuan umur dengan radiokarbon ini
yang diproduksi oleh negara Amerika yang didasarkan atas alasan bahwa setiap makhluk
harganya sangat mahal dan produksinya juga hidup yang mengandung karbon selalu berada
sangat sedikit sehingga sulit untuk dalam kesetimbangan dengan karbon-14 di
mendapatkannya. Dari kondisi ini kita coba atmosfer, artinya proporsi karbon-14 terhadap
meneliti bahan yang hampir sama dengan karbon udara relatif tidak berubah semenjak
standar internasional tersebut dan diproduksi
zaman purba sehingga sisa aktivitas radioaktif
Jurnal Standardisasi Vol. 10, No. 2 Tahun 2008: 77 – 85
suatu contoh karbon berkolerasi dengan umur yang akan dipakai dalam pengukuran aktivitas
14
sejak contoh tersebut tidak menunjukkan isotop C. Tegangan yang digunakan kira-kira
aktivitas kehidupan, yang dihitung berdasarkan berada sepertiga dari awal kurva tegangan
pemakaian angka waktu paruh peluruhan plateau. Waktu pencacahan diatur selama 50
karbon-14 (Knief, 1981). menit untuk satu hitungan pencacahan. Untuk
Metode penentuan umur dapat dilakukan satu sampel dilakukan minimal sebanyak
pada zat yang berbentuk padat, cair, dan gas. duapuluh cacahan agar dapat diketahui
Diantara ketiga fase tersebut, fase gas adalah perbedaan standar deviasi masing-masing
yang paling sering dilakukan karena mempunyai cacahan . Harga rata-rata dari cacahan tersebut
ketelitian yang baik dan preparasi yang tidak yang merupakan nilai aktivitas sampel.
sulit. Pada prinsipnya pengukuran pada fase gas Skema Alat pencacah C-14 dilengkapi
dapat dilakukan dalam bentuk gas karbon dengan detektor Multi Anode Anticoincidence
dioksida (CO2) atau gas asetilena (C2H2), tetapi (Type S-1859) terdiri dari inner counter tube
penggunaan gas asetilena relatif bersifat lebih (center counter tube) dan outer counter tube
stabil sehingga dapat memberikan hasil yang (external counter tube). Inner counter tube
lebih teliti (Taylor, 1992). berguna untuk mendeteksi radioaktivitas isotop
14
Tahapan reaksi kimia pembuatan gas atom C yang berasal dari contoh, sedangkan
asetilena berdasarkan Training Report outer counter tube berguna untuk mendeteksi
Radiocarbon Dating, Universitas Tokyo Jepang adanya penetrasi komponen-komponen sinar
yang dikerjakan di Laboratorium Radiokarbon kosmik dari luar yang masuk ke dalam detektor.
Pusat Survei Geologi adalah sebagai berikut: Ditengah-tengah masing-masing tabung tersebut
dipasang kawat yang berfungsi sebagai anoda
1. Senyawa organik + O2 (g) → CO2 (g) + H2O (l)
dan katoda.
2. CO2(g) + 2NH4OH(aq) → (NH4)2CO3(aq) +
Tabung pencacah terbuat dari alumunium
H2O (l)
polietilena dengan ketebalan 0,1 mm, dengan
3. (NH4)2CO3(aq) + CaCl2(aq) → CaCO3(s) diameter 72 mm dan panjang 300 mm. Bagian
+2NH4Cl (aq) luar tabung ini terbuat dari stainless steel yang
4. CaCO3(s) + 2HCl(l) → CO2(g) +CaCl2(aq)+H2O(l) tebalnya 4 mm dengan diameter dalamnya 93
5. CO2 (g) + 2NH4OH(aq) → (NH4)2CO3(aq) + H2O(l) mm dan panjangnya 350 mm. Anoda terbuat dari
kawat dengan diameter 0,05 mm yang kedua-
6. (NH4)2CO3(aq) + SrCl2(aq) → SrCO3(s)+
duanya terbuat dari kawat tungsten. Pada
2NH4Cl(aq) pencacahannya dikelilingi oleh parafin dengan
7. 2SrCO3(s) + 5Mg(s) → SrC2(s) + 5MgO(s) + ketebalan 50 mm dan diselimuti oleh 250 mm
SrO(s) baja disetiap sisinya.
8. SrC2 (s) + 2H2O(l) → C2H2(g) + Sr(OH)2(s) Kemurnian gas asetilena yang masuk ke
dalam pencacah mempunyai tekanan 760 mmHg
4. PENGUKURAN AKTIVITAS C-14 pada temperatur ruangan. Temperatur ruangan
harus diperiksa kurang lebih 22oC dengan
menggunakan ruangan AC untuk menjaga agar
Gas C2H2 yang diperoleh dari tahapan reaksi gas tetap berada dalam kondisi optimum. Sinyal
pembentukan gas asetilena dimasukkan ke dari detektor akan menuju amplifier dan
dalam alat pencacah Detector Multy Anode diteruskan ke sistem pengukuran yang
Anticoincidence dan diukur kecepatan diperlihatkan gambar berikut ini:
pencacahan dari aktivitas radioaktifnya dalam
berbagai tegangan. Dari data yang diperoleh
dibuat kurva kestabilan tegangan untuk
menentukan tegangan plateau, yaitu tegangan
Pemanfaatan Gula dari Indonesia untuk Standar Modern (Darwin Alijasa S)
CENTER
EXTERNAL
Gambar 1 Skema Alat Pencacah C-14 Dilengkapi dengan Detektor Multy Anoda
Anticoincidence Proportional Gas Counter (S—1859) (Kobayashi, 1974)
500
400
300
200
100
0
3000 3200 3400 3600 3800 4000 4200 4400 4600 4800 5000 5200 5400 5600 5800 6000 6200
High Voltage
OUTER cpm
INNER cpm
Pemanfaatan Gula dari Indonesia untuk Standar Modern (Darwin Alijasa S)