You are on page 1of 10

ANALISIS SENYAWA BERBAHAYA PARFUM ISI ULANG YANG DIJUAL DI KOTA PADANG

MENGGUNAKAN METODE KROMATOGRAFI GAS-SPEKTROMETRI MASSA

Ridho Asraa, Rusdia, Putut Arifina dan Nessab


aSekolah Tinggi Ilmu Farmasi (STIFARM), Padang, Indonesia

bSekolah Tinggi Farmasi Indonesia Yayasan Perintis, Padang, Indonesia

Corresponding Author: ABSTRACT


Ridho Asra
ridhoasra@gmail.com
Perfume is widely used by most of people in this world. The increasing
demand of perfume has caused many producers cheating by adding
dangerous compounds and also unregistered by the National Agency of
Received: February 2019 Drug and Food Control Indonesia. The aim of this study is to analyze the
Accepted: March 2019
dangerous compounds in unregistered perfumes sold in Pasar Raya Padang
Published: March 2019
City by using gas chromatography-mass spectrometry (GC-MS) method. In
this Study, samples (A, B, C, D and E) were collected and the value of
Publishing services specific weight and refractive index of the samples were analyzed. The
provided by Open Journal results showed that five samples contained relatively similar chemical
Systems
compounds. Twelve compounds were detected and seven of them were
harmful to health in refill perfumes which were dipropylene glycol, linalool,
lily aldehyde, benzenepentanol, dimethylbenzyl carbinyl acetate, dihydro
methyl jasmonate, alpha hexyl cinnamic aldehyde, based on Material Safety
©Ridho Asra et al. This is
an open-access article Data Sheet (MSDS). Regular monitoring of chemicals used in the
distributed under the terms manufacture of perfumes which may cause health risks to users should be
of the Creative Commons
Attribution License, which controlled by National Agency of Drug and Food Control Indonesia.
permits unrestricted use,
distribution, and
reproduction in any
Keywords: Harmful compounds; Refillable perfume; GC-MS
medium, provided the

PENDAHULUAN
menyenangkan, aroma terapi, memperbaiki
Parfum merupakan preparat atau sediaan cair
dan menciptakan suasana hati yang tenang,
yang digunakan sebagai pewangi yang
dan meningkatkan libido [3].
bersumber dari bahan alam atau sintetik.
Parfum dibuat dengan cara mencampurkan
Parfum memiliki nilai penting dan budaya
berbagai macam zat atau bahan kimia, baik
tradisional di seluruh dunia. Sebagian besar
yang alami maupun bahan buatan (sintetik)
konsumen tertarik pada parfum dan merasa
dengan formula tertentu [1]. Parfum sudah
lebih percaya diri setelah menggunakan
dikenal sejak 3.500 tahun lalu dan berkembang
parfum. Konsumen menilai wangi parfum
hingga saat ini. Parfum sudah hampir menjadi
berada pada kesan pertama baunya saat akan
kebutuhan pokok bagi masyarakat dengan
membeli parfum, urutan selanjutnya adalah
berbagai merk dan aroma yang ditawarkan.
harga, dan merek parfum itu sendiri [4].
Parfum mengandung beberapa zat kimia yang
Meningkatnya kebutuhan akan parfum
dicampurkan agar menimbulkan aroma yang
membuat banyak produsen berbuat curang
unik dan menarik [2]. Parfum memiliki fungsi
dengan menambahkan senyawa yang tidak
yang menguatkan rasa percaya diri dari
diketahui dan berbahaya. Bahkan, banyak
pemakai, memberikan keharuman yang
20
DOI: https://doi.org/10.25077/jrk.v12i2.324
J. Ris. Kim. Vol. 10, No. 1, March 2019

parfum yang beredar tidak memiliki izin edar masyarakat akan kandungan berbahaya dari
dan ini menguatkan dugaan bahwa parfum parfum illegal.
mengandung senyawa yang berbahaya bagi
kesehatan.
METODOLOGI PENELITIAN
Komposisi dari parfum antara lain zat pewangi Bahan Kimia
(Odoriferous Substances), fiksatif, dan bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian
pelarut atau pengencer. Dalam sebuah
ini adalah lima sampel parfum isi ulang tidak
penelitian ditemukan senyawa berbahaya pada
berizin yang beredar di Pasar Raya Padang,
parfum yang dijual bebas antara lain 1,2-
aquadestilata (PT Bratacem), etanol (Merck).
butanediol, 3-etoksi-1-propanol, dipropilen
glikol, 3,3-oksibis-2-butanol, senyawa ini dapat
Peralatan
memberikan potensi berbahaya seperti iritasi
mata, cedera kornea, iritasi kulit, jika Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini
dikomsumsi dapat menyebabkan iritasi pada adalah kromatografi gas-spektrometri massa
saluran pencernaan, depresi sistem saraf pusat QP2010 Plus (Shimadzu), termometer (Iwaki),
dan jika terhirup dapat mengakibatkan iritasi refraktometer (Atago), piknometer 5 mL
pada saluran pernafasan [3]. Penelitian lain (Iwaki), timbangan elektrik (Precisa)
tentang penetapan kadar benzaldehid pada
sampel parfum ‚X‛ yang terdapat di 3 toko Prosedur Penelitian
parfum di daerah Surabaya Selatan telah Penelitian ini dilakukan dengan beberapa
dilakukan dengan menggunakan alat GC. Zat tahapan diantaranya ialah:
yang diduga terdapat di dalam parfum yaitu Pengambilan Sampel
benzaldehid yang dapat mengiritasi mata,
Sampel diambil dengan cara simple random
kulit, saluran pernapasan, kerusakan sistem
sampling yaitu dengan cara mencatat merek
saraf pusat dan reaksi alergi pada penggunaan
parfum isi ulang yang dijual bebas di Pasar
jangka panjang. Hasil uji kualitatif yang
Raya, kemudian diberi nomor, dikocok dan
dilakukan bahwa ketiga sampel yang diuji
diambil lima nomor yang berbeda. Lokasi
mengandung benzaldehid. Hasil uji kuantitatif
pengambilan sampel adalah di Pasar Raya Kota
yang dilakukan terhadap 3 sampel didapatkan
Padang [6].
data konsentrasi dari ketiga sampel tersebut
berturut-turut adalah 0,003 %; 0,007 % dan Penetapan Berat Jenis
0,010 %. Penetapan berat jenis dilakukan dengan
menggunakan piknometer ukuran 5 mL.
GC-MS merupakan teknik analisis yang Piknometer kosong ditimbang (m). Kemudian
menggunakan dua metode analisis yaitu ditimbang piknometer berisi air (m1) dan
kromatografi gas dan spektrometri massa. sampel parfum sebanyak 5 mL (m2). Nilai
Kromatografi gas adalah metode analisis berat jenis (BJ) senyawa dapat dihitung dengan
dimana sampel terpisah secara fisik menjadi menggunakan persamaan berikut (m dalam
bentuk molekul-molekul yang lebih kecil, hasil gram):[7,8]
pemisahan dapat dilihat berupa kromatogram
[5]. Oleh karena tingginya penggunaan parfum

dalam masyarakat dan semakin banyaknya


parfum yang tidak memiliki izin edar dari Penetapan Indeks Bias
Badan Pengawas Obat dan Makan (BPOM) Penetapan indeks bias dilakukan menggunakan
membuat peneliti tertarik untuk meneliti refraktometer berdasarkan metode yang
kandungan kimia di dalam parfum yang dijual dilakukan Iswara, et al [9]
bebas di kota Padang menggunakan GC-MS.
Sehingga dapat memberikan informasi kepada

21
DOI https://doi.org/10.25077/jrk.v12i2.324
Vol. 10, No. 1, March 2019 J. Ris. Kim.

Analisis Sampel dengan GC-MS


HASIL DAN DISKUSI
Analisis sampel menggunakan GC-MS QP2010
Plus Shimadzu dengan kondisi analisis sebagai Dalam penelitian ini, selain melakukan analisis
berikut, kolom berjenis Rtx- 5MS 30 mm secara kimia juga dilakukan analisis secara
dengan diameter internal 0,22 mm. Gas fisika, dan diperoleh hasil sebagai berikut:
pembawa yang digunakan helium dengan Penentuan bobot jenis dilakukan dengan
tingkat temperatur injektor 320 °C, tekanan 13,7 menggunakan piknometer, masing-masing
kPa, aliran total 40 mL/menit, aliran kolom 0,50 sampel dipipet sebanyak 5 mL dimasukkan ke
mL/menit, kecepatan linier 25,90 cm/detik. dalam piknometer 5 mL sampai tanda batas,
Kelima sampel parfum isi ulang yang terdiri kemudian ditimbang dan diperoleh hasil bobot
dari sampel A, B, C, D dan E, masing-masing jenis dari masing-masing sampel, yaitu sampel
diambil 1 mL dan dimasukkan dalam labu A: 1,2033 g/mL, sampel B: 0,9840 g/mL, sampel
ukur yang berpenutup selanjutnya sampel C: 1,4208 g/mL, sampel D: 1,0019 g/mL, sampel
tersebut dianalisis dengan GC-MS [9]. E: 1,2030 g/mL (Tabel 1)

Analisis Sampel Dengan Spektrometri Massa


Penentuan indeks bias dapat dilakukan dengan
Analisis sampel dengan spektrometer massa
menggunakan refraktometer untuk melihat
dapat ditentukan dengan menghitung
batas gelap dan terang pada lensa, kemudian
fragmentasi massa (m/z). Hasil spektrum
diperoleh hasil indeks bias dari masing-masing
spektrometri massa dibandingkan dengan
sampel yaitu pada sampel A: 1,46; sampel B:
angka similarity index (SI) pada pustaka
1,46; sampel C: 1,48; sampel D: 1,43; dan sampel
kromatografi gas spektrometri massa. Angka
E: 1,45. Hasil penentuan bobot jenis sampel
similarity index yang lebih besar dari 92 %
dapat dilihat pada (Tabel 1).
dianggap menyerupai fragmentasi puncak
pada puncak kromatografi gas, sehingga
disimpulkan bahwa puncak tersebut adalah Identifikasi sampel parfum menggunakan
senyawa yang sama dengan senyawa yang kromatografi gas dilakukan dengan cara
terbaca pada kromatografi gas. Bila ditemukan sampel parfum diinjeksikan ke dalam ruang
nilai similarity index yang sama dari injeksi yang telah dipanaskan. Sampel
fragmentasi sebuah puncak maka dipilih kemudian dibawa oleh gas pembawa melalui
fragmentasi senyawa dengan berat molekul kolom untuk dipisahkan. Di dalam kolom fase
terendah sebagai fragmentasi puncak yang diam akan menahan komponen-komponen
dianalisis9. Analisis data dari hasil spektromerti secara selektif berdasarkan koefisien
massa yaitu dengan menghitung rumus distribusinya, kemudian akan dialirkan ke
molekul dan menghitung nilai fragmentasi m/z detektor yang memberi sinyal untuk kemudian
[10]. dapat diamati pada sistem pembaca.

Tabel 1. Analisis Sifat Fisika

Parameter Sampel A Sampel B Sampel C Sampel D Sampel E

Wujud Cair Cair Cair Cair Cair

Bau Citrus Citrus Citrus Citrus Citrus

Bobot jenis 1,2033 g/mL 0,9840 g/mL 1,4208 g/mL 1,0019g/mL 1,2030 g/mL

Indeks bias 1,46 1,46 1,48 1,43 1,45

22
DOI https://doi.org/10.25077/jrk.v12i2.324
J. Ris. Kim. Vol. 10, No. 1, March 2019

Identifikasi sampel parfum dengan tinggi nilai similarity index, maka senyawa itu
menggunakan spektrometri massa dengan data akan semakin mirip dengan senyawa yang
spektrum massa standar yang tersimpan dalam dianalisis, sehingga dapat ditampilkan bahwa
kepustakaan instrumen GC-MS. Perbandingan sampel tersebut sama [9]. Hasil analisis senyawa
dilakukan dengan melihat nilai similarity index kimia menggunakan kromatografi gas
senyawa yang ada pada komputer. Semakin spektrometri massa pada Gambar 1-4.

Gambar 1. Hasil Kromatografi Gas Sampel A

Gambar 2. Hasil Kromatografi Gas Sampel B

23
DOI https://doi.org/10.25077/jrk.v12i2.324
Vol. 10, No. 1, March 2019 J. Ris. Kim.

Gambar 3. Hasil Kromatografi Gas Sampel C

Gambar 4. Hasil Kromatografi Gas Sampel D

Gambar 5. Hasil Kromatografi Gas Sampel E

Berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan Kemudian dapat diklasifikasikan senyawa


terdapat senyawa kimia yang relatif sama yang dianggap berbahaya berdasarkan material
antara sampel A (Gambar 1), B (Gambar 2), C safety data sheet (MSDS) yaitu:
(Gambar 3), D (Gambar 4), dan E (Gambar 5).
24
DOI https://doi.org/10.25077/jrk.v12i2.324
J. Ris. Kim. Vol. 10, No. 1, March 2019

a. Dipropilen glikol manusia dapat menyebabkan iritasi pernafasan


Seperti yang terlihat pada Gambar 6. bahkan menyebabkan kehilangan kesadaran.
Dipropilen glikol merupakan senyawa yang Berikut adalah batas toksis berdasarkan hasil
memiliki rumus molekul (CH3CHOHCH2)2O percobaan terhadap hewan percobaan yaitu
berwujud cairan kental, sedikit larut dalam air LD50 tikus (oral) 2,790 mg/kg, LD50 tikus (kulit)
dengan titik didih 233oC, larut dalam toluen 5,610 mg/kg.
dan dalam air fungsi dipropilen glikol dalam c. Benzenpentanol
parfum adalah sebagai zat fiksatif. Zat fiksatif Senyawa benzenpentanol merupakan senyawa
berfungsi sebagai perekat atau pengawet kimia yang memiliki rumus molekul C11H15O.
aroma, zat fiksatif juga berfungsi sebagai Seperti yang terlihat pada Gambar 8. Senyawa
penetral cairan kimia karena di dalam fiksatif ini adalah pelarut industri utama dan
terdapat sedikit pH yang berfungsi atau digunakan dalam proses produksi plastik,
berefek tidak menimbulkan iritasi pada kulit, minyak, karet sintetis, dan pewarna. Benzena
namun pada batas paparan tertentu. diproduksi secara alami dalam kebakaran
Berdasarkan data material safety data sheet hutan dan gunung berapi, serta merupakan
(MSDS) dipropilen glikol dapat menyebabkan karsinogen dan komponen utama dalam asap
iritasi mata ringan sementara, kontak yang rokok.
terlalu lama tidak akan menyebabkan iritasi
kulit yang signifikan. Potensi efek kesehatan Paparan benzena bisa mengakibatkan efek
yang lain adalah sedikit berbahaya jika terjadi kesehatan yang sangat serius. Paparan tingkat
kontak kulit, kontak mata, dan tertelan. Berikut tinggi menyebabkan gangguan pernapasan,
adalah batas papran menurut Departeman US pusing, mengantuk, sakit kepala, dan mual.
(ACGIH) yaitu dengan batas paparan 200 ppm. Jika tertelan, benzena membuat detak jantung
menjadi lebih cepat, muntah, dan iritasi
b. Linalool lambung. Benzena yang tertelan dalam jumlah
Seperti yang terlihat pada Gambar 7. Linalool besar bahkan bisa mengakibatkan kematian.
adalah senyawa yang memiliki rumus molekul Tingkat eksposur benzene pada seseorang
C10H18O. Menurut material safety data sheet dapat diukur dengan tes nafas atau tes darah.
(MSDS) linalool adalah senyawa beracun, Kedua tes ini harus dilakukan segera setelah
kontak yang lama dengan senyawa linalool paparan karena benzen cepat menghilang dari
akan meningkatkan aktivitas saraf sensorik tubuh. Senyawa kimia ini sangatlah berbahaya
pada serangga. Pada konsentrasi yang lebih karena bersifat karsinogenik yang pada kadar
besar menyebabkan kejang dan kelumpuhan tertentu dapat memicu sel kanker pada
pada serangga, begitupun jika terhirup oleh manusia.

Gambar 6. Hasil Spektrometri Massa Dipropilen Glikol

25
DOI https://doi.org/10.25077/jrk.v12i2.324
Vol. 10, No. 1, March 2019 J. Ris. Kim.

Gambar 7.Hasil Spektrometri Massa Linalool

d. Lily aldehid f. Dimetilbenzil karbinil asetat


Seperti yang terlihat pada Gambar 9. Lily Seperti yang terlihat pada Gambar 11,
aldehid merupakan senyawa kimia yang sering dimetilbenzil karbinil asetat adalah sejenis
digunakan dalam pembuatan parfum karena senyawa organik dengan rumus molekul
memiliki aroma lili atau velley yang sangat C12H16O2, senyawa ini merupakan ester yang
disukai oleh kaum wanita maupun pria, tetapi dihasilkan kondensasi benzil alkohol dan asam
berdasarkan material safety data sheet (MSDS) asetat, senyawa ini ditemukan secara alami
senyawa tersebut mengakibatkan iritasi kulit pada kebanyakan bunga dan merupakan
sedang dan dapat menyebabkan sensitisasi jika kandungan utama minyak esensial bunga
terkena kulit, mengiritasi mata, jika terhirup melati dan kenanga. Oleh karena itu senyawa
dapat menyebabkan iritasi pada saluran ini digunakan luas dalam komposisi
pernafasan, jika tertelan dapat mempengaruhi pembuatan parfum dan kosmetik, seperti
prilaku sistem saraf pusat dan dilakukan pada halnya pada dihidrometil jasmonat senyawa ini
hewan percobaan pada efek reproduksi telah merupakan senyawa pokok dari komponen zat
menunjukkan toksisitas pada hewan percobaan pewangi dalam pembuatan parfum. Meskipun
laboratorium, dan menunjukkan efek demikian menurut Material Safety Data Sheet
teratogenik pada hewan percobaan. Berikut senyawa ini memiliki potensi berbahaya tetapi
adalah batas toksik berdasarkan LD50 kelinci bukan terhadap manusia melainkan bagi
(oral) 3,700 mg/kg, LD50 kelinci (kulit) 2,000 organisme air, dapat menyebabkan efek yang
mg/kg. merugikan jika jangka panjang.
g. Alfa heksil sinnamik aldehid
e. Dihidro metil jasmonat Seperti yang terlihat pada Gambar 12, alfa
Seperti yang terlihat pada Gambar 10, yaitu heksil sinnamik aldehid berdasarkan material
dihidro metil jasmonat adalah ester dan safety data sheet (MSDS) jika senyawa ini
senyawa aroma difusi dengan bau samar-samar tertelan akan menyebabkan aspirasi ke dalam
mirip dengan melati. Senyawa ini digunakan paru-paru dengan risiko pneumonitis kimia,
sebagai zat pewangi dalam parfum. Dalam dan konsekuensi serius bisa terjadi. Ada
material safety data sheet (MSDS) metil dihidro beberapa bukti yang menunjukkan bahwa
jasmonat tidak berbahaya bagi kesehatan senyawa ini dapat menyebabkan iritasi mata
tubuh, sehingga masih baik digunakan sebagai dan kerusakan pada beberapa orang. Jika
zat pewangi dalam parfum. Dalam penelitian terjadi kontak kulit tidak memiliki efek
ini senyawa dihidrometil jasmonate merupakan kesehatan yang merugikan. Berikut batas toksik
senyawa pokok dari komponen zat pewangi berdasarkan LD50 kelinci (kulit) >300 mg/kg,
pada kelima sampel parfum tersebut. LD50 kelinci (oral) >5000 mg/kg.

26
DOI https://doi.org/10.25077/jrk.v12i2.324
J. Ris. Kim. Vol. 10, No. 1, March 2019

Gambar 8. Hasil Spektrometri Massa Benzenepentanol

Gambar 9. Hasil Spektrometri Massa Lily Aldehid

Gambar 10. Hasil Spektrometri Massa Dihidro Metil Jasmon

Gambar 11. Hasil Spektrometri Massa Dimetilbenzil Karbinil Asetat

27
DOI https://doi.org/10.25077/jrk.v12i2.324
Vol. 10, No. 1, March 2019 J. Ris. Kim.

Gambar 12. Hasil Spektrometri Massa Alfa-Heksil Sinnamik Aldehid

KESIMPULAN Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya, 4(1):


Dari kelima sampel parfum yang dianalisis 1-11 (2015).
menunjukkan adanya senyawa kimia yang 2. Raza, H. A., Nas, Z., & Anwer, K. J., Factors
relatif sama, antara sampel A, B, C, D dan E Considered by Consumers for Purchase of
yaitu dipropilen glikol, linalool, Perfumes/ Fragranes: A Case Study of
benzenepentanol, lily aldehid, dihidro metil Consumers in The Twin Cities of Islamabad
jasmonat, alfa heksil sinnamik aldehid, heksil
& Rawalpindi, AJMSE, 2(3): 189-204 (2013).
metil piranoindan, 7-AC-6-ET-1144-ME4-
3. Machfudz, F., Kajian Proses Pembuatan dan
Tetralin, heksaboran, (3E)-5 Isopropiliden-6-
metil-3,6,9, dekatrien-2-on, oktanal, 2- Karakterisasi Eau De Cologne Aromatheraphy
(fenilmetilen), dimetilbenzil karbinil asetat. Lavender, (Skripsi), Bogor: Fakultas
Berdasarkan Material Safety Data Sheet, senyawa Teknologi Pertanian Institusi Pertanian
yang memiliki potensi berbahaya yang terdapat Bogor (2008).
pada parfum isi ulang yang dijual bebas tanpa 4. Borgave, S., & Chaudhari, J.S., Adolescents’
memiliki izin edar yaitu dipropilen glikol,
Preferences and Attitudes Towards
linalool, lily aldehid, benzenepentanol, dimetil
benzil karbinil asetat, dihidro metil jasmonat, Perfumes in India, Journal of Policy and
dan alfa heksil sinnamik aldehid. Senyawa- Organizational Management, 1(2): 1-8 (2010).
senyawa ini berbahaya pada konsentrasi 5. Parthasutema, I. M., Made, D. A., &
tertentu dan perlu adanya pengawasan lebih Parwata, M. O., Analisis Kadar
dari pemerintah terhadap parfum-parfum Metamfetamine pada Sampel Darah
illegal yang beredar di kota Padang.
dengan Metode GC-MS, Chemistry
Laboratory. 1(1): 18-26 (2015).
UCAPAN TERIMA KASIH 6. Jones, D. S., Statistik Farmasi (Pharmaceutical
Statistic), (Penerjemah: H. U. Ramadaniati,
Penulis mengucapkan terimakasih kepada
& H. Rivai) (2010).
Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Padang yang
telah memfasilitasi dalam penyelesaian 7. Kementerian Kesehatan Republik
penelitian ini. Indonesia, Farmakope Indonesia, (Edisi IV),
Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik
DAFTAR PUSTAKA Indonesia (1995).
1. Aldo, A., Penetapan Kadar Benzaldehid 8. Departemen Kesehatan Republik
pada Sampel Parfum ‘X’ dari 3 Toko Indonesia, Parameter Standar Umum Ekstrak
Parfum di Wilayah Surabaya Selatan, Jurnal Tumbuhan Obat, Jakarta: Departemen
Kesehatan Republik Indonesia (2000).

28
DOI https://doi.org/10.25077/jrk.v12i2.324
J. Ris. Kim. Vol. 10, No. 1, March 2019

9. Iswara, F. P., Rubiyanto, D., & Julianto, T. 10. Creswell, C. J., Runquist, O. A., &
S., Analisis Senyawa Berbahaya dalam Campbell, M. M. Analisis Spektrum Senyawa
Parfum dengan Kromatografi Gas- Organik. (Edisi 3). Penerjemah: K.
Spektrometri Massa Berdasarkan Material Padmawinata. & I. Soediro. Bandung: ITB
Safety Data Sheet, Indo. J. Chem. Res., 2(1): (1982).
18-27 (2014).

29
DOI https://doi.org/10.25077/jrk.v12i2.324

You might also like