You are on page 1of 11

SEPA : Vol. 15 No.

1 September 2018 : 39 – 49 ISSN : 1829-9946

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN KONSUMEN


DALAM KEPUTUSAN PEMBELIAN MINYAK GORENG BIMOLI DI PASAR
SWALAYAN KABUPATEN WONOGIRI

Yenny Sundari, Mohd. Harisudin, Agustono


Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret Surakarta
Jalan Ir. Sutami No.36 A Kentingan Surakarta 57126 Telp./Fax (0271) 637457
E-mail: yennysundari@student.uns.ac.id

Abstract: The research aims to find out the considered factors and the dominant
variables which considered by consumers into buying Bimoli’s cooking oil at
supermarket in Wonogiri regency. The basic method in this research is analytical
descriptive with survey techniques. Location research purposively determined. The
sampling method used was judgment sampling and data analysis method used is factor
analysis. The data used are primary data and secondary data. The results of factor
analysis showed that there are 7 factors that become consumer consideration in
buying Bimoli cooking oil product at supermarket in Wonogiri regency. The seven
factors are based on their priorities are product factors, individual factors, promotion
factors, packaging factors, process factors, place factors, and psychological factors.
The dominant variables considered by consumer are clarity variable on product
factor, variable of income level on individual factor, advertisement display variable
on promotion factor, image variable and color of packaging on packing factor, service
variable on process factor, comfort variable at place factor, and Confidence variable
on psychological factors.

Keywords: Factor Analysis, Marketing Mix, Factors that Affecting Consumer


Behavior, Bimoli’s Cooking Oil

Abstrak: Penelitian bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang diduga


dipertimbangkan dan variabel-variabel yang dominan dipertimbangkan konsumen
dalam membeli produk minyak goreng Bimoli di pasar swalayan Kabupaten
Wonogiri. Metode dasar dalam penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan teknik
survei. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive. Metode pengambilan
sampel yang digunakan adalah judgement sampling dan metode analisis data yang
digunakan adalah analisis faktor. Data yang digunakan adalah data primer dan data
sekunder. Hasil analisis faktor menunjukkan bahwa ada 7 faktor yang menjadi
pertimbangan konsumen dalam membeli produk minyak goreng Bimoli di pasar
swalayan Kabupaten Wonogiri. Ketujuh faktor tersebut berdasarkan prioritasnya
adalah faktor produk, faktor individu, faktor promosi, faktor kemasan, faktor proses,
faktor tempat, dan faktor psikologis. Variabel-variabel yang dominan dipertimbangkan
konsumen adalah variabel kejernihan pada faktor produk, variabel tingkat penghasilan
pada faktor individu, variabel tampilan iklan pada faktor promosi, variabel gambar dan
warna kemasan pada faktor kemasan, variabel pelayanan pada faktor proses, variabel
kenyamanan pada faktor tempat, dan variabel keyakinan pada faktor psikologis.

Kata kunci: Analisis Faktor, Bauran Pemasaran, Faktor yang Mempengaruhi Perilaku
Konsumen, Minyak Goreng Bimoli

39
Yenny S., Mohd. Harisudin, Agustono: Analisis Faktor-Faktor Yang Dipertimbangkan…

PENDAHULUAN persaingan antar pemasar dalam merebut


konsumen minyak goreng.
Sektor pertanian mempunyai peranan yang Kotler (1994) menyatakan keputusan
cukup penting dalam kegiatan perekonomian pembelian merupakan hasil suatu hubungan
Indonesia. Salah satu sub sektor yang cukup yang saling mempengaruhi antara faktor
besar potensinya adalah sub sektor perkebunan. internal yaitu budaya, sosial, pribadi, dan
Indonesia mempunyai komoditas perkebunan psikologi pembeli. Selain itu, terdapat faktor
unggulan yaitu salah satunya adalah kelapa eksternal yang menimbulkan persepsi
sawit. Luas perkebunan kelapa sawit terus konsumen yaitu faktor stimulus pemasaran
berkembang dan kini Indonesia menjadi salah berupa produk, harga, distribusi, promosi,
satu negara terbesar di dunia penghasil minyak partisipan, proses, dan lingkungan fisik.
kelapa sawit (Respati et al., 2014). Penelitian ini menggunakan minyak
Kelapa sawit menghasilkan minyak goreng Bimoli sebagai objek penelitian karena
kelapa sawit mentah yang diolah menjadi bahan minyak goreng Bimoli yang diproduksi oleh
baku minyak goreng. Minyak goreng PT. Salim Ivomas Pratama Tbk merupakan
merupakan satu dari sembilan bahan pokok pemimpin di pangsa pasar (market leader)
yang banyak digunakan oleh rumah tangga minyak goreng sawit kemasan bermerek di
penduduk untuk kehidupan sehari-hari. Utami Indonesia (Laporan Tahunan Indofood, 2013).
(2014) menambahkan bahwa sebagian besar Akan tetapi telah banyak produk sejenis muncul
minyak goreng yang dikonsumsi masyarakat di pasaran yang siap merebut pangsa pasar
Indonesia adalah berasal dari sumber bahan Bimoli, terbukti bahwa Top Brand Index (TBI)
baku sawit (minyak goreng sawit). Industri dari minyak goreng Bimoli mengalami fluktuasi
minyak goreng sawit di Indonesia terbagi bahkan cenderung penurunan hingga tahun
menjadi dua, yaitu minyak goreng curah dan 2016 (Tabel 1). Gambaran tersebut
minyak goreng kemasan bermerek. Namun menunjukkan bahwa posisi merek di pasaran
pemerintah telah mengeluarkan larangan dan minat beli konsumen terhadap minyak
peredaran minyak goreng dalam bentuk curah goreng Bimoli menurun. Hal ini menjadikan
pada tahun 2015 (Kemendag RI, 2013), sesuatu yang menarik untuk diteliti guna
sehingga potensi pasar minyak goreng kemasan mengetahui faktor-faktor apa saja yang
semakin terbuka lebar. dipertimbangkan konsumen dalam membeli
Salah satu tempat yang dipilih oleh minyak goreng Bimoli khususnya di pasar
konsumen untuk melakukan pembelian produk swalayan Kabupaten Wonogiri, sehingga dapat
minyak goreng kemasan yaitu pasar swalayan. digunakan perusahaan sebagai strategi
Kabupaten Wonogiri memiliki beberapa pasar pemasaran yang menekankan pada faktor-faktor
swalayan. Kondisi tersebut membuat sebagian tersebut.
besar masyarakat memilih untuk memenuhi
kebutuhan rumah tangganya dengan berbelanja METODE PENELITIAN
di pasar swalayan karena alasan kenyamanan
tempat dan produk yang tersedia lebih Metode dasar dalam penelitian ini adalah
bervariasi, sehingga membuat adanya metode deskriptif analitik dengan teknik
survei.

Tabel 1. Lima Merek Top Brand Index (TBI) dalam Industri Minyak Goreng Sawit Kemasan Bermerek di
Indonesia Tahun 2012-2016
No Merek 2012 (%) 2013 (%) 2014 (%) 2015 (%) 2016 (%)
1 Bimoli* 51,2 52,0 46,1 48,2 44,7
2 Tropical 7,4 8,8 12,2 10,7 15,1
3 Sania 9,9 8,6 9,8 10,8 12,9
4 Filma 11,7 15,2 11,5 11,7 12,2
5 Sunco 4,4 3,8 5,9 3,0 5,8
Sumber: Frontier Consulting Group, dalam Top Brand Award 2016
Keterangan: * = Bimoli klasik atau biasa

40
Yenny S., Mohd. Harisudin, Agustono: Analisis Faktor-Faktor Yang Dipertimbangkan…

Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten disarankan agar jumlah responden untuk di uji
Wonogiri dengan pertimbangan bahwa coba adalah minimal 30 orang, sehingga
pengeluaran rata-rata per kapita tiap bulan distribusi skor (nilai) akan lebih mendekati
untuk kelompok komoditas minyak dan lemak kurva normal. Cara menentukan validitas
se-Jawa Tengah tahun 2015 yang tertinggi menggunakan teknik korelasi product moment
terdapat di Kabupaten Wonogiri yaitu sebesar melalui bantuan perangkat lunak SPSS
Rp 15.785,00 atau 2,67% (BPS Jawa Tengah, (Statistical Product and Service Solution) versi
2016). Kondisi tersebut menjadikan 16, dengan melihat di kolom Corrected Item-
Kabupaten Wonogiri menjadi pasar potensial Total Corelation pada hasil output data dimana
bagi pemasar minyak goreng Bimoli untuk apabila nilai validitas (r hitung) setiap
memperluas pangsa pasar. pertanyaan lebih besar dari r tabel (df=n-2
Penelitian dilakukan pada bulan Januari signifikansi 5%, n=jumlah responden uji) maka
Tahun 2017 di pasar swalayan. Jenis pasar butir pertanyaan dikatakan sudah valid.
swalayan sebagai lokasi penelitian ditentukan
secara purposive (sengaja) yaitu supermarket, Uji Reliabilitas
dengan pertimbangan karena dalam kelas pasar Uji reliabilitas (keandalan) merupakan ukuran
modern yang sama dan ketersediaan minyak suatu kestabilan dan konsistensi responden
goreng Bimoli lebih kontinyu serta dalam menjawab yang berkaitan dengan
keberagaman ukuran kemasan mulai dari botol, konstruk-konstruk pertanyaan yang merupakan
refill, dan jerigen lebih banyak tersedia di dimensi suatu variabel dan disusun dalam suatu
supermarket daripada minimarket sehingga bentuk kuesioner (Sujarweni, 2015). Uji
lebih banyak pembeli. Pasar swalayan tersebut reliabilitas dapat dilihat pada nilai Cronbach’s
adalah Sinar Keduwang dan Andika Putra. Alpha dimana apabila nilai Alpha lebih besar
Metode pengambilan sampel yang dari 0,6 maka konstruk pertanyaan yang
digunakan dalam penelitian adalah judgement merupakan dimensi variabel adalah reliabel.
sampling. Sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah konsumen yang membeli Metode Analisis Data
produk minyak goreng Bimoli di kedua pasar Analisis Faktor. Analisis faktor digunakan
swalayan yang telah ditentukan. Penelitian ini untuk menganalisis faktor-faktor yang
mengambil sampel sebanyak 100 responden dipertimbangkan konsumen dalam pengambilan
yang berasal dari 24 variabel dikalikan dengan keputusan membeli produk minyak goreng
empat, hasilnya ialah 96, kemudian dibulatkan Bimoli. Simamora (2005) mengemukakan
menjadi 100 responden untuk memudahkan bahwa kombinasi linier dari variabel-variabel
proses perhitungan dan mampu mewakili pasar input dinyatakan dengan persamaan:
swalayan yang dijadikan sebagai lokasi
penelitian serta telah sesuai dengan syarat Fj = bj1Xs1 + bj2Xs2 + …..+ bjkXsk
ukuran sampel minimal dalam analisis faktor.
Pembagian sampel dilakukan dengan teknik Fj adalah skor faktor ke-j, bj adalah koefisien
quota sampling, yaitu dengan jumlah lokasi skor faktor ke-j, dan Xsk adalah variabel ke-k
penelitian adalah dua pasar swalayan sehingga yang telah distandarisasi. Variabel yang diamati
masing-masing lokasi penelitian diambil adalah faktor produk dengan X1 adalah
sebesar 50 responden. kemasan, X2 adalah gambar dan warna
kemasan, X3 adalah warna minyak goreng, X4
Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner adalah kejernihan, X5 adalah kandungan gizi,
Uji Validitas X6 adalah gengsi, X7 adalah sertifikasi halal, X8
Menurut Sujarweni (2015), uji validitas adalah rasa olahan makanan. Untuk faktor
merupakan uji yang digunakan untuk harga yaitu X9 adalah harga. Selanjutnya faktor
mengetahui kelayakan butir-butir suatu promosi yaitu X10 adalah isi pesan iklan dan X11
pertanyaan dalam mendefinisikan suatu adalah tampilan iklan. Faktor tempat yaitu X12
variabel. Butir-butir pertanyaan dicobakan pada adalah ketersediaan di pasar swalayan, X13
30 orang responden di luar dari pada responden adalah penataan di pasar swalayan, dan X14 dan
yang dijadikan sampel penelitian karena kenyamanan di pasar swalayan. Untuk faktor
menurut Effendi dan Tukiran (2012) sangat

41
Yenny S., Mohd. Harisudin, Agustono: Analisis Faktor-Faktor Yang Dipertimbangkan…

partisipan yaitu X15 adalah kualitas karyawan kemasan refill 2 liter. Kemudian alasan
pasar swalayan. Faktor proses yakni X16 dengan sebagian besar responden membeli produk
pelayanan di pasar swalayan. Faktor lingkungan minyak goreng Bimoli di pasar swalayan adalah
fisik yaitu X17 adalah kondisi kebersihan rak karena nyaman dan praktis yaitu sejumlah 51%.
display. Faktor budaya yaitu X18 adalah
kebiasaan. Untuk faktor individu yaitu X19 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
adalah gaya hidup dan X20 adalah tingkat Kuesioner
penghasilan. Faktor sosial yakni X21 adalah Uji Validitas
saran keluarga dan X22 adalah saran sahabat. R tabel pada uji validitas kali ini diperoleh dari
Untuk faktor psikologis yaitu X23 adalah df (degree of freedom)= n-2=30-2=28 dan
motivasi dan X24 adalah keyakinan. didapat nilai 0,312. Berdasarkan hasil uji
validitas pada Tabel 2, terlihat bahwa nilai r
Analisis variabel yang dominan hitung dari keduapuluh empat variabel pada
dipertimbangkan oleh konsumen. kuesioner yang diujicobakan semuanya lebih
Variabel yang dominan dipertimbangkan oleh besar dari r tabel, sehingga seluruh butir
konsumen diketahui dengan melihat nilai factor pertanyaan kuesioner untuk variabel-variabel
loading tertinggi dari suatu variabel. Kriteria yang diduga dipertimbangkan konsumen adalah
signifikansi yang diterapkan adalah signifikansi valid.
praktis dimana factor loading diatas 0,5. Hal ini
sesuai dengan yang dikemukakan oleh Hair et Tabel 2. Hasil Uji Validitas
al. (2006) dimana angka minimal dari factor No Variabel r hitung r tabel
loading adalah >0,5 atau idealnya ≥0,7. 1. Kemasan 0,497 0,312
2. Gambar dan Warna 0,372 0,312
Kemasan
HASIL DAN PEMBAHASAN
3. Warna 0,598 0,312
4. Kejernihan 0,623 0,312
Karakteristik Responden 5. Kandungan gizi 0,349 0,312
Karakteristik responden yang diteliti dalam 6. Gengsi 0,421 0,312
penelitian ini meliputi jenis kelamin, umur, 7. Sertifikasi Halal 0,442 0,312
tingkat pendidikan, pekerjaan, pendapatan per 8. Rasa Olahan 0,691 0,312
bulan, dan jumlah anggota keluarga. Pengambil Makanan
keputusan pembelian produk minyak goreng 9. Harga 0,654 0,312
Bimoli di swalayan Kabupaten Wonogiri yang 10. Isi Pesan Iklan 0,560 0,312
paling dominan adalah perempuan (93%). 11. Tampilan Iklan 0,658 0,312
12. Ketersediaan 0,497 0,312
Kelompok umur responden yang paling tinggi
13. Penataan 0,513 0,312
berada pada kisaran umur 36-56 th yaitu 14. Kenyamanan 0,580 0,312
sejumlah 47 orang. Sebagian besar responden 15. Kualitas Karyawan 0,605 0,312
memiliki tingkat pendidikan SMA/SMK yakni 16. Pelayanan 0,471 0,312
sebanyak 58%. Jenis pekerjaan responden yang 17. Kebersihan Rak 0,470 0,312
paling besar sejumlah 28 orang adalah sebagai Diplay
ibu rumah tangga dan diikuti oleh karyawan 18. Kebiasaan 0,467 0,312
swasta sebesar 15 orang. Pendapatan rumah 19. Gaya Hidup 0,397 0,312
tangga responden yang paling tinggi sejumlah 20. Tingkat 0,470 0,312
32% berada pada kisaran pendapatan Penghasilan
21. Saran Keluarga 0,589 0,312
antara Rp 1.500.000 hingga Rp 2.500.000.
22. Saran 0,487 0,312
Mayoritas responden memiliki jumlah anggota Sahabat/Rekan
keluarga 4 orang yaitu sebesar 45%. 23. Motivasi 0,530 0,312
24. Keyakinan 0,501 0,312
Pengalaman Responden Sumber: Analisis Data Primer, 2017
Frekuensi pembelian produk minyak goreng
Bimoli yang terbesar adalah tidak menentu
dengan jumlah 56 orang responden. Mayoritas Uji Reliabilitas
responden (52%) biasa membeli produk miyak Tabel 3 menunjukkan bahwa nilai Cronbach’s
goreng Bimoli dengan jenis dan volume Alpha adalah sebesar 0,909. Nilai tersebut lebih

42
Yenny S., Mohd. Harisudin, Agustono: Analisis Faktor-Faktor Yang Dipertimbangkan…

besar dari 0,6 sehingga konstruk pertanyaan Variabel kejernihan merupakan variabel
yang merupakan dimensi variabel adalah yang paling dominan karena memiliki factor
reliabel. loading tertinggi sebesar 0,859. Minyak goreng
Bimoli merupakan minyak goreng yang bening,
Tabel 3. Hasil Uji Reliabilitas bersih, dan tidak keruh. Kejernihan minyak
Cronbach’s Alpha N of items goreng Bimoli menunjukkan kualitas minyak
0,909 24 goreng yang bersih karena diproses dengan dua
Sumber: Analisis Data Primer, 2017 kali penyaringan (multi proses) yang menjamin
kehigienisan produk dalam proses produksi.
Analisis Faktor Hal ini didukung dengan hasil penelitian
Pada pengujian pertama analisis faktor terdapat Bardhani et al. (2009) menyatakan bahwa
4 variabel yang dikeluarkan karena nilai MSA pertimbangan awal bagi konsumen dalam
yg kurang dari 0,5, yaitu variabel sertifikasi melakukan pembelian minyak sawit merah
halal, ketersediaan, kebiasaan, dan saran (MSM) adalah karena tingkat kejernihan
sahabat atau rekan sehingga harus dilakukan produk.
pengujian ulang tanpa keempat variabel Variabel dengan factor loading di urutan
tersebut. Kemudian pengujian kedua diperoleh kedua adalah variabel warna dengan nilai 0,784.
hasil analisis faktor yang terlihat pada Tabel 4, Produk minyak goreng Bimoli sendiri memiliki
menunjukkan bahwa terdapat 7 faktor yang warna yang khas yaitu kuning keemasan.
dipertimbangkan oleh konsumen dalam Responden menyatakan bahwa warna tersebut
membeli minyak goreng Bimoli beserta merupakan warna minyak goreng sawit yang
variabel-variabel yang terkandung di dalamnya. ideal dibandingkan warna yang lain. Pada
Faktor produk merupakan faktor pertama yang kenyataannya, minyak goreng Bimoli memang
dipertimbangkan oleh responden. Faktor ini berwarna kuning keemasan dikarenakan barasal
memiliki nilai eigenvalue 3,902 dengan dari beta karoten alami.
proporsi varian 19,510%. Sesuai dengan Nilai faktor loading sebesar 0,703
penelitian Tamrin (2015) bahwa faktor produk menjadikan variabel rasa olahan makanan
berpengaruh terhadap keputusan pembelian sebagai variabel terakhir yang dipertimbangkan
minyak goreng Bimoli karena memiliki manfaat oleh konsumen dalam faktor produk.
serta keunggulan yang meliputi rasa, kemasan,
warna, dan standar SNI.

Tabel 4. Nilai Factor Loading untuk Setiap Variabel


Faktor Nama Proporsi Variabel yang Terlibat Factor Eigenvalue
Faktor Varian pada Faktor Inti Loading
1 Produk 19,510% Warna 0,784 3,902
Kejernihan 0,859
Rasa olahan makanan 0,703
2 Individu 10,340% Gengsi 0,614 2,068
Gaya hidup 0,595
Tingkat penghasilan 0,766
Saran keluarga 0,751
3 Promosi 9,018% Kandungan gizi 0,516 1,804
Isi pesan iklan 0,748
Tampilan iklan 0,765
4 Kemasan 8,592% Kemasan 0,706 1,718
Gambar dan warna kemasan 0,762
5 Proses 6,684% Kualitas karyawan 0,528 1,337
Pelayanan 0,749
Kebersihan rak display 0,734
6 Tempat 6,359% Penataan 0,814 1,272
Kenyamanan 0,850
7 Psikologis 5,260% Motivasi 0,664 1,052
Kayakinan 0,857
Sumber: Analisis Data Primer, 2017

43
Yenny S., Mohd. Harisudin, Agustono: Analisis Faktor-Faktor Yang Dipertimbangkan…

Rasa olahan makanan yang digoreng dengan membeli minyak goreng Bimoli cukup
menggunakan minyak goreng Bimoli memiliki menaikkan gengsi untuk pribadinya sendiri saat
rasa yang lezat dan gurih. Sedangkan untuk sedang melakukan pembelian di pasar
bahan makanan yang ditumis dengan minyak swalayan. Responden menambahkan bahwa
goreng Bimoli juga menghasilkan menu minyak goreng Bimoli merupakan minyak
masakan yang tidak terlalu basah (berminyak) goreng kemasan dengan merek paling terkenal
dan tidak sakit di tenggorokan setelah dan kualitas yang selalu terjaga dari tahun ke
mengkonsumsi hasil masakan tersebut. tahun sehingga menimbulkan kebanggaan
Faktor individu merupakan faktor kedua tersendiri ketika membeli produk tersebut.
yang menjadi pertimbangan konsumen dengan Variabel terakhir yang dipertimbangkan
nilai eigenvalue 2,068. Faktor ini mempunyai konsumen dalam faktor individu adalah
proporsi varian sebesar 10,340% dengan variabel gaya hidup dengan factor loading
variabelnya yang terdiri dari variabel gengsi, 0,595. Responden memilih minyak goreng
variabel gaya hidup, variabel tingkat Bimoli untuk memenuhi kebutuhan memasak
penghasilan, dan variabel saran keluarga. Hal karena kualitas minyak goreng Bimoli yang
ini sesuai dengan penelitian Budi (2016) bebas kolesterol, tanpa bahan pengawet, dan
dimana faktor pribadi dengan variabel dilengkapi dengan vitamin E yang sangat
pekerjaan dan gaya hidup mempengaruhi mendukung pola hidup sehat konsumen. Hal
tingkat keputusan pembelian minyak goreng sesuai dengan hasil penelitian Bukhori (2017)
Bimoli di Samarinda. bahwa variabel gaya hidup berpengaruh
Variabel tingkat penghasilan merupakan terhadap keputusan pembelian minyak goreng
variabel dalam faktor individu yang dominan Bimoli dikarenakan konsumen mengutamakan
dipertimbangkan konsumen dengan nilai factor gaya hidup sehat dengan menggunakan minyak
loading 0,766. Menurut responden, tingkat goreng kemasan bermerek untuk pemenuhan
penghasilan yang diperoleh responden sesuai kebutuhan memasak di dalam rumah tangga
untuk membeli minyak goreng Bimoli. Hal ini yang lebih terjamin kebersihannya sehingga
karena biasanya responden memutuskan untuk membuat konsumen akhirnya membeli minyak
melakukan pembelian minyak goreng Bimoli goreng Bimoli.
dengan direncanakan terlebih dahulu dan Faktor promosi menjadi faktor ketiga
disesuaikan dengan alokasi dana yang dimiliki. yang dipertimbangkan oleh konsumen dengan
Hal ini selaras dengan hasil penelitian Dwinada nilai eigenvalue 1,804. Faktor ini memiliki
(2012) bahwa variabel pendapatan merupakan proporsi varian sebesar 9,018% dengan
faktor sosial ekonomi berperan dalam variabelnya kandungan gizi, variabel isi pesan
mempengaruhi keputusan konsumen terhadap iklan, dan variabel tampilan iklan.
pembelian minyak goreng Bimoli di Kota Variabel tampilan iklan merupakan
Bogor, dimana besarnya pendapatan membuat variabel dalam faktor promosi yang dominan
konsumen dapat membeli minyak goreng dipertimbangkan oleh konsumen dengan nilai
kemasan merek Bimoli. factor loading 0,765. Komunikasi melalui iklan
Variabel kedua dalam faktor individu di televisi memilki daya tarik rasional yang
yang dipertimbangkan konsumen dengan nilai mampu menarik perhatian konsumen dengan
factor loading 0,751 adalah variabel saran menunjukkan kualitas produk melalui tutorial
keluarga. Responden mengatakan bahwa dalam singkat memasak dengan minyak goreng
pembelian produk minyak goreng Bimoli Bimoli dan dihasilkan masakan yang tampak
dipengaruhi oleh saran dari keluarga. Hal lezat disertai efek komunikasi yang tajam dan
tersebut karena keluarga merupakan pribadi musik yang dinamis. Sesuai dengan hasil
yang dekat dengan responden dimana menjadi penelitian yang dilakukan oleh Hermayani
tempat saling bertukar pikiran sehingga saran (2014), bahwa iklan televisi berpengaruh
dari mereka menjadi salah satu pertimbangan signifikan terhadap keputusan pembelian
dalam membeli produk minyak goreng Bimoli. minyak goreng Sania karena melalui iklan di
Variabel gengsi dengan nilai factor televisi tersebut dapat menarik minat konsumen
loading 0,614 menjadi variabel ketiga dalam dan meningkatkan pembelian minyak goreng
faktor individu yang dipertimbangkan oleh Sania.
responden. Responden mengatakan bahwa

44
Yenny S., Mohd. Harisudin, Agustono: Analisis Faktor-Faktor Yang Dipertimbangkan…

Variabel berikutnya yang menjadi menggunakan minyak goreng Bimoli serta


pertimbangan konsumen dalam faktor promosi gambar kentang goreng, sosis goreng, dan
adalah isi pesan iklan dengan factor loading beberapa sayuran seperti sawi, seledri, tomat di
0,748. Menurut responden, isi pesan yang sekitarnya. Daya tarik visual dari kemasan
terkandung dalam iklan produk minyak goreng produk mampu menarik perhatian konsumen
Bimoli mampu memberikan informasi produk untuk membelinya sehingga desain kemasan
yang jelas kepada konsumen. Hal ini berkaitan minyak goreng Bimoli banyak ditiru oleh
dengan kelengkapan iklan yang menyampaikan produk pesaing.
teknologi pengolahan produk, kandungan Variabel kedua dalam faktor kemasan
nutrisi yang terkandung di dalamnya, dan yang dipertimbangkan responden dengan nilai
keunggulan produk ini ketika digunakan untuk factor loading 0,705 adalah variabel kemasan.
mengolah makanan. Beragam jenis kemasan memberikan alternatif
Variabel kandungan gizi dengan nilai pilihan bagi konsumen untuk berbelanja produk
factor loading 0,516 menjadi variabel ketiga minyak goreng Bimoli yang sesuai dengan
dalam faktor promosi yang dipertimbangkan kebutuhan konsumsi serta daya belinya.
oleh responden. Responden menyatakan bahwa Kemasan produk minyak goreng Bimoli
minyak goreng Bimoli kaya akan kandungan memiliki daya tarik praktis berupa kemasan
gizi dan bebas kolesterol. Pada kenyataannya botol, refill, dan jerigen yang terbuat bahan
memang minyak goreng Bimoli merupakan plastik higienis yang menjamin dapat
produk minyak goreng sawit yang kaya akan melindungi isi produk, tidak mudah bocor,
vitamin yaitu berupa lemak tidak jenuh tunggal mudah untuk dibawa oleh responden ketika
(Omega 9), lemak tidak jenuh ganda (Omega melakukan pembelian tanpa bantuan keranjang
6), beta karoten alami (provitamin A), dan belanja atau troli.
vitamin E. Hal tersebut sesuai dengan hasil Faktor proses menjadi faktor kelima yang
penelitian Sastri (2003) bahwa konsumen dipertimbangkan oleh konsumen dengan nilai
mempersepsikan Bimoli sebagai minyak goreng eigenvalue 1,337 dan proporsi varian sebesar
dengan merek terkenal yang mudah didapat, 6,684%.Hal ini sesuai dengan hasil penelitian
serta memiliki kandungan zat gizi yang tinggi Wijaya et al. (2014) dimana faktor process
dan tidak mengandung kolesterol, sehingga dengan variabel kondisi rak display dan
konsumen mempersepsikan minyak goreng kecepatan transaksi pembayaran berpengaruh
Bimoli sebagai minyak goreng yang sehat. secara signifikan terhadap keputusan pembelian
Faktor kemasan merupakan faktor konsumen produk apel Malang di Giant MOG
keempat yang menjadi pertimbangan konsumen Kota Malang.
dengan nilai eigenvalue 1,718 dan proporsi Variabel yang dominan dipertimbangkan
varian sebesar 8,592%. Hal ini didukung oleh konsumen dalam faktor proses yaitu variabel
hasil penelitian Supriyana (2006) bahwa atribut pelayanan dengan nilai factor loading 0,749.
kemasan diperhatikan oleh konsumen dalam Menurut responden keseluruhan pelayanan
proses pembelian minyak goreng bermerek di pasar swalayan selama proses pembelian
Kota Bogor karena konsumen cenderung minyak goreng Bimoli adalah memuaskan.
membeli minyak goreng bermerek yang Keseriusan pelayanan pasar swalayan dalam
biasanya memiliki kemasan yang cukup pemenuhan kebutuhan pembeli tersebut mampu
menarik dan bersih. menimbulkan penilaian positif dari para
Variabel gambar dan warna kemasan konsumen, sehingga tidak segan untuk kembali
merupakan variabel dalam faktor kemasan yang berbelanja minyak goreng Bimoli di pasar
dominan dipertimbangkan oleh konsumen swalayan.
dengan nilai faktor loading 0,762. Gambar dan Variabel kebersihan rak display dengan
warna kemasan produk minyak goreng Bimoli nilai factor loading 0,734 menjadi variabel
memiliki tampilan yang baik dan menarik. kedua dalam faktor proses yang
Kemasan produk minyak goreng Bimoli terdiri dipertimbangkan oleh responden. Responden
dari tulisan tegak bersambung “Bimoli” menyatakan bahwa rak display penempatan
berwarna merah sebagai ciri khas merek, minyak goreng Bimoli cukup bersih sehingga
gambar lobster berwarna orange yang mencerminkan bahwa setiap harinya senantiasa
menunjukkan kesan setelah digoreng dijaga kebersihannya. Hal ini sesuai dengan

45
Yenny S., Mohd. Harisudin, Agustono: Analisis Faktor-Faktor Yang Dipertimbangkan…

penelitian Yuniarti dan Aprianti (2003) bahwa ukuran produk. Kondisi ini terkait dengan
kebersihan unit rak pajangan berpengaruh display produk yang berada pada letak yang
terhadap keputusan pembelian minuman strategis dimana berada satu kelompok dengan
berkarbonasi Coca-Cola. produk minyak goreng sejenis sehingga produk
Variabel ketiga yang menjadi minyak goreng Bimoli mudah dilihat dan
pertimbangan konsumen dalam faktor proses dijangkau oleh konsumen.
adalah variabel kualitas karyawan berupa factor Faktor psikologis menjadi faktor ketujuh
loading 0,528. Responden berpendapat bahwa yang dipertimbangkan oleh konsumen dengan
karyawan jaga di bagian kelompok minyak nilai eigenvalue dari faktor proses yaitu 1,052
goreng yang membantu selama proses membeli dan proporsi varian sebesar 5,260%. Hal
minyak goreng Bimoli di pasar swalayan tersebut didukung dengan hasil penelitian
Kabupaten Wonogiri adalah baik. Selain itu, Kurniawati (2014) bahwa faktor psikologis
cara penampilan yang rapi dan gaya bahasa dengan variabel motivasi, persepsi,
yang sopan selama membantu konsumen juga pembelajaran, dan sikap berpengaruh positif
menjadi pertimbangan penting bagi konsumen dan signifikan terhadap keputusan pembelian
untuk berbelanja minyak goreng Bimoli di minyak goreng Fortune.
pasar swalayan. Hal ini selaras dengan hasil Variabel keyakinan merupakan variabel
penelitian Sukotjo dan Radix (2010) yang dalam faktor psikologi yang dominan
mengemukakan bahwa faktor partisipan dengan dipertimbangkan responden dengan nilai factor
indikator-indikatornya seperti siap membantu, loading 0,857. Responden mengatakan bahwa
keramahan dan kesediaan membantu, uniform, merasa yakin memilih dan menggunakan
simpatik, dan memberi solusi dipertimbangkan minyak goreng Bimoli untuk memasak
oleh konsumen dalam keputusan berbelanja. hidangan makan rumah tangganya. Hal tersebut
Faktor tempat merupakan faktor keenam berkaitan dengan hasil masakan dengan minyak
yang menjadi pertimbangaan responden dengan goreng Bimoli sangat baik dan sesuai untuk
nilai eigenvalue 1,272 dan proporsi varian selera seluruh anggota keluarga. Kotler dan
sebesar 6,359%. Hal tersebut selaras dengan Amstrong (2008) menyatakan bahwa keyakinan
hasil penelitian Damayanti (2009) bahwa faktor yang difomulasikan seseorang tentang produk
tempat dengan variabel kenyamanan dan dan jasa tertentu, menyebabkan keyakinan
penataan produk minyak goreng di pasar membentuk citra produk dan merek, sehingga
swalayan dipertimbangkan konsumen dalam hal tersebut dapat mempengaruhi perilaku
membeli minyak goreng di pasar swalayan pembelian.
Kota Surakarta. Varaibel kedua dalam faktor psikologis
Variabel kenyamanan merupakan yang dipertimbangkan responden dengan nilai
variabel dalam faktor tempat yang dominan factor loading 0,708 adalah variabel motivasi.
dipertimbangkan responden dengan nilai factor Responden menyatakan bahwa memiliki
loading 0,850. Menurut responden, motivasi untuk membeli minyak goreng Bimoli
kenyamanan berbelanja di swalayan dengan karena produk tesebut memiliki kualitas yang
berbagai fasilitas yang disediakan seperti area baik dan menginginkan hasil olahan makanan
yang luas, adanya musik, dan ruangan ber-AC untuk konsumsi rumah tangganya juga baik.
menjadi alasan kuat responden memilih Engel et al. (1994) menyatakan bahwa ekspresi
berbelanja produk minyak goreng Bimoli di motivasi dalam pembelian dan pemakaian
pasar swalayan. Area belanja yang luas dan produk adalah karena adanya manfaat yang
suasana yang sejuk membuat konsumen diharapkan, yaitu manfaat utilitarian dan
nyaman dan tidak perlu berdesakan selama manfaat hedonik atau pengalaman.
berbelanja.
Variabel kedua dalam faktor tempat yang KESIMPULAN DAN SARAN
dipertimbangkan responden dengan nilai factor
loading 0,814 adalah variabel penataan. Kesimpulan
Penataan dari produk minyak goreng Bimoli di Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan
pasar swalayan menurut responden terlihat rapi dapat ditarik kesimpulan:
dan teratur menurut jenis kemasannya pada rak 1. Faktor-faktor yang dipertimbangkan
serta dilengkapi dengan keterangan harga dan konsumen dalam keputusan pembelian

46
Yenny S., Mohd. Harisudin, Agustono: Analisis Faktor-Faktor Yang Dipertimbangkan…

produk minyak goreng Bimoli berdasarkan dibandingkan merek dari produk sejenis
prioritasnya adalah faktor produk, faktor lain.
individu, faktor promosi, faktor kemasan, d. Untuk faktor kemasan dengan variabel
faktor proses, faktor tempat, dan faktor gambar dan warna kemasan, produsen
psikologis. Faktor harga tidak diharapkan mencantumkan keterangan
dipertimbangkan konsumen karena variabel vitamin A, omega 9, dan omega 6 di
penyusunnya berupa variabel harga tampilan depan kemasan.
memiliki factor loading kurang dari 0,5 e. Untuk faktor proses dengan variabel
sehingga harus dikeluarkan dari faktor. pelayanan, produsen hendaknya
2. Variabel-variabel yang dominan menambah karyawan atau pramuniaga
dipertimbangkan oleh konsumen untuk khusus dari pihak minyak goreng Bimoli
faktor produk adalah variabel kejernihan, di setiap swalayan sehingga dapat
faktor individu adalah variabel tingkat dilakukan promosi secara tatap muka
penghasilan, faktor promosi adalah variabel atau langsung kepada konsumen.
tampilan iklan, faktor kemasan adalah f. Untuk faktor tempat dengan variabel
variabel gambar dan warna kemasan, faktor kenyamanan, produsen diharapkan
proses adalah variabel pelayanan, faktor menambahkan outlet atau kotak
tempat adalah variabel kenyamanan, dan tersendiri dengan desain yang menarik
faktor psikologis adalah variabel keyakinan. untuk menempatkan produk minyak
goreng Bimoli.
Saran g. Untuk faktor psikologis dengan variabel
Saran yang dapat diberikan yaitu: keyakinan, produsen sebaiknya
1. Produsen hendaknya memaksimalkan faktor mencantumkan label Top Brand Award
produk, faktor promosi, faktor kemasan, di setiap jenis kemasannya.
faktor proses, dan faktor tempat sebagai alat
pemasaran terkendali serta DAFTAR PUSTAKA
memperhitungkan faktor individu dan faktor
psikologis yang kemudian merancang BPS Jawa Tengah. 2016. Statistik
strategi pemasaran melalui setiap variabel Kesejahteraan Rakyat Jawa Tengah
dominan yang dipertimbangkan oleh 2015. Koordinator Badan Pusat Statistik
konsumen pada setiap faktor sehingga Jawa Tengah.
mampu meningkatkan penjualan dan
loyalitas konsumen terhadap minyak goreng Bardhani, M. A; Zakaria, F. R; dan Palupi, N.
Bimoli. S. 2009. Analisis Persepsi Konsumen
2. Variabel dominan setiap faktor: terhadap Produk Minyak Sawit Merah
a. Untuk faktor produk dengan variabel Sebagai Minyak Kesehatan (Studi Kasus:
kejernihan, produsen hendaknya menjaga Perumahan Ciomas Permai, Bogor).
kualitas bahan dan teknologi pengolahan Jurnal Manajemen IKM 4(2): 185-194.
sehingga kualitas kejernihan minyak
goreng tetap terjaga. Budi, H. D. 2016. Analisis Pengaruh Faktor
b. Untuk faktor individu dengan variabel Sosial, Pribadi, dan Psikologis terhadap
tingkat penghasilan, produsen hendaknya Keputusan Pembelian Produk Minyak
memberikan promo potongan harga Goreng Bimoli di Samarinda. Skripsi
setiap periode waktu tertentu di pasar Terapan Manajemen Pemasaran Jurusan
swalayan sehingga dapat menarik setiap Administrasi Bisnis Politeknik Negeri
lapisan konsumen untuk melakukan Samarinda.
pembelian.
c. Untuk faktor promosi dengan variabel Bukhori, M. 2017. Faktor-Faktor yang
tampilan iklan, produsen hendaknya Dipertimbangkan dalam Keputusan
dapat menyajikan bukti survei konsumen Pembelian Minyak Goreng Bimoli pada
bahwa produk minyak goreng Bimoli Ibu Rumah Tangga Desa Kebonagung
merupakan produk yang paling disukai Kec. Purworejo Kota Pasuruan. Jurnal
JIBEKA 11(2): 11-20.

47
Yenny S., Mohd. Harisudin, Agustono: Analisis Faktor-Faktor Yang Dipertimbangkan…

Damayanti, A. 2009. Analisis Faktor Marketing Pelalawan. Skripsi Jurusan Manajemen


Mix terhadap Keputusan Pembelian Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN
Minyak Goreng pada Pasar Swalayan di Sultan Syarif Kasim Pekanbaru.
Kota Surakarta. Skripsi Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret Laporan Tahunan Indofood. 2013. Laporan
Surakarta. Tahunan Indofood Company Profile
Indonesia Investments. www.indonesia-
Dwinada, F. 2012. Analisis Faktor - Faktor investments.com. Diakses tanggal 25
Keputusan Pembelian Minyak Goreng November 2016.
Kemasan Merek Bimoli (Studi Kasus:
Rumah Tangga di Kota Bogor). Skripsi Respati, E; Hasanah, L; Wahyuningsih, S;
Manajemen Fakultas Ekonomi dan Sehusman; Manurung, Supriyati, M. Y;
Manajemen IPB. dan Rinawati. 2014. Buletin Konsumsi
Pangan 5(2): 36-46.
Effendi, S. dan Tukiran. 2012. Metode
Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES. Sastri, P. N; Djohar, S; dan Ratnawaty, A.
2003. Kajian Perilaku Konsumen Minyak
Engel, J. F; Blackwell, R. D; dan Miniard, P. Goreng Bimoli dan Implikasinya
W. 1994. Perilaku Konsumen. Jakarta: terhadap Strategi Pemasaran Produk
Binarupa Aksara. Bimoli. Tesis pada Program Manajemen
Bisnis, Sekolah Pascasarjana IPB, Bogor.
Hair, J; Black, J; Babin, W. C; Anderson, B. J;
dan Tatham, R. L. 2006. Multivariate Simamora, B. 2005. Analisis Multivariat
Data Analysis 6 th. New Jersey: Pearson Pemasaran. Jakarta: PT. Gramedia
Education. Pustaka.

Hermayani, L. 2014. Pengaruh Tayangan Iklan Sujarweni, V. W. 2015. SPSS untuk Penelitian.
Minyak Goreng Sania di Media Televisi Yogyakarta: Penerbit Pustaka Baru Press.
terhadap Keputusan Pembelian Oleh Ibu
Rumah Tangga di Kec. Tambang Kab. Sukotjo, H. dan Radix, S. R. 2010. Analisa
Kampar. Skripsi thesis UIN Sultan Syarif Marketing Mix-7P (Produk, Price,
Kasim Riau. Promotion, Place, Partisipant, Process,
dan Physical Evidence) terhadap
Kemendag RI. 2013. Kemendag Mendorong Keputusan Pembelian Produk Klinik
Masyarakat untuk Beralih dari Minyak Kecantikan Teta di Surabaya. Jurnal
Goreng Curah ke Minyak Goreng Mitra Ekonomi dan Manajemen Bisnis
Kemasan. www.kemendag.go.id. Diakses 1(2): 216-228.
tanggal 17 Oktober 2016.
Supriyana, E. 2006. Analisis Faktor-Faktor
Kotler, P. 1994. Manajemen Pemasaran: yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
Analisis, Perencanaan, Implementasi, dalam Pembelian Minyak Goreng
dan Pengendalian (Edisi ke-6 Jilid 1). Bermerek dan Tidak Bermerek (Kasus:
Jakarta: Erlangga. Rumah Makan di Kota Bogor). Skripsi
Program Studi Ekstensi Manajemen
Kotler, P. dan Amstrong, G. 2008. Prinsip- Agribisnis Fakultas Pertanian IPB.
Prinsip Pemasaran (Edisi ke-12 Jilid 1).
Jakarta: Erlangga. Tamrin, I. 2015. Pengaruh Bauran Pemasaran
terhadap Keputusan Pembelian Minyak
Kurniawati, H. 2014. Pengaruh Faktor Goreng Bimoli di Kota Gorontalo.
Psikologis terhadap Keputusan Skripsi Universitas Negeri Gorontalo.
Pembelian Produk Minyak Goreng
Fortune pada Masyarakat Desa Sari Top Brand Award. 2016. Top Brand Award:
Makmur Kec. Pangkalan Lesung Kab. Top Brand Concept. www.topbrand-

48
Yenny S., Mohd. Harisudin, Agustono: Analisis Faktor-Faktor Yang Dipertimbangkan…

award.com. Diakses tanggal 25 Olympic Garden (MOG). Jurnal


November 2016. Teknologi Industri Pertanian, F.
Teknologi Pertanian, Universitas
Utami, T. P. 2014. Konversi Minyak Goreng Brawijaya: 1-5.
Curah ke Kemasan Sederhana.
www.kemendag.go.id. Diakses tanggal 16 Yuniarti, R. D. dan Aprianti, R. S. 2003.
Oktober 2016. Pengaruh In Store Display terhadap
Keputusan Pembelian Minuman
Wijaya, G. D. P; Astuti, R; dan Silalahi, R. L. Berkarbonasi Coca-Cola (Survei pada
R. 2014. Strategi Pemasaran Berdasarkan Konsumen di Carrefour Paris Van Java
Analisis Bauran Pemasaran terhadap Sukajadi Bandung). Jurnal Pendidikan
Keputusan Pembelian Konsumen Produk Manajemen Bisnis 3(5): 68-83.
Buah Apel Malang di Giant Mall

49

You might also like