You are on page 1of 8

RISIKO PAJANAN LOGAM BERAT PADA AIR SUNGAI

Muhammad Pahruddin
Poltekkes Kemenkes Banjarmasin Jurusan Kesehatan Lingkungan
Jl. H. Mistar Cokrokusumo No.1A Banjarbaru Kalimantan Selatan 70714
E-mail: pahruddin.as@gmail.com

Abstract: Exposure risk of heavy metals on river water. River water is still used by the
society as the primary source of drinking water although some rivers have been polluted by
industry activities. The purpose of this research is to assess exposure risk of heavy metals
which is contained in river water. In achieving the purpose, it conducted the measurement
of insitu parameter as temperature, DO, turbidity and pH, mercury rate, manganese,
cadmium, and chromium of 6 valence in 2 sample collecting points in Tabatan river, in
headwaters and downstream of Desa Buas Buas and Sawaja Kecamatan Candi Laras Utara
Kabupaten Tapin. The result of measurement is analyzed to predict exposure risk of heavy
metals in river water consumed by people around the river. Exposure risk counts the intake
(I). Hazard Index concluded that the control is necessary toward the exposure risk. The
result of the research showed that only Manganese (Mn) is detected and exceed the limit.
The value of I in age group of 1-<5 in headwaters is 0,025154 and in downstream is
0,066077, while in adult group in headwaters is 0,012111 and in downstream is 0,031815
mg/kg-day. The value of HI resulted from calculation show HI < 1, it can be concluded that
intake rate of Manganese (Mn) of the river water is still under reference dose (RfD) that
means the exposure risk is safe.

Keywords: risk; exposure; heavy metals; river water.

Abstrak: Risiko Pajanan Logam Berat Pada Air Sungai. Air sungai masih digunakan oleh
masyarakat sebagai bahan baku air minum padahal beberapa sungai sudah tercemar akibat
aktifitas industri. Penelitian ini bertujuan menilai risiko pajanan logam berat yang
terkadung dalam air sungai. Dilakukan pengukuran parameter insitu seperti; suhu, DO,
kekeruhan dan pH, kadar merkuri, mangan, cadmium dan khromium valensi 6 pada 2 titik
pengambilan sampel di Sungai Tabatan, yaitu di bagian hulu dan hilir Desa Buas Buas dan
Sawaja Kecamatan Candi Laras Utara Kabupaten Tapin. Hasil pengukuran kemudian
dianalisi untuk memperkiraan risiko pajanan logam berat pada air sungai yang dikonsumsi
oleh masyarakat sekitar sungai. Risiko pajanan dengan menghitung asupan (I), Hazard
Indeks (HI) kemudian menyimpulkan perlunya pengendalian terhadap risiko pajanan
tersebut. Hasil penelitian menunjukkan hanya logam Mangan (Mn) yang terdeteksi dan
melebihi ambang batas, Nilai I pada golongan umur 1 – <5 tahun pada bagian hulu sungai
0,025154 dan bagian hilir sungai 0,066077, sedangkan untuk golongan dewasa bagian hulu
0,012111 dan bagian hilir 0,031815 mg/kg-hari. Nilai HI hasil perhitungan menunjukkan HI
< 1 sehingga disimpulkan bahwa tingkat asupan logam Mangan (Mn) dari air sungai masih
dibawah dosis referensinya (RfD) yang artinya batas pajanan masih aman.

Kata Kunci: Risiko; pajanan; logam berat; air sungai

PENDAHULUAN bilamana tidak tersedia dalam kondisi


Komponen lingkungan yang penting yang benar, baik kualitas maupun
bagi kehidupan adalah air, makhluk hidup kuantitasnya. Air bersih sangat
di muka bumi ini tak dapat terlepas dari didambakan oleh manusia, baik untuk
kebutuhan akan air. Air merupakan keperluan hidup sehari-hari, untuk
kebutuhan utama bagi proses kehidupan keperluan industri, untuk kebersihan
di bumi, sehingga tidak ada kehidupan sanitasi kota, maupun untuk keperluan
seandainya di bumi tidak ada air. Namun pertanian pertanian, perkebunan,
demikian, air dapat menjadi malapetaka
526 Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol. 14 No. 2, Juli 2017

perumahan, industri, pariwisata dan lain beberapa wilayah kabupaten atau bahkan
sebagainya [1]. lintas provinsi, sehingga walaupun di
Dewasa ini, air menjadi masalah suatu daerah tidak terdapat suatu
yang perlu mendapat perhatian yang aktifitas yang menyebabkan pencemaran
serius. Untuk mendapat air yang baik air (misalnya tambang) tetap badan
sesuai dengan standar tertentu, saat ini airnya berpotensi untuk tercemar.
menjadi barang yang mahal, karena air Pencemaran air di banyak wilayah, telah
sudah banyak tercemar oleh bermacam- mengakibatkan terjadinya krisis air
macam limbah dari berbagai hasil bersih, lemahnya pengawasan oleh
kegiatan manusia. Sehingga secara instansi terkait menjadikan problem
kualitas, sumberdaya air telah mengalami pencemaran air menjadi hal yang kronis
penurunan. Demikian pula secara yang makin lama makin parah, walaupun
kuantitas, yang sudah tidak mampu perangkat untuk melakukan pengawasan
memenuhi kebutuhan yang terus dari suatu kegiatan telah ada seperti
meningkat [2]. adanya dokumen AMDAL.
Pencemaran air saat ini terjadi Penelitian ini dilaksanakan di
dimana-mana, krisis air juga terjadi di Wilayah Kecamatan Candi Laras Utara
dimana-mana, secara umum krisis air pada Desa Buas Buas dan Desa Sawaja
terjadi akibat pencemaran limbah cair yaitu pada Sungai Tabatan. Adapun Luas
industri, rumah tangga ataupun wilayah Kecamatan Candi Laras Utara
pertanian. Selain merosotnya kualitas air 730,48 Km2 atau 27,05% dari luas
akibat pencemaran, krisis air juga terjadi wilayah Kabupaten Tapin dengan jumlah
akibat berkurangnya ketersediaan air dan penduduk 16.830 jiwa atau kepadatan
terjadinya erosi akibat pembabatan hutan penduduk 23 jiwa/Km2.
di hulu serta perubahan pemanfaatan Menurut data dari Puskesmas Candi
lahan di hulu dan hilir. Menyusutnya Laras Utara dari tahun 2013-2015,
pasokan air pada beberapa sungai besar penyakit terbesar umumnya didominasi
di Kalimantan menjadi fenomena yang oleh kasus penyakit yang berbasis
mengerikan, sungai-sungai tersebut lingkungan yaitu ISPA, diare, dan infeksi
mengalami pendangkalan akibat akut lain pada saluran pernapasan bagian
minimnya air pada saat kemarau serta atas. Data status kesehatan penduduk
ditambah erosi dan sedimentasi [3] yang dikumpulkan secara langsung
Di Kalimantan Selatan krisis air menunjukkan bahwa penyakit yang
terutama disebabkan oleh kegiatan sering diderita warga masyarakat adalah
tambang terutama tambang batubara dan ISPA dengan gejala batuk (51,5 %),
oleh kegiatan perkebunan sawit, kedua pencernaan (32,5 %), gejala malaria;
kegiatan tersebut sangat marak demam menggigil (2,5%) dan sisanya
diusahakan di Provinsi Kalimantan (13,5%) penyakit lainnya. Penyakit yang
Selatan ini. Kegiatan pertambangan dikeluhkan oleh masyarakat tersebut
menyebabkan tercemarnya kualitas air adalah penyakit yang berbasis
dari segi kimia, yaitu logam-logam, karena lingkungan, terutama yang berhubungan
aktifitas tambang membongkar lapisan- dengan kualitas udara dan kualitas air [4].
lapisan batuan di dalam tanah yang Dari data tersebut terlihat penyakit diare
didalamnya banyak terkadung logam, masih menjadi permasalahan, penyakit
seperti Besi (Fe), Mangan (Mn) dan diare ini selain disebabkan oleh agent
logam-logam berat lainnya. Sedangkan biologis berupa bakteri, bisa juga
kegiatan perkebunan lebih spesifik merupakan gejala yang non spesifik dari
menyebabkan terjadinya pencemaran air terjadinya keracunan oleh logam di dalam
oleh sisa pupuk dan pestisida [3] air.
Segala bentuk pencemaran tidak Potensi pencemaran logam di air
mengenal batas administratif begitu juga Sungai Tabatan cukup besar, mengingat
dengan pencemaran air sungai karena sungai ini merupakan sungai yang
sungai yang mengalir biasanya melintasi melewati sebagian besar wilayah di
Muhammad Pahruddin. Risiko Pajanan Logam Berat pada Air Sungai 527

Kabupaten Tapin khususnya di insitu langsung di lapangan dan


Kecamatan Candi Laras Utara yang sebagiannya lagi diambil sampelnya dan
terdapat aktifitas tambang dan sawit, dianalisis di laboratorium. Populasi dan
sedangkan aktifitas lokal di Kecamatan sampel penduduk berisiko adalah semua
Candi Laras Utara sendiri yang potensial penduduk di wilayah adminitratif Desa
mencemari adalah pembuangan limbah Buas Buas dan Desa Sawaja Kecamatan
rumah tangga. Oleh karena itu diperlukan Candi Laras Utara Kabupaten Tapin,
penelitian terhadap asupan logam melalui spesifik pada penduduk yang bermukim
pajanan air sebagai deteksi dini untuk di sepanjang Sungai Tabatan.
mencegah terjadinya keracunan yang Data gangguan kesehatan
lebih meluas. dikumpulkan secara cross sectional pada
Secara umum kesimpulan dari penduduk berisiko. Data yang
penilaian kadar bahan pencemaran di dikumpulkan mencakup pola penyakit
lingkungan, baik air maupun udara adalah umum dan penyakit yang diduga
berdasarkan perbandingannya dengan berhubungan kadar logam di dalam air.
baku mutu saja dan tidak memperhatikan Data ini digunakan untuk mencari
tingkat asupan atas bahan pencemar indikasi awal gangguan pencemaran
tersebut secara aktual, sehingga logam terhadap kesehatan yang aktual.
penelitian ini akan lebih baik karena tidak Karakteristik penduduk yang diteliti
hanya memperhitungkan jumlah bahan adalah pola antropometrinya mencakup;
pencemar yang masuk ke tubuh, berat badan, umur, volume air minum
melainkan faktor karakteristik individu yang dikonsumsi dan lama pajanan. Data
seperti; umur, berat dan berat badan juga ini digunakan untuk karakterisasi dan
diperhitungkan. pengelolaan risiko.
Karakteristik risiko kesehatan
BAHAN DAN CARA PENELITIAN pencemaran logam ditentukan sebagai
Penelitian ini dilaksanakan di Desa efek nonkarsinogenik yang bersifat
Buas Buas dan Desa Sawaja Kecamatan sistemik. Karakteristik risiko ditegakkan
Candi Laras Utara Kabupaten Tapin dengan menggabungkan hasil analisis
Provinsi Kalimantan Selatan, dengan pajanan (exposure assesment) dengan
subyek penelitian pencemaran logam- analisis dosisi-respons (dose-respons
logam pada badan air Sungai Tabatan di assesment). Analisis pajanan yang disebut
Desa Buas Buas dan Desa Sawaja juga “nilai kontak” digunakan untuk
Kecamatan Candi Laras Utara dan menghitung dosis atau jumlah risk agent
penduduk yang bermukim di wilayah (logam) yang diterima individu yang
Kecamatan tersebut. Kualitas air meliputi dinyatakan sebagai asupan atau Intake (I),
parameter fisik dan kimia termasuk dihitung menggunakan persamaan:
logam-logam sebagian diukur secara

CRt e f e D
I = ........................................................................................................................................................ (1)
Wb t avg
I = Asupan (intake), jumlah risk agent yang masuk(mg/(kg-hari)
C = Konsentrasi risk agent (logam di air) (mg/l)
R = Laju rate asupan; 1 liter/hari (untuk anak) dan 2 liter/hari untuk dewasa
fe = Frekuensi pajanan tahunan (hari/tahun)
te = Waktu pajanan harian (jam/hari)
Dt = Durasi pajanan, real time atau 30 tahun proyeeksi (tahun)
Wb = Berat badan (kg)
tavg = Perioda waktu rata-rata, 30 tahun x 365 hari/tahun (karsinogenik)
528 Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol. 14 No. 2, Juli 2017

Dalam analisis dosis-respon, atau LOAEL (lowest adverse effect level)


informasi toksisitas dievaluasi secara sebagai critical toxic effect digunakan
kuantitatif untuk mengidentifikasi efek- untuk menentukan Referensce Dose oral
efek merugikan sebagai fungsi pajanan. (Rf Do atau Rf C), dihitung dengan
NOAEL (no observed adverse effect level) persamaan: [1][5].

NOAEL atau LOAEL


Rf D = ........................................................................................................ (2)
 UF1  UF2  UF3  UF4  MF
UF adalah uncertainly factor (factor factor, berupa angka-angka tanpa satuan
ketidakpastian) dan MF adalah modifying dengan ketentuan sebagai berikut :

UF1 = 10 untuk variasi sensitivitas dalam populasi manusia


UF2 = 10 untuk ekstrapolasi toksisitas dari hewan ke manusia
UF3 = 10 bila NOAEL diturunkan dari uji hayati subkronik (bukan kronik)
UF4 = 10 bila LOAEL digunakan mengggantikan NOAEL

0<MF<10 sebagai professional Hazard Index (HI), yaitu perbandingan


judgement terhadap kualitas dan tingkat pajanan selama waktu pajanan
kelengkapandata studi toksisitas. yang sama. HI dihitung dengan
Selanjutnya, dengan nilai I dan RfD besar persamaan:
risiko dinyatakan sebagai Noncancer

Noncancer Hazard Index = I .................................................................................................................... (3)


RfD

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN badan dan lama tinggal. Hasil pengukuran
Karakteristik penduduk sebagai berat badan dan lama tinggal disajikan
sampel population at risk diwakili oleh dalam Tabel 1.
dua parameter antropometri, yaitu berat

Tabel 1. Parameter karakteristik (dengan nilai rata-rata) penduduk dalam dua kelompok
yang bertempat tinggal di lokasi studi

Anak 1 – <5 Tahun Dewasa


Karakteristik Antropometri
Hulu Hilir Hulu Hilir
Berat Badan (kg) 13 13 54 54
Lama Tinggal (hari/tahun) 350 350 350 350

Besar intake air minum, digunakan ng dewasa sampai dengan berat badan 70
nilai default, yaitu untuk anak-anak kg adalah 2 liter/hari.
dengan berat badan rata-rata 10 kg Hasil pengukuran analisis kadungan
adalah 1 liter/hari, sedangkan untuk ora- logam di 2 (dua) lokasi yang dipilih di
wilayah studi disajikan dalam Tabel 2.
Muhammad Pahruddin. Risiko Pajanan Logam Berat pada Air Sungai 529

Tabel 2. Kualitas Badan Air Sungai Tabatan Desa Buas Buas dan Desa Sawaja Kecamatan
Candi Laras Utara Kabupaten Tapin

Lokasi Sampling
Parameter Baku mutu*)
Hulu Hilir
Parameter Non Logam
Temperatur, OC 28,0 28,1 Deviasi 3o
Derajat keasaman, pH 4,70 3,34 6–9
DO, mg/liter 1,88 2,48 6
BOD, mg/liter 1,74 1,04 2
COD, mg/liter 55,2 20,1 10
Parameter Logam
Merkuri (Hg), mg/liter ttd ttd 0,001
Mangan (Mn), mg/liter 0,327 0,859 0,1
Kadmium (Cd), mg/liter ttd ttd 0,01
Krom valensi 6 (Cr ), mg/liter
+6 ttd ttd 0,05
*) Per. Gub. Kalsel No. 05 Tahun 2007 Baku Mutu Air Kelas I

Berdasarkan Tabel 1 dan Tabel 2, dengan menggunakan Persamaan (1).


perhitungan pajanan logam hanya Hasil perhitungan intake logam disajikan
dilakukan untuk logam Mangan (Mn) pada Tabel 3.

Tabel 3. Ringkasan Nilai Intake logam (mg/kg-hari) menurut kelompok umur dan tempat
tinggal di lokasi studi

Lokasi
Parameter / Kelompok Umur
Hulu Hilir
Mangan (Mn)
1 – <5 Tahun 0,025154 0,066077
Dewasa 0,012111 0,031815

Nilai kuantitatif toksisitas yang berkembang pula teknik epidemiologi


dibutuhkan untuk karakterisasi risiko molekuler untuk mempelajari hubungan
adalah NOAEL atau LOAEL. Kuantitas keaktifan biologis dengan struktur
toksisitas ini dapat berasal dari hasil molekul, khususunya untuk senyawaan-
bioassay (menggunakan hewan uji), studi senyawaan karsinogen yang dapat
epidemiologi, laporan kasus-kasus klinik, membentuk DNA-adduct atau protein-
atau studi structure-reactivity relationship. adduct.
Namun, untuk kebanyakan zat kimia Bukti epidemiologis efek logam-
toksik NOAEL atau LOAEL yang dihasilkan logam terhadap kesehatan cukup banyak
uji hayati lebih diutamakan karena terdokumentasi. Sehingga nilai RfD untuk
hubungan dosis – efeknya lebih pasti. logam-logam di dalam air sudah tersedia
Dalam pengembangan dosis – respons ini, (Persamaan 2) [6].
sejak paruh pertama tahun 1990-an
530 Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol. 14 No. 2, Juli 2017

Tabel 4. Indeks Toksisitas beberapa bahan kimia pencemar air

Parameter RfD (mg/kg-hari)


Arsen, Ar 3,00 . 10-4
Cadmium, Cd 5,00 . 10-4
Chrom total, Cr 1,00 . 10+0
Chrom valensi 6 3,00 . 10-3
Cobalt, Co 2,90 . 10-4
Cyanida, CN (bebas) 2,00 . 10-2
Mangan, Mn 1,40 . 10-1
Merkuri, Hg 3,00 . 10-4

Dari dua variabel noncancer hazard asupan (intake) ingested, dan variabel
index (HI) seperti dirumuskan dalam RfD, sehingga dapat ditentukan Hazard
Persamaan 3, telah tersedia nilai-nilai Indeks (HI) untuk logam Mangan (Mn).

Tabel 5. Noncancer hazard index (HI) pajanan logam pada penduduk menurut tempat
tinggal dan kelompok umur di lokasi studi

Hulu Hilir
Risk Agent
1 - <5 Dewasa 1 - <5 Dewasa
Mn 0,18 0,09 0,47 0,23

Pada Tabel 2 di atas terlihat kimia diukur dengan nilai COD. Sehingga
sebagian besar parameter kualitas air di semakin banyak bahan organik yang
wilayah studi yang diukur masih berada dirombak, maka akan semakin besar nilai
dibawah ambang batas (memenuhi BOD dan COD perairan tersebut dan
persyaratan) baku mutu. Parameter yang semakin banyak oksigen yang diperlukan
tidak memenuhi persyaratan untuk sehingga kandungan oksigen terlarut di
seluruh lokasi pengamatan adalah pH, perairan semakin berkurang. Sehingga
oksigen terlarut, COD, dan Mangan (Mn). dengan bahan organik yang tinggi
Rendahnya kandungan oksigen menyebabkan nilai BOD dan COD juga
terlarut dan tingginya nilai COD pada tinggi, dan sebaliknya kandungan oksigen
perairan di lokasi pengamatan diduga terlarut menjadi rendah dan tidak
berhubungan dengan tingginya memenuhi baku mutu yang
kandungan bahan organik, baik berasal dipersyaratkan. Berdasarkan nilai BOD
dari tumbuhan maupun hewan yang mati yang masih memenuhi baku mutu dan
dan masuk ke badan air. Pada proses nilai COD yang melampaui baku mutu,
dekomposisi bahan organik diperlukan maka dapat diketahui bahwa perombakan
oksigen terlarut baik secara kimia bahan organik lebih banyak berlangsung
maupun biologis sehingga oksigen di secara kimia [7].
perairan akan berkurang dan akan Senyawa mangan terdapat secara
dihasilkan berbagai macam senyawa alami di lingkungan sebagai padatan
kimia diantaranya adalah amoniak, nitrit dalam tanah, partikel kecil di dalam air,
dan nitrat (terutama bagi bahan organik serta partikel debu di udara. Manusia
mengandung N), sulfat dan sulfida untuk meningkatkan konsentrasi mangan di
bahan organik yang mengandung udara oleh kegiatan industri dan melalui
senyawa sulfur. Jumlah oksigen yang pembakaran bahan bakar fosil. Mangan
diperlukan untuk merombak bahan yang berasal dari aktivitas manusia juga
organik secara biologis diukur dengan dapat meresap ke air permukaan, air
nilai BOD sedangkan keperluan oksigen tanah, dan air limbah. Mangan merupakan
untuk merombak bahan organik secara komponen penting pada hewan dan
Muhammad Pahruddin. Risiko Pajanan Logam Berat pada Air Sungai 531

menyusun tiga puluh enam enzim yang KESIMPULAN DAN SARAN


digunakan untuk metabolisme Berdasarkan hasil penelitian terihat
karbohidrat, protein, dan lemak. Hewan bahwa sebagian besar parameter kualitas
yang kekurangan asupan mangan akan air di wilayah studi yang diukur masih
mengalami gangguan pertumbuhan, berada dibawah ambang batas
gangguan pembentukan tulang, dan (memenuhi persyaratan) baku mutu.
gangguan reproduksi. Namun, dosis Parameter yang tidak memenuhi
mangan yang terlalu tinggi bisa memicu persyaratan untuk seluruh lokasi
masalah paru-paru, hati, gangguan pengamatan adalah pH, oksigen terlarut,
pembuluh darah, penurunan tekanan COD, dan Mangan (Mn).
darah, kegagalan perkembangan janin, Rendahnya kandungan oksigen
dan kerusakan otak [8]. terlarut dan tingginya nilai COD pada
Karakteristik risiko yang tercantum perairan di lokasi pengamatan diduga
dalam Tabel 3 menunjukkan bahwa berhubungan dengan tingginya
indeks bahaya nonkanker sebagai ukuran kandungan bahan organik, baik berasal
tingkat risiko logam mangan (Mn) masih dari tumbuhan maupun hewan yang mati
berada di bawah angka 1; artinya dosis dan masuk ke badan air.
referensi belum dilampaui. Secara keseluruhan tingkat asupan
Meskipun tingkat risiko secara logam Mangan (Mn) dari air Sungai
kuantitatif telah dapat dirumuskan, studi Tabatan di Desa Buas Buas dan Desa
ini memiliki sejumlah keterbatasan, yaitu Sawaja Kecamatan Candi Laras Utara
sampel sebagai subyek studi belum Kabupaten Tapin masih dibawah dosis
diambil dengan jumlah yang benar sesuai referensinya (RfD), sehingga
dengan sample frame-nya. Namun menghasilkan angka Hazard indeks (HI)
demikian, survai kepada anak balita tidak dibawah angka 1 yang artinya batas
untuk mencari efek polutan terhadap pajanan masih aman.
kesehatan tetapi untuk mencari variabel Berdasarkan hasil-hasil analisis
antropometri. Dengan demikian jumlah risiko dan pembahasannya peneliti
sampel tidak banyak mempengaruhi menyarankan agar penelitian ini dapat
tingkat risiko. dilakukan sesering mungkin pada jalur
Prinsip analisis risiko menyatakan sungai lainnya apalagi bila sungai
bahwa tuntutan akan pengelolaan risiko tersebut menjadi akhir pembuangan
menjadi besar apabila HI > 1. limbah industri dan terlebih lagi apabila
Pengendalian bisa dilakukan dengan air sungai tersebut digunakan sebagai
berbagai cara, tetapi yang dapat bahan baku pengolahan air minum.
dirumuskan secara kuantitatif adalah
dengan melakukan regulasi. Regulasi KEPUSTAKAAN
berarti menetapkan standar atau baku 1. Basri S, Bujawati E, Amansyah M.
mutu dengan mengubah RfD menjadi RgD Analisis Risiko Kesehatan
(Regulatory Dose). RgD digunakan untuk Lingkungan. J Kesehat.
intake berupa makanan atau minuman 2014;VII(2):427–42.
dan biasanya dinyatakan juga sebagai 2. Hakim DL. Aksesibilitas Air Bersih
MCL (maximum contaminant level). Bagi Masyarakat Di Permukiman
Namun berdasarkan nilai HI pada Linduk Kecamatan Pontang
tabel 5, maka pengelolaan risiko pada air Kabupaten Serang. Universitas
sungai Tabatan Kecamatan Candi Laras Diponegoro Semarang; 2010.
Utara Kabupaten Tapin tidak perlu 3. Batulicin F. Kualitas air sungai di
dilakukan karena masih aman sehingga kalimantan selatan menurun
jumlah asupan amannya pun tidak perlu [Internet]. 2011 [cited 2016 Nov 12].
dihitung atau ditentukan. Available from:
http://www.fokusbatulicin.com/201
532 Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol. 14 No. 2, Juli 2017

1/04/kualitas-air-sungai-di- 6. Duah DKA. Hazardous Waste Risk


kalimantan.html Assessment. Lewis Publishers; 1993.
4. Puskesmas Candi Laras Utara. 7. Warlina, Lina. Pengaruh Waktu
Laporan Tahunan Puskesmas Candi Inkubasi BOD Pada Berbagai Limbah,
Laras Utara Tahun 2015. Rantau; FMIPA Universitas Indonesia. Jakarta;
2015. 1985.
5. US-EPA, Description and Use in 8. Wardhana, Wisnu Aria. Dampak
Health Risk Assesment, Background Pencemaran Lingkungan, Penerbit
Document 1A, 1997, Andi Offset Jogyakarta; 1995.
http:/www.epa.gov/iris.

You might also like