You are on page 1of 8

Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 8 No.

1 Februari 2021
P - ISSN : 2503-4413
E - ISSN : 2654-5837, Hal 203 – 210

PENGARUH NON PERFORMING FINANCING (NPF), CAPITAL ADENQUACY RATIO


(CAR) DAN INFLASI TERHADAP LIKUIDITAS

Oleh :
Rizka Ardiana Gunawan,
Gusganda Suria Manda
Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Universitas Singaperbangsa Karawang
1710631030151@student.unsika.ac.id

Article Info Abstract


Article History : This study aims to examine the effect of Non Performing Financing (NPF),
Received 26 - Jan- 2021 Capital Adequacy Ratio (CAR), and inflation on liquidity (Finance to
Accepted 19 - Feb - 2021 Deposit Ratio) in Islamic banking. This type of research is quantitative
Available Online research. The population of this research is all Islamic banking companies
28 - Feb- 2021 registered with the Financial Services Authority (OJK) for the 2015-2019
period, totaling 15. The research sample was selected by purposive
sampling method so that 12 banking companies were obtained. The data
analysis used multiple linear regression analysis. Data is processed with
IBM SPSS Version 22.0 for windows. The results showed that the Non
Performing Financing had no effect on the Finance to Deposit Ratio, while
the Capital Adequacy Ratio and inflation had an effect on the Finance to
Deposit Ratio. In addition, the Finance to Deposit Ratio, Capital Adequacy
Ratio, and inflation have a significant effect on the level of the Finance to
Deposit Ratio. The value of the determinant coefficient (R2) is 0.185 or
18.5%. This shows that the variable Non Performing Financing, Capital
Adequacy Ratio, and Inflation have an effect on Liquidity at Islamic
Commercial Banks registered with the Financial Services Authority for the
2015-2019 period, which is 18.5%, while the remaining 81.5% is influenced
by variables other than research.
Keyword :
Non Performing Financing
(NPF), Capital Adenquency
Ratio (CAR), Inflation,
Liquidity, Financing to
Deposit Ratio (FDR).

1. PENDAHULUAN Ketentuan umum operasioanal perbankan


Bank sebagai lembaga perantara didasarkan pada Undang-Undang RI tentang
masyarakat dan bagian dari system moneter No.21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah,
memiliki posisi yang strategis untuk mendukung Pasal 1 Ayat 2, dimana bank merupakan badan
pembangunan ekonomi. Manajemen bank dituntut usaha yang menghimpun dana masyarakat dalam
untuk selalu menjaga stabilitas antara tingkat bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada
kecukupan likuiditas dan profitablitas bank serta masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau entitas
memenuhi kebutuhan permodalan. Menjaga komersial lainnya untuk meningkatkan standar
kesehatan bank dilakukan dengan cara menjaga hidup masyarakat. Pada pasal 4 juga diatur Fungsi
likuiditasnya agar bank dapat melaksanakan Bank Syariah, yaitu Bank Umum Syariah dan Unit
kewajibannya kepada semua pihak yang menarik Usaha Syariah wajib menjalankan fungsi
simpanan setiap saat (Sapto & Christian, 2019).
203
menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat Likuiditas dapat menyebabkan
(Rani, 2017). kebangkrutan bank karena mereka harus menjual
Pada kondisi wabah Covid-19, industri asset jauh dibawah nilainya ntuk memenuhi
perbankan syariah menghadapi banyak tantangan. kebutuhan kewajiban keuangan mereka saat ini.
Kondisi pandemi tersebut dapat menurunkan daya Manajemen risiko tingkat dasar memungkinkan
saing bank syariah dan masyarakat akan perbankan syariah untuk mengambil tindakan
mentransfer dananya ke bank konvensional. preventif daripada tindakan reaktif dalam
Secara keseluruhan, tantangan bank syariah menghadapi risiko (Waemustafa & Sukri, 2016).
selama pandemi Covid-19 adalah likuiditas dan Selama pandemi Covid-19 industri
rasio pembiayan bermasalah atau Non Performing perbankan syariah masih menunjukkan kinerja
Financing (NPF). Kebijakan relaksasi likuiditas yang positif. Ini tercermin dari pertumbuhan
yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia (BI) dan perbankan syariah di seluruh negeri. Hal tersebut
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah membantu dibuktikan pada juni 2020, total aset industri
industri dalam menghadapi perlambatan ekonomi perbankan syariah meningkat 9,22% atau
akibat wabah tersebut. mencapai 545,4 triliun rupiah. Tingkat likuiditas
Bank tentunya menghadapi berbagai tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan industri
risiko dalam menjalankan bisnisnya. Risiko perbankan konvensional yang hanya tumbuh
perbankan adalah tingkat ketidakpastian tentang 4,89%.
hasil yang diharapkan. Risiko peningkatan NPF Beberapa peneliatian sebelumnya telah
dapat diatasi melalui kebijakan POJK melakukan penelitian yang mengukur Non
11/POJK.03/2020, yang melibatkan stimulus Performing Financing (NPF) terhadap Financing
ekonomi nasional sebagai kebijakan to Deposit Ratio (FDR), diantaranya penelitian
countercyclical atas dampak penyebaran virus yang dilakukan oleh Utami & Muslikhati (2019)
corona pada 2019. Bank dapat melakukan yang mengungkapkan bahwa secara parsial
restrukturisasi untuk menekan NPF. Tantangan maupun secara simultan, NPF berpengaruh
lainnya adalah likuiditas industri yang tidak signifikan terhadap likuiditas (FDR) pada bank
merata. Beberapa bank memiliki kelebihan umum syariah. Sedangkan menurut penelitian
likuiditas sementara yang lain kekurangan Sukmana & Suryaningtyas (2016) menunjukkan
likuiditas. Berkaca pada kondisi krisis 1998 dan bahwa variabel NPF tidak berpengaruh signifikan
2008; Saat itu, perbankan syariah mengubah terhadap likuiditas (FDR) bank umum syariah.
pembiayaan berdasarkan akad Murabahah Penelitian selanjutnya dilakukan pada bank
menjadi pembiayaan berdasarkan akad konvensional oleh Sapto & Christian (2019)
Musyarakah dan Mudharabah. bahwa variabel NPL secara parsial maupun
Likuiditas bank dapat berupa fungsi simultan menunjukkan pengaruh yang signifikan
positif atau negatif dari kekuatan pasar. Sisi terhadap LDR.
positifnya, ketika bank mengakumulasi kekuatan Peneliti yang melakukan penelitian
pasar dan memposisikan diri di pasar simpan mengenai Capital Adequacy Ratio (CAR)
pinjam, mereka akan memiliki likuiditas terhadap Financing to Deposit Ratio (FDR) adalah
pembiayaan. Ketika dominasi meningkat, mereka Ambaroita (2015), Sapto & Christian (2019), dan
mencari likuiditas untuk akses pasar yang lebih Kartini & Nuranisa (2014), mengungkapkan
baik dan mengurangi ketergantungan mereka pada bahwa CAR dalam jangka pendek berpengaruh
likuiditas asset terkait dengan biaya peluang, positif dan signifikan terhadap FDR. Penelitian
seleksi yang merugikan, dan masalah moral selanjutnya dilakukan oleh Utami & Muslikhati
hazard. Jika peningkatan likuiditas modal (2019) dan Nur Fadillah & Seno Aji (2018) yang
melebihi penurunan likuiditas asset, maka total mengungkapkan bahwa CAR tidak berpengaruh
likuiditas bank akan berdampak pada peningkatan dan signifikan terhadap FDR.
kekuatan pasarnya. Sisi negatifnya adalah Penelitian mengenai Inflasi terhadap
ketergantungan yang terus menerus pada Financing to Deposit Ratio (FDR) dilakukan oleh
pembiayaan likuiditas, ditambah dengan Nur Fadillah & Seno Aji (2018) dan Ichwan &
kurangnya investasi dalam asset likuid oleh bank- Nafik H.R (2017) menunjukkan bahwa inflasi
bank yang dominan, pada akhirnya akan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap
berdampak pada pembatasan harga dan kuantitas FDR. Penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh
di pasar pembiayaan. Selain itu ketika bank Ichwan & Nafik H.R (2017) menunjukkan Inflasi
dominan mengenakan suku bunga pinjaman yang memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan
lebih tinggi, mereka dapat mencegah peminjam terhadap FDR. Sedangkan pada penelitian yang
beresiko endah menghasilkan asset bermasalah dilakukan oleh Rani (2017) menunjukkan bahwa
yang berlebihan (Syamsurizal, 2016).
204
faktor inflasi tidak berpengaruh secara signifikan bank bermasalah. Kualitas pembiyaan yang buruk
terhadap FDR pada bank umum syariah. akan berdampak negatif pada kinerja perbankan
Berdasarkan penelitian jurnal nasional syariah (Syamsurizal, 2016).
dan internasional mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi likuiditas perbankan syariah, Capital Adequacy Ratio (CAR)
peneliti ingin mengetahui tingkat signifikasi Tingkat Kesehatan bank dapat dilihat dari
faktor-faktor yang mempengaruhi likuiditas Bank Modal dengan menggunakan rasio kecukupan
Umum Syariah. Peneliti ingin meneliti pengaruh modal atau biasa disebut Capital Adequacy Ratio
Non Performing Financing, Capital Adequacy (CAR). Rasio ini digunakan untuk menunjukkan
Ratio, dan Inflasi terhadap Financing to Deposit kemampuan bank dalam memelihara kecukupan
Ratio Pada Bank Umum Syariah periode tahun permodalan dan kemampuan manajemen bank
2014-2019. untuk mengukur, mengidentifikasi,
mengendalikan, dan memantau risiko yang dapat
2. KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS mempengaruhi jumlah permodalan pada suatu
PENELITIAN bank (Syamsurizal, 2016).
Perhitungan CAR didasarkan pada prinsip
Financing To Deposit Rasio (FDR) bahwa setiap investasi yang mengandung resiko
Financing to Deposit Ratio (FDR) adalah rasio harus diberi presentase tertentu dari total modal
antara total pembiayaan yang disediakan terhadap terhadap total investasi yang dikeluarkan. Sesuai
total dana pihak ketiga yang dihimpun. FDR dengan standar yang ditetapkan Bank for
merupakan kemampuan bank untuk menyalurkan International Settlement (BIS), Bank Indonesia
dananya kepada debitur serta mengembalikannya pada peraturan Nomor mewajibkan setiap bank
kepada deposan dengan mengandalkan kredit menyediakan modal minimal 8% dari Aktiva
sebagai sumber likiditas (Munir, 2018). Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) (Sebayang,
Nilai FDR menunjukkan efektif tidaknya 2020).
dana yang disalurkan oleh bank, semakin tinggi Rasio CAR yang lebih tinggi
FDR maka risiko likuiditas bank semakin besar, menunjukkan bahwa bank memiliki modal yang
sebaliknya semakin rendah FDR bank maka cukup untuk memenuhi kebutuhannya dan
menunjukkan banyak dana yang menganggur menaggung resiko berbagai resiko termasuk
maka bank tidak dapat menyalurkan pembiayaan resiko pembiayaan. Dengan meningkatnya modal,
dengan efektif. Oleh karena itu bank perlu bank dapat memberikan lebih banyak
menjaga FDR agar tetap stabil, tidak terlalu tinggi pembiayaan, dan dengan meningkatnya
atau terlalu rendah. Standar Bank Indonesia pembiayaan tersebut maka FDR juga akan
terhadap rasio FDR adalah 80%-110%. Apabila meningkat (Ambaroita, 2015).
FDR kurang dari 80% maka dapat dikatakan
bahwa dana yang terkumpul tidak tersalurkan Iflasi
dengan baik. Sedangkan jika FDR melebihi 110% Inflasi adalah proses kenaikan harga-harga
artinya total pembiayaan tersebut melebihi dana dalam suatu perekonomian. Tingkat Inflasi
yang dihimpun (Susilowati, 2016). (presentase kenaikan harga) bervariasi dari satu
periode ke periode berikutnya, dan berbeda pula
Non Performing Financing (NPF) dari suatu negara dengan yang lainnya. Tingkat
Pada perbankan konvensional digunakan inflasi rendah yaitu dibawah 2% atau 3%.
istilah Non Performing Loan (NPL) karena Sedangkan tingkat inflasi moderat sekitar 4% dan
menggunakan prinsip kredit, sedangkan 10%. Dalam setahun, tingkat inflasi yang sangat
Perbankan Syariah yang menggunakan istilah Non tinggi bisa mencapai puluhan persen (Mayasari,
Performing Financing (NPF) karena 2019).
menggunakan prinsip pembiayaan. Rasio ini Indeks harga untuk mengukur tingkat
digunakan untuk mengukur tingkat pembiayaan inflasi, yaitu Indeks Harga Konsumen (IHK) atau
bermasalah yang dihadapi bank. Tujuan utamanya biasa disebut Consumer Prise Index (CPI) yang
adalah untuk menentukan kemampuan dan merupakan indeks dari komoditas yang selama ini
kemauan debitur untuk mengembalikan pinjaman digunakan konsumen. Salah satu faktor
sesuai dengan pembiayaan. (Utami & Muslikhati, makroekonomi yaitu inflasi, dimana inflasi
2019). merupakan proses kenaikan harga secara terus-
Semakin tinggi rasio NPF menunjukkan menerus secara keseluruhan. Jika inflasi terjadi
semakin buruk kualitas pembiayaan sehingga maka akan timbul ketidakpastian kondisi
menyebabkan semakin besar jumlah pembiayaan makroekonomi pada suatu negara sehingga
bermasalah, dan semakin besar kemungkinan menyebabkan masyarakat lebih banyak
205
menghabiskan dananya untuk konsumsi (Sari, Total Pembiayaan
FDR = x 100%
2018). Total Dana Pihak Ketiga
Inflasi akan berdampak pada
perekonomian khususnya di Indonesia, salah b. Non Performing Financing (NPF)
satunya pada sektor perbankan. Dampak inflasi Non Performing Financing (NPF)
pada industri perbankan terjadi karena masyarakat merupakan rasio yang digunakan untuk
cenderung akan mengurangi simpanan yang pada mengukur tingkat pembiayaan bermasalah
akhirnya berujung pada penurunan nilai rill asset yang dihadapi bank. Semakin tinggi rasio NPF
bank. menunjukkan semakin buruk kualitas
pembiayaan sehingga menyebabkan semakin
Hipotesis besar jumlah pembiayaan bermasalah
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat (Syamsurizal, 2016). NPF dihitung dengan
dikumpulkan keseluruhan hipotesis yang akan rumus:
diuji dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut :
H1 = Non Performing Financing (NPF) Pembiayaan Bermasalah
NPF = x 100%
berpengaruh positif terhadap Financing Total Pembiayaan
to Deposit Ratio (FDR) Bank Umum
Syariah c. Capital Adequancy Ratio (CAR)
H2 = Capital Adequacy Ratio (CAR) Rasio ini digunakan untuk menunjukkan
berpengaruh positif terhadap Financing kemampuan bank dalam memelihara
to Deposit Ratio (FDR) Bank Umum kecukupan permodalan dalam menyediakan
Syariah dana untuk tujuan pengembangan usaha, serta
H3 = Inflasi berpengaruh positif terhadap menanggung risiko kerugian dana yang
Financing to Deposit Ratio (FDR) Bank disebabkan oleh operasional bank. CAR
Umum Syariah dihitung menguunakan rumus:
H4 = NPF, CAR, dan Inflasi secara Simultan
Berpengaruh terhadap FDR Bank Modal
CAR = x 100%
Umum Syariah ATMR

3. METODE PENELITIAN d. Inflasi


Jenis penelitian ini menggunakan Inflasi merupakan proses kenaikan harga
pendekatan deskriptif kuantitatif yaitu penelitian pada suatu perekonomian. Inflasi juga
yang menekankan analisanya pada dalam bentuk merupakan indikator utama stabilitas harga
angka yang diolah dengan metoda statistika. dalam perekonomian. Inflasi dihitung dengan
Menurut Sujarweni (2016:2) penelitian metode rumus:
kuantitatif adalah jenis penelitian yang mengarah
pada penemuan-penemuan yang hasilnya dapat IHK 𝑡 − IHK 𝑡−1
Inflasit = x 100%
diukur dengan menggunakan prosedur statistik IHK 𝑡−1
atau cara lain dan kuantifikasi.
Jenis data yang digunakan yaitu Metode Pengumpulan data yang
menggunakan data sekunder dimana sumber data dilakukan adalah dengan metode Purposive
yang disusun secara time series (runtun waktu). sampling yaitu teknik pengambilan sampel
Berdasarkan hipotesis penelitian, berdasarkan pertimbangan tertentu. Data yang
variabel-variabel yang digunakan dalam diperoleh yaitu dari statistik perbankan syariah
penelitian ini diukur dengan : pada situs resmi Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
a. Financing to Deposit Ratio (FDR) pada website www.ojk.go.id.
Finansing to Deposit Ratio (FDR) Kriteria Bank Umum Syariah yang
merupakan rasio perbandingan antara digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini
pembiayaan yang diberikan oleh bank yaitu:
terhadap dana pihak ketiga yang dapat 1) Bank Umum Syariah (BUS) yang beroperasi
dihimpun bank. Semakin tinggi FDR maka di Indonesia dengan rentang waktu yang sama
risiko likuiditas bank semakin besar, selama periode tahun 2015-2019 dengan skala
sebaliknya semakin rendah FDR bank maka tahunan.
menunjukkan bank tidak dapat menyalurkan 2) Bank Umum Syariah yang menerbitkan
pembiayaan dengan efektif. FDR dihitung laporan keuangan tahunan secara rutin pada
dengan rumus: periode 2015-2019

206
3) Memiliki kelengkapan data terkait dengan Berdasarkan Tabel diatas, Hasil dari
variabel-variabel yang digunakan dalam persamaan analisis regresi linear berganda pada
penelitian. penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

Berdasarkan kriteria tersebut, bank yang FDR = 68,604 Y + 0,489 NPF + 0,400 CAR +
dijadikan sampel adalah 12 Bank Umum Syariah, 1,993 Inflasi + e
sehingga jumlah pengamatan data dari tahun
2015-2019 adalah sebanyak 60 waktu amatan Persamaan regresi menjelaskan besarnya
(N=60). dan arah pengaruh masing-masing variabel
Metode analisis yang digunakan yaitu independen terhadap variabel dependen. Apabila
model analisis regresi linear berganda karena koefisien regresi bertanda bernilai positif, artinya
memiliki lebih dari satu variabel predictor yaitu variabel independen mempunyai pengaruh searah
X1 sampai Xn. Analisis ini diproses dengan pada variabel dependen. Sedangkan apabila nilai
program SPSS versi 20 dengan beberapa tahapan koefisien regresi bertanda negatif artinya bahwa
analisis. Analisis regresi linear berganda tersebut variabel independen mempunyai pengaruh yang
digunakan untuk mengetahui pengaruh antara berlawan arah terhadap variabel dependen.
variabel independen terhadap variabel dependen. Persamaan tersebut dapat dijelaskan secara
Persamaan yang digunakan yaitu sebagai beriku : individual sebagai berikut:
1. Nilai Konstanta pada model regresi bernilai
Y = α + β1.X1 + β2.X2 + β3.X3 + e ….(1) positif sebesar 68,604 yang berarti jika
seluruh variabel independen (NPF, CAR,
Notasi : Inflasi) dianggap konstan atau sama dengan 0
Y = Financing to Deposit Ratio maka FDR akan bernilai 68,604.
α = Konstanta 2. NPF memiliki nilai positif yang menunjukkan
β = Koefisien Regresi adanya hubungan yang searah artinya semakin
X1 = Non Performing Financing besar NPF maka semakin besar pula tingkat
X2 = Capital Adequancy Ratio FDR. Koefisien regresi NPF adalah 0,489
X3 = Inflasi yang artinya, jika terjadi kenaikan NPF
e = Error Term sebesar 1 persen maka akan menyebabkan
kenaikan FDR sebesar 0,489 persen.
3. CAR memiliki nilai positif yang menunjukkan
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Regresi Linear Berganda adanya hubungan yang searah yang artinya
Analisis regresi linear berganda digunaka semakin besar CAR maka semakin besar pula
untuk mengetahui nilai variabel dependen jika tingkat FDR. Koefisien regresi CAR adalah
nilai variabel independen mengalami kenaikan 0,400 yang artinya, jika terjadi kenaiakan
atau penurunan. Analisis ini juga bertujuan untuk CAR sebesar 1 persen maka akan
mengetahui apakah dua atau lebih variabel menyebabkan kenaikan FDR sebesar 0,400
independen berpengaruh terhadap variabel persen atau 0,4%.
dependen. Pengujian model regresi linear 4. Inflasi memiliki nilai positif yang artinya
berganda dilakukan untuk mengetahui pengaruh semakin besar Inflasi maka semakin besar
NPF (X1), CAR (X2) dan Inflasi (X3) terhadap pula tingkat FDR. Koefisien regresi Inflasi
FDR (Y) pada Bank Umum Syariah Tahun 2015- adalah 1,993 yang artinya, jika terjadi
2019. Berikut ini hasil perhitungan regresi linear kenaiakan Inflasi sebesar 1 persen maka akan
berganda melalui uji statistik SPS. menyebabkan kenaikan FDR sebesar 1,993
persen.
Tabel 3. Hasil Uji Regresi Linear Berganda Koefisien Determinasi (R2)
Pengujian ini digunakan untuk
Unstandardized Collinearity menentukan akurasi terbaik dalam analisis regresi,
Coefficients Statistics dimana koefisien determinasi (R2) berapa diantara
Model 0 (nol) dan 1 (satu).
Std. Tolera
B Error nce VIF
Tabel 4. Hasil Uji Koefisien Determinasi
1 (Constant) 68.604 5.182
Adjuste Std. Error
NPF .489 .286 .860 1.163 Mo R d R of the Durbin-
CAR .400 .151 .823 1.215 del R Square Square Estimate Watson
INFLASI 1.993 .736 .938 1.066 1 .430a .185 .142 7.76868 1.866
Sumber : Data primer yang diolah, 2020 Sumber : Data primer yang diolah, 2020
207
(2018) yang menyatakan tidak terdapat pengaruh
Pada table diatas diketahui bahwa nilai yang signifikan antara variabel NPF terhadap
korelasi (R) adalah 0,430a dan nilai korelasi likuiditas (FDR). Sedangkan hasil analisis pada
determinasi R2 = R2 x 100 = 0,185 x100 = 18,5% penelitian ini kontras dengan penelitian yang telah
artinya pengaruh antara NPF, CAR, dan Inflasi dilakukan oleh Ambaroita (2015) dan Sapto &
memiliki pengaruh sebesar 18,5% dan sisanya Christian (2019) yang menunjukkan bahwa NPF
sebesar 81,5% dipengaruhi oleh variabel lain yang berpengaruh signifikan terhadap likuiditas (FDR).
tidak diuji pada penelitian ini.
Pengaruh CAR terhadap FDR
Pengujian Hipotesis Hasil Uji Hipotesis pada variabel CAR
Uji Secara Parsial (Uji t) diketahui nilai signifikan sebesar 0,01 < 0,05,
Pengujian ini untuk mengetahui apakah maka secara parsial CAR berpengaruh terhadap
secara parsial terdapat pengaruh signifikan atau FDR. Diperoleh hasil t-hitung sebesar 2,653 serta
tidak terhadap variabel dependen. t-tabel 2.002, sehingga t-hitung > t-tabel. Artinya
H03 ditolak dan Ha3 diterima, maka terdapat
Tabel 4. Hasil Uji Secara Parsial (Uji t) pengaruh antara CAR terhadap FDR.
Unstandardize Standardized Hasil penelitian menunjukkan bahwa
d Coefficients Coefficients CAR berpengaruh terhadap FDR. Peningkatan
atau penurunan nilai CAR selama periode
Std.
Model B Error Beta T Sig. penelitian mempengaruhi FDR. Sehingga semakin
besar CAR maka semakin tinggi permodalan bank
1 (Constant) 68.604 5.182 13.239 .000
dalam menjaga timbulnya risiko kerugian
NPF .489 .286 .218 1.706 .093 kegiatan usahanya dan berpengaruh terhadap
CAR .400 .151 .347 2.653 .010 peningkatan pembiayaan. Apabila CAR tinggi
Inflasi 1.993 .736 .332 2.710 .009 maka dapat meningkatkan kemampuan bank
Sumber : Data primer yang diolah, 2020 dalam melakukan ekspansi usahanya seperti
pembiayaan karena semakin besar cadangan
modal yang digunakan untuk menutupi resiko
Pengaruh NPF terhadap FDR kerugian.
Hasil Uji Hipotesis pada variabel NPF Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil
diketahui nilai signifikan sebesar 0,093 > 0,05, penelitian yang telah dilakukan oleh Sukmana &
maka secara parsial NPF tidak berpengaruh Suryaningtyas (2016) dan Akhtar et al., (2011)
terhadap FDR. Diperoleh hasil t-hitung sebesar yang menyatakan terdapat pengaruh yang
1,706 serta t-tabel 2.002, sehingga t-hitung < t- signifikan antara variabel CAR terhadap likuiditas
tabel. Artinya H01 diterima dan Ha1 ditolak, maka (FDR). Sedangkan hasil analisis pada penelitian
tidak terdapat pengaruh antara NPF terhadap ini kontras dengan penelitian yang telah dilakukan
FDR. Hal ini menjelaskan bahwa setiap oleh Nur Fadillah & Seno Aji (2018) dan Utami &
peningkatan dan penurunan NPF tidak Muslikhati (2019) yang menunjukkan bahwa
berpengaruh terhadap likuiditas (FDR). CAR tidak berpengaruh signifikan terhadap
Hasil pada penelitian ini tidak sejalan likuiditas (FDR), yang disebabkan adanya
dengan teori likuiditas. NPF merupakan masalah masalah dalam penyaluran pembiayaan. Hal
pembiayaan yang diakibatkan karena deposan tersebut menunjukkan hubungan CAR dengan
tidak dapat membayar tagihan atau pembiayaan. FDR, pada saat pembiayaan tinggi namun dana
Sehingga besarnya NPF menjadi salah satu yang dihimpun kurang maka CAR menjadi turun
penyebab sulitnya perbankan dalam menyalurkan karena CAR digunakan untuk menutupi
pembayaan. Rasio NPF yang tinggi akan kekurangan dana tersebut.
mempengaruhi kinerja intermediasi bank yang Akibatnya bank tidak ingin mengambil
kurang optimal karena akan menurunkan resiko kredit macet sehingga bank tidak
perputaran bank atau mengurangi peluang bank memberikan kredit atau pembiayaan. Hal ini akan
menghasilkan profit. Jika dana yang dihimpun menjaga kesehatan bank agar tetap dalam kondisi
untuk masyarakat berkurang dan pembiayaan sehat, namun peluang bank memperoleh margin
yang akan disalurkan kepada masyarakat dari pembiayaan yang ditangguhkan akan
menurun, maka likuiditas perusahaan perbankan berkurang.
akan terganggu.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil Pengaruh Inflasi terhadap FDR
penelitian yang telah dilakukan oleh Ichwan & Hasil Uji Hipotesis pada variabel Inflasi
Nafik H.R (2017) dan Nur Fadillah & Seno Aji diketahui nilai signifikan sebesar 0,009 < 0,05,
208
maka secara parsial Inflasi berpengaruh terhadap 5. KESIMPULAN
FDR. Diperoleh hasil t-hitung sebesar 2,710 serta Berdasarkan hasil analisis dan
t-tabel 2.002, sehingga t-hitung > t-tabel. Artinya pembahasan tetntang pengaruh Non Performing
H04 ditolak dan Ha4 diterima maka terdapat Financing (FDR), Capital Adequacy Ratio (CAR),
pengaruh antara Inflasi terhadap FDR. Hal ini dan Inflasi terhadap likuiditas Bank Umum
karena pada tahun 2015-2019 nilai inflasi masih Syariah di Indonesia pada tahun 2015-2019, maka
terjaga stabil. Laju inflasi yang stadil diiringi dapat disimpulkan sebagai berikut :
pertumbuhan ekonomi yang membaik. a. Variabel Non Performing Financing (NPF)
Pertumbuhan dunia usaha juga dapat memicu secara parsial tidak berpengaruh signifikan
peningkatan permintaan kredit sehingga likuiditas terhadap Financing to Deposit Ratio (FDR)
akan meningkat. pada Bank Umum Syariah di Indonesia
Kenaikan inflasi juga akan mempengaruhi periode tahun 2015-2019. Hal ini menjelaskan
kebijakan pemerintah untuk menaikkan suku bahwa setiap peningkatan dan penurunan NPF
bunga acuan pasar atau suku bunga BI. Apabila tidak berpengaruh terhadap likuiditas (FDR).
suku bunga BI naik maka akan berdampak pada b. Variabel Inflasi secara parsial berpengaruh
suku bunga bank, baik suku bunga bank ataupun signifikan dan memiliki hubungan yang
suku bunga pinjaman. Kemudian akan positif terhadap likuiditas (FDR) pada Bank
meningkatkan pendapatan bank sehingga Umum Syariah di Indonesia pada tahun 2015-
penyaluran pembiayaan akan semakin baik, yang 2019. Karena nilai inflasi pada tahun 2015-
juga dapat meningkatkan rasio likuiditas (LDR). 2019 masih terjaga dan stabil.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil c. Variabel Capital Adequacy Ratio (CAR)
penelitian yang telah dilakukan oleh Nur Fadillah secara parsial berpengaruh signifikan
& Seno Aji (2018) dan Ichwan & Nafik H.R. terhadap Financing to Deposit Ratio (FDR)
(2017) yang menyatakan tidak terdapat pengaruh pada Bank Umum Syariah di Indonesia
yang signifikan antara variabel Inflasi terhadap periode tahun 2015-2019. Hal ini menjelaskan
likuiditas (FDR). Sedangkan hasil analisis pada bahwa tidak ada masalah dalam penyaluran
penelitian ini kontras dengan penelitian yang telah pembiayaan.
dilakukan oleh Rani (2017) yang menunjukkan d. Secara Simultan dan Parsial hasil penelitian
bahwa Inflasi berpengaruh signifikan terhadap variabel Capital Adequacy Ratio (CAR)
likuiditas (FDR). berpengaruh signifikan dan memiliki
hubungan yang positif terhadap Financing to
Hasil Uji secara Simultan (Uji F) Deposit Ratio (FDR) pada Bank Umum
Pengujian ini untuk mengetahui apakah Syariah di Indonesia periode tahun 2015-
secara simultan terdapat pengaruh signifikan atau 2019.
tidak terhadap variabel dependen.
6. REFERENSI
Tabel 6. Hasil Uji Secara Simultan (Uji F) Akhtar, M. F., Ali, K., & Sadaqat, S. (2011).
Mean Liquidity Risk Management : A
Model Df Square F Sig. comparative study between Conventional
1 Regression 3 0.000 4.377 .008a and Islamic Banks of Pakistan.
Residual 58 0.000
Interdisciplinary Journal of Research in
Business, 1(January), 35–44.
Total 61
Ambaroita, M. (2015). Faktor-Faktor Yang
Sumber : Data primer yang diolah, 2020 Mempengaruhi Loan To Deposit Ratio
(Ldr) Bank Umum Di Indonesia.
Berdasarkan hasil uji F pada table diatas Economics Development Analysis
diperoleh nilai F-hitung sebesar 4,337. Dengan Journal, 4(3), 273–281.
tingkat keyakinan 95%, α = 5% df 1 = 3, dan df 2 https://doi.org/10.15294/edaj.v4i3.14834
(n-k-1) = 60-3-1 = 54. Maka F-tabel yang Ichwan, M. C., & Nafik H.R, M. (2017). Faktor-
diperoleh sebesar 2,78 sehingga F-hitung > F- Faktor Yang Berpengaruh Terhadap
tabel = 4,337 > 2,78 dengan level signifikasi Likuiditas Bank Syariah. Jurnal Ekonomi
sebesar kurang dari 0,05 yaitu 0,008 <0,05. Syariah Teori Dan Terapan, 3(2), 144.
Artinya bahwa H0 ditolak H1 diterima, maka hasil https://doi.org/10.20473/vol3iss20162pp
tersebut menunjukkan variabel NPF, CAR, dan 144-157
Inflasi berpengaruh pada variabel dependen Kartini, K., & Nuranisa, A. (2014). Pengaruh
(FDR) pada waktu yang bersamaan. Capital Adequacy Ratio (CAR), Non
Performing Loan (NPL),
209
PertumbuhanDana Pihak Ketiga (DPK), Sengkey, J. I. B., Murni, S., Tulung, J. E.,
Biaya Operasional terhadap Pendapatan Manajemen, J., Sam, U., & Manado, R.
Operasional (BOPO) Terhadap Likuiditas (2018). Analisis Faktor-Faktor Yang
Yang Diukur Dengan Loan to Deposit Mempengaruhi Risiko Likuiditas Bank
Ratio Pada Perusahan Perbankan Yang (Studi Kasus Pada Bank Umum Swasta
Terca. Unisia, 36(81), 142–156. Nasional Yang Terdaftar Di Bei Periode
https://doi.org/10.20885/unisia.vol36.iss8 2012-2015). Jurnal EMBA: Jurnal Riset
1.art5 Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan
Mayasari, A. (2019). Analisis Pengaruh Sertifikat Akuntansi, 6(4), 3078–3087.
Bank Indonesia Syariah (SBIS), Inflasi, Sujarweni, V. Wiratna. 2016. Kupas Tuntas
Dan Net Interest Margin (NIM) Terhadap Penelitian Akuntansi dengan SPSS.
Kinerja Keuangan Dengan Financing To Yogyakarta : Pustaka Baru Press, ISBN :
Deposit Ratio (FDR) Sebagai Variabel 602-376-041-4.
Intervening Pada Bank Umum Syariah Di Sukmana, R., & Suryaningtyas, S. (2016).
Indonesia Periode 2014 – 2018. Skripsi. Determinants of Liquidity Risk in
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Indonesian Islamic and Conventional
Salatiga. Banks: A Panel Regression. Al-Iqtishad:
Munir, M. (2018). Analisis Pengaruh CAR, NPF, Journal of Islamic Economics, 8(2), 187–
FDR dan Inflasi terhadap Profitabilitas 200.
Perbankan Syariah di Indonesia. Ihtifaz: https://doi.org/10.15408/aiq.v8i2.2871
Journal of Islamic Economics, Finance, Susilowati, E. (2016). Pengaruh Dana Pihak
and Banking, 1(1), 89. Ketiga ( DPK ), Capital Adequacy Ratio
https://doi.org/10.12928/ijiefb.v1i1.285 (CAR), dan Non Performing Financing
Nur Fadillah, E., & Seno Aji, T. (2018). Pengaruh (NPF) Terhadap Likuiditas Perbankan
Faktor Internal Dan Inflasi Terhadap Syariah di Indonesia Periode 2011-2015.
Likuiditas Pada Bank Pembangunan Skripsi. Universitas Islam Negeri Syarif
Daerah Di Indonesia. Jurnal Ilmu Hidayatullah.
Manajemen (JIM), 6(3), 323–332. Syamsurizal. (2016). Pengaruh CAR (Capital
Rani, L. N. (2017). Analisis Pengaruh Faktor Adequacy Ratio), NPF (Non Performing
Eksternal Dan Internal Perbankan Financing) dan BOPO (Biaya Operasional
Terhadap Likuiditas Perbankan Syariah Pendapatan Operasional) Terhadap ROA
Di Indonesia Periode Januari 2003 – (Return on Asset) Pada Bank Umum
Oktober 2015. Al-Uqud: Journal of Syariah yang terdaftar di Bank Indonesia.
Islamic Economics, 1(4), 41–58. Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan,
Sapto, U. E., & Christian, F. M. D. (2019). 19(2), 151–176.
Financial Ratio Analysis Of Banking Utami, M. S. M., & Muslikhati, M. (2019).
Liquidity Level: A Case Study At Soe Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK),
Persero Banks In Indonesia. Russian Capital Adequacy Ratio (CAR), Non
Journal of Agricultural and Socio- Performing Financing (NPF) terhadap
Economic Sciences, 85(1), 45–52. Likuiditas Bank Umum Syariah (BUS)
https://doi.org/10.18551/rjoas.2019-01.05 Periode 2015-2017. Falah: Jurnal
Sebayang, P. (2020). The Impact of the Capital Ekonomi Syariah, 4(1), 33.
Adequacy Ratio, Non-Performing Loan https://doi.org/10.22219/jes.v4i1.8495
Against to Return on Equity (Case Study Waemustafa, W., & Sukri, S. (2016). Systematic
Private Bank in Indonesia). SHS Web of and Unsystematic Risk Determinants of
Conferences, 76, 01035. Liquidity Risk Between Islamic and
https://doi.org/10.1051/shsconf/2020760 Conventional Banks. International
1035 Journal of Economics and Financial
Issues, 6(4), 1321–1327.

210

You might also like