You are on page 1of 15

Angelion

Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen


Vol 1, No 1, Juni 2020; 83-97
ISSN : 2723-3324
Available at: e-journal.sttberitahidup.ac.id/index.php/jan/index

Tugas Pemimpin Muda Kristen Masa Kini Sebagai Gembala


Menurut 1 Timotius 4

Santy Sahartian1, sahartiansanty@gmail.com


Samuel Brian Septiadi2, samuel94.niditia@gmail.com

Abstract
The church is God's people who need guidance and leadership so that people can know God.
Therefore the Church needs a leader who understands his duties as a leader. But there are
still church leaders who do not understand their duties as leaders based on Bible principles.
The church is less prepared for the younger generation as leaders. This we can see in the
church in general does not provide opportunities for young people to develop their potential
to lead. This church's disbelief in youth leadership is increasingly apparent because of the
life of the Christian youth itself. Aside from not being able to be considered capable, the
church is reluctant to entrust great responsibility to the youth because the lives of Christian
youth are often considered far from God's word. Today's young Christian leaders are those
who carry out Christian leadership duties at a relatively young age. Today's young leaders
have so many weaknesses that young leaders are less accepted and respected by many
people, so that Christian youths are trusted they must carry out the duties of young Christian
leaders today according to 1 Timothy 4 namely young Christian leaders should remind the
congregation of the word, teach the truth of the word , be an example for God's people who
are led, grow in service, supervise themselves and teachings. So that the Christian Young
leaders can be respected by everyone.
Keywords: Task, Young Leaders, I Timothy 4

Abstrak
Gereja merupakan umat Allah yang memerlukan pembinaan dan kepemimpinan sehingga
umat dapat mengenal Allah. Maka dari itu Gereja membutuhkan sosok pemimpin yang
memahami tugasnya sebagai pemimpin. Namun masih ditemukan pemimpin gereja yang
kurang memahami tugasnya sebagai pemimpin berdasarkan prinsip-prinsip Alkitab. Gereja
kurang mempersiapkan generasi muda sebagai pemimpin. Hal ini dapat kita lihat di dalam
gereja secara umum tidak memberikan kesempatan bagi pemuda untuk mengembangkan
potensinya dalam memimpin. Ketidak pecayaan gereja terhadap kepemimpinan pemuda ini
semakin nyata karena kehidupan pemuda Kristen itu sendiri. Selain karena kurang di anggap
mampu, gereja enggan mempercayakan tanggung jawab yang besar kepada pemuda karena
kehidupan pemuda Kristen yang sering kali dianggap jauh dari firman Tuhan. Pemimpin
muda Kristen masa kini adalah seorang yang menjalankan tugas kepemimpinan Kristen
dalam usia yang relative muda. Pemimpin muda masa kini memiliki banyak sekali
kelemahan sehingga pemimpin muda kurang diterima dan dihargai oleh orang banyak, agar

1
Dosen Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup
2
Guru Pendidikan Agama Kristen Sekolah Dasar Triwindu Surakarta

Copyright© 2020; Angelion: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen |83


Santy Sahartian dan Samuel Brian Septiadi:
Tugas Pemimpin Muda Kristen Masa Kini Sebagai Gembala Menurut 1 Timotius 4

pemuda kristen dipercayai maka harus menjalankan tugas pemimpin muda Kristen masa kini
t menurut 1 Timotius 4 yaitu pemimpin muda kristen seharusnya mengingatkan jemaat akan
firman, mengajarkan kebenaran firman, menjadi teladan bagi umat Tuhan yang dipimpin,
bertumbuh dalam pelayanan, mengawasi diri dan ajaran. Sehingga pemimpin Muda Kristen
dapat dihargai seiap orang.
Kata-kata kunci: Tugas, Pemimpin Muda, I Timotius 4

PENDAHULUAN
Gereja merupakan umat Allah yang memerlukan pembinaan dan kepemimpinan
sehingga umat dapat mengenal Allah. Maka dari itu Gereja membutuhkan sosok pemimpin
yang memahami tugasnya sebagai pemimpin. Namun masih ditemukan pemimpin gereja
yang kurang memahami tugasnya sebagai pemimpin berdasarkan prinsip-prinsip Alkitab.
Seorang pemimpin membutuhkan kemampuan untuk memimpin. Kemampuan
tersebut dapat diperolehnya dari potensi yang ada padanya sejak lahir dan juga dari
pengalaman, belajar secara formal ataupun informal serta dari karunia memimpin yang
didapat dari Tuhan. Larry S. Julian mengatakan dalam buku ”God is my CEO”:
”Rancangan Tuhan tentang kepemimpinan memiliki sebuah fondasi yang kokoh
dan seimbang, serta dibangun untuk bertumbuh semakin kuat di sepanjang waktu di
tengah tekanan eksternal. Model kepemimpinan ini memanfaatkan waktu dan
tekanan untuk menghasilkan kebijaksanaan, pertumbuhan karakter, serta
memaksimalkan produktivitas”.3

Melihat pentingnya kepemimpinan dalam gereja, seharusnya gereja mempersiapkan


pemimpin-pemimpin yang akan datang untuk diperlengkapi dengan ketrampilan dalam
kepemimpinan dan diajarkan bagamana hidup seorang pemimpin itu. Gereja hingga saat ini
kurang memperhatikan hal tentang persiapan pemimpin yang akan datang. Gereja hanya
berfokus pada hal-hal yang rutin atau yang sedang dihadapi seperti halnya menentukan
jadwal pelayanan, membuat program jangka pendek, pembangunan, persiapan hari-hari
besar Kristen tanpa memperhitungkan kehidupan gereja yang akan datang.
Generasi muda gereja punya semangat yang tinggi dan pikiran-pikiran yang kreatif.
Namun yang terjadi adalah pemuda dalam gereja kurang diperhatikan. Padahal tanpa
disadari pemuda merupakan tulang punggung gereja yang menentukan masa depan gereja.
Gereja kurang mempersiapkan pemuda sebagai pemimpin. Hal ini dapat kita lihat di dalam
gereja secara umum tidak memberikan kesempatan bagi pemuda untuk mengembangkan

3
Larry S. Julian, GOD Is My CEO (Jakarta: BIP, 2004).xxvi

Copyright© 2020; Angelion: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen |84


Angelion: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen, Vol 1, No 1, Juni 2020

potensinya dalam memimpin. Gereja hanya memberikan tanggung jawab yang kecil dalam
gereja. Dan sangat jarang adanya pelatihan khusus bagi pemuda untuk menjadi pemimpin.
Pekerjaan pemimpin adalah untuk membantu para remaja putra dan remaja putri
belajar dan menerapkan asas-asas yang akan membantu mereka memimpin dengan cara
Juruselamat4. Berikut adalah empat asas tersebut. Kepemimpinan itu sendiri tidak pernah
mempersoalkan tentang usia pemimpin. Di dalam Alkitab sendiri banyak pemimpin dalam
usia muda yang begitu luar biasa, seperti Daud, Yosia, Timotius. Tokoh- tokoh di atas dapat
di pakai Tuhan secara luar biasa. Dengan kata lain Tuhan bisa memakai siapapun.
Seorang misionaris muda menggambarkan kepemimpinan dengan sangat sederhana.
Dia berkata, “Kita harus berada di tempat yang tepat pada waktu yang tepat dalam
melakukan kehendak Tuhan dan membantu orang yang membutuhkan bantuan kita. Itulah
yang menjadikan kita pemimpin.” Karena jati diri mereka dan Terang Kristus yang bersinar
dalam diri mereka, para remaja putra dan remaja putri yang setia dalam Gereja ini memiliki
kemampuan untuk memimpin dengan cara Juruselamat dan “membantu orang lain menjadi
para pengikut sejati Yesus Kristus.”
Gereja tidak dapat menaruh kepercayaan terhadap pemuda itu sendiri juga
dipengaruhi beberapa faktor. Pertama, gereja melihat tugas sebagai pemimpin tidaklah
mudah sehingga pemuda dianggap belum mampu menjadi seorang pemimpin. Kedua,
kehidupan pemuda yang masih duniawi. Hingga saat ini keberadaan Pemuda di dalam gereja
di anggap kurang mampu untuk memimpin. Pengalaman hidup yang terhitung sedikit karena
usia yang muda membuat pemuda kurang dipercaya untuk memimpin sebuah organisasi
yang di dalamnya juga terdapat orang-orang yang lebih tua. Fenomena yang sering kali
terjadi adalah kebanyakan orang akan lebih memilih orang yang lebih tua dalam memimpin
dari pada orang muda.
Ketidakpecayaan gereja terhadap kepemimpinan pemuda ini semakin nyata karena
kehidupan pemuda Kristen itu sendiri. Selain karena kurang di anggap mampu, gereja
enggan mempercayakan tanggung jawab yang besar kepada pemuda karena kehidupan
pemuda Kristen yang sering kali dianggap jauh dari firman Tuhan. Pemuda memang
memiliki semangat yang tinggi dan pemikiran yang brilian , akan tetapi gaya hidup Kristen
juga merupakan syarat sebagai pemimpin Kristen. Perkembangan jaman dan pengaruh
lingkunganlah yang sangat mempengaruhi sikap dan tindakan pemuda. Maka tak heran jika

4
Santy Sahartian, “Pengaruh Pembinaan Rohani Gereja Berdasarkan Efesus 4:17-24 Terhadap Gaya
Hidup Konsumerisme Pemuda Gereja Pantekosta Di Indonesia Theofilus Blitar,” Jurnal Teologi Berita Hidup
1 (2018), https://e-journal.sttberitahidup.ac.id/index.php/jbh/article/view/3.

Copyright© 2020; Angelion: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen |85


Santy Sahartian dan Samuel Brian Septiadi:
Tugas Pemimpin Muda Kristen Masa Kini Sebagai Gembala Menurut 1 Timotius 4

pemuda sering kali jatuh dalam rupa-rupa dosa sehingga pemimpin muda tidak dipercayai.
Maka dari itu penelitian ini akan membahas agar pemimpin muda gereja dapat melaksanakan
tugas dengan baik dan dipercaya oleh jemaat. Penelitian ini membahas tiga bagian penting
yaitu tugas pemimpin jemaat atau gembala menurut 1 Timotius 4, menemukan maksud dari
pemimpin muda masa kini, dan menemukan bagaimana relevansi tugas pemimpin muda
Kristen masa kini menurut 1 Timotius 4.

METODE
Penelitian ini mempergunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan pendekatan
studi literatur, melalui penelusuran teori-teori dan hasil penelitian yang berkaitan dengan
tugas gembala jemaat dan kepemimpinan pemuda. Penelitian teologis dengan melakukan
parsing dan eksegesis dengan bantuan BibleWokrs 7, Sabda, e-sword, jurnal, Kamus,
Tafsiran; Bible commentary, eksposisi, study, devosi dan ensiklopedi. Penelitian dibidang
sains menggunakan bantuan buku-buku dan jurnal-jurnal yang berkaitan.

ANALISIS TUGAS GEMBALA JEMAAT MENURUT 1 TIMOTIUS 4:6-16


Peneliti pada bagian ini akan menyampaikan apa sajakah yang menjadi tugas
pemimpin jemaat dalam memimpin umat Tuhan menurut surat Paulus yang pertama kepada
Timotius, secara khusus menurut 1 Timotius 4 :

Mengingatkan (Ayat 6)
Dalam ayat 6 Paulus menasihati Timotius untuk selalu mengingatkan saudara-
saudara seiman tentang waspada akan penyesat-penyesat. “Mengingatkan” menggunakan
kata upotiqemenov (hupotithemenos) yang berasal dari kata upotiqhmi (hupotithemi) yang
berarti mempertaruhkan,meletakkan dihadapan, menunjukkan, mengajar. Jadi upotiyemenov
adalah “menunjukkan” atau “mengajar”5.
Paulus menasihati Timotius untuk senantiasa mengingatkan jemaat supaya tidak
terpengaruh dengan munculnya pengajar-pengajar sesat. Dengan melakukan hal tersebut ada
dampak yang diperoleh Timotius. Peneliti menyimpulkan bahwa tugas gembala jemaat
sebagai pemimpin dalam hal ini adalah selalu mengingatkan jemaat akan tantangan dunia
ini yang bisa menyesatkan.

5
Donald Guthrie, Tafsiran Alkitab Masa Kini, Volume 3 (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih,
1996).

Copyright© 2020; Angelion: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen |86


Angelion: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen, Vol 1, No 1, Juni 2020

Mengajarkan Kebenaran (ayat 7-11)


Paulus juga mengajarkan kepada Timotius untuk memberitakan dan mengajarkan
apa yang telah dia terima. Dalam ayat 11 tertulis “Beritakanlah dan ajarkanlah semuanya
itu”. Kata “beritakanlah” digunakan kata paraggelle merupakan kata kerja aktif imperaktif
kepada orang kedua tunggal. Jadi paraggelle yaitu “memerintah”. Sedangkan “ajarkanlah”
digunakan kata didasko merupakan kata kerja aktif imperaktif kepada orang kedua tunggal.
Jadi didasko juga merupakan perintah kepada Timotius untuk mengajar. Tugas pemimpin
jemaat dalam hal ini adalah untuk mengajar jemaat untuk mengerti firman Tuhan.6
Ada beberapa hal yang telah diajarkan Paulus kepada Timotius yang juga harus
diberitakan dan diajarkan kepada jemaat Efesus untuk mewasdai ajaran sesat yang
mengancam jemaat untuk murtad dari kebenaran.

Menjauhi Takhayul
Dalam ayat 7a dituliskan “Tetapi jauhilah takhayul dan dongeng nenek-nenek
tua......” .“Takhayul” berasal dari kata bebhlous (bebhlos) merupakan jenis kata adjectif yang
memiliki arti “nafsu yang rendah”, orang duniawi, tak suci, takhayul, yang tidak suci. Dalam
NIV digunakan kata Myths yang artinya adalah “mitos”.
Salah satu yang harus diajarkan oleh Gembala jemaat sebagai pemimpin adalah
menjauhi takhayul atau hal-hal duniawi seperti yang Paulus kehendaki pada Timotius
sebagai pemimpin jemaat Efesus untuk mengajarkan jemaat Efesus untuk menjauhi mitos-
motos atau cerita-cerita dongeng yang tidak berguna.

Melatih Diri Beribadah


Dalam ayat 7b dituliskan “…Latihlah dirimu beribadah.” Kata ‘latihlah’ bersal dari
kata gumnaze yang berarti perintah untuk melatih. Sedangkan ‘beribadah’ dari kata eusebeia
merupakan noun feminin yang artinya kesalehan; ibadah; perbuatan-perbuatan/hidup yang
saleh, dalam KJV kata eusebeia (eusebeia) diterjemahkan ‘godliness’ yang berarti
‘kesalehan’. Dalam ayat ini Paulus meminta kepada Timotius untuk melatih diri untuk hidup
saleh. Demikian juga yang harus diajarkan Timotius kepada jemaat.
Dalam ayat 8 juga dijelaskan bahwa latihan badani itu terbatas kegunaannya
sedangkan melatih beribadah atau kesalehan mengandung janji. Kata ‘karena mengandung
janji’ dalam bahasa Yunani epaggelian ecousa. Kata echousa merupakan kata kerja bentuk
perfect yang artinya mempunyai, memperoleh, memegang, memakai, menjaga,

6
Everett Harrison Charles Pfeiffer, ed., The Wycliffe Bible Commentary (Malang: Gandum Mas,
1962).

Copyright© 2020; Angelion: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen |87


Santy Sahartian dan Samuel Brian Septiadi:
Tugas Pemimpin Muda Kristen Masa Kini Sebagai Gembala Menurut 1 Timotius 4

mempertimbangkan. Sedangkan epaggelian merupakan noun feminime yang artinya janji


atau keputusan. Jadi epaggelian echousa adalah telah memiliki janji. Janji yang
dimaksudkan yaitu janji dalam hidup saat ini dan juga hidup yang akan datang.

Menjadi Teladan (Ayat 12)


Kata teladan dalam bahasa Yunani adalah tupov (tupos) merupakan noun masculine
yang artinya adalah teladan, contoh, tanda, pola7. Ini salah satu syarat yang harus dimiliki
untuk seorang pemimpin gereja. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menjadi
teladan bagi jemaat seperti yang disampaikan Paulus kepada Timotius.

Keteladanan dalam Perkataan


Perkataan dalam bahasa Yunani adalah logov yang dapat diartikan sesuatu yang
dikatakan misalnya; perkataan, firman, ajaran. Paulus menasihati Timotius untuk menjadi
teladan dalam perkataannya supaya dia tidak dianggap remeh oleh jemaat. Keteladanan
dalam perkataan berarti penguasaan diri atas lidah dan kata yang dikeluarkan baik kepada
pribadi atau kepada umum sebagai bentuk pengajaran di sekolah maupun di gereja8. Hamba
Tuhan harus dapat menjaga rahasia, menghindari perkataan negatif, perkataan kotor,
perkataan yang menyakitkan, menghindari fitnah dan gosip. Jadi pemimpin dituntut mampu
menjadi teladan dalam perkataan yang baik, jujur, penuh hikmat, menguatkan dan
membangun orang lain.

Keteladanan dalam Tingkah laku


Tingkah laku dalam bahasa Yunani adalah Anastrofe yang dapat diartikan cara hidup,
perilaku. Paulus menghendaki Timotius dapat menjadi teladan dalam cara hidupnya.Tingkah
laku adalah sesuatu yang dilakukan seseorang untuk mencapai satu maksud tertentu sesuai
dengan apa yang dirasa dan dipikirkan. Perkataan tanpa teladan dalam tingkah laku akan
menjadi hampa. Sebagaimana hati adalah sumber perkataan, maka hati juga sumber tingkah
laku. Hati dan pikiran seseorang tergambar dalam perkataan dan tingkah lakunya. Tingkah
laku yang dapat menjadi panutan murid dan orang yang kita layani adalah tingkah laku yang
bermuara dari hati yang baik, yang dikuasai Tuhan9. Sebagai Pemimpin jemaat sudah
semestinya Timotius memiliki tingkah laku atau cara hidup yang benar sehingga dapat
menjadi teladan bagi jemaat.

7
R. Budiman, Surat 1 & 2 Timotius Dan Titus (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2016).41
8
Erich Unarto, Bertumbuh Dalam Karakter Baru, 4th ed. (Jakarta: Pustaka Sorgawi, 2006).128
9
J. Wesley Brill, Tafsiran Surat Timotius & Titus (Bandung: Kalam Hidup, 1978).122

Copyright© 2020; Angelion: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen |88


Angelion: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen, Vol 1, No 1, Juni 2020

Keteladanan dalam Kasih


Kasih yang dimaksud adalah agape/ kasih yang sempurna, yaitu kasih Tuhan atau
kehendak baik. Sebab kasih tak berkesudahan (1 Kort.13:8). Kasih ini dinyatakan kepada
Tuhan dan sesama tanpa pamrih (gift-love). Bukan kasih yang terjadi karena suatu
kepentingan/ egoisme. Allah mengasihi kita bukan sekedar teori, tetapi memberikan putra
tunggal-Nya mati bagi mengganti hukuman kita agar kita selamat. Kasih Kristiani juga
bukan sekedar emosional dan perasaan belaka, tetapi kasih dalam tindakan nyata. Kasih
harus nampak dalam hidup dan pelayanan kita. Oleh karena itu, hanya manusia yang
berserah pada Allah yang dapat mewujudkan keteladanan kasih tanpa pamrih ini . Sudah
selayaknya seorang gembala jemaat harus memiliki kasih seperti yang diajarkan Paulus
kepada Timotius.

Keteladanan dalam Kesetiaan


Teks dalam bahasa Yunani memakai kata En Pistei = iman, kepercayaan, keyakinan,
yang berarti juga kesetiaan. Kata ‘kesetiaan’ bila diterapkan kepada Allah, maka kesetiaan
menunjuk kepada sifat Allah yang dapat dipercaya secara mutlak, keteguhan-Nya yang tetap
pada semua apa yang pernah Ia janjikan terhadap sumpah-sumpah-Nya, kasih setia-Nya,
serta sifat-Nya yang tidak berubah-ubah (bnd. Ulangan 7: 9). Bila kesetiaan diterapkan pada
manusia, maka kesetiaan menunjuk kepada hal dapatnya seseorang menepati perkataannya
dan memenuhi tanggung jawab (bnd. Mat. 25:20-21)10. Kesetiaan berkaitan erat dengan
iman. Orang beriman pastilah orang yang setia kepada Tuhan. Kesetiaan dibuktikan dengan
hidup bertanggung jawab.

Keteladanan dalam Kesucian


Kesucian menggunakan kata en agneia berarti ‘kemurnian’ atau ‘kesucian’. Hal yang
harus ditunjukkan Timotius adalah kesucian dalam hal moral yang mengarah pada
kemurnian tubuh dan pikiran.
Perlu pengendalian diri terhadap godaan dosa, mampu mengawasi dirinya sendiri,
menjaga diri dari dosa seks, korupsi, pengajaran dan pelayanannya harus bertujuan untuk
menjaga dirinya agar dapat menjadi alat untuk menyelamatkan orang yang mendengarnya.
Gembala Jemaat sebagai pemimpin yang memiliki karakter demikian, tidak akan
dianggap rendah dan bahkan menunjukkan kualitas kepemimpinan. Dan melalui
keteladannanya akan melahirkan generasi para pemimpin yang berkarakter dan berkualitas.

10
William Barclay, Pemahaman Alkitab Setiap Hari : 1 Dan 2 Timotius , Titus , Filemon (Jakarta:
Gunung Mulia, 2011).155

Copyright© 2020; Angelion: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen |89


Santy Sahartian dan Samuel Brian Septiadi:
Tugas Pemimpin Muda Kristen Masa Kini Sebagai Gembala Menurut 1 Timotius 4

Bertumbuh dalam Pelayanan (ayat 13-15)


Paulus juga menasihati Timotius untuk kemajuan dirinya dapat dilihat oleh semua
orang. Artinya bahwa Timotius harus mengalami pertumbuhan rohani. Dalam ayat 15 Paulus
mengatakan “….supaya kemajuanmu nyata kepada semua orang.” Kata ‘kemajuan’ berasal
dari kata prokoph yang berarti kemajuan. Sedangkan kata ‘nyata’ berasal dari kata fanera
yang berarti diketahui, jelas, nyata, tampak. Paulus berharap bahwa semua orang dapat
mengetahui kemajuan dari Timotius sebagai pemimpin jemaat.
Untuk memajukan diri Timotius harus melakukan beberapa hal sesuai apa yang
dikatakan Paulus dalam ayat sebelumnya.

Tekun Mengajar
Untuk memajukan diri ada hal yang harus dilakukan Timotius sebagai pemimpin
jemaat adalah tekun (ayat 13). Tekun berasal dari bahasa Yunani prosecw yang artinya
aadalah memperhatikan dengan baik-baik. Pertama, membaca kitab-kitab suci. Namun jelas
bahwa yang dibacakan dalam ibadah jemaat itu kitab-kitab Perjanjian Lama dan juga surat-
surat Paulus yang sudah beredar. Kedua, membangun jemaat. Kata ‘membangun’
menggunakan kata paraklhsei yang berarti mendorong. Ketiga, mengajar jemaat.
Jadi yang menjadi syarat untuk memajukan diri atau bertumbuh dalam hal ini adalah
Timotius sebagai pemimpin jemaat harus tekun atau menaruh perhatian pada pembacaan
kitab suci, mendorong dan mengajar jemaat.

Tidak Lalai Mempergunakan Karunia


Selain tekun untuk memajukan diri, Paulus juga menasihati Timotius untuk tidak
lalai dalam mempergunakan karunia. Dalam ayat 14 Paulus mengatakan, Kata lalai dalam
bahasa Yunani adalah amaleo (ameleo) yang berarti mengabaikan. Paulus tidak mau
Timotius mengabaikan karunia yang telah dia miliki dalam pelayanan. Karena di dalam
pelayanan peran karunia sangatlah penting.
Dengan mengingatkan Timotius akan karunia yang telah ia terima ini, Timotius
dikuatkan kembali imannya.ia mampu melakukan tugasnya yang berat, karena ia telah
menerima kekuatan dari Roh Kudus untuk itu. Tetapi ia juga bertanggung jawab untuk
mempergunakan karunia itu, artinya ia harus mengembangkannya
Dalam hal ini peneliti menyimpulkan bahwa Gembala Jemaat sebagai pemimpin
haruslah memajukan diri untuk kesuksesan pelayanan dengan cara tekun dalam mempelajari
alkitab, membangun jemaat dan mengajar jemaat. Di samping tekun untuk memajukan diri

Copyright© 2020; Angelion: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen |90


Angelion: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen, Vol 1, No 1, Juni 2020

serorag pemimpin jemaat harus mempergunakan karunia yang telah ia terima karena itu
merupakan kekuatan yang Roh Kudus berikan untuk pekerjaan Tuhan.

Mengawasi diri dan ajaran (Ayat 16)


Tugas yang harus dilakukan Timotius pada ayat 16 yaitu Timotius harus mengawasi
diri dan mengawasi ajarannya itu. Kata ‘awasilah’ dalam ayat 16 ini berasal dari kata epecw
(epecho) yang artinya adalah ‘menatap’ atau ‘menaruh perhatian’. Sedangkan kata ‘dirimu
sendiri’ dalam NIV menggunakan kata your life yang artinya hidupmu. Kemudian kata
ajaranmu berasal dari kata didaskalia (didaskalia) yang artinya pengajaran atau perintah.
Jadi kalimat “awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu” yang dikatakan Paulus
kepada Timotius adalah perintah untuk menaruh perhatian terhadap hidup secara pribadi
Tomotius dan apa yang menjadi pengajarannya supaya tetap berada dalam kebenaran.
Gembala jemaat sebagai pemimpin juga bertugas untuk selalu mengawasi dirinya
sendiri dan pengajaranya supaya tetap berada dalam jalur yang benar, tidak menyimpang
dari firman Tuhan. Karena jika pemimpin jemaat melakukan hal itu akan ada yang
dihasilkan11. Sebagai pemimpin Timotius harus senantiasa mengawasi kehidupannya sendiri
dan juga apa yang dia ajarkan kepada jemaat. Hal itu akan berdampak positif bagi diri sendiri
maupun kepada jemaat. Kata ‘menyelamatkan’ berasal dari kata swzw (sozo) yang artinya
menyelamatkan, menolong, membebaskan, menyembuhkan. Yang dimaksudkan di sini
adalah ‘menolong’ Timotius dan Jemaat tetap berada dalam kebenaran sehingga tidak
terpengaruh oleh pengajaran sesat yang ada12.
Sudah menjadi tugas seorang Gembala jemaat untuk selalu mengawasi hidupnya
sendiri dan juga apa yang dia ajarkan, supaya tidak jatuh kedalam dosa ataupun tersesat.

PEMIMPIN MUDA KRISTEN MASA KINI


Pemimpin muda Kristen adalah seorang yang menjalankan tugas kepemimpinan
Kristen dalam usia yang relatif muda. Pemimpin muda masa kini sendiri mengalami
kontroversi, sebagian orang berpendapat bahwa pemimpin muda belum mampu karena
minimnya pengalaman sedangkan sebagian orang juga berpendapat bahwa pemimpin usia
muda lebih memiliki kreativitas dalam memimpin13.

11
John C Maxwell, Mengembangkan Kepemimpinan Di Dalam Diri Anda (Jakarta: Binarupa Aksara,
1995).45
12
Santy Sahartian, “Pengaruh Pembinaan Rohani Keluarga Terhadap Karakter Pemuda Berdasarkan
Kolose 2: 6-10,” Fidei: Jurnal Teologi Sistematika dan Pratika 2 (2019): 20–39, http://www.stt-
tawangmangu.ac.id/e-journal/index.php/fidei/article/view/30.
13
Gatot Iswantoro, Kepemimpinan Dengan Hati Nurani (Jakarta: Tugu Publisher, 2013).17-18

Copyright© 2020; Angelion: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen |91


Santy Sahartian dan Samuel Brian Septiadi:
Tugas Pemimpin Muda Kristen Masa Kini Sebagai Gembala Menurut 1 Timotius 4

Dalam bagian ini peneliti mencoba memaparkan apa kekurangan dan kelebihan
pemimpin muda yang ada saat ini berdasarkan beberapa sumber dan wawancara yang
dilakukan oleh peneliti.
John C. Maxwell di dalam bukunya mengatakan;
“ Dalam berbagai pertemuan akhir pekan saya dengan ribuan orang muda di
seluruh Amerika Serikat, saya selalu melihat dampak dari generasi yang hidup di
bawah pengaruh rock ‘n roll, tekanan sesama remaja, dan orang- orang yang tidak
memiliki fondasi kukuh di dalam Allah. Hasilnya generasi muda yang sakit,
remuk, bimbang, dan pada akhirnya saling menyakiti sesamanya.” 14

Dengan pernyataan John C. Maxwell tersebut peneliti dapat menyimpulkan bahwa


banyak pemuda yang terbawa arus dunia dan tidak mempunyai iman yang kuat sebagai
fondasi mereka. Sehingga pemuda cenderung tidak mengerti apa tujuan hidupnya dan
cenderung hanya memikirkan kesenangannya sendiri tanpa memikirkan orang lain.
Memang banyak hal yang dilakukan oleh pemuda yang tidak sesuai dengan
kebenaran firman Tuhan. Berbagai macam kenakalan remaja sering kali terjadi seiring
perkembangan zaman. Tidak sedikit pula pemuda Kristen terlibat di dalamnya. Itu semua
karena kecenderungan pemuda yang menginginkan kesenangan pribadi tanpa memikirkan
dampaknya terhadap orang lain bahkan dampak terhadap dirinya sendiri.
Dalam bagaian ini akan di bahas menegenai apa yang menjadi kelebihan seorang
pemimpin muda dalam proses kepemimpinanannya:
1. Lebih antusias dan bersemangat
2. Terlalu cepat dalam mengambil keputusan, atau berani “Gambling”
3. Bertanggung jawab
4. Potensi- potensi Generasi Muda
Potensi-potensi yang terdapat pada generasi muda perlu dikembangkan adalah:
1. Idealisme dan daya kritis
2. Dinamika dan kreativitas
3. Keberanian Mengambil Risiko
4. Opimis dan kegairahan semangat
5. Sifat kemandirian, disiplin, peduli, dan bertanggung jawab
6. Keanekaragaman dalam persatuan dan kesatuan
7. Patriotisme dan Nasionalisme
8. Kemampuan menguasai ilmu dan teknologi

14
John C Maxwell, Semua Orang Bisa Memimpin (Jakarta: Gunung Mulia, 2013).7

Copyright© 2020; Angelion: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen |92


Angelion: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen, Vol 1, No 1, Juni 2020

Beberapa ciri positif yang dimiliki kaum muda ini tidak dimiliki oleh kepemimpinan
kaum tua, dimana ketika kedua golongan leadership ini dikonvergensikan, akan
menciptakan kepemimpinan yang lebih solid ketimbang kepemimpinan yang didominasi
oleh kaum tua saja, seperti yang terjadi di negara kita sekarang. Jadi menurut hemat saya,
sangatlah pantas apabila kaum muda diberi kesempatan untuk mengemukakan apresiasinya
dan atau memberikan gaya yang berbeda dalam memimpin.
Pemimpin muda patut mendapatkan kesempatan dalam memimpin dengan kelebihan
yang telah dimiliki pemuda secara umum. Narasumber Agung Habsoro,S.Pd mengatakan
dalam sebuah wawancara, “seorang pemimpin muda biasanya lebih inovatif.” sedangkan
seorang kepala sekolah bernama Lidya, S.Pd mengatakan “pemimpin muda mendapat
keuntungan dalam hal penerapan ilmu yang baru saja dia dapatkan”
Kesimpulan yang diambil peneliti, pemimpin muda lebih kreatif dan inovatif
dibandingkan dengan pemimpin yang lebih tua karena pemuda cenderung menerapkan
secara langsung ilmu yang baru didapatkan.
Berlawanan dengan pendapat di atas peneliti juga menyampaikan beberapa pendapat
negatif tentang pemimpin muda sebagai hasil wawancara. Seorang pengusaha rumahan dan
juga seorang pendidik bernama Sri Saryanti mengatakan dalam sebuah wawancara,
“Pemimpin muda masih kurang dalam hal pengalaman meskipun memiliki semangat.”
Seorang sarjana ekonomi dan seorang pendidik bernama Rahayu Katri Andajani, SE
mengatakan, “Seorang pemimpin muda masih sangat emosional”. Seorang sarjana hukum
sekaligus seorang pendidik bernama Ratna Ratih Tri Handayani, SH mengatakan,
“Pemimpin muda sering bertindak tanpa berpikir panjang” Kemudian seorang guru bernama
Wijiyanti, S.Pd juga mengatakan, “Pemimpin muda sulit menerima masukan dari orang lain”
Dari beberapa pendapat di atas peneliti menyimpulkan bahwa pemimpin usia muda
masa kini memiliki banyak sekali kelemahan sehingga pemimpin muda kurang diterima dan
dihargai oleh orang banyak.

TUGAS PEMIMPIN MUDA KRISTEN MASA KINI SEBAGAI GEMBALA


MENURUT 1 TIMOTIUS 4
Dalam bagian ini peneliti menemukan relevansi antara tugas gembala menurut
1 Timotius 4 dengan pemimpin muda Kristen masa kini.

Copyright© 2020; Angelion: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen |93


Santy Sahartian dan Samuel Brian Septiadi:
Tugas Pemimpin Muda Kristen Masa Kini Sebagai Gembala Menurut 1 Timotius 4

Mengingatkan Jemaat akan Firman


Ingatan adalah sesuatu yang pernah diketahui dan tersimpan dalam otak manusia
kemudian dapat dimunculkan kembali.Seorang pemimpin usia muda memiliki tugas untuk
mengingatkan orang sedang dipimpin tentang tujuan awal, prinsip-prinsip kebenaran, dan
norma-norma awal. Ini artinya memunculkan kenbali apa yang pernah tersimpan dalam
pikiran seseorang.
Menurut nasihat Paulus kepada Timotius dalam surat 1 Timotius 4:6 “Dengan selalu
mengingatkan hal-hal itu kepada saudara-saudara kita, engkau akan menjadi seorang pelayan
Kristus Yesus yang baik, terdidik dalam soal-soal pokok iman kita dan dalam ajaran sehat
yang telah kauikuti selama ini.”Timotius disarankan untuk selalu mengingatkan jemaat
tentang ajaran yang benar dan munculnya ajaran sesat.
Jadi peneliti menyimpulkan bahwa seorang pemimpin, dalam hal ini adalah
pemimpin muda Kristen harus senantiasa mengingatkan orang yang mereka pimpin. Yaitu
memunculkan kembali kebenaran Firman Tuhan yang pernah disimpan dalam pikiran jika
mereka hidup melupakan Firman Tuhan.

Mengajarkan Kebenaran Firman


Tugas pemimpin muda Kristen yang selanjutnya adalah mengajarkan kebenaran.
Sebelum mengetahui bagaimana seorang pemimpin muda Kristen mengajarkan kebenaran
perlu diketahui juga apa itu mengajar dan apa itu kebenaran15.
Kebenaran mengandung dua makna yaitu kebenaran merupakan sesuatu yang akurat
sesuai fakta dan kebenaran merupakan lawan kata dari kesalahan. Alkitab sebagai firman
Tuhan telah memenuhi kedua hal tersebut. Di dalam konteks 1 Timotius 4: 7-11 yang
berbunyi “(7)Tetapi jauhilah takhayul dan dongeng nenek-nenek tua. Latihlah dirimu
beribadah. (8)Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal,
karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang. (9)
Perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya. (‘) Itulah sebabnya kita berjerih payah
dan berjuang, karena kita menaruh pengharapan kita kepada Allah yang hidup, Juruselamat
semua manusia, terutama mereka yang percaya. (11) Beritakanlah dan ajarkanlah semuanya
itu.” Kebenaran yang dimaksud oleh Paulus adalah semua yang telah diajarkan Paulus
kepada Timotius.

15
Henry ; Richard Blackaby, Kepemimpinan Rohani = (Spiritual Leadership) : Menggerakkan Umat
Untuk Bergerak Berdasarkan Agenda Allah, ed. Thomas Heru and Lyndon Saputra (Batam: Gospell Press,
2005).

Copyright© 2020; Angelion: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen |94


Angelion: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen, Vol 1, No 1, Juni 2020

Jadi penulis menyimpulkan bahwa seorang pemimpin muda Kristen juga bertugas
mengajarkan kebenaran. Maksudnya ialah menyampaikan apa yang benar menurut firman
Tuhan sehingga orang yang dipimpinnya dapat mengerti kebenaran menurut Alkitab
kemudian melakukannya.

Menjadi Teladan
Dalam bagain ini penulis juga menjelaskan tugas pemimpin muda Kristen yang
selanjutnya, yaitu seorang pemimpin muda Kristen harus menjadi teladan. Sebelum lebih
lanjut dibahas tentang pemimpin usia muda yang menjadi teladan, akan disampaikan tentang
apa yang dimaksud keteladanan. Integritas bukan apa yang kita lakukan, tetapi siapa kita
sesungguhnya. Pemimpin Kristen harus juga memiliki integritas untuk memimpin sebuah
organisasi yang dipimpinnya16.
Jadi Keteladanan adalah perbuatan dan kelakuan orang tersebut layak dan baik untuk
dicontoh. Artinya seseorang yang menjadi figur adalah bentuk, wujud, dan tokoh
merupakan sentral yang menjadi pusat perhatian.
Hal ini menjadi tugas berat sebagai pemimpin muda Kristen dan juga Gereja. Untuk
membawa pemuda-pemuda yang tersesat dalam dunianya untuk menjadi generasi pemimpin
Gereja yang memiliki fondasi yang kuat dalam Tuhan17.
Jadi dalam hal ini peneliti menyimpulkan bahwa perlu adanya keteladanan sebagai
seorang pemimpin khususnya pemimpin muda Kristen supaya dapat dihargai atau tidak
dianggap remeh.

Bertumbuh dalam Pelayanan


Tugas pemimpin muda Kristen yang selanjutnya adalah bertumbuh. Seorang
pemimpin memang sudah senantiasa memajukan dirinya sehingga orang dapat melihat
bahwa pemimpinnya mengalami perkembangan seiring berjalannya waktu. Dalam hal ini
peneliti menyimpulkan bahwa bertumbuh juga dapat diartikan dengan istilah proses
pengembangan diri. Pengembangan diri adalah kegiatan atau usaha untuk meningkatkan
kemampuan yang dimiliki.
Tentu seorang pemimpin usia muda dalam gereja perlu mengembangkan dirinya
sebelum mengembangkan orang lain kearah yang lebih baik. Yang dimaksudkan disini
adalah mengembangkan bakat atau potensi yang dia miliki sehingga mengalami

16
Jonathan Lamb, Integritas: Memimpin Di Bawah Pengamatan Tuhan (Jakarta: Literatur Perkantas,
2008).15
17
John C Maxwell, 21 Hukum Kepemimpinan Sejati (Jakarta: Imannuel, 2008).120

Copyright© 2020; Angelion: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen |95


Santy Sahartian dan Samuel Brian Septiadi:
Tugas Pemimpin Muda Kristen Masa Kini Sebagai Gembala Menurut 1 Timotius 4

peningkatan18. Hal ini dapat terjadi apabila seorang pemimpin mempunyai ketekunan dan
memperhatikan karunia yang ia miliki.

Mengawasi Diri dan Pengajaran


Dalam bagian ini peneliti akan menyampaikan tugas dari seorang pemimpin usia
muda yang terakhir, yaitu senantiasa mengawasi diri dan juga mengawasi pengajarannya.
Berikut akan dijelaskan apa yang dimaksud mengawasi diri dan pengajaran.
Di dalam konteks 1 Timotius 4:16 Paulus sedang menasihati Timotius agar dia selalu
mengawasi diri dan pengajarannya supaya dia beserta orang yang diajar aman dari pengaruh
ajaran sesat.
Mengawasi diri merupakan sebuah usaha untuk melihat dan menilai apa yang ada
dalam diri sendiri sehingga dapat melihat setiap kekurangan dan kelebihan yang ada.
Mengawasi diri juga bisa dikatakan sebagai intropeksi diri. Jika mengawasi diri merupakan
sebuah tindakan melihat dan menilai diri sendiri, bagaimana dengan mengawasi pengajaran.
Maka dari itu perlu diketahui terlebih dahulu, apa itu ajaran. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia Ajaran adalah segala sesuatu yang diajarkan; nasihat; petuah; petunjuk.
Jadi sebagai pemimpin muda Kristen perlu untuk melihat dan menilai kekurangan
atau kelebihan yang ada dalam dirinya dan juga ajarannya, supaya tetap teguh dalam
kebenaran Firman Tuhan. Dalam konteks Timotius, Paulus ingin Timotius selalu mengawasi
diri dan ajaran supaya selamat dari pengaruh ajaran sesat. Dengan kata lain Timotius harus
selalu waspada terhadap ajaran sesat yang ada. Demikian pemimpin muda Kristen harus
selalu waspada terhadap apapun.

KESIMPULAN
Tugas gembala jemaat sebagai pemimpin menurut 1 Timotius 4 adalah mengingatkan
jemaat akan firman, mengajarkan kebenaran firman, menjadi teladan, bertumbuh dalam
pelayanan, mengawasi diri dan ajaran.Pemimpin muda Kristen masa kini adalah seorang
yang menjalankan tugas kepemimpinan Kristen dalam usia yang relatif muda. Pemimpin
muda masa kini memiliki banyak sekali kelemahan sehingga pemimpin muda kurang
diterima dan dihargai oleh orang banyak. Untuk mengatasi masalah tersebut maka pemimpin
muda Kristen harus menerapkan tugas sebagai gembala jemaat menurut 1 Timotius 4 yaitu
a) pemimpin muda Kristen perlu memberikan keteladanan sebagai seorang pemimpin
supaya dapat dihargai atau tidak dianggap remeh, b) menyampaikan apa yang benar menurut

18
Sen Sendjaya, Kepemimpinan Kristen (Yogyakarta: Kairos, 2004).229

Copyright© 2020; Angelion: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen |96


Angelion: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen, Vol 1, No 1, Juni 2020

firman Tuhan bukan kecerdasan intelektual atau egoisme sehingga orang yang dipimpinnya
dapat mengerti kebenaran menurut Alkitab kemudian melakukannya mengingatkan jemaat
akan firman, c) pemimpin muda di gereja perlu mengembangkan dirinya sebelum
mengembangkan orang lain kearah yang lebih baik mempunyai ketekunan dan
memperhatikan karunia yang ia miliki, d) Pemimpin muda Kristen perlu melihat dan menilai
kekurangan atau kelebihan yang ada dalam dirinya dan juga ajarannya, supaya tetap teguh
dalam kebenaran Firman Tuhan, selalu mengawasi diri dan ajaran supaya selamat dari
pengaruh ajaran sesat.

REFERENSI
Barclay, William. Pemahaman Alkitab Setiap Hari : 1 Dan 2 Timotius , Titus , Filemon.
Jakarta: Gunung Mulia, 2011.
Charles Pfeiffer, Everett Harrison, ed. The Wycliffe Bible Commentary. Malang: Gandum
Mas, 1962.
Donald Guthrie. Tafsiran Alkitab Masa Kini, Volume 3. Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina
Kasih, 1996.
Henry ; Richard Blackaby. Kepemimpinan Rohani = (Spiritual Leadership) : Menggerakkan
Umat Untuk Bergerak Berdasarkan Agenda Allah. Edited by Thomas Heru and
Lyndon Saputra. Batam: Gospell Press, 2005.
Iswantoro, Gatot. Kepemimpinan Dengan Hati Nurani. Jakarta: Tugu Publisher, 2013.
J. Wesley Brill. Tafsiran Surat Timotius & Titus. Bandung: Kalam Hidup, 1978.
Jonathan Lamb. Integritas: Memimpin Di Bawah Pengamatan Tuhan. Jakarta: Literatur
Perkantas, 2008.
Larry S. Julian. GOD Is My CEO. Jakarta: BIP, 2004.
Maxwell, John C. 21 Hukum Kepemimpinan Sejati. Jakarta: Imannuel, 2008.
———. Mengembangkan Kepemimpinan Di Dalam Diri Anda. Jakarta: Binarupa Aksara,
1995.
———. Semua Orang Bisa Memimpin. Jakarta: Gunung Mulia, 2013.
R. Budiman. Surat 1 & 2 Timotius Dan Titus. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2016.
Santy Sahartian. “Pengaruh Pembinaan Rohani Gereja Berdasarkan Efesus 4:17-24
Terhadap Gaya Hidup Konsumerisme Pemuda Gereja Pantekosta Di Indonesia
Theofilus Blitar.” Jurnal Teologi Berita Hidup 1 (2018). https://e-
journal.sttberitahidup.ac.id/index.php/jbh/article/view/3.
———. “Pengaruh Pembinaan Rohani Keluarga Terhadap Karakter Pemuda Berdasarkan
Kolose 2: 6-10.” Fidei: Jurnal Teologi Sistematika dan Pratika 2 (2019): 20–39.
http://www.stt-tawangmangu.ac.id/e-journal/index.php/fidei/article/view/30.
Sendjaya, Sen. Kepemimpinan Kristen. Yogyakarta: Kairos, 2004.
Unarto, Erich. Bertumbuh Dalam Karakter Baru. 4th ed. Jakarta: Pustaka Sorgawi, 2006.

Copyright© 2020; Angelion: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen |97

You might also like