Professional Documents
Culture Documents
Abstract
The church is God's people who need guidance and leadership so that people can know God.
Therefore the Church needs a leader who understands his duties as a leader. But there are
still church leaders who do not understand their duties as leaders based on Bible principles.
The church is less prepared for the younger generation as leaders. This we can see in the
church in general does not provide opportunities for young people to develop their potential
to lead. This church's disbelief in youth leadership is increasingly apparent because of the
life of the Christian youth itself. Aside from not being able to be considered capable, the
church is reluctant to entrust great responsibility to the youth because the lives of Christian
youth are often considered far from God's word. Today's young Christian leaders are those
who carry out Christian leadership duties at a relatively young age. Today's young leaders
have so many weaknesses that young leaders are less accepted and respected by many
people, so that Christian youths are trusted they must carry out the duties of young Christian
leaders today according to 1 Timothy 4 namely young Christian leaders should remind the
congregation of the word, teach the truth of the word , be an example for God's people who
are led, grow in service, supervise themselves and teachings. So that the Christian Young
leaders can be respected by everyone.
Keywords: Task, Young Leaders, I Timothy 4
Abstrak
Gereja merupakan umat Allah yang memerlukan pembinaan dan kepemimpinan sehingga
umat dapat mengenal Allah. Maka dari itu Gereja membutuhkan sosok pemimpin yang
memahami tugasnya sebagai pemimpin. Namun masih ditemukan pemimpin gereja yang
kurang memahami tugasnya sebagai pemimpin berdasarkan prinsip-prinsip Alkitab. Gereja
kurang mempersiapkan generasi muda sebagai pemimpin. Hal ini dapat kita lihat di dalam
gereja secara umum tidak memberikan kesempatan bagi pemuda untuk mengembangkan
potensinya dalam memimpin. Ketidak pecayaan gereja terhadap kepemimpinan pemuda ini
semakin nyata karena kehidupan pemuda Kristen itu sendiri. Selain karena kurang di anggap
mampu, gereja enggan mempercayakan tanggung jawab yang besar kepada pemuda karena
kehidupan pemuda Kristen yang sering kali dianggap jauh dari firman Tuhan. Pemimpin
muda Kristen masa kini adalah seorang yang menjalankan tugas kepemimpinan Kristen
dalam usia yang relative muda. Pemimpin muda masa kini memiliki banyak sekali
kelemahan sehingga pemimpin muda kurang diterima dan dihargai oleh orang banyak, agar
1
Dosen Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup
2
Guru Pendidikan Agama Kristen Sekolah Dasar Triwindu Surakarta
pemuda kristen dipercayai maka harus menjalankan tugas pemimpin muda Kristen masa kini
t menurut 1 Timotius 4 yaitu pemimpin muda kristen seharusnya mengingatkan jemaat akan
firman, mengajarkan kebenaran firman, menjadi teladan bagi umat Tuhan yang dipimpin,
bertumbuh dalam pelayanan, mengawasi diri dan ajaran. Sehingga pemimpin Muda Kristen
dapat dihargai seiap orang.
Kata-kata kunci: Tugas, Pemimpin Muda, I Timotius 4
PENDAHULUAN
Gereja merupakan umat Allah yang memerlukan pembinaan dan kepemimpinan
sehingga umat dapat mengenal Allah. Maka dari itu Gereja membutuhkan sosok pemimpin
yang memahami tugasnya sebagai pemimpin. Namun masih ditemukan pemimpin gereja
yang kurang memahami tugasnya sebagai pemimpin berdasarkan prinsip-prinsip Alkitab.
Seorang pemimpin membutuhkan kemampuan untuk memimpin. Kemampuan
tersebut dapat diperolehnya dari potensi yang ada padanya sejak lahir dan juga dari
pengalaman, belajar secara formal ataupun informal serta dari karunia memimpin yang
didapat dari Tuhan. Larry S. Julian mengatakan dalam buku ”God is my CEO”:
”Rancangan Tuhan tentang kepemimpinan memiliki sebuah fondasi yang kokoh
dan seimbang, serta dibangun untuk bertumbuh semakin kuat di sepanjang waktu di
tengah tekanan eksternal. Model kepemimpinan ini memanfaatkan waktu dan
tekanan untuk menghasilkan kebijaksanaan, pertumbuhan karakter, serta
memaksimalkan produktivitas”.3
3
Larry S. Julian, GOD Is My CEO (Jakarta: BIP, 2004).xxvi
potensinya dalam memimpin. Gereja hanya memberikan tanggung jawab yang kecil dalam
gereja. Dan sangat jarang adanya pelatihan khusus bagi pemuda untuk menjadi pemimpin.
Pekerjaan pemimpin adalah untuk membantu para remaja putra dan remaja putri
belajar dan menerapkan asas-asas yang akan membantu mereka memimpin dengan cara
Juruselamat4. Berikut adalah empat asas tersebut. Kepemimpinan itu sendiri tidak pernah
mempersoalkan tentang usia pemimpin. Di dalam Alkitab sendiri banyak pemimpin dalam
usia muda yang begitu luar biasa, seperti Daud, Yosia, Timotius. Tokoh- tokoh di atas dapat
di pakai Tuhan secara luar biasa. Dengan kata lain Tuhan bisa memakai siapapun.
Seorang misionaris muda menggambarkan kepemimpinan dengan sangat sederhana.
Dia berkata, “Kita harus berada di tempat yang tepat pada waktu yang tepat dalam
melakukan kehendak Tuhan dan membantu orang yang membutuhkan bantuan kita. Itulah
yang menjadikan kita pemimpin.” Karena jati diri mereka dan Terang Kristus yang bersinar
dalam diri mereka, para remaja putra dan remaja putri yang setia dalam Gereja ini memiliki
kemampuan untuk memimpin dengan cara Juruselamat dan “membantu orang lain menjadi
para pengikut sejati Yesus Kristus.”
Gereja tidak dapat menaruh kepercayaan terhadap pemuda itu sendiri juga
dipengaruhi beberapa faktor. Pertama, gereja melihat tugas sebagai pemimpin tidaklah
mudah sehingga pemuda dianggap belum mampu menjadi seorang pemimpin. Kedua,
kehidupan pemuda yang masih duniawi. Hingga saat ini keberadaan Pemuda di dalam gereja
di anggap kurang mampu untuk memimpin. Pengalaman hidup yang terhitung sedikit karena
usia yang muda membuat pemuda kurang dipercaya untuk memimpin sebuah organisasi
yang di dalamnya juga terdapat orang-orang yang lebih tua. Fenomena yang sering kali
terjadi adalah kebanyakan orang akan lebih memilih orang yang lebih tua dalam memimpin
dari pada orang muda.
Ketidakpecayaan gereja terhadap kepemimpinan pemuda ini semakin nyata karena
kehidupan pemuda Kristen itu sendiri. Selain karena kurang di anggap mampu, gereja
enggan mempercayakan tanggung jawab yang besar kepada pemuda karena kehidupan
pemuda Kristen yang sering kali dianggap jauh dari firman Tuhan. Pemuda memang
memiliki semangat yang tinggi dan pemikiran yang brilian , akan tetapi gaya hidup Kristen
juga merupakan syarat sebagai pemimpin Kristen. Perkembangan jaman dan pengaruh
lingkunganlah yang sangat mempengaruhi sikap dan tindakan pemuda. Maka tak heran jika
4
Santy Sahartian, “Pengaruh Pembinaan Rohani Gereja Berdasarkan Efesus 4:17-24 Terhadap Gaya
Hidup Konsumerisme Pemuda Gereja Pantekosta Di Indonesia Theofilus Blitar,” Jurnal Teologi Berita Hidup
1 (2018), https://e-journal.sttberitahidup.ac.id/index.php/jbh/article/view/3.
pemuda sering kali jatuh dalam rupa-rupa dosa sehingga pemimpin muda tidak dipercayai.
Maka dari itu penelitian ini akan membahas agar pemimpin muda gereja dapat melaksanakan
tugas dengan baik dan dipercaya oleh jemaat. Penelitian ini membahas tiga bagian penting
yaitu tugas pemimpin jemaat atau gembala menurut 1 Timotius 4, menemukan maksud dari
pemimpin muda masa kini, dan menemukan bagaimana relevansi tugas pemimpin muda
Kristen masa kini menurut 1 Timotius 4.
METODE
Penelitian ini mempergunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan pendekatan
studi literatur, melalui penelusuran teori-teori dan hasil penelitian yang berkaitan dengan
tugas gembala jemaat dan kepemimpinan pemuda. Penelitian teologis dengan melakukan
parsing dan eksegesis dengan bantuan BibleWokrs 7, Sabda, e-sword, jurnal, Kamus,
Tafsiran; Bible commentary, eksposisi, study, devosi dan ensiklopedi. Penelitian dibidang
sains menggunakan bantuan buku-buku dan jurnal-jurnal yang berkaitan.
Mengingatkan (Ayat 6)
Dalam ayat 6 Paulus menasihati Timotius untuk selalu mengingatkan saudara-
saudara seiman tentang waspada akan penyesat-penyesat. “Mengingatkan” menggunakan
kata upotiqemenov (hupotithemenos) yang berasal dari kata upotiqhmi (hupotithemi) yang
berarti mempertaruhkan,meletakkan dihadapan, menunjukkan, mengajar. Jadi upotiyemenov
adalah “menunjukkan” atau “mengajar”5.
Paulus menasihati Timotius untuk senantiasa mengingatkan jemaat supaya tidak
terpengaruh dengan munculnya pengajar-pengajar sesat. Dengan melakukan hal tersebut ada
dampak yang diperoleh Timotius. Peneliti menyimpulkan bahwa tugas gembala jemaat
sebagai pemimpin dalam hal ini adalah selalu mengingatkan jemaat akan tantangan dunia
ini yang bisa menyesatkan.
5
Donald Guthrie, Tafsiran Alkitab Masa Kini, Volume 3 (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih,
1996).
Menjauhi Takhayul
Dalam ayat 7a dituliskan “Tetapi jauhilah takhayul dan dongeng nenek-nenek
tua......” .“Takhayul” berasal dari kata bebhlous (bebhlos) merupakan jenis kata adjectif yang
memiliki arti “nafsu yang rendah”, orang duniawi, tak suci, takhayul, yang tidak suci. Dalam
NIV digunakan kata Myths yang artinya adalah “mitos”.
Salah satu yang harus diajarkan oleh Gembala jemaat sebagai pemimpin adalah
menjauhi takhayul atau hal-hal duniawi seperti yang Paulus kehendaki pada Timotius
sebagai pemimpin jemaat Efesus untuk mengajarkan jemaat Efesus untuk menjauhi mitos-
motos atau cerita-cerita dongeng yang tidak berguna.
6
Everett Harrison Charles Pfeiffer, ed., The Wycliffe Bible Commentary (Malang: Gandum Mas,
1962).
7
R. Budiman, Surat 1 & 2 Timotius Dan Titus (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2016).41
8
Erich Unarto, Bertumbuh Dalam Karakter Baru, 4th ed. (Jakarta: Pustaka Sorgawi, 2006).128
9
J. Wesley Brill, Tafsiran Surat Timotius & Titus (Bandung: Kalam Hidup, 1978).122
10
William Barclay, Pemahaman Alkitab Setiap Hari : 1 Dan 2 Timotius , Titus , Filemon (Jakarta:
Gunung Mulia, 2011).155
Tekun Mengajar
Untuk memajukan diri ada hal yang harus dilakukan Timotius sebagai pemimpin
jemaat adalah tekun (ayat 13). Tekun berasal dari bahasa Yunani prosecw yang artinya
aadalah memperhatikan dengan baik-baik. Pertama, membaca kitab-kitab suci. Namun jelas
bahwa yang dibacakan dalam ibadah jemaat itu kitab-kitab Perjanjian Lama dan juga surat-
surat Paulus yang sudah beredar. Kedua, membangun jemaat. Kata ‘membangun’
menggunakan kata paraklhsei yang berarti mendorong. Ketiga, mengajar jemaat.
Jadi yang menjadi syarat untuk memajukan diri atau bertumbuh dalam hal ini adalah
Timotius sebagai pemimpin jemaat harus tekun atau menaruh perhatian pada pembacaan
kitab suci, mendorong dan mengajar jemaat.
serorag pemimpin jemaat harus mempergunakan karunia yang telah ia terima karena itu
merupakan kekuatan yang Roh Kudus berikan untuk pekerjaan Tuhan.
11
John C Maxwell, Mengembangkan Kepemimpinan Di Dalam Diri Anda (Jakarta: Binarupa Aksara,
1995).45
12
Santy Sahartian, “Pengaruh Pembinaan Rohani Keluarga Terhadap Karakter Pemuda Berdasarkan
Kolose 2: 6-10,” Fidei: Jurnal Teologi Sistematika dan Pratika 2 (2019): 20–39, http://www.stt-
tawangmangu.ac.id/e-journal/index.php/fidei/article/view/30.
13
Gatot Iswantoro, Kepemimpinan Dengan Hati Nurani (Jakarta: Tugu Publisher, 2013).17-18
Dalam bagian ini peneliti mencoba memaparkan apa kekurangan dan kelebihan
pemimpin muda yang ada saat ini berdasarkan beberapa sumber dan wawancara yang
dilakukan oleh peneliti.
John C. Maxwell di dalam bukunya mengatakan;
“ Dalam berbagai pertemuan akhir pekan saya dengan ribuan orang muda di
seluruh Amerika Serikat, saya selalu melihat dampak dari generasi yang hidup di
bawah pengaruh rock ‘n roll, tekanan sesama remaja, dan orang- orang yang tidak
memiliki fondasi kukuh di dalam Allah. Hasilnya generasi muda yang sakit,
remuk, bimbang, dan pada akhirnya saling menyakiti sesamanya.” 14
14
John C Maxwell, Semua Orang Bisa Memimpin (Jakarta: Gunung Mulia, 2013).7
Beberapa ciri positif yang dimiliki kaum muda ini tidak dimiliki oleh kepemimpinan
kaum tua, dimana ketika kedua golongan leadership ini dikonvergensikan, akan
menciptakan kepemimpinan yang lebih solid ketimbang kepemimpinan yang didominasi
oleh kaum tua saja, seperti yang terjadi di negara kita sekarang. Jadi menurut hemat saya,
sangatlah pantas apabila kaum muda diberi kesempatan untuk mengemukakan apresiasinya
dan atau memberikan gaya yang berbeda dalam memimpin.
Pemimpin muda patut mendapatkan kesempatan dalam memimpin dengan kelebihan
yang telah dimiliki pemuda secara umum. Narasumber Agung Habsoro,S.Pd mengatakan
dalam sebuah wawancara, “seorang pemimpin muda biasanya lebih inovatif.” sedangkan
seorang kepala sekolah bernama Lidya, S.Pd mengatakan “pemimpin muda mendapat
keuntungan dalam hal penerapan ilmu yang baru saja dia dapatkan”
Kesimpulan yang diambil peneliti, pemimpin muda lebih kreatif dan inovatif
dibandingkan dengan pemimpin yang lebih tua karena pemuda cenderung menerapkan
secara langsung ilmu yang baru didapatkan.
Berlawanan dengan pendapat di atas peneliti juga menyampaikan beberapa pendapat
negatif tentang pemimpin muda sebagai hasil wawancara. Seorang pengusaha rumahan dan
juga seorang pendidik bernama Sri Saryanti mengatakan dalam sebuah wawancara,
“Pemimpin muda masih kurang dalam hal pengalaman meskipun memiliki semangat.”
Seorang sarjana ekonomi dan seorang pendidik bernama Rahayu Katri Andajani, SE
mengatakan, “Seorang pemimpin muda masih sangat emosional”. Seorang sarjana hukum
sekaligus seorang pendidik bernama Ratna Ratih Tri Handayani, SH mengatakan,
“Pemimpin muda sering bertindak tanpa berpikir panjang” Kemudian seorang guru bernama
Wijiyanti, S.Pd juga mengatakan, “Pemimpin muda sulit menerima masukan dari orang lain”
Dari beberapa pendapat di atas peneliti menyimpulkan bahwa pemimpin usia muda
masa kini memiliki banyak sekali kelemahan sehingga pemimpin muda kurang diterima dan
dihargai oleh orang banyak.
15
Henry ; Richard Blackaby, Kepemimpinan Rohani = (Spiritual Leadership) : Menggerakkan Umat
Untuk Bergerak Berdasarkan Agenda Allah, ed. Thomas Heru and Lyndon Saputra (Batam: Gospell Press,
2005).
Jadi penulis menyimpulkan bahwa seorang pemimpin muda Kristen juga bertugas
mengajarkan kebenaran. Maksudnya ialah menyampaikan apa yang benar menurut firman
Tuhan sehingga orang yang dipimpinnya dapat mengerti kebenaran menurut Alkitab
kemudian melakukannya.
Menjadi Teladan
Dalam bagain ini penulis juga menjelaskan tugas pemimpin muda Kristen yang
selanjutnya, yaitu seorang pemimpin muda Kristen harus menjadi teladan. Sebelum lebih
lanjut dibahas tentang pemimpin usia muda yang menjadi teladan, akan disampaikan tentang
apa yang dimaksud keteladanan. Integritas bukan apa yang kita lakukan, tetapi siapa kita
sesungguhnya. Pemimpin Kristen harus juga memiliki integritas untuk memimpin sebuah
organisasi yang dipimpinnya16.
Jadi Keteladanan adalah perbuatan dan kelakuan orang tersebut layak dan baik untuk
dicontoh. Artinya seseorang yang menjadi figur adalah bentuk, wujud, dan tokoh
merupakan sentral yang menjadi pusat perhatian.
Hal ini menjadi tugas berat sebagai pemimpin muda Kristen dan juga Gereja. Untuk
membawa pemuda-pemuda yang tersesat dalam dunianya untuk menjadi generasi pemimpin
Gereja yang memiliki fondasi yang kuat dalam Tuhan17.
Jadi dalam hal ini peneliti menyimpulkan bahwa perlu adanya keteladanan sebagai
seorang pemimpin khususnya pemimpin muda Kristen supaya dapat dihargai atau tidak
dianggap remeh.
16
Jonathan Lamb, Integritas: Memimpin Di Bawah Pengamatan Tuhan (Jakarta: Literatur Perkantas,
2008).15
17
John C Maxwell, 21 Hukum Kepemimpinan Sejati (Jakarta: Imannuel, 2008).120
peningkatan18. Hal ini dapat terjadi apabila seorang pemimpin mempunyai ketekunan dan
memperhatikan karunia yang ia miliki.
KESIMPULAN
Tugas gembala jemaat sebagai pemimpin menurut 1 Timotius 4 adalah mengingatkan
jemaat akan firman, mengajarkan kebenaran firman, menjadi teladan, bertumbuh dalam
pelayanan, mengawasi diri dan ajaran.Pemimpin muda Kristen masa kini adalah seorang
yang menjalankan tugas kepemimpinan Kristen dalam usia yang relatif muda. Pemimpin
muda masa kini memiliki banyak sekali kelemahan sehingga pemimpin muda kurang
diterima dan dihargai oleh orang banyak. Untuk mengatasi masalah tersebut maka pemimpin
muda Kristen harus menerapkan tugas sebagai gembala jemaat menurut 1 Timotius 4 yaitu
a) pemimpin muda Kristen perlu memberikan keteladanan sebagai seorang pemimpin
supaya dapat dihargai atau tidak dianggap remeh, b) menyampaikan apa yang benar menurut
18
Sen Sendjaya, Kepemimpinan Kristen (Yogyakarta: Kairos, 2004).229
firman Tuhan bukan kecerdasan intelektual atau egoisme sehingga orang yang dipimpinnya
dapat mengerti kebenaran menurut Alkitab kemudian melakukannya mengingatkan jemaat
akan firman, c) pemimpin muda di gereja perlu mengembangkan dirinya sebelum
mengembangkan orang lain kearah yang lebih baik mempunyai ketekunan dan
memperhatikan karunia yang ia miliki, d) Pemimpin muda Kristen perlu melihat dan menilai
kekurangan atau kelebihan yang ada dalam dirinya dan juga ajarannya, supaya tetap teguh
dalam kebenaran Firman Tuhan, selalu mengawasi diri dan ajaran supaya selamat dari
pengaruh ajaran sesat.
REFERENSI
Barclay, William. Pemahaman Alkitab Setiap Hari : 1 Dan 2 Timotius , Titus , Filemon.
Jakarta: Gunung Mulia, 2011.
Charles Pfeiffer, Everett Harrison, ed. The Wycliffe Bible Commentary. Malang: Gandum
Mas, 1962.
Donald Guthrie. Tafsiran Alkitab Masa Kini, Volume 3. Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina
Kasih, 1996.
Henry ; Richard Blackaby. Kepemimpinan Rohani = (Spiritual Leadership) : Menggerakkan
Umat Untuk Bergerak Berdasarkan Agenda Allah. Edited by Thomas Heru and
Lyndon Saputra. Batam: Gospell Press, 2005.
Iswantoro, Gatot. Kepemimpinan Dengan Hati Nurani. Jakarta: Tugu Publisher, 2013.
J. Wesley Brill. Tafsiran Surat Timotius & Titus. Bandung: Kalam Hidup, 1978.
Jonathan Lamb. Integritas: Memimpin Di Bawah Pengamatan Tuhan. Jakarta: Literatur
Perkantas, 2008.
Larry S. Julian. GOD Is My CEO. Jakarta: BIP, 2004.
Maxwell, John C. 21 Hukum Kepemimpinan Sejati. Jakarta: Imannuel, 2008.
———. Mengembangkan Kepemimpinan Di Dalam Diri Anda. Jakarta: Binarupa Aksara,
1995.
———. Semua Orang Bisa Memimpin. Jakarta: Gunung Mulia, 2013.
R. Budiman. Surat 1 & 2 Timotius Dan Titus. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2016.
Santy Sahartian. “Pengaruh Pembinaan Rohani Gereja Berdasarkan Efesus 4:17-24
Terhadap Gaya Hidup Konsumerisme Pemuda Gereja Pantekosta Di Indonesia
Theofilus Blitar.” Jurnal Teologi Berita Hidup 1 (2018). https://e-
journal.sttberitahidup.ac.id/index.php/jbh/article/view/3.
———. “Pengaruh Pembinaan Rohani Keluarga Terhadap Karakter Pemuda Berdasarkan
Kolose 2: 6-10.” Fidei: Jurnal Teologi Sistematika dan Pratika 2 (2019): 20–39.
http://www.stt-tawangmangu.ac.id/e-journal/index.php/fidei/article/view/30.
Sendjaya, Sen. Kepemimpinan Kristen. Yogyakarta: Kairos, 2004.
Unarto, Erich. Bertumbuh Dalam Karakter Baru. 4th ed. Jakarta: Pustaka Sorgawi, 2006.