You are on page 1of 18
DIREKTORAT JENDERAL PEMBERDAYAAN SOSIAL DIREKTORAT PEMBERDAYAAN SOSIAL PERORANGAN, ¢F¢ KEMENTERIAN SOSIAL REPUBLIK INDONESIA wy KELUARGA DAN KELEMBAGAAN MASYARAKAT serena oust Jalan Salemba Raya No. 28 Jakarta Pusat 10430 ‘Telp, 021-3103679 Laman : https://www.kemsos.go.id KEPUTUSAN DIREKTUR PEMBERDAYAAN SOSIAL PERORANGAN, KELUARGA, DAN KELEMBAGAAN MASYARAKAT NOMOR :'3 /5.2/KPTS/10/2021 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN BANTUAN BINA USAHA PEMERLU PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENERIMA PROGRAM KEMENTERIAN SOSIAL LAINNYA DIREKTUR PEMBERDAYAAN SOSIAL PERORANGAN, KELUARGA, DAN KELEMBAGAAN MASYARAKAT, Mcnimbang : a. bahwa dalam rangka penguatan kewirausahaan sosial perlu diberikan bina usaha; b. bahwa untuk pelaksanaan bina usaha Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) penerima program Kementerian Sosial lainnya diberikan dukungan _perlengkapan/peralatan usaha; c, bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu menetapkan Keputusan Direktur Pemberdayaan _Sosial Perorangan Keluarga dan _—‘Kelembagaan Masyarakat tentang Petunjuk ‘Teknis Pemberian Bantuan Bina Usaha Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) dan Penerima Program Kementerian Sosial Lainnya. Mengingat : 1, Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4967); 2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2011 tentang Penanganan Fakir Miskin (Lembaran Negara Tahun 2011 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5235); & -2- Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Kescjahteraan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5294); Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2013 tentang Pelaksanaan Upaya Penanganan Fakir Miskin melalui Pendekatan Wilayah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5449); Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan —-Kemiskinan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 96 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 199; Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2013 tentang Pengembangan Inkubator Wirausaha (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 66); Peraturan Presiden Nomor 46 Tahun 2015 tentang Kementerian Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 86); Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2019 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 203); Menetapkan KESATU KEDUA 10. Peraturan Menteri Sosial Nomor 20 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Sosial (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 86) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Sosial Nomor 22 Tahun 2018 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Sosial Nomor 20 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Sosial (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1517); MEMUTUSKAN KEPUTUSAN DIREKTUR PEMBERDAYAAN SOSIAL PERORANGAN KELUARGA DAN KELEMBAGAAN MASYARAKAT TENTANG PETUNJUK —TEKNIS PEMBERIAN BANTUAN BINA USAHA PEMERLU PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENERIMA PROGRAM KEMENTERIAN SOSIAL LAINNYA. Menetapkan Petunjuk Teknis Petunjuk Teknis Pemberian Bantuan Bina Usaha PPKS Dan Penerima Program Kementerian Sosial Lainnya merupakan acuan dan landasan sekaligus rambu-rambu_ bagi semua pihak yang terlibat agar terlaksana secara cfektif, efisien dan akuntabel serta terciptanya persamaan persepsi_ dan pemahaman dalam pelaksanaannya. Pedoman Umum Petunjuk Teknis Petunjuk Teknis Pemberian Bantuan Bina Usaha PPKS Dan Penerima Program Kementerian Sosial Lainnya disusun dengan sistematika sebagai berilut: BABI PENDAHULUAN BABI TATA CARA MEMPEROLEH BINA USAHA PROKUS BAB III AKUNTABILITAS PENYELENGGARAAN BINA USAHA PROKUS BAB IV INDIKATOR KEBERHASILAN DAN PENGENDALIAN MUTU BABV PENUTUP KETIGA : Keputusan Direktur ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan, dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapannya akan diperbaiki sebagaimana mestinya. Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal 2¢ Oktober 2021 DIREKTUR PEMBERDAYAAN SOSIAL PERORANGAN, KELUARGA DAN KELEMBAGAAN MASYARAKAT, SERIMIKA BR. KARO Salinan Keputusan disampaikan kepada Yth: Menteri Sosial Republik Indonesia 2. Sekretaris Jenderal Kementerian Sosial 3. Inspektur Jenderal Kementerian Sosial 4. Direktur Jenderal Pemberdayaan Sosial 5. Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial. 6. Direktur Jenderal Penanganan Fakir Miskin 7. Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial 8. Kepala Badan Pendidikan Pelatihan dan Penyuluhan Sosial 9. Dinas/Instansi Sosial Kabupaten/Kota Penerima Program 10. Kepala KPPN VII Jakarta 5. LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR PEMBERDAYAAN SOSIAL PERORANGAN KELUARGA DAN. KELEMBAGAAN MASYARAKAT NOMOR: 13. /5.2/KPTS/10/2021 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN BANTUAN BINA USAHA PEMERLU — PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENERIMA PROGRAM KEMENTERIAN SOSIAL LAINNYA. BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemiskinan di Indonesia merupakan masalah multi dimensional yang tidak saja dipengaruhi faktor ekonomi, tetapi juga bersumber sekaligus berdampak pada faktor sosial, budaya dan politik. Upaya- upaya penanganan kemiskinan yang telah dilakukan perlu beradaptasi dengan situasi dan kondisi yang berkembang. Upaya penanganan kemiskinan untuk memandirikan masyarakat miskin melalui program pemberdayaan sosial menjadi salah satu keniscayaan. Pemerintah tidak dapat bekerja sendiri, memerlukan kerjasama dengan berbagai pihak, baik masyarakat, perguruan tinggi maupun dunia usaha. Pemerintah pusat yang sebelumnya lebih dominan dalam pemberian bantuan sosial secara karitatif, perlu lebih menekankan pada perubahan pola pikir masyarakat. Masyarakat sebagai subyek pelaksana perubahan melalui fasilitasi pendampingan kegiatan pemberdayaan sosial yang diwujudkan dalam kegiatan kewirausahaan sosial. Dalam penyelenggaraan kegiatan pemberdayaan sosial keluarga melalui kewirausahaan sosial, khususnya kepada keluarga miskin dan rentan yang memiliki potensi untuk menumbuhkan dan mengembangkan usahanya, Dalam pelaksanaan bina usaha dimaksud perlu diberikan dukungan berupa perlengkapan/peralatan kerja, Bantuan tersebut untuk mendukung dan memperkuat usaha sasaran penerima manfaat dalam mengembangkan usahanya. B. Dasar Hukum 1, Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.05/2015 tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah pada Kementerian Negara/Lembaga sebagaimana telah diubah dengan 6 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 173/PMK.05/2016 tentang Perubahan atasPeraturan Menteri ‘Keuangan — Nomor 168/PMK.05/2015 tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah pada Kementerian Negara/Lembaga 2. Peraturan Menteri Sosial Nomor 20 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Sosial sebagaiman telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Menteri Sosial Nomor 22 Tahun 2018 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Sosial Nomor 20 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Sosial Tujuan 1. Petunjuk teknis bina usaha PPKS dan penerima program Kementerian Sosial Lainnya adalah untuk memberikan acuan dalam pelaksanaan/penyelenggaraan bina usaha kewirausahaan sosial. 2. Memfasilitasi kebutuban perlengkapan/peralatan usaha PPKS dan penerima program Kementerian Sosial lainnya. 3. Meningkatkan rintisan usaha PPKS dan penerima program Kementerian Sosial lainnya Penerima Bina Usaha PPKS dan penerima program Kementerian Sosial lainnya adalah penerima manfaat yang memiliki rintisan usaha Bentuk Bantuan Bina Usaha Bina usaha yaitu bantuan perlengkapan/peralatan usaha dan bahan baku produksi serta jasa bagi penerima manfaat dalam rangka penguatan usaha. Mekanisme Penyaluran Bina Usaha 1. Penerima manfaat mengusulkan proposal bina usaha. 2. Kementerian Sosial melakukan verifikasi proposal bina usaha. 3. Pencairan bina usaha diberikan dalam 1 (satu) tahap. 4. Pencairan bina usaha dilaksanakan dengan cara pengajuan Uang Pengganti (UP) dan Tambahan Uang Pengganti (TUP) oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Direktorat Pemberdayaan Sosial Perorangan, Keluarga dan Kelembagaan Masyarakat (Direktorat PSPKKM) kepada KPPN Jakarta VII yang dilampiri Surat Keputusan tentang Biaya Operasional Kewirausahaan sosial. 5. Atas dasar tersebut KPPN Jakarta VII melakukan pembayaran langsung dan melaksanakan pencairan biaya bina usaha. 6. Bina usaha PPKS dan penerima program Kementerian Sosial lainnya berdasarkan pengajuan proposal dan hasil asesmen kebutuhan. G Pemanfaatan Bina Usaha Bina usaha ProKUS dapat diberikan dalam _bentuk perlengkapan/peralatan usaha dan bahan baku produksi serta jasa. . Kewajiban Penerima Manfaat Setelah perlengkapan/peralatan usaha dan bahan baku produksi serta jasa diberikan penerima manfaat berkewajiban untuk menyusun laporan perkembangan usaha yang terdiri dari kegiatan yang telah dilakukan, perlengkapan yang dimanfaatkan, dan dokumentasi kegiatan. Hasil Yang Diharapkan Tersalurkannya bina usaha ProKUS bagi PPKS dan Penerima Program Kementerian Sosial lainnya. Sumber Biaya Anggaran Bina Usaha PPKS dan Penerima Program Kementerian Sosial Lainnya bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) yang dikelola melalui Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA] Direktorat_ PSPKKM, Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial, Kementerian Sosial Republik Indonesia Tahun Anggaran 2021. BAB II TATA CARA MEMPEROLEH BINA USAHA ProKUS . Pengertian Bina Usaha Dukungan penguatan usaha kepada PPKS dan Penerima Program Kementerian Sosial lainnya dalam bentuk perlengkapan/peralatan usaha dan bahan baku produksi serta jasa yang diberikan berdasarkan proposal dan hasil asesmen kebutuhan usaha. Bina usaha diberikan kepada PPKS dan Penerima Program Kementerian Sosial lainnya yang memiliki rintisan usaha. . Tujuan Bina Usaha Tujuan pemberian bina usaha adalah untuk: 1, Memperkuat dan mengembangkan usaha peserta kewirausahaan sosial; dan 2. Meningkatkan rintisan usaha penerima dari PPKS dan Penerima Program Kementerian Sosial launnya. Pengusul dan Persyaratan PPKS dan Penerima Program Kementerian Sosial lainnya yang memiliki rintisan usaha. ). Mekanisme Pengajuan Proposal Penerima manfaat yang akan mendapatkan bina usaha wajib: 1. Menyusun proposal kegiatan usaha; 2. Membuat pernyataan kesanggupan; dan 3. Membuat pernyataan tanggung jawab mutlak. Bagi PPKS dan Penerima Program Kementerian Sosial lainnya menyerahkan proposal kegiatan, RAB disesuaikan dengan e-katalog dan rekomendasi dari Dinas Sosial dan aparat pemerintahan setempat. Dokumen diatas dikirim/diantarkan kepada Direktur PSPKKM yang beralamat di Gedung Kementerian Sosial Lt. 5 Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial Cq. Direktorat Pemberdayaan Sosial Perorangan, Keluarga Dan Kelembagaan Masyarakat, Jalan Salemba Raya No, 28 Jakarta Pusat (format terlampir, Verifikasi Proposal Verifikasi proposal dengan cara seleksi administrasi dan seleksi kelayakan penerima meliputi identitas PPKS dan Penerima Program Kementerian Sosial lainnya, ketepatan jenis usaha yang diusulkan, kelayakan rencana anggaran biaya disesuaikan dengan e-katalog, foto pendukung, serta terdapat lampiran dokumen asesmen kebutuhan dari Direktorat PSPKKM. Penyaluran Bina Usaha 1. Bina usaha yang diberikan disesuaikan dengan proposal usulan dan hasil asesmen kebutuhan usaha. 2. Mekanisme penyaluran bina usaha dengan metode swakelola dan selanjutnya disiapkan kelengkapan administrasi dalam rangka serah terima perlengkapan/peralatan usaha. Pelaporan Laporan akhir dibuat paling lambat 40 hari setelah kegiatan selesai dilaksanakan kepada Direktur PSPKKM. -10- BAB Ill AKUNTABILITAS PENYELENGGARAAN, Dalam mendukung tata kelola pelaksanaan Bina Usaha penerima program diharapkan dapat melengkapi: A. Pernyataan Kesanggupan Pernyataan kesanggupan adalah surat pernyataan kesediaan menerima bantuan dalam bentuk perlengkapan/peralatan usaha (format terlampir). B. Pertanggungjawaban Mutlak Pertanggungjawaban mutlak adalah tanggung jawab penerima manfaat bina usaha (format terlampir). “lle BAB IV INDIKATOR KEBERHASILAN DAN PENGENDALIAN MUTU A. Indikator Keberhasilan Indikator keberhasilan penyaluran Bina Usaha dilihat dari: 1. Adanya laporan perkembangan kegiatan kewirausahaan sosial; 2. Lengkapnya bukti transaksi dalam laporan keuangan; dan 3. Tersampaikannya laporan tepat pada waktunya. B. Monitoring, Evaluasi, dan Pengawasan Monitoring, evaluasi, dan pengawasan terhadap pelaksanaan penyaluran Bina Usaha dilakukan dengan: 1. Monitoring dan evaluasi oleh Direktorat PSPKKM, Sekretariat Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial (Set.Ditjen Dayasos), Dinas Sosial Provinsi, atau Dinas Sosial Kabupaten/Kota, 2. Pengawasan dan pemeriksaan dapat dilakukan oleh Inspektorat Jenderal Kementerian Sosial, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), atau aparat pengawasan lainnya yang berwenang -12- BAB V PENUTUP Petunjuk Teknis ini diharapkan dapat menjadi acuan, rujukan dan petunjuk bagi semua pihak yang berkepentingan dalam merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, dan mengendalikan program pemberian bina usaha bagi PPKS dan penerima program Kementerian Sosial lainnya. Untulc informasi dan klarifikasi lebih lanjut yang terkait dengan pemberian dana BOP-ProKUS, dapat menghubungi Direktorat PSPKKM dengan nomor telepon/nomor —faksimile: (021) «3100374 = atau — Website: http/ /www.kemsos.go.id. Apabila di kemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapannya akan diperbaiki sebagaimana mestinya. DIREKTUR PEMBERDAYAAN SOSIAL_ PERORANGAN, KELUARGA DAN KELEMBAGAAN MASYARAKAT SERIMIKA BR KARO -13- LAMPIRAN 1 CONTOH COVER PROPOSAL : PROPOSAL BINA USAHA PROGRAM KEWIRAUSAHAAN SOSIAL (JUDUL KEGIATAN) NAMA PENERIMA MANFAAT Kota Pengusul Bulan, Tahun -14- LAMPIRAN 2 CONTOH SURAT PERMOHONAN Kepada Yth, Direktur Jenderal Pemberdayaan Sosial Cq, Direktur Pemberdayaan Sosial Perorangan, Keluarga dan Kelembagaan Masyarakat Kementerian Sosial Di Jakarta Melalui proposal ini kami Nama Penerima Manfaat Alamat Telp. Jenis Kegiatan Mengajukan proposal untuk mendapatkan bina usaha Tahun 2021 sebesar dalam bentuk perlengkapan/peralatan usaha yaitu.. 2021 Demikian pengajuan ini untuk dapat dipertimbangkan. | emohon (tanda tangan) | (Nama Lengkap) =15- LAMPIRAN 3 CONTOH PROPOSAL : A, IDENTITAS PENERIMA MANFAAT. a 2. | Alamat 3. | Nama Ketua Organisasi 4. | Provinsi 5. 6. Kode Pos | No. Telepon diy Ada OT 2. | FC Kartu Keluarga Ada 0 Tidak ada 3. | NPWP atas nama organisasi CAda 0 Tidak ada 4, | Rekomendasi dari dinas sosial Ada 0 Tidak ada provinsi/kabupaten /kota 5. | Pernyataan kesanggupan, dan surat pernyataan |0 Ada © Tidak ada tanggung jawab mutlak Catatan ; Dokumen administrasi nomor 1-3 cukup melampirkan fotocopy, dan dokumen nomor 4 dan 5 harus melampirkan aslinya. Dokumen tersebut disusun sesuai dengan urutan pada bagian B ini. 1. | Berapa modal dimiliki 2. | Berapa keuntungan per bulan -16- Kemana menjual usaha e) 4] 2 Aset yang dimiliki Kebutuhan penguatan usaha? (perlengkapan/peralatan, bahan baku) 6. | Kendala usaha (Perijinan, konsumen, SDM, Keuangan, Produk} | Jenis barang D. PENUTUP 2021 Pemohon Td (Nama Lengkap| M72 LAMPIRAN 4 CONTOH Surat Pernyataan Kesangqupan Menerima Bina Usaha SURAT PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya : Nama : ‘Tempat dan tanggal lahir Pekerjaan Alamat Rumah Sesuai dengan proposal yang diajukan, (Nama Organisasi} siap menerima bantuan bina usaha ProKUS yang diberikan oleh Direktorat Pemberdayaan Sosial Perorangan, Keluarga dan Kelembagaan Masyarakat, Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial, Kementerian Sosial. Apabila saya mendapatkan dana bina usaha, saya menyatakan bahwa: 1. Sanggup memanfaatkan bantuan perlengkapan/peralatan usaha petunjuk teknis yang telah ditetapkan dan peraturan yang berlaku. 2. Bersedia menyampaikan laporan pelaksanaan pemanfaatan Direktur Pemberdayaan Sosial Perorangan, keluarga dan Kelembagaan Masyarakat dan Dinas Sosial Provinsi/Kabupaten/ Kota. Pernyataan ini dibuat dengan sadar, tanpa paksaan dari pihak lain dan penuh rasa tanggung jawab. Pemohon Td Materai Rp.10.000,- {Nama Jelas) -18- LAMPIRAN 5 CONTOH SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB MUTLAK (SPTJM) : SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB MUTLAK Yang bertanda tangan dibawah ini saya : Nama Alamat Nomor Telepon Menyatakan dengan sesunguhnya bahwa : 1. Bantuan yang telah diterima untuk bina usaha akan dipergunakan sebagaimana mestinya untuk penguatan usaha dan menjadi tanggung jawab saya sepenuhnya sebagai pihak penerima bantuan; 2. Saya sebagai penerima bantuan bina usaha sanggup dan bertanggung jawab terhadapat perlengkapan/peralatan usaha yang telah saya terima, Demikian pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran. 2021

You might also like