Professional Documents
Culture Documents
ANALISIS HUBUNGAN CITRA PELAYANAN TERHADAP LOYALITAS TERHADAP PASIEN POLI DIABETES MELLITUS RUMAH SAKIT UMUM Drs SOETOMO SURABAYA
ANALISIS HUBUNGAN CITRA PELAYANAN TERHADAP LOYALITAS TERHADAP PASIEN POLI DIABETES MELLITUS RUMAH SAKIT UMUM Drs SOETOMO SURABAYA
ABSTRACT
The purpose of the present research was to analyze correlation of service image to patients’ loyalty at the
diabetes mellitus polyclinic of Dr Soetomo General Hospital Surabaya. Method was interview guided by
close ended questionnaire. This present research was an analytical survey of patients who have received
health service in the polyclinic of diabetes mellitus of Dr.Soetomo General Hospital from May to June
2010. Data was presented by the use of tables of frequency distribution, cross-tabulation, and spearman
correlation test. Result indicated that all patients have favorable impressions concerning service image of
the diabetes mellitus polyclinic and they were highly loyal patients. It followed that management must
take image into account and kept maintaining performace and service quality, providing more attention
and taking action for patient’s complaints in order to increase rate of visit and generating favorable image
in the eye of the public. Result of Spearman correlation test indicated no significant correlation of service
image to patiens’ loyalty.
41
JURNAL ILMIAH KESEHATAN MEDIA HUSADA I VOLUME 01/NOMOR 01/AGUSTUS 2012
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis hubungan citra pelayanan terhadap loyalitas pasien poli
diabetes mellitus Rumah Sakit Umum Dr.Soetomo Surabaya. Metode dengan cara wawancara dipandu
dengan kuesioner pertanyaan tertutup. Penelitian ini adalah penelitian survey yang bersifat analitik
dengan sumber informasi pasien yang telah mendapatkan pelayanan kesehatan poli diabetes mellitus
Rumah Sakit Umum Dr.Soetomo Surabaya yang dilakukan pada bulan Mei-Juni 2010. Penyajian
data menggunakan tabel distribusi frekuensi, tabulasi silang(crosstabs), dan korelasi spearman. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa seluruh kesan pasien terhadap citra pelayanan poli diabetes mellitus
adalah baik, dan loyalitas pasien adalah loyal dan sangat loyal. Hal ini berarti pihak manajemen
harus memperhatikan citra dan tetap menjaga kinerja serta kualitas pelayanan, lebih memberikan
perhatian dan mengambil tindakan terhadap berbagai keluhan pasien untuk meningkatkan jumlah
kunjungan dan menimbulkan kesan yang baik di masyarakat. Hasil uji korelasi spearman menunjukkan
bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara citra pelayanan terhadap loyalitas pasien.
Kata Kunci : Poli Diabetes Mellitus, Citra Pelayanan, Dan Loyalitas Pasien
42
ANALISIS HUBUNGAN CITRA PELAYANAN TERHADAP LOYALITAS PASIEN... I HAFID LUQMAN HANAFI
Tabel 1
Data jumlah kunjungan Poli Diabetes Mellitus
Rumah Sakit Umum Dr.Soetomo Surabaya Tahun 2006-2009
No Poli Diabetes Jumlah Pasien Jumlah Total %tren
Mellitus Lama
Pasien Baru Jumlah Pasien
43
JURNAL ILMIAH KESEHATAN MEDIA HUSADA I VOLUME 01/NOMOR 01/AGUSTUS 2012
44
ANALISIS HUBUNGAN CITRA PELAYANAN TERHADAP LOYALITAS PASIEN... I HAFID LUQMAN HANAFI
A.1.Kesan pasien terhadap perhatian Rumah A.2.Kesan pasien terhadap proses pelayanan
Sakit pada lingkungan, kualitas, dan Kesan dari sudut pandang pasien terhadap
tingkat keamanan proses pelayanan adalah bagaimana kesan dari
Kesan pasien terhadap perhatian Rumah pasien yang meliputi kecepatan penanganan
Sakit pada lingkungan, kualitas, dan tingkat ke- dokter dalam menangani pasien, bagaimana cara
amanan adalah bagaimana kesan atau pandangan penangananya atau cara merawatnya, dan
pasien terhadap perhatian Rumah Sakit pada kejelasan prosedur pelayanan, baik dari pasien
kelayakan keadaan bangunan, layak atau tidaknya umum maupun dari pasien yang menggunakan
alat-alat medis yang digunakan, keamanan selama jasa asuransi.
proses pemeriksaan, dan kerahasiaan pasien selama Pengukuran terghadap kecepatan penangan-
proses pemeriksaan. Sebanyak 92 pasien (98,9%) an dokter adalah cepat sebanyak 91 pasien
menyatakan layak terhadap alat-alat medis yang (97,8%), cara penanganan baik sebanyak 90 pasien
digunakan, aman dalam proses pemeriksaan, dan (96,8%), dan jelas terhadap prosedur pelayanan
rahasia selama proses pemeriksaan. Untuk sebanyak 84 pasien (90,3%). Rata-rata terendah
keadaan bangunan sebanyak 12 pasien (12,9%) sebanyak 2 pasien (2,2%) menyatakan kurang
menyatakan kurang layak dan 81 pasien (87,1%) cepat. 1 pasien (1,1%) meyatakan kurang baik,
menilai layak. Terdapat 1 pasien (1,1%) me- dan 3 pasien (3,2%) kurang jelas terhadap
nyatakan sangat layak terhadap alat-alat medis prosedur pelayanan.
yang digunakan dan sangat aman terhadap Rata-rata kesan pasien terhadap proses
proses pemeriksaan. pelayanan adalah baik, ada 86 pasien (92,5%)
Setiap pasien yang datang kepada pelayanan mempunyai kesan yang baik, dan sebanyak 6
kesehatan mempunyai kesan atau pandangan pasien (6,5%) mempunyai kesan yang sangat
tersendiri mengenai pelayanan kesehatan baik,terhadap proses pelayanan yang telah di-
tersebut. Menurut Adisasmito (2009) rumah sakit terimanya.
yang memiliki ISO 14001 telah menunjukkan Sudut pandang pasien yang telah mendapat-
bahwa rumah sakit tersebut benar-benar peduli kan pelayanan kesehatan dapat bervariasi
pada lingkungan. Dengan telah memenuhi meskipun mendapatkan pelayanan yang sama
standar dalam ISO 14001, pasien akan merasa dan jenis yang sama. Dari sebagian besar pasien
bahwa lingkungan rumah sakit tersebut telah merasa prosedur pelayanan tidak membingung-
terlindungi. Hal ini sangat berhubungan dengan kan, karena sudah jelas ada perbedaan tempat
usaha rumah sakit meningkatkan hubungan pelayanan antara pasien umum dengan pasien
baik dengan masyarakat melalui kepercayaan asuransi. Akan tetapi sebagian besar pasien
pasien. Perlindungan dan keamanan lingkungan mempunyai keluhan terhadap waktu tunggu
akan didasarkan pada sertifikat ISO 14001 yang oleh karena waktu tunggu pasien dibedakan atas
lebih mudah diukur. Apabila ada pernyataan waktu tunggu pasien umum, jamkesmas, askes,
tentang lingkungan yang tidak didukung oleh dll.
bukti-bukti yang cukup akan mengakibatkan
Menurut Kotler (1996) dalam Wasesa (2005)
rendahnya kepercayaan pasien. Dengan sertifikat
ada tiga proses seleksi ketika seseorang mem-
ISO 14001, suatu rumah sakit dapat meyakinkan
persepsikan sesuatu. Pertama selective attention,
para pasien mereka dan masyarakat luas bahwa
yaitu dimana seseorang akan mempersepsi-kan
rumah sakit benar-benar melakukan kegiatan
sesuatu berdasarkan perhatiannya, hal ini dapat
perlindungan terhadap lingkungan, kualitas, dan
terjadi karena banyaknya informasi yang di-
tingkat keamanan. Apa yang ingin diketahui oleh
terima saat bersamaan. Kedua selective distortion,
pasien sebenarnya adalah bahwa rumah sakit
yaitu kecenderungan seseorang unutk memilah-
menjamin pelayanan yang mereka terima.
milah informasi berdasarkan kepentingan
Dengan perhatian rumah sakit terhadap pribadinya dan menerjemahkan informasi ber-
lingkungan, kualitas, dan tingkat kemanan maka dasarkan pola pikir sebelumnya yang berkait-an
dapat dipastikan akan mendapatkan respon yang dengan informasi tersebut. Ketiga selective reten-
positif dari masyarakat dan dapat meningkatkan tion, yaitu dimana seseorang akan mudah
citra yang menjadi nilai tambah bagi rumah sakit. mengingat informasi yag dilakukan secara
Sedangkan kesan pasien terhadap perhatian berulang-ulang. Menurut Tjiptono (2008 b) ke-
Rumah Sakit pada lingkungan, kualitas, dan cepatan dalam penangnan keluhan, kecepatan
tingkat keamanan rata-rata mempunyai kesan merupakan hal yang sangat penting dalam
perhatian, sebanyak 92 pasien (98,9%) mem-punyai penanganan keluhan. Apabila keluhan pelang-
kesan Rumah Sakit perhatian atau cukup perhatian gan tidak segera ditanggapi maka rasa tidak puas
pada lingkungan, kualitas, dan tingkat keamanan. terhadap rumah sakit akan menjadi permanen
45
JURNAL ILMIAH KESEHATAN MEDIA HUSADA I VOLUME 01/NOMOR 01/AGUSTUS 2012
dan tidak dapat diubah lagi. Sedangkan apabila A.4 Kesan pasien terhadap upaya Rumah Sakit
keluhan dapat ditangani dengan cepat, maka ada dalam memenuhi keinginan kosumen
kemungkinan pelanggan tersebut menjadi puas Kesan pasien terhadap upaya Rumah Sakit
atau memberikan kesan yang baik. dalam memenuhi keinginan konsumen adalah
Apabila pelanggan puas dengan cara pe- apakah poli diabetes mellitus selalu berorientasi
nanganan keluhanya, maka besar kemungkin- kepada keinginan-keinginan atau harapan-
an pasien akan menjadi pelanggan rumah sakit. harapan pasien dalam palayananya, yang me-
A.3.Kesan pasien terhadap pembaharuan liputi pemenuhan kebutuhan pasien dalam
Kesan pasien terhadap pembaharuan adalah pelayanan misalnya adanya fasilitas penunjang
bagaimana perlakuan terhadap nilai tambah atau untuk mempermudah dalam pelayanan, mem-
pembaharuan yang telah dilakukan, yang me- perhatikan keluhan-keluhan yang dirasakan
liputi nilai tambah ruangtunggu baik dari segi pasien, mempermudah dalam pelayanan, pasien
tata letak maupun tambahan pelayanan atau mendapat perlakuan yang sama, dan mempunyai
peningkatan pelayanan ruang tunggu dan waktu tunggu tidak melebihi target jarak antar
ketersediaan alat-alat medis yang mutakhir, yaitu pasien atau target waktu tunggu tidak melebihi
alat-alat medis yang mengikuti perkembangan target. Pernah atau tidaknya dilakukan survey
zaman. kepuasan pasien yaitu untuk mengetahui batas
Sedangkan kesan mengenai pembaharuan kepuasan pasien pasien atas pelayanan yang
poli sebanyak 93 pasien (100%) jumlah dari se- telah diterimannya.
luruh total responden menyatakan up to date ter- Untuk survey kepuasan pasien sebanyak 84
hadap ketersediaan alat-alat medis yang mutakhir. pasien (90,3%) tidak pernah disurvey. Untuk
Untuk nilai tambah ruang tunggu sebanyak 50 pemenuhan kebutuhan pasien dalam pelayanan
pasien (53,8%) kurang bernilai tambah. sebanyak 89 pasien (95,7%) mempunyai kesan
Berdasarkan tabel 11 rata-rata kesan pasien sudah cukup memenuhi kebutuhan
terhadap pembaharuan adalah melakukan Rata-rata kesan pasien terhadap Rumah Sa-
pembaharuan, sebanyak 56 pasien (60,2%) mem- kit dalam memenuhi keinginan konsumen se-
punyai kesan bahwa poli tersebut melakukan banyak 80 pasien (86,0%) menyatakan Rumah
pembaharuan, dan lainya mempunyai kesan Sakit kurang berorientasi terhadap keinginan-
kurang melakukan pembaharuan sebanyak 37 keinginan konsumen.
pasien (39,8%). Dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit
Salah satu syarat menjadi rumah sakit yang sebaiknya berorientasi kepada keinginan
baik adalah selalu melakukan inovasi dan konsumen. Menurut Tjiptono (2008a) kemudah-
senantiasa mengembangkan kreativitas. Samson an sangat penting bagi konsumen untuk me-
(1989) dalam Ellitan dan Anatan (2009) menyata- nyampaikan komentar, kritik, pertanyaan,
kan ada tiga tipe inovasi yaitu inovasi produk, maupun keluhanya dan sangat dibutuhkan
inovasi proses, dan inovasi sistem manajerial. metode komunikasi yang mudah dan relatif tidak
Salah satu alasan mengapa inovasi sangat di- mahal, dimana pelanggan dapat menyampaikan
perlukan adalah cepatnya perubahan lingkungan keluh kesahnya. Sifat pelayanan kesehatan yang
bisnis yaitu semakin dinamik. Selanjutnya Saleh berorientasi kepada konsumen penerima pelayan-
dan Wang (1993) dalam Ellitan dan Anatan (2009) an (customer services), hasil perawatan pasien
telah mengembangkan satu dari model kom- sebagai customer rumah sakit ada tiga kemungkin-
prehensif yang mengidentifikasi tiga kunci sukses an yaitu sembuh sempurna, cacat, atau mati.
organisasi untuk melakukan inovasi secara efektif Apapun kemungkinan hasilnya, kualitas
yaitu entrepreuneural strategis yaitu berani pelayanan harus diarahkan untuk kepuasan
mengambil resiko, melakukan pendekatan bisnis pasien (customer satisfaction) dan keluarganya
yang proaktif, dan komitmen manajemen; struk- (Muninjaya, 2004).
tur organisasi yaitu dengan strruktur yang lebih A.5.Kesan pasien terhadap kemungkinan
fleksibel, adanya disiplin infungsional, dan berkembang di masa yang akan dating
orientasi pada tim kerja lintas fungsional; Iklim Kesan pasien terhadap kemungkinan ber-
organisasi yaitu iklim promotif dan terbuka, kembang di masa yang akan datang adalah ten-
kekuatan dan kekuasaan dalam organisasi di- tang perkembangan poli dari sudut pandang
sebarkan tidak terpusat pada jenjang atas, dan pasien apakah mempunyai harapan berkembang
memberikan sistem imbalan yang efektif. atau tidak dan persaingan dengan rumah sakit
Keberhasilan mengelola inovasi sangat menentu- lain yaitu persaingan dalam hal pelayanan
kan keberhasilan organisasi untuk menjadi com- kesehatan terhadap rumah sakit lain.
petitive.
46
ANALISIS HUBUNGAN CITRA PELAYANAN TERHADAP LOYALITAS PASIEN... I HAFID LUQMAN HANAFI
47
JURNAL ILMIAH KESEHATAN MEDIA HUSADA I VOLUME 01/NOMOR 01/AGUSTUS 2012
pelayanan tersebut dalam penelitian ini meliputi dokter karena keinginan pasien untuk segera
pelayanan dokter, pelayanan perawat, pelayanan sembuh, pasien juga berkeinginan selalu cek
petugas administrasi dan fasilitas yang diberikan. kondisi kesehatanya serta pasien bersedia
Masalah yang paling menonjol yang ditemu- menggunakan jasa pelayanan kesehatan dengan
kan pada subsistem pelayanan kesehatan adalah alasan lebih murah daripada rumah sakit lain dan
pelayanan kesehatan tersebut menjadi terkotak- ada peningkatan dalam pelayanan kearah yang
kotak, sangat tergantung pada berbagai peralatan lebih baik. Pasien yang datang kembali ke rumah
kedokteran canggih serta cenderung meng- sakit atau secara kontinyu, akan menggambar-
organisir pelayanan kesehatan yang me- kan bahwa pasien tersebut adalah pasien yang
nyeluruh. Pasien akhirnya bagaikan berbelanja loyal terhadap rumah sakit.
ke banyak toko, berpindah dari satu tempat ke Menurut Jasfar (2005) membangun hubung-
tempat lain, tanpa tahu kegunaanya dan manfaat- an dengan konsumen tidak dapat hanya dilaku-
nya. Karena pelayanan yang terkotak-kotak ini, kan sehari atau dua hari. Hubungan ini tercipta
maka hubungan dokter dengan pasien menjadi melalui satu proses, melalui rasa kepercayaan
renggang. Sering ditemukan perhatian dokter yang tinggi, dimana setiap komitmen yang
hanya terhadap keluhan yang disampaikan, dibuat dengan konsumen harus dipenuhi, karena
bukan terhadap diri penderita secara keseluruhan komitmen rumah sakit sama dengan utang yang
(Azwar, 2010). harus dibayar. Apabila kepercayaan ini sudah
B. Indikator Loyalitas Pasien tertanam, maka sangat mudah bagi rumah sakit
Indikator Loyalitas pasien adalah kemauan untuk membina hubungan selanjutnya.
dan kesediaan kembali pelanggan untuk meng- B.2 Indikator merekomendasikan jenis
gunakan suatu produk a-tau jasa yang sama Indikator merekomendasikan jenis adalah
secara kontinu dalam waktu yang panjangdan indikator pasien terhadap kesediaan mencerita-
secara sukarela serta eksklusif merekomendasikan kan kepada orang lain tentang pelayanan yang
produk atau jasa rumah sakit kepada teman, telah diterima dan kesediaan pasien untuk menga-
relasi, dan kelompok masyarakat lainya. jak atau merekomendasikan kepada keluarga,
Loyalitas pelanggan dibagi menjadi tiga saudara, teman, atau tetangga apabila ada yang
kategori, terdiri dari pendekatan perilaku, sakit dan atau mempunyai keluhan yang sama
pendekatan sikap, dan pendekatan terintegrasi untuk segera memeriksakan diri. Untuk kesedia-
menurut Lupiyoadi (2008). Loyal dapat diartikan an mereko,mendasikan distribusi terbanyak
dia akan memanfaatkan kembali bila membutuh- pada nomor 3 yaitu sebanyak 55 pasien (59,1%)
kan, dapat pula dia sebagai advokator (orang bersedia menceritakan kepada orang lain,
yang akan membela kita dan memasarkan pro- sebanyak 50 pasien (53,8%) bersedia mengajak
duk atau jasa kita) (Supriyanto, 2007). Hasil atau merekomendasikan kepada orang lain.
pelayanan rawat jalan (performance) sering tidak Berdasarkan tabel 23 sebanyak 49 pasien
diketahui, ini disebabkan karena banyak dari (52,7%) bersedia merekomendasikan pelayanan,
pasien tidak datang lagi ke klinik (Azwar, 2010). sebanyak 44 pasien (47,3%) sangat bersedia
B.1 Indikator kontinuitas hubungan merekomendasikan pelayanan yang telah di-
Indikator kontinuitas hubungan adalah terimanya.
indikator kontinuitas pasien di dalam penyediaan Merekomendasikan jenis adalah suatu
jasa pelayanan kesehatan yang meliputi, keingin- bentuk loyalitas pasien sebagai advokator (or-
an untuk menggunakan jasa pelayanan di ke- ang yang akan membela kita dan memasarkan
mudian hari dan kesediaan mematuhi jadwal produk atau jasa kita) (Supriyanto, 2007). Ketika
kunjungan yang disarankan oleh dokter. Ke- pasien tidak membutuhkan pelayanan maka
sediaan mematuhi jadwal kunjungan dokter pasien dapat sebagai advokator yaitu akan
sebanyak 67 pasien (72,0%) sangat bersedia, memasarkan produk atau jasa pelayanan ke-
sebanyak 64 pasien (68,8%) sangat berkeinginan sehatan kepada orang lain, dengan cara ter-sebut
menggunakan jasa pelayanan di kemudian hari. dapat diketahui bagaimana loyalitas pasien yang
Sebanyak 68 pasien (73,1%) sangat berkeinginan, telah mendapatkan pelayanan kesehatan.
dan sebanyak 24 pasien (25,8%) berkeinginan Pasien merasa penyakitnya dapat sembuh
menggunakan kembali pelayanan jasa kesehatan. dan ditangani oleh dokter-dokter ahli sehingga
Supriyanto (2007) menyatakan indikator pasien bersedia merekomendasikan pelayanan
kontinuitas hubungan adalah salah satu indi- kesehatan kepada orang lain. Durianto (2004)
kator untuk menentukan loyalitas pasien. Pasien menyatakan pembeli yang setia adalah mereka
akan mematuhi jadwal kunjungan, selain me- yang mempunyai kebanggaan dalam mengguna-
matuhi jadwal kunjungan yang disarankan oleh kan suatu merek, merek tersebut bahkan menjadi
48
ANALISIS HUBUNGAN CITRA PELAYANAN TERHADAP LOYALITAS PASIEN... I HAFID LUQMAN HANAFI
sangat penting baik dari segi fungsi maupun kan jenis pelayanan suatu produk atau jasa yang
sebagai ekspresi siapa sebenarnya penggunanya. sama secara kontinu dalam waktu yang panjang
Ciri yang tampak pada kategori ini adalah tinda- dan secara sukarela serta eksklusif merekomen-
kan pembeli untuk merekomendasikan merek dasikan produk atau jasa rumah sakit kepada
yang dia gunakan kepada orang lain. teman, relasi, dan kelompok masyarakat lainya,
B.3 Indikator rasa bangga terbagi dalam empat kategori penilaian sebanyak
Indikator rasa bangga adalah ukuran untuk 73 pasien (78,5%) menyatakan sangat loyal
menilai loyalitas pasien berdasarkan perasaan terhadap pelayanan yang diberikan dan 20 pasien
pasien setelah mendapatkan pelayanan kesehatan (21,5%) menyatakan loyal atau cukup loyal, tidak
dan kepercayaan pasien terhadap rumah sakit. ada pasien yang tidak loyal maupun kurang
Untuk indikator rasa bangga distribusi ter- loyal.
banyak pada nomor tiga yaitu sebanyak 61 C. Hubungan Citra Pelayanan terhadap
pasien (65,6%) merasa bangga setelah mendapat- Loyalitas Pasien
kan palayanan, sebanyak 49 pasien (52,7%) Hubungan citra pelayanan terhadap loyalitas
percaya terhadap rumah sakit. adalah bagaimana hubungan antara citra pe-
Sebanyak 48 pasien (51,6%) menyatakan layanan terhadap loyalitas pasien apakah ada
bangga atas pelayanan yang diberikan, sebanyak hubungan atau tidak ada hubungan anatara citra
45 pasien (48,4%) menyatakan sangat bangga pelayanan dengan loyalitas pasien, meliputi:
terhadap pelayanan yang diberikan Rumah Sakit. C.1 Hubungan kesan pasien terhadap perhatian
Pada umunya sebuah rumah sakit me-moni- Rumah Sakit pada lingkungan, kualitas,
tor tiga aspek / variable ketika melakukan analisis dan tingkat keamanan dengan loyalitas
pesaing, yaitu share of market atau overall market pasien.
share adalah persentase cakupan kunjungan Hubungan kesan untuk perhatian Rumah
pasien terhadap rumah sakit, selanjutnya yang Sakit terhadap lingkungan, kualitas, dan tingkat
kedua share of mind adalah persentase kastemer keamanan dengan loyalitas pasien adalah analisis
yang menyebut rumah sakit sebagai pernyataan hubungan antara kesan untuk perhatian Rumah
“nama yang muncul pertama kali dalam benak Sakit terhadap lingkungan, kualitas, dan tingkat
kastemer sederetan rumah sakit disebutkan”, keamanan terhadap loyalitas pasien hampir
ketiga share of heart adalah persentase kastemer seluruh pasien atau sebanyak 92 pasien (98,9%)
yang menyatakan tentang pilihan, “menyebut menyatakan Rumah Sakit perhatian terhadap
nama Rumah Sakit di mana kastemer lebih suka lingkungan, kualitas, dan tingkat keamanan,
membeli” (Supriyanto, 2007). maka 72 pasien (77,4%) sangat loyal terhadap
Suatu kepercayaan berkaitan erat dengan Rumah Sakit dan 20 pasien (21,5%) loyal terhadap
atau hampir sama dengan istilah citra, citra lebih Rumah Sakit. Terdapat 1 pasien (1,1%) yang
bersifat abstraksi mengenai suatu pandangan, mempunyai kesan Rumah Sakit sangat perhatian
persepsi, opini, penilaian secara umum yang terhadap lingkungan, kualitas, serta tingkat
mengandung pengertian positif (Muslimin, 2005). keamanan dan pasien tersebut sangat loyal. Hasil
Kepercayaan tersebut lebih konkret sifatnya, lebih dari tabulasi silang tidak menggambarkan
mengarah kepada pendapat atau penilaian positif perbedaan yang berarti antara kesan untuk per-
yang bersifat pandangan pribadi atau individu hatian Rumah Sakit terhadap lingkungan, kua-
terhadap suatu perusahaan atau organisasi. litas, dan tingkat keamanan terhadap loyalitas
Menurut Kotler (2009) kepercayaan adalah suatu pasien
pemikiran deskriptif yang dimiliki seseorang tentang Berdasarkan hasil perhitungan secara analisa
sesuatu. Jasfar (2005) menyatakan ke-percayaan statistik melalui uji korelasi spearman diperoleh
adalah kunci kesuksesan untuk melanjutkan usaha, hasil tingkat signifikansi p : 0,603 maka p >á (á :
terutama dibidang jasa. Apabila rumah sakit tidak 0,05) artinya tidak ada hubungan yang signifikan
mampu membina dan mempertahankan kepercaya- antara kesan pasien terhadap perhatian Rumah
an konsumen, maka sangat sulit bagi rumah sakit Sakit pada lingkungan, kualitas, dan tingkat
untuk mengembali-kan kepercayaan ini. Oleh keamanan terhadap loyalitas pasien.
karena itu pihak rumah sakit harus selalu Berdasarkan penelitian diatas tidak terbukti
membina komunikasi dengan konsumen dan adanya hubungan kesan pasien terhadap perhati-
selalu berusaha untuk se-lalu memuaskan an Rumah Sakit pada lingkungan, kualitas, dan
pelangganya. tingkat keamanan dengan loyalitas pasien, oleh
B.4 Loyalitas Pasien karena sebagian besar pasien yang datang dengan
Loyalitas pasien adalah kemauan dan ke- keadaan atau penyakit yang kronis, sehingga
sediaan kembali pelanggan untuk mengguna- secara terpaksa pasien tersebut loyal dan ada
49
JURNAL ILMIAH KESEHATAN MEDIA HUSADA I VOLUME 01/NOMOR 01/AGUSTUS 2012
beberapa pasien yang terpaksa memanfaatkan Salah satu kesulitan dalam proses pelayanan
jenis pelayanan oleh karena jaminan kesehatan jasa adalah tidak dapat dibuat sebelumnya atau
yang diterimanya. dirancang sebelumnya karena sifatnya yang
Durianto (2004) menyatakan tingkat loyalitas tidak dapat disimpan dan keterlibatan konsumen
paling dasar adalah pembeli yang berpindah- dalam proses jasa secara langsung, produk jasa
pindah. Semakin sering pembelian konsumen tidak bisa disiapkan sebelumnya untuk
berpindah dari suatu merek ke merek yang kain menyesuaikan harapan atau keinginan kon-
mengindikasikan bahwa mereka tidak loyal, sumen (Jasfar, 2005). Harapan pasien akan
semua merek dianggap memadai. Dalam hal ini menentukan loyalitas pasien tersebut, karena
citra memegang peranan yang kecil dalam pasien merasa keluhan dan atau harapan-harapannya
keputusan pembelian. Ciri paling jelas dalam kate- dapat terpenuhi atau tidak.
gori ini adalah mereka membeli suatu merek C.3 Hubungan kesan pasien terhadap
karena banyak konsumen lain membeli karena pembaharuan dengan loyalitas pasien.
harganya murah. Hubungan kesan pasien terhadap pem-
C.2 Hubungan kesan pasien terhadap proses baharuan dengan loyalitas pasien adalah analisis
pelayanan dengan loyalitas pasien. hubungan kesan selalu melakukan pembaharuan
Hubungan kesan pasien terhadap proses terhadap loyalitas pasien dapat diketahui bahwa
pelayanan dengan loyalitas pasien adalah analisis kesan pasien terhadap pembaharuan diikuti
hubungan antara kesan dari sudut pandang dengan loyalitas pasien, sebanyak 43 pasien
pasien terhadap loyalitas pasien. Dapat disimpul- (46,2%) sangat loyal, sebanyak 13 pasien (14,0%)
kan bahwa kesan pasien terhadap proses pelayanan loyal. Semakin melakukan pembaharuan maka
mempunyai kesan baik, maka 67 pasien (72,0%) semakin tinggi loyalitas pasiennya dan sebalik-
sangat loyal dan 19 pasien (20,4%) loyal. Pada pasi- nya semakin kurang melakukan pem-baharuan
en yang mempunyai kesan sangat baik terdapat 6 atau tidak melakukan pembaharuan maka se-
pasien (6,5%) yang sangat loyal dan tidak ada makin rendah loyalitas pasien baik pasien yang
pasien yang loyal, terdapat 1 pasien (1,1%) yang loyal maupun pasien yang sangat loyal. Hasil
mempunyai kesan kurang baik akan tetapi dari tabulasi silang menggambarkan perbedaan
pasien tersebut loyal. Hasil dari tabulasi silang yang berarti antara kesan selalu melakukan
tidak menggambarkan perbedaan yang berarti pembaharuan terhadap loyalitas pasien
antara kesan dari sudut pandang pasien terhadap Berdasarkan hasil perhitungan secara analisa
loyalitas pasien. statistik melalui uji korelasi spearman diperoleh
Berdasarkan hasil perhitungan secara analisa hasil tingkat signifikansi p : 0,626 maka p >á (á :
statistik melalui uji korelasi spearman diperoleh 0,05) artinya tidak ada hubungan yang signifikan
hasil tingkat signifikansi p : 0,055 maka p >á (á : antara kesan pasien terhadap pembaharuan
0,05) artinya tidak ada hubungan yang signifikan dengan loyalitas pasien.
antara kesan pasien terhadap proses pelayanan Semakin melakukan pembaharuan maka
dengan loyalitas pasien. semakin tinggi loyalitas pasiennya dan sebalik-
Berdasarkan penelitian diatas tidak terbukti nya semakin kurang melakukan pembaharuan
bahwa ada hubungan antara kesan pasien ter- atau tidak melakukan pembaharuan maka se-
hadap proses pelayanan dengan loyalitas pasien. makin rendah loyalitas pasien baik pasien yang
Meskipun setiap pasien selalu mempunyai keluh- loyal maupun pasien yang sangat loyal.
an waktu tunggu yang relatif lama akan tetapi Berdasarkan penelitian diatas tidak terbukti
setiap pasien selalu membutuhkan pelayanan adanya hubungan antara kesan pasien terhadap
kesehatan karena dukungan sumber daya pembaharuan dengan loyalitas pasien, oleh karena
manusia dan sebagai rumah sakit rujukan di setiap pasien tidak terlalu memperhatikan nilai
wilayah Indonesia Timur. tambah, akan tetapi yang diperhatikan adalah tarif
Menurut Supriyanto (2007) loyalitas ter- pelayanan yang relatif murah dan sebagian besar
bentuk apabila konsumen sangat puas terhadap pasien adalah pasien asuransi serta letak rumah
pelayanan rumah sakit dan menurut Peters (1999) sakit yang strategis sehingga me-mudahkan dalam
dalam Jasfar (2005) loyalitas pasien tidak ber- jangkauan masyarakat, maka loyalitas tersebut
pengaruh terhadap citra. Faktor yang mem- datang dengan sendirinya akibat dari alasan-alasan
pengaruhi citra dan yang dapat dilihat langsung pasien tersebut. Meski-pun sebagian besar pasien
oleh konsumen diantaranya adalah kepuasan mampunyai keluhan terhadap ruang tunggu
konsumen, pengelolaan proses, hasil yang dapat pasien akan tetapi pasien sangat membutuhkan
dicapai. pelayanan kesehatan, sehingga loyalitas timbul
oleh karena sebab-sebab tersebut.
50
ANALISIS HUBUNGAN CITRA PELAYANAN TERHADAP LOYALITAS PASIEN... I HAFID LUQMAN HANAFI
C.4 Hubungan kesan pasien terhadap upaya Berdasarkan hasil perhitungan secara analisa
Rumah Sakit dalam memenuhi keinginan statistik melalui uji korelasi spearman diperoleh
konsumen dengan loyalitas pasien. hasil tingkat signifikansi p : . maka p >á (á :
Hubungan kesan pasien terhadap upaya 0,05) artinya tidak dapat dianalisis antara kesan
Rumah Sakit dalam memenuhi keinginan kon- pasien terhadap kemungkinan berkembang di
sumen dengan loyalitas pasien adalah analisis masa yang akan datang dengan loyalitas pasien,
hubungan antara kesan pasien terhadap upaya oleh karena data bersifat homogen.
Rumah Sakit dalam memenuhi keinginan kon- Berdasarkan penelitian diatas tidak dapat
sumen dengan loyalitas pasien dapat diketahui dianalisis hubungan antara kesan pasien ter-
bahwa kesan pasien terhadap upaya Rumah Sakit hadap kemungkinan berkembang di masa yang
dalam memenuhi keinginan konsumen terbanyak akan datang dengan loyalitas pasien, oleh karena
adalah kurang berorientasi terhadap keinginan- jawaban responden sifatnya homogen dan secara
keinginan konsumen, sebanyak 80 pasien (86,0%) tidak langsung rumah sakit sangat bersaing
terdiri dari 64 pasien (68,8%) sangat loyal dan 16 dengan rumah sakit lain karena rumah sakit
pasien (17,2%) loyal. Pada pasien lainya yang milik pemerintah dan merupakan rumah sakit
menilai tidak berorientasi sebanyak 3 pasien rujukan, apabila ada sumbangan peralatan medis
(3,2%) dan berorientasi 10 pasien (10,8%). Hasil yang modern dari pemerintah tidak menutup
dari tabulasi silang tidak menggambarkan kemungkinan rumah sakit mendapatkan alat
perbedaan yang berarti antara kesan pasien medis tersebut. Bagaimanapun citra rumah sakit
terhadap upaya Rumah Sakit dalam memenuhi tersebut baik atau tidak, pasien akan tetap loyal
keingian konsumen terhadap loyalitas pasien. terhadap rumah sakit.
Berdasarkan hasil perhitungan secara analisa C.6 Hubungan kesan pasien terhadap kualitas
statistik melalui uji korelasi spearman diperoleh pelayanan dengan loyalitas pasien.
hasil tingkat signifikansi p : 0,717 maka p >á (á : Hubungan kesan pasien terhadap kualitas
0,05) artinya tidak ada hubungan yang signifikan pelayanan dengan loyalitas pasien adalah analisis
antara kesan pasien terhadap upaya Rumah Sakit hubungan kesan kualitas pelayanan terhadap
dalam memenuhi keinginan konsumen dengan loyalitas pasien dapat diketahui bahwa kesan
loyalitas pasien. pasien terhadap kualitas pelayanan sebagian
Berdasarkan penelitian diatas tidak terbukti besar baik sebanyak 84 pasien (90,3%), terdiri dari
adanya hubungan antara kesan pasien terhadap 65 pasien (69,9%) sangat loyal dan 19 pasien
Rumah Sakit memenuhi keinginan konsumen (20,4%) loyal.. Hasil dari tabulasi silang tidak
dengan loyalitas pasien, oleh karena sebagian menggambarkan perbedaan yang berarti antara
besar pasien tidak pernah disurvey tentang kesan kepada keinginan-keingian konsumen
kepuasan pasien, sehingga sulit membedakan terhadap loyalitas pasien.
pasien yang loyal oleh kerena puas dan pasien Berdasarkan hasil perhitungan secara analisa
yang loyal karena terpaksa yang berhubungan statistik melalui uji korelasi spearman diperoleh
dengan penyakit yang dideritanya. Kepuasan hasil tingkat signifikansi p : 0,430 maka p >á (á :
pasien berhubungan dengan citra atau identitas 0,05) artinya tidak ada hubungan yang signifikan
(Jasfar, 2005). antara kesan pasien terhadap kualitas pelayanan
C.5 Hubungan kesan pasien terhadap kemungkin- dengan loyalitas pasien.
an berkembang di masa yang akan datang Berdassrkan penelitian diatas tidak terbukti
dengan loyalitas pasien. adanya hubungan antara kesan pasien terhadap
Hubungan kesan pasien terhadap kemungkin- kualitas pelayanan dengan loyalitas pasien, oleh
an berkembang di masa yang akan datang dengan karena sebagian besar pasien mempunyai keluhan
loyalitas pasien adalah analisis hubungan kesan tentang kenyamanan ruang tunggu pasien, akan
lebih lanjut di masa yang akan datang dengan tetapi pasien lebih mengutamakan sumber daya
loyalitas pasien dapat diketahui bahwa kesan pasien manusia yang ada. Sehingga pasien akan tetap
terhadap kemungkinan berkembang di masa yang loyal meskipun pasien mempunyai keluhan pada
akan datang seluruh pasien atau sebanyak 93 pasien ruang tunggu atau fasilitas yang lain. Untuk
(100%) menyatakan berkembang, sebagian besar kemampuan berkomunikasi, meskipun menurut
sebanyak 73 pasien (78,5%) sangat loyal dan pasien kurang puas atas jawaban dari keluhan-
sebanyak 20 pasien (21,5%) loyal. Hasil dari keluhan yang dirasakan pasien, akan tetapi
tabulasi silang tidak menggambarkan perbedaan tingkat kesembuhan dan kepercayaan pasien
yang berarti antara kesan lebih lanjut di masa sangat tinggi, sehingga pasien akan tetap loyal.
yang akan datang terhadap loyalitas pasien.
51
JURNAL ILMIAH KESEHATAN MEDIA HUSADA I VOLUME 01/NOMOR 01/AGUSTUS 2012
Ellitan dan Anatan (2009) menyatakan ke- hubungan yang signifikan antara kesan
puasan pelanggan sebagai standar perbanding- pasien terhadap proses pelayanan dengan
an dalam evaluasi kualitas, maka yang ber- loyalitas pasien. Tidak ada hubungan yang
hubungan dengan kesan kualitas pelayanan signifikan antara kesan pasien terhadap
adalah kepuasan pasien. Berdasarkan pernyataan pembaharuan dengan loyalitas pasien. Tidak
tersebut citra pelayanan (kualitas pelayanan) ada hubungan yang signifikan antara kesan
tidak berhubungan dengan loyalitas pasien. pasien terhadap upaya Rumah Sakit dalam
Dalam penelitian ini dapat diketahui bahwa tidak memenuhi keinginan konsumen dengan
ada indikator yang berhubungan antara citra loyalitas pasien. Tidak dapat dianalisis antara
pelayanan (kesan pasien) terhadap loyalitas kesan pasien terhadap kemungkinan ber-
pasien. Karena p >á (á : 0,05) artinya tidak ada kembang di masa yang akan datang dengan
hubungan yang signifikan antara kesan pasien loyalitas pasien, dan tidak ada hubungan
terhadap loyalitas pasien. yang signifikan antara kesan pasien terhadap
kualitas pelayanan dengan loyalitas pasien.
Berdasarkan hasil penelitian dan pem-
KESIMPULAN
bahasan, maka saran yang dapat diajukan adalah
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahas- sebagai berikut:
an, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Pertama Rumah Sakit Umum Dr.Soetomo
1. Karakteristik Responden Surabaya hendaknya melakukan upaya
Pasien terbanyak dari poli diabetes mellitus sosialisasi tentang segala sesuatu yang ber-
adalah umur 41-60 tahun (pertengahan), jenis hubungan dengan pelayanan kesehatan
kelamin terbanyak adalah perempuan, ting- kepada pasien, misalnya prosedur antrian
kat pendidikan terbanyak adalah SMP, dan atau prosedur penerimaan pasien. Sosialisasi
pekerjaan terbanyak adalah pegawai negeri. ini dapat menggunakan poster dan papan
2. Citra Pelayanan pengumuman.
Berdasarkan kesan pasien terhadap perhatian Kedua Rumah Sakit Umum Dr.Soetomo Surabaya
Rumah Sakit pada lingkungan, kualitas, dan hendaknya perlu memperhatikan waktu
tingkat keamanan, sebagian besar pasien tunggu pasien yang relatif lama dengan cara
mempunyai kesan Rumah Sakit perhatian. menambah sumber daya manu-sia atau
Kesan pasien terhadap proses pelayanan dokter dalam melayani pasien, sehing-ga
sebagian besar pasien mempunyai kesan baik. dapat mempercepat waktu tunggu pasien.
Kesan pasien terhadap pembaharuan sebagi- Ketiga Rumah Sakit Umum Dr.Soetomo
an besar pasien mempunyai kesan melakukan Surabaya hendakya memperhatikan fasilitas
pembaharuan. Kesan pasien terhadap upaya ruang tunggu karena banyak keluhan atas
Rumah Sakit dalam memenuhi keinginan ketidak nyamanan ruang tunggu pasien
konsumen sebagian besar pasien menyatakan dengan cara menambah kursi yang menyesuai-
Rumah Sakit kurang berorientasi, dari selu- kan jumlah pasien rata-rata setiap harinya dan
ruh pasien mempunyai kesan berkembang memperhatikan letak ruang tunggu yang
terhadap Rumah Sakit, dan sebagian besar memenuhi syarat, yaitu ter-dapat bed untuk
pasien mempunyai kesan baik ter-hadap kua- pasien yang tidak mampu duduk terlalu lama
litas pelayanan. atau tidak mampu duduk.
3. Loyalitas Pasien Keempat Rumah Sakit Dr.Soetomo Surabaya
Berdasarkan indikator kontinuitas hubung- hendaknya memperhatikan batas waktu
an sebagian besar pasien berkeinginan meng- pendaftaran terakhir atau jam tutup pen-
gunakan kembali pelayanan kesehatan, daftaran pasien, dengan cara disiplin waktu
sebagian besar pasien bersedia merekomen- antara jam buka poli dan jam tutup poli,
dasikan pelayanan, sebagian besar pasien sehingga tidak ada penolakan pasien oleh
merasa bangga terhadap pelayanan dan karena alasan jam tutup poli.
kesimpulan loyalitas bahwa 73 pasien (78,5%) Kelima Rumah Sakit Dr.Soetomo Surabaya
sangat loyal. hendaknya melakukan survey kepuasan
4. Hubungan citra pelayanan dengan loyalitas pasien untuk mengetahui batasan kepuasan
pasien. pasien dan harapan-harapan pasien,
Tidak ada hubungan yang signifikan antara hendaknya minimal dilakukan satahun dua
kesan pasien terhadap perhatian Rumah Sakit kali.
pada lingkungan, kualitas, dan tingkat ke-
amanan dengan loyalitas pasien. Tidak ada
52
ANALISIS HUBUNGAN CITRA PELAYANAN TERHADAP LOYALITAS PASIEN... I HAFID LUQMAN HANAFI
Keenam Rumah Sakit Dr.Soetomo Surabaya Notoatmodjo, Soekidjo. 2007a. Promosi Kesehatan
hendaknya mempertahankan citra yang telah & Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta
terbentuk dan meningkatkan citra kearah Notoatmodjo, Soekidjo. 2007 b . Kesehatan
sangat baik, dengan cara menangani keluhan- Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka
keluhan dan harapan yang dirasakan pasien. Cipta
Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian
Kesehatan. Ed.Rev. Jakarta: Rineka Cipta
DAFTAR PUSTAKA
RSU Dr.Soetomo. 2009. Laporan Tahunan Rumah
Sakit Umum Dr.Soetomo. Surabaya
Adisasmito, Wiku. 2009. Sistem Manajemen RSU Dr.Soetomo. 2010a. Panduan Informasi Rumah
Lingkungan Rumah Sakit. Jakarta: Rajawali Sakit Umum Dr.Soetomo. Surabaya
Press RSU Dr.Soetomo. 2010b. Data Rekam Medik Pasien
Aditama, Tjandra Yoga. 2007. Manajemen Poli Diabetes Mellitus Rumah Sakit Umum
Administrasi Rumah Sakit. Jakarta: Univer- Dr.Soetomo. Surabaya
sitas Indonesia Press (UI-Press) Soemirat, Soleh dan Ardianto Elvinardo. 2005.
Al-Assaf, A.F. 2009. Mutu Pelayanan Kesehatan Dasar-dasar Public Relation. Bandung: PT.
:Perspektif Internasional. Jakarta: Penerbit Remaja Rosdakarya
Buku Kedokteran EGC Supriyanto, S. 2007. Pemasaran Jasa Industri
Anggoro, M.Linggar. 2005. Teori dan Profesi Kesehatan. Surabaya: Departeman
Kehumasan. Jakarta: PT. Bumi Aksara Administrasi Kebijakan Kesehatan
Azwar, Azrul. 2010. Pengantar Adminitrasi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universi-
Kesehatan. edisi III . Jakarta: Binarupa tas Airlangga
Aksara Publiser Supriyanto, S dan Dwi Wulandari, Ratna. 2007.
Durianto, Darmadi, Sugiarto dan Lie Joko Manajemen Mutu. Surabaya: Departemen
Budiman, 2004. Bran Equity Ten Strategi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan
Memimpin Pasar. Jakarta: PT. Gramedia Fakultas Kesehatan Masyarakat Universi-
Pustaka Utama tas Airlangga
Ellitan, Lena dan Anatan, Lina. 2009. Manajemen Tim Penyusun, Pusat Bahasa, Departeman
Inovasi: Transformasi Menuju Organisasi Kelas Pendidikan Nasional,2008. Kamus Bahasa
Dunia. Bandung: Alfabeta Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Nasional
Airlangga, 2009. Pedoman Penulisan dan Tata Tjiptono, Fandy. 2008a . Strategi Pemasaran. edisi
Cara Ujian Skripsi. Surabaya III. Yogyakarta: Andi
Jasfar, Farida. 2005. Manajemen Jasa : Pendekatan Tjiptono, Fandy. 2008 b . Service Management :
Terpadu. Bogor: Ghalia Indonesia Mewujudkan Layanan Prima. Yogyakarta:
Jefkins, Frank. 2004. Public Relation. edisi V. Jakarta: Andi
Erlangga Trisnantoro, Laksono. 2006. Memahami
Kotler, Philip dan Keller Kevin Lane. 2009 a . Penggunaan Ilmu Ekonomi dalam Manajemen
Manajemen Pemasaran. edisi XII jilid I. Rumah Sakit. Yogyakarta: Gadjah Mada
Jakarta:PT. INDEKS University Press
Kotler, Philip dan Keller Kevin Lane. 2009 b . Wasesa, Silih Agung. 2005. Strategi Public Relation.
Manajemen Pemasaran. edisi XII jilid II. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Jakarta: PT. INDEKS Wibowo, Arif, Soenartalina, Indawati Rachmah,
Lupiyoadi, Rambat dan Hamdani A. 2008. Mahmudah, dan Indriani Diah. 2008. Modul
Manajemen Pemasaran Jasa. edisi II. Jakarta: SPSS. Surabaya: Departemen Biostatistika
Salemba Empat & Kependudukan Fakultas Kesehatan
Muninjaya, A.A. Gede. 2004. Manajemen Kesehat- Masyarakat Universitas Airlangga
an.edisi II. Jakarta: EGC Wijono, Djoko. 2009. Organisasi Kesehatan.
Muslimin. 2004. Hubungan Masyarakat dan Konsep Surabaya: CV. Duta Prima Airlangga
Kepribadian. Malang: UMM Press
Notoatmodjo, Soekidjo. 2005a. Promosi Kesehatan
Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta
Notoatmodjo, Soekidjo. 2005 b . Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
53
JURNAL ILMIAH KESEHATAN MEDIA HUSADA I VOLUME 01/NOMOR 01/AGUSTUS 2012
54