Professional Documents
Culture Documents
166-Article Text-314-1-10-20160111
166-Article Text-314-1-10-20160111
ABSTRACT
The services for critically ill patient in emergency department focus to save the life of patient
with resuscitation, stabilization, and monitoring of the patient's condition. Family who have family
members in critical condition have a need to be close to patient. Family needs to be able to see the
patient, to take a care for patient and providing support to patient who are in critical condition. This
study is a qualitative research with phenomenological approach. The aim of this study was to
explore the family experience when they presence during resuscitation. The study was conducted
at ED of Dr. Saiful Anwar Hospital Malang. There are 6 participants were selected based on
inclusion criteria that have been set. Data were collected through in-depth interviews method. The
data saturation of the participants obtained if nothing else is bring new themes via the data
submitted. Results were analyzed using data analysis Braun and Clark. Transcripts of the
interviews were analyzed using qualitative analysis. This research identified five themes, they are
(1) anxiety when FPDR, (2) familybecomesstronger, (3) familywishtocontinue the FPDR process,
(4) loveandroleas a motivation to do FPDR, (5) the complexity ofadversityin FPDR. Based on the
results of this study, author expected that direction of hospital can began to consider the
development of FPDR service so family able to prepare themselves with the grieving process that
will occur and patients canpassedin peace.
89
90 Jurnal Kesehatan “Wiraraja Medika”
dikumpulkan melalui metode wawancara “Ya sedih mbak liat anak dipasang alat-alat,
mendalam. Hasil penelitian dianalisa dengan dibilang gak ada jantungnya” (P6)
menggunakan analisa data Braun and Clark. “Ya..saya ya rasanya kasian saudara saya
Peneliti sudah mendapatkan keterangan laik seperti itu karena dimasukkan obat ya…
etik dari RSSA Malang. beberapa macem obat” (P4)
Dari berbagai pernyataan pertisipan diatas
HASIL PENELITIAN menjelaskan bahwa keluarga merasa sedih
Penelitian ini menghasilkan 5 tema yaitu, dan merasa tidak tega melihat anggota
(1) gelisah menghadapi proses pendampingan, keluarganya dipasangi berbagai macam alat
(2) keluarga menjadi lebih kuat, (3) keinginan medis dan berada dalam keadaan kritis
keluarga untuk terus mendampingi, (4) cinta yang mengancam nyawa pasien.
dan peran sebagai alasan untuk mendampingi, 2. Keluarga menjadi lebih kuat
(5) kompleksitas penyulit dalam pendampingan. Tema yang kedua ini berisi tentang hal-hal
1. Gelisah menghadapi proses positif yang dirasakan oleh partisipan dari
pendampingan tindakan pendampingan yang telah mereka
Keadaan yang mencancam jiwa yang terjadi lakukan. Ada yang mengungkapkan bahwa
pada salah satu anggota keluarga pasti dengan pendampingan mereka berusaha kuat,
merupakan stessor bagi anggota keluarga ikhlas menerima hasil resusitasi, dan merasa
lainnya. Stressor ini menimbulkan masalah senang dapat mendampingi.
psikologi pada keluarga yang akhirnya a. Berusaha kuat adalah sub tema yang
menimbulkan perasaan gelisah menghadapi pertama. Hal ini diungkapkan oleh
proses resusitasi. Tema ini tergambar dari 2 partisipan dengan pernyataan berikut ini.
sub tema yaitu gelisah menunggu hasil “Saya ya harus kuat di dalam soalnya anak
resusitasi, sedih melihat kondisi pasien yang saya butuh saya” (P6)
dipasang banyak alat. Tema dan sub tema ini Berdasarkan pernyataan di atas partisipan
menjawab pertanyaan penelitian tentang merasa dengan mendampingi pasien, ia
bagaimana perasaan keluarga dalam merasa harus lebih kuat walaupun ia
mendampingi pasien saat proses resusitasi di merasakan kesedihan akan kondisi yang
IGD. dialami pasien dan merasa bahwa
a. Gelisah menunggu hasil resusitasi kehadirannya di sisi pasien sangat
merupakan sub tema pertama dari tema diperlukan.
gelisah menghadapi proses resusitasi. b. Ikhlas menerima hasil resusitasi tergambar
Keluarga mengungkapkan bahwa saat dari pernyataan partisipan berikut.
mendampingi mereka merasakan cemas “Kami sudah pasrah yang penting kami
menunggu hasil resusitasi dan ingin sudah memberikan yang terbaik” (P3)
mengetahui segera bagaimana kondisi Dengan pernyataan di atas partisipan
pasien apakah dapat tertolong atau tidak. mengungkapkan apapun hasil dari tindakan
Berikut adalah penyataan dari partisipan resusitasi dan bagaimana pun keadaan
mengenai perasaan gelisah yang mereka pasien nantinya dengan tindakan
alami. pendampingan partisipan merasa telah
“Ya gelisah, cemas mbak apa kakak saya memberikan yang terbaik.
bisa selamat atau gak…“ (P1) “Ya sekarang kakak saya sudah gak ada,
Dari pernyataan partisipan di atas tapi saya ikhlas mbak… kita semua sudah
menjelaskan bahwa keluarga merasa berusaha dan kakak saya juga sakitnya
cemas akan hasil dari resusitasi namun sudah lama.” (P1)
tetap berharap bahwa pasien bisa Pernyataan partisipan di atas memiliki
terselamatkan. makna bahwa dengan adanya tindakan
b. Perasaan sedih melihat anggota keluarga pendampingan ia merasa lebih ikhlas
mereka dipasangi banyak alat medis menerima hasil resusitasi karena dengan
merupakan sub tema kedua dari tema ini. pendampingan ia dapat mengetahui
Keluarga merasa saat mendampingi dan tindakan yang diberikan sudah maksimal.
mereka melihat berbagai tindakan medis Proses pendampingan membantu partisipan
yang dilakukan pada pasien membuat dalam menghadapi proses berduka.
mereka merasa sedih. Berikut adalah c. Sub tema terakhir dari tema ini adalah
pernyataan dari partisipan. senang dapat mendampingi. Hal ini
“Sedih liat dia gak sadar dan dipijet didukung dengan pernyataan partisipan
jantung… ya sedih banget” (P1) sebagai berikut.
92 Jurnal Kesehatan “Wiraraja Medika”
“Saya merasa puas bisa mendampingi dan rasa cinta terhadap pasien, peran dan rasa
memberikan yang terbaik” (P3) tanggung jawab dan rasa ingin tahu tentang
Pernyataan partisipan di atas kondisi pasien.
mengungkapkan rasa senang partisipan a. Partisipan mengungkapkan hal yang
terhadap proses pendampingan yang mendorong mereka untuk mendampingi
dilakukan dan ia meyakini bahwa dengan adalah karena adanya rasa cinta yang
pendampingan berarti ia telah memberikan mereka miliki pada pasien. Hal ini
yang terbaik bagi pasien. diungkapkan dengan pernyatan berikut
3. Keinginan keluarga untuk terus ini.“Penting terutama diri saya sendiri ingin
mendampingi memberikan yang terbaik untuk
Pada sub tema dan tema ini peneliti menunjukkan rasa cinta saya ke adik saya.”
menjawab tujuan khusus keempat dari (P3)
penelitian ini yaitu mengeplorasi harapan “Ya.. Saya mau di deket anak saya terus.
keluarga terhadap proses pendampingan. Anak saya pasti butuh saya ada disitu
Tema ini terdiri dari dua sub tema yaitu, mbak… tadi sama dokter waktu pasang
harapan terhadap proses pendampingan dan alat2 diminta disamping anak saya.. Ya
juga harapan terhadap keadaan pasien. saya pegang anak saya supaya tau saya
a. Partisipan berharap agar diberi kesempatan disana biar anak saya ngerasa tenang
untuk mendampingi pasien. Hal ini dapat mbak.” (P6)
dilihat dari ungkapan berikut. Dari ungkapan-ungkapan di atas dapat kita
“Ya kalau dari tindakan dan penjelasan maknai bahwa salah satu hal yang
dokter sudah cukup mbak.. Saya cuma mau mendorong partisipan untuk melakukan
ya bisa di dalam terus biar anak saya sudah pendampingan adalah perasaan cinta
stabil juga saya di dalam. Tapi kadang saya mereka pada pasien. Dengan mereka
capek berdiri ya gantian sama suami saya melakukan pendampingan, mereka merasa
di dalam saya duduk sebentar di luar terus dapat menunjukan rasa cinta mereka dalam
masuk lagi. Tapi pengennya ya di dalam bentuk dukungan pada pasien yang sedang
terus.” (P6) berada dalam kondisi kritis.
Dari pernyataan di atas diungkapkan bahwa b. Hal lain yang diungkapkan partisipan
keluarga ingin terus dapat mendampingi sebagai pendorong mereka dalam
walaupun pasien sudah dalam keadaan melakukan pendampingan adalah peran
stabil dan mereka akan tetap berusaha dan rasa tanggung jawab. Hal ini dapat
untuk mendampingi walaupun merasa dilihat dari ungkapan berikut.
kelelahan serta mencoba untuk beristirahat “Ya gimana ya mbak yang dateng keluarga
tetapi mereka masih memiliki keinginan saya ya perempuan semua dan mereka gak
untuk tega.. Ya saya yang bertanggung jawab
b. Berikut diungkapkan harapan partisipan mewakili dari keluarga karena yang laki-laki
agar anggota keluarga mereka dapat saya satu-satunya ya saya harus siap
tertolong. Hal ini diungkapkan melalui mendampingi adik saya.” (P4)
pernyataan berikut. Dari ungkapan di atas dapat dimaknai
“Saya ingin memberikan yang terbaik untuk bahwa partisipan mau melakukan
adik saya.” (P3) pendampingan karena rasa tanggung
“Ya harapan saya ya supaya yang jawabnya yang besar terhadap keadaan
terbaiklah buat bapak saya.” (P5) dan keselamatan pasien
Pernyataan di atas bermakna bahwa Pernyataan lain yang mendorong partisipan
partisipan berharap yang terbaik bagi untuk mendampingi adalah peran partisipan
anggota keluarga mereka. Yang dimaksud pada saat pendampingan. Hal ini dapat
dengan yang terbaik adalah dengan dilihat pada pernyataan berikut.
bantuan tindakan resusitasi dari tenaga “Ya.. Sebagai anak pertama saya harus
medis anggota keluarga mereka dapat mengabil keputusan yang tepat bagaimana
tertolong dan keadaannya kembali stabil. pun resikonya” (P5)
4. Cinta dan peran sebagai alasan untuk “Dokter juga tadi bilang supaya saya dan
mendampingi suami di dalam aja biar gak bolak-balik
Pada tema yang ketiga ini akan dibahas dipanggil karena dokter mau jelaskan
hal-hal apa saja yang mendorong partisipan tindakan terus kami maunya gimana gitu.”
untuk mendampingi anggota keluarganya. (P6)
Tema ini terdiri dari tiga sub tema yaitu adanya
Jurnal Kesehatan “Wiraraja Medika” 93
Pernyataan di atas memiliki makna bahwa b. Hambatan lain yang diungkapkan oleh
hal yang mendorong partisipan untuk partisipan adalah hambatan yang berasal
mendampingi pasien adalah peran mereka dari diri mereka sendiri. Hal ini diungkapkan
sebagai pengambil keputusan terhadap melalui pernyataan berikut ini.
segala tindakan medis yang akan dilakukan “Waktu itu gak dijelakan apa2, saya Cuma
oleh tenaga kesehatan yang menangani melihat aja.” (P4)
pasien. Dengan adanya pendampingan “Ada yang ambil darahnya, ada yang pijat
mereka lebih cepat memutuskan hal apa jantung, ada yang pasang alat.. Ya gimana
yang akan dilakukan pada pasien sehingga saya orang awam belum tahu ya tapi sedikit
tidak ada penundaan tindakan. ngeri saya liat kayak gitu.” (P5)
c. Sub tema ketiga adalah rasa ingin tahu “Saya ya gak bisa menjelaskan ya mbak…
tentang kondisi pasien. Hal ini diungkapkan masalahnya kan saya ini awam masalah
melalui pernyataan berikut. kesehatan. Ya jadi ya semua pasien klo
“Ya biar bisa saya dampingin anak saya seperti ini ya diliat aja mbk… wish terserah
terus mbak.. Tau kondisi anak saya dan yang menangani aja..ya wish pasrah sama
anak saya bisa selamat” (P6) yang menangani” (P4)
“Waktu ada penanganan yang jelas saya Dari beberapa pernyataan di atas
selalu mendampingi ya mbk ya..yangkedua mengungkapkan bahwa hal yang menjadi
pingin tau apa aja tindakan yang akan hambatan dalam diri partisipan adalah
dilakukan.” (P3) kurangnya pengetahuan mereka tentang
Pernyataan di atas mengungkapkan bahwa tindakan medis yang diberikan, sehingga
partisipan ingin melakukan pendampingan partisipan merasa tidak dapat mendampingi
karena ingin mengetahui tindakan apa saja dengan maksimal. Partisipan merasa
yang dilakukan oleh tim medis untuk kebingungan dengan segala tindakan yang
menyelamatkan anggota keluarga mereka dilakukan tenaga medis karena mereka
dan bagaimana perkembangan keadaan sebagian besar bukan merupakan orang
pasien saat proses resusitasi dilakukan. yang paham tentang resusitasi dan tidak
5. Kompleksitas penyulit dalam memiliki latar belakang pengetahuan
pendampingan kesehatan yang cukup, sehingga
Tema terakhir dari penelitian ini adalah penjelasan dari tenaga medis tentang
kompleksitas penyulit dalam pendampingan. tindakan yang dilakukan dan juga keadaan
Ada tiga sub tema yang diungkapkan yaitu tidak pasien sangat mereka harapkan waktu
adanya prosedur pendampingan, hambatan mereka melakukan pendampingan.
dari keluarga, dan hambatan dari segi fasilitas. c. Pada sub tema terakhir ini partisipan juga
a. Partisipan mengalami berbagai kendala mengungkapkan bahwa hambatan yang
saat mendampingi, dimana salah satu dirasakan saat melakukan proses
kendalanya karena tidak adanya prosedur pendampingan juga berasal dari segi
pendampingan fasilitas yang ada di rumah sakit. Hal ini
“saya sebagai keluarga kan bingung.” (P1) diungkapkan dengan pernyataan berikut.
“Klo hambatan dari tim kesehatan ya.. “Hambatanya sih kan mungkin kan ini
Karena kebetulan kan saya orang awam ruangnya terbatas kadang kita gak boleh
jadi saya gak tau ini kurang apa… kurang masuk itu aja sebenernya hambatannya”
apa.. Kita kan hanya terima. O.. Ini harus (P2)
dikasik ini.. Dikasik ini.. Jadi kita harus “Saya cuma mau ya bisa di dalam terus biar
terima gitu kan.” (P2) anak saya sudah stabil juga saya di dalam.
“Memang kayak kemarin kan kita memang Tapi kadang saya capek berdiri ya gentian
dilarang menjaga disini. Saya gak tau sama suami saya di dalam saya duduk
gimana prosedurnya ada perawat yang sebentar di luar terus masuk lagi. Tapi
boleh saya nemenin bapak ada yang pengennya ya di dalam terus.” (P5)
nggak.” (P2) Hambatan dari segi fasilitas yang dirasakan
Makna dari pernyataan di atas adalah oleh partisipan adalah ruangan IGD yang
partisipan merasa bingung dengan prosedur terbatas karena jumlah pasien yang
pendampingan yang dilakukan tenaga terkadang melebihi kapasitas sehingga
medis yang benar seperti apa karena petugas tidak memperbolehkan proses
sebagian mengijinkan namun sebagian pendampingan. Hambatan lainnya adalah
tidak mengijinkan pendampingan. terkait dengan jumlah kursi yang ada di IGD
yang tidak memadai sehingga saat proses
94 Jurnal Kesehatan “Wiraraja Medika”
pendampingan dan juga harapan keluarga berikut yang mendorong keluarga untuk
terhadap keadaan pasien. Harapan partisipan mendampingi adalah rasa ingin tahu mereka
terhadap proses resusitasi adalah mereka ingin terhadap keadaan dan perkembangan pasien.
agar dapat mendampingi pasien terus- Dengan mendampingi partisipan dapat melihat
menerus. Keluarga yang memiliki anggota langsung segala tindakan yang diberikan dan
keluarga dalam kondisi kritis mempunyai bagaimana perkembangan keadaan pasien
kebutuhan akan kedekatan dengan keluarga saat itu juga.
yang sakit. Hal ini meliputi kebutuhan keluarga Sebuah penelitian oleh Porter
untuk dapat melihat pasien secara langsung, menyatakan bahwa keluarga merasakan
membantu merawat pasien, dan memberikan manfaat dari kehadiran mereka dalam proses
dukungan kepada pasien yang sedang dalam resusitasi yaitu, mereka merasa memberi
kondisi kritis. Sebuah penelitian dukungan emosional bagi pasien,
mengungkapkan bahwa keluarga memungkinkan tenaga kesehatan untuk
membutuhkan kedekatan secara fisik dan memberikan bimbingan dan meningkatkan
emosional dengan anggota keluarga mereka pemahaman mereka mengenai keadaan pasien
yang mengalami kondisi kritis (Mangurten et al, dan situasi yang pasien hadapi. Selain itu,
2005). Keluarga juga membutuhkan jaminan keluarga juga menganggap bahwa dengan
pelayanan yang diharapkan yaitu jaminan mendampingi pasien mereka dapat mengetahui
perawatan yang baik dan jaminan bahwa bahwa semua cara dilakukan untuk
seluruh tindakan yang dilakukan bertujuan menyelamatkan anggota keluarga mereka, dan
untuk kesembuhan pasien (Browning & Warren, memfasilitasi proses kehilangan pasien (Porter,
2006). Cooper & Sellick, 2014).
Porter, et al (2013) melakukan studi Tenaga kesehatan juga harus mengingat
literatur terhadap 14 artikel tentang kehadiran dan mempertimbangkan bahwa pasien
keluarga saat prosedur resusitasi di instalasi merupakan bagian dari keluarga dimana
gawat darurat dan salah satu penelitian yang keluarga akan menderita ketika kesempatan
diriview mendapatkan hasil dari 50 orang bagi mereka untuk memberikan dukungan
responden mengungkapkan responden kepada orang yang dicintai ditolak. Kehadiran
(keluarga) memilih untuk tetap mendampingi keluarga juga berfungsi memandu bagaimana
pasien saat dilakukan tindakan resusitasi pada agresif upaya resusitasi harus dilakukan sesuai
anggota keluarga mereka. Keluarga dengan apa yang keluarga rasa pasien
mengganggap bahwa ada sesuatu yang mungkin ingin dapatkan. Ini adalah cara
menguntungkan bagi mereka dan pasien saat sederhana yang memungkinkan pasien untuk
mereka hadir (Porter, et al, 2013). mengungkapkan apa yang akan mereka
4. Cinta dan peran sebagai alasan untuk inginkan untuk diri mereka sendiri, melalui
mendampingi keluarga mereka.Ketika dalam keadaaan
Dalam penelitian ini dikemukakan ada kegawatdaruratan dimana pasien tidak dapat
tiga hal yang mendorong keluarga untuk membuat keputusan karena keadaan koma dan
mendampingi yaitu rasa cinta terhadap pasien, preferensi mereka tidak dapat dijelaskan,
peran dan rasa tanggung jawab, serta rasa semua kondisi darurat harus diperlakukan.
ingin tahu tentang kondisi pasien. Para Dalam hal ini melibatkan keluarga dalam upaya
partisipan mengungkapkan bahwa mereka resusitasi dan kehadiran keluarga dalam proses
melakukan pendampingan karena merasa resusitasi dapat memungkinkan untuk
terikat hubungan persaudaraan dan ingin mempertahankan otonomi pasien karena
memberikan dukungan pada pasien, sehingga keluarga dapat mengungkapkan apa yang
bagi partisipan proses pendampingan dianggap mungkin pasien inginkan.Hal ini juga harus
sebagai ungkapan rasa cinta mereka terhadap diperhatikan bahwa keluarga pasien mungkin
pasien sebagai anggota keluarganya. juga menderita kerugian dengan tidak
Partisipan lain mengungkapkan bahwa rasa membiarkan mereka untuk mendampingi dalam
tanggung jawab dan peran mereka sebagai proses resusitasi terhadap keluarga yang
pengambil keputusanlah yang mendorong mereka cintai. Jika keluarga tidak
mereka untuk mendampingi pasien. Partisipan diperbolehkan untuk terlibat dalam upaya
menganggap dengan mendampingi mereka resusitasi dan resusitasi tersebut tidak berhasil
dapat dengan segera mengambil keputusan hal ini berarti kita sebagai tenaga kesehatan
terhadap segala tindakan yang akan dilakukan telah membiarkan pasien meninggal dalam
untuk menyelamatkan pasien karena pasien kesendirian (Hodge& Marshall, 2009).
tidak mampu membuat keputusan sendiri. Hal
96 Jurnal Kesehatan “Wiraraja Medika”
(HCC’s) And Registered Nurses (RN’s) Of Care and Emergency Nurses. American
Supporting Family Members During Journal of Critical Care, 12(3), 246-257.
Resuscitation Of Their Loved One. Moleong. 2013. Metodologi peneitian kualitatif.
Scottish Journal of Healthcare Chaplaincy Edisi revisi. Bandung: PT Remaja
Vol.13. No. 2. 2010. Rosadakarya.
Jabre, P., Belpomme, V., Jacob, L., Bertrand L., Peberdy, M A., Callaway, C W., Neumar, R W.,
Broche C., Pinaud V., Assez N., Geocadin, R.G., Zimmerman,
Beltramini A., Normand D. 2012. Family J.L.,Donnino, M.,& Gabrielli, A., et al.
presence during cardiopulmonary 2010. Part:9 Post cardiac arrest care :
resuscitation. Annals of Emergency 2010 American heart association
Medicine Volume 60, No. guidelines for cardiopulmonary
4s:October2012. resuscitation and emergency
Kamienski, MC. 2004. Family Center Care in cardiovascular care. Circulation Journal of
The Emergency Department. Advanced The American Heart Association.122.
Journal of Nursing. 104(1). 59-62 S768-S786.
Kingsnorth, J., O’Connell, K., Guzzetta, C E., Porter, J., Cooper, S J., Sellick, K. 2013.
Edens, J C., Atabaki, S., Mecherikunnel, Attitudes, Implementation and Practice of
A., & Brown, K. 2010. Family Presence Family Presence During Resuscitation
During Trauma Activations And Medical (FPDR): a Quantitative Literature Review.
Resuscitations In A Pediatric Emergency International Emergency Nursing 21, 26–
Department: An Evidence-Based Practice 34.
Project. J Emerg Nurs 36:115-21 Porter, J., Cooper, S J., Sellick, K. 2014. Family
MacLean, S L., Guzzetta, C E., White, C., Presence During Resuscitation (FPDR):
Fontaine, D., Elchorn, D J., Meyers, T A., Perceived Benefits, Barriers and Enablers
& Desy, P. 2003. Family Presence During
To Implementation and Practice.
Cardiopulmonary Resuscitation and
Invasive Procedures: Practices of Critical International Emergency Nursing 22, 69–
74