You are on page 1of 8

ISSN : 2442-7845 SELODANG MAYANG

HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI DENGAN


KECEPATAN KELUARNYA AIR SUSU IBU (ASI) PADA
IBU POST PARTUM DI RB NILAM SARI
TEMBILAHAN KOTA
Mia Ritasari1
1
Jurusan Kebidanan, Akademi Kebidanan Husada Gemilang Tembilahan
Email: mia.ritasari@yahoo.com

Abstract
health. In Indonesia, IMR reached 34 per 1000 live births in 2007 (SDKI). This is supported
by the statement of the United Nations Childrens Fund (UNICEF), that as many as 30,000
infant deaths in Indonesia and 10 million deaths of children under five in the world each
year, can be prevented as soon as possible by giving colostrum in breast milk (ASI) to
newborn baby.The coverage of Early Breastfeeding Initiation (EBI) in infants nationally is still
very low. This is seen in the Riskesdas 2010 report only 29.3% of babies who suckle less
than an hour after delivery. Research suggests that early breastfeeding initiation within the
first hour may prevent 22% of infant deaths under 1 month in developing countries (APN,
2007). EBI should not be late because the sucking reflex in the newborn will peak at 20-30
minutes and this reflex will be reduced and weakened. Maternity Hospital (MH) Nilam Sari is
one of the MH that has implemented early breastfeeding initiation and obtained data on the
number of birth visits approximately 590 years 2016, with an average of 49 mothers who
give birth per month. The size of the sample is determined by using the formula of finite
population with the number of 44 respondents by using cross sectional design. The results of
the study showed that 67% of postpartum mothers performed EBI correctly, as much as
75% of postpartum mothers experienced normal breastfeeding time or less than 3 days and
there was a relationship of EBI implementation with the rate of breast milk expenditure on
postpartum mothers in MH Nilam Sari. It is expected to lead MH Nilam sari to be expected to
the head of nursing home nilam sari to be able to socialize again about IMS in mother who
will birth and able to motivate mother to do EBI.
Keywords: Initiation of early breastfeeding, breast milk, postpartum mother
Abstrak
Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu indikator penting dalam menentukan
tingkat kesehatan masyarakat. Di Indonesia, AKB mencapai 34 per 1000 kelahiran hidup
pada tahun 2007 (SDKI). Hal ini didukung oleh pernyataan United Nations Childrens Fund
(UNICEF), bahwa sebanyak 30.000 kematian bayi di Indonesia dan 10 juta kematian anak
balita di dunia pada tiap tahunnya, bisa dicegah dengan sesegera mungkin dengan memberi
kolostrum yang ada dalam Air Susu Ibu (ASI) kepada bayi baru lahir.Cakupan Inisiasi
Menyusu Dini (IMD) pada bayi secara nasional masih sangat rendah. Hal ini terlihat pada
laporan hasil Riskesdas tahun 2010 hanya 29,3 % bayi yang menyusu kurang dari satu jam
setelah persalinan. Penelitian menyatakan bahwa inisiasi menyusu dini dalam 1 jam pertama
dapat mencegah 22% kematian bayi di bawah umur 1 bulan di negara berkembang (APN,
2007). IMD tidak boleh terlambat karena reflek menghisap pada bayi baru lahir akan
mencapai puncaknya pada usia 20-30 menit dan refleks ini akan berkurang dan melemah.
Rumah Bersalin (RB) Nilam Sari adalah salah satu RB yang telah menerapkan inisiasi
menyusu dini dan didapatkan data jumlah kunjungan persalinan lebih kurang sekitar 590
tahun 2016, dengan rata‐rata 49 orang ibu yang bersalin perbulannya. Besarnya sampel
ditentukan dengan menggunakan rumus finit population dengan jumlah 44 orang responden
dengan menggunakan desain cross sectional. Adapun hasil penelitian didapatkan sebanyak
67% ibu postpartum melakukan IMD dengan tepat, sebanyak 75% ibu postpartum
mengalami waktu keluar ASI secara normal atau kurang dari 3 hari dan terdapat hubungan
pelaksanaan IMD dengan kecepatan pengeluaran ASI pda ibu postpartum di RB Nilam Sari.
Diharapkan kepada pimpinan RB Nilam sari untuk diharapkan kepada pimpinan rumah
bersalin nilam sari untuk dapat lebih mensosialisasikan kembali tentang IMS pada ibu yang
akan bersalin dan mampu memotivasi ibu tersebut untuk melakukan IMD.
Kata kunci: IMD, ASI, ibu postpartum

Jurnal BAPPEDA, Vol. 3 No. 2, Agustus 2017 74


ISSN : 2442-7845 SELODANG MAYANG

1. PENDAHULUAN penolong persalinan selalu memisahkan bayi


dari ibunya segera setelah lahir untuk
Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan
dibersihkan, ditimbang, ditandai dan diberi
salah satu indikator penting dalam
pakaian, ternyata proses ini mengganggu
menentukan tingkat kesehatan masyarakat.
proses alami bayi untuk menyusu.
Di negara berkembang, saat melahirkan dan
Menyusui bayi di Indonesia sudah
minggu pertama setelah melahirkan
menjadi budaya namun praktik pemberian
merupakan periode kritis bagi ibu dan
ASI masih jauh dari yang diharapkan.
bayinya. Sekitar dua per tiga kematian
Menurut SDKI 2010 hanya 10% bayi yang
terjadi pada masa neonatal, dua per tiga
memperoleh ASI pada hari pertama, yang
kematian neonatal tersebut terjadi pada
diberikan ASI kurang dari 2 bulan sebanyak
minggu pertama, dan dua per tiga kematian
73%, yang diberikan ASI 2-3 bulan
bayi pada minggu pertama tersebut terjadi
sebanyak 53% yang diberikan ASI 4 sampai
pada hari pertama. Di Indonesia, AKB
5 bulan sebanyak 20% [2]
mencapai 34 per 1000 kelahiran hidup pada
IMD adalah proses bayi menyusu segera
tahun 2007 (SDKI). Hal ini didukung oleh
setelah dilahirkan, dimana bayi dibiarkan
pernyataan United Nations Childrens Fund
mencari puting susu ibunya sendiri (tidak
(UNICEF), bahwa sebanyak 30.000 kematian
disodorkan ke puting susu). Pemerintah
bayi di Indonesia dan 10 juta kematian anak
Indonesia mendukung kebijakan WHO dan
balita di dunia pada tiap tahunnya, bisa
UNICEF yang merekomendasikan IMD
dicegah dengan sesegera mungkin dengan
sebagai tindakan penyelamatan kehidupan,
memberi kolostrum yang ada dalam Air Susu
karena IMD dapat menyelamatkan 22% dari
Ibu (ASI) kepada bayi baru lahir. Kolostrum
bayi yang meninggal sebelum usia satu
adalah cairan kental berwarna kekuning-
bulan [2]. Faktanya dalam satu tahun,
kuningan yang pertama kali disekresi oleh
empat juta bayi berusia 28 hari meninggal.
kelenjar payudara dan merupakan sel darah
Jika semua bayi di dunia segera setelah lahir
putih dan antibodi yang mengandung
diberi kesempatan menyusu sendiri dengan
imunoglobulin A (IgA) yang membantu
membiarkan kontak kulit ibu ke kulit bayi
melapisi usus bayi yang masih rentan dan
setidaknya selama satu tahun maka satu
mencegah kuman memasuki bayi.
juta nyawa bayi ini dapat diselamatkan [1].
Berdasarkan hal tersebut, maka Program
IMD tidak boleh terlambat karena reflek
Inisiasi Menyusu Dini sangat perlu dilakukan
menghisap pada bayi baru lahir akan
kepada bayi yang baru lahir untuk
mencapai puncaknya pada usia 20-30 menit
mencegah tingginya kematian neonatal.
dan refleks ini akan berkurang dan
Cakupan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) pada
melemah. Kekuatan reflek bayi setelah lahir
bayi secara nasional masih sangat rendah.
ini telah dibuktikan oleh Righard (1990)
Hal ini terlihat pada laporan hasil Riskesdas
dalam Roesli (2008), pada penelitiannya
tahun 2010 hanya 29,3 % bayi yang
terhadap 72 bayi baru lahir. Hasil
menyusu kurang dari satu jam setelah
penelitiannya menyimpulkan: 1) jika bayi
persalinan. Penelitian menyatakan bahwa
setelah lahir segera diletakkan di dada atau
inisiasi menyusu dini dalam 1 jam pertama
perut ibu dengan kontak kulit bayi ke kulit
dapat mencegah 22% kematian bayi di
ibu, dapat menyusu dengan baik pada usia
bawah umur 1 bulan di negara berkembang
50 menit; 2) jika bayi dipisahkan dari ibunya
(APN, 2007). Pencapaian 6 bulan ASI
untuk ditimbang, diukur dan dibersihkaan,
Eksklusif bergantung pada keberhasilan
50 % bayi tidak dapat menyusu sendiri.
inisiasi dalam satu jam pertama. ASI
Produksi ASI sendiri dipengaruhi oleh dua
Eksklusif selama 6 bulan pertama
hormon yaitu prolaktin dan oksitosin, pada
kehidupan, bersamaan dengan pemberian
satu jam persalinan hormon prolaktin akan
makanan pendamping ASI dan meneruskan
menurun yang disebabkan oleh lepasnya
ASI dari 6 bulan sampai 2 tahun, dapat
plasenta dan untuk mempertahankan
mengurangi sedikitnya 20% kematian anak
prolaktin dibutuhkan oksitosin yang dapat
balita [1].
dirangsang dengan isapan bayi sehingga
Selama ini masih banyak ibu yang
dapat merangsang pengeluaran ASI. Dengan
mengalami kesulitan untuk menyusui
memberikan ASI kurang dari setengah jam
bayinya, hal ini disebabkan kemampuan
pasca persalinan kadar hormon prolaktin
bayi untuk menghisap ASI kurang sempurna
tidak sempat turun dalam peredaran darah
sehingga secara keseluruhan proses
ibu sehingga kolostrum untuk hari pertama
menyusu terganggu. Keadaan ini ternyata
akan lebih cepat keluar. Namun bila bayi
disebabkan terganggunya proses alami bayi
tidak menghisap putting susu pada setengah
untuk menyusu sejak dilahirkan. Selama ini
jam setelah persalinan hormon prolaktin

75 Hubungan Inisiasi Menyusu....( Mia)


ISSN : 2442-7845 SELODANG MAYANG

akan menurun dan sulit merangsang setelah lahir, bersamaan dengan kontak kulit
prolaktin sehingga produksi ASI kurang (skin to skin contact) antara kulit ibu dengan
lancar dan ASI baru akan keluar pada hari kulit bayinya (Nurtjahjo dan Paramitia, 2008
ketiga atau lebih, dan hal ini akan memaksa dalam Sunansari, 2008). Di Indonesia
bidan untuk memberikan makanan pelaksanaan IMD disosialisasikan pada saat
pengganti ASI karena bayi yang tidak Pekan ASI se-Dunia tahun 2007. Pada
mendapat ASI cukup, dan akan kesempatan tersebut ibu Presiden Republik
menyebabkan bayi rewel. Oleh karena itu Indonesia menghimbau agar para ibu memberi
kesempatan pada bayinya untuk menyusu
penting bagi semua petugas kesehatan yang
dalam satu jam pertama setelah melahirkan.
terlibat dalam proses persalinan, termasuk
Oleh karena itu, Ibu Negara juga menghimbau
dokter, suster dan bidan agar membantu semua petugas kesehatan yang terlibat dalam
ibu. Ibu melaksanakan inisiasi menyusu dini persalinan, termasuk para dokter dan bidan
segera setelah melahirkan. Sebagai upaya untuk membantu ibu-ibu melaksanakan IMD
merangsang keluarnya ASI. Karena bila segera setelah melahirkan (Kementrian
tidak, berarti sudah menghambat Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat,
pengeluaran ASI karena membiarkan 2007). IMD menjadi begitu penting untuk
hormon pembuat ASI turun atau bahkan dilakukan karena sejak tahun 2008 dalam
hilang dari peredaran darah ibu dan hal ini Asuhan Persalinan Normal (APN), IMD tersebut
tentunya sangat merugikan bayi maupun merupakan langkah terakhir yang harus
ibu. Khusus untuk bidan hendaknya dilakukan oleh petugas kesehatan yang
menerapkan protap Asuhan Persalinan membantu persalinan [2].
Normal (APN) secara tepat yang di dalamnya
terdapat prosedur inisiasi menyusu dini, 2.1.1. Tahapan yang Dilakukan Bayi
dimana segera setelah lahir dan tali pusat dalam IMD
telah dipotong bayi ditengkurapkan di Dikutip dari Roesli (2008), tahapan yang
dada/perut ibu, biarkan kulit bayi melekat biasanya dilakukan bayi pada saat IMD adalah :
dengan kulit ibu dan bayi dibiarkan mencari 1. Istirahat sebentar dalam keadaan siaga untuk
sendiri putting susu ibunya. Bayi dipisahkan menyesuaikan diri dengan lingkungannya. 2.
dari ibunya untuk ditimbang, diukur dan Memasukkan tangan ke mulut. Universitas
dicap setelah satu jam atau menyusu awal Sumatera Utara 3. Menghisap tangan dan
selesai [3]. mengeluarkan suara 4. Bergerak ke arah
Rumah Bersalin (RB) Nilam Sari adalah payudara dengan aerola sebagai sasaran. 5.
salah satu RB yang telah menerapkan Menyentuh puting susu dengan tangannya. 6.
inisiasi menyusu dini dan didapatkan data Menemukan puting susu. 7. Melekat pada puting
jumlah kunjungan persalinan lebih kurang susu. 8. Menyusu untuk pertama kalinya. level.
sekitar 590 tahun 2016, dengan rata‐rata 49
orang ibu yang bersalin perbulannya dan
2.1.2. Manfaat IMD
untuk keluarnya ASI pada ibu nifas
waktunya bervariasi ada yang langsung Menurut Roesli (2008) ada beberapa manfaat
keluar, ada yang 2 hari dan ada pula yang 3 yang bisa didapat dengan melakukan IMD
hari bahkan lebih. Selain itu tempatnya adalah : a). Menurunkan resiko kedinginan
dekat sehingga diharapkan dapat ( hypothermia). Bayi yang diletakkan segera di
memudahkan peneliti dalam melakukan dada ibunya setelah melahirkan akan
penelitian dan observasi terhadap sampel mendapatkan kehangatan sehingga dapat
penelitian. Dari uraian di atas dapat dilihat menurunkan resiko hypothermia sehingga angka
kematian karena hypothermia dapat ditekan. b).
bahwa sangat penting bagi ibu untuk
Membuat pernapasan dan detak jantung bayi
menyusui bayinya segera setelah lahir,
lebih stabil. Ketika berada di dada ibunya bayi
karena proses tersebut yang akan
merasa dilindungi dan kuat secara psikis
menunjang kelancaran dan keberhasilan sehingga akan lebih tenang dan mengurangi
proses menyusui berikutnya. Oleh karena itu stres sehingga pernafasan dan detak jantungnya
peneliti tertarik untuk mengetahui akan lebih stabil . c). Bayi akan memiliki
hubungan inisiasi menyusu dini dengan kemampuan melawan bakteri. IMD
kecepatan keluarmya ASI pada ibu post memungkinkan bayi akan kontak lebih dahulu
partum. dengan bakteri ibu yang tidak berbahaya atau
ada antinya di ASI ibu, sehingga bakteri tersebut
membuat koloni di usus dan kulit bayi yang akan
2. TINJAUAN PUSTAKA dapat menyaingi bakteri yang lebih ganas di
lingkungan luar. d). Bayi mendapat kolostrum
2.1. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dengan konsentrasi protein dan immunoglobulin
IMD adalah proses membiarkan bayi dengan paling tinggi. IMD akan merangsang
nalurinya sendiri menyusu dalam 1 jam pertama pengeluaran oksitosin sehingga pengeluaran ASI

Jurnal BAPPEDA, Vol. 3 No. 2, Agustus 2017 76


ISSN : 2442-7845 SELODANG MAYANG

dapat terjadi pada hari pertama kelahiran. ASI 7. Bayi harus segera dibersihkan, dimandikan,
yang keluar pada hari pertama kelahiran ditimbang, dan diukur Menunda memandikan
mengandung kolostrum yang memiliki protein bayi berarti menghindarkan hilangnya panas
dan immunoglobulin dengan konsentrasi paling badan bayi. Selain itu, kesempatan vernix (zat
tinggi. Kolostrum sangat bermanfaat bagi bayi lemak putih yang melekat pada bayi)
karena kaya akan antibodi dan zat penting untuk meresap,melunakkan dan melindungi kulit bayi
pertumbuhan usus dan ketahanan terhadap lebih besar. Bayi dapat dikeringkan segera
infeksi yang sangat dibutuhkan bayi demi setelah lahir. Penimbangan dan pengukuran
kelangsungan hidupnya . e). Mendukung dapat ditunda sampai menyusu dini selesai. 8.
keberhasilan ASI Eksklusif Bayi yang diberikan Bayi kurang siaga Pada 1 -2 jam pertama
kesempatan menyusu dini akan mempunyai kelahirannya, bayi sangat siaga (alert). Setelah
kesempatan lebih berhasil menyusu Eksklusif itu, bayi tidur dalam waktu yang lama. Jika bayi
dan mempertahankan menyusu dari pada yang mengantuk akibat obat yang diasup ibu, kontak
menunda menyusu dini. f). Membantu kulit akan lebih penting lagi karena bayi
pengeluaran plasenta dan mencegah memerlukan bantuan lebih untuk bonding
pendarahan Sentuhan, kuluman dan jilatan bayi (ikatan kasih sayang). 9. Kolostrum tidak keluar
pada puting susu ibu akan merangsang sekresi atau jumlah kolostrum tidak memadai sehingga
hormon oksitosin yang penting untuk diperlukan cairan lain (cairan prelaktal)
menyebabkan rahim kontraksi yang membantu Kolostrum cukup dijadikan makanan pertama
pengeluaran plasenta dan mengurangi bayi baru lahir. Bayi dilahirkan dengan
pendarahan sehingga mencegah anemia, membawa bekal air dan gula yang dapat dipakai
merangsang hormon lain yang membuat ibu pada saat itu. 10. Kolostrum tidak baik, bahkan
menjadi tenang, rileks dan mencintai bayinya berbahaya bagi bayi Kolostrum sangat
serta merangsang pengaliran ASI dari payudara. diperlukan untuk tumbuh kembang bayi. Selain
g). Membantu bayi agar memiliki keahlian sebagai imunisasi pertama dan mengurangi
makan di waktu selanjutnya h). Ibu dan ayah kuning pada bayi baru lahir, kolostrum
akan sangat bahagia bertemu dengan bayinya melindungi dan mematangkan dinding usus
pertama kali di dada ibunya. yang masih muda
2.1.3. Penghambat Inisiasi Menyusu 2.1.4. Langkah-langkah Pelaksanaan
Dini Inisiasi Menyusu Dini
Berikut ini beberapa pendapat yang Menurut Roesli (2008) langkah-langkah
menghambat terjadinya kontak dini kulit ibu dalam melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
dengan kulit bayi menurut Roesli (2008) yaitu : yaitu: 1) Menganjurkan suami atau keluarga
1. Bayi kedinginan Berdasarkan Penelitian dr mendampingi ibu saat persalinan. 2)
Niels Bergman (2005) ditemukan bahwa suhu Menyarankan untuk tidak atau mengurangi
dada ibu yng melahirkan menjadi 1°C lebih penggunaan obat kimiawi. 3) Mempersilahkan
panas daripada suhu dada ibu yang tidak ibu untuk menentukan cara melahirkan yang
melahirkan. Jika bayi yang diletakkan di dada ibu diinginkannya, misalkan melahirkan normal, di
ini kepanasan, suhu dada ibu akan turun 1°C. dalam air, atau dengan jongkok. 4)
Jika bayi kedinginan suhu dada ibu akan Mengeringkan seluruh badan dan kepala bayi
meningkat 2°C untuk menghangatkan bayi. 2. sebaiknya dikeringkan secepatnya, kecuali
Setelah melahirkan, ibu terlalu lelah untuk kedua tangannya. 5) Menengkurapkan bayi di
segera menyusui bayinya Seorang ibu jarang dada atau di atas perut ibu, dan biarkan bayi
terlalu lelah untuk memeluk bayinya segera melekat dengan kulit ibu. Posisi kontak kulit
setelah lahir. Keluarnya oksitosin saat kontak dengan kulit dipertahankan minimal satu jam
kulit ke kulit serta saat bayi menyusu dini setelah menyusu awal selesai dan keduanya
membantu menenangkan ibu. 3. Tenaga diselimuti. 6) Membiarkan bayi sendiri mencari
Kesehatan kurang tersedia Saat usia bayi di puting susu ibu, ibu dapat saja merangsang bayi
dada ibu, penolong persalinan dapat dengan sentuhan lembut, tetapi tidak
menjalankan tugas. Bayi dapat menemukan memaksakan bayi ke puting susu. 7)
sendiri payudara ibu. Lihat ayah atau Memberikan dukungan pada ayah agar
keluarganya terdekat unuk menjaga bayi sambil membantu ibu untuk mengenali tanda-tanda
memberikan dukungan pada Ibu. 4. Kamar atau prilaku bayi sebelum menyusu. 8)
bersalin atau kamar operasi sibuk Dengan bayi Menganjurkan untuk memberikan kesempatan
diatas ibu, ibu dapat dipindahkan keruang pulih kontak kulit dengan kulit pada ibu yang
atau kamar perawatan. Beri kesempatan pada melahirkan dengan tindakan, misalnya operasi
bayi untuk meneruskan usahanya mencapai Caesar. 9) Memisahkan bayi dari ibu untuk
payudara dan menyusu dini. 5. Ibu harus dijahit ditimbang ,diukur, dan dicap setelah satu jam
Kegiatan merangkak mencari payudara terjadi atau menyusu awal selesai. 10) Merawat
diarea payudara.yang dijahit adalah bagian gabung, ibu dan bayi dalam satu kamar.
bawah tubuh ibu. 6. Suntikan vitamin K dan
Menurut Roesli (2008), dalam Inisiasi
tetes mata untuk mencegah penyakit gonore
(gonorhea) harus segera diberikan setelah lahir Menyusu Dini melalui 5 (lima) tahapan prilaku

77 Hubungan Inisiasi Menyusu....( Mia)


ISSN : 2442-7845 SELODANG MAYANG

sebelum bayi menyusu, yakni : 1) Dalam 30 garam Ca-caseinat, riboflavin dan karoten yang
menit pertama, stadium istirahat / diam dalam terdapat di dalam air susu matang tersebut . ASI
keadaan siaga. Bayi diam tidak bergerak, matang disekresikan pada hari kesepuluh dan
sesekali matanya terbuka lebar melihat ibunya. seterusnya. Komposisi ASI matang relatif
Masa tenang yang istimewa ini merupakan konstan.
penyesuaian peralihan dari keadaan dalam
kandungan ke luar kandungan. 2) Antara 30-40
menit, mengeluarkan suara, gerakan mulut 2.2.2. Penghambat Inisiasi Menyusu
seperti mau minum, mencium, menjilat tangan. Dini
Bayi mencium dan merasakan air ketuban yang Menurut Depkes (2002), ada beberapa
ada ditangannya. Bau dan rasa ini akan manfaat yang bisa didapat bila ibu memberikan
membimbing bayi untuk menemukan payudara ASI pada bayinya. Kandungan ASI sesuai
dan puting susu ibu. 3) Mengeluarkan air liur,
dengan kebutuhan untuk pertumbuhan dan
saat menyadari ada makanan disekitarnya bayi
perkembangan yang optimal, sehingga ASI
mulai mengeluarkan air liurnya. 4) Bayi mulai
adalah makanan yang paling sempurna untuk
bergerak kearah payudara. Areola (kalang
payudara) sebagai sasaran, dengan kaki bayi. ASI mengandung zat-zat untuk
menekan perut ibu. Ia menjilat-jilat kulit ibu, perkembangan kecerdasan, dan zat kekebalan
menoleh ke kanan dan ke kiri, serta menyentuh yang sangat dibutuhkan oleh bayi. Pemberian
dan meremas daerah puting susu dan sekitarnya ASI bukan hanya bermanfaat bagi bayi, tapi
dengan tangan yang mungil. 5) Menemukan, juga bagi ibu. Ibu yang memberikan ASI pada
menjilat, mengulum puting, membuka mulut bayinya akan lebih cepat pulih kesehatannya
lebar, dan melekat dengan baik setelah melahirkan, perdarahan setelah
melahirkan dapat berkurang. Menyusui dapat
2.2. ASI menunda kehamilan bahkan mengurangi resiko
2.2.1. Komposisi ASI kanker payudara. Manfaat yang juga sangat
penting jika ibu menyusui bayinya adalah terjalin
Komposisi ASI tidak tetap dan tidak ikatan batin yang sangat kuat antara ibu dan
sama dari waktu ke waktu [2]. Komposisi ASI bayi. Pemberian ASI ternyata tidak hanya
tersebut dapat dipengaruhi oleh stadium laktasi, memberikan manfaat secara langsung bagi ibu
ras, keadaan nutrisi dan diet ibu. Secara umum, dan bayinya. Lebih jauh lagi, pemberian ASI
komposisi ASI adalah sebagai berikut : memberikan dampak positif dalam
a. Kolostrum perekonomian. Ibu yang memberikan ASI
Kolostrum merupakan cairan yang keluar pada kepada bayinya tidak perlu membeli susu
hari pertama sampai hari ketiga setelah formula sehingga dapat menghemat
melahirkan yang berwarna kuning atau jernih. pengeluaran keluarga. Anggaran tersebut dapat
Volume kolostrum sekitar 150-300 ml/24 jam. dialokasikan untuk kepentingan lain, misalnya
Komposisi kolostrum berubah setiap hari. untuk biaya pemeliharaan kesehatan maupun
Kandungan protein kolostrum lebih banyak untuk pendidikan anak tersebut. Secara tidak
daripada ASI matang, namun kandungan langsung, manfaat tersebut juga memberikan
karbohidrat dan total energinya lebih rendah dampak positif bagi negara. Dapat menghemat
daripada ASI matang. Kolostrum mengandung penggunaan devisa negara dan menghemat
zat anti infeksi 10-17 kali lebih banyak subsidi biaya kesehatan masyarakat karena
dibandingkan dengan ASI matang. Selain itu dapat menekan angka kesakitan bahkan
kolostrum merupakan cairan pencahar yang kematian. Karena masyarakat mampu
ideal untuk membersihkan zat yang tidak meningkatkan alokasi dana untuk biaya
dibutuhkan dari usus bayi yang baru lahir dan pemeliharaan kesehatan maupun dan
mempersiapkan saluran cerna bayi terhadap pendidikan anak maka tersedianya sumber daya
makanan yang akan datang. manusia yang berkualitas dapat lebih terjamin
b. Air susu transisi/peralihan. dan dapat mengurangi hilangnya hari kerja
Air susu peralihan merupakan ASI yang keluar karena sakit. Hal ini tentu saja akan mengurangi
setelah kolostrum hingga sebelum menjadi ASI beban negara. Selain itu pencemaran lingkungan
matang , disekresikan pada hari keempat hingga akan terhindari karena rumah tangga yang tidak
hari kesepuluh sesudah bayi dilahirkan. menggunakan peralatan susu formula misalnya
Kandungan protein air susu peralihan lebih botol dan dot yang terbuat dari plastik yang
rendah dibanding kolostrum sedangkan tidak dapat didaur ulang.
kandungan karbohidratnya lebih tinggi. Volume
air susu peralihan meningkat dibanding 2.2.3. Penghambat Inisiasi Menyusu
kolostrum. Dini
c. Air susu matang (mature)
Air susu matang (mature) merupakan cairan Menurut Kari (1997) dalam Refina
yang berwarna putih kekuningkuningan karena (2009), ada tiga refleks yang berhubungan
dengan mekanisme menyusu yaitu : a. Refleks
Jurnal BAPPEDA, Vol. 3 No. 2, Agustus 2017 78
ISSN : 2442-7845 SELODANG MAYANG

mencari (Rooting Reflex) Bayi yang pipi atau dirumuskan sebagai berikut:
daerah sekeliling mulutnya menempel pada Rumus :
payudara ibu akan mendapat rangsangan n= N
sehingga menimbulkan refleks untuk mencari 1+N(d)²
(rooting reflex). Refleks tersebut akan
memungkinkan bayi memutar kepalanya
menuju puting susu diikuti dengan membuka Jumlah populasi (N) = 49 orang
mulut kemudian puting susu akan ditarik masuk Perbedaan sampel = 5% (tingkat presisi)
ke dalam mulut. b. Refleks menghisap (Suckling Maka besarnya sampel adalah:
Reflex) Bila langit-langit mulut bayi mulai
tersentuh, maka refleks menghisap akan terjadi. n= 49
c. Refleks menelan (Swallowing Reflex) Air susu 1+49(0,05)²
yang keluar dari puting susu akan dihisap
dengan gerakan menghisap yang ditimbulkan n= 49
oleh otot-otot pipi, sehingga pengeluaran air 1,12
susu akan bertambah. Air susu tersebut n = 43,75
selanjutnya akan ditelan masuk ke lambung
karena adanya refleks menelan Jadi besar sampel yang digunakan adalah 44
orang. Penelitian dilakukan dari tanggal 6
Maret – 5 April tahun 2017
3. METODOLOGI PENELITIAN
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan jenis penelitian analitik 4.1. Karakteristik responden
dengan desain cross sectional yaitu jenis Karakteristik responden selengkapnya yaitu
penelitian yang menekankan waktu sebagai berikut:
pengukuran/observasi data variable Table 1. Distribusi responden berdasarkan
independen dan dependen hanya satu kali umur, pendidikan dan paritas di RB
pada satu saat. Dengan studi ini akan Nilam Sari
diperoleh prevalensi atau efek suatu
fenomena (variabel dependen) yang dalam No Karakteristik Jumlah Persentase
penelitian ini adalah kecepatan keluarnya 1. Umur
ASI dihubungkan dengan variabel penyebab Berisiko 12 27
(variable independen) yang dalam penelitian Tidak berisiko 32 73
ini adalah inisiasi menyusu dini, sehingga
2. Pendidikan
diharapkan dapat diketahui hubungan dari Rendah (≤SMA) 30 68
kedua variabel. Populasi dalam penelitian ini Tinggi (>SMA) 14 32
adalah ibu post partum yang ada di RB
Lestari. Sampel dalam penelitian ini adalah 3. Paritas
populasi yang memenuhi kriteria inklusi. Berisiko 34 77
Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah : Tidak berisiko 10 23
1. Ibu bersalin yang bersedia menjadi Jumlah 44 100
responden
2. Ibu bersalin dengan kehamilan Pada tabel diatas diperoleh bahwa dari 44
aterm di RB Nilam Sari orang responden, karakteristik umur didominasi
3. Ibu dan bayi lahir normal pada umur tidak berisiko yaitu 20-35 tahun
4. IMD dilakukan segera dalam satu sebesar 32 orang (73%), responden
jam pertama setelah lahir berpendidikan rendah (≤SMA) lebih banyak
Sampling yang digunakan dalam yaitu sebesar 30 orang (68%) dan responden
penelitian ini menggunakan tehnik dengan paritas berisiko (mempunyai anak lebih
consecutive sampling yaitu pemilihan sampel dari 3 orang) sebesar 77 %.
dengan menetapkan subyek yang memenuhi
kriteria penelitian dimasukkan dalam 4.2. Distribusi responden berdasarkan
penelitian sampai kurun waktu tertentu, pelaksanaan IMD.
sehingga jumlah yang diperlukan terpenuhi
(Sastroasmoro dan Ismail dalam Nursalam, Adapun distribusi responden berdasarkan
2003). Besarnya sampel ditentukan dengan pelaksanaan IMD di RB Nilam Sari yaitu sebagai
menggunakan rumus finit population. berikut:
Dimana rata-rata per bulan dalam satu
tahun ibu post partum yang melahirkan di No Variabel Jumlah %
1 Tidak IMD 5 11
RB Nilam Sari adalah 49 orang. Jadi dapat
2 IMD kurang tepat 10 22

79 Hubungan Inisiasi Menyusu....( Mia)


ISSN : 2442-7845 SELODANG MAYANG

3 IMD tepat 29 67 4.3. Distribusi responden berdasarkan


Jumlah 44 100 waktu pengeluaran ASI
Adapun distribusi waktu pengeluaran ASI
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat lebih yaitu sebagai berikut:
dari separuh responden melakukan IMD dengan
tepat yaitu sebanyak 67%. Dari hasil wawancara No Variabel Jumlah %
yang dilakukan kepada 29 responden yang 1 Tidak normal 11 25
melakukan IMD secara tepat mengatakan bahwa 2 Normal 33 75
pernah mencoba melakukan IMD pada Jumlah 44 100
persalinan sebelumnya dan berhasil sehingga
mau melakukan IMD lagi pada persalinan Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa
sekarang. Disamping itu mereka juga pernah sebanyak 75% responden terjadi pengeluaran
mendapat informasi tentang IMD dari tenaga ASI secara normal
kesehatan pada saat melakukan kunjungan
ANC.
4.4. Hubungan pelaksanaan IMD dengan
Responden yang pernah mendapatkan waktu pengeluaran
informasi tentang IMD ini sebagian besar pada
Waktu keluar ASI
saat persalinan ingin melakukan IMD karena Nilai
Variabe Tidak Total
mereka telah mengetahui manfaat/ keuntungan Normal p
l normal
dari IMD. Hal ini sesuai dengan teori yang f % f % f %
menyatakan bahwa perilaku yang didasari oleh Pelaksanaan IMD
pengetahuan akan lebih langgeng dari pada Tidak 5 11.4 2 4.5 7 15.9 0.002
perilaku yang tidak di dasari oleh pengetahuan IMD
[4]. IMD 10 22.7 5 11.4 15 34.1
kurang
Banyak faktor yang mempengaruhi perilaku tepat
seseorang, disamping pengetahuan, dukungan IMD 2 4.5 20 45.4 22 49.9
dari keluarga juga merupakan faktor dominan tepat
Total 17 38.6 27 61.3 44 100
yang mempengaruhi keputusan ibu. Ibu
memerlukan dukungan yang kuat agar dapat
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa
termotivasi dalam melakukan perilaku
pelaksanaan IMD berhubungan dengan waktu
kesehatan, dukungan ini dapat di peroleh ibu
keluarnya ASI (p<0.005) yang berarti bahwa
dari tiga pihak yaitu suami, keluarga dan tenaga
responden yang melakukan IMD dengan tepat
kesehatan. tetapi dukungan yang paling besar
waktu maka ASI juga akan keluar pada waktu
adalah dukungan dari suami. Hal ini dikarenakan
yang normal.
suami merupakan keluarga inti dan orang yang
paling dekat dengan ibu. Menurut Hubertin, SP, 2004 yang
mengatakan bahwa Produksi ASI dipengaruhi
Penelitian yang dilakukan oleh Haider et al oleh 2 hormon yaitu prolaktin dan oksitosin.
menunjukan bahwa masih banyak ibu yang Pada satu jam pertama persalinan hormone
belum melakukan IMD. Hal ini terutama prolaktin akan menurun yang disebabkan oleh
disebabkan karena kurangnya pengetahuan ibu lepasnya plasenta dan untuk mempertahankan
tentang keuntungan pelaksanaan IMD, kerugian prolaktin dibutuhkan oksitosin yang dapat
jika tidak melaksanakan IMD dan bagaimana dirangsang dengan adanya isapan bayi sehingga
cara melakukan IMD. Selain itu, juga disebabkan dapat merangsang pengeluaran ASI. Dengan
karena kurangnya penyuluhan dan dukungan memberikan ASI kuarang dari setengah jam
dari tenaga kesehatan. sedangkan penelitian pasca persalinan, kadar prolaktin tidak sempat
yang dilakukan oleh Deswani juga menunjukan turun dalam peredaran darah ibu sehingga
bahwa ada hubungan yang signifikan antara usia kolostrum untuk hari pertama akan lebih cepat
ibu, pengetahuan ibu dan dukungan petugas keluar. Namun apabila bayi tidaj menghisap
kesehatan dengan pengambilan keputusan ibu putting susu pada setengah jam setelah
dalam melaksanakan IMD. persalinan maka hormon prolaktin akan
menurun dan sulit merangsang prolaktin
Penelitian yang lain adalah penelitian yang sehingga produksi ASI kurang lancer dan ASI
dilakukan Sheilla, Djswadi dan Sulchan. baru akan keluar pada hari ketiga atau lebih.
Penelitian ini menunjukan bahwa dukungan Oksitosin juga berfungsi meningkatkan
tenaga kesehatan mempunyai hubungan yang kontraksi uterus sehingga membantu involusi,
signifikan dengan keberhasilan pelaksanaan oleh karena itu alas an mengapa bayi baru lahir
IMD. disarankan untuk menyusui dini. Hal ini
berfungsi untuk mempercepat kontraksi uterus

Jurnal BAPPEDA, Vol. 3 No. 2, Agustus 2017 80


ISSN : 2442-7845 SELODANG MAYANG

sehingga mempercepat pelepasan plasenta.


Setelah tercapai tingkat kontraksi uterus
tertentu, kadar prolaktin dan oksitosin menurun
kembali sehingga produksi dan pengeluaran
berhenti. Pada saat produksi ASI, oksitosin juga
akan keluar sebagai hormone yang memompa
mioepitel duktus mammae. Produksi ASI
dirangsang melalui let down reflex yaitu
rangsang putig susu → hipofisis→ prolatin →
kelenjar susu [5].

5. KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan
1. Sebanyak 67% ibu postpartum
melakukan IMD dengan tepat
2. Sebanyak 75% ibu postpartum
mengalami waktu keluar ASI secara
normal atau kurang dari 3 hari
3. Terdapat hubungan pelaksanaan IMD
dengan kecepatan pengeluaran ASI
pda ibu postpartum di RB Nilam Sari

5.2 Saran
1. Diharapkan kepada pimpinan rumah
bersalin nilam sari untuk lebih
mensosialisasikan kembali tentang
IMS pada ibu yang akan bersalin dan
mampu memotivasi ibu tersebut untuk
melakukan IMD.
2. Diharapkan kepada peneliti
selanjutnya untuk dapat lebih
memperluas penelitian ini guna
mendapatkan hasil yang dapat
memberikan pembaharuan dalam
upaya peningkatan kesehatan ibu dan
bayi.

UCAPAN TERIMA KASIH


Penulis mengucapkan terima kasih
kepada blind reviewer yang telah bersedia
memberikan pengarahan dalam perbaikan.

DAFTAR PUSTAKA
[1]Roesli, Utami. 2008. Inisisasi Menyusi
Dini Plus Asi Ekslusif. Jakarta: Pustaka
Bunda
[2]Depkes RI, 2002. Strategi Nasional
Peningkatan Pemberian ASI, Jakarta
[3]Hubertin, SP, 2004. Konsep Penerapan
Asi Ekslusif, Jakarta: EGC
[4]Notoadmojo, 2010. Ilmu Perilaku
Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta
[5]Proverawati dan Rahmawati, 2010. Kapita
selekta ASI dan menyusui, Yogyakarta:
Nuha Medika

81 Hubungan Inisiasi Menyusu....( Mia)

You might also like