You are on page 1of 7

STUDI KESESUAIAN FAKTOR LINGKUNGAN DAN KARAKTER MORFOLOGI

TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) PRODUKTIF

STUDY OF ENVIRONMENTAL SUITABILITY AND MORPHOLOGICAL


CHARACTERS OF PRODUCTIVE OIL PALM (Elaeis guineensis Jaqc.)
Yan Suhatman*), Agus Suryanto dan Lilik Setyobudi

Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya


Jl. Veteran, Malang 65145 Jawa Timur, Indonesia
*)
E-mail : Suha7man@gmail.com

ABSTRAK ABSTRACT

Permasalahan pada tanaman kelapa sawit Problems on plant oil palm (Elaeis
(Elaeis guineensis Jaqc.) yang berada di guineensis Jaqc.) in Brawijaya University is
lingkungan Universitas Brawijaya ialah tidak not fruitful. The research aimed at
berbuah. Penelitian ini bertujuan untuk identifying the morphological characteristics
mengidentifikasi ciri-ciri morfologi kelapa of the bear fruit oil palms and the abiotic
sawit yang berbuah dan faktor lingkungan environmental factors that influence the oil
abiotik yang mempengaruhi tanaman kelapa palms plants. The research was conducted
sawit. Penelitian dilaksanakan di lingkungan in Brawijaya University at Jl. Veteran
Universitas Brawijaya di Jl. Veteran Malang, Malang, East Java in July - September
Jawa Timur pada bulan Juli ± September 2014. The materials used are 36 oil palm
2014. Bahan yang digunakan adalah 36 trees fruitful and unfruitful. Research using
tanaman kelapa sawit yang berbuah dan survey method through observation or
tidak berbuah. Penelitian menggunakan experiment. The results showed that the oil
metode survei atau eksperimen melalui palm were located in front of the Faculty of
observasi. Hasil penelitian menunjukkan Medicine and along the way MT. Haryono
bahwa, tanaman kelapa sawit yang berada Malang is bear fruit, while the oil palms were
di depan Fakultas Kedokteran dan di located at the street of Veteran Malang,
sepanjang jalan MT. Haryono merupakan parking area of faculty of Mathematic and
kelapa sawit berbuah. Sedangkan tanaman Natural Science, along the street of the
kelapa sawit yang berada di jalan Veteran courtside of the faculty of Social and
Malang, area parkir Fakultas MIPA, area Political Science and along the street of
parkir Fakultas FISIP dan di jalan D.I Jendral D.I Panjaitan Malang is not bear
Panjaitan Malang merupakan kelapa sawit fruit The bear fruit oil palms were marked
tidak berbuah. Kelapa sawit berbuah with morphological characters of plants that
ditandai dengan ciri-ciri morfologi tanaman have, trunk diameter of 50 & 100 cm above
diameter batang 50 & 100 cm dari atas the ground of 60-74 cm & 58-68 cm the
tanah sebesar 62-74 cm & 56-68 cm, jumlah frond amount 40-56 frond/plant, have male
pelepah 40-56 pelepah/tanaman, memiliki and female flowers and minimum
bunga jantan & bunga betina suhu minimum temperature20,100C, maximum temperature
20,100C dan suhu maksimum 28,900C. 28,900C. While the non bear fruit oil palms
sedangkan kelapa sawit tidak berbuah were marked with morphological characters
ditandai dengan ciri-ciri morfologi tanaman of plants that have, trunk diameter of 50
diameter batang 50 & 100 cm dari atas &100 cm above the ground of 56-65 cm &
tanah sebesar 56-65 cm & 46-56 cm jumlah 46-56 cm the frond amount 5-9 frond/plant,
pelepah 5-9, tidak memiliki bunga jantan & not have male and female flowers and
bunga betina dan suhu minimum 19,70 0C, minimum temperature19,700C, maximum
suhu maksimum 30,600C. temperature 30,600C.

Kata kunci: Kelapa Sawit, Komponen Hasil, Keywords: Palm Oil, Yield Components,
Lingkungan Abiotik,Morfologi Kelapa Sawit. Abiotic Environment, Morphology Palm.
193

Suhatman, dkk, Studi Kesesuain Faktor......

PENDAHULUAN BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Kelapa sawit (Elaeis guineensis Penelitian dilaksanakan pada bulan


Jaqc.) berasal dari Afrika dan Amerika Juli ± September 2014. Lokasi penelitian di
Selatan tepatnya Brasilia (Pahan, 2011). lingkungan Universitas Brawijaya di Jl.
Berdasarkan hasil observasi awal Veteran Malang, Jawa Timur.
yang telah dilakukan terdapat 4 penyebab Bahan yang digunakan adalah 36
kelapa sawit tidak berbuah, pertama tanaman kelapa sawit yang berbuah dan
tanaman tidak berbunga sama sekali, kedua tidak berbuah yang tersebar di lingkungan
kondisi tanaman buruk seperti daun Universitas Brawijaya. Alat yang digunakan
berwarna kuning, pelepah sedikit bahkan adalah alat tulis, meteran, kamera dan
nyaris tidak ada bahkan kondisi tanaman termometer maksimum minimum.
hampir mati, ketiga tanaman tersebut hanya Metode yang digunakan dalam
memiliki bunga jantan saja, dan keempat penelitian ini adalah metode survei atau
tanaman kelapa sawit tersebut masih pada eksperimen melalui observasi. Metode
fase TBM (tanaman belum menghasilkan). survei bertujuan untuk mengkaji tentang
Berdasarkan hasil observasi awal morfologi dan faktor abiotik tanaman kelapa
yang telah dilakukan. Universitas Brawijaya sawit yang berbuah dan tidak berbuah dari
memiliki 960 tanaman kelapa sawit 853 berbagai contoh tanaman yang berada di
tanaman diantaranya adalah TM (tanaman lingkungan Universitas Brawijaya Malang.
menghasilkan) dan 107 sisanya adalah Berikut ialah pembagian zona penelitian:
TBM (tanaman belum menghasilkan). Dari Zona 1: Tanaman kelapa sawit di sepanjang
853 tanaman menghasilkan hanya 333 jalan Veteran Malang.
tanaman yang berbuah dan 520 tanaman Zona 2: Tanaman kelapa sawit di depan
tidak berbuah. Seharusnya dengan jumlah Fakultas Kedokteran
sebesar itu Universitas Brawijaya bisa Zona 3: Tanaman kelapa sawit di area
memperoleh pendapatan lebih jika parkir kendaraan Fakultas MIPA
pengelolaan tanaman kelapa sawit Zona 4: Tanaman kelapa sawit di sepanjang
dilakukan dengan baik. Seperti contoh pada jalan pinggir lapangan Fakultas FISIP
perkebunan kelapa sawit masyarakat yang Zona 5: Tanaman kelapa sawit di
dikelola dengan baik akan menghasilkan sepanjang jalan MT. Haryono Malang
750-1.000 kg ha-1 setiap 2 minggu atau Zona 6: Tanaman kelapa sawit di
sekali panen. Jika asumsi harga TBS sepanjang jalan Jenderal D.I Panjaitan
(tandan buah segar) per kg Rp. 1.650 dan Malang.
TBS yang dihasilkan seberat 850 kg maka Pengamatan meliputi morfologi dan
akan menghasilkan Rp. 1.402.500 ha-1 lingkungan abiotik kelapa sawit berbuah dan
setiap satu kali panen (1 ha = 143 pohon). membandingkan dengan kelapa sawit yang
Andaikan semua tanaman kelapa sawit tidak berbuah di Universitas Brawijaya
berbuah maka Universitas Brawijaya Malang. Pengamatan dilakukan terhadap
mempunyai 6,7 ha jika 1 ha menghasilkan masing-masing contoh tanaman yang telah
750 kg/2 minggu maka 6,7 ha dapat ditentukan. Variable pengamatannya
menghasilkan 5.695 kg ha-1 setiap 2 minggu meliputi:
atau sekali panen. Jika asumsi harga
TBS/kg Rp. 1.650 maka akan menghasilkan Akar
Rp. 9.396.750 ha-1 setiap satu kali panen (1 Pengamatan pada akar dilakukan
ha = 143 pohon). Oleh karena itu dilakukan dengan cara kualitatif yaitu pengamatan
penelitian agar selanjutnya pada saat secara visual jumlah persentase akar yang
Universitas Brawijaya akan menanam rusak dengan rumus sebagai berikut:
kelapa sawit harus benar-benar memilih L rusak
tanaman yang berbuah. Perakaran rusak = 100%
L total
Keterangan :
L rusak = luas penampang akar yang rusak
194

Jurnal Produksi Tanaman, Volume 4, Nomor 3, April 2016, hlm. 192 - 198

L total = luas total keseluruhan penampang digunakan ialah termometer maksimum


akar. minimum. Alat diletakkan pada sela-sela
pelepah kelapa sawit.
Batang Analisis yang digunakan dalam
Pengamatan pada batang meliputi penelitian ini adalah analisis deskriptif dan
filotaksis (jumlah putaran pelepah) dalam 1 analisis korelasi sederhana. Analisis
putaran ada 8 pelepah, tidak menutup deskriptif digunakan untuk menganalisa
kemungkinan dalam 1 putaran terdapat data dengan cara mendeskripsikan atau
filotaksis 5, 13 dan 21. Perhitungan menggambarkan data yang telah terkumpul
filotaksis dilakukan secara manual yaitu sebagaimana adanya. Sedangkan analisis
dengan cara menghitung secara langsung korelasi sederhana digunakan untuk
jumlah putaran pelepah pada tanaman mengetahui hubungan lingkungan abiotik
kelapa sawit. Pengamatan selajutnya ialah yaitu suhu dengan kelapa sawit berbuah.
pengukuran diameter batang 50 dan 100 cm
dari permukaan tanah. Pengamatan HASIL DAN PEMBAHASAN
dilakukan dengan cara menghitung
langsung. Selama pelaksaan penelitian di
lingkungan Universitas Brawijaya pada
Daun bulan Juli-September 2014 dapat diketahui
Pengamatan pada daun meliputi bahwa kelapa sawit di depan Fakultas
jumlah daun atau pelepah, dihitung mulai Kedokteran dan di sepanjang jalan MT.
dari daun yang telah membuka sempurna. Haryono merupakan kelapa sawit berbuah.
Jumlah pelepah yang harus dipertahankan Sedangkan tanaman kelapa sawit yang
pada tanaman kelapa sawit umur 5-8 tahun berada di jalan Veteran Malang, area parkir
adalah 40-56 pelepah. Perhitungan dengan Fakultas MIPA, lapangan parkir Fakultas
cara manual yaitu mengamati dan FISIP dan di jalan D.I Panjaitan Malang
menghitung secara langsung jumlah merupakan kelapa sawit tidak berbuah.
pelepah pada contoh tanaman kelapa sawit. Berikut keadaan tanaman kelapa sawit di
lingkungan Universitas Brawijaya (Tabel 1).
Bunga Banyak faktor yang menyebabkan
Pengamatan pada bunga meliputi tanaman kelapa sawit tidak berbuah seperti
perhitungan jumlah bunga, pengamatan perlakuan budidaya yang tidak sesuai dan
dilakukan dengan cara menghitung secara lingkungan yang buruk, hal tersebut
langsung bunga jantan dan bunga betina ditemukan pada contoh tanaman yang
yang terletak dalam 1 pohon. Bunga jantan terletak di area parkir Fakultas MIPA, pada
berbentuk lonjong memanjang, sedangkan area tersebut kelapa sawit ditanam di dalam
bunga betina agak bulat kurungan beton memanjang seperti dalam
pot, sehingga tanaman yang berjumlah 30
Buah pohon tidak bisa tumbuh dengan baik.
Pengamatan pada buah meliputi Berdasarkan hasil penelitian pengukuran
perhitungan jumlah buah kelapa sawit, lingkungan abiotik yakni suhu maksimum
pengamatan dilakukan dengan cara dan suhu minimum selama 65 hari terhitung
menghitung secara langsung buah yang mulai dari tanggal 17 Juli sampai dengan 17
terletak dalam 1 pohon. September 2014 menunjukkan bahwa
masing ± masing petak contoh tanaman
Lingkungan Abiotik memiliki suhu maksimum dan suhu
Pengamatan lingkungan abiotik minimum yang berbeda-beda, tetapi
meliputi pengukuran suhu maksimum perbedaannya tidak terlalu jauh. Hasil
minimimum. Pengamatan dilakukan setiap pengamatan lingkungan abiotik kelapa sawit
hari pada pukul 10.00 WIB. Setiap (Tabel 2).
pengamatan suhu maksimum dan minimum
yang tertera pada alat dicatat dan direset
kembali pada keadaan normal. Alat yang
195

Suhatman, dkk, Studi Kesesuain Faktor......

Tabel 1 Keadaan Tanaman Kelapa Sawit di Lingkungan Universitas Brawijaya


Keadaan tanaman kelapa sawit
No Lokasi (n) Total
Produktif Tidak produktif
1 Jalan Veteran Malang 10 0 10 10
2 Depan Fakultas Kedokteran 10 10 0 10
3 Area parkir Fakultas MIPA 2 0 2 2
4 Lapangan area parkir Fakultas FISIP 2 0 2 2
5 Jalan MT. Haryono Malang 10 5 5 10
6 Jalan DI. Panjaitan Malang 2 0 2 2
Keterangan: Produktif adalah tanaman kelapa sawit yang berbuah; Tidak produktif adalah tanaman kelapa
sawit yang tidak berbuah.

Tabel 2 Hasi Pengamatan Lingkungan Abiotik


Parameter pengamatan (n) Plot 1 Plot 2 Plot 3 Plot 4 Plot 5 Plot 6
0
Rata-rata suhu maksimum/plot ( C) 36 29.50 28.90 30.60 32.80 29.90 32.30
0
Rata-rata suhu minimum/plot ( C) 36 20.80 19.80 19.70 24.70 20.10 19.90
Muncul Tandan Tidak Ada Tidak Tidak Ada Tidak

Lingkungan abiotik merupakan faktor 100 cm dari permukaan tanah, perhitungan


penting bagi fruit set tandan kelapa sawit. filotaksis kelapa sawit (filotaksis ialah jumlah
curah hujan rendah perkembangan bunga putaran pelepah pada batang kelapa sawit).
mengalami gangguan, sehingga banyak Selanjutnya perhitungan jumlah daun,
tandan bunga gagal menghasilkan tandan perhitungan jumlah bunga jantan & bunga
buah. betina dan terakhir adalah perhitungan
Hasil serupa didapatkan oleh Ogaya jumlah buah. Berikut tabel hasil
dan Penuelas (2007), bahwa tanaman salak pengamatan morfologikelapa sawit (Tabel
yang diberikan perlakuan pengurangan 3).
kelembaban tanah 15% dari kapasitas Hasil pengamatan lingkungan abiotik
lapang menyebabkan persentase fruit-set yaitu suhu maksimum minimum yang telah
turun 30% (Semarajaya, 2010). Selain dilakukan selama 2 bulan menunjukkan
lingkungan abiotik, lingkungan biotik juga hubungan negatif terhadap buah/tandan
sangat penting untuk pertumbuhan fruit set. kelapa sawit. Analisis korelasi digunakan
Haniff (2002), mengatakan kumbang untuk menilai keeratan hubungan antara
merupakan penyerbuk lebih efisien. Mereka suhu maksimum dan minimum dengan
melakukan penyerbukan melalui mencari tandan kelapa sawit
makan di perbungaan sedangkan ditangan Berdasarkan hasil korelasi
penyerbukan serbuk sari itu hanya berlaku menunjukkan hasil bahwa beberapa
sekali untuk perbungaan. parameter pertumbuhan mempengaruhi
Pengamatan pada morfologi kelapa kualitas dan kuantitas hasil tanaman.
sawit dilakukan dengan cara mengamati Korelasi positif terdapat pada jumlah tandan
secara langsung parameter pengamatan dengan jumlah pelepah. Hal ini berarti
yang telah ditetapkan, seperti pengamatan semakin banyak jumlah pelepah maka akan
pada akar yakni mengamati secara visual diikuti oleh munculnya tandan. Jumlah
jumlah persentase akar yang rusak dengan tandan sendiri dipengaruhi oleh jumlah
rumus yang telah ditetapkan. Selanjutnya bunga betina dan bunga jantan dan
ialah pengamatan pada batang, meliputi: beberapa pertumbuhan vegetatif.
pengukuran diameter batang kelapa 50 dan
196

Jurnal Produksi Tanaman, Volume 4, Nomor 3, April 2016, hlm. 192 - 198

Tabel 3 Hasil Pengamatan Morfologi Kelapa Sawit


Plot Plot Plot Plot Plot Plot
Parameter pengamatan (n)
1 2 3 4 5 6
Rata-rata visualisasi akar rusak /tanaman
36 66.60 7.01 76.00 45.00 10.81 63.00
(%)
Rata-rata diameter batang 1 36 65.00 74.60 56.50 53.50 62.80 68.00
Rata-rata diameter batang 2 36 56.00 68.10 46.00 43.50 56.50 59.50
Rata-rata filotaksis/tanaman 36 8.00 8.00 8.00 8.00 8.00 8.00
Rata-rata jumlah pelepah/tanaman 36 9.10 49.80 5.00 20.50 28.00 18.50
Rata-rata jumlah bunga jantan/tanaman 36 0.00 15.30 0.00 0.00 13.30 0.50
Rata-rata jumlah bunga betina/tanaman 36 0.00 2.20 0.00 0.00 1.20 0.00
Rata-rata jumlah tandan/tanaman 36 0.00 4.70 0.00 0.00 1.50 0.00
Muncul Tandan Tidak Ada Tidak Tidak Ada Tidak
Keteragan : 1: Pengamatan diameter batang 50 cm dari permukaan tanah; 2: Pengamatan diameter batang
100 cm dari permukaan tanah.

Daerah pengembangan tanaman bunga. Tiga tingkat abnormalitas buah yaitu


kelapa sawit yang sesuai ialah pada suhu (AbR) abnormal ringan, (AbB) abnormal
optimum 29-300 C. artinya pada suhu berat dan (ABSB) abnormal sangat berat.
tersebut kelapa sawit dapat tumbuh dengan AbR dan AbB mempunyai biji normal
baik dan mampu menghasilkan tandan dengan karpel tambahan masih menyatu,
buah. Selain faktor suhu yang sedangkan AbSB tidak mempunyai biji dan
mempengaruhi tandan, beberapa faktor lain batasan antar karpel tambahan jelas sampai
juga mempengaruhi kelapa sawit untuk pangkal buah. AbSB1 mempunyai
produktif seperti kelembaban, curah hujan mesokarp berdaging dan AbSB2 sebagian
dan insensitas matahari. Curah hujan besar berkayu (Hetharie et al., 2007).
sebesar 2.000-2.500 mm/th, suhu optimum Sedangkan bulan kering yang signifikan
adalah 29-300 C, intensitas sinar matahari akan mengakibatkan terjadinya defisit air
sekitar 5-7 jam/hari dengan rata-rata dan dapat menekan produksi. Sinar
penyinaran 6 jam/hari, kelembaban matahari diperlukan untuk memproduksi
optimum sekitar 80-90 %. Kesesuaian kelas karbohidrat dan memacu pertumbuhan
1 memberikan ciri-ciri curah hujan 2.000- bunga dan buah (Edi, 2010).
2.500 mm/th dengan distribusi merata. Tapi Semakin besar panjang dan lebar
masih ditoleransi sampai dengan 1.500 pelepah akan meningkatkan indeks luas
mm/tahun. Curah hujan lebih dari 2.500 mm daun suatu tanaman dan akan
akan menstimulasi terjadinya erosi yang meningkatkan komponen hasil seperti berat
akan menurunkan kesuburan tanah. buah yang juga berdampak langsung
Sementara itu suhu optimum bagi kelapa terhadap berat tandan dan berat kering
sawit berkisar 27-290 C. kekurangan dan tandan. Semakin besar berat tandan maka
kelebihan cahaya matahari bagi tanaman secara langsung akan meningkatkan nilai
menyebabkan ketidakstabilan proses ekonomis tanaman tersebut (Prayitno et al.,
asimilasi produksi (Sunarko, 2009). 2008).
Hasil analisis neraca air tanaman Jumlah pelepah kelapa sawit yang
kelapa sawit menjelaskan bahwa dalam harus dipertahankan ialah 40-56 pelepah,
satu tahun, kebutuhan air rata-rata permasalahan muncul ketika kelapa sawit
perkebunan kelapa sawit mencapai nilai tidak dirawat dengan baik seperti pelepah
1.560 mm/th. Jika jumlah batang pohon yang terlalu banyak dan tidak di kastrasi
kelapa sawit sebanyak 143 batang ha -1 atau dipotong akan menyebabkan kelapa
maka dapat diestimasikan jumlah sawit tersebut mengalami gangguan
kebutuhan air untuk satu pohon kelapa pertumbuhan. Sesuai pernyataan Suriah
sawit dalam sehari mencapai 0,012 (2013), bahwa penunasan bertujuan
m3/s/hari (Teguh, 2010). memperbaiki sirkulasi udara di sekitar
Abnormalitas pada buah merupakan tanaman sehingga dapat membantu proses
perkembangan lanjut dari abnormalitas penyerbukan secara alami, mengurangi
197

Suhatman, dkk, Studi Kesesuain Faktor......

penghalang pembesaran buah dan sawit yang berbuah di lingkungan


kehilangan brondolan buah terjepit pada Universitas Brawijaya hanya 41,6%.
pelepah daun, membantu dan memudahkan
pada waktu panen agar proses metabolisme DAFTAR PUSTAKA
tanaman berjalan lancar, terutama proses
fotosintesis dan respirasi. Namun Jumlah Edi, P. Sasongko. 2010. Studi Kesesuaian
pelepah tidak menentukan kelapa sawit Lahan Potensial Untuk Tanaman
tersebut produktif atau tidak produktif, Kelapa Sawit di Kabupaten Blitar.
karena selain faktor diatas produktivitas Jurnal Pertanian MAPETA. 12 (2) :
kelapa sawit juga dipengaruhi faktor 72-144.
lingkungan, faktor genetik dan teknik Dravel, M. dan Rasyad, A. 2011.
budidaya (Santosa et al., 2011). Efektivitas Sistem Penyerbukan
Kelapa sawit di Universitas Brawijaya Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis
tidak berbuah salah satunya dikarenakan guineensis Jacq) Pada Berbagai Pola
hanya memiliki bunga jantan saja, Kemiringan. Jurnal Agroteknologi
pernyataan ini sesuai dengan Widiastuti Fakultas Pertanian. Universitas Riau.
(2008), bahwa semakin banyak serbuk sari Haniff, M. dan Roslan, M. 2002. Fruit Set
yang digunakan cenderung meningkatkan and Oil Palm Bunch Components.
pembentukan buah normal, berkisar antara Journal of Oil Palm Research. 2 (2) :
70-76%, serta menurunkan buah abnormal 24-33.
yang dapat dibedakan atas buah Hetarie, H. 2007. Karakterisasi Morfologi
partenokarpi dan buah infertill. Di lain pihak Bunga dan Buah Abnormal Kelapa
Harun dan Noor (2002) dan Vogler et al. Sawit (Elaeis guineensis Jacq) Hasil
(2009) dan Jurnal Dravel dan Aslim (2011) Kultur Jaringan. Jurnal Agronomi. 35
menyatakan produksi tandan buah segar (1) : 50-57.
kelapa sawit sangat ditentukan oleh Pahan, I . 2011. Panduan Lengkap Kelapa
keberhasilan penyerbukan, dimana Sawit: Manajemen Agribisnis dari
keberhasilan penyerbukan dipengaruhi oleh Hulu Hingga Hilir. Penebar Swadya.
lingkungan tanaman seperti hara, Jakarta. 411 hal.
pencahayaan dan tindakan budidaya seperti Prayitno, S. Didik, I, Bambang, H.S. 2008.
pemupukan. Produktivitas Kelapa Sawit (Elaeis
guineensis Jacq.) Yang Dipupuk
KESIMPULAN Dengan Tandan Kosong dan Limbah
Cair Pabrik Kelapa Sawit. Jurnal Ilmu
Kelapa sawit yang dapat Pertanian. 15 (1) : 37-48.
menghasilkan buah ditandai dengan ciri-ciri Semarajaya, R. 2010. Studi Fenofisiologi
morfologi tanaman yang memiliki diameter Pembungaan Salak Gula Pasir
batang 50 cm dari atas tanah sebesar 62-74 Sebagai Upaya Mengatasi Kegagalan
cm, diameter batang 100 cm dari atas tanah Fruit Set. Jurnal Hortikultura. 20 (3) :
sebesar 56-68 cm jumlah pelepah 40-56 216-222.
pelepah/tanaman, memiliki bunga jantan & Suriah. 2013. Tinjauan Pemupukan Kelapa
bunga betina dan suhu minimum 20,100C, Sawit (Elaeis guineensis Jacq.)
suhu maksimum 28,900C. Sedangkan Swadaya Masyarakat Pada Lahan
kelapa sawit yang tidak dapat menghasilkan Gambut Kecamatan Bangko Pusako
buah ditandai dengan ciri-ciri morfologi Kabupaten Rokan Hilir. Jurnal
tanaman yang diameter batang 50 cm dari Agroteknologi.
atas tanah sebesar 56-65 cm, diameter Sunarko. 2009. Budidaya dan Pengelolaan
batang 100 cm dari atas tanah sebesar 46- Kebun Kelapa Sawit dengan Sistem
56 cm jumlah pelepah 5-9 Kemitraan. AgroMedia Pustaka.
pelepah/tanaman, tidak memiliki bunga Jakarta. 178 hal.
jantan & bunga betina dan suhu minimum Teguh, I. dan Dasanto, D. 2010. Estimasi
19,700C, suhu maksimum 30,600C. Kelapa Nilai Lingkungan Perkebunan Kelapa
Sawit Ditinjau Dari Neraca Air
198

Jurnal Produksi Tanaman, Volume 4, Nomor 3, April 2016, hlm. 192 - 198

Tanaman Kelapa Sawit (Studi Kasus: Widiastuti, A. dan Retno, E. 2008.


Perkebunan Kelapa Sawit Di Viabilitas Serbuk Sari dan
Kecamatan Dayun, Kabupaten Siak Pengaruhnya terhadap Keberhasilan
Provinsi Riau). Jurnal Agromet. 24 (1) Pembentukan Buah Kelapa Sawit
: 23-32. (Elaeis guineenis Jacq.) Jurnal
Biodiversitas. 9 (1) : 35-38.

You might also like