ah kajian antara fonetik dan fonologi dapat dilih, ff
at da
ar
Perbedaan ran
kaji bagaimana posisi lid,
sseorany Meng!
[. Jika sescorang fh ch, hang
ilustrast beriku
vokal [i] dan bagaimana wujud
bir ketika memproduksi akustif
1 seber al bun
L-vokal lainnya, ia sedang mengkaji oe
Namun, jika ia mengkaji di mana saja voll
alam suku kata dalam suatu bahasa tertentu,
dan bi
yi tersebul, misalnys
kan vokal
' apa tinggi frekuensi fundament
bur
tersebut dibandin:
pahasa pada tataran fonetik.
posisi dalam kata atau d
i/ ber
mengkaji bunyi bahasa pada tataran fonologi.
artinya ia
Dalam kajian prosodi, jika kit
nada naik dan seberapa panjang durasi alir nada itu yang diperlukan untuk
spon kalimat interogatif, kita sedang mengkaji bunyi bahasa
a kita mendeskripsikan bahwa alir nada
a ingin mengetahui seberapa tinggi alir
memicu re:
pada dimensi fonetik. Namun, jik
naik diakhir kalimat membawa makna keinterogatifan, sesungguhnya kita
sedang mendeskripsikan bahasa pada tataran fonologi.
Oleh sebab kita membedakan dan memisahkan ranah kajian fonetik
dan ranah kajian fonologi, para linguis pun mengenal dua jenis transkripsi
bunyi, yaitu transkripsi fonetis dan transkripsi fonologis. Dalam fonetik
biasanya bunyi dideskripsikan dengan simbol-simbol bunyi yang mengacu
pada Alfabet Fonetik Internasional (AFI) atau International Phonetic
Alphabet (IPA)'. Dalam fonologi simbol bunyi dapat saja mengacu pada
simbol yang digunakan dalam AFI, tetapi si mbol-simbol itu hanya berlaku
untuk bahasa yang sedang dideskripsikan.
C. Di mana Posisi Fonetik Akustik?
_Implikasi dari konsep bahwa fonetik bergerak pada tataran parole
maka fonetik bergerak pada ranah (1) bagaimana bunyi-bunyi Bahasa
diproduksi atau diucapkan oleh organ-organ wicara kita, (2) bagaimana
uaa akustik bunyi-bunyi itu, dan (3) bagaimana bunyi-bunyi tersebut
dipersepsi oleh telinga kita. Disiplin fonetik yang mengkaji bagaimana
bunyi-bunyi bahasa diproduksi oleh organ wicara disebut fonetik
1
Singkatan IPA mengact
ingkatan IPA mengacu puta pada International Phonetic Association
Fowetik Akustik:
Sebuah Peng
' Pengantar Telaah Wujud Akustik BahasaPendahuluan w
artikulatoris, Imu ini mengkaji organ-organ apa saja yang terlibat dan
bagaimana mekanisme organ-organ tersebut bekerja ketika bunyi-bunyi
bahasa diucapkan. Imu_fonetik yang mempelajari bagaimana_bunyi-
bunyi bahasa dipersepsi disebut fonetik auditoris dan disiplin fonetik: yang
mengkaji wajud akustik bunyi bahasa disebut fonetik akustile
Fonetik_artikulatoris dan fonetik auditoris berada di |
fisiologis
level
Keduanya sama-sama berfokus kepada manusia atau peserta
tutur. Perbedaannya adalah fonetik artikulatoris berhubungan erat
dengan fungsi penutur bahasa sebagai pengirim pesan, sedangkan
fonetik auditoris berhubungan erat dengan fungsi pendengarnya
sebagai penerima pesan. Lain halnya dengan fonetik artikulatoris dan
fonetik auditoris, fonetik akustik berfokus pada karakteristik akustik
gelombang bunyi bahasa sehingga lingkup fonetik akustik berada di
luar fisik peserta tutur. Agar lebih jelas dengan penjelasan tersebut,
silakan perhatikan gambar 1.3. Pada tahap pertama, gambar 1.3
menyajikan ilustrasi bahwa kajian bahasa pada level fonetik mencakup
level fisiologis dan level akustik. Pada tahap kedua, gambar 1.3 memberi
gambaran posisi fonetik akustik di antara fonetik artikulatoris dan
fonetik auditoris.
Level Fonetik
Gambar 1.3: Alir komunikasi bahasa manusia yang diilustrasikan oleh Denes dan Pinson
(Diadaptasi dari Hayward, 2000: 6)an fonetik akustik, wujud bunyi bahasa bi
Asany
1
Dalam kaji
dalam spektrum, waveform atau spektrogray ;
Bran, p
; Z
divisualisasikan ke :
yorm atau spektrogram adanya energi bunyi tuturan dian
ai oleh
ware
alan-gumpalan berwarna hitam pada dan warna putih Menand,
g andj
gump :
tidak adanya energi bunyi seperti yang dapat kita lihat di gambar 1.4
Pada waveform, semakin besar energi bunyi, semakin besar gumpalay
warna hitam itu. Pada spektrogram, semakin pekat warna, Semakin
besar energi bunyi yang terkandung.
~ ech rtemsty formant Puts a
he
ia \isibe pa 1 242022 seconds
otro 5358700 seconds
Siu i pus
en 2500829
Gambar 14: Wujud bunyi yang divisualisasikan dengan waveform dan spektrogram
Fonetik akustik termasuk ke dalam kajian antardisiplin, yaitu
kajian antara ilmu fonetik dengan ilmu akustik. [mu akustik adalah
ilmu yang mengkaji semua gejala bunyi. Awalnya, ilmu akustik
ka saja.
(acoustics) banyak dipelajari dan dikembangkan dalam ilmu fis
Namun, kini ilmu ini dikaji pula di beb iplin ilmu, misalnya
musik dan kedokteran.
pad
Harrington (2010:81) melihat fonetik akustik adalah _sebush
disiplin ilmu yang mendapat sumbangan dari tiga bidang, imu, yall
bidang teknik/elektro, linguistik/fonologi, dan psikologi/ilmu kognilt
Fowetik Akustik:
Sebuah Peng;
ebuah Pengantar Telaah Wujud Akustik BahasaPendahuluan Ww
ar belakang jlmu elektro cenderung melihat tuturan
Pakar yang berl
- Mereka merumuskan k
sebagai sinyal akus itan antara model-
model saluran suara dengan gejala akustik yang ditimbulkannya, Pakar
dengan latar belakang linguistik/fonologi cenderung melihat tuturan
sebagai objek yang membawa struktur bahasa. Lain halnya pula dengan
pakar berlatar belakang psikologi, mereka melihat tuturan tidak hanya
sebagai sinyal akustik yang mengandung informasi struktur bahasa.
Akan tetapi, mereka mengamati pula bahwa tuturan membawa
informasi mengenai penuturnya, yaitu gejala psikologi berupa sikap
dan keadaan emosi penutur.
Ranah pokok fonetik akustik adalah komponen-komponen akustik
bunyi bahasa. Fonetik akustik, misalnya, mengkaji frekuensi fundamental,
intensitas, dan durasi pada domain tuturan tertentu. Ciri_khas kajian
fonetik akustik adalah pertama menggunakan metode eksperimen,
Kedua, menggunakan instrumen atau alat, ketiga menggunakan
pendekatan kuantitatif, Metode eksperimen digunakan karena sulitnya
‘mendapatkan target tuturan tanpa gangguan suara-suara di sekelilingnya.
Perlunya instrumen atau alat karena peneliti perlu memvisualisasikan fis
bunyi dengan bantuan alat tertentu, sedangkan pendekatan kuantitatif
digunakan karena peneliti akan berkutat dengan data-data akustik yang
direpresentasikan dengan angka-angka.
D. Apa Gunanya Fonetik Akustik?
unaan (utility theory) mengajarkan kita bahwa
1 akan terus eksis selama hal tersebut memiliki
nilai guna. Begitu pula dengan fonetik akustik, disiplin ini terus eksis
dan berkembang karena memiliki nilai guna. Kita dapat melihat nilai
guna fonetik akustik pada dua dimensi, yaitu dimensi teoretis dan
dimensi terapan (Irawan, 2013a:448--452). Secara teoretis, fonetik
epada kita mengenai
akustik telah memberi sumbangan pengetahuan
gejala akustik tuturan, Sebelumnya kita sangat buta terhadap wujudvz
akustik bahasa, Sekarang kita dapat mengetahui s
‘ara lebih
kan memiliki karak
arang Kita mengetahui bahwa vokal rend
bunyi [a] memiliki frekuensi fundamental y 1“
Bamblang
bahwa rentetan bunyi yang kita bh fe
T akustik
ah Sepertj
ang lebih rendah daripage
Irekuensi fundamental vokal tinggi seperti pada bunyi [i]
sebaliknya pula bu
yang berbeda
Namun,
vi vokal [a] cenderung memiliki intensitas yan,
lebih tinggi dan dur.
bih panjang daripada bunyi vokal li]
Secara terapan kita dapat melihat fonetik akustik sebagai
satu: pendekatan, Biasanya para linguis mengaitkan nilai
guna
lonetik lerhadap fonologi
Seperti yang dikatakan oleh Ohala (1991)
“Phonology can benefit from phonetics methods, data, and theories"
Fonetik bermantaatuntuk mendeskripsikan fonem-fonem seeara lebih
Konkret, Fitur distingtif distinctive feature) adalah contoh bagaimana
fonem-fonem dalam satu bahasa dikelompol
fitur fonetik, misalnya fitur-fitur artikulatoris.
n berdasarkan fitur-
Sebelum fonetik akustik berkembang seperti sekarang, para
linguis mengandalkan perspektifartikulatoris dan perspekt
untuk mendeskripsikan fonem-fonem tadi, Pendekatan ini bul
sudah ketinggalan, tetapi akan lebih sempurna jika kita menambah satu
pendekatan lagi yaitu pendekatan a
ustik, Mengapa demikian? Karena
sinyal akustik tuturan dapat pula memberi informasi bagaimana bunyi
bahasa diproduksi dan dipersepsi. Dengan_melibatkan_pendekatan
fonetik akustik, kita memiliki lebih banyak perspektif terhadap fonem-
fonem bahasa.
Pendekatan fonetik akustik terhadap kajian bahasa akan lel ih
—=— a
bermakna lagi dalam Kajian prosodi_ atau supras
gmental_bahass.
Kajian suprasegmental biasanya mencakup tekanan_dan_intonasi
Dengan pendekatan auditoris, peneliti dituntut memiliki Kepekaan
yang Gajam untuk mengindentifikasi apakah suatu domain wuran
diberi tekanan atau sebaliknya tidak sama sekali; atau bagaimanakah
: enutur.
kontur intonasi kalimat tertentu yang diujarkan oleh seorang penult!
Fowetik Akuostik:
Sebuah Peng:
ntar Telaah Wujud Aku:
shasayangnya, tidak semua peneliti_ memiliki kepekaan yang tajam.
Bahkan, para peneliti dapat memiliki persepsi yang berbeda sehingga
kesimpulannya dapat berbeda pula. Di sinilah pendekatan fone
akustik memberi kemudahan sekaligus kepastian informasi
Disiplin Linguisti me
Intonasi Ragam Bahasa Jawa
Sintaksis/ Keraton Yogyakarta: Kontras FX. Rahyono
Sosiolinguistik Deklarativitas, Interogativitas, (2003)
dan Imperativitas
Pemarkah Prosodik Kontras
| Sintaksis/ F Sugiyono
| i
eee Deklaratf dan Interogatif Bahasa (520
Melayu Kutai
Ciri Akustik sebagai Pemarkah ean
Sosiolinguistik Sosial Penutur Bahasa Melayu u
: (2008)
Deli
| Dutch Words Stress as
Roosman
Pengajaran Bahasa Pronounced by Indonesian
(2009)
Students
; The Politeness Prosody of the FX. Rahyono
Pragmatik Javanese Directive Speech (2009)
; : a
| sintaksis Kontras Intonasi Deklaratif- lrawan (2011)
Interogatif dalam Bahasa Sunda
. Contoh penelitian I
(Sumber: Irawan, 2013a:448--452)
istik yang menggunakan pendekatan fonetik akustik
untuk kepentingan Kaj ya seperti
aksis, pragmatik, ‘perubahan—bahasa, pengajaran bahasa asing,
ui linguistik forensik, dan gangguan wicara. Pada
‘ranah sintaksis, misalnya, peneliti dapat menganalis perbedaan nilai
akustik pada tuturan deklaratif dengan tuturan interogatif. Pada
disiplin pragmatik, peneliti dapat mengkaji emosi dan santun bahasa
melalui sinyal akustik. Dalam kajian pengajaran bahasa, peneliti dapatfentitikasi apakah pembelajar sudah meraih kompetens; ,
menglle
akus
akustik penutur Jati Da i
sndekati kompetens
mai ALN mendekati alam
peneliti dapat mengamati Perkembang
. An gan
sambar 1.5 menyajikan beberapa contoh kar
rya
menvl
kajian
akustik scorang,
psikolinguistiky
nak. G t
nggunakan pendekatan fonetik yang dilakukn
penelitian dengan me
oleh peneliti Indonesia
har Loa: Kontur forman tuturan seorang wanita pengidap disartria di stadium din
36 5 EST
“
:
Pk ee
Sh ae SL
a rr
Gambar Lob: Kontur-kontur forman tuturan wanita yang sama
disartria akut
ng telah mengidap
(Sumber: Kent, 1993: 114)
Sebuah contoh nyataanalisis dengan menggunakan
pendekatan fonetik akustik terhadap orang yang mengalami gangguan
bertutur kami sajikan dalam gambar 1.6a dan 1.6b yang dikutip dari
Kent (1993). Kedua gambar itu memuat kontur-kontur forman tuturan
seorang wanita yang mengucapkan kalimat,’The potato stew is in the
pot” yang dianalisis oleh sebuah piranti penganalisis tuturan. Jika kita
mengamati secara saksama, kita dapat melihat perbedaan kontur
kontur forman dalam kedua gambar tersebut. Kontur forman pada
gambar 16a adalah representasiakustik tuturan kalimat wanita tersebut
Fowetik Akustik:
buah Pengantar Telaah Wujud AkustihPendahuluan wD
ketika ia mengidap penyakit disartria pada tahap stadium dini. Dalam
n ini wanita tersebut masih mampu melakukan kontras akustik.
kead,
Ia masih mampu mengontrol konfigurasi saluran suaranya mendekati
kemampuan kontrol saluran suara seperti orang normal pada
umumnya. Hal ini dibuktikan dengan kemampuannya memvariasikan
kontur-kontur forman. Beberapa bulan setelah itu, wanita tersebut
diminta untuk mengucapkan kalimat yang sama. Namun, keadaan
kesehatan wanita tersebut sudah berbeda. Pada gambar 1.6b kita
melihat Kontur forman tuturan wanita itu cenderung mendatar. Hal
ini mengindikasikan bahwa kemampuan motorik bahasa pada saluran
suaranya sudah sangat lemah. Artinya pula, ia benar-benar mengidap
penyakit disartria dalam stadium akut.
Contoh yang baru saja kami sajikan adalah sebuah contoh
nyata manfaat yang dapat kita peroleh dari kajian dengan pendekatan
fonetik akustik. Kita dapat melihat bahwa manfaat kajian fonetik
akustik tidak hanya menjangkau bidang linguistik, tetapi juga dapat
jauh menjangkau kepentingan-kepentingan lainnya, salah satunya
kepentingan kemanusiaan.
E. Fonetik Akustik: Dahulu hingga Kini
Perkembangan fonetik akustik dapat ditelusuri melalui berbagai
perspektif, misalnya dari perspektif karya-karya penelitian yang telah
ada atau dari perspektif para pakar yang pernah mengembangkan ilmu
ini, Dalam buku ini kami memilih membahas perkembangan ilmu
fonetik akustik dari perspektif sejarah perkembangan piranti-piranti
yang memungkinkan kita mengamati wujud fisik bunyi.
1. Era Kimograf
Instrumen yang dapat memvisualis:
pada tahun 1800-an. Pada tahun 1840-
kan bunyi baru berkembang
seorang psikolog Jerman Carl
Ludwig menciptakan sebuah alat yang disebut kimograf (kymograph).
Kimograf artinya ‘penulis gelombang’
walnya alat ini digunakan dalamruntuk memonitor tekanan darah. Pada tahun 1¢
908,
an, yailu
isselot berinisiatif mei
a ngyi
EUNakan,
is Prancis bernama Rov
i tuturan. fa menuliskan pen;
galarn;
galamanny,
ik mengamatt buny
m sebuah buku yang terbit pada tahy
imentale(Leon dan Man In
me Martin,
lunia kesehal
seorang, lingt
kimogral untu
alat tersebut dalan
1924 berjudul Principes de Phonctique exp'
1970 dalam Bolinger 1972: 305 ‘t Hart ef al, 1990: 21).
Cara_kerja kimograf dan komponen-komponennya terbjl
——— sae ‘ang
sederhana, Komponen utama alat iniadalah selang karet, pena, dan silinder
bicara dihadapan selang karet. Kemudian,
besar, Penuturdiminta untuk berl
{ menyalurkan gelombang bunyi ke arah pena sehingga pena
bergetar sesuiai dengan irama getaran gelombang bunyi yang dihasilkan
oleh penutur. Pena mentranskripsikan gelombang bunyi dalam bentuk
rtas yang, membalut silinder besar. Silinder itu
menggunakan
selang kare!
guratan-guratan di atas ker
sendiri berputar secara berlahan dan konstan.
Sekalipun kimograf adalah alat yang amat sederhana, alat ini
sangat menolong para ahli fonetik waktu itu. Alat ini ternyata sudah
mampu mengukur parameter akustik durasi, intensitas, dan nada
Kelemahan yang bel
um teratasi oleh kimograf adalah alat ini
tutur:
menggunakan filter pita sempit (narrow bandwidth) sehingga baru
mnampu membaca harmoni bunyi pertama dan kedua saja.
\n
Gambar 17a: Kimogeal versi Gambar 1.7b: Kimograt vers!
7a: Kimogal ve
ygraf versi Lama a b: Kimograt versi mode
eee Akustik:
ebuah Pengantar Telaah Wujud Akustik BahasaPendahuluan wD
ls a!
Gambar 1.7c: Kurva waveform kimograf
Contoh kimograf dalam versi lama dapat kita lihat pada gambar
1.6a, sedangkan kimograf versi modern dapat kita lihat pada gambar
1.7b. Kimograf modern sudah menggunakan teknologi digital schingga
mudah penggunaannya, Sekarang, alat ini lebih banyak digunakan di
dunia kesehatan daripada di dunia fonetik akustik. Dibandingkan dengan
penggunaan teknologi penganalisis tuturan masa kini, penggunaan
Kimograf versi lama sangatlah merepotkan, Untuk mengamati hasil kerja
kimograf versi ini, seorang ahli fonetik harus menggunakan kaca pembesar,
penglihatan yang tajam, berikut kesabaran yangtinggi
Berkat temuan kimograf sederhana ini, bermunculanlah karya-
karya_di_bidang_fonetik akustik di antaranya The phonetics of the
Hottentot Language (Beach, 1938), Dialect and Pitch Pattern of the
Sentence (Daan, 1938), Intonation of Hungarian Settlers from Bukovina
(Magdics, 1959), Analyse et Enregistrement de La Voix Parlée et Chantée
(Malhiac, 1953), dan L’intonation syntaxique en Francais (SOdergard,
1959). Grundfragan der Phonometrie (Zwirner and Zwirner, 1936).
2. Era Osilograf dan Osiloskop
Pada tahun 1915 diciptakan alat baru yang disebut osilograt
(oscillograph). Foneti
ditemukannya alat ini. Berkat osilograf, para ahli fonetik lebih mudah
akustik mengalami perkembangan baru setelah
mengamati komponen-komponen akustik bunyi, Awalnya alat ini
digunakan_untuk mengamati_perub:
“perkembangannya alat int digunaka
termasuk di bidang fonetik.
tetapi dalam
ara luas di berbagai bidang,Ada dua jenis osilograf, yaitu osilogral elekromay,
nat
netic oscillograph) dan osiloskop (oscilloscope). ay, nn
(eletromag: P
ous osilograf ini, ternyata osiloskop lebih banyak digunak:
ems osilograf ini,
nelitian akustik, Piranti ini menampilkan kurva gelombs
ATH keds
an dalam
"8 buny,
ang diletakkan dalam tabung sinar katod,
la
dalam sebuah screen
Melalui kilatan cahaya yang diciptakan oleh elektron. Screen tersebut
mampu merekam gelombang bunyi secara akurat.
Osilograf memiliki fungsi yang sama dengan kimograf, yaity
untuk mengamati komponen akustik bunyi seperti durasi, intensitas,
dan nada. Kelebihan alat ini dibandingkan dengan kimograf adalah,
alat ini lebih presisi. Kecepatan putaran screen dapat diatur lebih cepat
bergerak sehingga lebih memudahkan para peneliti untuk menghitung
siklus gelombang dan amplitudo bunyi.
Gambar 1 8a: Osilograf manual
Gambar 1 8c: Hasil kerja osilogral
Fowetike Akustike:
uah Pengantar Telaah Wujud Akustik BahasaGambar 1.8a menampilkan osilograf versi zaman dulu, Osilograt
versi masa kint dapat dilihat pada gambar 1.8, sedangkan hasil kerja
osilograt dapat kita lihat pada gambar 1.8. Osilograf zaman dulu
masih menggunakan_ teknologi analog, sedangkan osilograf masa
Kini sudah berteknologi digital. Osilograf modern masih banyak
digunakan di berbagai laboratoriun fonetik di dunia. Pada gambar
L 8c kita dapat melihat screen osilograf menunjukkan hasil yang lebih
detail daripada hasil kerja kimograf pada gambar 1.7¢. Tampak, screen
menunjukkan kepadatan siklus gelombang bunyi, Pada osilograf versi
lama, kepadatan siklus ini dapat dikurangi agar komponen-komponen
akustik bunyi dapat dengan mudah dianalisis, yaitu dengan cara
mempercepat perputaran screen. Pada osilograf versi baru, hasil kerja
osilograf ditampilkan dalam bentuk digital seperti layaknya gambar
pada layar komputer.
Dengan ditemukannya osilograf, kajian fonetik akustik lebih
mudah dan lebih efisien lagi dilakukan. Kondisi ini mendorong lebih
banyak orang untuk mengkaji tuturan bahasa pada level akustik. Karya-
karya penelitian fonetik akustik yang menggunakan jasa osilograf
antara lain Rythem et Mélodie de la Phrase Parlée en France et au Québec
(Boudreault, 1968), Psychophysics of Speech Melody (Deva, 1960), the
Phonology of Polish Stress (Jassem, 1959), Recherches experimentales
sur accent musical du mot en suedois (Malmberg, 1940), dan Teaching
English Intonation through osiloscope displays (Vardanian, 1964).
3. Era Spektrograf dan Spektrogram
Spektrograf mulai diperkenalkan secara komersial pada tahun
_1951 oleh Kay Electric Company. Waktu itu namanya bukan spektrograf,
melainkan sona-graf
‘ona-graph). Ada pula yang menyebutnya
sonograf. Pada waktu itu alat ini sudah mampu menganalisis bunyi
untuk durasi waktu 2 hingga 4 detik dan menghasilkan sonagramJengan jangkauan harmoni bunyi OFZ sampai 800017 (Le,
‘ fon
Martin, 1970 dalam Bolinger 1972:36; Hayward, 2009), y, than
Ve
nenyebutkan bahwa spektrogral dikembangkan oleh Ralph p,
kawan-kawannya di Bell Telephone Laboratories sebelum Perang fy
Jun;
iP Awalnya alat im digunakan untuk kepentingan militer (Mattin, "
attingly
Si aig
er dan
1999),
) synchronous motor
recording
Paper on Sim
word
Svan
Zording ant
raproducing colt
Gambar 1.9: Model awal spektrograf
(Sumber: Koenig dan L.Y. Lacy, 1976)
Sebelum ditemukannya spektrograf, kalangan ahli fonetik
cenderung menghindari fonetik akustik. Namun, _ setelah
ditemukannya spektrograf, kalangan ahli fonetik mulai banyak yang
tertarik pada bidang ini. Martin Joos, seorang teknisi spektrograf di
Army Signal Corps ‘Amerika, adalah Tinguis pertama yang menyadari
nilai guna es untuk kajian fonetik. Artikelnya yang berjudul
“Acoustic Ph s” (1948) dalam “Langua Monograf No. 23” sangat
menginspirasi tu (
=nyak ahli fonetik kala itu (Mattingly, 1999).
Jika dibandingkan dengan osilograf, spektrograf dipandang
sebagai_piranti penganalisis komponen akustik yang bisa
diandalkan. Seperti halnya_ Kimograf dan i ktrograt
ne bunyi ke dalam bentuk vi Hasil visualisas spe!
disebut spektrogré ampilka!
. Umumnya vende spektrogram mena
Fowetik Akustik:
Sebuah Pengantar Telaah Wujud Akustik BahasaPendahuluan B
besaran frekuensi pada dimensi vertikal dan domain waktu pada
dimensi hosizontal. Intensitas bunyi ditampilkan dengan cara
menggradasi warna pada tampilan spektrogram. Warna yang biasa
digunakan adalah hitam atau abu-abu dan putih, Semakin hitam
menunjukkan semakin besar energi yang terkandung pada domain
bunyi_tersebut. Sebaliknya, semakin terang atau semakin putih
menunjukkan semakin kecil energi bunyi tersebut.
Seperti halnya kimograf dan osilograf, spektrograf pertama
terlahir dengan teknologi manual. Spektrograf ini masih menggunakan
teknologi sinyal voltase analog (analog voltage signal), Hasil kerja
spektrograf versi manual masih dicetak ke dalam kertas faksimile.
Berikut adalah beberapa hasil kajian fonetik akustik yang masih
menggunakan spektrograf manual: Intonation: level versus confguration
(Bolinger, 1951), Systems of Prosodic and Paralinguistic Features in
English (Crystal and Quirk, 1964), Comparing the prosodic features
of English (Delattre, 1961), Jaqaru: Outline of the Phonological and
Morphological Structure (Hardman, J.M. 1966), The phonology of Polish
Stress (Jassem, 1959), Some Acoustic Correlates of Accent in Serbio-
Croatian (Lehiste, 1961), Analyse Instrumental et Structurale des Faits
d’Accent’ (Malmberg, 1961).
Pada tahun 1990-an_mulai berkembang spektrograt dalam
wujud piranti lunak (software) yang diinstalasikan ke dalam komputer.
Spektrogramnya ditampilkan dalam bentuk video digital. Awalnya
software-software penganalisis komponen akustik ini dijual secara
komersial. Namun, sekarang banyak tersedia piranti lunak yang dapat
diperoleh secara cuma-cuma. Spektrograf dalam wujud software yang
diinstalasikan ke dalam komputer jinjing atau laptop membuat kajian
fonetik akustik lebih efisien lagi. Laboratorium fonetik tidak harus
resmi sebuah ruangan yang diisi peralatan-peralatan yang memakan
‘banyak tempat. Dengan laptop yang sudah diinstalasi dengan piranti
Junak khusus untuk mengamati komponen-komponen akustik, kitadapat mendirikan laboratorium fonetik di mana saja kita inginkan
Kita dapat melakukan perekaman dan analisis langsung di lapangan
Berkas-berkas suara dapat kita simpan dalan bentuk berkas digital
(filecopy). Kita dapat membuka berkas-berkas suara ini kapan pun dan
di mana pun kita mau, Boleh dikata masa yang dinikmati para pengkaji
fonetik akustik sekarang ini adalah masa keemasan. Sekarang, kita sulit
menghitung berapa jumlah hasil-hasil kajian di bidang foneti
akustik.