10.1 Fitur Fonologis
Fitur berasal dari kata feature yang artinya mempunyai makna
yang banyak. Fitur merupakan aspek-aspek keistimewaan, bagian-
bagian atau karakteristik dari suatu hal. Fitur fonologi merupakan
karakteristik sebuah fonem dalam suatu bahasa.
Setiap bahasa mempunyai sistem fonemnya masing-masing.
Setiap fonem dalam suatu bahasa tersebut mempunyai aspek-
aspek keistimewaan, bagian-bagian, atau karakteristik tertentu.
Inilah yang dimaksud fitur fonologi suatu bahasa, aspek-aspek
keistimewaan, bagian-bagian, atau karakteristik fonem yang
dimiliki bahasa tersebut. Sebagai contoh, fitur fonem /b/ bahasa
Indonesia merupakan bunyi konsonan, bilabial, bersuara. Fitur
fonem /y/ bahasa Prancis merupakan bunyi vokal, bunyi tinggi,
bunyi depan.
10.2 Fitur Fonologis Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris
dan Bahasa Prancis
Di bagian awal sudah dijelaskan mengenai fonem-fonem dalam
bahasa Indonesia, bahasa Inggris, dan bahasa Prancis. Masing-
masing fonem pada bahasa-bahasa_ tersebut’ mempunyai
karakteristiknya masing-masing. Dengan kata lain, masing-masing
fonem dalam bahasa-bahasa_tersebut mempunyai_fitur
fonologisnya masing-masing pula.
Dalam bahasa Indonesia, fitur fonologi bahasa Indonesia
berarti karakteristik dari sebuah fonem bahasa Indonesia. Contoh:
Fitur fonem /p/: konsonan, bilabial, tak bersuara
Fitur fonem /a/: vokal, bunyi depan, bunyi rendah.
Fonem-fonem pada bahasa Inggris pun mempunyai
karakteristik atau fitur-fiturnya masing-masing. Fitur fonologi
bahasa Inggris berarti karakteristik dari sebuah fonem bahasa
Inggris. Contoh:
Fitur Fonologis | 129Fitur fonem / t{/ : konsonan, afrikatif, tak bersuara.
Fitur fonem /1/ : vokal, bunyi depan, bunyi pendek.
Fonem-fonem pada bahasa Prancis juga mempunyai
karakteristik atau fitur-fitur tersendiri. Fitur fonologi bahasa
Prancis berarti karakteristik dari sebuah fonem bahasa Prancis.
Contoh:
Fitur fonem /3/: konsonan, frikatif, bersuara, lamino alveolar.
Fitur fonem /6/: vokal, bunyi sedang, bunyi belakang, bunyi
sengau.
10.3 Fitur Distingtif
Pada bagain sebelumnya telah diuraikan mengenai fitur fonologi.
Fitur fonologi adalah karakteristik atau bagian-bagian yang
dimiliki oleh sebuah fonem suatu bahasa. Misalnya, fonem vokal /i/
dalam bahasa Indonesia mempunyai fitur fonologi vokal, tinggi,
depan, oral. Fonem /m/ bahasa Prancis mempunyai fitur fonologi
konsonan, bilabial, nasal.
Selain adanya fitur fonologi yang melekat pada sebuah fonem
suatu bahasa, terdapat pula istilah fitur distingtif. Fitur distingtif
sering disebut juga sebagai fitur pembeda. Fitur distingtif atau fitur
pembeda adalah fitur fonem yang membedakan suatu fonem
dengan fonem yang lain. Tujuan utama teori fitur distingtif yaitu
untuk menemukan ciri-ciri minimal yang dapat membedakan
bunyi-bunyi bahasa yang signifikan sehingga dapat membedakan
sebuah bahasa dari yang lain.
Jenis fitur distingtif didefinisikan oleh 4 tokoh besar:
Trubetzkoy, Jacobson, Chomsky dan Halle yang mempunyai
pendapat yang berbeda-beda. Dalam bahasa_ Indonesia,
penggunaan fitur distingtif dikemukakan oleh Simanjuntak yang
condong pada pendapat Chomsky dan Halle.
Tipe fitur distingtif menurut Simanjuntak (1990) meliputi:
vokalik, konsonantal, tinggi, belakang, rendah, anterior, koronal,
130 | Fonologibulat, tegang, suara, kontinuan, sengau dan striden. Berikut
merupakan tipe fitur distingtif menurut Simanjuntak.
Tabel 15. Fitur Distingtif menurut Simanjuntak
No. | Fitur Penjelasan Fonem
1. | Vokalik Berisi huruf vokal. Saat vokal | {a [i], [ul
diucapkan, udara yang keluar | (e], fol, {el.
dari paru-paru tidak {a}
mendapatkan hambatan,
hanya diatur posisi lidah dan
bentuk mulut.
2. | Konsonantal | Berisibunyikonsonan. Bunyi | (b}, {c}. [a],
yang mengalami (fl, [g} (hl,
penyempitan pada daerah ii). (ee, (1,
artikulasi (alat ucap yang {m}, [n], [pl],
disentuh), meliputi huruf fal. [rh Is},
yang mendapat hambatan {tl}, Iv} [wl,
dalam rongga mulut pada {x}, [y]. [2]
saat mengucapkannya.
3. | Tinggi Bunyiyang dihasilkan pada [iJ pada kata
posisilidah meninggi {kita}, [ul
mendekati langit-langit keras. | pada kata
{hantu),
lidah
dinaikkan,
4. | Belakang Bunyi yang dihasilkan pada | (u] pada kata
posisilidah bagian belakang | [buku]
dinaikkan, bentuk bibir dan
posisi lidah sama dengan
fitur tinggi.
5. | Rendah Bunyi yang dihasilkan fa] pada kata
dengan posisi lidah agak [apa]
merendah menjauhi langit-
langit keras.
6. | Anterior Suara yang diproduksi {t] dan [n]
dengan obstruksi yang
terletak di langit-langit
depan.
7. | Koronal Bunyi yang dihasilkan (cl, lil inl
dengan posisi daun lidah pada kata
Fitur Fonologis | 131No. | Fitur Penjelasan Fonem
menyentuh langit-langit [catile,
keras. [juara],
[naman]
8. | Bulat Bunyi yang dihasilkan {0}, [ul pada
dengan posisi bibir kata [toko],
membulat/membundar. [suka]
9. | Tegang Bunyi yang dihasilkan [r] pada kata
dengan penegangan pada [raja]
otot artikulasi.
10. | Suara Bunyi yang dihasilkan Bunyi tak
dengan getaran pita suara. bersuara [k],
Bunyi tak bersuara {t), (sh, Ip}.
dihasilkan dengan pitasuara | Bunyi
hanya membuka menutup bersuara [b],
sehingga tidak bergetar. [dl [a]. [2
11. | Kontinuan | Bunyi yang dihasilkan el. [il (41.
dengan cara arus udara tidak | [r],[RJ, [5],
ditutup secara total sehingga | [v], [x], [2]
arus udara tetap mengalir. pada kata
[satu],
[zebra]
12. | Sengau Bunyi yang dihasilkan [4], [6], [&),
dengan cara udara keluar [él pada kata
melalui rongga mulut dan bahasa
rongga hidung dengan Prancis bon
membuka velum sedikit. [bd], vin [ve]
13. | Striden Bunyi yang terjadi jika udara | Labiodental
menggeser alat ucap. [f] dan [v]
pada kata
[foto],
[video]
Menurut Simanjuntak (1990), penerapan menentukan fitur
distingtif (pembeda antara 2 fonem) dalam bahasa Indonesia,
bahasa Inggris dan bahasa Prancis, yaitu dengan beberapa cara:
1. Mencari semua parameter (variabel) tiap fonem.
2. Membuang parameter yang sama.
3. Mengenal parameter yang beda
132 | FonologiBerikut merupakan contoh analisis fitur distingtif dalam
bahasa Indonesia. Sebagai contoh analisis fitur distingtif antara
fonem /b/ dan /p/ bahasa Indonesia, Fonem /b/ dan /p/ bahasa
Indonesia pada kata ‘batuk’ dan ‘patuk’ mempunyai fitur distingtif
yaitu pada fonem /b/ merupakan fonem bersuara dan fonem /p/
merupakan bunyi tak bersuara. Berikut adalah tabel analisis fitur
distingtif antara fonem /b/ dan /p/ bahasa Indonesia model
Simanjuntak.
Tabel 16. Contoh Analisis Fitur Distingtif Bahasa Indonesia
Pembeda
Vokalik
Konsonantal
Tinggi
Belakang
Rendah
Anterior
Koronal
Bulat
Tegang
Suara
Kontinuan
Sengau
Striden
Dalam bahasa Inggris, fonem-fonemnya pun dapat dianalisis
fitur-fitur distingtifnya. Fitur-fitur apa yang menjadi pembeda
antara fonem yang satu dengan yang lainnya. Contoh analisis fitur
distingtif pada fonem-fonem bahasa Inggris yaitu antara fonem /f/
dan /v/. Fonem bahasa Inggris /f/ dan /v/ pada kata ‘forum’ dan
‘volume’ mempunyai fitur distingtif yaitu pada fonem /f/
Fitur Fonologis | 133merupakan bunyi tidak bersuara dan fonem /v/ merupakan bunyi
bersuara. Berikut adalah tabel analisis fitur distingtif antara fonem
/f/ dan /v/ bahasa Inggris model Simanjuntak.
Tabel 17. Contoh Analisis Fitur Distingtif Bahasa Inggris
No. | Pembeda | if | Iv
Vokalik «
Konsonantal +
Tinggi
Belakang
Rendah
Koronal
Bulat
|
|
|
Anterior | - :
|
|
Tegang
Suara -
elelelslalulalwelrte
11. | Kontinuan + +
12. | Sengau -
13. | Striden + +
Fonem-fonem bahasa Prancis pun dapat dianalisis fitur
distingtifnya. Fitur-fitur apa saja yang dapat membedakan antara
fonem yang satu dengan fonem bahasa Prancis yang lainnya.
Sebagai contoh adalah analisis fitur distingtif antara fonem /y/ dan
/o/ bahasa Prancis. Fonem /y/ dan /o/ pada kata su [sy] dan sot
[so] mempunyai fitur distingtif yaitu pada fonem /y/ merupakan
bunyi tinggi-depan dan fonem /o/ merupakan bunyi sedang-
belakang. Berikut adalah tabel analisis fitur distingtif antara fonem
/y/ dan /o/ bahasa Prancis model Simanjuntak.
134 | FonologiTabel 18.
Contoh Analisis Fitur Distingtif Bahasa Prancis
Pembeda
ly]
fo]
Vokalik
+
+
Konsonantal
Tinggi
Belakang
Rendah
Anterior
Koronal
Bulat
ele|sjo|ela|eieis
Tegang
Suara
11.
Kontinuan
12.
Sengau
13.
Striden
Fitur Fonologis | 135