You are on page 1of 10

JURNAL STUDI MANAJEMEN & ORGANISASI Vol. 10, No. 2, Juli, Thn 2013, Hal.

132-141
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/smo

ANALISIS PENGARUH SUPPLY CHAIN MANAGEMENT


TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN
(Studi Pada Industri Kecil dan Menengah Makanan Olahan Khas
Padang Sumatera Barat)

Desi Ariani, Bambang Munas Dwiyanto1


Email : desi_ariani28@yahoo.com

Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro


Jl. Prof. Soedharto SH Tembalang, Semarang 50239, Phone: +622476486851

ABSTRACT
Small and medium industry have important role in developing manufacture industries in
West Sumatra especially in food sector. Food processing industry in Padang, is potential industry
to be developed. Product competitiveness is still lacking in small and medium food processing
industry in Padang. The product distribution is still difficult, this matter need to be considered for
the company through the increasing performance. The purpose of this research is to analyze the
influence of supply chain management toward company performance.
The population in this research is small and medium industry in Padang city that operating
in food processing in Padang. The sample that used is 100 small and medium industry from the
entire population of 736 small and medium industry, that taken by simple random sampling and the
collected data is using questionnaire. Technique analysis used is multiple linear regression that
operated by SPSS programe.
Variable information sharing, long term relationship, cooperation and process integration
have positive and significant influence toward supply chain management performance on company.
Process integration has the biggest significant value, and then information sharing then long term
relationship and cooperation. All hypothesis was accepted because the significant value is lower
than 0,05. The result of coefficient determinant is 0,318, it shows that the ability of independent
variable in explaining dependent variable is 31,8%.

Keywords: Information Sharing, Long-term Relationship, Cooperation, Process Integration, and


Supply Chain Management Performance

1
Penulis penanggung jawab
132
JURNAL STUDI MANAJEMEN & ORGANISASI Vol. 10, No. 2, Juli, Thn 2013, Hal. 132-141
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/smo

PENDAHULUAN hal yang penting, karena sulitnya


Dunia bisnis sekarang ini terus mempertemukan petani (produsen bahan
bersaing untuk menciptakan berbagai baku) dan perusahaan pengolahan bahan
kebutuhan konsumen yang semakin tinggi, baku dalam kemitraan sejati, karena mereka
dan semakin cerdas dalam memilih memiliki kepentingan dan kemauan yang
kebutuhannya. Setiap perusahaan akan berbeda.
berupaya semaksimal mungkin untuk Tenaga kerja (sumber daya manusia),
meningkatkan produktivitas, efisiensi, produktivitas tenaga kerja merupakan salah
pelayanan yang cepat, mudah, dan terus satu faktor yang mempengaruhi
menciptakan berbagai inovasi-inovasi baru perkembangan industri, terutama industri
untuk tetap dapat unggul dan bertahan di kecil. Tingkat pendidikan dan upah yang
pasar. Pujawan dan Mahendrawati (2010) rendah menjadi penyebab industri olahan
menjelasakan bahwa pentingnya peran semua makanan sulit berkembang dan
pihak mulai dari supplier, manufacturer, mempengaruhi produktivitas tenaga kerja.
distributor, retailer, dan customer dalam Selanjutnya peranan teknologi yang masih
menciptakan produk yang murah, berkualitas, kurang dioptimalkan, keberanian untuk
dan cepat inilah yang kemudian melahirkan mengadopsi dan mengaplikasikan teknologi
konsep baru yaitu Supply Chain yang dikembangkan di dalam negeri masih
Management. Menurut Indrajit dan kurang, hal ini disebabkan oleh kualitas
Djokopranoto (2005) istilah supply chain tenaga kerja yang masih rendah karena
pertama kali digunakan oleh beberapa tingkat pendidikan dan kesadaran untuk
konsultan logistik sekitar tahun 1980-an, belajar masih kurang. Kurangnya keahlian
kemudian oleh para akademisi dianalisis dalam mengelola IKM juga menyebabkan
lebih lanjut pada tahun 1990-an, maka industri tidak berkembang, hal ini juga
lahirlah konsep supply chain management. dikarenakan faktor pendidikan yang rendah,
Supply chain management (manajemen rantai sehingga pola fikir masih sempit dan belum
pasokan) adalah integrasi aktivitas pengadaan bisa berkembang mengikuti kemajuan
bahan dan pelayanan, pengubahan menjadi teknologi dan permintaan pasar.
barang setengah jadi dan produk akhir, serta Pemasaran/pendistribusian produk
pengiriman ke pelanggan (Heizer dan yang masih sulit, karena pasar bagi industri
Render, 2008). kecil pengolahan makanan masih dikuasi
Penelitian ini dilakukan pada industri oleh beberapa perusahaan besar dengan
kecil dan menengah yang ada di Kota modal yang banyak sehingga menyulitkan
Padang, khususnya yang mengolah makanan bagi perusahaan-perusahaan kecil untuk
khas Padang. Masalah yang sering dihadapi besaing. Nilai tambah pada produk yang
IKM, pada umumnya sama dengan masih kurang, yaitu masih banyak IKM tidak
permasalahan yang biasa terjadi pada atau belum memiliki izin produksi mengenai
industri pengolahan makanan lainnya, industri yang didirikan. Kemudian dapat
sehingga sulit untuk berkembang (Akmal, dilihat dari hal pembukusan yang tidak
2006 dan Triajie, 2006), yaitu : kurangnya menarik, padahal dengan pembungkusan
akses terhadap modal/keterbatasan modal, yang baik dan menarik mampu menarik
sebagian besar modal yang digunakan minat konsumen untuk mengonsumsinya.
pengusaha industri kecil berasal dari modal Kemudian ancaman pendatang baru,
sendiri. Pengusaha tidak berani meminjam pendatang baru pada suatu industri membawa
modal dari bank-bank karena mereka kurang kapasitas baru, keinginan untuk merebut
mengerti dengan prosedurnya. Kemudian bagian pasar, serta seringkali juga
masalah pengadaan bahan baku, khususnya sumberdaya yang besar. Akibatnya
pada bahan baku yang sulit didapat dan manyebabkan harga dapat menjadi turun dan
bersifat musiman, misalnya untuk biaya membengkak.
pembuatan kerupuk jangek/kulit, lele asap. Menurut (Pearce dan Robinson
Hal ini membuat harga fluktuatif pada bahan dalam Mayasari, 2008) industri
baku dan dapat berdampak langsung terhadap membutuhkan strategi yang sesuai untuk
kontinuitas produksi. Selain itu keseragaman dapat bertahan di pasar, dapat menghadapi
kualitas bahan baku juga sulit didapat persaingan, ancaman, dan peluang pasar.
sepanjang tahun. Masalah kemitraan menjadi Industri harus dapat merancang dan
1
DIPONEGORO JOURNAL OF MANAGEMENT Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013, Halaman 2

memiliki strategi supply chain management information sharing (Simatupang &


untuk dapat mengarahkan jalannya tujuan Sridharan dalam Yaqoub, 2012).
yang ingin dicapai dalam meningkatkan Information sharing dapat membantu
kinerja perusahaan,sehingga perusahaan perusahaan dalam memperbaiki efisiensi dan
dapat bertahan dalam persaingan. Banyak efektivitas rantai pasokan dan merupakan
faktor yang dapat mempengaruhi kinerja faktor yang paling penting untuk mencapai
supply chain management pada perusahaan koordinasi yang efektif dalam rantai pasokan
diantaranya adalah information sharing, long serta menjadi pengendali disepanjang rantai
term relationship, cooperation, dan process pasokan, hal ini dikemukankan oleh Anatan
integration. (2008), pada penelitiannya dengan
Dari uraian di atas maka dapat menggunakan variabel anteseden (fasilitator
dirumuskan masalah yang diteliti pada intra orgnisaional, dan hubungan inter
penelitian ini sebagai berikut (1) Pengaruh organisaional) memiliki pengaruh signifikan
information sharing (pembagian informasi) terhadap information sharing dan kualitas
terhadap kinerja supply chain management informasi.
pada perusahaan (2) Pengaruh long term H1 : Information sharing berpengaruh
relationship (hubungan jangka panjang) positif terhadap kinerja supply chain
terhadap kinerja supply chain management management
pada perusahaan (3) Pengaruh cooperation
(kerjasama) terhadap kinerja supply chain Long Term Relationship dan Kinerja
management pada perusahaan (4) Pengaruh Supply Chain Management IKM
process integration (integrasi proses) Makanan
terhadap kinerja supply chain management Ganesan dalam Indriani (2006),
pada perusahaan. mendefinisikan hubungan jangka panjang
Tujuan dari penelitian (1) (long term relationship) sebagai persepsi
Menganalisis pengaruh information sharing mengenai saling ketergantungan pembeli
(pembagian informasi) terhadap kinerja terhadap pemasok baik dalam konteks produk
supply chain management pada perusahan (2) atau hubungan yang diharapkan akan
Menganalisis pengaruh long term membawa manfaat bagi pembeli dalam
relationship (hubungan jangka panjang) jangka panjang.
terhadap kinerja supply chain management Hubungan perusahaan dengan
pada perusahan (3) Menganalisis pengaruh pemasok merupakan kolaborasi yang paling
cooperation (kerjasama) terhadap kinerja kuat dalam konteks value chain atau supply
supply chain management pada perusahan (4) chain. Dalam hal ini, pemasok berperan
Menganalisis pengaruh process integration untuk menyediakan material atau bahan iput
(integrasi proses) terhadap kinerja supply yang digunakan oleh perusahaan. Kualitas
chain management pada perusahan. material dan kemampuan dalam
pendistribusian material tersebut tergantung
KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS pada kinerja pemasok yang selanjutnya
Information Sharing dan Kinerja Supply berpengaruh pada kinerja perusahaan secara
Chain Management IKM Makanan keseluruhan (Kanter dalam Lestari, 2009).
Information sharing adalah intensitas Hal ini mendukung penelitian Triastyti
dan kapasitas perusahaan dalam interaksinya (2010), yang menyatakan tujuan akhir dari
untuk saling berbagi informasi kepada pengelolaan hubungan jangka panjang adalah
partner berkaitan dengan strategi-strategi profitabilitas yang dicapai melalui hubungan
bisnis bersama. Information sharing juga jangka panjang yang kuat, tahan lama, dan
memungkinkan anggota rantai pasok untuk saling menguntungkan.
mendapatkan, menjaga, dan menyampaikan H2 : Long term relationship
informasi yang dibutuhkan untuk berpengaruh positif terhadap kinerja
memastikan pengambilan keputusan manjadi supply chain management
efektif, dan merupakan faktor yang mampu
mempererat elemen-elemen kolaborasi secara Cooperation dan Kinerja SCM IKM
keseluruhan oleh karena itu kemacetan Makanan
industri dapat dikurangi dengan adanya Kerjasama merupakan sebuah situasi
yang ditandai ketika beberapa pihak bekerja
DIPONEGORO JOURNAL OF MANAGEMENT Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013, Halaman 3

bersama-sama untuk meraih tujuan yang meningkatkan hubungan disetiap rantai nilai,
menguntungkan bersama. Kerjasama yang memfasilitasi pengambilan keputusan,
efektif adalah suatu keinginan untuk memungkinkan terjadinya penciptaan nilai
mengembangkan hubungan yang akan dan proses transfer dari supplier sampai ke
menghasilkan trust dan komitmen (Bujang, pelanggan akhir untuk mengoperasikan aliran
2007). informasi, pengetahuan, peralatan, dan asset
Adanya kerjasama dengan supplier fisik (Hamidin dan Surendro, 2010).
yang dapat diandalkan akan menghasilkan Integrasi dalam supply chain
pengertian dan pemahaman yang baik akan menunjukkan sebuah proses kerjasama yang
kebutuhan dan keperluan masing-masing kompleks antara perusahaan dengan pemasok
pihak sehingga dapat meningkatkan dan pembeli yang mana bila dikelola akan
penghasilan perusahaan (Cempakasari dan dapat meningkatkan efisiensi dalam operasi
Yoestini, 2003 ). Hal ini mendukung perusahaan dan lebih jauh dapat
penelitian yang dilakukan Ariefin (2004), meningkatkan profit perusahaan serta
untuk mendapatkan kinerja yang baik melalui memberikan kepuasan bagi semua pihak
kerjasama, hubungan yang baik antara kedua (Cousineau et al dalam Setiawan dan
belah pihak mutlak diperlukan. Rahardian, 2005). Hal ini mendukung
H3 : Cooperation berpengaruh positif penelitian yang dilakukan Setiawan dan
terhadap kinerja supply chain management Santoso (2006), yang menyatakan pola
integrasi supply chain perusahaan
Process Integration dan Kinerja Supply mencerminkan fokus operasional perusahaan
Chain Management IKM Makanan dalam bersaing di dunia bisnis.
Integrasi merupakan penggabungan H4 : Process Integration berpengaruh
bagian-bagian atau aktivitas-aktivitas hingga positif terhadap kinerja supply chain
membentuk keseluruhan, integrasi dapat management

Gambar 1
Kerangka Pemikiran Teoritis

Information
sharing H1

Long Term H2
Relationship Kinerja Supply Chain
Management IKM
Makanan
H3
Cooperation

H4
Process
Integration

Sumber : Rahadi (2012), dikembangkan untuk penelitian ini.

METODE PENELITIAN Variabel Penelitian


DIPONEGORO JOURNAL OF MANAGEMENT Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013, Halaman 2

Variabel dependen (variabel terikat) yang menjadi sebab perubahannya atau


merupakan variabel yang dipengaruhi atau timbulnya variabel dependen (terikat)
yang menjadi akibat , karena adanya variabel Sugiyono (2012). Information sharing
bebas Sugiyono (2012). Variabel dependen (pembagian informasi), long term
dalam penelitian ini adalah kinerja supply relationship (hubungan jangka panjang),
chain management industri kecil dan cooperation (kerjasama), dan process
menengah makanan. Sedangkan variabel integration (integrasi proses) merupakan
independen (variabel bebas) dapat diartikan variabel independen dalam penelitian ini.
sebagai variabel yang mempengaruhi atau

Tabel 1
Definisi Operasional Variabel
Variabel Penelitian Definisi Operasional Indikator
Kinerja supply chain Kinerja SCM merupakan sebuah kinerja 1) Pangsa pasar
management tentang mutu aktifitas yang berhubungan 2) Tingkat keuntungan
(Variabel dependen) dengan aliran dan perpindahan barang, 3) Daya saing
dari bahan mentah sampai ke konsumen 4) Kulitas produk
akhir, termasuk yang berhubungan 5) Kepuasan pelanggan
dengan informasi dan dana. Irmawati (2007).
(Levi,Kaminsky,Levi dalam Bernard
2011).
Information sharing Information sharing (pembagian 1) Pembagian
(Variabel informasi) adalah aliran komunikasi informasi dalam segi
Independen) secara terus menerus antara mitra kerja financial,
baik formal maupun informal dan production, dan
berkontribusi untuk suatu perencanaan design.
serta pengawasan yang lebih baik dalam 2) Bertukar informasi
sebuah rangkaian (Miguel dan Brito, secara
2011). berkesinambungan
3) Informasi dapat
membatu semua
pihak terkait
(Rahadi, 2012).
Long-term Long term relationship (hubungan jangka 1) Proyek jangka
relationship panjang ) adalah kemampuan perusahaan panjang merupakan
(Variabel untuk menjalin hubungan jangka panjang dasar hubungan
Independen) dengan pemasok karena perusahaan dengan supplier
menganggap hubungan tersebut akan 2) Kerjasama
mendatangkan keuntungan biaya merupakan dasar
(Indriani, 2006). hubungan jangka
panjang
3) Hubungan
berlangsung dalam
jangka waktu yang
lama(Rahadi, 2012).
Cooperation Cooperation (kerjasama) adalah tindakan- 1) Berdiskusi tentang
(Variabel tindakan yang dikoordinasi secara sama perencanaan dan
Independen) atau komplementer yang dilakukan oleh peramalan penjualan
perusahaan dalam hubungan kolaboratif 2) Kerjasama
dan saling ketergantungan untuk ditetapkan
mencapai hasil bersama atau hasil tunggal berdasarkan kondisi
dalam resiprokasi yang diharapkan terus yang obyektif
menerus (Aderson dan Narus dalam 3) Meningkatkan
Bujang, 2007). hubungan
berkelanjutan
DIPONEGORO JOURNAL OF MANAGEMENT Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013, Halaman 2

(Rahadi, 2012).
Process integration Process integration (integrasi proses) 1) Aktivitas logistik di
(Variabel yaitu mempertimbangkan aspek utamakan
Independen) organisasi yang akan bekerja sama untuk 2) Aktivitas logistik
menciptakan arus yang berkelanjutan dan memiliki integritas
efisien dari bahan dan sumberdaya yang baik
(Miguel dan Brito, 2011). 3) Arus material efektif
(Rahadi, 2012).

Penentuan Populasi dan Sampel Jumlah sampel ditentukan dengan


Populasi dalam penelitian ini adalah menggunakan rumus 15 atau 20 kali variabel
industri kecil dan menengah (IKM) di kota independen (Joseph F. Hair, 1988 dalam
Padang yang bergerak dibidang produksi Mulyanto, 2011). Dalam penelitian ini
olahan makanan yang berjumlah 736 IKM. terdapat 4 variabel bebas, 4 x 20 = 80.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian Berdasarkan perhitungan yang telah
ini mengunakan probability sampling dengan dilakukan, jumlah sampel yang digunakan
metode yang digunakan adalah simple dalam penelitian ini sebanyak 80 responden.
random sampling, yaitu pengambilan anggota Namun untuk mempermudah peneliti, maka
sampel yang dilakukan secara acak tanpa sampel yang di ambil menjadi 100
memperhatikan strata (Sugiyono, 2012). responden. Penentuan jumlah sampel juga
Sampel pada penelitian ini adalah sebagian dilakukan melalui tingkat R² minimum yang
industri kecil dan menengah yang diinginkan. Dalam tabel berikut ini
menghasilkan atau memproduksi makanan digambarkan hubungan sampel, tingkat
olahan khas Padang, Sumatera Barat. signifikansi yang dipilih dan jumlah variabel
independen dalam mendeteksi R².

Tabel 2
Metode Pengambilan Sampel
R² Minimum yang Dapat Diketahui Secara Statistik dengan Satu Nilai.80
Untuk Sejumlah Variabel Bebas dan Ukuran Sampel
Ukuran Tingkat α = 0,01 Tingkat α = 0,05
Sampel Jumlah Variabel Bebas Jumlah Variabel Bebas
2 5 10 20 2 5 10 20
20 45 56 71 NA 39 48 64 NA
50 23 29 36 49 19 23 29 42
100 13 16 20 26 10 12 15 21
250 5 7 8 11 4 5 6 8
500 3 3 4 6 3 4 5 9
1000 1 2 2 3 1 1 2 2
Ket : NA = Not Applicable atau tidak dapat ditetapkan
Sumber : Multivariate Data Analysis (Joseph F. Hair, 1998)

Bentuk analisis regresi berganda dalam


penelitian ini adalah:
Y= α + β1 X1 +β2 X2 + β3 X3 + β4
Tabel di atas menggambarkan tentang X4 +e
pengaruh antara ukuran sampel, pilihan Keterangan:
significance level (α) dan jumlah variabel Y = Kinerja Supply Chain
bebas untuk mengetahui jumlah R² yang Management pada perusahaan (IKM)
signifikan. α = Konstanta
X1 = Information Sharing
Metode Analisis (Pembagian Informasi)
DIPONEGORO JOURNAL OF MANAGEMENT Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013, Halaman 2

X2 = Long Term Relationship seharusnyaa tidak terjadi korelasi di antara


(Hubungan Janka Panjang) variabel independen. Nilai cutoff yang umum
X3 = Cooperation (Kerjasama) dipakai untuk menunjukkan adanya
X4 = Integration Process (Integrasi multikolonieritas adalah nilai Tolerance
Proses) <0,10 atau sama dengan nilai VIF >10
b1 = Koefisien regresi variabel (Ghozali, 2006). Dari hasil perhitungan yang
information sharing dilakukan tidak ada variabel yang memiliki
b2 = Koefisien regresi variabel Long variance inflation factor (VIF) besar dari 10
Term Relationship dan Tolerance kecil dari 0,10. Ini berarti
b3 = Koefisien regresi Cooperation bahwa di dalam penelitian ini tidak terdapat
b4 = Koefisien regresi Integration korelasi antar variabel independen berarti
Process tidak terjadi Multikolonieritas.
e = Standard Error 4. Uji Heterokedastisitas
Bertujuan untuk menguji apakah dalam
HASIL PENELITIAN DAN model regresi terjadi ketidaksamaan variance
PEMBAHASAN dari residual satu pengamatan ke pengamatan
Hasil Analisis Data yang lain (Ghozali, 2006). Dasar
1. Uji Reliabilitas pengambilan keputusannya : (1) Jika ada pola
Menurut Nunnaly dalam Ghozali (2006) tertentu, seperti titik-titik yang ada
reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu membentuk pola tertentu yang teratur
kuesioner yang merupakan indikator dari (bergelombang, melebar kemudian
variabel atau konstruk. Uji reliabilitas pada menyempit), maka mengindikasikan telah
penelitian ini di ukur dengan cara One Shot terjadi heteroskedastisitas. (2) Jika tidak ada
atau pengukuran sekali saja. Suatau pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di
kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y,
jawaban seseorang terhadap pernyataan maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
adalah konsisten atau stabil dari waktu ke
waktu. Suatu variabel dikatakan reliabel jika
memberikan nilai Cronbach Alpha (α) >0,60.
Berdasarkan perhitungan yang telah
dilakukan semua variabel memiliki Cronbach
Alpha (α) >0,60, dengan demikian kuesioner
dalam penelitian ini handal.
2. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk
mengukur sah atau valid tidaknya suatu Dari uji yang dilakukan pada grafik
kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid scatterplot tidak ada pola yang jelas dan
jika pertanyaan pada kuesioner mampu dapat dilihat bahwa titik membentuk pola
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur yang tidak teratur, menyebar di atas dan di
oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2006). Uji bawah angka 0 pada sumbu Y maka dapat
validitas dilakukan dengan membandingkan disimpulkan pada model regresi tidak terjadi
nilai r hitung dengan r tabel dengan mencari heteroskedastisitas.
degree of freedom (df) = n – 2, dalam hal ini 5. Uji normalitas
n adalah jumlah sampel. Jika r hitung > r Uji Normalitas bertujuan untuk menguji
tabel. Dari hasil uji validitas, menunjukkan apakah dalam model regresi, variabel
nilai signifikansi berada di bawah 0,05 dan r pengganggu atau residual memiliki distribusi
hitung dari setiap indikator masing-masing normal (Ghozali, 2006).
variabel lebih besar dibanding dengan nilai r
tabel. Maka seluruh indikator tiap variabel
dikatakan valid.
3. Uji Multikolnieritas
Bertujuan untuk menguji apakah di
dalam model regresi ditemukan adanya
korelasi (hubungan) antar variabel bebas
(independen). Model regresi yang baik
DIPONEGORO JOURNAL OF MANAGEMENT Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013, Halaman 3

Dari uji yang dilakukan, melihat bentuk 6. Uji Regresi Linear Berganda
grafik normal Plot dalam penelitian ini Berdasarkan perhitungan regresi linear
terlihat data menyebar disekitar garis berganda yang dilakukan maka didapat hasi
diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. sebagai berikut :
Maka model regresi memenuhi asumsi
normalitas.
Tabel 3
Uji Regresi Linear Berganda

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Std.
Model B Error Beta T Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) 9.141 3.726 2.454 .016
XT.1 .217 .064 .286 3.375 .001 .959 1.043
XT.2 .159 .051 .258 3.089 .003 .984 1.016
XT.3 .236 .079 .254 3.006 .003 .968 1.033
XT.4 .202 .059 .289 3.445 .001 .978 1.022
a. Dependent Variable: YT
Sumber : Data primer yang diolah, 2013

Dari perhitungan tabel di atas, maka dapat Uji statistik t pada dasarnya
disajikan persamaan regresi yang diperoleh menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
sebagai berikut : variabel penjelas/ independen secara
Y = (0,286) X1 + ( 0,258) X2 + (0,254) X3 individual dalam menerangkan variasi
+ (0,289) X4 variabel dependen Ghozali (2006). Hasil uji t
pada variabel information sharing, long term
Persamaan regresi linear berganda relationship, cooperation, dan process
tersebut menunjukkan semua variabel integration dengan taraf signifikan < 0,005
independen berpengaruh positif dan dari masing-masing variabel dan
signifikan terhadap variabel dependen. menunjukkan hasil yang positif dan
7. Uji Koefisien Determinasi signifikan.
Koefisien determinasi R² digunakan
untuk mengukur seberapa jauh kemampuan 9. Uji Signifikansi Simultan (Uji
model dalam menerangkan variasi variabel statistik F)
depeden. Nilai dari koefisien determinasi Uji statistik F pada dasarnya
adalah antara nol (0) dan satu (1). Nilai R² menunjukkan apakah semua variabel
yang kecil berarti kemampuan variabel- independen (bebas) mempunyai pengaruh
variabel independen dalam menjelaskan secara bersama-sama terhadap variabel
variasi variabel dependen amat terbatas dependen (terikat). Taraf signifikan kecil dari
(Ghozali, 2006). Berdasarkan dari nilai < 0,05 berarti variabel independen
Adjusted R Square diperoleh 0,318 dengan berpengaruh terhadap variabel dependen.
demikian information sharing (X1), long
term relationship (X2), cooperation (X3), Pembahasan
dan process integration (X4) mampu Berdasarkan dari hasil penelitian yang
menjelaskan variasi yang terjadi pada kinerja dilakukan, semua variabel dalam penelitian
supply chain management perusahaan ini information sharing, long term
(variabel dependen/Y) sebesar 31,8%. relationship, cooperation, dan process
8. Uji Signifikan Parameter Individual integration berpengaruh posititf dan
(Uji statistik t) signifikan terhadap penerapan supply chain
management pada kinerja perusahaan. Hal ini
DIPONEGORO JOURNAL OF MANAGEMENT Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013, Halaman 2

mendukung dari data yang di olah dengan ini hanya mampu menjelaskan kinerja supply
menggunakan uji regresi linear berganda, chain management pada perusahaan sebesar
dengan nilai standardized coefficients yang 31,8%.
bernilai positif dan mendukung hasil Untuk meningkatkan kinerja
penelitian yag dilakukan Rahadi (2012) yang perusahaan, perlu adanya strategi supply
menghasilkan kesimpulan bahwa supply chain management yang diterapkan.
chain management berpengaruh positif dan Information sharing, long term relationship,
signifikan terhadap kinerja operasional cooperation, dan process integration
perusahaan. meruapakan bagian dari faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja supply chain
KESIMPULAN management. Maka perusahaan harus
Variabel information sharing, long term memperhatikan kembali information sharing
relationship, cooperation, dan process sebagai dasar dalam pelaksanaan supply
integration berpengaruh positif dan chain management, kemudian long term
signifikan terhadap kinerja supply chain relationship yang dapat memberikan
management pada perusahaan. Process keunggulan competitive pada perusahaan
integration mempunyai nilai signifikansi yang menerapkannya, selanjutnya
yang paling besar, kemudian information cooperation yang merupakan alternative
sharing, selanjutnya long term relationship terbaik dalam melakukan supply chain
dan cooperation. Semua hipotesis diterima management yang optimal, dan process
karena nilai signifikansi di bawah 0,05. Hasil integration sebagai penggabungan semua
koefisien determinasi sebesar 0,318, ini aktivitas yang ada disepanjang supply chain
menunjukkan bahwa kemampuan variabel management perusahaan. Sehingga apabila
independen dalam menjelaskan variabel kesemuanya itu diterapkan pada perusahaan
dependen sebesar 31,8%. dapat meningkatkankan produktivitas, dan
Penelitian ini mendukung penelitian profit perusahaan. Kemudian perlu dilakukan
Rahadi (2012) yang menggunakan ke empat penelitian selanjutnya mengenai pengaruh
variabel di atas sebagai variabel independen. kinerja supply chain management terhadap
Namun dikarenakan berbagai macam hal, perusahaan dengan menambah variabel-
penelitian ini masih memiliki keterbatasan variabel di luar variabel penelitian ini seperti
yang perlu diperhatikan dan diperbaiki, untuk cost (harga), quality (mutu), flexibility
menyempurnakan penelitian yang akan (keleluasaan operasi), delivery (pengiriman).
dilakukan selanjutnya. Dari hasil koefisien Selain itu procurement (perolehan),
determinasi menunjukkan nilai Adjusted R perencanaan produksi, dan return
square yang dihasilkan oleh variabel (pengembalian).
independen yang digunakan dalam penelitian

REFERENSI Hubungan Terhadap Kinerja Rantai


Pasokan”. Skripsi. Semarang: Undip.
Akmal, Yori. 2006. “Analisis Faktor-Faktor Bujang. 2007. “Pengujian Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Produktivitas Yang Mempengaruhi Trust Dan
Tenaga Kerja Industri Kecil Kerupuk Komitmen Dalam Hubungan Antara
Sanjai Di Kota Bukittinggi”. Skripsi. Pemasok Dan Perusahaan”. Jurnal
Bogor : IPB. Optimal. Vol 1, No. 1.
Anatan, Lina. 2008. “Peran Informasi Dan Cempakasari, Diah Arum dan Yoestini. 2003.
Determinan Informsi Dalam “Studi Mengenai Pengembangan
Pengelolaan Rantai Pasok Pada Hubungan Jangka Panjang
Perusahaan Manufaktur Di Perusahaan Dan Pengecer”. Jurnal
Indonesia”. Jurnal Modus. Vol 20, Sains Pemasaran Indonesia. Vol II,
No. 1. No. 1.
Bernard, F Simplus. 2011. “Analisis Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis
Pengaruh Faktor-Faktor Kualitas Multivariate Dengan Program SPSS.
DIPONEGORO JOURNAL OF MANAGEMENT Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013, Halaman 2

Semarang: Badan Penerbit Kepuasan Pelanggan Pada Bengkel


Universitas Diponegoro. Ajisaka Motor Kudus”. Skripsi.
Hamidin, Dini dan Kridanto Surendro. 2010. Semarang: Undip.
“Model Supply Chain Management Pujawan, I Nyoman dan Mahendrawathi ER.
Dalam Perspektif Teknologi ”. 2010. Supply Chain Management.
Seminar dan Call For Paper Munas Edisi 2. Surabaya: Guna Widya.
Aptikom . Rahadi, Dedi Rianto. 2012. “Pengaruh
Heizer, Jay dan Barry Render. 2010. Supply Chain Management Terhadap
Manajemen Operasi. Edisi 9. Jakarta: Kinerja Operasional Perusahaan”.
Salemba Empat. Proceeding Seminar Sistem Produksi
Indrajit, Richardus dan Richardus X.
Djokopranoto. 2002. Konsep Setiawan, Ahmad Ikhwan dan Heri Santosa.
Manajemen Supply Chain. Jakarta : 2006.”Integrasi Supply Chain Pada
PT Gramedia Widiasarana Indonesia. Industri Tekstil: Survei Pada Retailer
Indriani, Niken Kusuma. 2006. “Analisis Dan Grosir Di Jawa Tengah Dan
Pengaruh Kepercayaan Outlet Ritel Jawa Timur”. Jurnal Empirika. Vol
Pada Pemasoknya Untuk Mencapai 19, No.1.
Hubungan Jangka Panjang ”. Tesis. Setiawan, Ahmad Ikhwan dan Reza
Semarang: Magister Program Studi Rahardian. 2005. “Pengaruh Pola
Pasca Sarjana Universitas Integrasi Supply Chain Management
Diponegoro. Terhadap Performa Perusahaan Pada
Irmawati. 2007. “Pengaruh Manajemen Industri Jasa Makanan Di Surakarta”.
Rantai Pasokan Terhada Kinerja Di Jurnal Bisnis & Manajemen. Vol 05,
PTPN VIII Gunung Mas Bogor ”. No.1.
Skripsi. Bogor: IPB Sugiyono. 2012. Metode Penelitian
Lestari, Purbasari Indah. 2009. “Kajian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D.
Supply Chain Management: analisis Bandung: CV. Alfabeta. Triajie,
Relationship Marketing Antara Muhammad Iqbal. 2006. “Sumber-
Peternakan Pemulihan Farm Dengan Sumber Pertumbuhan Industri
Pemasok Dan Pelanggannya”. Pengolahan Makanan Di
Skripsi. Bogor: IPB. Indonesia(Analisis Total Factor
Mayasari, Viona. 2008. “Analisis strategi Productivity)”. Skripsi. Bogor: IPB.
Bersaing Industri Kecil Makanan Triastyti, Rahayu. 2010. ”Customer
Tradisional Khas Kota Pyakumbuh”. Relationship Management : Upaya
Skripsi. Bogor: IPB. Pencapaian Profitabilitas Jangka
Miguel, P.L.S., dan Ledur Brito, L.A. 2011. Panjang”.Jurnal Ekonomi dan
“Supply Chain Management Kewirausahaan. Vol 10, No.2.
measurement and its influence on Yaqoub, M Amak. 2012. “Pengaruh Mediasi
Operational Performance”. Journal kepercayaan Pada Hubungan Antara
of operations and supply chain Kolaborasi Supply Chain Dan
management . Vol 4, No.2. Kinerja Operasi”. Jurnal Manajemen
Mulyanto, Edy. 2011. “Analisis pengaruh & Kewirausahaan. Vol 14, No. 2.
kualitas Pelayanan Terhadap

You might also like