You are on page 1of 9
Kelainan Persendian (Osteoartritis) Sebagai Komplikasi Kronis Diabetes Melitus Tipe II dan Hubunganya dengan Kendali Glukosa Darah Meddy Setiawan * Abstrak Dish Mins DM menpatbos pet gary mle yey meget mcraab dein. Pei nk meget poigatn icin trate DM pe TL Pastor jl are kt ohan scunine fle ce thes Homie DM lb san deamon pete (Oar) Ooi ‘nonpokan panic sch eg mrad prghet petame pony met an ir pede lia Rldey Ont pada pononie DM eng eager dg phage hia ne deh pode pre Psion ni user risk oma Asks ato gn Ouse den aed gibt eth ke pon aes asd Potion i mene dance ried degen ponents rn Pale ok pan DM yop detng he RSL Dt Sal Ansar Mong pins Jeri — Dsmbr 2098 yang bums 128 saps! doe tel seplg mela ne mah Uintah menor ae Dab nt sul lkatan 9 pews Ct Sua dinar ert epongaae 95% 4 = 005, tmckne ble p= BO Da bal at Ch Sg sida dahon Lisanne aniston Cetra gin bdo has dah pada paion Dis Bie tp 1 jong stanton degen esha @) O40 can Oks mt 1.5, Dot peste at elon ke Sa ole gon brnskne etre Aion Oster doa gkse a pas psi Dies Mote eb Kata Kunci: Diets Muitor se St — Ken gies donb - Osi Abstract inks Modine (DU) i 8 cin sir s8i Bums sel proo Ikn af 8 dite eit DD fe Tinos of bis pete i ed roc spain of DM ope TT as voll ef thon tener Ontos ie hea of it shart mh iste et dee fay ad ay tank ter ge Ect of Octawts Dish Soins ain! hn tia with per bed gs ied he mate a the rng Ian se of uae ith Bad gaa conan) om den ls pati! fe he rea ts shure sas dito aith Cner Sie) aon The peal ie aber mls patie’ who son ob De Soli wer Mag dnt joe oiary~ Demi 2005 and hsp as shay 128 ptt sith sey tom, tong> mea! nok To aa te sta! lon ceo de ibs ind Cl Sure sat (8 = 005, sg If 7 <005) (Ci Square tat seme aon ee inde of Ouse wb Bhd gh cone a» br mult pint he I mt with re 0.40 ond se oe 102 he envy dot rio tier sts ith ad gas cme i aber mci pte ph Keyword ¢ Ono « bhad lae oobal - DM spe Ht 4, Pendahuluan diabetes yt: dsipidemia (67%), kelinan saat (514%), i Tedceate plan S00 Sah penida Daher penurunan kemampuen seksval (50.9%), gangavan Netoescrsmlhes 1 eden ens ‘Mbit 539, ate (69), TAC ae -meningksit menjadi lebih dari 20 juta pada 2030, Dara (22.8%), kelainan ginal (5,7%), stroke (1,24), selulis- Badan Kesehatss Danis (WHO) metppedlit jomlah gangren 8%), dan betu kanduog empedu simtomatie dlabetesi di dunia terus melogja hinge mencapai 330 62%) Tokroprawico, 199) jaa jua pada 2025, (WHO, 2003). Pertumnbuhan pendadok lajut usia (wmae >60 tabu) ‘meningkat seeara cepat pada abad 21 ial, Di Indonesia, pprosentase laut usia (asia) pada 1995 mencapal 7.3% Fa iat Mies png banat jumps {Reviana Chistjn, 2003). Deagna meninglatny eng eniggkatn insdensi Diabetes ii akan dus dengan £ arapan hip, jum asia pu akan beetarnbah banyak rerclam tomaraies adn myiasis : Stat Akademik Fokuleas Kedakteran Universit Mubanmadyat Malang Gangguan muskuloskelesal yang muncul peda populasi iabetisi diancaranya adalah osteoucits terutama pada huout, panggul dan tlang belakang; osteoporosis; osteoiis hurat dan panggul; pseudogout; gout, bursts; sendi charcot; diabetic hand syndrome, frozen shoulder dan. kontraktue dupuytren. Osteoartrts merupalan penyakit sendi yang menduduki rangking pertama penyebab ayer clan disabiltas (Ketidskmampuan) pada lansia. Keluhan yang disebabkan penyakit ini sering, menyebabkan penueunan Kealtas hidup penderta Pengendalian kadar glukosa darah merupakan bagian ‘erpenting dalam penatalaksanaan Diabetes Melis tipe IL, Berbagai pencliian ins prospekif acak seperti Din- betes Control and Complication Teal (OCCT) dan UK. Prospective Diabetes Stady (UKPDS) menunjlkan bab pengendalian kedar glukosa normal atau mendekati not ‘mal akan menurankan kejadian komplikai kronis diabe- tes (Wiyono, Mardi 1S, 2004) Meningkatnya jumlah usia kunjuc dan penderita Diabetes Melitus tipe IL akan meningkatkan pula kejadian komplikasi kronik salah satunys Osteosetrids dimana peningkatan insiden Osteoasthsisinisering berhubungan dengan jeleknya pengendalian glukoss darah pendent, Mengingat dampak yang sangat merugikan daci Osteoartiis ini maka penelidi ertarik untuk menelit Ihubungan antata komplikasi kronik pada. persendian (Csteonnsts) dengan kendali glukosa darah pada penderta Diabetes Metitus tipe 1 TTerdapat hubungan antara kejadian Ostcoarteitis dengan keadali glukosa darah pada pasien Diabetes Melius tipe 1, ‘Tojuan umum peneliian ini adalah untuk membuktikan ada tidaknya keterkaitan antara kejacian Osteoartsts dengan kendall glakosa darah pada pasien Diabetes Melitus tipe IT, Tujuan khusus untuk mengerahui prevalensi Osteoartrtis pada pasicn Diabetes Melis tipe Il dan ‘mengetahul pengaruh kendall gickosa darah pada kejadian Oseeoartts Manfiat akademis yang diharapkan dasi penelitian ini adalah memberi masukan untuk pengembangun penelitian lebih lanjuc dan pemahaman konsep Osteoartritis sebagai salah satu komplikasi Diabetes Melitus tipe I. Manat Klinis yang diharapkan dari penelitan ini adalah: 1. Memberikan pengetahuan bagi masyarakat mengenai Osteouttrtis sebagai salah satu komplkasi kronis ppenyakit Diabetes Melitus dan pengarshnya terhadap kendali glakosa darab, 2 Menurunkan disabilitas dan angka kejadian Osteoaruitis pada pasien Diabeses Melitus tipe II yang dapat menyebabkan penurunan kualitas hidup. Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu kelompole penyakie metabolik dengan karekteriaile hipergikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya, Hiperglikemia kronik pada diabetes Derhurbungan dengan kerusakan jangka panjang, disfungsi atau Kegagalan beberapa organ tubuh, terutama mata, aginiel, saraf, janrung dan pembuluh darah (Gustaviani, 2006) DM tipe 11 merupakan 90% dari kasus DM yang dala sikenal sebagai Non Insulin Dependent Diabetes Melitus (SIDDY). Diabetes ini akan menyebabkan penurunan kkemampuan insolin bekeyja di jaingan perifer Glin resistance) dan disfungsi sel beta, sehingga pankreas tidak ‘mampu memproduksi insulin yang cukup untuk ‘mengkompensasi insulin resistance, Kedua hal ini ‘menyebabkan terjadinya defisiensi insulin rela. Gejala minimal dan kegemukan_sering bechubungan dengan kondisi ini yang umamaya terjadi pada usia > 40 tahun, Kadae insulin bisa normal, rendah, maupun tings, schingga penclerita tidak tergantung pada pemberian insu lin Sacks,2001), [DM tipe Il itandai dengan keliinan dalam sektes insulin smaupun dalam kerja insulin, Awaloya teedapat resistensi insulin dasi sel-selsusaran terhadap kerja insolin, Insulin rmula-mula mengjkat divinya kepada reseptor-eseptor permukaan sel retentu, kemudian tradi reaks intraseloler Jang meningkatkan transpor glukosa menembus membran sel. Terdapat Kelainan pada pasien-pasien DM tipe IL dalam pengjcatan insulin dengan reseptor. Keadaan ini dapat discbabkan berkurangnys jumlah tempat reseptor yang responsif insulin pada membran sel, akibatnyateradi Penggabungan abnormal antara kompleks reseptor insu- lin dengan sistem transpor glukosa. DM tipe II biasaaya ‘mulai pada pertengahan umor atau lebih, Pasien has biasanya gemuk. Gejala lebih bertahap dibanding pada DM tipe I dan diagnosis sering dibuat jks individu eanpa ssjala dtermukan mempuayai peningkatan glukosa plasma pada pemeriksaan laboratorium rutin. Dingnosis kinis DM umumnya akan dipikckan bila ada ‘eluhan khas DM berupa polue, polifiga, poliipsi dan penununan berat badan yang tidak dapat dijelaskan scbabnya, Keluhan lan yang mungkin dikemulakan pasien adalah lemah, kesemutan,gatl, mata kabur dan disfungst crcksi pada pra serta pruritus wales pada pasien wants. Pasien dengan keluhan Kas, pemeresaan glukoss daah sewaktu = 200 mg/dl sudah eakup untuk menegakkan diagnosis DM, Hasil pemeriksaan kadar glokosa darah ‘pussa = 126 mg/dl juga digonakan untuk patokan diag rosis DM. ‘Kompliksi kronis terdici dai komplikas! mikeovaskalar dan makrovasklarrata-rata gejala terad 15 sarpai 20 tava setelah terjadi hipergikemia (Foster, 2000) 4. Retinopati diabetic. Retinopati Diabetik. adalab komplikasi DM yang ditaadai peningkatan permeabilitas kapiler yang dibukukan dengan pemerkssan fandoskopi (Foster, 200) [Nefropatidabeti. Nefropati dishenik ddefinisian sebagai sindrom klinis pada pasien diabetes melias yang ditandai dengan albuminuria menetap (300 smg/24 jum atau >200 up/ meni) pada minimal dua fal pemericosan dalam koran wakta 3.6 bulan (Hendrormazton0, 206). 3. Neuropati diabetic. Neuropati diabetik adalah gambacan komplikasi menabon DM yang mengenai sistem syaral Tesexing citemukan adalah newropat pesfes yang berkisaranaza 10% sampai 60% slain ita didapatkan juga neuropati otonom (Waspadj, 200). 4, Penyahie Jantung Korones (2)K). PenyakieJantung Korones adalah peayulit makrovaskular yang bermanifestasi sebagai atrosklerosis yang disebabkan oleh komplikasi DM (habab, 2006). 5, StrokeStoke adalah peayakit sercbrovaskuler yang discbebkan olchsaru dati beberapa proses patologik ‘yang mengcnai pembuluh darah akibat komplikast lronik DM (LPhilip kister, 2000). Penyulit makcovaskulae ini bermanifestasi sebagai aterosiderosis Shahab, 2006). 6, Kali dishetk/gangzene. Kaki Diahetik adalah berkembangaya wlkus pada kaki dan rangle bawah alia infest karena kadar gvkosa yang tinge dan rmerupakan komplizasi krone DM (Foster, 2000) 7. Komplikasi wlng dan send, Komplikasiyengtimbul pda clang dan send aibat kompiksi dai penyakie DM yang meliputi osteoazeits, gout, bursitis, deminezalisasi tang dan kontakt (Karam, Joba HE, Peter H, 2000). Pemantzuan status metabolk pasien diabetes melitus rmerupakan hal yong penting sebagai bagian dari ppengelolaan DM. Pengendalan diabetes yang balk berseti -menjaga kadar alukosa data dalam kisaran normal seperti hhalnya. pasion bukan DM, sehingga tethindar dari hiperpikemia ataupan hipogtikemia, Dengan pengendian clabetes yang baik dharapkan pasien dapat terhindse dast -kormplikasi DM baik yang alt maypoa yang kronik Untuk mencegah progresivitas diabetes besesta -komplikasinya, perlu dilakukan pengendalion kadar gula darah secara ketat (ight diabetes conteo), Pemantuuan dapie diskukan mela empat parameter pemerikssan Ikboratorium, yaitu Hba\, ghukosa dara, tckanan darch and albuminuria. Kadae gu daeah merupakan salah sata fakcor yang harus dikendalikan, Pemerikstan sexdaknya sekali sebuian, Kriteriabaik menurut onsensus Peskeni, slukosa darah puasa 80-100 mg/dl, glukosa darah dua jam serelah makan 80-144 mg/dl Socgondo, 2002) (Osteoartitis (OA) merupakan penyakit sendi yang ditandat dengan menipisnya rawan send secara progresif,disetat dengan pembentukan wwlang bara pada trabelule suubkondal dan terbentuknya rswan sendi dan culang baru padi tepi seni (ostenfit). Secaa histopatologik proses OA ditandai dengan menipisnya sawan sendt disertal pertembuhan dan remodeling tulang disckitarnja. (bony overgrowth) dilkuti dengan ateofi dan destruksi culang disekitarnya (Isbagio, 2007), (OA terbentuk pada dus keadaa: (2) sifie biomaterial lartiago send dan lang subkondsal normal, tetapi terjadi beban berlebinan terhadap sendi sehingge jacingan susak; atau (2) beban yang ada secatn Gsiologis nocmal, tempi sifae baban karulago atau clang kucang bulk, Walaupun kartlago sendi sangae sesisten teshadap pengausin di bawah keadaan osilasi berulang, beben tumbukan berulang cepat menimbulkan kegagdlan sendi 2 Gage $ Deantioner tae Mm fete Gambar 1. Perubahan sendi pada Osteoartritis Diabetes melitus akan menyebabkan terjadinya berbagai omplikasi kronik ja dibiarkan tidak dikelola deagen ball, baik mileroangiopati maupun maksoangiopat. Fakror- faktor yang berpengaruh pada tingkar Kejadian kelainan rmikrovaskular (pembuluh darah subkondkal) antara Iain: hipergikemia (lamanya dan kendalinya), tckanan darah, egemukan, jenis kelamin, umur (Waspadji, 200) Proses komplikasi texsebut melalui beberapa jalur Diokimiawi seperti jalur reduktase aldose, jalur stres oksidatif sitoplasmil, jalur protein kiaase C dan tecbencukaya spesies gloss lanjur inuaselaler (Waspadi, 2006). a, Jalur Reduktase Aldosa Pada jalur reduktase aldosa ini, oleh enzim redukease aldosa, dengan adanya koenzim NADPH, glukosa alean divbsh menjadi sorbitol. Kemudian oleh sorbitol dehidvogenase dengun memanfuatkan nikotiamid adenine digukleotids terolesidasi (NAD+), sorbitol akan dioksidast menjadi frktoss. Sorbitol dan feaitosa keduanya tidale terfosforilas, tetapi bersifar sangat hidrofiik, schinges lamban penetessinya melalsi membesn lipid bilayer. Alcbaenya terjadi akumlasi poliol intrasctles, dan sel scan kembang, bengeseakibat masulznya air ke dalam sel Ikarena proses osmotik. Sebagai akibar lan terscbut, akan terjadi pula imbalans ionik dan imbalans metabolit yang secara kesclueuhan akan mengakibatkan terjadiaya Ikerusakan se terkit Aktivasi jalur poliol akan menyebabian meningkstnya tun over NADPH, dilaii dengan menurunnya rasio NADPH sitosol bebas terhadap NADP*. Rasio sitosol NADPH terhadap NADP+ ini sangat penting dan krtksl untuk fangsi pembuluh datah. Menurannya rasio NADPH sitosol tethadap NADP+ ini dikenal sebagai keadaan pseudohipoksia. Hal ini yang pencing pula adalah Dbahwa sitosolik NADPH juga sangat penting dan dipeslukan orale proses defens antioksidans. Glezation reduktase juga memedalcan sirosolie NADPH untale enewelisaian berbagal oktidans intaseluler Menutunaya rasio NADPH tethadap NADP+ dengan, demikian, menyebabkan terjadinya stress oksidati yang lebih beset. Terjadinga hiperglksolia (giperglikemia inteaseluler) melalui jalur sozbitol ini juge memberikan peagimh paca beberapa jalur metabolik lain seperti ‘erjadinya glest nonenzimadke inteaseluler dan alsivasi protein kinase C (Waspadli, 2006). b, Jalur pembentukan produk akhir glikasi lanjut Proses glikasi protein nonenzimatik terjdi balk intra _maupun ekstraseluler. Proses glikasi ini dipercepat oleh adanya stress oksidacif yang meningkat akibat berbagni keadaan dan juga oleh peningkatan aldosa, Modiikasi protein oleh Karena proses plikas ini akan menyebsbkan terjadinga perubahan pada jaringan den perubahan pada sifu sel melalui terjadinya cross linking protein yang tenglikosils!terscbut, Persbahan ini akan menyebabkan perubalian Fangs! sol secats langsung dapat juga secara tidak Iangsung melalui peeubahen pengenslan oleh :eseptomnya atau perubahan pada tempat pengendlanaya sends Waspaeji, 2006), ¢. Jalur protein kinase Hipergikemia intsciler(hipergisolia) akan menyebabkan ‘meningkatnya diaslgliserol (DAG) inweaselules, dan kemudian selanjutnya peningiatan protein kinase C, terutama PKC Beta, Perubahan tersebut kemudian alan bempengarub pada sel endatel. Peningleatan PKC akan menyebabkan proliferasi sel otot polos dan juga menyebabkan terbentuknya sitokin serta berbagai faktor pestumbuhan seperi TGF-8 dan VEGF. Protein kinase ‘Cjnga akan beepengarah menurunkan aktivitas Abrinolisis (Waspadii, 2006). d. Jalur stress oksidatif Peningkatan stress oksidatif akan menyebabkan terjadiny ppeningkatan proses glikasi procein yang keerudian beclanjut dengan meningkstaya produk plikasi lanjut. Peningkatan steess olsidasf pada giliranaya akan menyebabken peagaruh langsung maupun sidak langsung techadep sel endotel pembuluh darah yain dengan cerjadinys petolsidasi membran lipid, aluivasi fakeor cransteipst (NF-L), peningkatan oksidasi LDL dan kemudian jugs pembeatukan produk gli lanjut ‘Berbagsijlur biokizniawi terschuralthimya menyebabkan resjadinya disfangsi endotel, mengganggu dan mengubal sifit berbagsi procein pening dan kemudian akan memacu terbentuknya sitokin proinflamasi serta falvor pertumbuhun seperti Transforming Groweh Factor-8 (EGF-A), vascular endothelial growth factor (VEGR), insulinelike growth factor 1 (IGF-1), basic ibroblast growth factor (bFGF), Salah sata sitokia proinflamast oat yang mampa menginduksi kondeosit dan sel-scl sisovial untuk mensintesis MMP adalah intetleukin-1 L-1) (Waspadi, 2006), IL-1 menekan sinvetis kolagen tipe If dan proteoglian, dan_menghambar transformasi factor ® pertumbuhan yang disimulasi prolferasi kondrosit. Selain iow IL-1 juga mendorong produlksi Nitric Oxide (NO), dimana efek NO tethadap koadcosit meliputi: inhibisi produls! Kolagen dan proteogilian, altivasi metlloproteinase, smeningkatkan Kepekzan trauma oksidan lain (H202), menutuakan ekspresi IL-1 reseptor ancagonis, inhibist polimerisasi atin dan sinyal IL-1 integrin, apoptosis. IL 1 bukan hanya secare aktif meninglestkan degradasi Ikardlago, eetapi juga menckan upaya-upaja perbaikan. Faktor-faktor pertambuhan secara lokal diprodulesi i kkertilago dan sinoviam, serta kemungkinon besar berkontsibusi pada remodeling karilago lokal dengen ‘menstimulasi sintesis kolagen den pro:eoglian dati awal. ‘Transforming Growth Factor 8 (TGE-D) memberi cii terbaik, dan paling manjur untuk faktor-faktor pertumbuhan kondrosit, Bukan hanya TGF-6 menstitnulasi sintesis matrix mulsi das awal, tapi jugs smeaettalian degracas! lartlago, dengin menurunkan pengaturan espeesi resepror IL-1 dengan meningkatkan penglepasea antagonis reseptor IL-1 dan eksprest TIMP Faltor pertumbuhan mirip insulin Gnsuline like growth factot/IGF-1) dan fakvor perumbuban fibroblast dasar (basic fibroblast growth facior/b-FGF) juga hadi pada. kanlago osteonrtricis, don kemungkinan besar member! kontribusi pedo upsyaupaya reparadf, walaa degeedasi pada eshirnya melampeui perbaikan pada kartilago ostacartstis Timbulaya remodeling yang mendorong terbentubnya osteofit, yang disertal adanya degradasi_kartilago ‘merupakan tanda-tanda terbentuknya osteoartitis pada sendi (Anonymnocs, 2045). 2. Metode Penel Rancangan penelitian ‘Raneangat peneltian yang dipergunakan dalam pencligan inj adalah analitie observasional dengan pendekatan secara c10ss sectional Populasi dan sampel Populasi penetitian ini adalah pasien DM yang datang ke RSU Dr, Saiful Anwar Malang bagian Tlmu Penyakit ‘Dalam petiode Janwati - Desember 2006 untuk menjalant ppengobaten Lanjetan atau kontrol Kesehatan Sampel penctiian ini adalah pasien DM dipe TL yang menjalani pengobatan lanjuran atau konxol Kesehatan, Kriteria inklusi: = = Pasien DM tipe Il tersebut di stas yang melalcakaa pengobatan lanjuran atau konwol kescbatan. = Pasien DM tipe II perempuan, ~ Posie DM spe IT yang berumur 40-60 tabua, = Pasien DM tipe II dengan obesitas. = Pasien DM ipe Il yang menderita DM = 15 tahun, Kriteria ekslusi: Pasien DM tipe I Teknik pemilihan sampel Teknik pengambilon sampel menggunakan metode total sampling. Lokasi dan waktu Lokasi penclitian ini adalah di RSU Dr. Saiful Anwar Malang \Walau pelaksansan peneltan adalah pads bulan Agustus- september 2007 Varlabel bebas Variabel bebas yang digunakan dalam penelitan in adaleh leendali ylukosa darah pada pasien DM spe Tl Variabel tergantung ‘Variabel tergantang dalam penclitian ini adalah kejadian Osteoartitis. Defini 1 operasional Ostcoarstis adalah penyabitsendi yang larakteristk dengan menipisnya saan send secata propeesif, Giserai dengan pembeowkaa twang bicw pada ttabekua subkondal dan weebentuknya rawan send dan talang bam pad tepi sendi (osteofit) (latry Isbagio, 2007). Prdileksi Ostecartiisterdapat pads sendi-senci tertenta antara lain carpometzcarpal I, metatarsophalengeal I, sendi apofiseal tulang belakang, Iutut (Genu, paka, sku, pergelangan ‘angen, lenohumeral, dan pergelangan kaki GJoewono Sozroso ak, 2006), Diabetes Melitustipe If adalah DM yang ditandat enurunan kemampuan insulin yang bekerja di jatingan perfer (insulin resistance) den disfangsi set beta. Biasanya paca urmar > 40 tahon Schteingest, Davia E, 2005) Kendali giokose darah adalah useha menjaya agar fadar glokosa dara dalam kisatan normal seperti Iralnya pasen bukan DM (Sedartawan Soe, 2000) ‘Kendali glokosa darah baik adalah giokosa darah ppoasa Deskisar antara 89-100 mg/dl dan gfukosa Gacth 2 jam setelah makan antara 80-144 mg/dl Cerken, 2006) ‘Kendall gluosa darah sedang adalah giokosa darah puasa betkisar aniara 100125 mg/dl dan. glukosa dlatah 2 jam setclah maken antara 145-179 mg/dl Perk, 2006). ‘Kendal glukosa dara burs adalah ghukosa darah ppuasa = 126 mg/l dan glakosa derah 2 jam setelah ‘makan = 180 mg/l (Peskeni, 2006). Dalam penelian ini, pasien yang temmasuk dalam kategor! kendali _gakosa dara secang dimasuskan ke dalam kategori Keendati glakose darah buruk, Penelitan ini juga hanya mempetgonakan rata-ata glokosa darth pussa dalam secon ‘Obesitas adalah kelompok status giz seseorang yang dlitentaan menurut BMI (Body Mass Indes) dimana BMLanga sebesar = 25 Berat Badan (kg) BMI (Bady Mess bndes) = [Tinggi Badancre)]2 (WHO WPR/IASO/IOTF dalam The Asi-Parfc Perspect: Redefining Obesity and I's Treatment 2000), Instrumen penelitian Instrumen yang digunakan adalah catatan Reka Medile pesien DM spe I yang melakukan pemeriksaan di bagian ilu penyakie dalam RSU Dr. Saifol Anwar Malang Periode Januadi ~ Desember 2006. Teknik pengumpulan data Data diperolch dasi data selcander yaite Rekam Medi pasicn DM tipe Il yang melakukan pemerikssan di bagian lima penyakit dalam RSU Dr. Saiful Anwat Malang Periode Januari - Desember 2006, Analisa data ‘Data ytag telah diperoleh dari hasil cekam medi dianalisa dengan menggunakan statistik deskripif dan disajikan dalam bentuk ‘abel freknensi distiibusi. Keterkaitan antacs kejadiaa osteoastrtis dengan kendaliglokosa darah pada pasien DM tipe IT dicati melalui ji statisti Chi Square dengan erat kepercayzan 95 %, a = 0.05, bermakna bila p< 0.05 dengan menggunakan program SPSS for win- dows versi 1.00 dan disajkan dalam bentuk abel 3, Hasil dan pembahasan Deskripsi sampel Berdasatkan hasl penctitian dai data rekam medik pada pasien DM Tipe Il yang datang ke RSU De Saiful Anwar ‘Malang bagian lima Penyakit Dalam periode Januati- Desember 2006 uatuk menjalani pengobatan lanjutan au kontzol Kesehatan, didapatkan sebanyak 128 orang pisien yang memenubi krteriainklusi dengan diagnosa Kins DM spe UL, baik yang mendesia osteoartsiis rmaupun tidak, dengan kendai glukosa dasah baru seaupun baik, Beberap litera inklsi di ous diantaaaya adalsh wmor pendesta DM, jenis kelamin, BMI (Body ‘Mass Index), dar lama mendesta DM, dimanaselurubaya diseragamkan untak menyingkirkan vasabel-varabel yang dapat menjadi perancn dalam penelitan. Hasil pengukuran Kendall Glukosa Darah (KGD) pada penderita DM Menurat data rekam medik hasil penguluran kendal sglukoss darah pada penderita DM tipe II di RSU Dr, Saifal Anwar Malang bagian Ilmu Penyakic Dalam ‘menunjukkan kendali glukosa darah seperti dalam tabel Derkeut: ‘Tabel 1, Kendall Glukosa Darah Pada Penderite DM. ‘Tabel 2, Distibusi Osteoartrtis Pada Penderita DME Tipe It Kerangka Konsep Tada RCD Gamat | Rosen — ok 2 75 ae er a 3 242 ——_—= Juni 8 100 Tress. | Tee Sombra pine yg dah a Berdasarkan pade Tabel 1 didapatkan bahwa kendali sGukosa dara yang bur berumlah 97 orang stu 75.8%, Sedanglan pendetta DM tipe Ll dengan kendali glakors motaa —s daca bai sebesar 31 orang atau 2427 Rata «ta kendall ane skosa darah par pendenta DM Tipe I scbesar 1244 r Hasil pemeriksaan osteoartritis para penderita Ger) DM tipe II i Berdateckan dats ran medik asl pengukorankendal i. glulosa dasah pads pendetta DM tipe il di RSU De & Rlenen en ioy + Saifel Anwar Malang bagian Unmu Peayakit Dalam z co] tenunjukkan steoarrde seperti dalam tabel beskar ee Kererangan: (= Vang ditelii = Yang tidak ditt Tipe ‘Onooarsite | __ Frekvenst Perseaase 0%) Onecare) 2 2a Oneouuis as 2 Jeon 128 100 Sumter Dee pine yang dobh ‘Berdasarkan pada Tabel 2 didapatkan bahwa penderita DM Tipe II yang memiliki osteoarrtis negaifberjuenlah 42 orang atiu 32.8%, sedangkan penderita DM Spe IL dengan osteoaetitis positifsebesar 85 orang atau 67.2%. ‘Berdaserkan hasil pemeriksaan osteoattsitis dan kendali slukosa darah dati setiap penderite DM tipe II dapat dlikelorpoklkan menjadi empat kelompok sebagai beset: ‘Tabel 3, Distaibusi Kelompok Hasil Pemeriksaan Osteoartetis dan Kenéati Glukosa Darah (KGD) [ ‘Kempo | _ Reine Tecan Cees RGD 6 2% Omens (KG = 250 Que KED be w Tat ‘ha cy 7 Surber Dat painer ven deh Berdaserkan pad Tabel 3. dapst diketahui bahwa pasien DM Tipe If paling banyak mendesiaosteoartrts (OA +) dengan kendall glikosa darah buruk yaitu sebesar 65 ‘orang atau 50.78%, Sedangan pasien yang tidak menderita costeoartcitis (OA -) dengan kendall plakosa darah buruk sebanyak 32 ozang atau 25%, Hasil analisa data dengan menggunakan Uji Chi Square (2) ‘Tabel 4. Tabulasi silang antara Osteoartrtis dengan, endl glakosa darah [ al a ‘oon FORE = = a tear I aa emer easEs Samer Dat pic png dh dengan SPS aca Tabel 4 diatas veibat babwa daci 128 orang terbagi menjadi empat golongan Pasien dengan Kendal glukosa darah buruk tunpa diserst ‘cseeoartssebanyak 32 orang atau 25.0% dan yang diserst cosmeoumtits sebanjak 65 orang atau 508%, Sedangkean pasien yang mempanysi kendall glukosa darah baie tenpa dseril osteouctrits sebenyak 10 orang atau 7,8Y% dan yang ixerul osteoartrtis sebanyak 2{ orang atau 16,4. Berdasarkan pada hasil uji chi square menunjuklean ist signifikansi (p) keduanya sebesar 0.940 yang lebih besar lari alpha (2) 0,05, Selanjusnya dari hasil analisis juga dliperolch nilai Odes aatio sebesss 1. Pals peneltan in indikator yang diambil untae menentukan, bik buruiaya kendali glukosa darah pada pasien DM tipe TT menggunaian tatastata Glukosa Daca Pusss (GDP) dslam periode sate tahun. Hal inj dikarenalan GDP lebih <éapat menusjuklean metabolsme kasel seseorang termnasule pada pasien DM cipe Il disipada menggunskan rata-ata ‘Glukoss Darah 2 jam setelah malean, Pada penelitian didapatkan pasien DM dengan kendli glukosa darah buruk yang diunjakkan dengan GDP 100 mp/al yaita sebanysk 97 orang (75,8%). Menurut asumsi peneli, banyalenya pasien DM deagen GDP burule ini mungkin disebabkan karena ketdaktaitan pasien dalam ‘menjalankan cerapi DM antara lain det DM den ketidaktaatan pasien dalam mengkonsumsi obat. Kesdaan ini juga dapar disebabkan kurangnya informesi yang diperofeh pasien tentang penyakit DM. Berdacathan pada has uj dh square menunjulkan ali siguiflani (p) keduanys sebesst 0.940 yang lebih besar dat alphe (@ 0,05 yang berar bahwa tide ads hubungan yang signifikan (bermakna) antaca kejadian osteoatitis Gengan kendall glukosa darsh pada pasien DM tipe Selanjumya desi sil analisis juga ipewolehailel Odds Ratio sehesar 1,034 yang herari pasicn DM Tipe Ul dengan Kenéel glukoss darah burok mempuayai rsiko 1,054 hall mengalant osteouetrtisdibandingkan dengan pasion DM Tipe I dengan keodal glukosa darah balk. Hal ini mengindikasikas baba pasiea DM Tipe dengan Kendal glakosa darah buruk maupun baik mempunyai peluang yang hampi sama unt meadesca osteoatis ‘Kesimpulan has ji Chi Square rersebut yi tidak ada Ihubungan yang bermakna antam kejadian osteoxceis dengan kesdal giokose datsh pada pasien DM ripe T. Hosil penelitian ini tidak semuai dengan apa yang diungkapkan oleh Kalin (2000), dimana disebutlean bahwa Gi samping faktor meksnis yang berperan (karen ‘meningkatnya beban mekanis),diduga terdspat faktor bain (metabolik) yang berpersn terhadap timbulaya penyakit osteoartrits antara lain penyakit Giaetes metizus (DM) arena ostooarsits tidak hanya menyerang send penyngg brat baddan akan tetapi dapat menyerang sendi-sendl yang Jain yaitu eaxpometacarpal I, mezatarsophalangeal I dan send sternoklavikula, ‘Mengenai basi statistik di atss, penulis menatik beberapa sours diantaranys: 4, Kelemahan metode penelitian Hasil palsu Hosi pals di sini bran has pemerkssan yang didapatkan pls atau tidak sebenaeaya, dalam bal ini yaim pasien dengan hast pemessaan Kenda glukose darah bail. Keadsan ini mungkin disebablan ketidakeabuan peacliti tentang kerutinan pasien dalam mengkonsumsi bat setiap hacinya sehingga pasien DM yang menderta osteoattstis dengan kendali glukosa darah baik, tidak menutup kemungkinan disebabkan oleh karena pasien sebelum Kontrol meminum Obat Anti Diabetik (OAD) tericbib ddahulu padahal sebelumnya pasien tidal: rutin meminum obit. Di mana sepert telah dikemukakan oleh Soegenda (2002), biasanya menjelang kontrol ke dokter, pasien| ‘mengstur pola makan, melakukan olahraga dan rajin ‘minum obst sehinggn saat diperksa kadar gula darah ‘membailt (Soegondo, 2002). Frekuensi kontrol tidak teratur Data penelitian didapatkan bahwa sebagian besar pasien DM tidak melzkukan kontrol glukosa darah setiap bulnaya, Menurut Soegondo (2002), pemantauan terhadap kendall glukosa darah seddakya dilakukan setiap Dulan. Ketidakteraturan pasien dalam melakukan konteol kadar glukose darah tersebut dapat menyebabkan pemantauan kendall glulcosa darah kurang optimal. Parameter kendali glukosa darah kurang optimal Pemeriksiaa glukos davah poasn bulkan merupaksn pemeriksaan terbaik untuk mengetabui bale bursleya Kendal glukosa darah pada pasien DM. Pemosksasn yang menjadi tolak ukue paling tepat dalam pengendalisn die betes malitus adalah dengan pemerksaaa HbAIC. Bila leadar glakosa darah berida dalam kissran aormal selama 23 bulan tccathis, make basil tes HbAle akan rmenunjutkin nila normal, Biasanja menjelang kontrol ke dokeee, pasien mengatur pola makin, melakukan olabsaga dan rajin minum obat sebingga saat diperiksa ‘kadar gu daeab mombaik. Nomus, jen dae gla daze yng tinggi rerekam dalam HbA. Usia sel darsh mera rate-rata 120 hati, sehingga HbA mensnjaldean kadar ola darah atacrts das sampel tiga bulan sebelamaya Schinggeapabil pasien hurang trator dalam mnenjalankan kontrol glukosa darsh maka parsineter Kendal, glokosa arch puasa oi lang tepat dipakal, Narn pemeksaan HbAle ini belum popolee dilakukan €i Indonesia Goegordo, 2002). Kelemahan metode penelitian Has pencltian menonjukkan baba schagian besar pasien memilki kendaligheosa darsh bur, bale pada pasien yang disertai osteoatetis maupun tidal (75,8) ‘Asumsi penelit, al ini Remangkinan disebaban oleh larena peaelitan ini dilakssnakan secara wltua dalata sara wakte tertenta yaira éélam periode tahun 2006 Sehingen ada beberapa kemungkinan mengenai sampel yang dipeeguaakan snita pasien dengan osteoarttis (#) telah menderita osteoartrtis sebelum menderita DM (mempunyai siwayat osteoartrts) atau memang pasien tersebut baru di diagnosa menderta osteoattiis setelah ‘menderita DM cukup lama. Dalam hal ini, bila pasien telab mempunyai rsvayat osteoartitis sehelum menderita DM maka meskipun kendali glukosa darshnya baik ataupun buruk tetap tidak berpengaruh terhadap kejadian dosteoartitis sehingge juga dapat memunculkan hasi false positive dalam penelitan. 4. Kesimpulan Berdasatkan hail penelian dapat lar kesimpulan sebagai betikut 1. Tidak ada Keteskaitan antara hejdian osteoants dengan kendal lukosa datah pada pasien dabetes ielitus dpe U 2 Prevalens osteoannis pad pasien diabetes melitas tipe I dengan karakteristle usia 40.60 tahun, perempua, obesitas dan lama menderita diabetes rclits lebih dati sama dengan 15 than adalah Daftar Pustaka: Ameccan Dishetes Association (ADA). 2001, Musculosk- etal Complication of Diabetes Melis. (htip:// clinical. diabevesjournals.orz/egi/eontent/ Fall) Anonymous, 2005. Ketika Jati Mulai Saki. Semijurnal Farmasi & Kecoktersn, Bihical Digest No, 18 tahun {IL Agustus 2005, Jakarea Anonymous, 2007 (http://wnrwemedicastorecom) Brande, Kenneth D. 1995, Peinsip-Pinsip mu Penyalie Dalam Hazeison: Osteonstriis, Jakarta: EGC Departmen Kesehatan RT. 2005 (htp://wwsuarakarye ‘line.com/news html) Foster, Daniel W200, Prinsip-Prinsip mu Penyakit Dalam Harrison: Diabetes Melitus. Jakarta: EGC Gustavia, Reno, 2006, Buku Ajar ma Penyakit Dalam Jilid IT Felis IV: Diagnosis dan Klasifkasi DM, Jakarta: Balai Penerbit FKUI Hendromantono. 2006. Buku Ajar Lime Penyakit Dalam Jil I: Nefopati Diabetik. Jakarta: Balai Penerbit FKUL

You might also like