You are on page 1of 10

The Journal Of Muhammadiyah Medical Laboratory Technologist

Vol.3 No.2, November2020


p-ISSN: 2597-3681 e-ISSN:2614-2805

Penetapan Kadar Vitamin B1 Pada Genjer (Limnocharis flava) Dengan


Pengukusan Menggunakan Spektrofotometer UV-VIS

Previta Zeisar Rahmawati1, Dewi Cholimatus Sa’diyah2


1,2)
Prodi D3 TLM STIKes Maharani Malang
Correspondence to: previta.zr@gmail.com

ABSTRACT
Tanggal Submit: Genjer (Limnocharis flava) is a daily consumable plant
5 Mei 2020 that often used as vegetable by wide society. It known have
completed nutritional content such as protein, carbohydrate,
Tanggal Review:
mineral and vitamin. Genjer also known as good source of B1
5 Oktober 2020
vitamin. The purpose of this study was to identify B1 vitamin
Tanggal Publish level of fresh and steamed genjer plant. Genjer plant were
Online: steamed for 2 minutes and 4 minutes. We also want to examine
10 Desember 2020 the best steamed time for the plant towards B1 vitamin level.
Determination of genjer B1 vitamin level wa used UV-Vis
Spectrofotometry at 511 nm, and thiamine was used as the
standart solution. The study shown that B1 vitamin level were
o,121 mg/100 g, 0,035 mg/100 g and 0,027 mg/100 g in fresh,
2 minutes steamed and 4 minutes steamed genjer plants
respectively. We were done a quantitatively analysis of
collected data to describe B1 vitamin level in treated genjer
plants. The result showed that the longer of steamed period
will reduce more of B1 vitamin level at genjer plants. We
suggested that B1 vitamin more soluble in water and
processing technique related with water have an effect towards
B1 vitamin level, and 2 minutes steaming reduce less of B1
Vitamin compared to 4 minutes steaming.

Keywords: Genjer (limnocharis flava), Analysis of Vitamin B1 Levels, UV-Vis


Spectrophotometer

PENDAHULUAN jika genjer tersebut tumbuh di daerah


Genjer (Limnocharis flava) persawahan. Akan tetapi genjer
yang juga bisa disebut dengan istilah memiliki beberapa manfaat, yaitu dapat
yellow velvetleaf atau sawah-lettuce, digunakan sebagai bahan dalam proses
merupakan tanaman liar yang terdapat penyerapan logam berat yang terdapat
di area persawahan, sungai atau rawa- pada tanah, sebagai fitoremediasi yang
rawa. Sebagian besar masyarakat dapat menurunkan nilai BOD dalam
beranggapan tanaman genjer dianggap limbah (Thuraidah, dkk 2016) dan
sebagai gulma karena sifatnya yang dapat juga digunakan sebagai obat
tumbuh liar dan sangat mengganggu karena genjer memiliki banyak

1
Rahmawati, P. Z. dan Sa’diyah, D. C. 2020. Penetapan Kadar Vitamin B1 Pada Genjer (Limnocharis
flava) Dengan Pengukusan Menggunakan Spektrofotometer UV-VIS. Surabaya : The Journal of
Muhamadiyah Medical Laboratory Technologist. Vol: 3, No.2 (1-10).
The Journal Of Muhammadiyah Medical Laboratory Technologist
Vol.3 No.2, November2020
p-ISSN: 2597-3681 e-ISSN:2614-2805

kandungan nutrisi (Chaidir dkk., 2016). mengatasi ganguan metabolik.


karena tanaman genjer juga memiliki Defisiensi Vitamin B1 menyebabkan
kelebihan dengan banyaknya berbagai macam gejala kardiovaskular
kandungan gizi di dalamnya, genjer dan gejala neurologis (Fauziah dkk.,
dapat digolongkan sebagai sayuran. 2016). Tiamin tidak tersimpan dalam
Tanaman genjer dikonsumsi oleh tubuh dan jika terdapat kelebihan
sebagian besar masyarakat Indonesia tiamin dalam tubuh maka akan segera
sebagai sayuran pendamping yang dikeluarkan melalui urin. Oleh karena
dikonsumsi sehari-hari. itu, sangat penting menjaga kebutuhan
Tanaman genjer memiliki akan vitamin B1 dalam tubuh, salah
kandungan gizi dan nutrisi makanan satu cara yaitu dengan mengkonsumsi
yang cukup lengkap, seperti berbagai sumber makanan yang
karbohidrat, protein, mineral, dan mengandung tiamin. Tiamin memiliki
vitamin. Sumber vitamin yang ciri yaitu mudah terurai pada suhu
terkandung dalam genjer adalah tinggi. Oleh karena itu, dalam proses
vitamin B1 (Tiamin). Angka kebutuhan pengolahan genjer perlu diperhatikan
tiamin pada orang dewasa berkisar agar kandungan tiamin tidak banyak
antara 0,7-1,1 mg perhari (AKG, 2013). yang terurai (Lean, 2013).
Bentuk murni dari vitamin B1 adalah Selain itu karakteristik tiamin
Tiamin hidroklorida, yang merupakan yaitu merupakan senyawa yang
vitamin larut air. Vitamin B1 memiliki memiliki sifat kurang stabil. Stabilitas
peran penting dalam metabolisme lipida tiamin dapat dipengaruhi oleh suhu, pH
dan karbohidrat yaitu untuk dan juga cara pengolahan. Faktor
pembentukan energi serta produksi penting yang berpengaruh terhadap
neurotransmitter. Pada makanan, tiamin kadar tiamin dan hilangnya kandungan
ditemukan dalam bentuk senyawa tiamin dalam sayuran/bahan pangan
kompleks yaitu kompleks protein- adalah pada saat proses pencucian
fosfat. (Fauziah dkk., 2016). (Fauziah, dkk., 2016). Tanaman genjer
Fungsi utama tiamin yaitu yang akan dimasak terlebih dahulu pada
untuk mengatasi gangguan saraf otot umumnya dilakukan proses pencucian,
seperti nyeri dan rematik, serta dapat proses pencucian dapat menyebabkan
mengobati seseorang yang mengalami turunnya kandungan vitamin B1 yang
defisiensi vitamin B1 seperti penyakit mana vitamin B1 memiliki sifat mudah
beri - beri, tubuh lelah, palpitasi larut dalam air (Lean, 2013).
(jantung berdebar) dan juga dapat

2
Rahmawati, P. Z. dan Sa’diyah, D. C. 2020. Penetapan Kadar Vitamin B1 Pada Genjer (Limnocharis
flava) Dengan Pengukusan Menggunakan Spektrofotometer UV-VIS. Surabaya : The Journal of
Muhamadiyah Medical Laboratory Technologist. Vol: 3, No.2 (1-10).
The Journal Of Muhammadiyah Medical Laboratory Technologist
Vol.3 No.2, November2020
p-ISSN: 2597-3681 e-ISSN:2614-2805

Dalam pengolahan bahan METODE PENELITIAN


pangan dengan menggunakan suhu Alat dan Bahan
tinggi, cahaya, dan oksigen dapat Alat-alat yang digunakan adalah
menyebabkan hilangnya sebagian besar spektrofotometri UV-Vis (Shimadzu
zat gizi terhadap makanan tersebut. UV-1700), Timbangan analitik,
Salah satu proses pemasakan dan erlenmeyer, pengaduk, pipet tetes, labu
pengolahan genjer yang paling sering ukur, corong, gelas ukur, gelas beker,
dilakukan adalah pengukusan. blender, kertas saring wahtman, kaca
Pengolahan genjer dengan cara dikukus arloji, tisue, spatel.
memiliki keunggulan yaitu dapat Bahan-bahan yang digunakan
meminimalkan penurunan kandungan yaitu, tanaman genjer yang diambil di
zat gizi pada genjer. Sedangkan bila persawahan Desa Tegalgondo,
pengolahan dan pemasakan genjer Kecamatan Karangploso Kota Malang,
dilakukan dengan cara perebusan dan standar Tiamin, akuades, polivinil
penumisan kadar zat gizi dalam genjer alkohol, larutan buffer amonia, indikator
cenderung lebih banyak menurun. bromtimol biru 0,05%
Besarnya penurunan kadar zat gizi Preparasi Sampel Genjer
makanan pada proses pengkukusan Sampel tanaman Genjer segar
bergantung dari cara mengukus dan dipotong menjadi ukuran yang kecil-
jenis makanan yang dikukus (Lean, kecil dengan menggunakan pisau,
2013). kemudian dicuci menggunakan air
Penelitian ini memiliki tujuan bersih, dan ditiriskan. Ditimbang
yaitu untuk mengetahui dan masing-masing 100 gram daun dan
mengidentifikasi kadar vitamin B1 pada batang genjer untuk sampel eksperimen
tanaman genjer segar dan pada tanaman dan sampel kontrol. Kemudian
genjer yang telah dilakukan proses dilakukan pengukusan genjer pada
pengukusan selama 2 menit dan 4 menit bagian daun dan batang selama 2 menit
serta menentukan waktu pengukusan dan 4 menit. Sedangkan pada sampel
terbaik untuk pengolahan genjer. kontrol tidak di lakukan proses
Pengukuran kadar vitamin B1 pada pengukusan.
penelitian ini dilakukan dengan Sampel genjer ditimbang
Spektofotometri UV-Vis dengan larutan masing-masing 10 gram genjer segar
standar tiamin pada panjang gelombang sebagai kontrol, genjer kukus 2 menit,
daerah visibel. dan genjer kukus 4 menit. Kemudian
diblender untuk mendapatkan ekstrak

3
Rahmawati, P. Z. dan Sa’diyah, D. C. 2020. Penetapan Kadar Vitamin B1 Pada Genjer (Limnocharis
flava) Dengan Pengukusan Menggunakan Spektrofotometer UV-VIS. Surabaya : The Journal of
Muhamadiyah Medical Laboratory Technologist. Vol: 3, No.2 (1-10).
The Journal Of Muhammadiyah Medical Laboratory Technologist
Vol.3 No.2, November2020
p-ISSN: 2597-3681 e-ISSN:2614-2805

kasar genjer. Saring ekstrak kasar ditambahkan aquades hingga batas


menggunakan kertas saring untuk garis meniskus, sehingga
mendapatkan filtrat. Kemudian didapatkan larutan standar tiamin
dimasukkan kedalam labu ukur dan dengan konsentrasi 500 ppm.
ditambahkan akuades hingga tanda batas Pembuatan kurva standar
dan diamkan pada suhu ruang ± 1 jam. tiamin dengan mengukur larutan
Penetapan kadar vitamin B1 dengan standar konsentrasi 4, 8, 12, 16, 20,
Spektrofotometer UV-Vis dan 24 ppm yaitu dengan cara pipet
1. Penentuan panjang gelombang larutan stok dengan konsentrasi 80
maksimal tiamin ppm diambil sebanyak masing-
Penentuan  maks dari tiamin masing 0,5; 1; 1,5; 2; 2,5; dan 3 ml,
diperoleh dengan cara mengukur masukkan pada labu ukur 10 ml.
nilai absorbansi larutan standar Tambahkan 1,5 ml larutan buffer
tiamin pada  400-700 nm. Standar ammonia, 3 mL indikator
tiamin dibuat konsentrasi larutan bromotimol biru 0,05% dan 1 ml
stok tiamin standar pada polivinil alkohol 1%. Tambahkan
konsentrasi 80 ppm dengan cara aquades hingga batas garis
memipet 4 ml larutan standar, meniskus, homogenkan. Kemudian
dimasukan pada labu ukur 25 ml. ukur serapan pada panjang
Ditambahkan dengan larutan buffer gelombang 511 nm.
ammonia 1,5 ml dan 0,05% 3. Penentuan kadar vitamin B1 pada
indikator bromtimol biru sebanyak genjer
3 ml. Kemudian ditambahkan 1 ml Penentuan kadar vitamn B1
polivinil alkohol konsentrasi 1 %, pada genjer dilakukan dengan cara
dan tambahkan aquades hingga 5 ml fitrat sampel genjer kemudian
batas garis meniskus, kemudian dimasukkan pada labu ukur 25

dihomogenkan.  maks diukur ml. Ditambahkan 1,5 ml larutan

dengan panjang gelombang 230 - buffer ammonia dan 3 ml indikator

850 nm menggunakan bromtimol biru 0,05 %. Kemudian

spektrofotometer UV-Vis. tambahkan 1 ml polivinil alkohol 1


2. Penentuan kadar standar tiamin %, tambahkan aquades hingga batas

Ditimbang vitamin B1 garis meniskus, kemudian

sebanyak 25 mg menggunakan dihomogenkan. Ukur serapan

timbangan analitik. Di masukkan sampel pada  maks 511 nm


dalam labu ukur 50 ml dan dengan melihat nilai absorbansi

4
Rahmawati, P. Z. dan Sa’diyah, D. C. 2020. Penetapan Kadar Vitamin B1 Pada Genjer (Limnocharis
flava) Dengan Pengukusan Menggunakan Spektrofotometer UV-VIS. Surabaya : The Journal of
Muhamadiyah Medical Laboratory Technologist. Vol: 3, No.2 (1-10).
The Journal Of Muhammadiyah Medical Laboratory Technologist
Vol.3 No.2, November2020
p-ISSN: 2597-3681 e-ISSN:2614-2805

pada spektrofotometer UV-Vis. TABEL 1. Absorbansi larutan standar


Vitamin B1
Hitung kadar vitamin B1 dapat
Konsentrasi larutan
Absorbansi (A)
dihitung dengan rumus: standar tiamin (ppm)
4 0,081
8 0,175
Cs = C/1000 x V 12 0,259
W 16 0,368
20 0,454
24 0,587
Keterangan: Dari konsentrasi larutan standar
Cs : Kadar vitamin B1 (mg/100 g)
C : Konsentrasi hasil pengukuran
(x)
V : Volume filtrat
W : Berat sampel
1000 : konversi dari ppm ke mg/g

HASIL
Pengukuran kadar vitamin B1
terhadap tanaman genjer dengan
menggunakan spektrofotometri UV-VIS
tiamin tersebut dibuat kurva larutan
sebelumnya ditentukan panjang
standar tiamin (Vitamin B1) dengan
gelombang maksimal dari standar
sumbu X sebagai konsentrasi larutan
tiamin. Hasil pengukuran panjang
standar tiamin dan sumbu Y adalah
gelombang maksimum tiamin pada
absorbansi larutan standar tiamin.
rentang spektrum 230 – 850 nm adalah
GAMBAR 1. Kurva standar vitamin B1
memiliki panjang gelombang maksimum (Tiamin)
yaitu 511 nm dengan absorbansi
maksimum dengan nilai 0,029 Kurva standar vitamin B1

Pengukuran kurva standar diperoleh dari hasil persamaan garis


tiamin dilakukan dengan cara linier y = 0,0248x – 0,0269 dengan nilai
melarutkan larutan stok tiamin kedalam koefisien determinasi (R2) yaitu 0,9954.
beberapa konsentrasi yaitu 4, 8, 12, 16, Nilai tersebut menunjukan adanya
20, dan 24 ppm. Hasil pengukurannya linearitas yang menyatakan terdapat
adalah sebagai berikut : hubungan antara konsentrasi (pada
sumbu X) dengan absorbansi (pada
sumbu Y). Hal tersebut berarti bahwa
persamaan garis y = 0,0248x – 0,0269
dapat digunakan untuk menentukan
kadar tiamin pada sampel.

5
Rahmawati, P. Z. dan Sa’diyah, D. C. 2020. Penetapan Kadar Vitamin B1 Pada Genjer (Limnocharis
flava) Dengan Pengukusan Menggunakan Spektrofotometer UV-VIS. Surabaya : The Journal of
Muhamadiyah Medical Laboratory Technologist. Vol: 3, No.2 (1-10).
The Journal Of Muhammadiyah Medical Laboratory Technologist
Vol.3 No.2, November2020
p-ISSN: 2597-3681 e-ISSN:2614-2805

Hasil pengukuran kadar vitamin PEMBAHASAN


B1 pada genjer (Limnocharis Flava) Pengukuran kadar vitamin B1
melalui pengukusan dengan terhadap tanaman genjer dengan
menggunakan spektrofotometer UV-Vis menggunakan spektrofotometri UV-VIS
didapatkan data sebagai berikut dengan sebelumnya ditentukan panjang
hasil pengukuran kadar pada genjer gelombang maksimal dari standar
segar yang digunakan sebagai kontrol tiamin. Hasil pengukuran panjang
diperlihatkan pada tabel 2: gelombang maksimum tiamin pada
TABEL 2. Hasil Analisa Kadar Vitamin rentang spektrum 230 – 850 nm adalah
B1 Pada Genjer
memiliki panjang gelombang maksimum
Sampel Absorbansi Kadar %
rata-rata Vitamin Penurunan yaitu 511 nm dengan absorbansi
(∑A) B1 Kadar
(mg/100 Vitamin maksimum dengan nilai 0,029. Tujuan
g) B1 dari penentuan panjang gelombang
G0 0,578 0,121 -
G2 0,147 0,035 71,1% maksimum tiamin adalah untuk
G4 0,111 0,027 77,7%
Keterangan :
mendapatkan nilai absorbsivitas
G0: Genjer Segar sehingga memberikan sensitivitas
G2: Genjer Kukus (2 menit)
G4: Genjer Kukus (4 menit) pengukuran tertinggi. Berdasarkan
penelitian yang telah dilakukan hasil
Pada gambar 2, diperlihatkan pengukuran penentuan panjang
bahwa semakin lama waktu pengukusan, gelombang maksimum vitamin B1 dapat
akan semakin menurun kadar vitamin ditunjukkan pada Gambar 1, nilai
B1 yang terkandung dalam genjer. absorbansi maksimum dari larutan
Banyaknya penurunan kadar vitamin B1 standar tiamin diperoleh panjang
setelah pengukusan dapat dilihat pada gelombang maksimal dengan nilai 511
gambar berikut:
nm. Nilai  maks 511 nm memiliki
pengertian panjang gelombang tersebut
adalah panjang gelombang dari warna
komplementer p a d a larutan standar
tiamin yang telah diukur.  maks 511
nm digunakan untuk pengukuran
selanjutnya. Beberapa literatur
menyebutkan bahwa vitamin B1 akan
memberikan absorbansi maksimal pada
 423 nm (Fauziah dkk, 2016), 515 nm

6
Rahmawati, P. Z. dan Sa’diyah, D. C. 2020. Penetapan Kadar Vitamin B1 Pada Genjer (Limnocharis
flava) Dengan Pengukusan Menggunakan Spektrofotometer UV-VIS. Surabaya : The Journal of
Muhamadiyah Medical Laboratory Technologist. Vol: 3, No.2 (1-10).
The Journal Of Muhammadiyah Medical Laboratory Technologist
Vol.3 No.2, November2020
p-ISSN: 2597-3681 e-ISSN:2614-2805

(Lestariana dan madiyan, 1998), dan 520 masing vitamin memiliki karakteristik
nm (Indrasari, 2011). sifat dan kepekaan/sensitifitas yang
Penentuan kadar vitamin B1 pada berbeda-beda terutama terhadap faktor
tanaman genjer dilakukan proses analisis lingkungan seperti O2, pH, temperatur
tidak hanya pada bagian daun saja tetapi dan cahaya. Vitamin B1 sendiri
juga batang, karena pada dasarnya merupakan salah satu vitamin yang
masyarakat mengkonsumsi genjer tidak mudah sekali rusak oleh pH, oksigen,
hanya bagian daunnya saja tetapi juga dan panas. Beberapa hal yang bisa
bagian batang. Preparasi sampel genjer dilakukan dalam rangka meminimalkan
pada genjer segar dengan cara kerusakan vitamin B1 dalam bahan
penghomogenan sampel dengan cara pangan pada selama proses penanganan,
dihaluskan menggunakan blender yang maka penting untuk mempertimbangkan
kemudian diambil filtratnya dan beberapa faktor lingkungan yang telah
dimasukkan dalam labu ukur 100 mL. disebutkan. Dimana termasuk di
Sedangkan untuk sampel genjer yang di dalamnya yaitu cara penyimpanan bahan
kukus, dengan perlakuan sama tetapi pangan baik untuk sayur segar, buah
dilakukan pengukusan dahulu selama 2 maupun bahan pangan hasil olahan.
menit dan 4 menit sebelum sampel Menurut peneliti, perbedaan kadar
dihaluskan dengan blender. Pada sampel vitamin B1 pada genjer segar yang telah
genjer yang dikukus, pemilihan waktu peneliti ukur dengan literatur yang ada
pengkukusan berdasarkan optimasi disebabkan oleh faktor-faktor
waktu peneliti yang dilakukan lingkungan genjer yang berbeda dan
sebelumnya dalam studi pendahuluan memungkinkan terjadinya perubahan
berdasarkan tekstur dari genjer setelah di ataupun kerusakan vitamin B1 pada
kukus mulai dari menit ke 1 sampai genjer.
menit ke 5. Sedangkan berdasarkan tabel 2
Pada penelitian ini kadar vitamin kadar vitamin B1 genjer pada
B1 pada genjer segar didapatkan sebesar pengukusan 2 menit adalah 0,035
0,121 mg/100 g, kadar vitamin B1 yang mg/100 g dengan penurunan 71,1%, dan
didapat ini berbeda dengan kadar pada pengukusan 4 menit adalah 0,027
vitamin B1 yang disebutkan oleh mg/100 g dengan penurunan 77,7%. Hal
Depkes (1992) yang menyatakan tersebut menunjukkan bahwa semakin
kandungan vitamin B1 pada genjer lama waktu pengukusan, kadar vitamin
adalah 0,07 mg/100 g. Perbedaan kadar B1 pada genjer semakin menurun, dan
vitamin B1 ini dikarenakan masing- waktu pengukusan 2 menit lebih baik

7
Rahmawati, P. Z. dan Sa’diyah, D. C. 2020. Penetapan Kadar Vitamin B1 Pada Genjer (Limnocharis
flava) Dengan Pengukusan Menggunakan Spektrofotometer UV-VIS. Surabaya : The Journal of
Muhamadiyah Medical Laboratory Technologist. Vol: 3, No.2 (1-10).
The Journal Of Muhammadiyah Medical Laboratory Technologist
Vol.3 No.2, November2020
p-ISSN: 2597-3681 e-ISSN:2614-2805

daripada 4 menit karena kadar vitamin Proses pengukusan (steaming) pada


B1 yang hilang lebih sedikit. Pada bahan pangan dapat menurunkan
penelitian Fauziah, dkk (2016) dalam kandungan nutrisi. Selain itu jenis bahan
menentukan besar kadar vitamin B1 pangan yang dikukus juga berpengaruh
pada kacang kedelai dan tempe, pada terhadap nilai kandungan nutrisi yang
kacang kedelai didapatkan kadar vitamin terdapat dalam bahan pangan tersebut.
B1 dengan nilai yang lebih besar jika Kandungan kimia dan vitamin pada
dibandingkan dengan vitamin B1 yang sayuran yang telah dilakukan proses
ada pada tempe. Hasil tersebut pengolahan bertahap, menunjukkan hasil
dikarenakan pada saat proses yang lebih rendah jika dibandingkan
pengolahan kacang kedelai menjadi dengan sayuran yang masih dalam
tempe sebelumnya dilakukan proses keadaan segar (Azizah, et al., 2009).
pengolahan yang panjang, mulai dari Seperti pada beberapa penelitiaan
proses pencucian, perendaman hingga sebelumnya, pada penelitian Hok, et al.,
proses perebusan, dimana setiap proses (2007) yang meneliti pengaruh suhu dan
tahapan tersebut dapat mempengaruhi waktu pemanasan terhadap kandungan
kadar vitamin B1. Pada penelitian vitamin A dan C pada tomat, Sejati
Indrasari (2011) yang menyatakan (2012) meneliti tentang perubahan
bahwa pemasakan beras merah dan putih vitamin C pada pengukusan genjer
menjadi nasi mengakibatkan penurunan (limnocharis flava), juga penelitian yang
kadar vitamin B1, B2, B3, dan B6. Dari dilakukan oleh Aulia, et al., (2017)
hasil penelitian tersebut mendukung tentang pengaruh pengukusan terhadap
hasil penelitian ini yang menunjukkan kadar vitamin C pada beberapa sayuran
bahwa pengukusan genjer hijau. Hasil penelitian-penelitian
mengakibatkan penurunan kadar vitamin tersebut juga menunjukkan
B1. Kadar vitamin B1 pada genjer kecenderungan penurunan kadar vitamin
mengalami kerusakan saat pengukusan setelah pengukusan, dan akan semakin
dan akan semakin hilang seiring besar penurunannya pada waktu
lamanya waktu yang digunakan. Hal ini pengukusan yang lebih lama. Secara
disebabkan karena sifat vitamin B1 yang umum, pemasakan lebih banyak
mudah terlarut dalam air dan rentan menurunkan kandungan vitamin
terhadap suhu tinggi saat proses sayuran.
pemanasan yang terlalu lama.

8
Rahmawati, P. Z. dan Sa’diyah, D. C. 2020. Penetapan Kadar Vitamin B1 Pada Genjer (Limnocharis
flava) Dengan Pengukusan Menggunakan Spektrofotometer UV-VIS. Surabaya : The Journal of
Muhamadiyah Medical Laboratory Technologist. Vol: 3, No.2 (1-10).
The Journal Of Muhammadiyah Medical Laboratory Technologist
Vol.3 No.2, November2020
p-ISSN: 2597-3681 e-ISSN:2614-2805

SIMPULAN Chaidir, L. Yuliani, K. Dan Qurrohman,


B.F.T., (2016), Eksplorasi dan
Dari penelitian ini dapat
Karakterisasi Tanaman Genjer
disimpulkan bahwa kadar vitamin B1 (Limnocharis flava (L) Buch) di
Kabupaten Pangandaran
pada tanaman genjer (Limnocharis
Berdasarkan Karakter Morfologi
flava) segar memiliki nilai yang lebih dan Agronomi, Jurnal Agro Vol.
III, No. 2
tinggi dari nilai standar. Kadar vitamin
B1 pada Genjer yang dilakukan Direktorat Gizi Departemen Kesehatan
Republik Indonesia. (1992).
pengukusan mengalami penurunan
Kandungan Gizi Genjer.
sejalan dengan lama/durasi waktu proses http://www.depkes.go.id
pengukusan. Fauziah, Fitra; Roslinda Rasyid; Angga
Saran dalam penelitian ini yaitu Prawina Akbar. (2016). Penetapan
Kadar Vitamin B1 Pada Kacang
perlu dilakukan penelitian lebih lanjut Kedelai dan Tempe Yang Beredar
dengan memperhatikan variasi dan Di Pasar Raya Padang Secara
Spektrofotometri Visible. Padang:
kestabilan suhu yang digunakan saat Jurnal Farmasi Higea VIII(1)
pengukusan agar hasil yang didapat
Hok, Kang Tuan; Wiwit Setyo; Wenny
lebih akurat. Selain itu perlu dilakukan Irawaty; Felycia Edi Soetaredjo.
uji terhadap potensi anti oksidan pada (2007). Pengaruh Suhu Dan
Waktu Pemanasan Terhadap
tanaman genjer Kandungan Vitamin A Dan C
Pada Proses
Pembuatan Pasta Tomat.
DAFTAR PUSTAKA Surabaya: Fakultas Teknik
Aulia, Surya. H. (2017). Pengaruh Jurusan Teknik Kimia Universitas
Metode Pemasakan Terhadap Katolik Widya Mandala Surabaya
Mutu Sayuran Berdaun Hijau.
Skripsi. Padang: Fakultas Indrasari, Siti Dewi. (2011). Pengaruh
Teknologi Pertanian Universitas Penyosohan Gabah Dan
Andalas Padang Pemasakan Terhadap Kandungan
Vitamin B Beras Merah. Jawa
Azizah, AH; Wee KC; Azizah O; Azizah Barat: Balai Besar Penelitian
M. (2009). Effect Of Boiling And Tanaman Padi
Stir Frying On Total Phenolics,
Carotenoids And Radical Jacoeb AM, Abdullah A, Rusydi R.
Scavenging Activity Of Pumpkin (2010). Karakteristik Mikroskopis
(Cucurbita moschato). dan Komposisi Tanaman Genjer
International Food Research (Limnocharis flava) dari Situ
Journal 16: 45-51 Gede Bogor. Bogor: Jurnal
Sumberdaya Perairan IV(2): 1-6
Bloch, Daniel R. (2014). Menyingkap
Tabir Kimia Organik: Panduan Lean, Michael E.J. (2013). Ilmu Pangan,
Belajar Mandiri. Jakarta: EGC Gizi & Kesehatan. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar

9
Rahmawati, P. Z. dan Sa’diyah, D. C. 2020. Penetapan Kadar Vitamin B1 Pada Genjer (Limnocharis
flava) Dengan Pengukusan Menggunakan Spektrofotometer UV-VIS. Surabaya : The Journal of
Muhamadiyah Medical Laboratory Technologist. Vol: 3, No.2 (1-10).
The Journal Of Muhammadiyah Medical Laboratory Technologist
Vol.3 No.2, November2020
p-ISSN: 2597-3681 e-ISSN:2614-2805

Lestariana, Wiryatun; Maliyah Madiyan. Rasyid, Roslinda; Anisa Nurul Fitria;


(1988). Analisa Vitamin Dan Humaira Fadhilah. (2014).
Elektrolit Organik. Yogyakarta: Pengaruh Lama Pencucian
UGM-Press Terhadap Kadar Vitamin B1 Pada
Beras Putih dan Beras Merah
Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Secara Spektrofotometer Visibel.
(2013). Lampiran Peraturan Padang: Jurnal Farmasi Higea
Menteri Kesehatan Republik VI(2)
Indonesia Nomor 75 Tahun 2013
Tentang Angka Kecukupan Gizi Sejati, Tri, Kalbu, Ardininingrum.
Yang Dianjurkan Bagi Bangsa (2012). Perubahan Komposisi
Indonesia. Kimia, Vitamin C, Dan Mineral
http://www.AngkaKecukupanGizi Pada Pengukusan Genjer
(AKG)PDFgizi.depkes.go.id. (Limnocharis Flava). Skripsi.
(diakses pada tanggal 18 Januari Bogor: Program Sarjana Fakultas
2018) Perikanan dan Ilmu Kelautan
Institut Pertanian Bogor
Nurjanah; Agoes M.J; Roni N; Marisa P;
Tri Kalbu A.S. (2014). Perubahan Setiawan, Yodi. (2014). Studi
Komposisi Kimia, Aktivitas Kandungan Gizi Dan Kalori Nasi
Antioksidan, Vitamin C dan Mocaf (Modified Cassava Flour)
Mineral Tanaman Genjer Pada Beberapa Proses Pemasakan.
(Limnocharis Flava) Akibat Bogor: Program Studi Kimia
Pengukusan. Bogor: Jurnal Fakultas Matematika dan Ilmu
Inovasi dan Kewirausahaan, Pengetahuan Alam Universitas
Fakultas Perikanan dan Ilmu Pakuan
Kelautan, Institut Pertanian Bogor
III(3) Thuraidah, Anny., Erie Indah Puspita
dan Neni Oktiyani. (2016).
Permatasari, Marisa. (2012). Perubahan Pengaruh Genjer (Limnocharis
Aktivitas Antioksidan Tanaman flava) Terhadap Penurunan
Genjer (Limnocharis Flava) Biological Oxygen Demand
Akibat Pengukusan. Skripsi. (BOD) Limbah Industri Karet.
Bogor: Program Sarjana Fakultas Medical Laboratory Technology
Perikanan dan Ilmu Kelautan Journal 2 (1), 2016, 6-10
Institut Pertanian Bogor
Webster-Gandy, Joan; Anggela Maden;
Ramdhan, Tezar; Syarifah Aminah. Michelle Holdsworth. (2014). Gizi
(2014). Pengaruh Pemasakan & Dietetika, Edisi 2. Jakarta: EGC
Terhadap Kandungan Antioksidan
Sayuran. Jakarta: Buletin
Pertanian Perkotaan, Balai
Pengkajian Teknologi Pertanian
(BPTP) IV(2)

10
Rahmawati, P. Z. dan Sa’diyah, D. C. 2020. Penetapan Kadar Vitamin B1 Pada Genjer (Limnocharis
flava) Dengan Pengukusan Menggunakan Spektrofotometer UV-VIS. Surabaya : The Journal of
Muhamadiyah Medical Laboratory Technologist. Vol: 3, No.2 (1-10).

You might also like