You are on page 1of 9

ISSN 2407-9189 The 4 th Univesity Research Coloquium 2016

DINAMIKA PERKEMBANGAN PEGADAIAN SYARIAH DI INDONESIA


Febrianur Ibnu Fitroh Sukono Putra1), Gemelli Milad Muhammady2), Almira Nur Aulia3),
Saiful Hidayat4), Muhammad Sholahuddin5)
1
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Surakarta (Penulis 1)
Email : febrianur3@gmail.com
2
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Surakarta (Penulis 2)
Email : gemellimilad@gmail.com
3
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Surakarta (Penulis 3)
Email : almiranuraulia@yahoo.com
4
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Surakarta (Penulis 4)
Email : shidayat.686@gmail.com
5
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Surakarta (Penulis 5)
Email : Muhammad.sholahuddin@ums.ac.id

Abstract
This research aims to elucidate and examine the dynamics of Islamic fiduciary services in
Indonesia.Islamic economy system is very beneficial to the community at this time, but many
people do not yet understand the differences between conventional and Islamic fiduciary services
as a whole both in concept and its implementation. This paper uses analysis method of a review of
the literature and to examine previous research relating to the history and development of the
Islamic fiduciary services in Indonesia. The results show that Islamic fiduciary services in
Indonesia are near to Islamic idealism. It can be seen in term of the fact that the system of
financing, the cost of storage, the deadline for auction, and frequent misunderstanding between
parties in Islamic fiduciary services with the public, due to the lack of adequate facilities from the
Islamic fiduciary services as well. So that,massive education is very important to increase the
knowledge of the community in term of that institution.
Keywords :Islamic fiduciary, cost of storage

1. PENDAHULUAN Syariah sampai akhir Februari 2009, jumlah


Perkembangan lembaga pegadaian syariah pembiayaan mencapai Rp 1.6 trilyun dengan
ibarat jamur pada musim hujan, seirama dengan jumlah nasabah 600 ribu orang; Jumlah kantor
perkembangan pegadaian konvensional cabang berjumlah 120 buah, meskipun kondisi
meskipun secara kuantitas kantor jaringan, ini masih lebih kecil dibandingkan dengan
nasabah, omzet, dan laba masih belum besar. kantor cabang Pegadaian Konvensional yang
Namun, paling tidak perkembangannya patut berjumlah 3.000 buah, yang berarti baru 4%
dipertimbangkan apalagi dengan adanya saja. Diharapkan pada tahun 2009 ini, besarnya
kebijakan manajemen di beberapa daerah pembiayaan sebesar Rp 2.8 trilyun dan jumlah
kantor jaringan pegadaian konvensional kantor cabang pegadaian syariah menjadi 300
dikonversi semuanya menjadi kantor jaringan buah (Harian Republika, 16 Februari 2009).
Pegadaian Syariah sebagaimana yang ada di Pada tahun 2009 ini, skim pembiayaan
provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). pegadaian syariah ―produk Arrum‖ bagi Usaha
Kini keberadaan Pegadaian Syariah ini di Kecil dan Menengah (UKM) sebesar Rp 8.2
Indonesia sudah memasuki tahun ke-7, sejak milyar, yang berarti lebih besar jumlahnya dari
diluncurkan pada Januari 2003. Beberapa target awalnya, sebesar Rp 7.5 milyar.
kemajuan sudah dicapai meskipun sudah tentu Pegadaian Syariah pada tahun ini juga akan
tidak terlepas dari kekurangan. Namun, secara mengembangkan investasi emas dengan produk
umum perkembangannya cukup Mulia(Melorose et al. 2015).
menggembirakan bagi lembaga keuangan Pegadaian adalah suatu badan atau
syariah di Indonesia. Perkembangan Pegadaian organisasi yang bergerak dalam bidang

25
ISSN 2407-9189 The 4 th Univesity Research Coloquium 2016

pelayanan jasa peminjaman uang dengan maupun pelaksanaannya. Lalu selain itu
menggadaikan suatu barang sebagai menilik juga sistem pegadaian syariah di
jaminannya. Nasabah yang ingin mendapatkan Indonesia apakah dari konsep dan
uang pinjaman harus menggadaikan barang pelaksanaannya sudah sesuai dengan prinsip
sebagai jaminan. Baru kemudian pihak syariah pada dasarnya.
pegadaian memberikan pinjaman uang Lalu, tak kalah pentingnya perlu ada
sebanding dengan nilai jaminan barangnya. analisis terkait peluang dan tantangan dari
Tiap peminjaman memiliki jangka waktu pegadaian syariah agar memiliki indikator atau
berlaku. Nasabah dapat melunasi tolak ukur dalam menganalisa segala peluang
pinjamannya/menebus barangnya sesuai dan tantangan yang akan dihadapi, tidak
dengan jumlah pinjaman sebelum jangka melanggar prosedur operasional pegadaian, dan
waktu tersebut habis. Jika pinjaman tidak Fatwa yang ditetapkan oleh MUI.
lunas dibayar sampai jangka waktu habis,
maka barangnya akan hangus. Jika sudah 2. METODE
hangus, maka barang tidak bisa ditebus dan Kajian literatur merupakan bagian penting
akan dilelang oleh pihak pegadaian (Novi dalam sebuah penelitian yang kita lakukan.
2009). Sebuah kajian literatur merupakan sebuah
Gadai Syariah merupakan perjanjian antara uraian atau deskripsi tentang literatur yang
seseorang untuk menyerahkan harta benda relevan dengan bidang atau topik tertentu. Ia
berupa emas/perhiasan/kendaraan dan/atau memberikan tinjauan mengenai apa yang telah
harta benda lainnya sebagai jaminan dan/atau dibahas atau dibicarakan, oleh peneliti atau
agunan kepada seseorang dan/atau lembaga penulis, teori-teori dan hipotesis yang
pegadaian syariah berdasarkan hukum gadai mendukung, permasalahan penelitian yang
prinsip syariah Islam; sedangkan pihak lembaga diajukan atau ditanyakan, metode dan
pegadaian syariah menyerahkan uang sebagai metodologi yang sesuai. Suatu kajian literatur
tanda terima dengan jumlah maksimal 90% dari mungkin sepenuhnya memuat deskripsi,
nilai taksir terhadap barang yang diserahkan misalnya berupa sebuahannotatedbibliography,
oleh penggadai. Gadai dimaksud, ditandai atau kajian ini memberikan suatu pemaparan
dengan mengisi dan menandatangani Surat penting tentang literatur dalam sebuah bidang
Bukti Gadai (rahn)(Saputra 2000; Said 2010). tertentu, yang menyatakan dimana kelemahan
Hal penting dari pegadaian syariah adalah dan kesenjangan yang ada yang membedakan
jika memperhatikan pengertian gadai (rahn) di dengan pandangan penulis tertentu, atau yang
atas, maka tampak bahwa fungsi dari akad memunculkan permasalahan. Kajian literatur itu
perjanjian antara pihak peminjam dengan pihak tidak cukup hanya memberikan rangkuman
yang meminjam uang adalah untuk memberikan tetapi juga memberikan penilaian dan
ketenangan bagi pemilik uang dan/atau jaminan menunjukan hubungan antara bahan-bahan
keamanan uang yang dipinjamkan. Karena itu, yang berbeda sehingga memunculkan tema
rahn pada prinsipnya merupakan suatu kegiatan kunci. Bahkan sebuah kajian yang bersifat
utang piutang yang murni berfungsi sosial, deskriptif tidak cukup hanya menyebutkan
sehingga dalam buku fiqh mu‟amalah akad ini daftar nama atau uraian kata-kata, tetapi juga
merupakan akad tabarru‟ atau akad derma yang menambahkan komentar-komentar dan
tidak mewajibkan imbalan (Saputra 2000) menghasilkan tema-tema(Astuti 2015;
Menelaah dan mengkaji dinamika Hendriansyah 2012; Punaji 2010).
pegadaian syariah di Indonesia merupakan
perkara yang penting karena dilihat dari sistem 3. PEMBAHASAN
dan outputnya. Sistem syariah sangatlah 1. Sejarah Pegadaian Syariah di Indonesia
bermanfaat bagi masyarakat di era sekarang. Terbitnya PP/10 tanggal 1 April 1990 dapat
Namun masih banyak yang belum memahami dikatakan menjadi tonggak awal
perbedaan antara sistem konvensional dan kebangkitan Pegadaian, satu hal yang perlu
sistem syariah secara utuh baik dalam konsep dicermati bahwa PP10 menegaskan misi yang

26
ISSN 2407-9189 The 4 th Univesity Research Coloquium 2016

harus diemban oleh Pegadaian untuk mencegah Tahun 2002 mulai diterapkan sistem
praktik riba, misi ini tidak berubah hingga pegadaiaan syariah dan pada tahun 2003
terbitnya PP103/2000 yang dijadikan sebagai pegadaian syariah resmi dioperasikan dan
landasan kegiatan usaha Perum Pegadaian pegadaian cabang Dewi Sartika menjadi kantor
sampai sekarang. Banyak pihak berpendapat cabang pegadaian pertama yang menerapkan
bahwa operasionalisasi Pegadaian pra Fatwa sistem pegadaian syariah.Prospek pegadaian
MUI tanggal 16 Desember 2003 tentang Bunga syariah di masa depan sangat luar biasa. Respon
Bank, telah sesuai dengan konsep syariah masyarakat terhadap pegadaian syariah ternyata
meskipun harus diakui belakangan bahwa jauh lebih baik dari yang diperkirakan. Menurut
terdapat beberapa aspek yang menepis survei BMI, dari target operasional tahun 2003
anggapan itu. Berkat Rahmat Alloh SWT dan sebesar 1,55 milyar rupiah pegadaian syariah
setelah melalui kajian panjang, akhirnya cabang Dewi Sartika mampu mencapai target 5
disusunlah suatu konsep pendirian unit Layanan milyar rupiah.(Ahby 2012a)
Gadai Syariah sebagai langkah awal Pegadaian syariah tidak menekankan pada
pembentukan divisi khusus yang menangani pemberian bunga dari barang yang digadaikan.
kegiatan usaha syariah.(Umam 2011; Said Meski tanpa bunga, pegadaian syariah tetap
2010; Komalah 2013) memperoleh keuntungan seperti yang sudah
Konsep operasi Pegadaian syariah diatur oleh Dewan Syariah Nasional, yaitu
mengacu pada sistem administrasi modern yaitu memberlakukan biaya pemeliharaan dari barang
azas rasionalitas, efisiensi dan efektifitas yang yang digadaikan. Biaya itu dihitung dari nilai
diselaraskan dengan nilai Islam. Fungsi operasi barang, bukan dari jumlah pinjaman.
Pegadaian Syariah itu sendiri dijalankan oleh Sedangkan pada pegadaian konvensional, biaya
kantor-kantor Cabang Pegadaian Syariah/ Unit yang harus dibayar sejumlah dari yang
Layanan Gadai Syariah (ULGS) sebagai satu dipinjamkan.(Said 2010)
unit organisasi di bawah binaan Divisi Usaha Program Syariah Perum Pegadaian
Lain Perum Pegadaian. ULGS ini merupakan mendapat sambutan positif dari masyarakat.
unit bisnis mandiri yang secara struktural Dari target omzet tahun 2006 sebesar Rp 323
terpisah pengelolaannya dari usaha gadai miliar, hingga September 2006 ini sudah
konvensional. Pegadaian Syariah pertama kali tercapai Rp 420 miliar dan pada akhir tahun
berdiri di Jakarta dengan nama Unit Layanan 2006 ini diprediksi omzet bisa mencapai Rp
Gadai Syariah ( ULGS) Cabang Dewi Sartika di 450 miliar.(Jamil 2010)
bulan Januari tahun 2003. Menyusul kemudian Bahkan Perum Pegadaian Pusat menurut
pendirian ULGS di Surabaya, Makasar, rencana akan menerbitkan produk baru, gadai
Semarang, Surakarta, dan Yogyakarta di tahun saham di Bursa Efek Jakarta (BEJ), paling
yang sama hingga September 2003. Masih di lambat Maret 2007. Manajemen Pegadaian
tahun yang sama pula, 4 Kantor Cabang melihat adanya prospek pasar yang cukup
Pegadaian di Aceh dikonversi menjadi bagus saat ini untuk gadai saham.Bisnis
Pegadaian Syariah. (Lugito 2007; Umam 2011; pegadaian syariah tahun 2007 ini cukup cerah,
Ahby 2012b) karena minta masyarakat yang memanfaatkan
jasa pegadaian ini cukup besar. Itu terbukti
Perkembangan Pegadaian Syariah di penyaluran kredit tahun 2006 melampaui
Indonesia target.(Ayunia 2015)
Berdirinya pegadaian syariah, berawal Pegadaian cabang Majapahit Semarang
pada tahun 1998 ketika beberapa General misalnya, tahun 2006 mencapai 18,2 miliar.
Manager melakukan studi banding ke Malaysia. Lebih besar dari target yang ditetapkan
Setelah melakukan studi banding, mulai sebanyak 11,5 miliar. Jumlah nasabah yang
dilakukan penggodokan rencana pendirian dihimpun sekitar 6 ribu orang dan barang
pegadaian syariah. Tapi ketika itu ada sedikit jaminannya sebanyak 16.855
masalah internal sehingga hasil studi banding potong.Penyaluran kredit pegadaian syariah
itu pun hanya ditumpuk.(Umam 2011) Semarang ini berdiri tahun 2003, setiap

27
ISSN 2407-9189 The 4 th Univesity Research Coloquium 2016

tahunnya meningkat cukup signifikan dari Rp 2. Sighat dengan syarat tidak boleh terkait
525 juta tahun 2004 meningkat menjadi Rp 5,1 dengan masa yang akan datang dan syarat-
miliar dan tahun 2006 mencapai Rp 18,4 miliar. syarat tertentu.
Mengenai permodalan hingga saat ini tidak ada 3. Utang (marhun bih) dengan syarat harus
masalah. Berapapun permintaan nasabah asal merupakan hak yang wajib diberikan atau
ada barang jaminan akan dipenuhi saat itu pula diserahkan kepada
bisa dicairkan sesuai taksiran barang jaminan pemiliknya,memungkinkan
tersebut. Demikian prospek pegadaian syariah pemanfaatannya bila sesuatu yang menjadi
ke depan, cukup cerah.(Dinia 2015) utang itu tidak bias dimanfaatkan maka
tidak sah, harus dikuantifikasi atau dapat
Landasan Hukum dihitung jumlahnya bila tidak dapat diukur
Sebagaimana halnya instritusi yang atau tidak dikuantifikasi, rahn itu tidak sah.
berlabel syariah, maka landasan hukum 4. Barang (marhun) dengan syarat harus bias
pegadaian Syariah juga mengacu kepada diperjualbelikan, harus berupa harta yang
syariah Islam yang bersumber dari Al Quran bernilai, marhun harus bias dimanfaatkan
dan Hadist Nabi SAW. Adapun landasan yang secara syariah, harus diketahui keadaan
dipakai adalah : fisiknya, harus dimiliki oleh rahn
setidaknya harus seizing pemiliknya.
Quran Surat Al Baqarah : 283
Yang artinya : ―Jika kamu dalam Ketentuan Gadai Menurut Fatwa DSN-MUI
perjalanan (dan bermu'amalah tidak secara No.25/DSN-MUI/III/2002:(Ahby 2012b; Said
tunai) sedang kamu tidak memperoleh 2010)
seorang penulis, maka hendaklah ada
barang tanggungan yang dipegang (oleh a. Murtahin (penerima gadai) mempunyai
yang berpiutang). Akan tetapi jika sebagian hak untuk menahan marhun (barang
kamu mempercayai sebagian yang lain, gadaian) sampai semua utang rahin
maka hendaklah yang dipercayai itu dilunasi.
menunaikan amanatnya (hutangnya) dan b. Marhun dan manfaatnya tetap menjadi
hendaklah ia bertakwa kepada Allah milik rahin. Pada prinsipnya, marhun tidak
Tuhannya; dan janganlah kamu (para boleh dimanfaatkan oleh murtahin kecuali
saksi) menyembunyikan persaksian. Dan seizin rahin, dengan tidak mengurangi nilai
barangsiapa yang menyembunyikannya, marhun dan pemanfaatannya itu sekedar
maka sesungguhnya ia adalah orang yang pengganti biaya pemeliharaan dan
berdosa hatinya; dan Allah Maha perawatannya.
Mengetahui apa yang kamu kerjakan.‖ c. Pemeliharaan dan penyimpanan marhun
pada dasaranya menjadi kewajiban rahin,
Rukun dan Syarat Gadai Syariah namun dapat dilakukan juga oleh murtahin,
Rukun gadai :(Saputra 2015) sedangkan biaya dan pemeliharaan
1. Ijab Qobul penyimpanan tetap menjadi kewajiban
2. Pihak yang menggadaikan (rahn) rahin.
3. Yang menerima gadai (murtahin) d. Besar biaya pemeliharaan dan
4. Jaminan (marhun) penyimpanan marhun tidak boleh
5. Utang (marhun bih) ditentukan berdasarkan jumlah pinjaman.
e. Penjualan marhun:
Syarat sah gadai :(Rozi 2014) 1. Apabila jatuh tempo, murtahin harus
1. Rahn dan murtahin dengan syarat-syarat : memperingatkan rahin untuk segera
kemampuan juga berarti kelayakan melunasi utangnya.
seseorang untuk melakukan transaksi 2. Apabila rahin tetap tidak dapat
pemilikan, setiap orang yang sah melunasi utangnya, maka marhun dijual
melakukan jual beli sah melakukan gadai.

28
ISSN 2407-9189 The 4 th Univesity Research Coloquium 2016

paksa/ dieksekusi melalui lelang sesuai 4. Jumlah maksimum dana rahn dan nilai
syariah. likuidasi barang yang dirahnkan serta jangka
3. Hasil penjualan marhun digunakan waktu rahn ditetapkan dalam prosedur.
untuk melunasi utang, biaya pemeliharaan 5. Rahin dibebani jasa manajemen atas barang
dan penyimpanan yang belum dibayar berupa: biaya asuransi,biaya
serta biaya penjualan. penyimpanan,biaya keamanan, dan biaya
pengelolaan serta administrasi.
Teknik Transaksi
Sesuai dengan landasan konsep di atas, Untuk dapat memperoleh layanan dari
pada dasarnya Pegadaian Syariah berjalan di Pegadaian Syariah, masyarakat hanya cukup
atas dua akad transaksi Syariah yaitu : menyerahkan harta geraknya ( emas, berlian,
(Said 2010; Dhatin 2009; Mulyani 2012) kendaraan, dan lain-lain) untuk dititipkan
disertai dengan copy tanda pengenal. Kemudian
1. Akad Rahn. Rahn yang dimaksud adalah staf Penaksir akan menentukan nilai taksiran
menahan harta milik si peminjam sebagai barang bergerak tersebut yang akan dijadikan
jaminan atas pinjaman yang diterimanya, sebagai patokan perhitungan pengenaan sewa
pihak yang menahan memperoleh jaminan simpanan (jasa simpan) dan plafon uang
untuk mengambil kembali seluruh atau pinjaman yang dapat diberikan. Taksiran
sebagian piutangnya. Dengan akad ini barang ditentukan berdasarkan nilai intrinsik
Pegadaian menahan barang bergerak sebagai dan harga pasar yang telah ditetapkan oleh
jaminan atas utang nasabah. Perum Pegadaian. Maksimum uang pinjaman
2. Akad Ijarah. Yaitu akad pemindahan hak yang dapat diberikan adalah sebesar 90% dari
guna atas barang dan atau jasa melalui nilai taksiran barang(Ahby 2012b; Said 2010).
pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan
pemindahan kepemilikan atas barangnya Kegiatan Usaha
sendri. Melalui akad ini dimungkinkan bagi Produk pegadaian syariah yang diterbitkan oleh
Pegadaian untuk menarik sewa atas perum pegadaian antara lain :
penyimpanan barang bergerak milik nasabah (Herfika 2013; Hadiana 2015; Imaroh 2014;
yang telah melakukad akad. Dongoran 2014; Rinaldi 2016)
1. Produk gadai syari‟ah(ar-rahn)
Adapun ketentuan atau persyaratan yang 2. Produk mulia
menyertai akad tersebut meliputi (Ahby 2012b; 3. Produk ARRUM ( Ar-rahn untuk usaha
Said 2010; Mulyani 2012): Mikro Kecil)
4. Program Amanah
1. Akad, tidak mengandung syarat fasik/bathil
seperti murtahin mensyaratkan barang Mekanisme Pegadaian Syariah
jaminan dapat dimanfaatkan tanpa batas. Pegadaian syariah dalam proses pinjam-
2. Marhun Bih ( Pinjaman) merupakan hak meminjamnya masih sama dengan
yang wajib dikembalikan kepada murtahin pegadaian konvensional. Hanya saja bunga
dan bisa dilunasi dengan barang yang yang dikenakan pada pegadaian konvensional
dirahnkan tersebut. Serta, pinjaman itu jelas diganti dengan biaya penitipan pada pegadaian
dan tertentu. syariah. Misal, seorang yang membutuhkan
3. Marhun (barang yang dirahnkan)bisa dijual uang mereka datang ke pegadaian syariah,
dan nilainya seimbang dengan pinjaman, menyerahkan barang yang akan digadaikan lalu
memiliki nilai, jelas ukurannya,milik sah dilakukan penaksiran terhadap barang tersebut,
penuh dari rahin, tidak terkait dengan hak setelah itu peminjam mendapatkan uang sesuai
orang lain, dan bisa diserahkan baik materi nilai taksiran. Perbedaan pegadaian kovensional
maupun manfaatnya. dan pegadaian syariah yaitu bila pegadaian
konvensional terdapat bunga, pada pegadaian
syariah barang yang digadaikan harus

29
ISSN 2407-9189 The 4 th Univesity Research Coloquium 2016

dititipkan, lalu peminjam dikenakan charge memberikan pengaruh yang cukup signifikan
penitipan barang, dari situlah laba yang bagi pengembangan kinerja pegadaian syariah
diperoleh pegadaian. Jasa penitipan pun tidak sendiri, dapat menjadi peluang tapi dapat
serta merta dikalikan dari persentase tertentu, juga menjadi tantangan. (Ahby 2012b)
tapi dihitung dengan suatu rate tertentu sesuai Kegiatan operasional di Pegadaian Syariah
bobot dari barang yang digadaikan. (Hikmawati Cabang Landungsari Malang yang meliputi
2014) proses pemberian kredit, pelunasan pinjaman
Mekanisme operasional Pegadaian Syariah serta pelaksanaan lelang sudah dilaksanakan
dapat digambarkan sebagai berikut : Melalui sesuai dengan ketentuan yang ada dalam Fatwa
akad rahn, nasabah menyerahkan barang DSN No 25/DSN-MUI/III/2002 Tentang Rahn
bergerak dan kemudian Pegadaian menyimpan serta Pedoman operasional gadai syariah yang
dan merawatnya di tempat yang telah diterbitkan oleh perum pegadaian. Pada proses
disediakan oleh Pegadaian. Akibat yang timbul pemberian kredit rahn dilakukan dengan dua
dari proses penyimpanan adalah timbulnya akad yaitu akad rahn dan akad ijarah, hal ini
biaya-biaya yang meliputi nilai investasi tempat sesuai dengan karakteristik cabang pegadaian
penyimpanan, biaya perawatan dan keseluruhan syariah sebagai salah satu lembaga keuangan
proses kegiatannya. Atas dasar ini dibenarkan Islam yang tidak menggunakan bunga dalam
bagi Pegadaian mengenakan biaya sewa kepada setiap transaksinya, selain itu penggunaan dua
nasabah sesuai jumlah yang disepakati oleh akad inilah yang menjadi pembeda utama
kedua belah pihak. Pegadaian Syariah akan dengan sistem yang diterapkan di Pegadaian
memperoleh keutungan hanya dari bea sewa Konvensional yang hanya menggunakan satu
tempat yang dipungut bukan tambahan berupa akad yaitu gadai saja. Kendala yang dihadapi
bunga atau sewa modal yang diperhitungkan oleh Pegadaian Syariah Cabang Landungsari
dari uang pinjaman, sehingga di sini dapat Malang yaitu masalah keterbatasan fasilitas
dikatakan proses pinjam meminjam uang hanya kantor, serta belum banyak yang mengetahui
sebagai „lipstick‟ yang akan menarik minat kebaradaan Pegadaian Syariah Cabang
konsumen untuk menyimpan barangnya di Landungsari Malang, maka dari itu publikasi
Pegadaian. (Ahby 2012a) yang dilakukan antara lain dalam bentuk brosur,
spanduk. Berdasarkan penjelasan di atas maka
Operasionalisasi Pegadaian Syariah dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem
Implementasi operasi Pegadaian Syariah operasional di Pegadaian Syariah Cabang
hampir bermiripan dengan Pegadaian Landungsari Malang sudah menggunakan
konvensional. Seperti halnya Pegadaian prinsip syariah sesuai dengan Fatwa DSN No
konvensional , Pegadaian Syariah juga 25/DSN-MUI/III/2002 Tentang Rahn.
menyalurkan uang pinjaman dengan jaminan Pelayanan kredit di Pegadaian Syariah Cabang
barang bergerak. Prosedur untuk memperoleh Landungsari Malang menggunakan dua akad
kredit gadai syariah sangat sederhana, yaitu akad rahn dan akad ijarah. Pemahaman
masyarakat hanya menunjukkan bukti identitas masyarakat tentang gadai syariah belum begitu
diri dan barang bergerak sebagai jaminan, uang baik sehingga terjadi miss communication
pinjaman dapat diperoleh dalam waktu yang antara masyarakat dan pihak Pegadaian.
tidak relatif lama ( kurang lebih 15 menit saja ). (Kristinawati 2007)
Begitupun untuk melunasi pinjaman, nasabah
cukup dengan menyerahkan sejumlah uang dan Peluang dan tantangan pegadaian syariah
surat bukti rahn saja dengan waktu proses yang (Melorose et al. 2015) :
juga singkat.(Yusnita 2010; Firdaus 2013;
Ahby 2012a; Sa‟adah 2008) Adapun peluang tersebut antara lain:
Pegadaian sebagai lembaga perkreditan 1. Nasabah pegadaian syariah bukan hanya
milik pemerintah, akan mendapatkan pengaruh dari umat Islam, umat non Islam pun
juga dari luar lingkungannya karena ke depan memanfaatkan keberadaan pegadaian
pengaruh keuangan global ini akan syariah ini karena mereka lebih pada

30
ISSN 2407-9189 The 4 th Univesity Research Coloquium 2016

faktor pelayanan bukan pada faktor 7. Bila nasabahsetuju, surat gadai dicetak dan
„idialisme atau agama‟; ditandatangani serta disahkan
2. Konsumen atau calon nasabah pegadaian 8. Nasabah pergi ke loket pegadaian untuk
syariah, masih cukup terbuka lebar mengambil uang pinjaman
dikarenakan pesaingnya relatif masih belum
banyak. Saat ini, pesaingnya hanya dari Skema yang kami buat diatas adalah
internal perusahaan sendiri „pegadaian gabungan dari berbagai sistem yang dilakukan
konvensional‟ dan pegadaian illegal pegadaian syariah, lalu sedikit kami tambahkan
„swasta‟ yang jumlah assetnya masih dengan metode yang lebih modern, selain agar
cukup kecil serta jumlah pinjaman atau akad yang dilakukan jelas sesuai syariat islam,
„pendanaan‟ relatif masih dalam jumlah juga agar alur dari proses transaksi pegadaian
kecil (nasabah menengah-bawah). menjadi lebih terstruktur dengan rapi.

Adapun tantangan Pegadaian Syariah, yaitu: 4. SIMPULAN


1. Belum ada undang-undang atau aturan Jadi hasil dari penelitianyang dapat kami
lainnya, yang mengatur tentang simpulkan adalah bahwa Pegadaian Syariah
keberadaan pegadaian swasta atau pun yang ada di Indonesia masih jauh dari kata
pegadian syariah sehingga pengembangan syariah sesuai dengan hakikatnya, diawali dari
pegadaian syariah belum cukup optimal belum seluruhnya dari pelaku pegadaian
selama ini. Saat ini, aturan berkaitan syariah di Indonesia mengerti dan memahami
dengan gadai swasta ini sedang konsep juga tata cara pengoperasian pegadaian
dipersiapkan draft undang-undangnya oleh syariah yang sesuai dengan ajaran islam. Masih
Depkeu. sering sekali terjadi kesalahpahaman antara
2. Adanya masyarakat yang membuka pihak pegadaian syariah dengan masyarakat
―gadai‟ swasta dengan memberikan mengenai prosedur peminjaman dana yang
kemudahan untuk semua jenis barang benar.Kurangnya fasilitas yang memadai dari
gadai sehingga keberadaannya terus pihak pegadaian syariah dalam melakukan
berkembang meskipun masih illegal. sosialisasi sehingga informasi serta
pengetahuan tentang pegadaian syariah secara
2. Skema Pegadaian Syariah : konsep maupun pengoperasian menjaditidak
1. Peminjam mengambil dan mengisi FPK tersampaikan dengan baik, ditambah pula
(Formulir Permintaan Kredit) sesuai format dengan minimnya pengetahuan dari masyarakat
yang tersedia mengenai pegadaian syariah. Dengan segala
2. Menyerahkan FPK + KTP + Barang yang hambatan yang terjadi pada pegadaian syariah
akan digadaikan kepada Teller pegadaian dalam berkembang, dapat mengakibatkan
syariah kurang terpercayanya pegadaian syariah dalam
3. Teller pegadaian syariah menyampaikan memberikan pinjaman dan bisa jadi sistem
berapa taksiran terhadap barang yang syariah yang diharapkan bersifat sosial dan
digadaikan sesuai dengan bobotnya membantu masyarakat menjadi sia-sia.
4. Teller pegadaian syariah menyampaikan Akhirnya masyarakat memilih untuk
jumlah pembiayaan yang akan diterima oleh melakukan transaksi gadai di pegadaian
peminjam konvensional.
5. Teller pegadaian syariah menyampaikan Saran dari kami untuk para pengelola
sistem pembayaran mulai dari batas waktu, pegadaian syariah adalah agar pelaku ataupun
perpanjangan, hingga tata cara pelaksana dari pegadaian syariah mempelajari
pembayarannya serta memahami konsep dan pengoperasian dari
6. Teller pegadaian syariahjuga menyampaikan pegadaian syariah sesuai ajaran islam mulai
sistematika penyimpanan barang yang dari transaksi, proses pembiayaan, proses
digadai dan jumlah biaya yang dikenakan penyimpanan/perawatan barang yang
untuk perawatan digadaikan beserta biaya yang dikenakan, lalu

31
ISSN 2407-9189 The 4 th Univesity Research Coloquium 2016

kebijakan yang ditetapkan ketika nasabah tidak http://jasrifirdaus.blogspot.co.id/2013/04/


dapat menebus barang yang digadaikan pada mekanisme-pegadaian-syariah.html.
jatuh tempo. Selanjutnya, pihak pegadaian Hadiana, 2015. Analisis Peraturan dan
syariah mewadahi atau memfasilitasi Mekanisme Produk Kredit pada Pegadaian
masyarakat (nasabah) dalam proses Konvensional dan Syariah Tahun 2015. ,
transformasi informasi mengenai pegadaian (c).
syariah mulai dari maksud dan tujuan dari Hendriansyah, 2012. Pengertian Literatur dan
adanya pegadaian syariah, proses Jenis Literatur. Blogger, p.1. Available at:
akad/transaksinya, jenis pembiayaan yang http://hendriansdiamond.blogspot.co.id/20
diperoleh nasabah, manfaat dari memilih 12/02/pengertian-literatur-dan-jenis.html.
pegadaian syariah daripada pegadaian Herfika, C., 2013. Pegadaian Syariah ( Studi
konvensional dalam prosen peminjaman uang, pada PT Pegadaian di Nganjuk dan Kediri
serta berbagai macam produk yang dihasilkan ).
dari pegadaian syariah. Hikmawati, S., 2014. Pegadaian Syariah.
Blogger, p.1. Available at:
5. REFERENSI http://srihik02.blogspot.co.id/2014/12/peg
adaian-syariah.html.
Ahby, H., 2012a. Pegadaian Syari‟ah. Blogger, Imaroh, L. dan A.R., 2014. Sistem dan produk-
p.1. Available at: produk pegadaian syari‟ah. Blogger, p.1.
http://ahby007.blogspot.co.id/2012/09/peg Available at:
adaian-syariah_4.html. http://lhaelyimma.blogspot.co.id/2014/11/
Ahby, H., 2012b. Pegadaian Syariah. Blogger, sistem-dan-produk-produk-
p.1. Available at: pegadaian.html.
http://ahby007.blogspot.co.id/2012/09/peg Jamil, M., 2010. Prospek Pegadaian Syariah.
adaian-syariah_4.html. wordpress, p.1. Available at:
Astuti, M.E.B. dan L.G.D.K., 2015. Metodologi https://jamilkusuka.wordpress.com/tag/pro
Penelitian Kajian Literatur. , pp.1–26. spek-pegadaian-syariah/.
Ayunia, I., 2015. Pegadaian Syariah dan Komalah, L., 2013. Pegadaian Syariah.
Perkembangannya di Indonesia. Blogger, Blogger, p.1. Available at:
p.1. Available at: http://lapohlalakomalah.blogspot.co.id/20
http://isnaniayuniaa.blogspot.co.id/2015/0 13/05/pegadaian-syariah-lengkap.html.
3/jurnal-pegadaian-syariah.html. Kristinawati, L., 2007. Penerapan Prinsip
Dhatin, 2009. Pegadaian Syariah, Sistem Syariah di Perum Pegadaian Syariah
Moneter dan Fiskal Islam ―Peran Uang Cabang Landungsari Malang ( Studi di
dalm Kebijakan Moneter.‖ ifadha, p.1. Perum Pegadaian Syariah Cabang
Available at: Landungsari Malang ).
https://dhatin.wordpress.com/category/peg Lugito, A., 2007. Studi Perbandingan Model
adaian-syariah/. Perhitungan Laba antara Pegadaian
Dinia, Z., 2015. Pegadaian Syariah. Blogger, Syariah dengan Pegadaian Konvensional. ,
p.1. Available at: pp.1–22.
http://zikadf.blogspot.co.id/2015/12/pegad Melorose, J., Perroy, R. & Careas, S., 2015. No
aian-syariah.html. Title No Title. Statewide Agricultural
Dongoran, A., 2014. Kenalkan Produk Gadai Land Use Baseline 2015, 1(14).
Syariah, Pegadaian Gandeng OJK. Mulyani, S., 2012. Pegadaian Syariah (Rahn).
okezone, p.1. Available at: Blogger, p.1. Available at:
http://economy.okezone.com/read/2014/0 http://srimulyanicha.blogspot.co.id/2012/0
8/12/457/1023532/kenalkan-produk- 5/pegadaian-syariah-rahn.html.
gadai-syariah-pegadaian-gandeng-ojk. Novi, A., 2009. Bank dan Lembaga Keuangan
Firdaus, J., 2013. Mekanisme Pegadaian Lain. , pp.127–136.
Syari‟ah. Blogger, p.1. Available at: Punaji, S. dan, 2010. Metodologi Kajian

32
ISSN 2407-9189 The 4 th Univesity Research Coloquium 2016

Literatur. Slideshare, p.1. Available at:


http://www.slideshare.net/DeetheyInnkkle
e/kajian-literatur-53678197.
Rinaldi, F., 2016. Pengertian dan Produk
Pegadaian Syariah yang Wajib Anda
Cermati. kembar.pro, p.1. Available at:
http://www.kembar.pro/2016/01/pengertia
n-produk-pegadaian-syariah-yang-wajib-
anda-cermati.html.
Rozi, F., 2014. Syarat dan Rukun Sah Gadai.
suduthukum, p.1. Available at:
http://www.suduthukum.com/2014/09/sya
rat-dan-rukun-sah-gadai.html.
Sa‟adah, F., 2008. Strategi Pemasaran Produk
Gadai Syariah Dalam Upaya Menarik
Minat Nasabah Pada Pegadaian Syariah
Cabang Dewi Sartika.

Said, N.S., 2010. Analisis Pengaruh Lokasi dan


Pelayanan Pegadaian Syariah Terhadap
Minat Nasabah (Studi Kasus Pegadaian
Syariah Cab. Depok).
Saputra, R., 2015. Analisis Potensi dan Kendala
Pengembangan Pegadaian Syariah di Kota
Medan. , pp.221–235.
Saputra, R., 2000. Pengertian Pegadaian Dalam
istilah bahasa Arab. , pp.1–24.
Umam, M.R.K. dan B.S.R., 2011. Pelaksanaan
dan Prospek Pegadaian Syariah di
Indonesia. , (September), pp.1–22.
Yusnita, J., 2010. Konsep Operasionalisasi dan
Prospek Pegadaian Syariah. Blogger, p.1.
Available at:
http://jihanyusnita.blogspot.co.id/2010/05/
konsep-operasionalisasi-dan-
prospek.html.

33

You might also like