You are on page 1of 13

Tawazun: Journal of Sharia Economic Law

P-ISSN: 2655-9021, E-ISSN: 2502-8316


Volume 5, Nomor 2, 2022
http://journal.iainkudus.ac.id/index.php/tawazun/index
DOI: http://dx.doi.org/10.21043/tawazun.v4i1

Tinjauan Hukum Islam terhadap Pinjaman Shopeepaylater

Retno Dewi Ulfa1, Lina Kushidayati2


Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kudus1
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kudus2
retnodewiulfaa@gmail.com1, linakushidayati@iainkudus.ac.id2

Abstract
With the rapid development of technology, an application for online shopping (marketplace)
was born. One of the largest in Indonesia is the Shopee marketplace. In the Shopee
application there is a payment feature that can be made in stages, known as Spaylater. In
this study, the theory used is the sale and purchase contract, loan contract, hiwalah contract
and usury. This research uses the type of field research or field studies using a qualitative
approach. This research was conducted on the Shopee application, where in the Shopee
application there is an online loan feature called Spaylater. This feature makes it easy for
users to make transactions, because Spaylater itself offers bailouts for users who want to
transact but do not have cash. Then the researchers used primary data obtained from
interviews with informants in accordance with the research problem. While secondary data,
researchers obtained from books, journals, articles from the internet, DSN-MUI Fatwa and
theories related to Islamic law. Then for the data collection method using observation,
interviews and documentation. The results of this study indicate that if the activation of
the Spaylater user is successful, the user can use the limit that has been given. Then
regarding the view of Islamic law, looking at Spaylater, namely in the Spaylater mechanism
there are conditions for contracts that are not fulfilled in Spaylater. Because in it there is a
late fee given by the Spaylater, this late penalty is included in usury jahiliyah. Therefore
the practice of Spaylater is not allowed in Islam because it contains elements of usury
Keywords: Spaylater, Sale and Purchase Contract, Qardh Contract, Hiwalah Contract

Abstrak
Dengan adanya perkembangan teknologi yang semakin pesat, lahirlah suatu
aplikasi untuk berbelanja online (marketplace). Salah satu yang terbesar yang ada
di Indonesia yaitu marketplace Shopee. Di dalam aplikasi Shopee terdapat fitur
pembayaran yang dapat dilakukan secara berangsur, yang dikenal dengan
Spaylater. Dalam penelitian ini teori yang digunakan yaitu akad jual beli, akad
pinjaman, akad hiwalah dan riba. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian field
research atau studi lapangan dengan menggunakan metode pendekatan kualitatif.
Penelitian ini dilakukan pada aplikasi Shopee, dimana dalam aplikasi tersebut
terdapat fitur pinjaman secara online yang bernama Spaylater. Fitur ini
memberikan kemudahan bagi pengguna dalam bertransaksi, karena Spaylater
sendiri menawarkan dana talangan untuk penggunanya yang ingin bertransaksi
namun tidak memiliki uang secara tunai. Kemudian peneliti menggunakan data
primer yang didapatkan dari wawancara dengan informan yang sesuai dengan
permasalahan penelitian. Sedangkan data sekunder, peneliti memperoleh dari
buku, jurnal, artikel dari internet, Fatwa DSN-MUI dan teori teori terkait hukum
Islam. Kemudian untuk metode pengumpulan data menggunakan observasi,
wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan jika aktivasi

Tawazun: Journal of Sharia Economic Law Vol. 5 No.2 2022 208


Retno Dewi Ulfa, Lina Kushidayati

pengguna Spaylater berhasil maka pengguna dapat menggunakan limit yang telah
diberikan. Kemudian terkait pandangan hukum Islam, memandang Spaylater
yaitu dalam mekanisme Spaylater terdapat syarat-syarat dari akad- akad yang
tidak terpenuhi dalam Spaylater. Karena didalamnya terdapat denda
keterlambatan yang diberikan oleh pihak Spaylater, denda keterlambatan ini
termasuk dalam riba jahiliyah. Maka dari itu praktik Spaylater tidak diperbolehkan
dalam Islam karena mengandung unsur riba
Kata Kunci: Spaylater, Akad Jual Beli, Akad Qardh, Akad Hiwalah

PENDAHULUAN
Di era digital seperti saat ini, teknologi menjadi perhatian yang
sangat besarkarena perkembanganya yang terlalu pesat terutama teknologi
internet. Teknologi internet sendiri sudah digemari oleh semua kalangan.
Bukan hanya orang dewasa namun juga dikalangan anak-anak sudah
mampu mengakses internet. Internet sendiri memberikan kemudahan
kepada penggunanya pasalnya, internet menyediakan berbagai informasi
kebutuhan bagi para penggunanya. Misalnya saja di internet sudah tersedia
informasi untuk mencari lowongan perkerjaan, mencari bahan untuk
mengerjakan tugas, berita-berita pun dapat diakses melalui internet, tidak
hanya itu internet juga dapat digunakan untuk komunikasi jarak jauh serta
mampu melaksanakan transaksi jual beli tanpa harus bertatap muka
(Mursid dan Nurhisam, 2022:47).
Dengan segala kemudahan teknologi internet seperti ini, mampu
memberikan peluang besar untuk para perusahaan E-commerce untuk
mendirikan suatu platform untuk berbelanja secara online. Dengan
berdirinya perusahaan E- commerce ini memberikan suatu kemudahan para
penggunanya untuk berbelanja secara online. Marketplace yang sudah
berdiri di Indonesia dan sudah populer di kalangan masyarakat yaitu
Shopee, Tokopedia, Lazada, Blibli dan masih banyak lagi. Berdasarkan riset
iPrice melaporkan bahwa pada kuartal ke II, Shopee merupakan salah satu
marketplace terdepan dari segi jumlah pengunjung. Shopee memiliki jumlah
pengunjung yakni 126,99 juta perbulan. Shopee menempati peringkat kedua
setelah Tokopedia dengan jumlah pengunjung 147,79 juta perbulan (Adi,
2021:14).
Shopee merupakan salah satu marketplace yang berdiri di Singapura
yang dikelola oleh Garena Group yang sekarang berubah nama menjadi
Sea Group. Shopee diluncurkan serentak pada tahun 2015 di 7 negara yaitu
Malaysia, Indonesia, Singapura, Thailand, Taiwan, Vietnam, dan Filiphina.
Shopee mulai masuk di pasar Indonesia pada bulan Mei 2015 dan beroperasi
pada bulan Juni 2015. Shopee merupakan aplikasi untuk melakukan
transaksi jual beli secara online dengan cepat dan mudah. Shopee
menawarkan beberapa macam kategori prroduk sesuai kebutuhan
konsumenya (Wikipedia, 14 November 2021).

Tawazun: Journal of Sharia Economic Law Vol. 5 No.2 2022 209


Tinjauan Hukum Islam terhadap Pinjaman Shopeepaylater

Di dalam Shopee sendiri terdapat metode pembayaran secara mudah


dan aman, seperti COD (Cash On Delivery), Shopeepay, Spaylater, transfer
bank dan kartu kredit. Spaylater merupakan fitur metode pembayaran
terbaru di Shopee dimana, memberikan limit kredit untuk fasilitas pinjaman
dan pemberian fasilitas pinjaman itu sendiri kepada pengguna platform
Shopee, untuk membeli barang atau jasa melalui platform Shopee, dimana
pelaku konsumen dapat membayar kredit dengan beberapa tenor angsuran
yang telah tersedia. Pengguna Shopee mendapatkan kemudahan untuk
bertransaksi dengan pinjaman dengan bunga yang minim.
Pengajuan pinjaman (kredit) Spaylater sangat mudah dan cepat,
dimana peminjam hanya membutuhkan KTP untuk registrasi pengajuan
pinjaman. Pengajuan pinjaman tidak memerlukan jaminan ataupun tidak
ada pengecekan kelayakan peminjaman seperti halnya pengajuan di Bank.
Namun ada ketentuan yaitu terdapat biaya tambahan dan terdapat denda
yang diberikan oleh pihak Spaylater (Wikipedia, 14 November 2021).
Dengan melihat beberapa keunikan dari Spaylater, peneliti merasa
perlu untuk melakukan studi lebih lanjut dan melakukan penelitian
mengenai penerapan akad terhadap penggunaan Spaylater. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pinjaman berbasis online pada aplikasi Shopee
(Spaylater) menurut hukum Islam.

KAJIAN LITERATURR
Jual Beli
Menurut bahasa, jual beli sering disebut dengan al-ba’i yang berati
menjualatau mengganti. Sedangkan menurut istilah suatu perjanjian tukar-
menukar benda atau barang yang mempunyai nilai secara sukarela
diantara kedua belah pihak dan mereka saling bersepakat dengan
ketentuan yang ada. Menurut ulama Hanafiyah menjelaskan bahwa jual
beli adalah pertukaran sesuatu dengan sesuatu yang diinginkan dengan
cara melakukan ijab (ucapan yang menunjukkan penawaran) dan qabul yang
maksudnya adalah ucapan yang menunjukkan penerimaan (Mubarok &
Hasanudin, 2017:19).
Landasan hukum yang mengatur mengenai jual beli yaitu Allah
berfirman melalu QS. Al Baqarah ayat 275 yang artinya “Allah menghalalkan
jual beli dan mengharamkan riba”. Selain itu juga terdapat dari hadis yang
diriwayatkan oleh Rifa’ah Ibn Rifa’ yang artinya “Dari Rifa’ah Ibn Rifa’,
Rasulallah SAW ditanya salah seorang sahabat mengenai profesi apa yang
paling baik. Rasulallah mmenjawab: “Usaha tangan manusia sendiri dan setiap
jual beli yang diberkati. HR. Al-Bazzar dan Al-Hakim.” (Hadi, 2011:34)
Rukun jual beli menurut jumhur ulama yaitu terdapat empat yaitu
ada orangyang berakad; Ada Shigat (lafadz ijab dan qabul); ada barang yang
diperjualbelikan; dan ada nilai tukar pengganti barang. Sedangkan syarat
yang harus dilakukan dalamjual beli yaitu para pelaku transaksi jual beli

210 Tawazun: Journal of Sharia Economic Law Vol. 5 No.2 2022


Retno Dewi Ulfa, Lina Kushidayati

harus sudah cakap hukum. Di dalam jual beli ijab dan qabul nya harus
terdapat kesesuaian baik dari sisi kualitas dan kuantitasnya. Barang yang
diperjualbelikan juga harus memberikan manfaat dan barang tersebut
sudah ada ditempat jika belum ada pihak penjual harus memberikan
kesanggupan untuk mengadakan barang tersebut (Mustofa, 2014:12).

E-Commerce
Konsep e-commerce sampai saat ini belum terdapat definisi yang
seragam. Hal ini disebabkan karena pengembangan e-commerce yang terus
berkembang, sehingga hampir setiap saat e-commerce mengalami
perubahan dan mempunyai bentuk baru. Namun demikian, bukan berarti
dengan tidak adanya pengertian yang seragam ini mengakibatkan tidak
ada sama sekali pengertian e-commerce. Pada kesempatan ini akan
dikemukakan beberapa pengertian dari e-commerce. Kegiatan e-commerce
merujuk secara umum kepada semua bentuk transaksi yang berkaitan
dengan aktifitas komersial, baik organisasi maupun individual yang
berdasarkan pemerosesan dari transaksi data yang didigitalisasikan,
termasuk teks, suara, dan gambar (Riswandi, 2019:3).
Mekanisme dalam transaksi e-commerce dapat digambarkan ketika
konsumen melakukan kegiatan belanja secara online di toko online melalui
media internet seperti di website. Di website tersebut terdapat toko online
dan tersedia berbagai informasi diskripsi kebutuhan yang akan
ditransaksikan oleh konsumen yang sudah terenkripsi oleh sistem.
Selanjutnya, konsumen memesan sebuah order. Segala informasi yang
berkaitan dengan order ini dikirim melalui sebuah jaringan pintu gerbang
rahasia (private gateway) menuju ke bagian proses informasi jaringan
(processing network) di mana di bagian tersebut transaksi akan dinyatakan
sah atau tidak oleh bank yang dipakai oleh situs toko online tersebut (Purbo
dan wahyudi, 2001: 68).

Tawazun: Journal of Sharia Economic Law Vol. 5 No.2 2022 211


Tinjauan Hukum Islam terhadap Pinjaman Shopeepaylater

Suyanto dalam bukunya mendefinisikan e-commerce dari beberapa


perspektif berikut (Suyanto, 2003:11):
1. Perspektif Komunikasi;
E-commerce merupakan pengiriman informasi, produk/layanan,
atau pembayaran melalui lini telepon, jaringan komputer atau
sarana eletronik lainnya.
2. Perspektif Proses Bisnis;
E-commerce merupakan aplikasi teknologi menuju otomisasi
transaksi dan aliran kerja perusahaan.
3. Perspektif Layanan;
E-commerce merupakan salah satu alat yang memenuhi
keinginan perusahaan, konsumen dan manajemen dalam
memangkas service cost ketika meningkatkan mutu barang dan
kecepatan pelayanan.
4. Perspektif Online;
E-commerce berkaitan dengan kapasitas jual beli produk dan
informasi di internet dan jasa online lainnya.

Secara umum, e-commerce diklasifikasikan menjadi beberapa jenis,


yaitu (Suyanto, 2003:45):
1. Business to business (B2B)
Business to business adalah model e-commerce di mana pelaku
bisnisnya adalah perusahaan, sehingga proses transaksi dan
interaksinya adalah antara satu perusahaan dengan perusahaan
lainnya. Contoh model e-commerce ini adalah beberapa situs e-
banking yang melayani transaksi antar perusahaan.
2. Business to Consumer (B2C)
Business to Consumer adalah model e-commerce di mana pelaku
bisnisnya melibatkan langsung antara penjual (penyedia jasa e-
commerce) dengan individual buyers atau pembeli. Contoh model
e-commerce ini adalah airasia.com.
3. Consumer to Consumer (C2C)
Consumer to Consumer adalah model e-commerce di mana
perorangan atau individu sebagai penjual berinteraksi dan
bertransaksi langsung dengan individu lain sebagai pembeli.
Konsep e-commerce jenis ini banyak digunakan dalam situs
online auction atau lelang secara online. Contoh portal e-
commerce yang menerapkan konsep C2C adalah e-bay.com.
4. Consumer to Business (C2B)
Consumer to Business adalah model e-commerce di mana pelaku
bisnis perorangan atau individual melakukan transaksi atau
interaksi dengan suatu atau beberapa perusahaan. Jenis e-
commerce seperti ini sangat jarang dilakukan di Indonesia.

212 Tawazun: Journal of Sharia Economic Law Vol. 5 No.2 2022


Retno Dewi Ulfa, Lina Kushidayati

Contoh portal e-commerce yang menerapkan model bisnis seperti


ini adalah priceline.com.

Adapun beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari e-commerce


bagi organisasi atau perusahaan, yakni (Suyanto, 2003:50):
1. Memperluas marketplace hingga ke pasar nasional dan
international;
2. Menurunkan biaya pembuatan, pemrosesan, pendistribusian,
penyimpanan dan pencarian informasi yang menggunakan
kertas;
3. Memungkinkan pengurangan inventory dan overhead dengan
menyederhanakan supply chain dan management tipe “pull”;
4. Mengurangi waktu antara outlay modal dan penerimaan
produk dan jasa;
5. Mendukung upaya-upaya business process re-engineering;
6. Memperkecil biaya telekomunikasi;
7. Akses informasi lebih cepat.

Dalam redaksi lain, untuk keberlangsungan sebuah organisasi atau


perusahaan, adanya e-commerce memberikan dampak posifit yang cukup
signifikan seperti (Rahmidani, 2015:347):
1. Mendapatkan pelanggan baru. Studi yang menyebutkan bahwa
manfaat penggunaan e-commerce dalam bisnis adalah
mendapatkan pelanggan baru dikemukakan oleh Hamill dan
Gregory, 1997 dan Swatman, 1999 serta Hoffman dan Novak,
2000. Digunakannya e-commerce memungkinkan perusahaan
tersebut mendapatkan pelanggan baru baik itu yang berasal dari
pasar domestik maupun pasar luar negeri.
2. Menarik konsumen untuk tetap bertahan. Studi yang dilakukan
oleh Daniel & Storey, 1997 di industri perbankan menemukan
bahwa dengan adanya layanan e-banking membuat nasabah
tidak berpindah ke bank lain. Selain itu bank juga akan
mendapatkan pelanggan baru yang berasal dari bank-bank yang
bertahan dengan teknologi lama.
3. Meningkatkan mutu layanan. Dengan adanya e-commerce
memungkinkan perusahaan dapat meningkatkan layanan
dengan melakukan interkasi yang lebih personal sehingga dapat
memberikan informasinya sesuai dengan apa yang diinginkan
oleh konsumen. Studi yang menyebutkan bahwa penggunaan e-
commerce dapat bermanfaat untuk meningkatkan mutu layanan
ini dikemukakan oleh Gosh, 1998.
4. Melayani konsumen tanpa batas waktu. Studi yang dilakukan
oleh Daniel & Storey, 1997 menemukan bahwa adanya

Tawazun: Journal of Sharia Economic Law Vol. 5 No.2 2022 213


Tinjauan Hukum Islam terhadap Pinjaman Shopeepaylater

pelanggan dapat melakukan transaksi dan memanfaatkan


layanan suatu perusahaan tanpa harus terikat dengan waktu
tutup ataupun buka dari suatu perusahaan tersebut.
Selain itu, beberapa manfaat e-commerce mempunyai manfaat bagi
masyarakat, antara lain (Suyanto, 2003:51):
1. Memungkinkan pelanggan untuk berbelanja atau melakukan
transaksi lain selama 24 jam sehari sepanjang tahun dari hampir
setiap lokasi dengan menggunakan fasilitas internet pribadi
maupun umum seperti tersedianya Wi-Fi;
2. Memberikan lebih banyak pilihan kepada pelanggan;
3. Pengiriman menjadi sangat cepat;
4. Pelanggan bisa menerima informasi yang relevan secara detail
dalam hitungan detik, bukan lagi hari atau minggu;
5. Memberi tempat bagi para pelanggan lain di electronic
community dan bertukar pikiran serta pengalaman;
6. Memudahkan persaingan yang ada pada akhirnya akan
menghasilkan diskon secara substansial.

Qardh
Menurut Wahbah al-Zuhaili, qardh secara bahasa berati al qathu’ yang
memiliki arti yakni pemotongan, karena harta yang dipinjamkan
merupakan potongan bagian dari harta milik pihak yang memberi
pinjaman. Sedangkan menurut istilah akad qardh adalah transaksi pinjam-
meminjam dana tanpa imbalan dengan kewajiban pihak meminjam
mengembalikan pokok pinjaman secara sekaligus atau cicillan atau dalam
jangka waktu tertentu (Hadi A. A., 2019:47).
Dasar Hukum qardh Allah berfirman pada Q.S. Al-Baqarah: 245
yang artinya “Barangsiapa meminjami Allah dengan pinjaman yang baik maka
Allah melipatgandakan ganti kepadanya dengan banyak. Allah menahan dan
melapangkan (rezeki) dan kepada-Nyalah kamu dikembalikan.” Sedangkan
menurut hadis yaitu yang diriwayatkan oleh Ibnu Mas’ud artinya “Dari
Ibnu Mas’ud berkata, Sesungguhnya Nabi SAW bersabda, “Tidaklah seorang
muslim memberi pinjaman kepada orang lain dua kali, kecuali seperti sedekahnya
yangpertama. HR. Ibnu Majah”” (Sukma, 2019:23).
Ketentuan mengenai qardh juga diatur melalui Fatwa DSN-MUI No.
19/DSN-MUI/IV/2001 bahwa dalam ketentuan nya yaitu para nasabah al
qardh wajib mengembalikan jumlah pokok yang diterima pada waktu yang
telah disepakati. Kemudian pihak Lembaga Keuangan Syariah dapat
meminta jaminan jika diperlukan. Biaya administrasi akan dibebankan
kepada nasabah. Kemudian nasabah dapat memberikan tambahan
sumbangan dengan sukarela kepada Lembaga Keuangan Syariah selama
tidak diperjanjikan dalam akad (DSN-MUI, 2001).

214 Tawazun: Journal of Sharia Economic Law Vol. 5 No.2 2022


Retno Dewi Ulfa, Lina Kushidayati

Hiwalah
Secara etimologis hiwalah berasal dari kata hala asy-syai’ haulan yang
memiliki arti berati berpindah. Tahawwala min maqanihi yang artinya
berpindah dari tempatnya. Sedangkan hiwalah secara terminologis adalah
memindahkan utang dari tanggungan muhil (orang yang memindahkan)
kepada tanggungan muhal alaih (orang yang berutang ke pada muhil).
Hiwalah menurut Pasal 20 ayat (13) Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah
adalah pengalihan utang dari muhil al-ashil kepada muhaalaih (Pelangi,
2013:22)
Didalam hiwalah, ulama membagi menjadi dua jenis hiwalah. Yang
pertama yaitu HiwalahAl-Muqayyadah (pemindahan bersyarat) merupakan
pemindahan sebagai ganti dari pembayaran utang pihak pertama kepada
pihak kedua. Contohnya yaitu Tuan A memiliki piutang kepada tuan B dan
Tuan B memiliki piutang kepada Tuan C. Utang Tuan B kepada Tuan A
jatuh tempo, tetapituan B tidak mampu membayar atau melunasinya. Maka
Tuan B meminta kepada Tuan C untuk membayar atau melunasi
hutangnya kepada A dan Tuan A menyetujuinya.
Yang kedua yaitu Hiwalah Al-Mutlaqah (pemindahan mutlak),
merupakan pemindahan hutang yang dalam pelaksanaannya tidak
ditegaskan sebagai ganti dari pembayaran hutang pihak pertama kepada
pihak kedua. Di dalam hiwalahal- mutlaqah juga berlaku hiwalahbil ujroh
dimana pihak muhal alaih boleh menerimaujroh atau fee atas ketersediaan
dan komitmenya untuk membayar hutang muhil. Contoh : Tuan A memiliki
piutang kepada Tuan B. Utang Tuan B kepada Tuan A jatuh tempo, tetapi
tuan B tidak mampu membayar atau melunasinya. Maka Tuan B meminta
kepada Tuan C untuk membayar atau melunasi utangnya kepada A dan
Tuan A menyetujuinya (Sjahdeini, 2007:86)

Riba
Menurut bahasa riba yaitu bertambah maksudnya bahwa dalam
kegiatan riba terjadi penambahan terhadap sesuatu yang dihutangkan.
Sedangkan menurut istilah Madzhab Syafi’i mendefinisikan riba sebagai
transaksi dengan imbalan tertentu yang tidak diketahui kesamaan
takaranya maupun ukuran waktunya kapan terjadi transaksi dengan
penundaan penyerahan kedua barang yang dipertukarkan atau salah
satunya. Sedangkan menurut Imam Sarakhsi dari Madzhaf Hanafi
mendefinisikan riba sebagai tambahan yang disyaratkan dalam transaksi
bisnis tanpa adanya iwadh (padanan) yang dibenarkan oleh syariat atas
penambahan tersebut (Pradja, 2014:74)
Larangan riba terlah tercantum didalam Firman Allah QS. Ar-ruum
ayat 39 yang artinya “Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia
bertambahpada harta manusia, maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah. Dan
apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai

Tawazun: Journal of Sharia Economic Law Vol. 5 No.2 2022 215


Tinjauan Hukum Islam terhadap Pinjaman Shopeepaylater

keridhaan Allah, maka (yang berbuat demikian) itulah orang-orang yang melipat
gandakan (pahalanya).” Melalui ayat ini, sebagian orang meminjamkan uang
kepada orang yang membutuhkan merupakan suatu ibadah. Namun
sebagian orang dalam praktik ibadah dalam membantu sesama manusia,
munculah praktik riba untuk menambah kekayaan dari si pemberi
pinjaman (Mubarok & Hasanudin, 2017:23).
Riba yang muncul karena hutang piutang terbagi menjadi dua yaitu
riba qardh dan riba jahiliyah. Riba qardh yaitu suatu tambahan atau kelebihan
yang telah disyaratkan dalam perjanjian antara pihak pemberi pinjaman
dan peminjam. Sedangkan riba jahiliyah yaitu riba yang timbul karena
adanya keterlambatan pembayaran dari si peminjam sesuai dengan waktu
pengembalian yang telah diperjanjikan.
Sedangkan transaksi riba dari jual beli terbagi menjadi dua yaitu
yang pertama, Riba Fadhl merupakan tambahan yang diberikan atas
perukaran barang yang sejenis dengan kadar atau takaran yang berbeda.
Dua pihak melakukan transaksi pertukaran barang yang sejenis, namun
satu pihak akan memberikan barang ini dengan jumlah, kadar atau takaran
yang lebih tinggi. Kemudian yang kedua yaitu Riba Nasiah merupakan
pertukaran antara jenis barang yang satu dengan yang lainnya. Pihak yang
satu akan mendapatkan barang yang jumlahnya lebih besar disebabkan
adanya perbedaan waktu dalam penyerahan barang tersebut (Antonio,
2001:38).

METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini yaitu
menggunakan jenispenelitian lapangan (field reserch) dengan menggunakan
pendekatan metode kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan
yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Penggunaan metode ini
dikarenakan metode kualitatif yang paling tepat digunakan dan sesuai
dengan kebutuhan dalam penelitian ini. (Arikunto, 2005:34).
Informan dalam penelitian ini terdiri dari para pengguna Spaylater
yaitu para mahasiswa Fakultas Syariah IAIN Kudus Angkatan 2018 dan
Tokoh Agama yang menguasai mengenai muamalah. Selain itu, informasi
didapatkan melalui aplikasi Shopee sendiri untuk lebih mengetahui
mengenai ketentuan mekanisme didalam Spaylater.

PEMBAHASAN
Proses dan Mekanisme Transaksi dalam Spaylater
Kecepatan pembayaran juga dipengaruhi oleh perkembangan
teknologi, yang tercermin dari perbaikan terus-menerus sistem
pembayaran di seluruh dunia. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999
tentang Bank Indonesia pasal 1 ayat 6 menyatakan bahwa saat ini alat
pembayaran yang dikenal selain uang tunai adalah alat pembayaran

216 Tawazun: Journal of Sharia Economic Law Vol. 5 No.2 2022


Retno Dewi Ulfa, Lina Kushidayati

berbasis kertas, berbasis kartu, dan digital. Saat ini masyarakat Indonesia
mulai mengenal sistem pembayaran digital tersebut (Sari, 2021:47).
Pembayaran digital adalah pembayaran yang menggunakan
teknologi. Dengan pembayaran digital, uang disimpan, diproses, dan
diterima dalam bentuk informasi, transfer uang dilakukan melalui alat
pembayaran elektronik (Tarantang dkk, 2019:62).
Pada tahun 2018, perusahaan Teknologi Finansial (Financial
Technology/Fintech) telah memperkenalkan teknologi pembayaran yang
konsepnya adalah pembayaran cicilan tanpa kartu kredit, yakni paylater.
Saat ini paylater banyak digunakan industri e-commerce di Indonesia seperti
platform belanja onnlie marketplace, perusahaan entertainment, reservasi
tiket dan hotel, dan penyedia jasa transportasi online (Nabila, 2020).
Paylater merupakan sebuah alternatif metode pembayaran yang
mengadopsi sistem cicilan secara online tanpa memerlukan kartu kredit.
Beberapa platform saat ini mulai banyak mengadopsi teknologi cicilan
kredit tanpa kartu tersebut. Hingga saat ini, paylater sudah diadopsi
berbagai platform industri berbasis digital, dan rata-rata hamper
keseluruhan menggunakan teknologi paylater, karena kemudahan dalam
akses transaksi yang diberikan (Quiserto, 2019).
Pada mekanisme Spaylater sebenarnya hampir sama dengan
mekanisme jual beli pada umumnya, yang membedakannya yaitu metode
pembayaran yang digunakan yaitu dapat dibayar secara berangsur.
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan oleh peneliti, Spaylater akan
muncul apabila akun telah aktif selama 3 bulan, sering melakukan isi ulang
Shopeepay dan menjadi pengguna aktif Shopee. Kemudian berdasarkan hasil
wawancara dengan salah satu pengguna Spaylater syarat untuk melakukan
pendaftaran Spaylater hanya menggunakan KTP sebagai identitas diri dan
tidak membutuhkan jaminan. Jangka waktu yang diberikan untuk
melakukan pelunasan yaitu 1x, 3x, 6x dan 12x dengan bunga sebesar 2,95%
per satu kali cicilan (Shopee, 12 November 2021).
Mekanisme penggunaanya yaitu jika fitur Spaylater sudah muncul di
aplikasi Shopee, pengguna dapat mendaftarkan diri dengan mengisi data
diri yang telah tersedia di laman Spaylater. Kemudian pengguna dapat
menambahkan foto KTP sebagai bukti identitas diri. Jika pendaftaran sudah
dilakukan pengguna hanya menunggu persetujuan pihak Spayleter. Jika
sudah disetujui maka pengguna diberikan limit Spaylater yang kemudian
limit tersebut dapat digunakan untuk berbelanja oleh pihak pengguna di
aplikasi Shopee (Shopee, 12 November 2021).

Pandangan Hukum Islam terhadap Transaksi Shopeepaylater


Para ulama memperbolehkan adanya jual beli. Namun jual beli yang
dilakukan harus memenuhi syarat-syarat yang sudah diatur. Dalam
pelaksanaan jual beli harus terdapat kejelasan dan kesepahaman antara

Tawazun: Journal of Sharia Economic Law Vol. 5 No.2 2022 217


Tinjauan Hukum Islam terhadap Pinjaman Shopeepaylater

penjual dan pembeli. Jika jualbeli dilakukan secara kredit atau berangsur
maka penjual harus memberitahukan jika harga yang pembayaranya secara
kredit lebih tinggi dibandingkan pembayaransecara tunai. Menurut ulama
jika penjual memberikan perbedaan harga kontan danharga kredit dimana
harga kredit lebih tinggi daripada harga kontan kemudian pembeli
menyetujui nya maka dalam hal ini sudah terjadi kesepakatan antara kedua
belah pihak maka dari itu jual beli ini tidak haram.
Selanjutnya penerapan akad qardh pada Shoppepaylater, qardh dalam
Islam diperbolehkan jika rukun dan syarat nya terpenuhi. Pengaplikasikan
akad qardh dalam praktik Spaylater karena dalam pengaplikasian Spaylater
pengguna diberikan limit awal sesuai dengan ketentuan dari Spaylater.
Limit tersebut digunakan untuk membeli barang sesuai yang diinginkan
oleh pihak pengguna. Kemudian limit tersebut juga dapat bertambah
seiring dengan keaktifan pengguna dalam bertransaksi dan juga ketepatan
waktu dalam membayar tagihan di Spaylaterdisetiap bulannya.
Di dalam qardh terdapat syarat tidak diperbolehkan adanya unsur
riba. Maka dari itu syarat qardh dalam pengaplikasian Spaylater tidak
terpenuhi. Karenadi dalam praktik Spaylater terdapat denda keterlambatan
jika pengguna membayar tagihan tidak tepat waktu. Di dalam islam denda
keterlambatan sendiri dikenal dengan istilah riba jahiliyah, yaitu riba yang
muncul karena adanya keterlambatan pembayaran oleh peminjam.
Kemudian Spaylater jika ditinjau melalui akad hiwalah yaitu jika di
aplikasikan dalam Spaylater maka termasuk hiwalah muthlaqah, karena
dalam mekanisme nya Spaylater membayarkan harga barang yang dibeli
pada seller, kemudian pengguna membayar hutang kepada pihak Spaylater
bukan ke pihak seller. Kemudian didalam hiwalah mutlaqah terdapat
hiwalahbil ujrah, dimana pihak muhal alaih diperbolehkan menerima ujrah
atas ketersediaanya untuk membayar hutang muhil. Dalam pengaplikasian
akad hiwalah dalam Spaylater sendiri yaitu pihak pengguna membeli barang
terlebih dahulu kepada pihak penjual, kemudian seharusnya pihak
pengguna membayar kepada pihak penjual namun dikarenakan pengguna
belum memiliki uang maka barang tersebut dibayarkan olehpihak Spaylater
sehingga terdapat pengalihan hutang dari pihak pengguna yang berhutang
ke pihak penjual menjadi berhutang kepada pihak Spaylater. Kemudian
pihak pengguna harus membayar hutangnya kepada pihak Spaylater
beserta tambahan biaya (ujrah) kepada pihak Spaylater karena telah
membayarkan hutang pihak pengguna kepada pihak penjual.

KESIMPULAN
Mekanisme Spaylater sangat mudah dan sangat praktis . Didalam
Spaylater sendiri terdapat pilihan untuk jangka waktu untuk pembayaran
secara berangsur. Namun yang disayangkan dari Spaylater sendiri, terkait
suku bunga yang diberikantidak diberitahukan sejak awal. Namun pihak

218 Tawazun: Journal of Sharia Economic Law Vol. 5 No.2 2022


Retno Dewi Ulfa, Lina Kushidayati

pengguna dapat mencari tahu melaluifitur layanan chat dengan Shopee yang
telah tersedia di aplikasi Shopee. Pandangan hukum islam terkait
penggunaan Spaylater yaitu biaya tambahan yang diberikan hukumnya riba
karena didalamnya terdapat riba jahiliyah, dimana riba yang munculkarena
adanya denda keterlambatan yang diberikan kepada pihak peminjam.

DAFTAR PUSTAKA

Buku
Adi, W. (2021, November). Bukan Shopee Inilah E-commerce dengan
pengunjung paling banyak pada kuartal 2 2021. Diambil kembali dari
Kontan.co.id:
https://www.google.co.id/amp/s/amp.kontan.co.id/news/bukan-
Shopee- inilah-e-commerce-dengan-pengunjung-paling-banyak-
pada-kuartal-2- 2021
Antonio, M. S. (2001). Bank Syariah . Jakarta: Gema Insani Press.
Arikunto, S. (2005). Manajaman Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
DSN-MUI. (t.thn.). Fatwa DSN-MUI No.19/DSN-MUI/IV/2001 Tentang
Qardh. Hadi, A. A. (2019). Fikih Muamalah Kontemporer. Depok:
Rajawali Pers.
Hadi, S. (2011). Fiqh Muamalah. Kudus: Nora Media Enterprise.
Mubarok, J., & Hasanudin. (2017). Fikih Muamalah Maliyyah Akad Jual Beli.
Bandung: Simbioka Rekatama Media.
Mustofa, I. (2014). Fiqih Muamalah Kontemporer. Yogyakarta: Kaukaba
Dipantara.
Pelangi, T. L. (2013). Metodologi Fiqh Muamalah. Kediri: Lirboyo Pers.
Pradja, J. S. (2014). Fikih Muamalah Perbandingan. Bandung: CV Pustaka
Setia.RI, D. A. (2014). Al Quran dan Terjemah. Jakarta: Beras.
Purbo, Onno W dan Wahyudi, Aang Arif. (2001). Mengenal E-commerce.
Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
Shopee. (t.thn.). Syarat dan Ketentuan Penggunaan Spaylater. Diambil kembali
dari Shopee: https://shopee.co.id
Sjahdeini, S. R. (2007). Perbanakan Islam dan Kedudukanya Dalam Tata Hukum
Perbankan Indonesia. Jakarta: Pustaka tama Grafiti.
Suyanto. (2003). Strategi Periklanan pada E-Commerce Perusahaan Top Dunia.
Yogyakarta: Andi.

Jurnal
Sukma, F. a. (2019). “Konsep dan Implementasi Akad Qardhul Hasan Pada
Perbankan Syariah dan Manfaatnya”. Jurnal Ekonomi dan Keuangan
Syariah.

Tawazun: Journal of Sharia Economic Law Vol. 5 No.2 2022 219


Tinjauan Hukum Islam terhadap Pinjaman Shopeepaylater

Mursyid, Fadhilah, dan Nurhisam, Luqman. (2022). Kajian Hukum Islam


tentang Rekening Bersama (RekBer) pada E-Commerce. Jurnal
Tawazun Vol 5(1), 47-58.
DOI: http://dx.doi.org/10.21043/tawazun.v5i1
Rahmidani, Rose. (2015). Penggunaan E-commerce dalam Bisnis sebagai
Sumber Keunggulan Bersaingan Perusahaan. Proceeding FE UNP. 1-9.
http://fe.unp.ac.id.
Riswandi, Dedi. Transaksi On-Line (E-Commerce): Peluang dan Tantangan
dalam Perspektif Ekonomi Islam. Jurnal Econotica, Vol 1(1). 1-13.
Tarantang, Jefry & Awwaliyah, Annisa & Astuti, Maulidia & Munawaroh,
Meidinah. (2019). Perkembangan Sistem Pembayaran Digital Pada Era
Revolusi Industri 4.0 Di Indonesia. Jurnal Al-Qardh, 4, 60-75. DOI:
http://dx.doi.org/10.23971/jaq.v4i1.1442.

Internet
Shopee. (2021). Http://www.shopee.co.id
Wikipedia. (2021). Shopee perusahaan elektronik Singapura. Diambil kembali
dari Wikipedia. https://id.m.wikipedia.org/wiki/Shopee

220 Tawazun: Journal of Sharia Economic Law Vol. 5 No.2 2022

You might also like