You are on page 1of 14

Ade Faulina, dkk – Fenomena Online Shopping…

TATHWIR
Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam
Volume XII Nomor 1, Januari-Juni 2021, p. 46-59
p- ISSN : 2086-1281 e-ISSN : 2657-2079
https://ejournal.uinib.ac.id/jurnal/index.php/tathwir/index

Fenomena Online Shopping sebagai Gaya Hidup dan Strategi


Pemberdayaan Ekonomi Umat Islam di Masa Pandemi Covid
19
Ade Faulina1, Rahmi Surya Dewi2, Ernita Arif 3

1Ade Faulina, Universitas Andalas

2Rahmi Surya Dewi, Universitas Andalas

3Ernita Arif, Universitas Andalas

Correspondence Email : adefaulina@yahoo.com

ABSTRACK

It’s the second year for covid 19 pandemic and it has brought a lot of change in people life around
the world. Nonetheless, Indonesia also feels it. A settle life condition that’s been known for long has
to change to adapt and to survive the new situation. From social side, economic, culture, religion
education and many more. One of the most significant change and become common nowadays are
online shopping. The range of user started from old user to new user who never been used this
platform before. The online shop no longer become life style complement, but has become the life
style itself. It can be seen from numbers of transaction that online shops have every day from one
account. What more interesting is they can place themselves as they wish, weather its producer or
consumer on their own account. So, to figure out the whole picture of this new phenomena, the
researcher will try to digging this up by using qualitative method and case study method. So in the
end we can understand this fenomena from many different angle.

Key Word : lifestyle, new media, online shop, online shopping, empowerment

ABSTRAK

Pandemi covid 19 yang saat ini memasuki tahun kedua telah membawa banyak perubahan
dalam kehidupan masyarakat di berbagai penjuru dunia. Tidak terkecuali bagi masyarakat
Indonesia. Aspek-aspek kehidupan yang selama ini berada dalam kondisi mapan, mau tidak mau
harus mampu menyesuaikan diri dan bertahan. Baik dari sisi sosial, ekonomi, budaya, agama,
pendidikan, dsb. Namun demikian pandemi covid 19 ini juga menimbulkan gejala baru di tengah
masyarakat yaitu semakin meningkatnya kebutuhan berbelanja online atau online shopping.
Mulai dari pengguna (user) lama maupun baru yang notabenenya belum pernah menggunakan

Copyright © 2021, Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam| 46


Ade Faulina, dkk – Fenomena Online Shopping…

aplikasi (fitur) online shop yang tersedia di new media. Keberadaan online shop hari ini pun
tidak lagi sekadar alternatif memenuhi kebutuhan hidup. Tetapi telah berubah menjadi suatu
gaya hidup. Hal ini terlihat dari meningkatnya aktivitas transaksi yang dilakukan para
pengguna/ pemilik akun. Terlebih mereka pun dapat secara bebas memposisikan diri sebagai
produsen (penjual) ataupun konsumen (pembeli) pada akun masing-masing. Maka untuk
mengetahui bagaimana gambaran utuh fenomena online shopping sebagai gaya hidup dan
strategi dalam pemberdayaan ekonomi umat Islam, peneliti akan berupaya menggali hal
tersebut dengan menggunakan metode penelitian kualitatif dan strategi studi kasus. Sehingga
pada akhirnya dapat memahami fenomena ini dari berbagai sisi dan sebagaimana adanya.

Kata Kunci: gaya hidup, new media, online shop, online shopping, pemberdayaan

PENDAHULUAN transaksi dilakukan melalui jaringan


internet atau new media. Sehingga
Situasi pandemi covid 19 saat ini tanpa pembeli lebih leluasa untuk melakukan
disangka-sangka menunjukkan transaksi kapanpun mereka inginkan dan
pemanfaatan teknologi informasi dan tanpa dibatasi keberadaan pengguna.
komunikasi secara lebih luas dan
bervariasi. Termasuk penggunaan fitur- “Toko online tersedia selama 24 jam
fitur new media untuk berbagai sehari, memiliki lebih banyak
kebutuhan dan keperluan. Bukan hanya konsumen yang mengakses lewat
untuk berkomunikasi (interaksi), mencari internet kapan dan di mana pun,
informasi, ataupun sebagai media lebih banyak menghemat BBM dan
hiburan tetapi new media juga waktu. Toko online menjelaskan
memungkinkan penggunanya untuk produk yang dijual dengan baik,
melakukan aktivitas lainnya. Salah satu melalui teks, foto, file multimedia.
fitur yang cukup diminati oleh khalayak Mereka juga menyediakan informasi
saat ini ialah fitur belanja online/ online produk, prosedur keselamatan, saran
shop. dan cara penggunaannya, fasilitas
untuk berkomentar, me-ranking
Kegiatan belanja online (online shopping) itemnya, akses meninjau situs lain,
secara sederhana dapat diartikan sebagai fasilitas real time menjawab
suatu proses pembelian barang atau jasa pertanyaan pelanggan, sehingga
oleh konsumen kepada penjual secara mempercepat mendapat kata sepakat
real time, tanpa pelayan dan melalui pembelian dari berbagai vendor
jaringan internet. Sementara itu toko pemilik toko online.”
online/ virtual (online shop/ virtual shop)
merupakan sarana atau toko untuk Semua hal ini menjadikan aktivitas
menawarkan barang dan jasa lewat berbelanja di toko online lebih mudah
internet, di mana pengunjung dapat dan cepat dilakukan. Jika pada toko offline
melihat barang-barang di toko online. (pasar, pusat perbelanjaan, atau
Baik melalui foto-foto, video, dll pertokoan) pembeli harus menempuh
(Loekamto, 2012). Pada dasarnya jarak tertentu untuk bisa sampai di
aktivitas yang dilakukan di toko online/ tempat tersebut, menyediakan waktu
virtual tidak jauh berbeda dengan toko khusus untuk bertransaksi serta harus
offline yaitu berupa transaksi jual beli. membuat daftar belanja agar lebih efektif
Unsur-unsur yang meliputinya pun sama dan efisien, maka sebaliknya dengan toko
seperti adanya tempat usaha (toko), online. Mereka cukup membuka akun
penjual dan pembeli. Hanya saja yang platform online shopping yang mereka
membedakan pada online shopping miliki, memilih produk yang mereka

Copyright © 2021, Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam| 47


Ade Faulina, dkk – Fenomena Online Shopping…

inginkan dan memesannya tanpa harus Sementara itu kompas.com menyebutkan


pergi ke mana-mana. Di samping aktivitas bahwa kegiatan jual beli secara online
yang lebih mudah dilakukan, hal istimewa tidak dapat dipisahkan dari pertumbuhan
lainnya adalah aktivitas komunikasi yang industri e-commerce di tanah air yang
terjadi di sini bisa bermanfaat untuk menyebabkan adanya peningkatan
kedua belah pihak. Dalam arti penjual jumlah pembeli melalui platform-
bisa secara lebih bebas menggambarkan platform tersebut. Sebagaimana yang
dan menawarkan produk-produk yang diungkapkan oleh portal kode diskon
dimilikinya kepada pembeli. untuk situs-situs belanja online di
Indonesia, CupoNation bahwa jumlah
Penjual pun bisa berinteraksi dengan online shopper (pembeli/ konsumen/
para pembeli (pelanggan) sekaligus bisa pelanggan toko online) di Indonesia terus
memperoleh feedback yang membantu meningkat selama beberapa tahun
dalam membangun citra toko tersebut. terakhir. Di tahun 2018, jumlah online
Berbeda halnya dengan komunikasi yang shopper diperkirakan mencapai 11,9
terjadi di toko offline (konvensional). persen dari total populasi di Indonesia
Komunikasi tidak berlangsung dengan (Putera, 2018).
begitu intens. Karena waktu yang dimiliki
penjual terbatas dalam melayani pembeli Data-data ini pun semakin menguatkan
dan menjelaskan produk yang mereka dan membuktikan bahwa aktivitas
miliki. Penjual harus mampu untuk berbelanja di toko online mengalami
menempatkan diri “secara adil” kepada pertumbuhan dan perkembangan yang
masing-masing pembeli atau pelanggan. signifikan. Online shopping tidak lagi
Sebab ia harus beralih dari pelanggan sekadar aktivitas sampingan. Tetapi
satu ke yang lain dan tidak bisa berfokus kegiatan ini juga sudah menjadi suatu
kepada satu pembeli dalam waktu lama. kebiasaan, bahkan dewasa ini dapat
Terlebih mengingat pemilik toko offline dikatakan sebagai gaya hidup. Kegiatan
tentunya memiliki jangka waktu buka dan belanja online ini di samping semakin
tutup toko yang telah ditentukan. bergeser menjadi suatu gaya hidup
masyarakat, tetapi ia juga mampu
Tidak mengherankan jika kemudian memberikan keuntungan finansial yang
online shopping bisa menjadi alternatif besar kepada e-commerce yang memang
untuk berbelanja ataupun memenuhi fokus kepada aktivitas jual beli
kebutuhan harian setiap orang. Tidak (ekonomi). Hal ini bahkan sudah
terkecuali bagi umat Islam (muslim). diprediksi jauh-jauh hari oleh perusahaan
Aktivitas online shopping yang terjadi riset Bain & Company dan Facebook yang
dapat menguntungkan kedua belah pihak. menyatakan bahwa sektor belanja online
Berbagai fleksibilitas, keuntungan di Indonesia diprediksi tumbuh 3,7 kali
finansial serta jangkauan pasar yang lebih lipat menjadi US$ 48,3 miliar di 2025
luas dan beragam menyebabkan dibanding US$ 13,1 miliar pada 2017
pertumbuhan online shop pun semakin (Annur, 2020).
melonjak. Seperti yang diuraikan oleh
situs KataData bahwa konsumen online Sejumlah faktor pun ditenggarai turut
shopping di Indonesia selalu mendorong pertumbuhan aktivitas
menunjukkan tren meningkat. Pada belanja online. Pertama, kemampuan
tahun 2016, jumlah konsumen berjumlah daya beli masyarakat semakin meningkat
8,7 juta jiwa. Kemudian tahun 2018 terutama di kelas menengah. Faktor yang
jumlah transaksi e-commerce pun kedua yaitu adanya penggunaan akses
mencapai 144 triliun rupiah internet yang terus bertumbuh dalam
(marketingcraft.com, 2020). beberapa tahun terakhir. Bahkan saat ini

Copyright © 2021, Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam| 48


Ade Faulina, dkk – Fenomena Online Shopping…

akses pengguna internet sudah mencapai menggunakan web mobile, dan 22,85
70 % di Indonesia. Berikutnya, faktor persen pengunjung mengakses melalui
ketiga berasal dari penetrasi belanja desktop. Maka dapat disimpulkan bahwa
online yang tidak hanya menyasar pelanggan/ pembeli online shop di
masyarakat di kota-kota besar, tetapi juga Indonesia didominasi oleh pengguna
di kota kecil ataupun pedesaan. smartphone.
Penggunaan pembayaran digital dinilai
ikut memudahkan masyarakat dalam Penggunaan gawai atau smartphone ini
berbelanja online. tentunya tidak bisa dilepaskan dari
perkembangan teknologi masa ke masa
Sementara itu online shop (e-commerce) yang tentunya mempengaruhi kehidupan
yang menjadi pilihan oleh masyarakat manusia. Seperti yang dikemukakan oleh
Indonesia masih didominasi oleh Marshal McLuhan (Rachmaniar et al.,
platform (situs) belanja online dalam 2018) bahwa media komunikasi
negeri. Meski beberapa situs belanja membentuk perilaku manusia itu sendiri
internasional juga turut masuk dalam dikarenakan setiap media komunikasi
jajaran pasar e-commerce di Indonesia. masing-masingnya memiliki karakteristik
Berdasarkan data dari CupoNation yang berbeda dan unik. Maka dapat
beberapa platform belanja online yang dimengerti jika kemudian aktivitas
digemari oleh masyarakat Indonesia belanja online merupakan sesuatu yang
sepanjang tahun 2019 lalu antara lain, lumrah dilakukan oleh masyarakat
Tokopedia yang menempati peringkat (pengguna) new media di Indonesia
pertama. Adapun jumlah pengunjung ataupun secara khusus umat Islam.
situs ini mencapai 1,2 miliar yang terdiri Bahkan aktivitas belanja online ini
dari 863,1 juta pengunjung dari web semakin lekat dengan keseharian
mobile dan 329,8 juta pengunjung dari masyarakat dalam masa pandemi yang
desktop. Peringkat kedua dikuasai oleh masih terjadi hingga saat ini.
situs belanja online Shopee dengan
jumlah pengunjung mencapai 837,1 juta. Sebagaimana hasil studi Exabytes
Sedangkan posisi ketiga ditempati oleh (Koesno S, 2020) yang merupakan
BukaLapak yang dikunjungi oleh 823,5 sebuah perusahaan penyedia layanan
juta pengunjung (cnnindonesia.com, hosting menerangkan bahwa jumlah
2020). pelanggan e-commerce mengalami
peningkatan sebanyak 38,3 persen
Kemudian posisi keempat dan seterusnya selama masa pandemi corona. Selain itu
secara berurutan ditempati oleh Lazada Filianingsih Hendarta, Kepala
dengan 445,5 juta pengunjung, Blibli Departemen Kebijakan Sistem
dengan 353,2 juta pengunjung, JD ID Pembayaran Bank Indonesia (BI)
dengan 105,4 pengunjung, Orami dengan menyatakan bahwa transaksi e-commerce
89,8 juta pengunjung, Bhineka dengan naik sejumlah 26 persen. Sedangkan
62,2 juta pengunjung, Sociolla dengan transaksi harian turut meningkat hingga
51,1 juta pengunjung, dan Zalora 4,8 juta dan pelanggan baru pun
sebanyak 44,5 juta pengunjung. Selain itu bertambah hingga 51 persen selama
CupoNation Indonesia menyampaikan masa pandemi ini.
bahwa masyarakat Indonesia lebih
menyukai melakukan belanja online Beberapa studi yang dilakukan
melalui mobile (gawai) daripada desktop. sebelumnya pun menunjukkan hal yang
Lebih lanjut hasil studi tersebut serupa. Bahwa kehadiran pandemi
menyatakan bahwa 77,15 persen dari memang memungkinkan pengguna untuk
jumlah pengunjung di tahun 2019 mengakses platform belanja online secara

Copyright © 2021, Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam| 49


Ade Faulina, dkk – Fenomena Online Shopping…

lebih intens. Baik sebagai seorang dan tetap diketahui oleh pengguna
konsumen ataupun produsen (penjual/ lainnya (Sumarni et al., 2020).
seller). Meskipun jika ditilik lebih jauh
kecenderungan pemilik akun online shop Keuntungan yang didapat oleh platform
lebih sering berperan sebagai konsumen online shop ini tentunya tidak terlepas
yang memang meluangkan waktunya dari strategi yang mereka terapkan di
untuk melihat/ berkunjung dari satu toko tengah pandemi covid 19 ini. Menurut
online ke toko lainnya. Semakin lama jurnal yang ditulis oleh Suswanto, dkk
waktu konsumen menggunakan (2020) bahwa platform belanja online
smartphone nyatanya dapat sangat memerhatikan penyusunan
meningkatkan lebih dari dua kali (55,84 strategi pesan dalam komunikasi
persen) untuk belanja online dalam satu pemasarannya. Seperti yang dilakukan
bulan. Selama satu hari konsumen biasa oleh platform Shopee. Mereka
menggantungkan waktu 4 sampai 6 jam menekankan kepada 3 (tiga) aspek ide
(38,3 persen) untuk membuka e- yaitu Pertama, ide rasional yaitu
commerce. mempertimbangkan perkembangan yang
terjadi di masyarakat, khususnya saat
Mereka yang meluangkan waktu tersebut pandemi ini. Shopee pun tetap berusaha
telah memiliki pengalaman belanja online memberikan kemudahan bagi seller
selama 1 sampai 2 tahun. Penyebab maupun buyer dengan mengadopsi fitur-
lainnya adalah keinginan individu dalam fitur yang terdapat di media sosial.
berbelanja juga muncul karena adanya Kedua, ide emosional dilakukan dengan
preferensi untuk membeli produk- membuat fitur “Siaga Dari rumah” pada
produk spesifik yang mereka inginkan. aplikasi mereka. Kemudian ketiga adalah
Pencarian produk paling banyak ialah ide moral. Shopee melalui tagline “Siaga
produk-produk apparel (73,92 persen), Dari Rumah” ini mampu mengambil
seperti baju, celana, dress, dll dan produk momen Ramadhan untuk melakukan
hobi (65,76 persen). Kemudian untuk kegiatan sosial. Hal ini dilakukan Shopee
produk kesehatan konsumen tertarik dengan mempermudah proses
untuk belanja produk berupa masker penyaluran bantuan yang didonasikan
kesehatan (7,04 persen) daripada produk oleh pengguna Shopee secara sukarela
alcohol (2,24 persen), sanitizer (1,92 (Suswanto & Setiawati, 2020).
persen), alat kesehatan (1,92 persen),
farmasi (1,76 persen), sarung tangan dan Melihat berbagai hal tersebut dapat
disinfektan (0,96 persen) (Adhani, dkk, diketahui bahwa platform online shop
2020). saat ini juga sangat memperhatikan
aspek-aspek penting untuk kenyamanan
Peningkatan jumlah pengguna kedua belah pihak. Mereka terus
(pengakses/ konsumen) dan transaksi berupaya untuk memberikan kemudahan
online ini menurut Sumarni (2020) kepada penjual (seller) maupun
mendatangkan banyak keuntungan. konsumen/ pembeli (buyer). Maka suatu
Khususnya bagi pemilik platform belanja hal wajar jika aktivitas jual beli dapat
online. Di antara keuntungan tersebut meningkat pesat dan terus digemari oleh
yaitu 1) mengurangi biaya promosi/ masyarakat.
pemasaran, 2) pemasaran yang dilakukan
dapat diukur secara real time dengan Beranjak dari berbagai fakta dan data
analisis Google Analytics, 3) cepat tersebut, penulis kemudian tertarik untuk
menentukan target, dan 4) paparan mengetahui dan meneliti lebih dalam dan
jangka panjang karena informasi ataupun utuh tentang bagaimana fenomena
promosi yang ada dapat bertahan lama belanja online di tengah umat Islam.

Copyright © 2021, Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam| 50


Ade Faulina, dkk – Fenomena Online Shopping…

Apakah fenomena online shopping ini aplikasi prosedur ilmiah secara sistematis
memberikan konstribusi terhadap dengan menggunakan pendekatan
pemberdayaan ekonomi muslim. Atau kualitatif. Definisi tersebut pada
pemanfaatan platform belanja online dasarnya selaras dengan pendapat
masih sebatas sebagai pengguna pasif. Denzin dan Lincoln (Yusuf, M, Pd, 2014)
Dalam arti aktivitas yang dilakukan yaitu:
pengguna baru sekadar sebagai
konsumen saja. Maka untuk “Qualitative research is multi-method in
mendapatkan jawaban itu, penulis pun focus, involving an interpretative,
secara spesifik memberikan judul naturalistic approach to its subject
penelitian ini “Fenomena Online Shopping matter. This means that qualitative
sebagai Gaya Hidup dan Strategi researchers study things in their natural
Pemberdayaan Ekonomi Umat Islam di settings, attempting to make sense of or
Masa Pandemi Covid 19”. interpret phenomenon in terms of the
meanings people bring to them.
Qualitative research involves the studied
use and collection of variety of empirical
METODE PENELITIAN material case study, personal experience,
introspective, life story interview,
Pada penelitian ini penulis menggunakan observational, historical, interactional,
metode penelitian kualitatif eksploratif and visual tests that describe routine and
dengan pendekatan studi kasus. Prof. problematic moments and meaning
Afrizal, MA menerangkan bahwa individual lives”.
penelitian kualitatif ialah penelitian ilmu-
ilmu sosial yang mengumpulkan dan Sedikit menandai ciri dari definisi ini,
menganalisa data berupa kata-kata (lisan pada dasarnya Denzel dan Lincoln lebih
maupun tulisan) dan perbuatan- berfokus kepada pendapat bahwa
perbuatan manusia serta peneliti tidak penelitian kualitatif sebagai penelitian
berusaha menghitung atau yang menggunakan dua pendekatan yaitu
mengkuantifikasikan data kualitatif yang interpretative dan naturalistik. Hal ini
telah diperoleh dan dengan demikian berarti bahwa penelitian kualitatif lebih
tidak menganalisis angka-angka. Namun berfokus mempelajari sesuatu dari
tidak berarti dalam penelitian kualitatif setting alami mereka, dan mencoba
peneliti tabu dengan angka-angka. Karena membuat pengertian atau interpretasi
para peneliti dalam penelitian ini pun dalam konteks makna mereka.
perlu untuk mengumpulkan dan
menganalisis angka-angka jika Seiring dengan pendapat yang telah
diperlukan (Afrizal, MA, 2014). disampaikan oleh para ahli tersebut dan
untuk mendapatkan hasil yang lebih
Penelitian kualitatif di samping itu juga menyeluruh serta sesuai dengan yang
dapat dipahami sebagai suatu strategi diinginkan, peneliti pun memilih untuk
inquiry yang menekankan pencarian menggunakan strategi studi kasus.
makna, pengertian, konsep, karakteristik, Pendekatan/ strategi studi kasus pada
gejala, simbol maupun deskripsi tentang dasarnya merupakan suatu strategi yang
suatu fenomena, fokus dan multimetode. lebih dikehendaki untuk melacak
Kemudian ia bersifat alami dan holistik, peristiwa-peristiwa kontemporer, bila
mengutamakan kualitas, beberapa cara peristiwa-peristiwa yang bersangkutan
serta disajikan secara naratif. Tujuan dari tak dapat dimanipulasi.
penelitian ini adalah untuk menemukan
dan memperoleh jawaban tentang sebuah Prof. Dr. Robert K. Yin secara lebih jelas
fenomena atau pertanyaan melalui menerangkan bahwa studi kasus

Copyright © 2021, Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam| 51


Ade Faulina, dkk – Fenomena Online Shopping…

merupakan suatu inkuiri empiris yang HASIL DAN PEMBAHASAN


menyelidiki fenomena di dalam
kehidupan nyata, bilamana: batas-batas Penggunaan New Media di Masa
antara fenomena dan konteks tidak Pandemi Covid 19
tampak dengan tegas; dan di mana
multisumber dimanfaatkan. Poin terakhir Merebaknya wabah covid 19 (corona) di
ini juga sekaligus menjadi kekuatan unik berbagai penjuru dunia merupakan suatu
dari studi kasus yaitu kemampuannya keadaan yang tidak pernah diprediksi
untuk berhubungan sepenuhnya dengan sebelumnya. Bukan hanya karena
berbagai jenis bukti. Baik berupa keberadaan virus covid 19 atau corona
dokumen, peralatan, wawancara, dan itu sendiri. Tetapi juga angka kasus yang
observasi. Lebih dari itu, dalam beberapa tinggi dan cenderung meningkat dari hari
situasi seperti observasi partisipan, ke hari. Berdasarkan data dari
manipulasi juga dapat terjadi (Yin, 2015). Worldometers, hingga saat ini total kasus
covid 19 di dunia sebanyak 154.953.147
Data primer dalam penelitian ini (154 juta) kasus dengan rincian
didapatkan melalui melalui wawancara 132.413.187 (132 juta) pasien sembuh,
yang dilakukan kepada 26 orang dan 3.240.038 orang meningggal dunia.
informan yang dilakukan dalam rentang Sedangkan negara dengan kasus covid
waktu 8 (delapan) bulan yaitu sejak tertinggi yaitu 1. Amerika Serikat:
September 2020 hingga April 2021. Baik 33.273.467 kasus, 2. India: 20.658.234
secara langsung (tatap muka), maupun kasus, 3. Brasil: 14.860.812 kasus, 4.
tidak langsung/ perantara media seperti Perancis: 5.680.378 kasus, 5. Turki:
telepon, pesan WhatsApp dan video 4.929.118 kasus, 6. Rusia: 4.839.514
conference/ zoom meeting. Kemudian kasus, 7. Inggris: 4.423.796 kasus, 8.
data penelitian didapatkan melalui teknik Italia: 4.059.821 kasus, 9. Spanyol:
snowball sampling. Cara ini digunakan 3.544.945, dan 10. Jerman: 3.448.182
untuk mengidentifikasi, memilih dan kasus (kompas.com, 2021).
mengambil sampel dalam suatu jaringan
atau rantai hubungan yang menerus. Sementara itu berdasarkan informasi dari
Dalam hal teknik snowball sampling yang Satuan Tugas Penanganan Covid 19
dipilih adalah snowball sampling non- diketahui bahwa untuk negara Indonesia
probabilitas (non-probability) atau sendiri saat ini terdapat sebanyak
sample dengan probabilitas yang tidak 1.691.658 kasus positif covid. Adapun
sama. rinciannya yaitu sebanyak 1.547.092
orang sembuh dan pasien meninggal
Pada teknik ini jumlah informan akan sebanyak 46.349 orang (kompas.com,
cenderung bertambah ataupun semakin 2021). Tingginya angka kasus terinfeksi
besar sesuai dengan keberadaan mereka positif, penyebaran yang hampir merata
di lapangan. Meskipun demikian di seluruh dunia dan “tidak pandang
informan yang ditetapkan juga harus bulu” atau cenderung menyerang siapa
memenuhi kriteria tertentu atau sesuai saja menyebabkan timbulnya rasa
dengan kapasitas mereka sebagaimana khawatir. Kemudian ditambah dengan
yang dibutuhkan untuk menemukan kehadiran vaksin yang masih pro kontra
jawaban penelitian. Selanjutnya untuk di tengah masyarakat membuat
data sekunder berasal dari dokumen kehidupan sosial masyarakat menjadi
berupa buku, majalah, surat kabar, artikel berubah.
media online, dan bahan audio visual
lainnya. Hal ini tentunya menimbulkan berbagai
kegelisahan dan kekhawatiran. Bahkan di
masa awal pandemi juga memperlihatkan

Copyright © 2021, Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam| 52


Ade Faulina, dkk – Fenomena Online Shopping…

terjadinya kepanikan dan ketakutan yang Menurut data dari Alvara Research Center
berlebihan di tengah masyarakat. Apalagi (Rochim, 2020) menyebutkan bahwa
mengingat kemampuan perkembangan terdapat peningkatan dalam pengeluaran
dan penularan virus yang cenderung untuk kebutuhan internet masyarakat di
cepat, luas dan tinggi hingga masa pandemi ini yaitu mencapai 8,1
menyebabkan kematian pada diri pasien. persen, naik dari tahun sebelumnya
Tidak mengherankan jika keberadaan sebesar 6.1 persen. Sedangkan pada
virus covid 19 juga mampu tahun 2015 lalu sebesar 5 persen, dan 4,8
melumpuhkan segala aktivitas ataupun persen di tahun 2012. Kemudian alokasi
rutinitas yang dilakukan masyarakat untuk kebutuhan internet ini juga jauh di
sebelumnya. atas kebutuhan telepon yang hanya 4,4
persen. Sedangkan untuk aktivitas yang
Berbagai upaya pun dilakukan untuk dilakukan di masa pandemi ini cukup
menekan laju penyebaran virus maupun beragam. Namun aktivitas new media
mengurangi dampak yang dirasakan oleh tertinggi berupa mengirim pesan yang
masyarakat. Pemerintah Indonesia mencapai 86,5 persen. Kemudian
sendiri telah beberapa kali mengubah browsing sebesar 80,6 persen, jejaring
kebijakannya dalam mengatasi pandemi sosial sebesar 70,3 persen, video
yang telah memasuki tahun kedua ini. streaming 55,0 persen, email 53,8 persen,
Mulai dari menerapkan aturan social download 44,6 persen. Selebihnya berupa
distancing/ physical distancing, lockdown, aktivitas belanja online, pembayaran
PSBB, work from home hingga kebijakan online, internet banking, telepon internet,
new normal. Meskipun terasa sulit, musik online, transportasi online, game
perlahan namun pasti pemerintah dan online, belajar online, video conference, e-
masyarakat mulai melakukan book/ e-reader, dsb.
penyesuaian (adaptasi). Salah satu
bentuk adaptasi itu ialah pemanfaatan Sebagaimana data di atas, belanja online
new media (jaringan internet) untuk (online shopping) termasuk salah satu
membantu berbagai aktivitas yang aktivitas yang sering dilakukan oleh
mereka lakukan. pengguna. Meskipun secara statistik tidak
menempati posisi teratas ataupun
New media saat ini cenderung prioritas penggunanya. Akan tetapi jika
dimanfaatkan dalam beragam aktivitas kita telusuri atau perhatikan secara
masyarakat. Jika sebelum pandemi saksama, aktivitas belanja online juga
komunikasi (interaksi) yang dilakukan mampu menciptakan tren tersendiri. Hal
cenderung mengutamakan komunikasi ini tampak dari kecenderungan
fisik (tatap muka) atau tanpa media maka masyarakat untuk memilih berbelanja
berbeda dengan yang terjadi saat ini. secara online guna memenuhi kebutuhan
Keberadaan media baru justru lebih sehari-hari. Sehingga mengakibatkan
mendominasi dalam suatu kegiatan peningkatan dalam transaksi belanja
komunikasi. Pemanfaatan new media digital. Online shopping atau yang sering
tidak bisa dipungkiri memang masih identik dengan e-commerce merupakan
didominasi oleh interaksi di media sosial. suatu proses di mana seseorang dapat
Namun new media juga memainkan peran melakukan kegiatan jual beli dengan
penting dalam berbagai kegiatan dalam menggunakan media internet. Seperti
kehidupan bermasyarakat. Hal ini yang dikemukakan oleh Vermaat bahwa
tentunya didukung oleh tujuan e-commerce ialah transaksi bisnis yang
penggunaan yang semakin luas dan terjadi dalam jaringan elektronik seperti
variatif. Baik oleh masyarakat perkotaan internet. Siapapun yang mempunyai
maupun pedesaan (kota kecil). jaringan internet dapat berpartisipasi

Copyright © 2021, Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam| 53


Ade Faulina, dkk – Fenomena Online Shopping…

dalam kegiatan e-commerce (Miranda, financial technology yang dapat


2016). memudahkan pengguna (masyarakat).

Lebih jauh Kalakota dan Winston Peningkatan aktivitas belanja online oleh
menerangkan bahwa online shopping atau pengguna juga menguntungkan bagi
e-commerce dapat dilihat dari beberapa perusahaan e-commerce. Chief Customer
perspektif, yaitu dari perspektif Care Officer Lazada Indonesia, Ferry
komunikasi, proses bisnis, layanan dan Kusnowo menyatakan bahwa terdapat 57
online. Pertama dari perspektif persen masyarakat yang melakukan
komunikasi, e-commerce adalah berupa kegiatan berbelanja melalui digital. Lebih
pengiriman barang, layanan, informasi, jauh ia menerangkan bahwa selama 6
atau pembayaran melalui jaringan hingga 7 bulan terakhir, belanja online
komputer atau melalui peralatan menjadi alternatif utama yang banyak
elektronik lainnya. Kemudian kedua dari dipilih oleh masyarakat. Sebanyak 92
perspektif bisnis e-commerce adalah persen mencoba metode belanja baru
aplikasi dari teknologi yang menuju dengan uraian 57 persen masyarakat
otomatisasi dari transaksi bisnis dan melakukan pembelanjaan secara digital
aliran kerja, dan ketiga dari perspektif dan 48 persen layanan grocery pick up &
layanan, e-commerce merupakan suatu aplikasi pengiriman (kompas.com, 2020).
alat yang memenuhi keinginan Sedangkan faktor pendorong dari
perusahaan, konsumen dan manajemen aktivitas online shopping ini adalah 1)
untuk memangkas biaya layanan (service banyaknya program promo yang
cost) ketika meningkatkan kualitas ditawarkan oleh perusahaan e-commerce
barang dan kecepatan layanan yang menarik perhatian masyarakat dan
pengiriman dan dari perspektif online, e- 2) adanya tuntutan untuk menghindari
commerce menyediakan kemampuan keramaian selama masa pandemi covid
untuk membeli dan menjual barang atau 19 ini (Catriana, 2020).
informasi melalui internet dan sarana
online lainnya. Transformasi Online Shopping Bagi
Kalangan Pengguna New Media
Definisi dan beragam perspektif tersebut
menggambarkan tentang betapa Data-data penggunaan new media
kompleks dan pentingnya suatu kegiatan maupun platform online shopping seperti
online shopping. Portal online yang telah disebutkan di atas
www.kompas.com (11/7/2020) menunjukkan bahwa aktivitas belanja
berdasarkan riset yang dilakukan oleh online tidak membutuhkan waktu lama
Center for Digital Society (CfDS) untuk bertransformasi menjadi suatu
menyebutkan bahwa selama masa gaya hidup di tengah masyarakat
pandemi ini peningkatan transaksi jual (pengguna new media). Gaya hidup (life
beli di kalangan masyarakat Indonesia style) menurut Sumarwan (Sahir, 2016)
sebesar 30 persen (Prabawanti, 2020). merupakan pola hidup seseorang yang
Belanja digital (online) dinilai menjadi dinyatakan dalam kegiatan, minat dan
solusi tepat karena masyarakat tidak pendapatnya dalam membelanjakan
perlu ke luar rumah dan dapat uangnya dan mengalokasikan waktu yang
menghindarkan mereka dari resiko dimilikinya.
penularan covid 19. Selain itu juga
dikarenakan adanya kebijakan Gaya hidup ini dibentuk oleh interaksi
pembatasan sosial oleh pemerintah. Serta sosial yang dilakukan oleh individu. Di
tersedianya berbagai platform dan cara samping itu gaya hidup juga menjadi
pembayaran yang lebih praktis melalui suatu cara yang ditempuh oleh seseorang
dalam menjalani hidupnya yang meliputi

Copyright © 2021, Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam| 54


Ade Faulina, dkk – Fenomena Online Shopping…

aktivitas, minat, sikap, konsumsi dan bertindak sebagai unsur penyedia barang
harapan. Serta gaya hidup juga dan jasa bagi para konsumen tersebut.
mendorong kebutuhan dan sikap individu Beberapa alasan yang melatarbelakangi
yang pada akhirnya mempengaruhi adanya pilihan untuk beralih ke online
aktivitas dan penggunaan produk. shop antara lain yaitu 1. Mengurangi atau
Definisi lainnya menyatakan bahwa gaya menghindari adanya transaksi jual beli
hidup ialah pola tindakan yang secara fisik (tatap muka), 2. Membantu
membedakan satu orang atau kelompok dalam efektifitas maupun efisiensi waktu,
dengan yang lain. Seandainya gaya hidup 3. Pelayanan barang dan jasa dapat
diasumsikan sebagai ideologi, maka ia dilakukan secara lebih ekonomis dan
dapat membentuk identitas diri yang aman. Di samping adanya tuntutan
bersifat individu maupun bersifat ekonomi maupun kesejahteraan secara
kelompok yang membedakan dengan mendasar di masa pandemi covid 19.
yang lain (Cleopatra, 2015). Sehingga para penjual yang dulunya
memiliki toko offline atau konvensional
Jika dahulu (sebelum pandemi) aktivitas malah beralih mencoba peruntungannya
online shopping dilakukan untuk melalui toko online.
memenuhi kebutuhan mendesak (sesuatu
yang benar-benar dibutuhkan), maka hari Online Shopping sebagai Strategi
ini hal ini juga sudah bercampur dengan Pemberdayaan Ekonomi Umat Islam
keinginan atau hasrat untuk memiliki
sesuatu. Walaupun barang/ benda yang Belanja online merupakan aktivitas yang
dibeli tidak benar-benar dibutuhkan. Hal jamak dilakukan oleh masyarakat dari
ini di satu sisi merupakan imbas dari berbagai latar belakang maupun status
kehadiran pandemi yang membuat sosial. Begitu pula dengan umat Islam
masyarakat tidak bisa lepas dari (muslim). Peran sebagai penjual maupun
penggunaan gawai dalam kesehariannya. pembeli tidak jarang dilakukan oleh para
Serta adanya komunikasi persuasi dalam pengguna platform belanja online
berbagai rupa yang dihadirkan oleh tersebut.
platform online shop tersebut.
Peran Pengguna pada Platform
Selain sebagai suatu gaya hidup, dewasa Belanja Online
ini aktivitas online shopping juga menjadi
alternatif maupun strategi yang dapat 1. Konsumen (Buyer)
digunakan untuk meningkatkan taraf
Penggunaan platform online shop pada
ekonomi pengguna. Masa pandemi tidak
diri pengguna new media memang lebih
hanya menimbulkan kekhawatiran
dominan dilakukan untuk pemesanan
tentang bagaimana cara untuk terhindar
maupun pembelian produk. Adapun
dari virus ataupun menjaga kesehatan,
produk yang sering dibeli biasa berupa 1.
tetapi juga membuat masyarakat harus
kebutuhan pribadi seperti pakaian, alat
membuat strategi baru untuk dapat terus
make up, dan aksesoris, 2. Kebutuhan
memenuhi kebutuhan hidup. Sehingga
rumah tangga (keluarga) seperti
baik konsumen maupun produsen
perabotan, alat-alat dapur, pakaian anak-
memiliki alasan yang sama dalam
anak, dan obat-obatan 3. Perlengkapan
melakukan aktivitas online shopping.
yang dapat membantu aktivitas sehari-
Saat ini kita dapat melihat bahwa tren hari berupa buku, alat-alat kantor, alat-
peningkatan daya beli masyarakat alat olahraga maupun alat-alat elektronik.
(konsumen) juga beriringan dengan Pembelian barang/ produk di masa
peningkatan jumlah seller (penjual) yang pandemi covid 19 ini di samping untuk
mencari barang/ produk yang

Copyright © 2021, Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam| 55


Ade Faulina, dkk – Fenomena Online Shopping…

dibutuhkan, tetapi juga disebabkan oleh berhemat karena adanya potongan harga
beberapa hal lainnya. Seperti membantu (miring).
pengguna untuk menghemat waktu, jarak
dan pengeluaran, terlebih jika produk Aktivitas belanja online yang dilakukan
yang dibutuhkan tidak tersedia di area ini pun pada dasarnya juga tidak luput
sekitar tempat tinggal. Kemudian dari hal-hal yang tidak menyenangkan.
konsumen juga tidak mau ketinggalan Seperti produk yang dipesan terlambat
produk terbaru dari online shop datang, produk yang diterima tidak sesuai
bersangkutan dan adanya harga yang pesanan, rusak ataupun kualitas kurang
relatif lebih terjangkau (murah). bagus. Lalu kurir yang kurang ramah juga
Sedangkan untuk total pengeluaran para menimbulkan kekecewaan pada diri
pengguna atau konsemen yaitu sebesar pengguna. Meskipun pelanggan tidak
Rp.500.000 dan yang paling tinggi memungkiri mereka juga diberi
berkisar Rp.2.000.000,-. kemudahan-kemudahan dalam
melakukan transaksi pada platform
Jika selama ini stigma yang berkembang bersangkutan di masa pandemi ini.
di tengah masyarakat bahwa aktivitas Seperti adanya fasilitas free (gratis)
jual beli dilakukan oleh kalangan ongkos kirim (ongkir), sistem bayar di
menengah ke atas. Pada penelitian ini tempat (saat barang diterima) atau
penulis menemukan bahwa konsumen dikenal dengan COD (Cash on Delivery)
tidak semuanya bekerja atau menggeluti maupun berbagai diskon produk bagi
bidang profesi tertentu. Melainkan pengguna lama dan baru.
kebanyakan mereka berstatus sebagai
pelajar, mahasiswa ataupun ibu rumah Hal ini sangat menguntungkan, terutama
tangga yang pendapatannya masih dapat melindungi mereka dari aktivitas
terbatas (hanya dari orang tua atau yang menimbulkan resiko penularan
suami) dan belum tergolong kalangan wabah virus corona. Kemudian
menengah (berkecukupan/ kaya). kemudahan lainnya yaitu, pengguna
Kemudian hal lain yang ditemui ialah dapat melakukan efisiensi waktu, jarak
mereka berbelanja tidak secara dan tenaga, serta dapat menghemat
“membabi buta” atau membeli apapun pengeluaran. Hal inilah yang
yang mereka lihat. Tetapi pada dasarnya menyebabkan para konsumen tetap
aktivitas online shopping yang dilakukan bertahan untuk menggunakan platform
masih didahului dengan proses seleksi belanja online tersebut dan tidak
dan pertimbangan atas keutamaan mengurangi minat mereka untuk terus
(prioritas) ataupun kegunaan produk- melakukan transaksi online.
produk tersebut.
2. Produsen (Seller)
Sedangkan waktu untuk berbelanja pun
biasanya dilakukan apabila ada event- Platform belanja online tidak hanya
event khusus, seperti hari ulang tahun, digemari karena kemudahan yang
hari jadi pernikahan, hari raya agama, diberikan kepada konsumen. Tetapi juga
event wisuda, dsb. Bahkan mereka kepada produsen (seller). Seller ini
cenderung memilih untuk berbelanja berperan sebagai penyedia barang dan
pada saat ada program diskon ataupun jasa yang dibutuhkan oleh konsumen.
Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) Pada akun yang mereka buat selain berisi
pada tanggal-tanggal tertentu yang profil toko online tersebut, di dalamnya
ditetapkan oleh platform belanja online juga terdapat berbagai produk yang
itu. Sehingga mereka sebagai konsumen dijual. Daftar barang inilah yang
dapat berbelanja banyak, tetapi tetap bisa kemudian menjadi bagian dari transaksi

Copyright © 2021, Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam| 56


Ade Faulina, dkk – Fenomena Online Shopping…

online yang terjadi antara seller dan Hal ini menunjukkan bahwa kemajuan
buyer. dan kemudahan yang hadir dari suatu
teknologi relatif memberikan banyak
Selain itu platform belanja online ini juga keuntungan. Termasuk dalam hal
dilengkapi dengan menu-menu atau fitur- finansial atau keuangan. Hanya saja kita
fitur yang memudahkan terjadinya sebagai pengguna perlu memfungsikan
transaksi antara kedua belah pihak. Mulai teknologi (new media) serta fitur yang
dari cara pemesanan, berapa orang ada di dalamnya secara tepat dan bijak.
pengunjung toko, tata cara pembayaran, Sehingga kita dapat terhindar dari segala
pengiriman produk, pengantaran dan hal buruk ataupun pemakaian yang
penerimaan produk di tangan konsumen merugikan diri sendiri, keluarga maupun
telah diatur sedemikian rupa. Begitupula lingkungan sekitar. Termasuk salah
dengan pencatatan ataupun pembukuan satunya dari penggunaan platform
keuangan yang nantinya bisa ditagih belanja online yang tumbuh dan hadir
kepada platform belanja online. Sehingga setiap saat serta menawarkan banyak hal
produsen dan konsumen dapat yang perlu ditempatkan sesuai porsinya.
melakukan transaksi secara leluasa,
nyaman dan aman.

Kelebihan inilah yang membuat dua KESIMPULAN


orang dari 26 orang informan yang
penulis wawancarai memilih untuk Pandemi covid 19 yang saat ini memasuki
menjadi seller. Produk yang dijual berupa tahun kedua pada dasarnya telah
connector jilbab atau masker dan satu menimbulkan perubahan sosial serta
orang informan lainnya menjual berbagai berbagai fenomena dalam kehidupan
alat-alat kebutuhan rumah tangga, alat- masyarakat. Tidak terkecuali dengan
alat dapur maupun alat elektronik. berkembangnya aktivitas online
Adapun jumlah total transaksi dalam satu shopping. Kegiatan online shopping secara
bulan sebanyak Rp. 2.000.000,- hingga sederhana dapat diartikan sebagai suatu
Rp.5.000.000,-. Kedua informan proses pembelian barang atau jasa oleh
menyatakan alasan mereka berjualan di konsumen kepada penjual secara real
toko online adalah untuk menghindari time, tanpa pelayan dan melalui jaringan
rasa bosan yang dirasakan selama berada internet. Aktivitas jual beli di platform
di rumah saja. Kemudian tidak adanya online shopping pada dasarnya dapat
pekerjaan/ profesi tetap juga menjadi dilakukan oleh setiap orang dengan
alasan lainnya. berbagai latar belakang maupun status
sosial. Termasuk oleh umat Islam. Baik ia
Penggunaan platform belanja online berperan sebagai konsumen maupun
secara tepat pada diri pengguna produsen.
sesungguhnya bisa memberikan
kemudahan dan keuntungan selama masa Berbagai kesulitan yang dihadapi di masa
pandemi covid 19. Hanya saja memang pandemi covid 19 membuat setiap orang
diperlukan suatu kecakapan dan mau tidak mau jadi bergantung pada
kepandaian dalam melayani pembeli. gawai dalam memenuhi kebutuhan
Terlebih karena transaksi yang terjadi hidupnya. Bukan hanya kebutuhan
bersifat virtual maka kedua belah pihak sehari-sehari yang ada pada diri
harus bisa menarik perhatian dan konsumen, tetapi juga sebagai upaya
mengikat kepercayaan pelanggan untuk memperoleh rezeki untuk menafkahi
berbelanja di tokonya. keluarga. Terlebih situasi dan kondisi
yang belum memungkinkan orang-orang
untuk berhubungan atau berinteraksi

Copyright © 2021, Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam| 57


Ade Faulina, dkk – Fenomena Online Shopping…

secara bebas. Maka pilihan menggunakan cnnindonesia.com. (2020). Daftar Toko


platform online shopping bisa menjadi Online yang Paling Menguasai Pasar
salah satu cara untuk tetap bertahan RI Selama 2019. Cnnindonesia.Com.
dalam situasi sulit. Khususnya sebagai cnnindonesia.com
seller toko online. Meskipun pilihan ini
belum banyak dilakukan, tetapi hal ini
juga memberikan prospek yang baik bagi
Koesno S, D. A. (2020). Koesno S Dewi
pengguna. Karena kahadiran platform
Adhitya - Jumlah Pelanggan E-
online shopping di samping untuk
Commerce. www.tirto.id
memudahkan dalam bertransaksi,
penggunaan platform ini juga bisa
menguntungkan dan bermanfaat dalam
pemberdayaan ekonomi umat Islam yang Loekamto, A. (2012). Implementasi
saat ini sedang terpuruk. Atau setidaknya Technology Acceptance Model (Tam)
menjadi suatu upaya untuk terus Dalam Online Shopping. Kajian Ilmiah
produktif dan menghasilkan di masa Mahasiswa Manajemen, 1–5.
pandemi covid 19 yang masih
berlangsung hingga saat ini.

marketingcraft.com. (2020). Apa yang


Diungkapkan Data Tentang Pasar
DAFTAR KEPUSTAKAAN Online Indonesia dan Global.
Marketingcraft.Com.
Afrizal, MA, P. D. (2014). Metode marketingcrafat.com
Penelitian Kualitatif. PT Raja Grafindo
Persada.

Maulaa, M. R. (2021). Update Virus Corona


di Dunia 2 Januari 2021, Nyaris 20
Annur, C. M. (2020). Riset: Belanja Online Juta Pasien dalam Satu Bulan
Indonesia Tumbuh 3,7 Kali Lipat di Terakhir. 2 Januari 2021.
2025. 19 Februari 2020. katadata.co.id https://www.pikiran-
rakyat.com/internasional/pr-
011202426/update-virus-corona-di-
dunia-2-januari-2021-nyaris-20-juta-
Catriana, E. (2020). Aktivitas Belanja
pasien-corona-dalam-satu-bulan-
Online Meningkat Drastis, Ini
terakhir
Sebabnya. Kompas.Com.
https://money.kompas.com/read/2020/1
0/27/135847026/aktivitas-belanja-
online-meningkat-drastis-ini- Miranda, Y. C. (2016). Kajian Terhadap
sebabnya?page=all Faktor yang Mempengaruhi Impulse
Buying dalam Online Shopping.
Kompetensi, 10 No.1.
Cleopatra, M. (2015). Pengaruh Gaya Hidup
dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi
Belajar Matematika. Jurnal Formatif, Prabawanti, M. A. H. (2020). Penuhi
5(2), 168–181. Kebutuhan di Masa Pandemi, Belanja
Online Menjadi Solusi. 11 Juli 2020.
https://money.kompas.com/read/2020/0

Copyright © 2021, Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam| 58


Ade Faulina, dkk – Fenomena Online Shopping…

7/11/173736026/penuhi-kebutuhan-di- Prenadamedia Group.


masa-pandemi-belanja-online-jadi-
solusi?page=all

Putera, A. D. (2018). Jumlah Pembeli


Online Indonesia Capai 11,9 Persen
dari Populasi. 7 September 2018.

Rachmaniar, Prihandini, P., & Janitra, P. A.


(2018). Perilaku penggunaan
smartphone dan akses pornografi di
kalangan remaja perempuan. Jurnal
Komunikasi Global, 7, 1–11.

Rochim, A. (2020). Penggunaan Internet


Melonjak di Masa Pandemi Covid-19,
Paling Banyak Digunakan untuk Kirim
Pesan. www.inews.id.

Sumarni, N., Syifa Pramudita Faddila, &


Robby Fauji. (2020). Perilaku Belanja
Online Pada Ibu Rumah Tangga Disaat
Pandemi Covid-19 ( Studi Kasus Ibu
Rumah Tangga Di Anjun Karawang ).
Jurnal Manajemen & Bisnis Kreatif,
6(1), 1–22.
https://doi.org/10.36805/manajemen.v6
i2.1186

Suswanto, P., & Setiawati, S. D. (2020).


Strategi Komunikasi Pemasaran
Shoppee dalam Membangun
Positioning di Tenga Pandemi Covid
19 di Indonesia. 3(2), 16–29.

Yin, P. D. R. K. (2015). Studi Kasus Desain


& Metode (1st ed.). Rajawali Pers.

Yusuf, M, Pd, P. D. A. (2014). Metode


Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan
Penelitian Gabungan (3rd ed.).

Copyright © 2021, Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam| 59

You might also like