You are on page 1of 8

SHARIA CUSTOMER BEHAVIOR:

PERILAKU KONSUMEN DALAM BELANJA ONLINE

SOLIHIN
Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang
E-mail: solihin0106@gmail.com

WELHENDRI AZWAR
Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang
E-mail: welhendriazwar@uinib.ac.id

Abstract
This study was aimed to find out and analyzed the factors that encourage the consumer especially among
the students who were being the target market of marketer to purchase the product which sold via online in
terms of the Islamic Marketing Concept. Research methodology in this research is descriptive quantitative
with the primer data and secunder data. The population of the study was the students of Economy Faculty.
Meanwhile, the sample which used was 100 respondents. The result of the study showed that from that
factors, the dominant factor which encouraged the students of Economy Faculty in Padang City to buy
the product via online in terms of Islamic Marketing Concept was : Useful indicator of the goods/product
with the mean 4.03, next variables indicator which had major role in encouraging the consumer in online
shopping in terms of Islamic Marketing Concept was the indicator of the product was free from gambling
with the mean score 3.90, next, it was followed by the indicator of the product is halal with the mean score
3.89, after that, the indicator that there is guarantee of the product/trusted with the mean score 3.55, the
last was the indicator free from decetion with the mean score 3.51.

Keywords: Consumer Behavior, Encourager Factor, Islamic Marketing, Online Shopping

PENDAHULUAN dan pada survei 2016 mencapai 132,7 juta


Perkembangan zaman dan kemajuan di pengguna internet di Indonesia. Tingginya
dunia teknologi yang begitu pesat, teknologi pengguna internet di Indonesia tentunya
komunikasi dan informasi telah membawa menjadi peluang bisnis bagi beberapa pihak
pengaruh yang besar terhadap cara dan yang kemudian menangkap peluang tersebut,
pola fikir manusia yang hidup di zaman kemudahan dalam memasarkan produk
sekarang. Salah satu diantaranya ialah internet, melalui internet membuat orang dapat
internet merupakan sarana yang paling mudah memasarkan produk dengan cara membuka
untuk memenuhi kebutuhan dalam mencari toko tanpa ruang fisik dengan pangsa pasar
informasi yang kita inginkan.Di Indonesia yang luas, biaya yang rendah, dan beroperasinya
Pertumbuhan angka jumlah penggunaan internet selama 24 jam, ini sangat membantu
internet, semakin meningkat setiap tahunnya. para pelaku bisnis untuk dapat meningkatkan
Pertumbuhan penggunaan internet dari penjualan, istilah umumnya adalah bisnis
survei APJII tahun 2014 sebanyak 88,1 juta online atau online shop.
102 JEBI (Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam)-Volume 4, No.1, Januari-Juni 2019

Dengan menggunakan internet maka survey APJII pengguna internet yang paling
pemikiran bisnis tentang pengiriman nilai tinggi adalah mahasiswa mencapai 89, 7%.
kepada konsumennya, interaksi dengan Belanja online juga populer dikalangan
supplier dan juga mengelola tenaga kerjanya mahasiswa perguruan tinggi di Kota Padang,
dapat dilakukan dengan cepat dan efektif. seperti di Universitas Andalas (UNAND),
Oleh karena itu, pada era sekarang, banyak Universitas Negeri Padang (UNP) dan
perusahaan yang telah memanfaatkan jasa Universitas Islam Negeri (UIN) Imam
pelayanan internet untuk menunjang kegitan Bonjol Padang. Ketiga Universitas tersebut
bisnisnya, demikian pula dalam manajemen merupakan perguruan tinggi negeri di Kota
operasional di perusahaan. Padang, dimana mayoritas mahasiswa telah
Dengan tersebar banyaknya toko mengenal dan pernah melakukan belanja
online tentu saja merubah pola konsumsi online, terutama pada mahasiswa Fakultas
sebagian masyarakat dari belanja yang dahulu Ekonomi di UNAND dan Fakultas Ekonomi
mengharuskan konsumen untuk pergi ke toko dan Binis Islam di UIN Imam Bonjol Padang.
yang menyediakan barang kebutuhannya, Meskipun belanja online memberikan
sekarang hanya tinggal dipesan secara online banyak kemudahan bagi konsumen, juga
dan tidak perlu datang untuk mendapat barang terdapat kelemahan dan resiko-resiko seperti
yang dibutuhkan tersebut, praktik jual beli tidak bisa melihat barang secara langsung,
online saat ini sudah bisa dikatakan menjadi barang hanya berbentuk gambar dengan
kebutuhan didalam masyarakat modern saat spesifikasi yang telah dituliskan penjual, hal
ini, dimana masyarakat lebih memilih untuk itulah yang menyebabkan jual beli online
berbelanja online mudah dan lebih menghemat sangat rentan dengan penipuan, barang
waktu dalam berbelanja, seperti dalam survei yang terkadang tidak sesuai dengan ada yang
prilaku pengguna internet Indonesia oleh digambar, serta pengiriman barang yang
APJII 2016 ditemukan bahwa 98,6% (130,8 datang terlambat dari pada waktu yang telah
juta) penduduk Indonesia menjadikan Internet ditentukan.
sebagai tempat menawarkan atau mencari Dalam melakukan jual beli tentu saja tidak
barang dan jasa, dan 63,5% (84,2 juta) telah bisa dengan cara asal, tentu ada aturan yang
melakukan transaksi secara online. mengikatnya, apa lagi jika jual beli dikaitkan
Masyarakat zaman sekarang telah banyak dengan agama, karena dalam melakukan jual
menggunakan internet untuk berbelanja beli adalah demi kemaslahatan kedua belah
online, Penggunaan internet semakin popular pihak, baik itu penjual maupun pembeli, tidak
dikacamata para generasi muda tak terkecuali boleh salah satu dari kedua pihak ada yang
mahasiswa. Mahasiswa adalah bagian merasa dirugikan. Sebagaimana firman Allah
masyarakat yang sangat dekat dengan persoalan dalam surat Asy-Syu’araa’:
akses informasi dan dunia internet.Menurut
Sharia Customer Behavior...(Solihin, Welhendri Azwar) 103
“Sempurnakanlah takaran dan janganlah pihak penjual karena pembeli sebagai pelaku
kamu termasuk orang- orang yang merugikan,
ekonomi juga punya kewajiban untuk menjaga
dan timbanglah dengan timbangan yang lurus,
dan janganlah kamu merugikan manusia pada hak-haknya sendiri sebagai konsumen dengan
hak-haknya dan janganlah kamu merajalela berhati-hati ketika melakukan transaksi sesuai
di muka bumi dengan membuat kerusakan”.
yang dituangkan di dalam undang-undang
perlindungan konsumen.
Ayat tersebut memberikan penjelasan
mengenai cara jual beli yang baik, dimana Namun berdasarkan dari banyak kasus-
seharusnya jual beli menurut syariah, para kasus kelemahan dan isu-isu negatif tentang
pemasar online dalam memasarkan harusnya belanja online (e-commerce), dan beberapa
dilakukan dengan jujur dan tanpa adanya pelanggaran etika dalam proses transaksinya,
suatu pihak yang dirugikan, namun pada tapi itu tidak membuat sebagian orang-orang
kenyataan yang terjadi jual beli dalam online mengurungkan niatnya untuk belanja online,
ini dilakukan dengan adanya penipuan terutama mahasiswa Fakultas Ekonomi
dan merugikan konsumen. Menurut hasil perguruan tinggi Negeri di Kota Padang yang
observasi, terdapat kasus-kasus negatif tentang merupakan kaum muda yang paling aktif
e-commerce,sebagai berikut: dalam internet atau dunia maya.
1. Terdapat ketidaksesuaian antara barang
TINJAUAN PUSTAKA
yang diterima dengan yang dipesan oleh
konsumen. Perilaku konsumen
2. Pembatalan sepihak, pesanan dibatalkan Menurut Schiffman & Kanuk (1994), seperti
sepihak karena stok barang habis atau terjadi yang dikutip dari buku perilaku konsumen
kesalahan program, padahal konsumen telah dalam perspektif kewirausahaan, dalam bukunya
membayar lunas terlebih dahulu. yang berjudul Consumer Behavior, menyatakan
3. Keterlambatan datangnya barang, lecetnya istilah perilaku konsumen merujuk kepada
barang sampai ke konsumen, dan ketidak perilaku yang diperlihatkan oleh konsumen
datangan barang. dalam mencari, membeli, menggunakan,
mengevaluasi dan menghabiskan produk barang
4. Pengaduaan sulit, konsumen yang memiliki
dan produk jasa yang mereka harapkan akan
masalah dengan pengiriman, pengembalian
memuaskan kebutuhan mereka.
barang dan/atau dana.
Perilaku konsumen merupakan tindakan
Kasus-kasus tersebut bisa terjadi apabila yang lansung terlibat dalam mendapatkan,
penjual tidak mempunyai perilaku yang baik mengkonsumsi, dan menghabiskan produk
dan etika dalam berjualan, sehingga melakukan dan jasa, termasuk proses keputusan yang
berbagai cara untuk mendapatkan keuntungan, mendahului dan mengikuti tindakan itu
namun hal ini tentu saja tidak serta merta seperti yang dikatakan oleh Engel, Blackwell
menjadi kesalahan yang dibebankan kepada & Miniard (1993).
104 JEBI (Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam)-Volume 4, No.1, Januari-Juni 2019

Perilaku konsumen adalah proses dan untuk keperluan dirinya maupun untuk amal
aktivitas ketika individu yang berhubungan shaleh bagi sesamanya (Idri, 2016).
dengan bagaimana cara individu, kelompok
maupun organisasi yang bersifat dinamis dalam Perilaku Konsumen di Era Internet
mencari, memilih, membeli, menggunakan, Terdapat perbedaan perilaku pembelian
mengevaluasi, menghabiskan, serta didorong antara pembelian melalui internet dengan
oleh proses psikologis termasuk didalamnya pembelian langsung.Pembelian melalui internet
proses pengambilan keputusan untuk dipengaruhi oleh layanan langsung yang dirasakan
barang atau jasa yang mereka harapkan akan ketika mencari informasi dan transaksi maupun
memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka. komunikasi yang berlangsung. Pembelian
melalui internet dipengaruhi oleh kualitas
Perilaku Konsumen Syari’ah (Sharia layanan (e-service) yang dirasakan konsumen
Consumer Behavior) dan sebenarnya merupakan fenomena kompleks
Tin Waroatul Watimah (2015) dalam yang melibatkan banyak proses seperti navigasi,
penelitiannya Model Perilaku Konsumen pencarian informasi, transaksi dan interaksi
Terhadap Pembelian Handphone Menurut antara konsumen dengan perusahaan (Suryani,
Teori Konsumsi Islam, menyatakan bahwa 2013).
perilaku konsumen syari’ah adalah suatu Perkembangan teknologi mampu menembus
perilaku yang dilakukan oleh seorang muslim perilaku-perilaku individu, Contohnya saja pada
dimana dalam memenuhi kebutuhannya tidak zaman modern saat ini, pola yang diciptakan
sekadar memenuhi kebutuhan individual oleh teknologi begitu sangat mempengaruhi
(materi), tetapi juga memenuhi kebutuhan perilaku dari seseorang, bahkan telah menjadi
sosial (spiritual). Konsumen muslim ketika kebutuhan dari setiap individu, terutama
mendapatkan penghasilan rutinnya, baik gadget dan internet. Pada zaman sekarang
mingguan, bulanan, atau tahunan, ia tidak gadget bisa dibilang menjadi istri kedua dari
berpikir pendapatan yang sudah diraihnya itu seorang individu, bahkan lebih bisa dikatakan
harus dihabiskan untuk dirinya sendiri, tetapi istri pertama. Bagaimana tidak, mayoritas setiap
karena kesadarannya bahwa ia hidup untuk individu telah memiliki gadget yang setiap
mencari ridha Allah, sebagian pendapatannya harinya pasti dibawa kemana-mana, dan jika
dibelanjakan di jalan Allah (fisabilillah). gadget tertinggal atau hilang seseorang tersebut
Aktifitas konsumsi dalam Islam merupakan akan merasakan ketidaknyamanan.
salah satu aktifitas ekonomi manusia yang Terbukti bahwa teknologi telah berhasil
bertujuan untuk meningkatkan ibadah dan mengurung pola perilaku konsumen. Dengan
keimanan kepada Allah SWTdalam rangka adanya penjualan produk yang dikemas melalui
mendapatkan kemenangan, kedamaian dan internet, konsumen tidak perlu lagi mendatangi
kesejahteraan akhirat (falah), baik dalam toko, hemat waktu dan tenaga, bahkan harga
membelanjakan uang atau pendapatannya
Sharia Customer Behavior...(Solihin, Welhendri Azwar) 105

yang murah.Inilah suatu faktor yang sangat pemasaran produk, jasa maupun informasi,
mempengaruhi perilaku konsumen yang kian yang telah disepakati dengan menentukan
hari kian menuntut kepraktisan. Alasan-alasan ciri-ciri tertentu dengan membayar harganya
kemudahan dan praktis seperti itu terkadang terlebih dahulu sedangkan barangnya
membuat konsumen lupa dengan resiko-resiko diserahkan kemudian.
yang mungkin saja terjadi, bahkan konsumen
melupakan hal tersebut. Belanja Online dalam Pandangan Islam

Perilaku konsumen di era internet juga Dalam kaitannya dengan E-commerce ada
berkaitan dengan gaya hidup, gaya hidup adalah tiga 3 jenis kontrak yang sering digunakan,
cara manusia memberikan makna pada dunia yaitu: bai salam, bai’ istisna’, dan bai’ mu’ajjal
kehidupannya dengan upaya untuk membuat (Amiruddin, 2016):
diri eksis dalam cara tertentu dan berbeda a. Bai salam
dari kelompok lain, era internet mengubah Adalah kontrak penjualan di mana harga
gaya hidup (life style) seseorang, bisa dikatakan dibayar penuh di muka sementara produk
mengikuti gaya zaman now (zaman sekarang), akan dikirimkan.
dengan berbelanja atau mengkonsumsi produk
b. Bai’ istisna’
melalui internet bisa meningkatkan gengsi dan
gaya hidup seorang individu. Adalah suatu bentuk akad jual beli di
mana pembeli memberikan perintah untuk
E-commerce (Belanja Online) seorang pekerja (penjual) untuk membuat
CMS E-Commerce adalah softwer yang barang tertentu dengan kesepakatan untuk
dibangun khusus untuk membuat toko di membayar upah atau harga untuk hal yang
dunia maya atau sering disebut E-Commerce. ketika itu dibuat. Akad ini mirip dengan
E-Commerce (Elektronik Commerce) sendiri jual beli salam karena itu juga objek yang
adalah penjualan dan pembelian produk, diperjualbelikan juga diserahkan kemudian;
informasi, dan jasa yang dilakukan dengan hanya saja pembayaran tidah harus dilunasi di
memanfaatkan jaringan computer (Team awal kontrak, dan juga barang yang diperjual
Litbang, 2011). E-Commerce digunakan untuk belikan tidak tersedia di pasar (Dziauddin,
mendukung kegiatan pembelian dan penjualan, 2001).
pemasaran produk, jasa dan informasi melalui c. Bai bi-tsaman ‘ajil (BBA)
internet atau extranet (Kadir, 2003). Adalah kontrak penjualan di mana
Jual beli online (e-commerce) merupakan kedua belah pihak setuju bahwa pembayaran
sebuah transaksi atau akad jual beli dengan harga untuk produk tersebut ditangguhkan
menggunakan sarana elektronik dengan sedangkan barang yang diperjual belikan
menggunakan jaringan internet yang diserahkan pada di awal akad.Al-Quran yang
mendukung kegiatan pembelian dan penjualan, membuktikan legalitas kontrak ini.
106 JEBI (Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam)-Volume 4, No.1, Januari-Juni 2019

Marke ng Syari’ah (Pemasaran Syari’ah) dan diolah dengan menggunakan teknik


Syari’ah Marketing menurut Kartajaya statistik. Deskriftif adalah mendeskripsikan dan
& Sula (2006) adalah sebuah disiplin melukiskan realita sosial yang kompleks atau
bisnis strategis yang mengarahkan proses menggambarkan apa adanya suatu tema yang
penciptaan, penawaran, dan perubahan value akan dipaparkan (Bagoes, 2007).
dari suatu inisiator kepada stakeholdernya Populasi dalam penelitian ini adalah
yang dalam keseluruhan prosesnya sesuai seluruh jumlah mahasiswa Fakultas Ekonomi
dengan akad danprinsip-prinsip muamalah di Perguruan Tinggi Negeri Kota Padang,
(bisnis) dalam Islam. Ini artinya bahwa dalam dengan teknik pengambilan sampel yaitu dengan
syari’ah marketing, seluruh proses baik proses menggunakan rumus slovin, maka di dapatkan
penciptaan, proses penawaran, maupun proses sampel sebanyak 100 Responden yang di
perubahan nilai (value) tidak boleh ada hal-hal proposionalkan dari masing-masing Universitas
yang bertentangan dengan akad dan prinsip- Negeri Kota Padang, yaitu Universitas Andalas
prinsip muamalah yang Islami. sebanyak 43 responden, Universitas Negeri
Hukum dasar bisnis online sama seperti Padang sebanyak 38 responden, dan Universitas
akad jual beli, hal ini diperbolehkan dalam Islam Negeri Imam Bonjol Padang sebanyak
Islam (Siregar, 2017). Hukum dasar ini 19. Penetapan rresponden tersebut dilakukan
dijadikan indikator perilaku konsumen dalam dengan cara mencari persentasi dari jumlah
belanja online, yang terdiri dari: keseluruhan mahasiswa dari masing-masing
a. Produk yang dijual bukan bersifat judi Perguruan Tinggi.

b. Produk yang dijual halal Analisis data dalam penelitian ini yaitu
analisis deskriptif, setelah data valid dan reliabel
c. Ada jaminan atas produk/dapat dipercaya
maka analisis dilakukan dengan cara: 1) Verifikasi
d. Barang yang bermanfaat data yang telah didapatkan dari responden 2)
e. Bebas dari penipuan Menghitung nilai variabel yaitu menghitung
nilai frekuensi variabel, menghitung skor
METODOLOGI PENELITIAN
rata-rata jawaban dan mengitung nilai tingkat
Jenis penelitian yang digunakan adalah capaian responden (TCR).
penelitian lapangan (field research) yaitu penelitian
yang dilakukan dengan mengumpulkan data HASIL DAN PEMBAHASAN
dan informasi yang diperoleh langsung dari Dalam pemasaran, perilaku konsumen
responden. Jenis penelitian di dalam penelitian memiliki peran yang penting. Perilaku
ini adalah kuantitatif deskriptif, penelitian konsumen merupakan kegiatan individu yang
kuantitatif adalah tipe penelitian di mana data secara langsung terlibat dalam mendapatkan
yang dikumpulkan adalah data kuantitatif dan menggunakan barang dan jasa, beragamnya
atau jenis data lain yang dapat dikuantitaskan, strategi pemasaran yang dilakukan para
Sharia Customer Behavior...(Solihin, Welhendri Azwar) 107

pemasar akan membuat konsumen terdorong capaian responden 78%, selanjutnya indikator
untuk melakukan terhadap pembelian produk- ada jaminan atas produk/dipercaya dengan
produk tersebut. Namun, segala bentuk rata-rata jawaban 3,55 dengan tingkat capaian
perekonomian di muka bumi juga tidak terlepas responden 71%, serta yang terakhir adalah
dari nilai-nilai syariah, maka pemasaran yang indikator bebas dari penipuan dengan rata-
mengandung nilai-nilai syariah juga sangat rata jawaban 3,51 dengan tingkat capaian
berperan penting untuk mendorong konsumen responden 70%.
untuk berbelanja, apalagi berbelanja yang Hasil penelitian diatas membuktikan
dilakukan secara online. bahwa faktor jaminan atas produk dan
Kelima indikator variabel yang telah diuji faktor bebas dari penipuan berada di tingkat
secara individual, dapat diketahui bahwa paling bawah untuk mendorong konsumen
faktor yang dominan dalam mendorong melakukan pembelian produk yang dijual
konsumen untuk membeli produk yang dijual online, konsumen tidak terlalu setuju bahwa
secara online dikalangan mahasiswa Fakultas faktor bebas dari penipuan masih kurang dalam
Ekonomi di Kota Padang ditinjau dari konsep mendorong mahasiswa untuk melakukan
marketing syariah adalah indikator Barang/ pembelian produk online dikarenakan produk-
produk yang bermanfaat dengan rata-rata produk yang dijual online masih memiliki
jawaban 4,03 dan dengan tingkat capaian kesalahan-kesalahan seperti barang yang
responden 81%, yaitu mahasiswa sangat setuju datang tidak sesuai pesanan, spesifikasi masih
karena produk belanja online bervariasi, harga kurang jelas dan sebagainya.
terjangkau, tahan lama dan produk juga bisa
dibandingkan. KESIMPULAN
Indikator variabel yang selanjutnya yang Berdasarkan hasil analisis data dan
berperan besar dalam mendorong mahasiswa pembahasan pada bab sebelumnya maka
dalam belanja online ditinjau dari konsep dapat diambil kesimpulan bahwa faktor
marketing syari’ah adalah indikator produk yang paling dominan mendorong konsumen
yang dijual bukan bersifat judi dari dengan dikalangan mahasiswa Fakultas Ekonomi
rata-rata jawaban 3,90 dan dengan tingkat di Perguruan Tinggi Negeri Kota Padang
capaian responden 79%, konsumen setuju untuk membeli produk-produk yang dijual
bahwa belanja online yaitu produk yang online adalah faktor Barang yang bermanfaat,
dijual online tidak mengarahkan konsumen yaitu harga produk yang terjangkau, produk
kepada sistem yang bersifat judi, indikator ini dalam belanja online bervariasi, mudah untuk
cukup berperan mendorong konsumen untuk dibandingkan, dan produk-produk yang
membeli produk yang dijual online. selanjutnya berkualitas. Selanjutnya faktor yang berada
diikuti oleh faktor produk yang dijual halal di tingkat bawah yaitu faktor bebas dari
dengan rata-rata jawaban 3,89 dengan tingkat penipuan, hal ini dikarenakan di dalam belanja
108 JEBI (Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam)-Volume 4, No.1, Januari-Juni 2019

online masih terdapat kesalahan seperti barang Kadir, A. (2003). Pengenalan Sistem Informasi.
tidak sesuai dengan gambar, tidak tepat waktu, Yogyakarta: Andi.
barang tidak datang, susahnya pengembalian
Kartajaya, H., & Sula, M.S. (2006). Syari’ah
barang dan sebagainya. Hal ini tentu saja tidak
Marketing. Bandung: Mizan.
sesuai dengan konsep marketing syariah.
Nitisusastro, M. (2013). Perilaku Konsumen
DAFTAR PUSTAKA dalam Perspektif Kewirausahaan. Bandung:
Amiruddin, M. M. (2016). Khiyār (hak untuk Alfabeta.
memilih) dalam Transaksi On-Line: Studi Schiffman, L., & Kanuk, L. (1994). Consumer
Komparasi antara Lazada, Zalara dan Blibli. Behavior. New Jersey: Aufl.
FALAH: Jurnal Ekonomi Syariah, 1(1). 47-
Setiadi, N.J. (2010). Perilaku Konsumen:
62.
Persfektif Kontemporer pada Motif, Tujuan,
Anto, H. (2003). Pengantar Ekonomi Mikro dan keinginan Konsumen. Jakarta: Kencana.
Islami. Yogyakarta: Ekonisia.
Siregar, R.A.S. et. al., (2017). Analisis Transaksi Jual-
Bagoes, M. I. (2007). Filsafat Penelitian dan Beli Online (Peer to Peer) Pada E-Commerce
Metode Penelitian Sosial. Yogyakarta: Berdasarkan Hukum Syariah. Journal of Islamic
Pustaka Pelajar. Economics Lariba, 3(1): 31-38.

Engel, J. F., Blackwell, R. W., & Miniard, P. Suryani, T. (2013). Perilaku Konsumen di Era
W. (1993). Understanding the Consumer. Internet. Yogyakarta: Graha Ilmu.
ESCO Public Relations for FD's, 1-9.

You might also like