You are on page 1of 32

Migrasi Elemen

Radioaktif
DITO IBRAHIM GUMELAR

(205090700111008)

Kelompok 3 NIDYA TIKA SARI


(195090700111003)

RESOLITA YULIANI SAMOSIR

(195090701111016)
Awal Mula Migrasi
Elemen Radioaktif
(Akibat Endogen)
Unsur
Unsur
Radioaktif
Name of Method Age Range of Application Material Dated Methodology

Organic material such as bones, wood, charcoal, Radioactive decay of 14C in organic matter after removal from
Radiocarbon 1 - 70,000 years
shells bioshpere

K-Ar dating 1,000 - billion of years Potassium-bearing minerals and glasses Radioactive decay of 40K in rocks and minerals

Radioactive decay of uranium to lead via two separate decay


Uranium-Lead 10,000 - billion of years Uranium-bearing minerals
chains
Uranium-bearing minerals, corals, shells, teeth,
Uranium series 1,000 - 500,000 years Radioactive decay of 234U to 230Th
CaCO3

Measurement of damage tracks in glass and minerals from


Fission track 1,000 - billion of years Uranium-bearing minerals and glasses
the radioactive decay of 238U

Luminescence (optically or thermally Burial or heating age based on the accumulation of


1,000 - 1,000,000 years Quartz, feldspar, stone tools, pottery
stimulated) radiation-induced damage to electron sitting in mineral lattices

Uranium-bearing materials in which uranium has Burial age based on abundance of radiation-induced
Electron Spin Resonance (ESR) 1,000 - 3,000,000 years
been absorbed from outside sources paramagnetic centers in mineral lattices

Typically quartz or olivine from volcanic or Radioactive decay of cosmic-ray generated nuclides in
Cosmogenic Nuclides 1,000 - 5,000,000 years
sedimentary rocks surficial environments

Measurement of ancient polarity of the earth's magnetic field


Magnetostratigraphy 20,000 - billion of years Sedimentary and volcanic rocks
recorded in a stratigraphic succession

Uses chemistry and age of volcanic deposits to establish links


Tephrochronology 100 - billions of years Volcanic ejecta
between distant stratigraphic successions

Table 1. Comparison of commonly used dating methods. sumber: https://www.nature.com/scitable/knowledge/library/dating-rocks-and-fossils-using-geologic-methods-107924044/


Waktu Paruh Dari Beberapa Unsur Radioaktif

(Mulyo, 2008)
Para Ilmuwan memilih Uranium (U) sebagai
peranti radioaktif yang utama. Sebab, uranium
ditemukan dalam serakan batuan-batuan di muka
bumi. Menurut perhitungan, isotop uranium
masih berbentuk uranium sesudah 2,25 miliar
Unsur
tahun dan hanya seperempatnya yang menjadi
timbal (Pb). Dari hasil penelitian isotop batu-batu
Unsur
meteor, diperkirakan umur bumi adalah 4,5 miliar Radioaktif
tahun atau lebih (Tartusi, 2009).
Unsur
Unsur
Radioaktif
Koveksi Mantel
Arus Konveksi Mantel adalah proses
sirkulasi arus magma dibawah bumi
saat mentransfer panas dari inti ke
litosfer sehingga lapisan-lapisan di
kerak bumi mengalami deformasi.
Mantel dipanaskan dari bawah dan
didinginkan di atas. Gaya konveksi
mantel ini disebabkan karena energi
panas dari proses peluruhan unsur
radioaktif pada inti bumi.
Pembentukan
Batuan
Vulkanisme
unsur radioaktif yang terbawa
hingga ke litosfer ataupun ke
permukaan akan mengalami
proses pendinginan dan
menjadi batuan beku.
Migrasi Elemen
Radioaktif Akibat
Eksogen
Bagaimana Unsur Radioaktif Di Permukaan Bermigrasi?

Pelapukan Angin Air


FISIKA, KIMIA, BIOLOGI DEFLASI, KORASI EROSI
Pelapukan
Perisitiwa penghancuran atau Proses pelapukan setahap demi
setahap mampu menghancurkan
dekomposisi batuan yang terjadi di
batuan yang paling keras sekalipun
atas atau didekat permukaan bumi seperti batuan beku dan metamorf.
sehingga batuan tersebut berubah Pelapukan akan mengurai
mineral-mineral dalam batuan
dari bentuk semula (Mulyo 2008). menjadi tanah (Mulyo, 2008).

Faktor utama:
● Jenis batuan
● Topografi
● Iklim
● Waktu
Pelapukan Fisika
Merupakan pelapukan yang
berlangsung secara mekanis.
Proses pelapukan disebabkan
oleh beberapa hal:
● Sinar matahari
● Temperatur
● Beku celah
● Tekanan garam
Pelapukan Kimia
Merupakan perubahan batuan Oksidasi mineral piroksen
atau mineral secara kimiawi menghasilkan hematit
yang menghasilkan larutan,
4FeSiO3 + O2 -> 2Fe2O3 + 4SiO2
endapan dan residu dari zat-zat
yang telah diubahnya. piroksen hematit
Beberapa prosesnya adalah:
● Oksidasi Reaksi kimia dalam bentuk larutan
● Reaksi larutan pada mineral karbon dan garam
● Hujan asam CaSO4 + H2O -> CaSO4.2H2O (evaporit)
anhidrit gypsum
Pelapukan Biologi
Merupakan perubahan batuan
atau mineral secara biologis
dengan bantuan makhluk
hidup. Beberapa contohnya
adalah:
● Mikroorganisme
● Tumbuhan
● Lumut
Angin
No. Kecepatan Diameter butiran
Merupakan udara (partikel) yang
angin (m/s) yang terangkut
bergerak. Oleh karenanya, angin
merupakan suatu gaya yang dapat 1 4,5 – 6,7 0,25 mm
merusak, tetapi juga dapat
membangun. Bahan-bahan yang 2 6,7 – 8,4 0,50 mm
telah lapuk bila diembus angin akan
terangkat dan terbang (Mulyo, 2008). 3 9,8 – 11,4 1,00 mm

4 11,4 – 13 1,50 mm
Angin
DEFLASI
Merupakan proses pengikisan suatu
lapisan (batuan) oleh angin (Mulyo,
2008).
KORASI
Merupakan proses pengikisan suatu
lapisan (batuan) oleh butiran pasir
yang terbawa angin (Mulyo, 2008).
Pengendapan Oleh Angin
Angin yang mengangkut butiran pasir
dan bahan-bahan lepas lainnya pada
suatu waktu kecepatannya akan
menurun sehingga daya angkutnya
berkurang dan muatannya
terendapkan. Kecepatan angin dan
ukuran butiran mempengaruhi
seberapa jauh jarak butiran
(bermigrasi) terhadap posisi awal
deflasi (Mulyo, 2008).
Angin
Unsur radioaktif dapat tersebar ke udara sebagai lepasan zat radioaktif
(ZRA) melalui cerobong suatu PLTN. Lepasan ZRA berupa source term/suku
sumber berasal dari pengoperasian reaktor. Besarnya lepasan ZRA
dipengaruhi oleh besarnya suku sumber ZRA, dan faktor meteorologi.
Studi Kasus
Pada suatu penelitian berjudul ‘Pengaruh Tinggi Lepasan Efektif Terhadap
Dispersi Atmosferik Zat Radioaktif (Studi Kasus: Calon Tapak PLTN
Belitung)’ mengkaji pengaruh tinggi lepasan efektif terhadap pola sebaran
zat radioaktif dengan pendekatan Gaussian Plume Model.

Dan diperoleh bahwa pada tinggi lepasan yang rendah menghasilkan


konsentrasi maksimum yang lebih tinggi.
Migrasi Elemen
Radioaktif di Air
Sungai
Asal :
❖ Jatuhan debu radioaktif ataupun dari alam (batuan) dengan
konsentrasi yg sangat kecil.
❖ Dan terdapat kemungkinan adanya tambahan radioaktif
yang berasal dari buangan industri yang hanyut terbawa
air.
Sungai
Unsur radioaktif pada sungai akan mengendap sama seperti sedimen
yang mengendap pada dasar sungai.

Persebaran radioaktif akan semakin meningkat pada daerah hilir sungai


karena:
- Aliran sungai, yang secara gravitasi membawa radioaktivitas
dari hulu ke hilir.
- Debit air sungai dan kecepatan arus daerah hulu yang cukup kecil
- Turbulensi (tergerusnya) sedimen akibat pergerakan arus yang kuat
Laut
Pada perairan laut radionuklida akan diencerkan dan tersebar
dalam air untuk kemudian berpindah ke material biologis,
sedimen dan partikel tersuspensi. Faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap konsentrasi radionukida di perairan laut antara lain
adalah proses penyampuran, penyebaran dan interaksi dengan
sedimen dan material biologis
Konsep
Hidrothermal
Komponen-komponen utama penyusun sistem
hidrotermal menurut Pirajno (2009)
1. Heat Source atau sumber panas, berupa
energi yang dibutuhkan untuk mendorong
fluida bersirkulasi. Energi panas sistem
hidrotermal bisa berasal dari panas
magmatik (intrusi), gradien geotermal,
reaksi radioaktif, dan metamorfisme.
2. Fase fluida, berupa fluida panas yang
dapat berasal dari air meteorik, air formasi,
larutan sisa intrusi, dan lainnya.
3. Ruang (plumbing structure), seperti
permeabilitas batuan, jaringan fraktur atau
Konsep Hidrotermal (Pirajno, 2009). pun sesar. Ruang mengakomodir terjadinya
sirkulasi fluida.
● Sel hidrotermal aktif akan terdiri dari
sistem recharge fluida, sel sirkulasi,
dan sistem discharge fluida.
● Recharge adalah masuknya fluida ke
sistem hidrotermal
● Discharge adalah keluarnya fluida.
Tempat discharge fluida adalah
struktur geologi dan dapat berupa
konduit tunggal, jalur-jalur, atau
jaringan rekahan-rekahan kecil seperti
sesar, fracture network, shear zone).
● Mineral terdeposisi pada zona-zona
discharge tersebut

(Pirajno, 2009).
Komponen sistem hidrotermal(Pirajno, 2009)
● Bagian upstream terdiri dari sumber
fluida bervolume besar yang mana
kemudian mengalir melalui
struktur-struktur dan berinteraksi
dengan batuan-batuan impermeabel.
● Ketika bertemu batuan permeabel
tekanan fluida akan berubah dan bisa
terjadi berbagai proses yang berasosiasi
dengan pengendapan mineral bijih,
seperti boiling, hydrofracturing, dan
lain-lain.
● Jika fluida tidak menemui penghalang
maka fluida akan terus bersirkulasi dan
unsur/ senyawa di dalamnya tersebar,
tidak menghasilkan mineralisasi
Komponen sistem hidrotermal(Pirajno, 2009) (Pirajno, 2009)
Studi Kasus

McLemore (2012) yang melakukan penelitian REE dan unsur Th dan


U di Meksiko, menemukan keterdapatan unsur radioaktif Th dan U
secara primer berupa urat-urat hidrothermal yang berasosiasi
dengan batuan karbonatit dan alkaline, pegmatit, dan sejumlah kecil
pada endapan phospat dan batupasir. Selain itu pengkonsentrasian
mineral-mineral yang mengandung unsur radioaktif Th dan U
dijumpai pada sistem placer yang terbentuk oleh proses
sedimentasi sungai dan pantai. Sebelumnya Christie et al. (1998)
menyatakan unsur Th dan U juga ditemukan sebagai cebakan skarn
dan residual.
Daftar Pustaka
Badrus, Z., Taftazani, A., Retnaningrum, P S. 2007. Studi Analisa dan Pola Persebaran Radioaktivitas Perairan dan
Sedimen. Jurnal Berkala Ilmiah Teknik Keairan (4) Vol. 13., hal 215-225.
IAEA, Generic Models and Parameters for Assessing the Environmental Transfer of Radionuc1ides from Routine
Releases: Procedures and Data. Safety Series No. 57, International Atomic Energy Agency, Vienna (1982).
Mulyo, Agung. 2008. Pengantar Ilmu Kebumian: Pengetahuan Geologi Untuk Pemula. Bandung: Pustaka Setia., hal
127-156.
Pirajno, Franco. 2009. Hydrothermal Processes and Mineral Systems. Springer: Australia.
Tartusi, Tartila. 2009. Bumi: Amanah Allah. Jakarta: Gema Insani., hal 116.
Yuniarto, Arif., Sudarmini, Gabriel., Syahrir. 2014. Pengaruh Tinggi Lepasan Efektif Terhadap Dispersi Atmosferik Zat
Radioaktif (Studi Kasus: Calon Tapak PLTN Belitung). Journal of Waste Management Technology (1) Vol. 17., hal
62-70.
Terimakasih!

You might also like