You are on page 1of 10

ISSN : 2354-5852

e-ISSN : 2579-5783

Analisis Kepuasan Pasien Bpjs Rawat Jalan Dengan Metode


Servqual, CSI dan IPA di Klinik Dr. M. Suherman

Atma Deharja 1*, Fitriana Putri 2, Ludvi Oktaviotika Nasikhatul Ikawangi 1


1Jurusan Kesehatan, Politeknik Negeri Jember
2 Prodi S1 Keperawatan, Universitas Muhammadiyah Jember
atma.deharja@gmail.com*

Abstract

Problems that related to patient satisfaction still happening in health care. One of the institutions that
administer health care is clinic. Clinic dr. M. Suherman is first level clinics that cooperate with BPJS in
provided services to patients. Monthly report data of the number of BPJS patient visits that receive outpatient
services at the Clinic dr. M. Suherman in 2015 outline increased from 40.73% in January to 62.52% in
December. However, increasing of the number of patient visits are not always accompanied by an increase of
patient satisfaction. The first observations of 14 BPJS patients who received outpatient care showed that 9 of
them stated that the service less than satisfactory. The purpose of this research is identify the perceptions and
expectations based on five dimensions of quality, measuring the level of BPJS patient satisfaction to
outpatient services, and analyze the level of patient satisfaction based mapping. Methods of processing the
data in this study using SERVQUAL and Customer Satisfaction Index (CSI) method to measure the level of
patient satisfaction. Importance Peformance Analysis (IPA) method is used to analyze the priority problem
for the improvement of service quality. The results with SERVQUAL method showed that the highest gap is
the dimension of responsiveness. Customer Satisfaction Index (CSI) method stated that the percentage of
patient satisfaction is 79.958%. The results of the analysis by Importance Peformance Analysis (IPA) method
stated that there are 5 attributes in the top priority.

Keywords: BPJS Patient Satisfaction, CSI, IPA, Servqual

1. Pendahuluan disediakan oleh perguruan tinggi Universitas


Menurut Pohan (2007) menciptakan Muhammadiyah Jember serta telah bekerja
layanan kesehatan yang semakin responsif sama dengan BPJS Kesehatan dalam
dan fokus terhadap kebutuhan masyarakat memberikaan pelayanan kepada pasien.
merupakan suatu tujuan utama. Menurut Berdasarkan hasil observasi awal pada
Gupta dalam Puspitasari (2013) menyatakan tanggal 18 Mei 2016 tentang kepuasan pasien
bahwa kinerja suatu layanan kesehatan dalam BPJS di Klinik dr. M. Suherman yang
memberikan kualitas pelayanan yang mendapatkan pelayanan rawat inap dan rawat
memuaskan pasien menjadi sangat penting jalan, diperoleh hasil bahwa pasien yang
bagi masyarakat. Disisi lain Pohan (2007) mendapatkan pelayanan rawat jalan lebih
menyatakan bahwa pandangan pasien banyak memberikan keluhan dibandingkan
terhadap kepuasan pelayanan sangat penting dengan pasien yang mendapatkan pelayanan
karena pasien akan mematuhi pengobatan rawat inap di Klinik dr. M. Suherman.
serta mau datang berobat kembali. Maka Dibuktikan pada hasil observasi awal tersebut
penting bagi penyelenggara layanan kesehatan bahwa dari 14 pasien BPJS di Klinik dr. M.
untuk memberikan pelayanan yang Suherman yang mendapatkan pelayanan rawat
memuaskan bagi pasien. jalan, terdapat 5 pasien menyatakan pelayanan
Salah satu institusi yang memuaskan dan 9 pasien menyatakan bahwa
menyelenggarakan pelayanan kesehatan pelayanan kurang memuaskan atau kurang
adalah Klinik. Klinik dr. M Suherman sesuai harapan.
merupakan klinik pratama yang berlokasi di Menurut Puspitasari (2013) konsumen
Jalan Karimata No.49 Kabupaten Jember yang pelayanan kesehatan akan membandingkan

Jurnal Kesehatan Vol. 5. No. 2. April 2017 | 106


ISSN : 2354-5852
e-ISSN : 2579-5783

pelayanan kesehatan yang diterima dengan Sumbersari, Kabupaten Jember yang


harapan terhadap pelayanan yang diberikan merupakan salah satu klinik pratama yang
sehingga membentuk tingkat kepuasan. berkerjasama dengan Badan Penyelenggara
Tingkat kepuasan pasien menunjukkan tingkat Jaminan Kesehatan.
keberhasilan suatu layanan kesehatan dalam Populasi penelitian adalah total pasien
meningkatkan mutu pelayanannya. BPJS yang mendapatkan pelayanan rawat
Pengukuran tingkat kepuasan pasien dapat jalan di Klinik dr. M. Suherman tahun 2015
dilakukan dengan menggunakan berbagai terhitung pada bulan Agustus-Oktober
metode pengukuran. Dari beberapa metode sebanyak 6182 dengan sampel yang diperoleh
yang ada, berbagai riset menunjukkan bahwa adalah 99 pasien. Dalam penelitian ini
instrumen Service Quality (Servqual) valid pengumpulan data dilakukan dengan cara
untuk berbagai konteks layanan (Mustaniroh, memberikan kuisioner kepada responden yaitu
dkk.,2010). Metode Servqual mempunyai pasien BPJS yang mendapatkan pelayanan
kelebihan yaitu dapat mengetahui tingkat rawat jalan di Klinik dr. M. Suherman.
kepuasan pelanggan pada setiap atribut Kuesioner yang diajukan berisi pernyataan
pelayanan, namun metode ini memiliki tentang persepsi atau kinerja dan harapan
kekurangan yaitu penilaiannya secara pasien. Pernyataan persepsi untuk menilai
subyektif dan perbaikan kualitas layanan tentang bagaimana pelayanan yang didapat di
hanya berdasarkan pada gap yang memiliki Klinik dr. M. Suherman, sedangkan
nilai tertinggi saja. Sehingga untuk menutupi pernyataan harapan yaitu pernyataan yang
kekurangan pada metode ini perlu adanya dibuat untuk mengetahui harapan pasien
integrasi dengan metode lain, yaitu metode terhadap pelayanan yang diberikan sebagai
Customer Satisfaction Index (CSI) dan suatu masukan bagi klinik atau pihak pemberi
Importance Performed Analysis (IPA). layanan. Pernyataan yang ada dalam
Metode Customer Satisfaction Index kuesioner ini merupakan atribut-atribut dari 5
(CSI) memiliki keunggulan mudah digunakan dimensi mutu layanan kesehatan yaitu :
dan sederhana serta menggunakan indeks 1. Bukti Langsung (Tangible)
kepuasan dengan skala yang memiliki A1 Klinik memiliki lokasi yang
sensitivitas dan reliabilitas cukup tinggi. strategis, mudah dijangkau oleh
Menurut Wahono dalam Rahayu (2016) kendaraan umum
metode Importance Performance Analysis A2 Ruang tunggu luas, dimana terdapat
(IPA) mampu memetakan persepsi pelanggan cukup tempat untuk menunggu tanpa
terhadap tingkat kepentingan (importance) berdesakan dengan orang lain
aspek pelayanan dengan persepsi pelanggan A3 Tempat parkir luas ditandai dengan
terhadap kinerja (performance) dari aspek terdapat cukup tempat untuk
pelayanan untuk mengidentifikasi layanan menampung kendaraan serta terdapat
yang perlu ditingkatkan untuk menjaga jalan untuk keluar masuk kendaraan
kepuasan pelanggan, hasilnya relatif mudah yang diparkir
diinterpretasikan, skalanya relatif mudah A4 Ruang pemeriksaan terasa nyaman
dimengerti dan membutuhkan biaya yang dengan adanya pendingin udara yang
rendah. Perpaduan tiga metode ini sesuai berfungsi dengan baik
dengan tujuan pada penelitian ini yaitu A5 Ruang pemeriksaan dalam kondisi
mengukur tingkat kepuasan pasien serta dapat bersih, tidak terdapat sampah
mengetahui perbaikan yang harus dilakukan berceceran sampah bekas alat suntik
oleh klinik dalam upaya peningkatan mutu A6 Ruang tunggu nyaman dimana
pelayanan kesehatan. terdapat media hiburan dan
pendingin udara yang benar-benar
2. Metodologi penelitian berfungsi dengan baik
Penelitian ini menggunakan metode A7 Ruang tunggu bersih, bebas dari
deskriptif dengan teknik analisis kuantitatif. segala sampah dan kotoran
Penelitian dilakukan pada bulan Agustus- A8 Baju dokter bersih, terbebas dari
Oktober 2016 di Klinik dr. M. Suherman segala kotoran termasuk noda darah
Jalan Karimata No. 49, Kecamatan

107 | Jurnal Kesehatan Vol. 5. No. 2. April 2017


ISSN : 2354-5852
e-ISSN : 2579-5783

A9 Baju perawat bersih, terbebas dari memberikan penanganan sesuai


segala kotoran termasuk noda darah instruksi dokter terhadap keluhan
A10 Penampilan dokter selalu rapi, baju pasien
bersifat sopan dan tidak kusut C24 Waktu tunggu pasien untuk
A11 Penampilan perawat selalu rapi, baju mendapatkan pelayanan rawat jalan
bersifat sopan dan tidak kusut kurang dari 60 menit
A12 Kamar mandi dalam kondisi bersih, C25 Waktu tunggu pasien untuk
tidak terdapat kotoran dalam bak air mendapatkan obat dari apotek
maupun kotoran yang menyumbat kurang dari 30 menit
saluran air C26 Petugas kebersihan selalu tanggap
A13 Terdapat mushola dalam kondisi melaksanakan tugasnya apabila
bersih, tidak terdapat sampah atau ruangan terlihat kotor
kotoran yang menyebabkan najis
A14 Terdapat kotak saran serta alat 4. Jaminan (Assurance)
tulisnya untuk menampung saran dari D27 Klinik menjaga sterilisasi fasilitas
pasien maupun keluarga pelayanan kesehatan
A15 Terdapat Pusat pengaduan atau D28 Dokter menjaga kebersihan dengan
customer service yang dapat menggunakan sarung tangan atau
dihubungi langsung dibagian selalu mencuci tangan sebelum
pengaduan atau via telepon memberikan pelayanan kepada
A16 Terdapat Kamera CCTV untuk pasien
memantau segala kegiatan di Klinik D29 Dokter mempunyai pengetahuan
dalam memberikan terapi ditandai
2. Kehandalan (Reliability) dengan mampu dan cekatan
B17 Dokter melayani pasien dengan melakukan pemeriksaan,
tepat, yaitu melakukan pemeriksaan menetapkan diagnosis berdasarkan
yang diperlukan sesuai dengan keluhan yang disampaikan pasien
keluhan pasien. Contoh : pasien dan pemeriksaan yang dilakukan
mengeluh demam, dilakukan D30 Perawat mempunyai pengetahuan
pemeriksaan suhu tubuh dalam memberikan perawatan
B18 Perawat melayani pasien dengan ditandai dengan mampu dan cekatan
segera setelah pasien datang dan dalam melaksanakan tugas yang
tepat sesuai dengan instruksi / diinstruksikan oleh dokter
perintah dokter D31 Petugas pendaftaran melayani
B19 Dokter telah hadir diruang dengan senyum, sapa dan salam
pemeriksaan dan siap melayani D32 Petugas apotek melayani dengan
pasien ketika jam buka rawat jalan senyum, ramah dan sopan
dimulai (pagi : 08.00-13.00, sore D33 Jaminan bahwa kerahasiaan
16.00-21.00) informasi pasien (identitas sosial
B20 Dokter mampu memberikan maupun kondisi sakit pasien) dapat
informasi hasil pemeriksaan yang terjaga dengan baik
telah dilakukan dengan jelas dan D34 Petugas parkir memiliki tanggung
mudah dimengerti oleh pasien jawab terhadap kendaraan yang
B21 Penjelasan perawat mudah dijaga dengan tidak meninggalkan
dimengerti oleh pasien area parkir serta memperhatikan
area parkir
3. Daya Tanggap (Responsiveness)
C22 Dokter cepat tanggap, segera 5. Empati (Emphaty)
mengetahui gejala sakit yang ada E35 Dokter memberikan pelayanan
serta segera memberikan tanpa memandang status sosial
penanganan terhadap keluhan pasien, baik pasien kaya, kurang
pasien mampu, pasien dengan BPJS kelas
C23 Perawat cepat tanggap, segera 3, 2 maupun 1

Jurnal Kesehatan Vol. 5. No. 2. April 2017 | 108


ISSN : 2354-5852
e-ISSN : 2579-5783

E36 Perawat memberikan pelayanan 6 A6 3,74 4,59


tanpa memandang status sosial 7 A7 4,11 4,59
8 A8 4,33 4,60
pasien, baik pasien kaya, kurang 9 A9 4,28 4,60
mampu, pasien dengan BPJS kelas 10 A10 4,35 4,49
3, 2 maupun 1 11 A11 4,26 4,47
E37 Dokter memberikan perhatian 12 A12 3,79 4,69
13 A13 3,94 4,70
kepada pasien dibuktikan dengan 14 A14 3,15 4,46
dokter mendengarkan keluhan dan 15 A15 3,04 4,60
ungkapan perasaan pasien tanpa 16 A16 3,87 4,63
memotong pembicaraan, serta Rata-rata 3,95 4,58
memberikan kata dukungan atau Tabel 1 menunjukkan bahwa nilai persepsi
penyemangat (Semoga lekas terendah adalah atribut A15 dengan nilai
sembuh) persepsi 3,04. Nilai persepsi tertinggi pada
E38 Perawat memberikan perhatian dimensi Bukti Langsung adalah atribut A10
terhadap pasien dengan dengan nilai 3,35. Nilai harapan terendah
mendengarkan keluhan dan adalah atribut A14 dengan nilai 4,46 yang
ungkapan perasaan pasien tanpa dianggap kurang penting oleh responden
memotong pembicaraan, serta sedangkan nilai harapan tertinggi adalah pada
memberikan kata dukungan atau atribut A13 dengan nilai 4,70.
penyemangat (Semoga lekas
sembuh) Tabel 2. Nilai Rata-rata Persepsi dan Harapan
E39 Dokter selalu menghormati hak Dimensi Kehandalan (Reliability)
Nilai Rata-
pasien dengan meminta izin (secara No
Kode Nilai Rata-
Rata
lisan) sebelum melakukan Atribut Rata Persepsi
Harapan
pemeriksaan 1 B17 4,18 4,76
E40 Perawat selalu menghormati hak 2 B18 4,16 4,73
pasien dengan meminta izin (secara 3 B19 3,80 4,76
4 B20 4,17 4,74
lisan) sebelum melakukan 5 B21 4,14 4,72
pemeriksaan Rata-rata 4,09 4,74
E41 Ketika terjadi masalah pada pasien, Tabel 3 menunjukkan bahwa nilai
kesulitan dalam mengisi form yang persepsi terendah pada dimensi Kehandalan
dibutuhkan, kehilangan barang, dll (Reliability) adalah atribut B19 dengan nilai
petugas selalu berusaha membantu 3,80. Nilai persepsi tertinggi adalah atribut
untuk memecahkannya B17 dengan nilai 4,18. Nilai harapan terendah
berada pada atribut B21 dengan nilai 4,72.
3. Hasil Dan Pembahasan Harapan tertinggi terdapat pada dua atribut
yaitu atribut B17 dan B19 dengan nilai yang
3.1 Hasil Penelitian sama yaitu 4,76.
Hasil penelitian ini berupa persepsi dan
harapan pasien ditinjau dari dimensi tangible, Tabel 3. Nilai Rata-rata Persepsi dan Harapan
reliability, responsiveness, assurance, Dimensi Daya Tanggap
emphaty.Tingkat kepuasan pasien dianalisis (Responsiveness)
menggunakan metode Servqual, CSI, dan Nilai Rata-
Kode Nilai Rata-
IPA. No Rata
Atribut Rata Persepsi
Harapan
Tabel 1. Nilai Rata-rata Persepsi dan Harapan
1 C22 4,18 4,76
Dimensi Bukti Langsung (Tangible) 2 C23 4,09 4,69
Nilai Rata- 3 C24 3,35 4,79
Kode Nilai Rata-
No Rata 4 C25 3,18 4,73
Atribut Rata Persepsi
Harapan 5 C26 3,94 4,61
1 A1 4,33 4,56 Rata-rata 3,75 4,71
2 A2 4,03 4,63
3 A3 3,55 4,57 Tabel 3 menunjukkan bahwa nilai
4 A4 4,18 4,53 persepsi terendah pada dimensi Daya Tanggap
5 A5 4,27 4,62 (Responsiveness) adalah atribut C25 dengan

109 | Jurnal Kesehatan Vol. 5. No. 2. April 2017


ISSN : 2354-5852
e-ISSN : 2579-5783

nilai 3,18. Nilai persepsi tertinggi adalah Hasil rata-rata persepsi dan harapan pasien
atribut C22 dengan nilai 4,18. Nilai harapan pada setiap dimensi mutu pelayanan dapat
terendah adalah atribut C26 dengan nilai 4,61 dilihat pada tabel 6.
sedangkan nilai harapan tertinggi adalah Tabel 6. Jumlah Rata-rata Persepsi dan Harapan
atribut C24 dengan nilai 4,79. pada Lima Dimensi Mutu
Nilai Nilai
Tabel 4. Nilai Rata-rata Persepsi dan Harapan Rata- Rata-
Dimensi Jaminan (Assurance) No Variabel Rata Rata
Nilai Rata- Nilai Rata- Persep Harap
Kode si an
No Rata Rata
Atribut Bukti Langsung
Persepsi Harapan
1 D27 4,11 4,73 1 (Tangible) 3,95 4,58
2 D28 3,91 4,66 Kehandalan
3 D29 4,17 4,78 2 (Reliability) 4,09 4,74
4 D30 4,06 4,69 3 Daya Tanggap 3,75 4,71
5 D31 3,76 4,65 (Responsiveness)
6 D32 3,65 4,61 4 Jaminan (Assurance) 3,99 4,68
7 D33 4,18 4,68 5 Empati (Emphaty) 4,22 4,77
8 D34 4,06 4,68 Rata-rata 4,00 4,70
Rata-rata 3,99 4,68 Tabel 6 menunjukkan bahwa dari persepsi
Tabel 4 menjelaskan bahwa nilai persepsi responden diperoleh nilai rata-rata terendah
terendah adalah atribut D32 dengan nilai 3,65. berada pada dimensi Daya Tanggap
Nilai persepsi tertinggi adalah atribut D33 (Responsiveness) yaitu 3,75 sedangkan
dengan nilai 4,18. Nilai harapan terendah persepsi tertinggi adalah dimensi Empati
berada pada atribut D32 dengan nilai 4,61 (Emphaty). Rendahnya nilai rata-rata pada
sedangkan harapan tertinggi adalah atribut dimensi Daya Tanggap (Responsiveness)
D29 dengan nilai 4,78. menunjukkan bahwa kecepatan pemberi
pelayanan untuk membantu merespon
Tabel 5. Nilai Rata-rata Persepsi dan Harapan kebutuhan atau keinginan konsumen dengan
Dimensi Empati (Emphaty) segera masih kurang. Berdasarkan harapan
Nilai Rata- Nilai Rata- responden, nilai rata-rata terendah adalah
Kode
No Rata Rata dimensi Bukti Langsung (Tangible) dengan
Atribut
Persepsi Harapan nilai 4,58 sedangkan nilai rata-rata harapan
1 E35 4,27 4,82 tertinggi adalah dimensi Empati (Emphaty)
2 E36 4,23 4,82 yaitu 4,77.
3 E37 4,23 4,75
4 E38 4,13 4,73 Tabel 7. Hasil Perhitungan Nilai SERVQUAL
5 E39 4,29 4,78 Pada Lima Dimensi Mutu
6 E40 4,27 4,77 Nilai Nilai
Rata- Rata- Nilai
7 E41 4,10 4,75 No Dimensi Rata Rata SERVQUAL
Rata-rata 4,22 4,77 Persepsi Harapan (gap)

Tabel 5 menunjukkan bahwa nilai 1 Bukti 3,95 4,58 -0,63


persepsi terendah adalah atribut E41 yang Langsung
memiliki nilai 4,10 sedangkan nilai persepsi (Tangible)
2 Kehandalan 4,09 4,74 -0,65
tertinggi adalah atribut E39 dengan nilai 4,29. (Reliability)
Nilai harapan terendah adalah atribut E38 3 Daya Tanggap 3,75 4,71 -0,96
dengan nilai 4,73 sedangkan nilai harapan (Responsivene
tertinggi berada pada atribut E35 dan E36 ss)
dengan nilai 4,82. 4 Jaminan 3,99 4,68 -0,69
(Assurance)
Berdasarkan hasil identifikasi persepsi
5 Empati 4,22 4,77 -0,55
dan harapan pada atribut di setiap dimensi (Emphaty)
mutu pelayanan yang ada, maka dapat Rata-rata 4,00 4,70 -0,70
diperoleh rata-rata persepsi dan harapan
pasien pada setiap dimensi mutu pelayanan.

Jurnal Kesehatan Vol. 5. No. 2. April 2017 | 110


ISSN : 2354-5852
e-ISSN : 2579-5783

Hasil analisis tingkat kepuasan pasien 31 D31 3,76 4,65 2,43 0,091
menggunakan metode SERVQUAL pada 5 32 D32 3,65 4,61 2,41 0,088
dimensi mutu pelayanan yang diperoleh 33 D33 4,18 4,68 2,44 0,102
berdasarkan tabel 8 menunjukkan bahwa nilai 34 D34 4,06 4,68 2,44 0,099
35 E35 4,27 4,82 2,52 0,108
SERVQUAL pada setiap dimensi mutu
36 D36 4,23 4,82 2,52 0,107
pelayanan di Klinik dr. M. Suherman bernilai 37 E37 4,23 4,75 2,48 0,105
negatif. Artinya kualitas mutu pelayanan yang 38 E38 4,13 4,73 2,47 0,102
diberikan oleh Klinik dr. M. Suherman belum 39 E39 4,29 4,78 2,50 0,107
dapat memenuhi harapan pasien. Nilai 40 E40 4,27 4,77 2,49 0,106
SERVQUAL terendah adalah dimensi Empati 41 E41 4,10 4,75 2,48 0,102
(Emphaty) dengan nilai -0,55 sedangkan nilai Total
163,8 191,4
100,00
tertinggi adalah dimensi Daya Tanggap 7 1 3,998
(Responsiveness) dengan nilai -0,96. Jadi Weight Total (WT)
berdasarkan pada 5 dimensi mutu pelayanan, Customer Satisfaction Index (CSI) 79,958
maka pelayanan yang perlu dilakukan Berdasarkan Tabel 8 bobot nilai
perbaikan utama berada pada dimensi Daya Customer Satisfaction Index (CSI) adalah
Tanggap (Responsiveness). 79,958%. Nilai tersebut berdasarkan tabel
nilai Customer Satisfaction Index berada pada
Tabel 8. Perhitungan Tingkat Kepuasan Pasien 66% - 80,99% yang berarti secara keseluruhan
dengan Metode Costumer Satisfaction pasien telah merasa puas dengan pelayanan
Index (CSI) yang diberikan di Klinik dr. M. Suherman.
Nilai Nilai Menurut DJSN (2012), sasaran pokok
Kode Rata- Rata- Weight Weight kepuasan minimal peserta BPJS tahun 2014
No Atrib Rata Rata Factor Score adalah 75% kemudian menjadi 85% pada
ut Perseps Harapa (WF) (WS) tahun 2019. Nilai Customer Satisfaction Index
i n
(CSI) di Klinik dr. M. Suherman sebesar
1 A1 4,33 4,56 2,38 0,103
2 A2 4,03 4,63 2,42 0,097 79,958% artinya telah memenuhi sasaran
3 A3 3,55 4,57 2,39 0,085 pokok tahun 2014 tentang kepuasan minimal
4 A4 4,18 4,53 2,36 0,099 peserta BPJS, akan tetapi nilai tersebut perlu
5 A5 4,27 4,62 2,41 0,103 ditingkatkan untuk dapat memenuhi sasaran
6 A6 3,74 4,59 2,40 0,090 pokok kepuasan minimal peserta BPJS tahun
7 A7 4,11 4,59 2,40 0,098 2019 mendatang.
8 A8 4,33 4,60 2,40 0,104
9 A9 4,28 4,60 2,40 0,103 Hasil analisis tingkat kepuasan pasien
10 A10 4,35 4,49 2,35 0,102 BPJS rawat jalan dengan metode importance
11 A11 4,26 4,47 2,34 0,100
permormance analysis (IPA) dapat dilihat
12 A12 3,79 4,69 2,45 0,093
13 A13 3,94 4,70 2,45 0,097 pada gambar 1 berikut :
14 A14 3,15 4,46 2,33 0,074
15 A15 3,04 4,60 2,40 0,073
16 A16 3,87 4,63 2,42 0,094
17 B17 4,18 4,76 2,49 0,104
18 B18 4,16 4,73 2,47 0,103
19 B19 3,80 4,76 2,49 0,094
20 B20 4,17 4,74 2,47 0,103
21 B21 4,14 4,72 2,46 0,102
22 C22 4,18 4,76 2,49 0,104
23 C23 4,09 4,69 2,45 0,100
24 C24 3,35 4,79 2,50 0,084
25 C25 3,18 4,73 2,47 0,079
26 C26 3,94 4,61 2,41 0,095
27 D27 4,11 4,73 2,47 0,102
28 D28 3,91 4,66 2,43 0,095 Gambar 1. Diagram Kartesius
29 D29 4,17 4,78 2,50 0,104
30 D30 4,06 4,69 2,45 0,099

111 | Jurnal Kesehatan Vol. 5. No. 2. April 2017


ISSN : 2354-5852
e-ISSN : 2579-5783

3.2 Pembahasan a. Kamar mandi dalam kondisi bersih, tidak


Hasil pengukuran tingkat kepuasan terdapat kotoran dalam bak air maupun
pasien dengan menggunakan metode kotoran yang menyumbat saluran air
SERVQUAL menunjukkan bahwa pada setiap (Atribut 12)
dimensi mutu pelayanan di Klinik dr. M. Kenyataan berdasarkan pada persepsi
Suherman terdapat gap bernilai negatif yang pasien adalah kamar mandi tidak dalam
artinya kualitas mutu pelayanan yang kondisi bersih karena adanya kotoran baik
diberikan oleh Klinik dr. M. Suherman belum didalam bak mandi maupun kotoran yang
dapat memenuhi harapan pasien sehingga menyumbat kamar mandi sehingga ketika
belum memuaskan pasien. Akan tetapi ingin ke kamar mandi pasien merasa tidak
berdasarkan pengukuran tingkat kepuasan nyaman. Menurut Kemenkes RI (2014)
pasien dengan menggunakan metode menyatakan bahwa bangunan klinik harus
Customer Satisfaction Index (CSI) tingkat memenuhi persyaratan lingkungan sehat,
kepuasan pasien secara menyeluruh berada memperhatikan fungsi, keamanan,
pada kriteria “Puas”. Hal ini disebabkan kenyamanan dan kemudahan dalam
karena kriteria kepuasan pelanggan antara memberikan pelayanan. Telah diketahui
metode SERVQUAL dengan metode Customer bahwa suatu lingkungan yang kotor
Satisfaction Index (CSI) berbeda tolak merupakan sarana penyebaran penyakit. Oleh
ukurnya. karena itu, perbaikan pada atribut pelayanan
Gambar 1 menunjukkan bahwa letak ini dapat dilakukan dengan meningkatkan
atribut mutu pelayanan tersebar menjadi kinerja petugas kebersihan terutama yang
empat bagian yaitu Kuadran A (Prioritas bertugas dalam membersihkan kamar mandi.
Utama), Kuadran B (Pertahanan Prestasi), Petugas kebersihan hendaknya membersihkan
Kuadran C (Prioritas Rendah), Kuadran D kamar mandi teratur.
(Berlebihan). Atribut yang berada pada
kuadran A merupakan atribut yang perlu b. Terdapat mushola dalam kondisi bersih,
diprioritaskan atau diutamakan karena tidak terdapat sampah atau kotoran yang
keberadaan atribut tersebut dinilai sangat menyebabkan najis (Atribut 13)
penting oleh pasien, namun pelaksanaannya Penyediaan fasilitas ibadah seperti
belum dapat memuaskan pasien. Atribut pada mushola merupakan hal yang peting untuk
Kuadran B merupakan atribut-atribut yang dilakukan mengingat bahwa ibadah
perlu dipertahankan pelaksanaannya karena merupakan kewajiban setiap manusia yang
menurut pasien atribut-atribut ini dinilai tidak dapat ditinggalkan. Kebersihan mushola
penting serta pelaksanaannya sudah sesuai merupakan hal yang penting bagi setiap orang
dengan harapan pasien. Atribut pada Kuadran karena dalam beribadah tidak boleh terdapat
C merupakan atribut yang dinilai kurang kotoran yang menyebabkan najis. Akan tetapi,
penting bagi pasien, sedangkan kualitas menurut pasien mushola masih terlihat adanya
pelaksanaanya juga belum memadai, akan kotoran yang dapat menyebabkan najis
tetapi prioritasnya masih dibawah prioritas sehingga penggunaan mushola untuk
atribut pada kuadran A. Sedangkan atribut beribadah bagi pasien belum dapat memenuhi
yang berada pada Kuadran D atribut-atribut harapan pasien. Menurut Muninjaya (2004)
yang dinilai berlebihan dalam kepuasan pengguna jasa dipengaruhi oleh
pelaksanaannya. penampilan fisik petugas, kondisi kebersihan
Dari empat kuadran tersebut dapat dilihat dan kenyamanan ruangan. Maka untuk
bahwa atribut yang perlu diprioritaskan untuk menanggapi keluhan pasien pada atribut ini
dilakukan perbaikan kualitas pelayanan adalah dapat dilakukan dengan memperbaiki kinerja
atribut yang berada pada kuadran A. Oleh petugas kebersihan yang bertanggung jawab
karena itu pembahasan pada metode terhadap kebersihan mushola.
Importance Performance Analysis (IPA) ini
hanya akan difokuskan pada atribut yang
berada pada Kuadran A. Dapat dilihat pada
gambar 1 bahwa pada Kuadran A terdapat
lima atribut sebagai berikut :

Jurnal Kesehatan Vol. 5. No. 2. April 2017 | 112


ISSN : 2354-5852
e-ISSN : 2579-5783

c. Dokter telah hadir diruang pemeriksaan pasien. Oleh karena itu, pihak manajemen
dan siap melayani pasien ketika jam buka klinik dapat mempertimbangkan penambahan
rawat jalan dimulai (pagi : 08.00-13.00, jumlah loket obat ataupun petugas apotek.
sore 16.00-21.00) (Atribut 19) Menurut Candra dalam David, et al (2014),
Kehadiran dokter tepat waktu sangat salah satu indikator kepuasan pasien adalah
mempengaruhi kepuasan pasien. Hal ini waktu tunggu, dimana waktu tunggu yang
sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan lama terhadap pelayanan medis maupun non
oleh David, et al (2014) yang menyatakan medis pada unit rawat jalan dan rawat inap
bahwa terdapat hubungan yang bermakna akan mengurangi kepuasan pasien. Waktu
antara tingkat kepuasan pasien dengan tunggu pasien yang sesuai dengan standar
ketepatan waktu kedatangan dokter untuk pelayanan minimal akan meningkatkan
menangani pasien di unit rawat jalan. kualitas pelayanan serta kepuasan pasien.
Ketepatan waktu kedatangan dokter dalam Metode Importance Performance
melayanai pasien akan semakin meningkatkan Analysis (IPA) merupakan suatu metode yang
kepuasan pasien, sebaliknya apabila dokter dapat digunakan untuk mengetahui pelayanan
datang tidak tepat waktu untuk melayani kesehatan yang harus ditingkatkan dengan
pasien di unit rawat jalan, maka hal ini akan menggunakan diagram kartesius dengan
semakin menurunkan kepuasan pasien. membagi atribut pelayanan kedalam empat
kuadran yang selanjutnya akan dihasilkan
d. Waktu tunggu pasien untuk mendapatkan suatu perhitungan mengenai tingkat
pelayanan rawat jalan kurang dari 60 menit kesesuaian antara persepsi dan harapan
(Atribut 24) kinerja layanan.
Kondisi yang terjadi menurut pasien Berikut adalah hasil perbandingan setiap
adalah waktu tunggu untuk mendapatkan skor serta tingkat kesesuaian pada masing-
pemeriksaan dokter dipoli tidak sesuai dengan masing atribut pada Kuadran A (Prioritas
standar yaitu kurang dari 60 menit, Utama) yang diperoleh:
ketidaksesuaian ini sering dikeluhkan oleh
pasien terutama pada pasien di poli gigi. Tabel 9 Tingkat Kesesuaian
Menurut Candra dalam David, et al (2014), Skor Skor
Kode Tingkat Priorita
salah satu indikator kepuasan pasien adalah No Perseps Harapa
Atribut Kesesuaian s
i n
waktu tunggu, dimana waktu tunggu yang
1 A12 375 464 80,82% 4
lama terhadap pelayanan medis maupun non
2 A13 390 465 83,87% 5
medis pada unit rawat jalan dan rawat inap 3 B19 376 471 79,83% 3
akan mengurangi kepuasan pasien. Oleh 4 C24 332 474 70,04% 2
karena itu, untuk perbaikan pelayanan maka 5 C25 315 468 67,31% 1
diharapkan agar dokter dapat meningkatkan Hasil dari tabel 9 menunjukkan bahwa
kecepatan dalam memberikan pelayanan tingkat kesesuaian tertinggi dari 5 atribut
kepada pasien, tentunya tanpa mengurangi tersebut berada pada atribut terdapat mushola
ketepatan dalam pelayanannya. dalam kondisi bersih, tidak terdapat sampah
atau kotoran yang menyebabkan najis (A13)
e. Waktu tunggu pasien untuk mendapatkan yaitu 83,87% dengan angka prioritas ke-5.
obat dari apotek kurang dari 30 menit Artinya untuk mencapai kepuasan pelanggan,
untuk obat jadi (Atribut 25) maka perbaikan kualitas pelayanan pada
Kondisi yang terjadi adalah waktu pasien atribut A16 menjadi prioritas yang ke-5.
menunggu untuk mendapatkan obat dari Tingkat kesesuaian terendah terdapat
apotek melebihi standar waktu yaitu kurang pada atribut waktu tunggu pasien untuk
dari 30 menit, kenyataan yang terjadi adalah mendapatkan obat dari apotek kurang dari 30
waktu pasien menunggu untuk mendapatkan menit (C25) yaitu 67,31% sehingga memiliki
obat dari apotek adalah 45-75 menit dengan prioritas tertinggi yaitu 1 (pertama).
rata-rata waktu tunggu adalah 53,6 menit. Hal Peningkatan terhadap atribut ini harus
ini dapat disebabkan karena kurangnya loket diutamakan untuk dapat memberikan
obat ataupun jumlah petugas bagian apotek kepuasan kepada pasien karena atribut dengan
yang memberikan pelayanan obat kepada

113 | Jurnal Kesehatan Vol. 5. No. 2. April 2017


ISSN : 2354-5852
e-ISSN : 2579-5783

prioritas tinggi sangat diharapkan oleh pasien pasien untuk mendapatkan obat dari apotek
akan tetapi pada kenyataannya menurut pasien kurang dari 30 menit.
belum sesuai dengan harapan sehingga belum Berdasarkan hasil dari kesimpulan dalam
dapat memberikan kepuasan. penelitian ini, berikut adalah beberapa saran
yang dikemukakan peneliti agar dapat
4. Kesimpulan dijadikan bahan pertimbangan dalam proses
Berdasarkan hasil penelitian terhadap 99 perbaikan pelayanan kesehatan pasien BPJS
pasien BPJS yang mendapatkan pelayanan yang mendapatkan pelayanan rawat jalan di
rawat jalan di Klinik dr. M. Suherman dan Klinik dr. M. Suherman, diantaranya :
perhitungan yang telah dilakukan, dapat a. Petugas apotek hendaknya lebih
disimpulkan bahwa : memperhatikan standar waktu pelayanan
a. Dimensi Bukti Langsung (Tangible) nilai obat kepada pasien, sehingga dalam
persepsi terendah adalah atribut terdapat memberikan pelayanan tidak melebihi
pusat pengaduan atau customer service standar waktu yang ditentukan.
yang dapat dihubungi langsung dibagian b. Dokter diharapkan untuk lebih
pengaduan atau via telepon. memperhatikan ketepatan waktu dalam
b. Dimensi Kehandalan (Reliability) nilai memberikan pelayanan rawat jalan sesuai
persepsi terendah adalah atribut dokter dengan jam buka pelayanan.
telah hadir diruang pemeriksaan dan siap c. Diperlukan adanya standar operasional
melayani pasien ketika jam buka rawat prosedur terkait ketepatan waktu kehadiran
jalan dimulai (pagi : 08.00-13.00, sore petugas
16.00-21.00). d. Sebaiknya pihak manajemen klinik
c. Dimensi Daya Tanggap (Responsiveness) melakukan evaluasi setiap bulan terkait
nilai persepsi terendah adalah atribut ketepatan waktu kehadiran petugas dan
waktu tunggu pasien untuk mendapatkan ketepatan waktu pelayanan pasien sesuai
obat jadi dari apotek kurang dari 30 menit. standar yang berlaku.
d. Dimensi Jaminan (Assurance) nilai e. Petugas kebersihan hendaknya
persepsi terendah adalah atribut petugas membersihkan pada kamar mandi dan
apotek melayani dengan senyum, ramah mushola secara teratur.
dan sopan. f. Penelitian selanjutnya disarankan dapat
e. Dimensi Empati (Emphaty) nilai persepsi meneliti tentang faktor-faktor penyebab
terendah adalah atribut ketika terjadi ketidaksesuaian waktu tunggu pasien di
masalah pada pasien, kesulitan dalam loket obat yang lebih dari 30 menit.
mengisi form yang dibutuhkan, kehilangan
barang, dll petugas selalu berusaha
membantu untuk memecahkannya. Daftar Pustaka
f. Tingkat kepuasan pasien BPJS yang David, Hariyanti, T., Widayanti. 2014.
mendapatkan pelayanan rawat jalan di “Hubungan Keterlambatan
Klinik dr. M. Suherman dengan Kedatangan Dokter Terhadap
menggunakan metode SERVQUAL Kepuasan Pasien di Instalasi Rawat
masing-masing dimensi mutu Jalan”. Jurnal Kedokteran
menunjukkan adanya gap bernilai negatif. Brawijaya. Hal 3-4
g. Tingkat kepuasan pasien BPJS yang
mendapatkan pelayanan rawat jalan di Dewan Jaminan Sosial Nasional. 2012. Peta
Klinik dr. M. Suherman dengan metode Jalan Menuju Jaminan Sosial
Customer Satisfaction Index (CSI) adalah Nasional 2012-2019. Jakarta
79,958% menunjukkan bahwa secara
keseluruhan pasien “Puas”. Pohan, I. S. 2006. Jaminan Mutu Layanan
h. Hasil analisis dengan metode Importance Kesehatan. Jakarta: ECG
Performance Analysis (IPA) menyatakan
bahwa terdapat 5 atribut pelayanan pada Puspitasari, R. 2013. Kepuasan Pasien
Kuadran A (Prioritas Utama) dengan Jamsoskes Terhadap Pelayanan
prioritas tertinggi adalah waktu tunggu Kesehatan di Instalasi Rawat Inap

Jurnal Kesehatan Vol. 5. No. 2. April 2017 | 114


ISSN : 2354-5852
e-ISSN : 2579-5783

Rumah Sakit Jember Klinik dengan


Metode Servqual dan Importance
Performance Analysis (IPA). Skripsi.
Politeknik Negeri Jember

Rahayu, I. 2016. Sistem Pendukung


Keputusan untuk Menganalisa
Tingkat Kepuasan Pelanggan dengan
Metode Servqual dan Importance
Performance Analysis (IPA). Skripsi.
Universitas Islam Negeri Sunan
Kalijaga

Menteri Kesehatan RI. 2014. Peraturan


Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 9 Tahun 2014
tentang Klinik. Jakarta.

115 | Jurnal Kesehatan Vol. 5. No. 2. April 2017

You might also like