You are on page 1of 6

Jurnal Farmasi & Sains Indonesia, Oktober 2019 Vol. 2 No.

1
ISSN 2621-9360 journal.akfarnusaputera.ac.id

IMPLEMENTASI METODE KAIZEN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI INSTALASI


FARMASI RUMAH SAKIT ROEMANI MUHAMMADIYAH KOTA SEMARANG

Sri Suwarni1, A. Ratna Wulandari 2, Ditya Novanda Sari3


1,2,3
Akademi Farmasi Nusaputera Semarang; Jl. Medoho III No. 2, telp/fax (024) 6747012
Email : warnisutanto@gmail.com-085726746181

ABSTRAK
Pharmacy service is one of the health services in a hospital that affects the level of
patient satisfaction that will affect the quality of the hospital. Kaizen philosophy considers that
our way of life such as work life or social life should be focused on continuous improvement
efforts. Improvements in kaizen are small and continuous. This study aims to determine the
effect of the implementation of the kaizen method in improving the satisfaction of pharmacy
services at the Roemani Muhammadiyah Hospital Semarang Pharmacy Pharmacy
Installation.
This study used an observational design, sampling technique using purposive
sampling, data taken in February-April 2019 as many as 240 respondents before
implementation and 240 respondents after implementation. Analysis of the data used is the
validity test, reliability, DMAIC (define, measure, analyze, improve, and control). The problem
solving model in the Kaizen method with 5S is seiri, seiton, seiketsu, seiso, shitsuke.
The level of patient satisfaction before the implementation of kaizen was 82.65% with
an opportunity for the emergence of patient dissatisfaction at 17.35%. After the implementation
of the kaizen there was an increase in patient satisfaction of 89.75% with the opportunity for
the emergence of patient dissatisfaction only 10.25%. Chi Square test results p = 0,000 more
than 0,005 means that there is a significant difference, so the implementation of the kaizen
method affects the increase in satisfaction of pharmaceutical services at the Roemani
Muhammadiyah Hospital Semarang Pharmacy Pharmacy Installation.

Keywords: patient satisfaction, kaizen, 5 S, DMAI

PENDAHULUAN berorientasi pada proses, sedangkan jika


Pelayanan farmasi adalah bagian dibandingkan dengan cara berpikir negara-
yang tidak terpisahkan dari sistem negara Barat, lebih cenderung tentang
pelayanan kesehatan rumah sakit yang pembaharuan yang berorientasi pada hasil
utuh dan berorientasi kepada pelayanan (Hammer et al, 1993). Filsafat kaizen
pasien, penyediaan obat yang bermutu, menganggap bahwa cara hidup kita seperti
termasuk pelayanan farmasi klinik yang kehidupan kerja atau kehidupan sosial
terjangkau bagi semua lapisan maupun kehidupan rumah tangga
masyarakat. Farmasi merupakan unit yang hendaknya terfokus pada upaya perbaikan
memberikan pendapatan terbesar untuk terus-menerus.
sebuah rumah sakit besarnya omset obat Langkah pertama yang mendasar
mencapai 50-60% dari anggaran rumah dalam upaya peningkatan mutu pelayanan
sakit (Trisnantoro, 2009). dan kepuasan pasien di Rumah Sakit
Konsep kaizen bukanlah konsep Roemani Muhammadiyah Semarang
baru, pertama kali diperkenalkan pada adalah melakukan analisis lebih mendalam
akhir tahun 1950 dan pada awal tahun mengenai penerapan konsep budaya
1960 oleh para ahli seperti W.E. Deming kaizen sebelum dan sesudah
dan J.M. Juran. Konsep kaizen dilaksanakannya konsep kaizen. Yang

84
Jurnal Farmasi & Sains Indonesia, Oktober 2019 Vol. 2 No. 1
ISSN 2621-9360 journal.akfarnusaputera.ac.id

penting dilakukan adalah menilai efisiensi 2. Sampel


atau value dari proses pelayanan dan Jumlah sampel yang digunakan
kepuasan pasien serta membuang waste adalah 240 orang dengan menggunakan
atau pemborosan sehingga alur proses rumus Slovin tingkat kepercayaan 90%.
pemeriksaan menjadi lebih singkat dan
mudah. 3. Teknik Sampling
Peneliti memilih metode atau Teknik sampling yang digunakan pada
prinsip kaizen 5 S (Seiri, Seiso, Seiton, penelitian ini adalah Purposive Sampling.
Seiketsu, Shitsuke) untuk memperbaiki Metode Purposive Sampling adalah
kondisi ruangan serta sistem yang ada di metode pengambilan sampel berdasarkan
Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah keperluan penelitian. Artinya setiap
Semarang, karena perbaikan yang individu yang diambil dari populasi yang
dilakukan bertahap dari setiap dipilih dengan sengaja berdasarkan
perencanaan yang ditargetkan, akan pertimbangan tertentu.
menciptakan satu perbaikan yang akan
memberikan perubahan berkelanjut-an D. Jalannya Penelitian
untuk proses yang juga akan dievaluasi Tahap penelitian ini adalah pengajuan
secara terus-menerus juga diharapkan permohonan perizinan penelitian
dengan aplikasi metode kaizen ini, peneliti kemudian pengumpulan data kepuasan
dapat mengusulkan rancangan alur proses pelayanan kefarmasian di Instalasi
pelayananan dan meningkatkan kepuasan Farmasi sebelum dilakukan penerapan
pasien di rumah sakit. kaizen selama satu bulan
Menganalisis masalah dengan
METODE PENELITIAN menggunakan DMAIC dan Fishbone
A. Tempat dan Waktu Penelitian sehingga ditemukan pelayanan yang perlu
Penelitian dilakukan di Rumah Sakit diperbaiki, kemudian mencari solusi
Roemani Muhammadiyah Semarang pada dengan metode kaizen dengan konsep 5 S
bulan Februari-April tahun 2019. yaitu seiri, seiton, seiso, seiketsu dan
shitsuke. Penerapan usulan kaizen selama
B. Rancangan Penelitian satu bulan. Mengumpulkan data setelah
Jenis Penelitian ini adalah jenis dilakukan penerapan kaizen selama satu
penelitian deskriptif kuantitatif bulan. Hasil data penerapan kaizen diolah
observasional dan rancangan penelitian menggunakan spss.
digunakan adalah penelitian non
eksperimental dengan menggunakan HASIL DAN PEMBAHASAN
kuesioner. Data kualitatif didapatkan dari Kaizen adalah perbaikan secara terus
hasil kuesioner yang diisi oleh pasien, menerus, diimplementasikan di rumah
sedangkan data kuantitatif yang digunakan sakit untuk memperbaiki tingkat kepuasan
adalah data berupa angka pengolahan pasien di instalasi farmasi dikarenakan
hasil kuesioner. perbaikan kaizen bersifat kecil dan
beransur. Proses kaizen diterapkan
C. Populasi, Sampel dan Teknik menjamin kemajuan beransur yang
Sampling memberikan imbalan hasil dalam jangka
1. Populasi panjang sehingga kaizen merupakan
Pasien yang mengambil obat selama pendekatan dengan risiko rendah. Prinsip-
satu bulan di instalasi farmasi rawat jalan prinsip kaizen yang diimplementasikan
Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah dapat menghilangkan pemborosan-
Semarang. pemborosan yang terjadi sehingga

85
Jurnal Farmasi & Sains Indonesia, Oktober 2019 Vol. 2 No. 1
ISSN 2621-9360 journal.akfarnusaputera.ac.id

meningkatkan kepuasan pasien terhadap Tabel 4. Hasil Nilai rata-rata Kepuasan Pasien,
Waste
pelayanan farmasi.
No Dimensi Skor Wast Prese Ranki
A. Analisis Data Menggunakan DMAIC Serv e ntasi ng
perf Wast
1. Tahap Define e
Pada fase define adalah fase untuk 1 Tangibles 3,28 0,72 18,00 3
menentukkan masalah atau menentukan 2 Reliability 3,26 0,74 18,50 2
sasaran. Hasil dari kuesioner untuk uji 3 Responsi 3,09 0,91 22,75 1
validitas dan reliabilitas bahwa semua item veness
4 Assuranc 3,40 0,60 15,00 4
pertanyaan yang digunakan pada dimensi
e
responsiveness, tangibles, assurance, 5 Empathy 3,50 0,50 12,50 5
reliability dan empathy dalam kuesioner Rata-rata 3,31 0,69 17,35
telah sesuai dengan ketentuan yaitu r Sumber: Data primer yang diolah, 2019
hitung > r tabel 0,361 dan nilai Cronbach
Alpha > 0,6 sehingga dapat digunakan Target kepuasan dalam program
untuk mengukur kepuasan pasien. kaizen adalah 100% atau pada skor nilai 4
Tabel 3. Perolehan Skor Service Perfomance
Kepuasan Pasien dalam skala ini 1-4. Pada fase ini akan
No Dimensi Skor terlihat waste pada setiap dimensinya.
Servperf Waste adalah kegiatan atau aktivitas yang
1 Tangibles 3,28
menyerap sumber daya dalam jumlah
2 Reliability 3,26
3 Responsiveness 3,09
tertentu tetapi tidak menghasilkan nilai
4 Assurance 3,4 tambah (Formoso et al, 2002). Dalam
5 Empathy 3,5 penelitian ini yang dimaksud waste adalah
Rata-rata 3,31 ketidakpuasan pasien terhadap kinerja
Sumber: Data primer yang diolah, 2019 petugas dalam pelayanan di instalasi
farmasi Rumah Sakit Roemani
Nilai rata-rata hasil kuesioner servperf Muhammadiyah. Sebagai contoh nilai
masing-masing dimensi berturut- turut kinerja Pelayanan pada dimensi
mulai dari yang terkecil adalah dimensi responsiveness adalah 3,09 dari target
responsiveness 3,09, dimensi reliability kinerja 4 berarti ada nilai waste sebesar
3,26, dimensi tangibles 3,28, dimensi 0,91. Jika dihitung nilai wastenya adalah
assurance 3,40 dan dimensi empathy 3,50. 22,75%. Dari instumen dapat di identifikasi
Secara keseluruhan nilai kinerja rata-rata waste, ditemukan waste yang terkait
kepuasan pasien berdasarkan hasil dengan defect dan waiting.
kuesioner servperf yaitu 3,31 yang berarti
juga tingkat kepuasan pasien farmasi dari 3. Tahap Analyze
target kepuasan pada nilai 4 dengan skala Pada tahap analyze menggunakan
1-4, dan masih ada peluang ketidakpuasan analisis Tingkat kepuasan pasien yang
pasien terhadap kinerja pelayanan resep ditunjukkan pada skor kepuasan pasien
sebesar 0,69. pada pengukuran servperf rata-rata adalah
3,31, artinya secara keseluruhan
2. Tahap Measure pelayanan di instalasi farmasi terutama
Tahap ini merupakan tahap untuk di rawat jalan sebesar 82,65% dan masih
mengukur kinerja proses. memberikan peluang munculnya
ketidakpuasan pasien terhadap pelayanan
sebesar 17,35%. Hasil data pada fase
measure menunjukkan urutan dimensi

86
Jurnal Farmasi & Sains Indonesia, Oktober 2019 Vol. 2 No. 1
ISSN 2621-9360 journal.akfarnusaputera.ac.id

yang mempunyai nilai kepuasan pasien Petugas Melakukan


yang paling kecil adalah: farmasi tidak selalu diskusi untuk
Mura
ada ditempat mempererat
Responsiveness, Reliability, Tangibles, pelayanan. kerja sama tim
Assurance, dan Emphathy. Petugas bertindak Melakukan doa
Berdasarkan analisis diagram tidak sopan dan pagi untuk
Muri
sebab akibat didapatkan dari hasil tidak ramah pada ketentraman
pasien. jiwa petugas.
observasi dan hasil kuesioner yang sudah
dibagikan dijelaskan bahwa terjadinya
cacat pelayanan disebabkan beberapa hal
diantaranya adalah faktor man, methods, 5. Implementasi Improve
material dan environment dianalisa untuk Setelah melakukan pengendalian
penyebab ketidakpuasan pasien. didapatkan hasil pengukuran kepuasan
pasien setelah dilakukan perbaikan.
Tabel 4. Hasil Nilai rata-rata Kepuasan Pasien
4. Tahap Improve
Setelah Implementasi
Pada tahap ini menggunakan metode N Dimensi Skor Wast Presenta
kaizen yaitu seiton, seiketsu, shitsuke dan o Servperf e si Waste
metode 3 M yaitu muda, muri dan mura. 1 Tangibles 3,53 0,47 11,75
2 Reliability 3,58 0,42 10,50
Tabel 5. Usulan Improve Metode Kaizen 3 Responsiv 3,57 0,43 10,75
Usulan eness
Metode 4 Assurance 3,60 0,40 10,00
Prioritas perbaikan Implementasi
Kaizen 5 Empathy 3,67 0,33 8,25
Improve
Penataan Rata-rata 3,59 0,41 10,25
Penambahan
ruang tunggu yang
kursi pada
membuat Dari hasil data sesudah yang diperoleh
ruang tunggu.
ketidaknyamanan.
terjadi pengurangan waste yang cukup
Ruang
tunggu di rumah Ruang besar. Data sesudah menununjukan hasil
sakit masih Seiton pendaftaran, presentasi sebesar 89,75% yang berarti
bercampur dengan ruang ada peningkatan kepuasan pasien pada
ruang tunggu pengambilan setiap dimensi yang ada dibandingkan
pendaftaran, ruang obat
data sebelumnya tetapi masih muncul
tunggu disendirikan
pengambilan resep. waste sebesar 10,25% yang artinya masih
Membuat ada peluang ketidakpuasan pasien
jadwal praktek terhadap pelayanan di instalasi farmasi.
dokter dan
Jadwal
mengkonfirmas
dokter yang tidak
i kepada pasien
6. Tahap Control
sesuai Pada tahap control kita melakukan
jika ada
Seikets
kemunduran pengendalian terhadap usulan. Usulan
u
jam. dalam rencana pengendalian tersebut
Petunjuk
Membuat alur meliputi melakukan penganggaran untuk
alur pelayanan
pelayanan meningkatkan komponen fasilitas fisik
yang tidak diketahui
resep
pasien. seperti tempat duduk, melakukan
Banyakny Perlu diadakan pencatatan jadwal praktek dokter untuk
a petugas yang Shitsuk pelatihan- mempermudah pengalokasian dokter dan
kurang menaati e pelatihan dan
aturan dibuat SOP.
menyediakan fasilitas Untuk melakukan
Obat yang Setiap bulan pelatihan yang akan diadakan rumah sakit.
diresepkan tidak Muda dilakukan stock
ada. opname

87
Jurnal Farmasi & Sains Indonesia, Oktober 2019 Vol. 2 No. 1
ISSN 2621-9360 journal.akfarnusaputera.ac.id

7. Hasil uji statistik telah memberikan bantuan penjelasan dan


Hasil analisis menggunakan uji Chi pengalaman yang berharga kepada
Square menunjukan nilai p = 0,000 < 0,05 penulis.
yang artinya ada beda yang signifikan.
Sehingga dapat diartikan H0 ditolak dan Ha DAFTAR PUSTAKA
diterima, dengan demikian ada perbedaan Cane,1998. Establishing Kaizen Culture,
antara data sebelum implementasi dan Circuit Assemble, November, pp. 57-58.
data sesudah implementasi metode kaizen Hammer, Michael and James Champy,
terhadap peningkatan kepuasan 1993, “Reengineering The corporation:
pelayanan kefarmasian, maka dapat a Manifesto for Business Revolution“,
disimpulkan bahwa implementasi metode Harper Business, New York..
kaizen mempengaruhi peningkatan Handayani, 2005. Kaizen Culture,
kepuasan pelayanan kefarmasian di Education and Training, New York:
Instalasi Farmasi Rumah Sakit Roemani Irwing Professional.
Muhammadiyah Semarang. Hartono Jogiyanto, 2010 , “Analisis
Pengaruh Pemilihan Metode Akuntansi
KESIMPULAN Terhadap Pemasukan Penawaran
Berdasarkan hasil analisis dan Perdana”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis
pembahasan dapat disimpulkan bahwa Indonesia, Vol.17, No 2 , 211 – 225.
ada pengaruh dari pengimplementasian Hitoshi Takeda, 2006. The Change
kaizen yang telah diterapkan Tingkat Management Handbook, New York:
kepuasan pasien setelah dilakukan Irwing Professional.
implementasi kaizen mengalami Hirano, 2005, Productivity by Kaizen, april,
peningkatan pada kepuasan pasien pp. 30-34.
sebesar 89,75% dengan peluang Imai Masaaki, 2005. Budaya Kaizen,
munculnya ketidakpuasan pasien hanya Jakarta: Pustaka Utama.
10,25%. Hasil uji Chi Square nilai p = 0,000 Kristianto,1995, Budaya Organisai yang
kurang dari 0,005 yang artinya terdapat Positif, Jakarta: Airlangga.
beda signifikan pada data sebelum dan Kozier, B.,et al. 2004, Fudamental of
sesudah implementasi metode kaizen Nursing: Concept, Process and
sehingga menunjukkan bahwa penerapan Practice. New Jersey : Prentice Hall,Inc.
metode kaizen berpengaruh tehadap Manurung, L.P. 2010, Analisis Hubungan
peningkatan kepuasan pelayanan Tingkat Kepuasaan Pasien Rawat Jalan
kefarmasian di Instalasi Farmasi Rumah Terhadap Pelayanan Instalasi Farmasi
Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang. Dengan Minat Pasien Menembus
Kembali Resep Obat Di Instalasi
UCAPAN TERIMA KASIH Farmasi RSUD Budhi Asih, Universitas
Diucapkan terima kasih kepada Indonesia, Jakarta.
Akademi Farmasi Nusaputera yang telah Menkes, RI. 2008. Keputusan Menteri
memberikan kesempatan untuk melakukan Kesehatan Republik Indonesia Nomor
penelitian, kepada Yithro Serang, M.Farm., 129/MENKES/SK/II/2008 Tentang
Apt. Selaku Direktur, kepada seluruh Standar Pelayanan Minimal Rumah
jajaran pengelolala Akademi Farmasi Sakit. Jakarta: Departemen Kesehatan
Nusaputera Semarang yang dengan RI. Halaman 13.
sepenuh hati senantiasa mendoakan dan Menkes,RI. 2016 . Peraturan Menteri
memberikan dukungan, kepada Seluruh Kesehatan Republik Indonesia Nomor
staf dan karyawan di Rumah Sakit 72 Tahun 2016 Tentang Standar
Roemani Muhammadiyah Semarang, yang Pelayanan Kefarmasian Di Rumah

88
Jurnal Farmasi & Sains Indonesia, Oktober 2019 Vol. 2 No. 1
ISSN 2621-9360 journal.akfarnusaputera.ac.id

Sakit. Jakarta: Departemen Kesehatan


RI. Halaman 11-40.
Merry Siska, 2017, Implementasi Konsep
Kaizen, UIN Sultan Syarif Kasim Riau
Rony Jimantoro. 2016, Analisis Penerapan
Budaya Kerja Kaizen Pada PT Istana
Mobil Surabaya Indah, Universitas
Kristen Petra, Surabaya.
Satrinegara M. 2014. Organisasi dan
Manajemen Pelayanan Kesehatan.
Jakarta: Salemba Medika.
Septini, R. (2012). Analisis Waktu Tunggu
Pelayanan Resep Pasien Askes Rawat
Jalan di Yanmasum Farmasi RUMAH
SAKIT PAD Gatot Subroto tahun
2011.Tesis.Depok: Fakultas Kesehatan
Masyarakat. Halaman 07-35.
Sugiyono, 2011, Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif, Bandung: Alfabeta
Supranto. (2011). Pengukuran Tingkat
Kepuasan Pelanggan Untuk Menaikan
pangsa Pasar. Jakarta: Rineka Cipta.
Thariq Yaseer, 2013, Analisis kepuasan
pasien terhadap kualitas pelayanan
kamar obat di Puskesmas Surabaya
Utara, Universitas Surabaya.
Yasuhiro Monden, 1995. Sistem Produksi
Toyota, Suatu Ancangan Terpadu
Untuk Penerapan Just-In –Time, edisi
pertama, Pustaka Binaman Pressindo,
Jakarta.

89

You might also like