You are on page 1of 11

e-J.

Agrotekbis 3 (3) : 279 - 289 , Juni 2015 ISSN : 2338 -3011

MODIFIKASI BERAS DENGAN MENGGUNAKAN KONSENTRASI


ASAM LAKTAT YANG BERBEDA
Modification of Rice with the Lactic Acid Concentration Differences
Elfira Rossa,1)Gatot Siswo Hutomo,2)Abdul Rahim,2)
1)
Mahasiswa Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, Palu
2)
Staf Dosen Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, Palu
Email :rabby_khanza@yahoo.com
Email :gatotsiswoh@yahoo.com
Email :a_pahira@yahoo.com

ABSTRACT

This research was to know the modification of rice by used of different lactic acid to result basic
food digest and to know characteristic of physics, chemistryand organoleptic. This research
usedComplete Random Design ( CRD ) with used 8 levels treatments : immersing inlactic acid3%;
lactic acid3%+Sodium Bicarbonat + Potassium Chloride; lactic acid5%; lactic acid 5%+Sodium
Bicarbonat+Potassium Chloride;lactic acid7%;lactic acid7%+Sodium Bicarbonat+Potassium
Chloride; lactic acid9%; and lactic acid9%+Sodium Bicarbonat+Potassium Chloride; all treatments
repeated at 3 times,so that the total units ofthem were 8 x 3 = 24 experiment. Organoleptic test used
Random BlockDesign (RBD), to group it based on to every panelist which were 15 person needed.
The results of the experiment showed that rice gelatinizationtemperature wasaround 70.67o –
73.67oC. The highest value of Water Holding Capacity (WHC) and Oil Holding Capacity (OHC) on
lactic acid 9% + Sodium Bicarbonat + Potassium Chloride reached 2.86 g/g whilethe average of
lactic acid 3%was 2.85 g/g.On the other hand, the lactid acid 3% and the 9%of lactid acid +
Sodium Bicarbonat + Potassium Chloridehas the lowest value, namely was 1.2 g/g and 2.29
g/g,respectively. Spectrumwave of FT-IR available in stretching area with–OH namely at control
treatment that reached 3425.58 cm-1 while the lactic acid3%+Sodium Bicarbonat+Potassium
Chloride; lactic acid5%; lactic acid7%+Sodium Bicarbonat+Potassium Chloride;and lactic acid
9%reachedvalue of 3402.43 cm-1; 3425.58 cm-1; 3425.58 cm-1 and 3425.58 cm-1, respectively. It
was indicated that there werephosphorilation on the treatment. Value of panelist’s preferencewere
around 4.73 (rather like) at9% lactic acid+Sodium Bicarbonat+Potassium Chloride. The result
assumed that every panelist have different level of preferences to colour, taste, texture and smell of
rice modification.
Keywords : modification, rice, lactic acid, sodium bicarbonat, potassium chloride

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui modifikasi beras yang tepat dengan menggunakan
konsentrasi asam laktat yang berbeda untuk menghasilkan pangan tahan cerna serta untuk
mengetahui sifat fisik, kimia dan organoleptik.Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak
Lengkap (RAL)dengan menggunakan8 taraf perlakuan :Perendaman dengan Asam Laktat3%; asam
laktat3%+NatriumBikarbonat+KCl; asam laktat5%; asam laktat5%+NatriumBikarbonat+KCl; asam
laktat7%; asam laktat7%+NatriumBikarbonat+KCl; asam laktat 9%dan asam laktat9%+Natrium
Bikarbonat+KCl yang diulang sebanyak 3 (tiga) kali, sehingga akan diperoleh 8 x 3 = 24
percobaan. Pengujian organoleptik menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK), di mana
pengelompokkannya didasarkan pada masing-masing panelis. Adapun jumlah panelis yang
dilibatkan sebanyak 15 orang. Hasil penelitian suhu gelatinisai pada beras berkisar antara 70,67-

279
73,67°C. Nilai rata-rata kemampuan menahan air (WHC) dan minyak (OHC) tertinggi masing -
masing yaitu pada konsentrasi Asam Laktat 9% + Natrium Bikarbonat+KCl yang bernilai rata-rata
mencapai 2,86g/g dan konsentrasi Asam Laktat 3% dengan nilai 2,85g/g serta yang memiliki
kemampuan menahan air dan minyak terendah yaitu pada konsentrasi Asam Laktat 3% sebesar
1,21g/gdan 9% + Natrium Bikarbonat+KCl 2,29g/g.Gelombang spektrum FT-IR terdapat pada area
stretching dengan gugus –OH yakni pada kontrol mencapai 3425,58 cm-1, Asam Laktat3% +
Natrium Bikarbonat+KCl mencapai 3402,43 cm-1, Asam Laktat 5% mencapai 3425,58 cm-1, Asam
Laktat 7% + Natrium Bikarbonat + KCl mencapai 3425,58 cm-1 dan Asam Laktat 9% mencapai
3425,58 cm-1 menunjukkan terjadi fosforilasi. Kesukaan keseluruhan beras termodifikasi di mana
nilai panelis kesukaan berkisar antara 4.73 (agak suka) pada konsentrasi Asam Laktat 9% +
Natrium Bikarbonat + KCl. Hal ini disebabkan setiap panelis memiliki tingkat kesukaan yang
berbeda terhadap warna,rasa, tekstur dan aroma beras termodifikasi.

Kata kunci : modifikasi, beras,asam laktat, natrium bikarbonat, kalium chlorida

PENDAHULUAN serta kecenderungaan retrogradasi.


Perubahan karakteristik dapat terjadi pada
Beras merupakan makanan pokok level molekular dengan atau tanpa
bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. mengubah penampakan dari granula
Konsumsi beras masyarakat Indonesia patinya. (Wurzburg, 1986).
semakin meningkat setiap tahunnya seiring Industri pangan sudah mulai
dengan meningkatnya jumlah penduduk memanfaatkan penggunaan pangan
Indonesia (Badan Pusat Satistik Nasional, termodifikasi sebagai bahan pembantu bagi
2009). Anggapan belum makan jika belum produk makanan tertentu. Menurut
mengkonsumsi nasi membuat ketergantungan beberapa penelitian dilaporkan bahwa
masyarakat Indonesia yang sangat tinggi proses modifikasi melalui perlakuan
terhadap beras. Namun beras sering autoclaving-cooling terhadap pati dapat
dihindari oleh penderita diabetes melitus menurunkan daya cerna pati dan
(DM) karena ada anggapan bahwa meningkatkan kadar pati resisten. Pati
mengkonsumsi nasi dapat meningkatkan resisten telah terbukti baik bagi fungsi
kadar glukosa darah dengan cepat. fisiologi tubuh, antara lain : menurunkan
Menurut survei dari WHO yang indeks glikemik, menurunkan kolesterol,
dikutip oleh Dep. Kes. (2005), Indonesia mengurangi resiko kanker usus besar
menempati urutan ke - 4 dengan jumlah sehingga dapat dimanfaatkan untuk
penderita DM terbesar di dunia setelah pembuatan pangan fungsional (Soto,et al.,
India, Cina dan Amerika Serikat. 2004). Penelitian mengenai asam laktat
Penanggulangan masalah akibat diabetes berkembang semakin pesat karena asam
dapat dilakukan dengan memodifikasi beras laktat memiliki potensi yang besar dalam
untuk mengatasi sifat - sifat dasar alaminya pemanfaatannya pada berbagai aspek, baik
yang kurang menguntungkan, sehingga dapat pada industri pangan maupun non-pangan.
memperluas penggunaannya dalam proses Pada industri pangan, asam laktat umumnya
pengolahan pangan serta menghasilkan dimanfaatkan sebagai pakan ternak
karakteristik produk pangan yang diinginkan. (feedstock), asam laktat juga digunakan
Pangan termodifikasi adalah yang telah untuk pengawetan dan memperbaiki tekstur
mengalami perlakuan enzimatis, fisik atau dan cita rasa bahan pangan serta sebagai
kimia secara terkendali sehingga mengubah produk akhir perombakan karbohidrat
satu atau lebih dari sifat asalnya, seperti (cousidine. 2001). Sementara untuk industri
suhu awal gelatinisasi, karakteristik selama non-pangan, asam laktat dapat dimanfaatkan
proses gelatinisasi, ketahanan oleh untuk industri kosmetik, kimia, maupun
pemanasan, pengasaman dan pengadukan, farmasi. Salah satu pemanfaatan asam laktat

280
yaitu dalam bentuk polimernya menjadi X0= Perendaman dengan Asam Laktat 3%
plastik ramah lingkungan dari bahan PLA X1 = Perendaman dengan Asam Laktat 3%
(poly lactic acid)/poli asam laktat (Richter + Natrium Bikarbonat 1g + KCl 1g
dan Berthold., 1998). X2 = Perendaman dengan Asam Laktat 5%
Dari uraian di atas dilakukan X3 = Perendaman dengan Asam Laktat 5%
penelitian tentang modifikasi beras dengan + Natrium Bikarbonat 1g +KCl 1g
berbagai konsentrasi asam laktat agar dapat X4 = Perendaman dengan Asam Laktat 7%
menghasilkan produk beras termodifikasi X5 = Perendaman dengan Asam Laktat 7%
dengan spesifikasi produk yang mampu + Natrium Bikarbonat 1g +KCl 1g
digunakan sebagai bahan pangan yang X6 = Perendaman dengan Asam Laktat 9%
dapat meningkatkan nilai fungsional dan X7 = Perendaman dengan Asam Laktat 9%
keunggulan kualitas. Beras yang + Natrium Bikarbonat 1g +KCl 1g
dimodifikasi nantinya dapat digunakan Dari tahapan di atas, masing-masing
sebagai makanan pokok yang dapat perlakuan diulang sebanyak 3 (tiga) kali,
mengurangi resiko meningkatnya kadar sehingga diperoleh 8 x 3 = 24 unit
glukosa dalam darah. percobaan. Adapun pengujian organoleptik
menggunakan Rancangan Acak Kelompok,
BAHAN DAN METODE dimana pengelompokkannya didasarkan
pada masing-masing panelis. Adapun
Penelitian ini dilaksanakan di jumlah panelis yang dilibatkan sebanyak 15
Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian orang.
(THP) Fakultas Pertanian, Universitas Pelaksanaan penelitian ini meliputi
Tadulako, Palu. Penelitian dilaksanakan tahap-tahap sebagai berikut : Tahap pertama
pada bulan Februari hingga April 2014. adalah modifikasi beras dimulai dengan
Adapun alat yang digunakan pada menyiapkan beras kepala varietas IR 42,
penelitian ini yakninampan plastik, batang kemudian ditimbang sebanyak 100 g, beras
pengaduk, timbangan analitik, waterbath, direndam dalam akuades 200 ml dan
aluminium voil,beacker gelas dan plastik ditambahkan asam laktat dari konsentrasi
kemasan. Alat yang digunakan untuk yang berbeda yakni 3%, 5%, 7%, 9% dan
analisis yakni, hot plate, spektrofotometer, natrium bikarbonat 1g serta KCl 1gselama
timbangan analitik, shacker, oven, 30 menit pada suhu kamar. Setelah
desikator, gelas ukur, tabung reaksi, stirrer, perendaman selama 30 menit pada suhu
buret, setrifuge, pipet tetes, sendok, labu kamar, beras kemudian dimasak dalam
ukur, dan alat dokumentasi serta alat tulis waterbath pada suhu 60 ºC selama 30 menit
menulis. setelah itu ditiriskan, lalu dijemur di bawah
Bahan utama untuk penelitian ini sinar matahari selama 5 jam hingga kering.
Sampel yang telah kering kemudian
adalah beras kepala varietas IR 42, serta
dianalisis. Analisis modifikasi beras
bahan-bahan kimia yang digunakan antara meliputi:Suhu gelatinisasi, water holding
lain adalah akuades, asam laktat 3% ,5%, capacity (WHC) danoilholding capacity
7%, 9%, natrium bikarbonatdan KCl (OHC), FTIR, daya cerna enzimα amilase
masing-masing 1g.Bahan yang digunakan dan organoleptik.
untuk analisis yaknifenol 5%, asam sulfat
pekat, akuades, minyak zaitun, enzimα Suhu Gelatinisasi (Bhattacharya, 1997)
amilase (saliva), dan kertas label. Sampel modifikasi beras ditimbang
Penelitian ini menggunakan sebanyak 10 g dimasukkan ke dalam gelas
Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan beker dan ditambah dengan akuades 100
menggunakan 8 taraf perlakuan sebagai ml, kemudian dipanaskan di atas hotplate
berikut : suhu 100ºC. Selanjutnya sampel diukur
281
dengan termometer hingga terjadi gel, 269, Costa Mesa, CA, USA).
kemudian dicatat suhu terjadinya Setiapspektrum dianalisis dalam kisaran
gelatinisasi. resolusi 500-4000 cm-1.
Kemampuan menahan air atau water Daya cerna enzim α amilase (Muchtadi,
holding capacity (WHC) dan kemampuan et al., 1992) Sebanyak 1 g sampel
menahan minyak atau oil hoding capacity ditambahkan dengan akuades 25 ml dan
(OHC) (Larrauriet al, 1996) Tabung dimasukkan ke dalam waterbath pada suhu
reaksi dibersihkan lalu di oven selama 1 80°C agar pati terlarut sehingga dapat
jam, dimasukkan ke dalam desikator hingga dicerna oleh enzim. Kemudian larutan pati
tabung dingin. Tabung reaksi kosong tersebut ditiriskan dan didinginkan hingga
ditimbang menggunakan timbangan analitik suhu 37°C. Setelah itu, larutan pati dibagi
dan dicatat beratnya. Kemudian sampel ke dalam tabung, lalu ditambahkan akuades
ditimbang sebanyak 0,25 g lalu dimasukkan 4 ml dan saliva 1 ml,kemudian dikocok
ke dalam tabung reaksi. Akuades menggunakanshaker selama 10 menit lalu
ditambahkan sebanyak 10 ml ke dalam ditambahkan 1 ml larutan fenol 5%
tabung reaksi yang telah berisi sampel. kemudian dikocok, ditambahkan 5 ml asam
Kemudian campuran akuades dansampel sulfat pekat agar lebih encer dan
dikocok menggunakan Shaker, hingga air ditambahkan bufer fosfat pH 7.0 agar
dan sampel larut, lalu di diamkan selama 1 tingkat keasamannya tetap berada pada pH
jam pada suhu kamar. Selanjutnya sampel
7.0 Selanjutnya, kedua larutan tersebut
disentri fugasi selama 15 menit. Setelah
diinkubasi padasuhu 37°C selama 15 menit
sentry fugasi filtrat dipisahkan dari
untuk menciptakan kondisi agar enzim
endapannya dan ditimbang kembali.
dapat bekerja maksimum. Setelah itu,
Langkah tersebut diulangi untuk pengujian
larutan tersebut diukur absorbansinya
daya serap minyak. Pada uji daya serap
padapanjang gelombang 520 nm. Semakin
minyak menggunakan minyak zaitun.
banyak kadar gulanya, maka semakin
Adapun rumus perhitungan daya serap air
dan minyak sebagai berikut, oranye (merah) larutannya, yang
BT +S ∗−BTK ditunjukkan dengan semakin tinggi nilai
WHC dan OHC (g/g) = absorbansinya.
BS
Keterangan: Uji organoleptik (Soekarto, 1985) Uji
(BT+S)* = Berat Tabung dengan Sampel organoleptik dengan menggunakan metode
Setelah Disentrifuge
hedonik yaitu uji tingkat kesukaan terhadap
BTK = Berat Tabung Kosong
aroma, warna, rasa dan tekstur. Sampel
BS = Berat Sampel
disajikan secara acak kepada 15 orang
panelis yang tidak terlatih, kemudian
Analisis gugus fungsional dengan FT-IR panelis diminta memberikan penilaian.
Spektrum FT-IR pati alami diukur
Skala penilaian yang digunakan yaitu antara
menggunakan metode Kalium Bromida
1-7 (sangat tidak suka hingga sangat suka).
(KBr) seperti yang dikemukakan oleh
Pushpamalar et al, (2006) yaitu sampel HASIL DAN PEMBAHASAN
dicampur dengan KBr dengan perbandingan
pati/KBr=1:4.Campuran tersebut dimampatkan Suhu Gelatinisasi. Hasil penelitian suhu
untuk mendapatkan pelet yang transparan gelatinisai pada beras termodifikasi berkisar
kemudian sampel dikenai sinar infra merah antara70,67-73,67°C.Rata-rata suhu gelatinisasi
dengan spectrometer (MIDAC, prospect disajikan pada Gambar 1.
282
Keterangan : AL= Asam Laktat, NB=
Natrium Bikarbonat, KCl= Kalium
Chlorida.
Gambar 2. Pengaruh Konsentrasi Asam
Laktat Terhadap WHC dan OHC Beras
Termodifikasi.
Berdasarkan hasil analisis WHC dan
OHC (Gambar 2), menunjukkan bahwa
Ket: AL= Asam Laktat, NB = Natrium Bikarbonat,
nilai WHC & OHC dari berbagai
KCl = Kalium Chlorida. konsentrasi asam laktat berpengaruh sangat
nyata terhadap kemampuan menahan air
Gambar 1. Pengaruh Konsentrasi Asam dan kemampuan menahan minyak pada
Laktat Terhadap Suhu Gelatinisasi Beras modifikasi beras. Nilai rata-rata
Termodifikasi.
kemampuan menahan air (WHC) dan
Gambar 1. menunjukkan suhu minyak (OHC) tertinggi masing-masing
gelatinisasi beras sesuai perlakuan berkisar pada konsentrasi asam laktat 9%+NB+KCl
70,67-73,67°C. Suhu gelatinisasi diawali yang bernilai rata-rata mencapai 2,86g/g
dengan pembengkakan granula pati dalam dan konsentrasi asam laktat 3% dengan nilai
air yang bersifat irreversible(tidak dapat 2,85g/g serta yang memiliki kemampuan
kembali kebentuk semula) dan diakhiri menahan air dan minyak terendah yaitu
dengan hilangnya sifat kristal dari granula pada konsentrasi asam laktat 3% sebesar
pati (Winarno, 1992). Menurut Wurzbung
1,21g/gdan asam laktat 9%+NB+KCl yang
(1989), suhu gelatinsasi sangat tergantung
pada sumber bahan baku. Pada pati beras bernilai2,29g/g. Dalam hal ini modifikasi
suhu gelatinisasi berkisar antara 60-65°C. beras dengan konsentrasi asam laktat
9%+NB+KCl lebih baik dalam menahan air
Kemampuan Menahan Air dan Minyak minyak karena telah terjadi modifikasi yang
(WHC dan OHC). Analisis WHC dan menyebabkan granula pati menjadi rusak
OHC merupakan sifat fisik yang sehingga granula meregang dan
menunjukkan kemampuan menahan air dan
memudahkan air dan minyak masuk ke
kemampuan menahan minyak modifikasi
dalam granula yang terikat kuat oleh ikatan
beras. Hasil analisis disajikan pada Gambar
2. asam laktat. Sebaliknya pada konsentrasi
asam laktat 3% sulit menahan air dan
minyak karena granula masih utuh dan
padat sehingga air maupun minyak tidak
mampu masuk dalam granula pati. Dengan
demikian konsentrasi dari berbagai asam
laktat mempengaruhi banyaknya air dan
minyak yang dapat diikat oleh beras dengan
meningkatnya nilai dari berbagai konsentrasi
asam laktat.
Granula pati utuh tidaklarut dalam air
dingin. Granula pati dapat menyerap air dan
membengkak, tetapi tidak dapat kembali
Ket : Angka-angka yang diikuti dengan huruf yang tidak sama
berpengaruh sangat nyata pada taraf BNJ 5%. seperti semula (retrogradasi). Air yang terserap
283
dalam molekul menyebabkan granula Untuk menghasilkan pati dengan sifat-sifat
mengembang (Richana dan Suarni, 2006). yang diinginkan tersebut, maka dilakukan
Campuran minyak dan pati akan kombinasi modifikasi ikatan silang dan
mempengaruhi sifat fisik pati karena substitusi. Diantaranya yang banyak
minyak dan lemak dapat membentuk dilakukan adalah kombinasi modifikasi pati
kompleks dengan amilosa yang dengan substitusi gugus–OH pada molekul
menghambat pembengkakan granula pati dengan senyawa propilen oksida,
sehingga pati sulit tergelatinisasi (Fennema, kemudian dilanjutkan dengan reaksi ikatan
1985). silang dengan senyawa polifosfat
(campuran sodium metafosfat dan sodium
Pengikatan Gugus Fungsi (FT-IR). Hasil tripolifosfat) (Bastian, 2011). Pati ikatan
analisis gugus fungsi pada beras silang diperoleh dengan caramereaksikan
termodifikasi disajikan pada Gambar 3. pati dengan senyawa bi-ataupolifungsional
Pengikatan gugus fungsi pada setiap yang dapat bereaksi dengan gugus-OH pada
perlakuan konsentrasi memiliki gugus struktur amilosa atau amilopektin sehingga
fungsi yang bervariasi dapat ditunjukkan dapat membentuk ikatan silang atau
pada panjang gelombang spektra FT-IR. jembatan yang menghubungkan satu
molekul pati dengan molekul pati lainnya.
Dengan adanya ikatan silang ini, maka akan
memperkuat ikatan hidrogen pada rantai
pati.
Daya Cerna Enzim α Amilase.Analisis
keragaman menunjukkan bahwa berbagai
konsentrasi asam laktat berpengaruh nyata
terhadapdaya cerna enzim α amilase. Daya
cerna enzim αamilase disajikan dalam
Gambar 4.
Keterangan : Kontro . l, AL3%+NB+KCl.
,AL5%.,AL7%+NB+KCl., dan AL9%. AL=Asam
Laktat,NB= Natrium Bikarbonat, KCl=Kalium
Chlorida.

Gambar 3. Spektrum Inframerah Gugus


Fungsi Pada Konsentrasi Asam Laktat yang
Berbeda.
Analisa gugus fungsi dilakukan
dengan menggunakan Fourier Transmition
Infrared (FTIR) pada kisaran resolusi
bilangan gelombang 500-4000 cm-1.
Analisa ini dilakukan untuk memastikan
adanya gugus asam.Perbedaan bilangan
gelombang spektrum FT-IR terdapat pada Ket : Angka-angka yang diikuti dengan huruf yang tidak sama
berpengaruh nyata pada taraf BNJ 5%
area stretching dengan gugus–OH yakni
pada kontrol mencapai 3425,58 cm-1, Keterangan :AL= Asam Laktat, NB=
AL3%+NB+KCl mencapai 3402,43 cm-1, Natrium Bikarbonat,KCl= Kalium Chlorida.
AL5% mencapai 3425,58 cm-1,
-1
AL7%+NB+KCl mencapai 3950,22 cm dan Gambar 4. Pengaruh Konsentrasi Asam
AL9% mencapai 3425,58 cm-1 menunjukkan Laktat Terhadap Daya Cerna Enzim
terjadi fosforilasi. αAmilase Beras Termodifikasi.
284
Berdasarkan Gambar 4. terlihat bahwa beras sangat nyata berpengaruh terhadap
daya cerna enzim α amilase menunjukkan warna beras termodifikasi.Warna beras
bahwa terdapat perbedaandaya cerna enzim termodifikasi disajikan dalam Gambar 5.
α amilase dari berbagai konsentrasi asam
laktat khususnya9%+NB+KCl dimana daya
cerna enzim α amilase sebesar 1.02%.
Namun berbeda pada konsentrasi asam
laktat lainnya. Hal ini dapat dilihat bahwa
semakin tinggi daya cerna suatu pati, maka
akan semakin banyak pati yang dapat
dihidrolisis.
Daya cerna pati adalah tingkat kemudahan
suatu jenis pati untuk dapat dihidrolisis
olehenzim pemecah pati menjadi unit-unit
Ket : Angka-angka yang diikuti dengan huruf yang tidak sama
yang lebih sederhana. Secara umum, daya berpengaruh nyata pada taraf BNJ 5%.
cerna pati dapat diasumsikan sebagai proses
pemecahan pati dan penyerapannya oleh Ke Keterangan : AL= Asam Laktat , NB=
tubuh. Pemecahan dan penyerapan Natrium Bikarbonat, KCl= Kalium
karbohidrat dalam tubuh terlebih dulu harus Chlorida.
diubah menjadi komponen yang lebih kecil Gambar 5. Pengaruh Konsentrasi Asam Laktat
yaitu glukosa. Enzim yang dapat memecah Terhadap Warna Beras Termodifikasi.
pati adalah α amilase yang terdapat dalam
air liur yang dihasilkan oleh kelenjar saliva Berdasarkan Gambar 5. Analisis
dan pankreas. Enzim ini stabil pada kisaran keragaman menunjukkan berbagai
pH 5-5,8. Enzim αamilase yang berasal dari perlakuan dari konsentrasi asam laktat
saliva menjadi inaktif oleh pH rendah terhadapmodifikasi beras menunjukkan
lambung. Enzim α amilase yangberasal dari adanya pengaruh nyata perubahan warna di
pankreas memecah pati diusus menjadi manapanelis memberi nilai beras
unit-unit dimerik terutama maltose termodifikasidengan konsentrasi asam
(Sardesai 2003). laktat 9%+NB+KCl yakni 5,67 (suka), dan
Singh et al (2001) mengemukakan asam laktat 3%+NB+KCl yakni 5,27 (agak
bahwa pati dihidrolisis oleh enzimα amilase suka) yang merupakan nilai untuk tingkat
menjadi gula-gula sederhana. Semakin kecerahan warna beras termodifikasi.
tinggi daya cerna suatu pati maka akan Sebaliknya panelis memberikan nilai
semakin banyak pati yang dapat dihidrolisis terendah terhadapberas termodifikasi dengan
dalam waktu tertentu. Hal ini ditunjukkan konsentrasi asam laktat 3% yakni 3,53
oleh semakin banyaknya glukosa dan (agak tidak suka). Hal ini diduga bahwa
maltosa yang dihasilkan. Kedua zat ini akan konsentrasi asam laktat yang berbedaakan
bereaksi dengan DNS (asam dinitrosalisilat) menyebabkan terjadinya perubahan warna
sehingga kadar keduanya dapat diukur beras, sebagaimana yang dikemukakan oleh
secara spektrofotometri. Pengolahan bahan Lidiasari (2006) bahwa selama pengolahan
pangan mengakibatkan perubahan struktur bahan pangan dapat menyebabkan reaksi
dan mempengaruhi karakteristik pati pencoklatan non enzimatis (reaksi
termasuk daya cerna pati . maillard). Selanjutnya Winarno (2002)
mengemukakan bahwa reaksi maillard
Organoleptik adalah reaksi pencoklatan yang terjadi
Warna Beras Termodifikasi. Hasil analisis antara karbohidrat khususnya gula
keragaman menunjukkan bahwa berbagai pereduksi dengan gugus amina primer.
konsentrasi asam laktat pada modifikasi Hasil reaksi tersebut menghasilkan bahan

285
berwarna coklat yang sering tidak Aroma adalah bau yang ditimbulkan
dikehendaki atau bahkan menjadi indikasi oleh rangsangan kimia yang tercium oleh
penurunan mutu. syaraf-syaraf olfaktori yang berada dalam
Secara visual faktor warna tampil rongga hidung ketika makanan masuk
lebih dahulu dalam penentuan mutu bahan kedalam mulut, oleh karena itu kesukaan
pangan. Suatu bahan yang dinilai bergizi, terhadap aroma merupakan parameter
enak dan teksturnya sangat baik tidak akan organoleptik yang penting karena aroma
dimakan apabila memiliki warna yang tidak banyak menentukan kelezatan bahan
sedap dipandang atau memberi kesan telah pangan (Peckham, 1969 cit Satiarini, 2006).
menyimpang dari warna yang seharusnya.
Penerimaan warna suatu bahan berbeda- Rasa Beras Termodifikasi. Hasil analisis
beda bergantung pada faktor alam, keragaman menunjukkan bahwa perlakuan
geografis dan aspek sosial masyarakat pada berbagai konsentrasi asam laktat
penerima (Winarno, 2004). berpengaruh sangat nyata terhadap rasa
beras modifikasi.Rasa beras termodifikasi
Aroma Beras Termodifikasi.Hasil analisis disajikan dalam Gambar 7.
keragaman menunjukkan bahwa perlakuan
pada berbagai konsentrasi asam laktat
berpengaruh sangat nyata terhadap aroma
beras termodifikasi.Aroma beras
termodifikasi disajikan dalam Gambar 6.

Ket : Angka-angka yang diikuti dengan huruf yang tidaksama


berpengaruh nyata pada taraf BNJ 5%.

Keterangan : AL= Asam Laktat, NB=


Natrium Bikarbonat, KCl= Kalium
Ket : Angka-angka yang diikuti dengan huruf yang tidaksama Chlorida.
berpengaruh nyata pada taraf BNJ 5%.
Gambar 7 Gambar 7. Pengaruh Konsentrasi
Keterangan : AL= Asam Laktat, NB= Asam Laktat Terhadap Rasa Beras
Natrium Bikarbonat, KCl = Kalium Termodifikasi.
Chlorida.
Rasa adalah perasaan yang dihasilkan
Gambar 6. Pengaruh Konsentrasi Asam oleh benda yang dimasukkan kemulut,
Laktat Terhadap Aroma Beras Termodifikasi. dirasakan terutama oleh indra perasa dan
Berdasarkan Gambar 6. Analisis juga reseptor untuk nyeri, raba dan rasa
keragaman menunjukkan bahwa nilai aroma dalam mulut (De Man, 1997).
Hasil uji BNJ 5% menunjukkan nilai
beras termodifikasi tertinggi terdapat pada
rasa beras termodifikasi tertinggi ditemukan
konsentrasi asam laktat 7% yakni 3,87
pada konsentrasi asam laktat yakni 9%
(netral) dan berbeda pada perlakuan
3,60(netral).Pada nilai terendah terdapat
lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa pada konsentrasi asam laktat yakni
dengan berbagai konsentrasi asam laktat, 7%+NB+KCl2,53 (tidak suka). Hasil ini
aroma beras termodifikasi yang dihasilkan menunjukkan bahwa berbagai konsentrasi
belum disukai oleh panelis. asam laktat berpengaruh nyata terhadap
286
modifikasi beras, semakin tinggi 2,93 (tidak suka)- 4,87 (netral).Hal ini
konsentrasi asam laktat maka rasa dari beras diduga karena tekstur beras mengalami
tersebut semakin tidak disukai panelis, perubahan dari masing-masing konsentrasi
sebaliknya semakin rendah konsentrasi asam laktat tersebut. De Man (1997),
asam laktat tersebut maka akan semakin melakukan telaah kepedulian konsumen
disukai panelis. mengenai tekstur dan menemukan bahwa
Rasa merupakan perangkat mutu tekstur mempengaruhi citra makanan.
organoleptik yang penting sebagai
pelengkap perangkat mutu secara visual. Kesukaan Keseluruhan Beras
Rasa berbeda dengan bau dan lebih banyak Termodifikasi. Hasil sidik ragam
melibatkan panca indera lidah. Rasa menunjukkan bahwa perlakuan modifikasi
dipengaruhi beberapa faktor, yaitu senyawa beras pada berbagai konsentrasi asam laktat
kimia, suhu, konsentrasi dan interaksi berpengaruh nyata terhadap kesukaan
dengan komponen rasa yang lain (Winarno, keseluruhan beras termodifikasi.Kesukaan
2004). keseluruhan beras termodifikasi disajikan
dalam Gambar 9.
Tekstur Beras Termodifikasi.Hasil analisis
keragaman menunjukkan bahwa modifikasi
beras dengan perlakuan berbagai
konsentrasi asam laktat menunjukkan
adanya pengaruh yang sangat nyata
terhadap perubahan tekstur.Tekstur beras
termodifikasi disajikan dalam Gambar 8.

Ket : Angka-angka yang diikuti dengan huruf yang tidaksama


berpengaruh nyata pada taraf BNJ 5%.

AL = Keterangan : AL= Asam Laktat,


NB= Natrium Bikarbonat, KCl= Kalium
Chlorida.

Gambar
Ket : Angka-angka yang diikuti dengan huruf yang 9.
tidak samaa Gambar 9. Pengaruh Konsentrasi Asam
berpengaruh nyata pada taraf BNJ 5%. Laktat Terhadap Kesukaan Keseluruhan
Beras Termodifikasi.
Keterangan : AL= Asam Laktat, NB=Natrium
Bikarbonat, KCl = Kalium Chlorida. Berdasarkan Gambar 9. Analisis
Gambar 8.Pengaruh Konsentrasi Asam keragaman menunjukkan bahwa berbagai
Laktat Terhadap Tekstur Beras konsentrasi asam laktat terhadap beras
Termodifikasi. modifikasi menunjukkan pengaruh yang
nyata terhadap kesukaan beras termodifikasi
Berdasarkan Gambar 8. Analisis dimana nilai panelis kesukaan berkisar
keragaman menunjukkan berbagai perlakuan antara 4,73(netral) sedangkan 3,40 (agak
dari berbagai konsentrasi asam laktat terhadap tidak suka). Hal ini diduga setiap panelis
modifikasi beras menunjukkan adanya memiliki tingkat kesukaan yang berbeda
pengaruh dari berbagai konsentrasi asam terhadap warna, rasa, tekstur dan aroma
laktat terhadap perubahan tekstur di mana beras termodifikasi sehingga data analisa
panelis menilai tekstur beras berkisar antara yang didapatkan berbeda nyata.Hal ini
287
sesuai dengan pendapat Nursalim dan Cousidine, D.M. 2001. Foods and food production
Razali (2007), kesukaan seseorang terhadap encyclopedia. NY: John Wiley Inc.p. 142.
suatu produk dipengaruhi oleh beberapa De Man, J.M., 1997. Kimia Makanan. Institut
faktor antara lain : (1) warna, rasa dan Teknologi Bandung, Bandung.
penampilan yang menarik (sensoris); (2)
bernilai gizi tinggi dan (3) menguntungkan Dep. Kes. RI. 2005.Deshpande SS, Salunke DK.
bagi tubuh konsumen. 1982.Interactions of tannin acid and catechin
with legume starches. JFood Sci 47:2080-
Pengujian tingkat kesukaan suatu 2081.
produk dimaksudkan untuk mengukur
reaksi konsumen dan tingkat kesukaannya Fennema, O.R. 1985. Food Chemistry. Marcel
terhadap suatu sampel dibanding dengan Dekker Inc. New York.
sampel lain. Kesukaan merupakan penilaian
Larrauri, D.J, Thomas, dan W.A.,Atwell. 1996. High
akhir bagi panelis dan merupakan kunci
dietary fibre powders from orange and lime
diterima atau tidaknya suatu produk yang peels: Associated polyphenols and
dihasilkan oleh produsen (Winarno, 2004). antioxidant capacity. Food Res. Int.,

KESIMPULAN DAN SARAN Lidiasari,.2006. Pengaruh Suhu Pengeringan


Tepung Tapai Ubi Kayu Terhadap Mutu Fisik
Kesimpulan dan Kimia Yang Dihasilkan. Jurnal Teknologi
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari Pertanian. Universitas Sriwijaya, Sumatera
Selatan.
penelitian modifikasi beras dengan menggunakan
konsentrasi asam laktat yang berbeda dapat Muchtadi D, NS Palupidan M Astawan. 1992.
disimpulkan bahwa konsentrasi asam laktat Metabolisme Zat Gizi : Sumber, Fungsi, dan
mempengaruhi sifat fisik, kimia dan Kebutuhan bagi Tubuh Manusia. Jilid
organoleptik beras termodifikasi di mana 1.Jakarta : Pustaka Sinar Harapan.
konsentrasi asam laktat terbaik yakni Nursalim, dan Razali. 2007. Penilaian organoleptik
9%+NB+KCl dengan daya cerna enzim α untuk Industri Pangan dan Hasil Pertanian.
amilase yang terendah. Batara Aksara, Jakarta.
Beras yang termodifikasi oleh asam
laktat memiliki sifat fungsional terhadap Peckham LM. 1969. Perspective in Nutrition. Ed k-
kesehatan tubuh. 4.Boston : McGraw-Hill.
Saran Pushpamalar,V.S.J,Langford,M,Ahmad.danY.Y,Lim
Perlu dilakukan uji indeks glikemik ,2006. Optimization of reactionconditions for
untuk mengetahui respon glukosa darah preparing carboxymethyl cellulose from sago
terhadap jenis dan jumlah makanan yang waste. Carbohydrate Polymers 64: 312-318.
dikonsumsi.
Richana.N dan Suarni. 2006. Teknologi Pengolahan
Jagung. Balai Besar Penelitian dan
DAFTAR PUSTAKA Pengembangan Pascapanen, Bogor.
Bastian.F, 2011. Teknologi Pati dan Gula. Hibah Richter, K. and Berthold, C. 1998.‘Biotechnological
Penulisan Buku Ajar Bagi Tenaga Akademik conversion of sugar and starchy crops into
Universitas Hasanuddin. Makassar. lactic acid’.J.agric.Engng Res., vol. 71, 181-
Battacharya, K.R. 1997. Charactericzation of 191.
WaterYam (Dioscorea atalata) for Existing
and Potensial Food Product. Thesis.Faculty Sardesai, V.M. 2003.Introduction to clinical
of Biosciences Kwane Nkrumah University, nutrition.New York, Marcel Dekker Inc. p.
Nigeria. 339-354.

BPS Nasional. 2009. Penduduk Indonesia menurut Satiarini. M. 2006. Functional properties of
provinsi 1971, 1980, 1990, 1995, dan 2000. starches. AGSI. [terhubung berkala]
Jakarta : BPS. www.fao.org [6 Mei 2008].

288
Singh J, Dartois A, Kaur L. 2010. Starch digestibility Winarno, FG. 2002. Kimia Pangan dan Gizi. Bogor:
in food matrix: a review. Trends in Mbrio Press.
FoodsScience & Technology, 21: 168-180.
Winarno, FG. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta
Soekarto, S.T. 1985. Penelitian Organoleptik untuk : PT Gramedia Pustaka Utama.
Industri Pangan dan Hasil Pertanian.
Liberty. Yogyakarta. Wurzburg,O.B. 1986. Modified Starchers: Properties
and Uses. CRC Press,Inc.
Soto R.A., Acevedo E., Feria J., Villalobos R., Perez
L.A.,2004. Resistant starch made frombanana Wurzburg., O.B 1989. Starch in Food Industry. Di
starch by autoclaving and debrancing. dalam T.E FURIA (ed.)Handbook of Food
Journal starch, vol. 56, pp. 495-499. Additives TheChemical Rubber Co.,
Cleveland, Ohio.
Winarno, FG. 1992. Pangan, Gizi, Teknologi dan
Konsumen. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.

289

You might also like