You are on page 1of 10

Rancangan Optimalisasi Biaya Produksi pada Usaha Mebel

Cahaya Bintang Medan Dengan Menggunakan Desain Tata Letak


Fasilitas Produksi
Damianus Desra Sembiring

E-mail : sembiringdesra61@gmail.com

Abstrak

The overall goal of designing a factory layout is, among other things, that each supply (raw material, support,
information) flows through each department and stages with effective time or minimal waiting time and cost
efficient, minimizing the distance of material handling and overcoming congestion and confusion which leads to
good performance. So that the characteristics of the right layout can be seen from these things. Purpose of
Compilation and Planning of Plant Layout. Every plan has a specific goal to be achieved, as well as only with
factory planning there are many goals that are desired to be achieved. The main objective to be achieved in
planning the plant layout is basically to minimize costs or increase effectiveness in the regulation of all production
facilities and work areas. In general, the goal of optimum plant layout is a layout that is able to provide maximum
satisfaction to the parties involved, namely, the workforce and management. So that room and equipment settings
are formed which can provide economic value in the work of the product and can provide safety and satisfaction to
all parties involved. Each party involved has their own interests, with objectives that generally want to be achieved
and a good layout can be described as follows: 1. Related to facilities. 2. Connect with labor. 3. Related to the
material and flow. The results of the calculation of distance with the Rectilinear Distance distance model obtained a
distance of 1472 meters. So there is a decrease or reduction in distance of 784 meters from the previous layout of
2256 meters. This value indicates that the Rectilinear Distance model can measure the distance of material
handling, while the Rectilinear Distance distance model can reduce the cost of Rp. 1,950,450,39 from the initial
layout of Rp. 2,083,790.94 in order to obtain the cost of moving the proposed layout of Rp. 133,340,55. And this
value shows that the Rectilinear Distance distance model is the layout proposed as the proposed layout at PT.
Cahaya Bintang Medan

Keywords : Factory Layout, Rectilinear Distance model, Factory Layout Planning

Abstrak

Tujuan keseluruhan perancangan tata letak pabrik antara lain, agar setiap pasokan (bahan baku, penunjang,
informasi) mengalir melalui setiap departemen dan tahapan dengan waktu efektif atau waktu tunggu (delay) yang
minimun dan biaya efisien, meminimalisir jarak pemindahan bahan (material handling) serta mengatasi kemacetan
dan kesimpang-siuran yang berujung pada kinerja karyawan (performance) yang baik. Sehingga ciri tata letak yang
tepat dapat dilihat dari hal-hal tersebut. Tujuan Penyusunan dan Perencanaan Tata letak Pabrik. Setiap perencanaan
memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai, demikian pula hanya dengan perencanan pabrik terdapat banyak tujuan
yang ingian dicapai. Tujuan utama yang ingin dicapai dalam perencanaan tata letak pabrik pada dasarnya adalah
untuk meminimumkan biaya atau meningkatkan efektifitas dalam pengaturan segala fasilitas produksi dan area
kerja. Secara umum tujuan tata letak pabrik yang optimum adalah tata letak yang mampu memberikan kepuasan
maksimum pada pihak-pihak yang terlibat yaitu, pada tenaga kerja dan manajemen. Sehingga terbentuk pengaturan
ruangan dan peralatan yang dapat memberikan nilai ekonomis dalam pengerjaan produk serta dapat memberikan
keselamatan dan kepuasan kepada semua pihak yang terlibat. Setiap pihak yang terlibat mempunyai kepentingan
masing-masing, dengan tujuan yang umumnya ingin dicapai dan tata letak yang baik dapat diuraikan sebagai
berikut: 1.Berhubungan dengan fasilitas. 2.Berhubungan dengan tenaga kerja. 3.Berhubungan dengan material dan
alirannya. Hasil Penelitian perhitungan jarak dengan model jarak Rectilinear Distance didapatkan jarak sebesar 1472
meter. Jadi terdapat suatu penurunan atau pengurangan jarak sebesar 784 meter dari layout sebelumnya sebesar 2256
meter. Nilai ini menunjukkan bahwa model Rectilinear Distance dapat mengukur jarak material handling, sedangkan
model jarak Rectilinear Distance dapat mengurangi biaya sebesar Rp. 1.950.450,39 dari layout awal sebesar Rp.
2.083.790,94 sehingga diperoleh biaya pemindahan layout usulan Rp. 133.340,55. Dan nilai ini menunjukkan bahwa
model jarak Rectilinear Distance adalah layout yang diusulkan sebagai layout usulan di PT. Cahaya Bintang Medan

Kata kunci : Tata Letak Pabrik, model Rectilinear Distance, Perencanaan Tata letak Pabrik

PENDAHULUAN

Pada masa globalisasi ini persaingan mempunyai ruang lingkup yang cukup luas dan
semakin ketat. Persaingan ini terjadi di semua saling berhubungan, sehingga secara
bidang, salah satunya industri. Persaingan yang keseluruhan membentuk kegiatan perencanaan
terjadi, memacu berkembangya dunia industri dan perancangan tata letak pabrik. Ruang
manufaktur maupun jasa. Banyaknya lingkup tersebut terdiri dari berbagai bidang
perusahaan-perusahaan baru yang diantaranya perkantoran (administrasi),
bermunculuan, baik yang berteknologi rendah penerimaan, pergudangan, produksi dan
dan juga teknologi tinggi, dengan produk baru pemasaran.
ataupun tiruan. Hal tersebut menjadi tekanan
tersendiri bagi tiap-tiap perusahaan. Oleh karena “Mengeluarkan modal sekecil mungkin,
itu setiap perusahaan harus mampu mensiasati namun menghasilkan keuntungan sebesar
hal tersebut. mungkin”, umumnya prinsip ini digunakan
didalam dunia industri. Salah satu hal penting
Salah satu siasat untuk menguraikan yang perlu dilakukan oleh perusahaan untuk
persoalan tersebut yaitu dengan mempercepat mewujudkan prinsip tersebut yaitu, perancangan
atau mempersingkat proses produksi yang tata letak pabrik yang tepat. Karena tata letak
dilakukan didalam perusahaan tersebut. Oleh pabrik adalah bagian dari perusahaan dan
sebab itu perlu adanya evaluasi berantai merupakan suatu komponen penting.
terhadap tempat kerja maupun proses pekerjaan
yang dilakukan.

Pada umumnya terdapat sejumlah KAJIAN LITERATUR


kegiatan atau aktivitas yang menunjang jalannya kegiatan merancang tata letak terdiri
suatu industri. Setiap kegiatan atau aktivitas dari menganalisis, membentuk konsep,
tersebut saling berhubungan (berinteraksi) antara merancang, dan mewujudkan sistem bagi
satu kegiatan dengan kegiatan lainnya. Untuk pembuatan barang atau jasa. Rancangan ini
melakukan kegiatan atau aktivitas tersebut maka umumnya digambarkan sebagai rencana lantai,
dibutuhkan tempat untuk melaksanakannya atau yaitu suatu susunan fasilitas fisik (perlengkapan,
yang disebut pabrik. tanah, bangunan, dan sarana lain) untuk
Agar kegiatan yang dilakukan di pabrik mengoptimumkan hubungan antara petugas
terstruktur dan terorganisir, maka perlu adanya pelaksana, aliran barang, aliran informasi, dan
penataan atau tata letak pabrik. Tata letak pabrik tatacara yang diperlukan untuk mencapai tujuan
usaha secara sangkil, ekonomis, dan aman. terhadap peningkatan dalam aktivitas dan
( James M. Apple (1990 ; 2) menurun totalnya secara proposional terhadap
penurunan dalam aktivitas, Biaya variable
“ Plant lay out is the integrating phase menunjukkan jumlah per unit yang relative
of the design of production system. The basic konstan dengan berubahnya aktivitas dalam
objective of lay out is to develop a product rentang yang relevan. Biaya Tetat Merupakan
system that meet requirement of capacity and suatu biaya yang tidak berubah secara total pada
quality in the most economic way”. Plant lay out saat aktivitas bisnis meningkat atau turun. Biaya
adalah suatu fase yang menyeluruh dari pada Semi Variable Merupakan suatu biaya yang
rancangan (design) system produksi. Tujuan memperlihatkan baik karakteristik biaya tetap
utamanya adalah untuk mengembangkan system maupun karakteristik biaya variable
produksi yang diperlukan baik dalam kapasitas Carter Usry (2002 : 42)
maupun kualitas dengan cara yang
menguntungkan(Elwood S.Buffa) Biaya Produksi Factor yang memiliki
kepastian yang relative tinggi yang berpengaruk
“Plant lay out adalah suatu perencanaan terhadap penentuan harga jual adalah biaya
lantai untuk menentukan dan menyusun Sunarto (2004:175)
fasilitas-fasilitas fisik untuk membuat produk”.
Masalah perancangan fasilitas dalam operasi Biaya Pembelian, Biaya ini adalah harga
suatu perusahaan adalah sangat penting dan pembelian material yang dipesan dari
tidak bisa diabaikan, dalam menentukan tata perusahaan supplier, yaitu sejumlah biaya yang
letak yang (mendekati) optimal banyak dikeluarkan oleh perusahaan supplier untuk
berhubungan dengan operasi dalam suatu pabrik melaksanakan proses produksinya Supriyanto
dan sering digunakan kriteria minimasi (2000:40)
penanganan material.( Ir. Rusli Syarif)
Jenis-jenis Permasalahan dalam tata
A = Absolutely necessary (mutlak) E = letak (layout). Masalah tata letak pabrik selalu
Especially importan (istimewa) I = Important timbul dalam perencanaan tata letak bagi
(penting) 0 = Ordinary (biasa) U = Unimportant perusahaan atau pabrik baru, seringkali masalah
(tidak penting) X = Undesirable (tidak tata letak yang dihadapi berhubungan kembali
diinginkan) Luas Lantai Yang Dibutuhkan dan dengan fasilitas-fasilitas lama tersebut karena
Yang Tersedia. Perhitungan luas lantai yang berbagai sebab (Yamit, 1995).
dibutuhkan ini dapat dilakukan apabila data-data
seperti jumlah personil pelaksana atau karyawan METODE
serta jenis aktivitas yang telah diperoleh. Mengidentifikasi masalah guna
Metode yang umumnya dipakai untuk memperjelas masalah yang akan diangkat atau
menghitung luas lantai adalah: a. Production obyek yang akan diteliti. Langkah ini dilakukan
Center Method b. Space Standar Method. c. mulai dari pengumpulan informasi serta
Ratio Trend and Projection Method d. pengamatan awal yaitu melihat situasi dan
Converting Methode. Roughed-Out Layout kondisi PT. Karya Papua. Pengamatan ini
Method (Schroeder, 1996) dilakukan untuk memperoleh data mengenai
ada tiga macam biaya dalam kondisi perusahaan saat ini seperti layout pabrik
hubungannya dengan volume produksi, antara (mebel), proses produksi dan jumlah karyawan.
lain: 1. Biaya Variable Merupakan suatu biaya
yang meningkat totalnya secara proposional
Analisa dan pengolahan data yang usaha mebel saat ini ;
dilakukan sebagai berikut : 1. Menganalisa jarak
dan ongkos/biaya penanganan bahan / Cost
Material Handling (CMH) menggunakan model
Rectilinear Distance. 2. Analisis Tata Letak
Dengan metode Peta Dari-Ke (from-to chart)
Analisis kuantitatif aliran bahan akan diukur
I
berdasarkan kuantitas material yang dipindahkan
seperti berat, volume, jumlah unit dan satuan V III I 5 2 1
43
I
kuantitatif lainnya. Peta yang umum digunakan
untuk melakukan analisis kuantitatif ini adalah IV
VII VIII
from to chart. Teknik ini sangat berguna untuk I VI
kondisi-kondisi di mana banyak items yang
mengalir melalui suatu area. Angka - angka
yang terdapat dalam suatu from to chart akan
menunjukkan total dari berat beban yang harus
dipindahkan, jarak perpindahan bahan, volume
atau kombinasi-kombinasi dari faktor-faktor ini.
Keterangan :

Jalur transportasi (masuknya bahan baku)

Aliran bahan setengah jadi


I. (1 – 5) Tempat pertama, pengukuran,
pemotongan dan perakitan awal
II. Tempat pengamplasan
III. Tempat vernis
IV. Tempat finising
V. wc
VI. Khusus produksi sofa
VII. Tempat istirahat karyawan
VIII. Tempat bahan baku

Dari gambar di atas berdasarkan hasil


pengamatan alur produksi yang terjadi, maka
dapat ditetapkan bahwa tipe tata letak yang
dimiliki PT. Cahaya Bintang Medan pada
bidang usaha mebel adalah tipe tata letak
berdasarkan proses atau (Process Layout).

Gambar 2 : Tata letak (layout) Awal mebel Cahaya Bintang


Medan

Berikut adalah rancangan (design) tata


letak pabrik (khusus lini produksi) bidang
Aliran bahan setengah jadi
I. (1 – 5) Tempat pertama, pengukuran,
pemotongan dan perakitan awal
II. Tempat pengamplasan
Usulan Perbaikan dengan Layout Usulan
III. Tempat vernis
I IV. Tempat finising
V
3
V. wc
4
III I 2 VI. Khusus produksi sofa
I
I I 5 VII. Tempat istirahat karyawan
V
I VI 1 VIII. Tempat bahan baku
VI I VI
II Jarak Pemindahan pada Layout
Usulan
Tabel 1. Jarak pemindahan Bahan / Material
Gambar 2 .Tata letak (layout) usulan pada mebel
Cahaya Bintang Medan Hendling awal dengan

Jalur transportasi (masuknya bahan baku)

N Aliran Jarak Frekuensi Jarak


o Produksi antara perpindahan Tempuh
N Aliran Jarak Biaya Total Biaya
area Permi Perbul
(m) nggu an o Produksi Tempuh Materi
al
1 G - P1 3 4 1 48 Handlin Material
6 g /m Handling (Rp)
G - P2 7 4 1 112
1 G - P1 3 919,59 2.758,7
6
7
G - P3 1 4 1 208
G - P2 7 919,59 6.437,1
3 6
3
G - P4 1 4 1 176
G - P3 1 919,59 11.954,6
1 6
3 7
G - P5 5 4 1 80
G - P4 1 919,59 10.115,4
6
1 9
2 P1 - A 2 2 8 160
G - P5 5 919,59 4.597,9
0
5
P2 - A 2 2 8 160
2 P1 - A 2 919,59 18.391,
0
0 8
P3 - A 2 2 8 160
P2 - A 2 919,59 18.391,
0
0 8
P4 - A 1 2 8 120
P3 - A 2 919,59 18.391,
5
0 8
P5 - A 1 2 8 120
P4 - A 1 919,59 13.793,8
5
5 5
3 A-V 6 2 8 48
P5 - A 1 919,59 13.793,8
4 V-F 1 2 8 80 5 5
0
3 A-V 6 919,59 5.517,5
Total 1472 4
Suber Data : Hasil olah data
4 V-F 1 919,59 9
0 1
9
5
,

9
Total 133.340,
55
Biaya material handling untuk model
Rectilinear Distance pada layout usulan Pada tabel dapat dilihat bahwa model
adalah Rp. 133.340,55 jarak Rectilinear Distance dapat mengurangi
biaya sebesar Rp. 1.950.450,39 dari layout
Perbandingan jarak material handling awal sebesar Rp. 2.083.790,94 sehingga
layout awal dan layout ususlan diperoleh biaya pemindahan layout usulan
Rp. 133.340,55. Dan nilai ini menunjukkan
Tabel 3. Perbandingan jarak bahwa model jarak Rectilinear Distance
Model Jarak Jarak Selisih adalah layout yang akan diusulkan sebagai
Pemind Pemind jarak Keteran layout usulan di PT. Cahaya Bintang Medan
ahan ahan pemind gan
Bahan Bahan ahan PEMBAHASAN
layout layout bahan
awal usulan (m)
Pada masa globalisasi ini persaingan
Rectili 2256 1472 784 Turun semakin ketat. Persaingan ini terjadi di semua
near bidang, salah satunya industri. Persaingan yang
Suber Data : Hasil olah data terjadi, memacu berkembangya dunia industri
manufaktur maupun jasa. Banyaknya
perusahaan-perusahaan baru yang
Pada tabel dapat dilihat bahwa perhitungan
jarak dengan model jarak Rectilinear bermunculuan, baik yang berteknologi rendah
Distance didapatkan jarak sebesar 1472 dan juga teknologi tinggi, dengan produk baru
meter. Jadi terdapat suatu penurunan atau ataupun tiruan. Hal tersebut menjadi tekanan
pengurangan jarak sebesar 784 meter dari tersendiri bagi tiap-tiap perusahaan. Oleh karena
layout sebelumnya sebesar 2256 meter. Nilai itu setiap perusahaan harus mampu mensiasati
ini menunjukkan bahwa model Rectilinear hal tersebut.
Distance dapat mengukur jarak material
handling. Analisa dan pengolahan data yang
dilakukan sebagai berikut : 1. Menganalisa jarak
Perbandingan Total Biaya Material
dan ongkos/biaya penanganan bahan / Cost
Handling Layout awal dan Layout
usulan Setelah melalui proses perhitungan Material Handling (CMH) menggunakan model
jarak material handling pad kondisi layout Rectilinear Distance. 2. Analisis Tata Letak
awal dengan kondisi layout usulan, maka Dengan metode Peta Dari-Ke (from-to chart)
pada tabel diperoleh : Analisis kuantitatif aliran bahan akan diukur
Tabel 4. Perbandingan Total Biaya berdasarkan kuantitas material yang dipindahkan
Pemindahan Bahan Sebelum dan Sesudah Re- seperti berat, volume, jumlah unit dan satuan
Layout kuantitatif lainnya. Peta yang umum digunakan
Model Biaya Biaya Selisih untuk melakukan analisis kuantitatif ini adalah
Pemin Pemin Biaya Keter from to chart. Teknik ini sangat berguna untuk
dahan daha n pemin anga kondisi-kondisi di mana banyak items yang
Bahan Bahan dahan n mengalir melalui suatu area
layout layout bahan
awal usulan

Rectilin 2.083.79 133.340 1.950.45 Turun


ear 0,94 ,55 0,39
SIMPULAN REFERENSI
1. Adam Jr, E., Ebert, J, (1989)
1. Pada masa globalisasi ini persaingan
Production and Operations
semakin ketat. Persaingan ini terjadi
Management
di semua bidang, salah satunya
industri. Persaingan yang terjadi, Fourth Edition, Prentice-Hall,
memacu berkembangya dunia Englewood Cliffs.
industri manufaktur maupun jasa. 2. Apple, M., (1990)
2. Tata Letak atau layout sebagai Tata Letak Pabrik dan
berikut :1. Fixed Product Layout. Pemindahan
2.Product Layout. 3.Group Layout, 4. Barang
Process Layout
Edisi ketiga, Penerbit ITB,
3. Tipe-tipe pola aliran 1. Pola Aliran
Bandung.
Garis Lurus (Straight Line). 2. Pola
Aliran Zig-Zag (Serpentine) . 3.Pola 3. Apple, M., (1993)
Aliran Bentuk U (U-Shaped) . 4.Pola Material Handling System Design
Aliran Melingkar (Circular). 5.Pola , Edisi Pertama, Macmilan
Aliran Sudut Ganjil (Odd Angle) Publishing & Co., New York.
4. Tujuan untama yang ingin 4. Buffa, S., Sarin, K (1999)
dicapai dalam perencanaan tata Manajemen Operasi & Produksi
letak pabrik pada dasarnya Modern ,
adalah untuk meminimumkan
Edisi ke delapan, Binarupa Aksara,
biaya atau meningkatkan
efektifitas dalam pengaturan Jakarta
segala fasilitas produksi dan 5. Francis, L., John, A, W.,( 1974)
area kerja Facility Layout And Location,
5. Analisis aliran kegiatan
New Jersey ; Prentice Hall.
biasanya ditujukan untuk
menggambarkan kegiatan 6. Hadi, S., (1994)
gerakan yang terjadi antar Metodologi Riset 2.
tempat kerja secara kuantitatif, Andi Offset, Yogyakarta
sedangkan kegiatan analisis
mencerminkan hubungan 7. Handoko, (2000)
antara kegiatan tersebut Dasar-dasar Manajemen
dinyatakan dalam bentuk Produksi & Operasi,
tingkat kedekatan (closeness Edisi 1, BPFE, Yogyakarta
rating) antar kegiatan atau
tempat kerja tersebut 8. Hasan, Mohsen M.D., (1999)
6. Selisih jarak antara layout awal Toward Re-engineering Models
dengan layout yang di usulkan adalah
784 m and Algorithms of Facility
7. Selisih biaya pemindahan bahan
Layout,
antara layout awal dengan layout
yang di usulkan adalah Rp 1 950 450 Department of Mechanical
8. model jarak Rectilinear Distance Engineering, University of
adalah layout yang akan diusulkan Bahrain,.
sebagai layout usulan di PT. Cahaya 9. Joko, (2001)
Bintang Medan
Manajemen Produksi dan Operasi,
Edisi kesatu, UMM Press, Jakarta

You might also like