You are on page 1of 10

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/348649098

Isolation of Endophytic Fungi from Vitex trifolia L and Antagonism Test


against Sclerotium rolfsii and pathogenic bacteria Isolasi Jamur Endofit Vitex
trifolia L dan Uji Antagonism...

Article  in  JURNAL BIOLOGI TROPIS · January 2021


DOI: 10.29303/jbt.v21i1.2340

CITATIONS READS

0 37

3 authors, including:

Muhammad Hasan Basri Lalu Zulkifli


University of Mataram University of Mataram
3 PUBLICATIONS   1 CITATION    67 PUBLICATIONS   332 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

MOLECULAR, BIOCHEMICAL AND BIOLOGICAL CHARATERIZATION OF RED AND BROWN MACRO ALGA IN WEST NUSA TENGGARA FOR ANTI-CANCER PROPERTIES View
project

All content following this page was uploaded by Muhammad Hasan Basri on 21 January 2021.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Basri, MH. et al. (2021). Jurnal Biologi Tropis, 21 (1): 72 – 80
DOI: http://dx.doi.org/10.29303/jbt.v21i1.2340
Jurnal Biologi Tropis
Original Research Paper

Isolation of Endophytic Fungi from Vitex trifolia L and Antagonism Test


against Sclerotium rolfsii and pathogenic bacteria
Muhammad Hasan Basri1*, Lalu Zulkifli1,2, Abdul Syukur1,2
1
Program Studi Magister Pendidikan IPA Universitas Mataram, Mataram, Indonesia.
2
Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Mataram, Mataram, Indonesia.

Article History Abstract: Plant damage by pathogenic fungi is often found in plants, one of
Received : December 30th, 2020 which is caused by Sclerotium rolfsii. Biological control strategy offers a
Revised : January 07th, 2021 promising alternative for managing disease in plants because they are
Accepted : January 17th, 2021
environmental friendly compared to pesticides application. One of the
Published : January 20th, 2021
biological control offered is by using endophytic fungi isolated from Vitex
trivolia L. The aim of the study was to isolate, to identify macroscopic and
*Corresponding Author: microscopic endophytic fungi from Vitex trifolia L and to test their
Muhammad Hasan Basri antagonism potency against the pathogenic fungus Sclerotium rolfsii in vitro.
Program Studi Magister
Pendidikan IPA Universitas The isolation obtained 7 endophytic fungi isolates identified based on their
Mataram, Mataram, Indonesia; genus characteristics, nsmely Periconia sp, Aspergillussp, Dendrophoma sp,
Email: Geotrichum sp, Ampulliferina sp, Chalara sp, dan Bispora sp and 2 isolates
m.hasanbasri@unram.ac.id have not been identified. The Antibacterial test of the fungi isolate on the 4
tested bacteria showed that of all the fungi isolate have low activity. The
antagonism test using the direct opposition method with the PIRG formula,
showed that the 3 isolates had high percentage of growth inhibition, in which
ALJ1, BLJ5, and ALJ3 isolate has 85%, 90%, and 100% respectively. This
potency could be used as biological agents on the pathogenic fungus
Sclerotium rolfsii.

Keywords: Vitex trifolia L, PIRG, Endophytic fungi, Sclerotium rolfsii.

Pendahuluan dalam jaringan tanaman inang. Asosiasi yang


Pencarian sumber senyawa bioaktif terus terjadi umumnya bersifat mutualisme.
menerus dilakukan seiring dengan makin Kemampuan mikroorganisme endofitik
banyaknya penyakit-penyakit baru yang memproduksi senyawa metabolit sekunder sesuai
bermunculan, mulai dari penyakit infeksi, dengan tanaman inangnya merupakan peluang
kanker, dan beberapa penyakit berbahaya yang sangat baik (Petrini et al., 1992) dalam
lainnya. Senyawa bioaktif dapat diperoleh dari Sulistiyono dan Mahyuni (2019). Mikroba
beberapa sumber, diantaranya dari tumbuhan, endofit memiliki peran penting terhadap jaringan
hewan, mikroba dan organisme laut. Salah satu tanaman inang. Sifat mikroba endofit
sumber senyawa bioaktif yang dewasa ini menunjukkan adanya hubungan simbiosis
menjadi populer adalah yang berasal dari mutualisme dengan tanaman inangnya. Mikroba
mikroba. Salah satu mikroba penghasil senyawa endofit dalam jaringan tanaman mampu
bioaktif adalah jamur endofit yang merupakan menghasilkan senyawa khusus yang mirip dan
jamur yang tumbuh dan mengkolonisasi di memiliki aktivitas biologis yang sama dengan
jaringan tumbuhan (inang) terutama di bagian inangnya (Septiana, 2017). Mikroba endofit baik
akar, batang dan daun. Jamur endofit dapat bakteri maupun jamur memiliki potensi sebagai
menghasilkan senyawa-senyawa bioaktif dan agen pengendali hayati karena memiliki sifat
metabolit sekunder yang sama dengan inangnya. antagonistik dengan menghasilkan enzim yang
Hal ini diduga karena jamur endofit mengalami selanjutnya berperan dalam pengendalian
koevolusi transfer genetik dari inangnya patogen. Jamur endofit Trichoderma spp. isolat
(Hasiani, 2015). lokal NTB menunjukkan aktivitas penghambatan
Mikroorganisme endofitik adalah terhadap pertumbuhan Fusarium oxysporum f.sp
mikroorganisme yang hidup dan berasosiasi di vanillae secara in-vitro (Sudantha dan Abadi,

1
This article is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 © 2021 The Author(s). This article is open access
International License.
Basri, MH. et al. (2021). Jurnal Biologi Tropis, 21 (1): 72 – 80
DOI: http://dx.doi.org/10.29303/jbt.v21i1.2340

2011). Mikroba endofit memiliki potensi tidak biasanya terdapat sclerotia berwarna coklat
terbatas dan penting secara ekonomis dalam muda. Penyakit yang disebabkan oleh S. rolfsii
berbagai bidang industri karena bermanfaat ditanggulangi menggunakan pestisida yaitu
sebagai sumber bahan baku obat yang alami. golongan fungisida sintetis atau kimiawi.
Endofit memproduksi senyawa metabolit Penggunaan fungisida sintetis atau kimiawi
sekunder sehingga mampu memberikan secara terus-menerus dalam kegiatan pertanian
pertahanan diri dan perlindungan bagi tanaman dapat mengakibatkan dampak negatif pada
inang. Mikroba endofit yang diisolasi dapat kesehatan manusia karena terdapat residu
digunakan sebagai antikanker, antibiotik, pestisida pada produk makanan (Sofia, 2001).
imunosuspresan dan anti jamur (Strobel dan Oleh karena itu, dengan mengingat dampak dari
Daisy, 2004). pestisida kimia tersebut, perlu dipikirkan cara
Kandungan dari Vitex trifolia telah pengendalian yang aman bagi lingkungan,
dilaporkan dalam beberapa penelitian. Aditya (Tenrirawe, 2008). Salah satu alternatif
dan Kumar (2014) melaporkan bahwa ekstrak pengendalian adalah secara hayati menggunakan
etanol daun Vitex trifolia terdapat senyawa jamur endofit yang bersifat antagonistik
metabolit sekunder antara lain alkaloid, saponin, (Sudantha dan Abadi, 2007) yang diisolasi dari
flavonoid, karbohidrat dan antrakuinon tumbuhan Vitex trifolia L.
glikosida. Mary et al. (2014) juga melaporkan Berkaitan dengan potensi tumbuhan Vitex
berdasarkan analisis kualitatif dari daun Vitex trifolia L dijadikan sebagai bahan baku obat dan
trifolia dengan metode standar menggunakan kandungan metabolit sekundernya. Oleh karena
pelarut petrolium ether, benzena, aceton, etanol itu, perlu juga dilakukan penelitian tentang
dan air menunjukkan adanya kandungan identifikasi jamur endofitnya serta kemampuan
alkaloid, saponin, tanin, fenol, terpenoid, dan potensi jamur endofitnya sebagai agen hayati
flavonoid, dan steroid. (Maia, 2011) melaporkan sebagai antijamur dan antibakteri
juga bahwa daun legundi mengandung beberapa Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
senyawa aktif yang memiliki aktivitas penolak mengidentifikasi jamur endofit hasil isolasi dan
nyamuk (repellent) seperti champene, pinene, menemukan aktivitas antijamur dan
alkaloid, terpenoid, saponin, dan sineol. Senyawa antibakterinya berdasarkan zona hambatnya..
antimikroba dalam tumbuhan tidak hanya
dihasilkan oleh tumbuhan langsung melainkan Bahan dan Metode
dapat dihasilkan oleh hampir semua jenis
makhluk hidup termasuk mikroba endofit Bahan yang diperlukan dalam penelitian
(Berdy, 2005). Mikroba endofit merupakan adalah akar, batang dan daun legundi, jamur uji
semua mikroorganisme yang menghuni bagian Sclerotium rolfsii, Potato Dextrose Agar (PDA),
dalam tanaman terutama daun, batang, dan akar Nutrient Agar (NA), Mueller Hinton Agar
serta tidak menunjukkan aktivitas yang (MHA), Potato Dextrose Yeast (PDY), spiritus,
berbahaya bagi tanaman inangnya (Azevedo et aquades, alkohol 70%, tissue, sodium hypoclorite
al., 2000).Mikroba endofit dapat berupa bakteri 5%, ciprofloxacin, bakteri Uji S. aureus, B.
maupun jamur. cereus, E. coli dan P. auroginosa.
Sclerotium rolfsii merupakan jamur Jenis penelitian ini merupakan
patogen penyebab busuk akar, busuk batang, dan eksperimental laboratorium, uji antagonisme
layu pada lebih dari 500 jenis tumbuhan, menggunakan metode oposisi langsung, yaitu
termasuk hampir semua tanaman pertanian. menanam isolat endofit berseberangan dengan
Jamur ini ditularkan melalui tanah yang biasanya isolat patogen pada media PDA (Rahman et al.,
terjadi di daerah tropis, subtropis dan daerah 2009). Uji daya hambat isolat jamur endofit
beriklim hangat lainnya di dunia (Yaqub, 2005). terhadap bakteri uji isolat klinis menggunakan
Salah satunya dapat menyebabkan penyakit metode sumuran (Maulani et al, 2019).
busuk batang pada tanaman kacang tanah
(Prasati, 2013) akibatnya produktivitas hasil Isolasi Jamur Endofit
panennya menurun, Buhaira, 2009 dalam prasati Isolasi jamur endofit dilakukan dengan
(2013) menyebutkan pada daun yang letaknya metode tanam langsung, yaitu setelah sampel
dekat dengan tanah jamur membentuk bercak- dicuci aquades, direndam etanol 70% selama 30
bercak berwarna coklat muda dengan cincin detik, larutan NaOCl selama 3 menit dan
sepusat berwarna gelap, garis tengah 2 cm, di perendaman terakhir menggunakan etanol 70%
tengah-tengah bercak pada sisi bawah daun selama 1 menit. Selanjutnya potongan sampel

73
Basri, MH. et al. (2021). Jurnal Biologi Tropis, 21 (1): 72 – 80
DOI: http://dx.doi.org/10.29303/jbt.v21i1.2340

dikeringkan di atas kaca yang steril selama telah diberi pewarna pada kaca preparat
beberapa menit. Masing-masing sampel dipotong selanjutnya ditutup dengan kaca objek/benda,
kecil dan lapisan atas dikerik dengan pisau steril kemudian diamati dibawah mikroskop. Kegiatan
kemudian diletakkan di atas media PDAC pembuatan preparat dan pewarnaan jamur
(Potato Dextrose Agar Ciprofloxacin) yang telah dilakukan di dalam Laminar Air Flow untuk
ditambahkan dengan posisi permukaan belahan menghindari kontaminan (Suryaningsih &
telah dikerik menempel pada agar media. Sampel Hadisoeganda, 2012).
diletakkan di atas medium dengan diberi tekanan,
dan bagian potongan berada di atas medium. Uji antagonisme
Inokulasi sampel dilakukan diatas cawan petri Isolat jamur endofit yang sudah
dan dilakukan triplo, tiap cawan berisi 3 dimurnikan selanjutnya diuji antagonismenya
potongan sampel. Selama pekerjaan dilakukan di terhadap Sclerotium rolfsii. Uji antagonisme
dalam laminar air flow, dan kemudian diinkubasi menggunakan metode oposisi langsung, yaitu
selama 2-7 hari pada suhu ruang. Isolat endofit menanam isolat endofit berseberangan dengan
yang menunjukkan sifat morfologi jamur isolat patogen pada media PDAC (isolat patogen
dipindahkan ke media PDAC yang baru. pada bagian pinggir media dan isolat endofit pada
bagian tepi media yang lain). Cawan petri yang
Pemurnian Jamur Endofit mengandung isolat jamur endofit dan Sclerotium
Jamur endofit yang telah tumbuh pada rolfsii diinkubasi pada suhu ruang. Pengamatan
media isolasi PDAC, kemudian secara bertahap dilakukan terhadap daya hambat isolat jamur
dimurnikan satu persatu. Masing-masing isolat endofit terhadap pertumbuhan patogen dan
murni jamur endofit yang diperoleh, kemudian mekanisme penghambatan S. rolfsii oleh jamur
dipindahkan ke dalam media dalam PDAC endofit. Penghambatan pertumbuhan patogen
cawan Petri. Pemurnian ini bertujuan untuk diketahui dengan menghitung PIRG (Percentage
memisahkan koloni endofit dengan morfologi Inhibition of Radial Growth (Rahmanet al.,
berbeda untuk dijadikan isolat tersendiri. 2009) dengan formula:
Pengamatan morfologi dilakukan kembali 𝒓𝟏−𝒓𝟐
P = 𝒙 𝟏𝟎𝟎%, dimana P= PIRG (persen
setelah inkubasi selama 5-7 hari, dan apabila 𝒓𝟏
hambat pertumbuhan), r1 = jari-jari patogen pada
masih ditemukan pertumbuhan koloni yang
cawan control (tanpa isolate endofit) dan r2 =
berbeda secara makroskopik maka harus
jari-jari pertumbuhan isolate patogen yang
dipisahkan kembali sampai diperoleh isolat
mengarah ke isolat jamur endofit pada cawan
murni. Jamur endofit diinkubasi pada suhu kamar
perlakuan. Pengukuran dilakukan ketika ujung
selama 3-5 hari sesuai dengan pertumbuhannya.
hifa patogen yang tidak mengarah ke isolat jamur
endofit mencapai pinggir cawan petri.
Identifikasi Jamur Endofit
Identifikasi jamur endofit dilakukan
Regenerasi Bakteri uji
dengan pengamatan secara makroskopis dan
Bakteri uji S.aureus, B. cereus, E. coli
mikroskopis. Pengamatan makroskopis dengan
dan P.auroginosa yang akan diujikan, terlebih
cara melihat langsung warna koloni, warna
dahulu harus diregenerasikan. Hal pertama yang
sebalik koloni, dan pola penyebaran koloni jamur
dilakukan yaitu membuat media miring Nutrien
endofit. Pengamatan ciri mikroskopis meliputi
Agar (NA). Media NA dituangkan ke dalam
ada tidaknya spora atau konidia, tipe hifa, bentuk
tabung reaksi, kemudian diletakkan pada posisi
spora dan konidia dengan menggunakan
miring dan didiamkan hingga agar memadat.
mikroskop. Identifikasi jamur endofit dilakukan
Selanjutnya menggoreskan biakan dari stok
berdasarkan buku identifikasi Burneet dan
bakteri ke dalam agar miring Nutrien Agar (NA).
Hunter (Gandjar et al., 1999).
Kultur bakteri pada masing-masing agar miring
diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam
Pembuatan Preparat dan Pengecatan Jamur
(Iien et al., 2020).
Proses identifikasi jamur endofit
dilakukan dengan pembuatan preparat dan
Suspensi Bakteri
pengecatan jamur sebelum diamati secara
Suspensi bakteri dilakukan dengan cara
mikroskopis. Jamur yang akan diamati, diambil
bakteri uji yang telah diregenerasi diambil
menggunakan jarum ent kemudian diletakkan
dengan jarum ose lalu disuspensikan ke dalam
diatas kaca preparat yang telah ditetesi pewarna
tabung reaksi berisi 5 mL larutan NaCL steril
Lacto cotton blue sebanyak 1 tetes. Jamur yang

74
Basri, MH. et al. (2021). Jurnal Biologi Tropis, 21 (1): 72 – 80
DOI: http://dx.doi.org/10.29303/jbt.v21i1.2340

0,9%. Suspensi yang terbentuk disetarakan yang digunakan untuk uji antimikroba terhadap
kekeruhannya dengan larutan standar Mc farlan bakteri isolat klinis dengan metode sumuran.
0,5.
Hasil dan Pembahasan
Uji antibakteri
Isolat jamur endofit yang sudah Hasil Identifikasi morfologi makroskopis dan
dimurnikan kemudian difermentasi dengan mikroskopis jamur endofit tumbuhan Vitex
menggunakan media PDY yang bertujuan untuk trivolia L
memperoleh senyawa metabolit sekunder dari Hasil pengamatan karakteristik
isolat jamur endofit. Koloni jamur endofit pada makroskopik berdasarkan warna koloni, warna
PDA diambil sekitar ± 1x1 cm kemudian sebalik koloni, dan pola penyebaran koloni jamur
diinokulasikan ke dalam media PDY sebanyak endofit selama 7 hari setelah inkubasi
20 mL dalam labu erlenmeyer, kemudian menunjukkan warna koloni, warna sebalik koloni
difermentasi goyang menggunkan shaker dengan dan pola penyebaran koloni yang berbeda-beda
kecepatan 130 rpm pada suhu ruang selama 6 tiap koloni jamur endofit. Hasil isolasi jamur
hari. Setelah itu, medium cair hasil fermentasi endofit dari jaringan akar, batang dan daun
dimasukkan ke dalam tabung sentrifuge, legundi diperoleh 10 isolat meliputi 4 isolat dari
ditimbang, kemudian disentrifugasi dengan akar, 5 isolat dari batang dan 1 isolat dari daun.
kecepatan 5000 rpm selama 20 menit. Supernatan Hasil pengamatan karakteristik makroskopis dan
hasil sentrifugasi diambil, dan supernatan inilah mikroskopis sebagai berikut:

A B C
Gambar 1. Karakteristik Makroskopis dan Mikroskopis beberapa isolat BLJ1 (A), ALJ1 (B), dan DLJ1 (C)

Tabel 1. Karakteristik morfologi jamur endofit secara makroskopis dan mikroskopis

Kode Karakteristik makroskopis Karakteristik mikroskopis


isolat Warna koloni Warna dasar Pola Keberadaa Tipe Bentuk
koloni penyebaran n spora hifa spora
BLJ1 Putih halus Putih Bundar ke Ada Aseptat Oval
tengah hitam samping
ALJ2 putih halus Putih Bundar ke Ada Septat Oval
tengah hitam samping
ALJ1 Putih halus Putih Bundar ke Ada Septat Oval
tengah hitam samping
BLJ2 Kuning kasar Coklat Tidak Ada Septat Oval
kecoklatan kehitaman beraturan ke
samping
DLJ1 Hitam Hitam Tidak Tidak ada Septat -
kehijauan beraturan ke
kasar samping

75
Basri, MH. et al. (2021). Jurnal Biologi Tropis, 21 (1): 72 – 80
DOI: http://dx.doi.org/10.29303/jbt.v21i1.2340

ALJ3 Putih kasar Merah Tidak Ada Septat Oval


bagian atas dengan beraturan ke
merah cair pinggir putih samping
ALJ4 Hitam halus Hitam Bundar ke Ada Septat Oval
samping
BLJ6 Putih halus Putih Bundar ke Tidak ada Septat -
samping
BLJ3 Putih Cokelat Tidak Ada Septat Oval
kecoklatan beraturan ke
kasar samping
BLJ5 Putih halus Putih Bundar ke Tidak ada Septat -
samping
Keterangan:
ALJ : isolat jamur endofit akar
BLJ : isolat jamur endofit batang
DLJ : isolat jamur endofit daun

Tabel 2. Hasil identifikasi genus dari isolate jamur endofit tanaman V. trifolia

Kode Organ sumber Termasuk dalam Referensi


isolat isolat Genus
ALJ1 akar Aspergillus Barnett and Hunter (1978)
ALJ2 akar Aspergillus Barnett and Hunter (1978)
ALJ3 akar Ampulliferina Barnett and Hunter (1978)
ALJ4 akar Chalara Barnett and Hunter (1978)
BLJ1 batang Periconia Barnett and Hunter (1978)
BLJ2 batang Dendrophoma Barnett and Hunter (1978)
BLJ3 batang Belum
teridentifikasi
BLJ5 batang Bispora Watanabe (2002).
BLJ6 batang Belum
teridentifikasi
DLJ1 daun Geotrichum Barnett and Hunter (1978)

Hasil Uji antagonisme isolat jamur endofit Vitex trifolia L dalam menekan pertumbuhan
Vitex trifolia L terhadap jamur patogen jamur patogen Sclerotium rolfsii pada media uji
Sclerotium rolfsii serta melihat mekanisme hambatnya terhadap
Uji antagonisme merupakan uji untuk jamur patogen itu sendiri. Berdasarkan hasil
mengetahui kemampuan isolat jamur endofit penelitian diperoleh hasil sebagai berikut:

A B
Gambar 2. Uji antagonisme isolat ALJ3 (A) dan ALJ4 (B) terhadap Sclerotium rolfsii dengan mekanisme
Antibiotis (A) dan mekanisme Kompetisi (B)

76
Basri, MH. et al. (2021). Jurnal Biologi Tropis, 21 (1): 72 – 80
DOI: http://dx.doi.org/10.29303/jbt.v21i1.2340

Tabel 2. Persentase daya hambat dan mekanisme isolat – isolat jamur endofit terhadap S. rolfsii

No Kode Persen hambat (%) Mekanisme


isolat antibiotis Kompetisi Mikoparasit
1 BLJ1 32 - - -
2 ALJ2 55.5 + - -
3 ALJ1 85 + - -
4 BLJ2 44 - - -
5 DLJ1 52 - - -
6 ALJ3 100 + - -
7 ALJ4 72 - + -
8 BLJ6 22 - - -
9 BLJ3 41 - -
10 BLJ5 90 - + -

120
100
100 90
85
80 72
55,5
PIRG

60 52
44 41
40 32
22
20

0
BLJ1 ALJ2 ALJ1 BLJ2 DLJ1 ALJ3 ALJ4 BLJ6 BLJ3 BLJ5

Gambar 3. Grafik PIRG (Persentage Inhibition of Radial Growth) atau persen hambat
Isolat jamur endofit terhadap pertumbuhan jamur patogen S. rolfsii

Hasil Uji antibakteri isolat jamur endofit Uji antagonisme isolat jamur endofit Vitex
Vitex trifolia L terhadap bakteri isolat klinis trifolia L terhadap jamur patogen Sclerotium
Hasil uji daya hambat isolat jamur rolfsii
endofit terhadap bakteri isolat klinis S. aureus, B. Selanjutnya isolat-isolat tersebut diuji
cereus, E. coli dan P. auroginosa menunjukkan secara in vitro terhadap perkembangan patogen S.
bahwa semua isolate memiliki zona hambat yang rolfsii untuk mengetahui perbedaan daya hambat
lemah, semua di bawah 2 mm (data tidak dari setiap isolat.Isolat yang memiliki
ditampilkan).
sebagai sebagai agens hayati (Mulyani et al,
Identifikasi morfologi makroskopis dan 2018). Mikroba yang dapat dimanfaatkan sebagai
mikroskopis jamur endofit tumbuhan Vitex agens hayati harus memiliki mekanisme
trivolia L antagonisme yang dapatmelemahkan atau
mematikanpertumbuhan patogen secara
Berdasarkan hasil identifikasi langsung, memproduksi antibiotik (toksin) dan
makroskopis dan mikroskopis isolat jamur berkompetisi terhadap ruang dan nutrisi.Selain
endofit Vitex trifolia L diperoleh 10 isolat murni, itu, kemampuan menghambat olehjamur rizosfer
ada 8 isolat teridentifikasi dan 2 isoalat belum maupun endofit didasarkan pada kemampuannya
teridentifikasi (Tabel 2.). Identifikasi ini memproduksi enzim pendegradasi dinding sel
mengacu kepada Barnet & Hunter (1978) dan patogen (Arios et al, 2014).
Watanabe (2002). Jamur antagonis yang memiliki daya

77
Basri, MH. et al. (2021). Jurnal Biologi Tropis, 21 (1): 72 – 80
DOI: http://dx.doi.org/10.29303/jbt.v21i1.2340

hambat yang besar terhadap pertumbuhan jamur litik (Arnold et al., 2003). Jamur endofit dapat
patogen memiliki luas pertumbuhan yang lebih menghasilkan satu atau beberapa jenis antibiotik
besar dibanding dengan jamur yang mempunya yang tergolong terpenoid, alkaloid, senyawa
daya hambat yang lebih kecil. Hal ini sesuai aromatik, dan polipeptida, seperti EtAOc dan n-
dengan Soesanto (2008) yang menyatakan bahwa butanol (Liu, Zou, Lu & Tan 2001).
agens hayati yang berbeda memiliki kemampuan
dan mekanisme penghambatan yang berbeda. Kesimpulan
Penghambatan jamur endofit terhadap S.
rolfsii sangat bervariasi yang disebabkan oleh Hasil isolasi jamur endofit dari akar,
perbedaan mekanisme dari masing-masing isolat. batang dan daun Vitex trivolia L diperoleh 8
Menurut Arnold et al., (2003), mekanisme isolat jamur endofit teridentifikasi berdasarkan
penghambatan pertumbuhan patogen oleh jamur ciri genusnya ; Periconia sp, 2 Aspergillus sp,
endofit dapat dengan memarasit patogen secara Dendrophoma sp, Geotrichum sp, Ampulliferina
langsung, memproduksi antibiotik, kompetisi sp, Chalara sp, dan Bispora sp serta 2 isolat
ruang dan nutrisi, produksi enzim, dan belum teridentifikasi. Berdasarkan Uji
menginduksi respons ketahanan tanaman. antagonisme menggunakan metode oposisi
Hasil pengamatan daya hambat jamur langsung dihitung dengan formula PIRG
endofit terhadap S. rolfsii secara in vitro diperoleh 3 isolat tertinggi persen hambatnya
memperlihatkan mekanisme yang bervariasi, yang bisa digunakan sebagai agen hayati; ALJ3
yaitu kompetisi (2 isolat = ALJ4 dan BLJ5) di (100%), BLJ5 (90%) dan ALJ1 (85%). Pada uji
mana persen hambat masing-masing adalah 72% anti bakteri, zona hambat tertinggi pada bakteri
dan 90%, antibiotis (3 isolat = ALJ2, ALJ1, dan P. aeuroginosa sebesar 1 mm dengan kategori
ALJ3) dengan persentase hambat masing-masing lemah.
adalah 55.5%, 85% dan 100% (Tabel 2 dan
Gambar 3). Persentase hambat tertinggi dan Ucapan Terima Kasih
memiliki kategori baik sebagai agen hayati
adalah isolat ALJ3 persen hambatnya yaitu Terimakasih kepada Direktorat Riset dan
100%,itu ditandakan dengan adanya zona bening Pengabdian Masyarakat Kemenrsitek-Dikti atas
disekitar isolat endofitnya, terlihat dengan tidak dukungan pendanaan Melalui skema PTM-
disentuhnya isolat oleh miselium atau hifa jamur Kompetitif Nasional menurut kontrak Penelitian
S. rolfsii selama 7 hari. Selanjutnya isolat BLJ5 PTM No: 1679/UN18.L1/PP/2020.
persen hambatnya yaitu 90% terlihat dengan
sedikitnya miselium S. rolfsi yang menyentuh Referensi
bagian dari isolat selama 7 harihsi , dan isolat
ALJ1 persen hambatnya yaitu 85% terlihat Hasiani, V. V., Ahmad, I., & Rijai, L. (2015).
dengan mendominasinya miselium isolat Isolasi jamur endofit dan produksi
ketimbang miselium jamur S. rolfsii. Besarnya metabolit sekunder antioksidan dari daun
persen hambat itu disebabkan oleh zat atau pacar (Lawsonia inermis L.). Jurnal Sains
senyawa anti jamur yang dihasilkan oleh isolat dan Kesehatan, 1(4), 146-153.
ALJ3 yang dapat menghambat pertumbuhan https://jsk.farmasi.unmul.ac.id/index.php/
fitopatogen melalui mekanisme aktivitas jsk/article/view/32
metabolit sekunder dan zat anti mikroba yang
memiliki aktivitas antagonis (Kalay et al., 2018). Sulistiyono, F. D., & Mahyuni, S. (2019). Isolasi
Kompetisi adalah pertumbuhan jamur Dan Identifikasi Jamur Endofit Pada Umbi
endofit lebih cepat dibanding dengan Talas (Colocasia esculenta (L.)
pertumbuhan S. rolfsii sehingga semua ruang Schoot). Jurnal Sains Natural, 9(2), 66-70.
dipenuhi oleh jamur endofit dan pertumbuhan S. https://repository.unpak.ac.id/tukangna/re
rolfsii terhambat. Mekanisme sntibiotis dapat po/file/files-20201208112200.pdf
menghambat patogen dengan cara menghasilkan
antibiotik, enzim, dan toksin .Mekanisme Septiana, E. (2017). Bakteri Endohifa: Si Kecil di
penghambatan pertumbuhan S. rolfsii oleh jamur Balik Besarnya Manfaat Kapang
endofit secara antibiotisis dicirikan oleh zona Endofit. Biotrends, 8(1), 10-16.
bening di sekitar pertemuan jamur endofit file:///C:/Users/ASUS/Downloads/198-
dengan patogen. Mekanisme antibiosis dapat 363-1-SM.pdf
berupa produksi antibiotik atau sekresi enzim

78
Basri, MH. et al. (2021). Jurnal Biologi Tropis, 21 (1): 72 – 80
DOI: http://dx.doi.org/10.29303/jbt.v21i1.2340

Sudantha, I. M., & Abadi, A. L. (2011). Uji Yaqub, F. and Shahzad, S. (2005). Pathogenicity
Efektivitas Beberapa Jenis Jamur Endofit of Sclerotium rolfsii in different crops and
Trichoderma spp. Isolat Lokal NTB Jamur effect of inoculums density on
Fusarium oxysporum f.sp. vanillae colonization of mungbean and sunflower
Penyebab Penyakit Busuk pada Bibit roots. Pak J. Bot. 37(1): 175-180. DOI:
vanili. Agroteksos,4(2): 64-73. DOI https://www.researchgate.net/publication/
:https://scholar.google.co.id/citations?user 266468138
=dhVzR6gAAAAJ&hl=id
Prasati, O.H., Kristanti, I., & Nurhatika,S. (2013)
Strobel, G., Daisy, B., Castillo, U., & Harper, J. Pengaruh Mikoriza Glomusfasciculatum
(2004). Natural products from endophytic Terhadap Pertumbuhan Vegetatif
microorganisms. Journal of Natural Tanaman Kacang Tanah yang Terinfeksi
products, 67(2), 257-268. Patogen Sclerotiumrolfsii. Jurnal sains dan
https://pubs.acs.org/doi/abs/10.1021/np03 seni pomits. 2(2):74 – 78. DOI:
0397v http://ejurnal.its.ac.id/index.php/sains_sen
i/article/view/3624
Aditya, K., & Kumar, A. R. (2014).
Phytochemical evaluation of Vitex Sofia, D. (2001). Pengaruh Pestisida Dalam
leuocoxylon, vitex negundo and vitex Lingkungan Pertanian. Sumatera Utara:
trifolia. Indian Journal of Research in USU. DOI:
Pharmacy and Biotechnology, 2(2), 1106. http://repository.usu.ac.id/handle/123456
https://www.ijrpb.com/issues/Volume%2 789/1106
02_Issue%202/ijrpb%202(2)%206%20K
%20Aditya1%201106-1108.pdf Tenrirawe, A dan A.H. Talanca. 2008.
Bioekologi dan Pengendalian Hama dan
Mary, R. N. I., Meenashree, B., & Vasanthi, V. J. Penyakit Utama Kacang Tanah. Prosiding:
(2014). Screening of antibacterial activity 464 – 471. DOI:
and qualitative and quantitative analysis of https://id.scribd.com/doc/75956645/54-
phytochemicals in Vitex trifolia. Int. J. Tenrirawe-Pengendalian-Penyakit-K-
Curr. Microbiol. Appl. Sci, 3, 425-431. tanah-464-471-2
https://www.researchgate.net/profile/Mee
nashree_Balakrishnan/publication/325464 Sudantha, I.M & A.L Abadi (2007). Identifikasi
368 Jamur Endofit dan Mekanisme
Antagonismenya terhadap Jamur
Maia, M.F. & Moore, S.J. (2011). Plant-Based Fusarium oxysporum f. sp vanillae Pada
Insect Repellents: A Review of Their Tanaman Vanili. Agroteksos. 17 (1). DOI:
Efficacy, Development and Testing. https://www.semanticscholar.org/paper/id
Malaria Journal. 10(Suppl 1):S11. DOI: entifikasi-jamur-endofit-dan-mekanisme-
https://www.researchgate.net/publication/ terhadap-Sudantha-
50408598 Abadi/7228d53b821f48c5051f9dd950c9f
8210d8332e4
Berdy, J. (2005). Review Article: Bioactive
Microbial Metabolites. The Journal of Gandjar, I. Samson, R. A., Van Den Tweel-
Antibiotics, 58(1): 1-26. DOI Vermeulen, K. Oetari, A. & Santoso, I.
:https://www.nature.com/articles/ja20051 (1999). Pengendalian Kapang Tropik
Umum. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta.
Azevedo, J.L. Maccheroni, W. Pereira, J.O. & ISBN 979-461-289-8
Araujo, W.L.D. (2000). Endophytic
Microorganism: A Review in Insect Suryaningsih, E & W. Hadisoeganda (2012).
Control and Recent Advances on Tropical Pestisida Botani untuk Mengendalikan
Plants. Electron Journal of Biotechnology, Hama dan Penyakit pada Tanaman
3(1): 40-65. ISSN: 0717- 3458. DOI: Sayuran. Bandung. Mitra Buana Pasundan
http://www.bioline.org.br/pdf?ej00005
Rahman, M. A., Begum, M. F., & Alam, M. F.
(2009). Screening of Trichoderma isolates

79
Basri, MH. et al. (2021). Jurnal Biologi Tropis, 21 (1): 72 – 80
DOI: http://dx.doi.org/10.29303/jbt.v21i1.2340

as a biological control agent against Penyakit Tumbuhan Tropika, 14(2). DOI:


Ceratocystis paradoxa causing pineapple https://doi.org/10.23960/j.hptt.214178-
disease of sugarcane. Mycobiology, 37(4), 186
277-285. DOI:
https://doi.org/10.4489/MYCO.2009.37.4. Arnold, A.E, Mejia, L.C., Kyllo, D., Rojas, E.L,
277 Maynard, Z., Robbins, N., & Herre, E.A.
(2003). Fungal endophytes limit pathogen
Iien, H., Zulkifli, L., & Prapti, S. (2020). damage in a tropical tree. PNAS, 100,
Aktivitas antibakteri ekstrak metanol daun 15649-15654. DOI:
turi (Sesbania grandifora L) terhadap https://doi.org/10.1073/pnas.2533483100
pertumbuhan Klebsilla pneumonia. Jurnal
Biologi Tropis, 20 (1): 219-225. DOI: Kalay, A.M., Abraham, T., & Wilhemina, R.
http://dx.doi.org/10.29303/jbt.v20i2.1790 (2018). Uji Antagonisme
Trichodermaharzianum dan
Barnett, H.L., and Hunter, B.B. (1978). Ilustrated Azotobacterchroococcum terhadap
Genera of Imperfect Fungi Fourth Edition. Rhyzoctoniasolani, Sclerotiumrolfsii dan
APS Press. Minnessota FusariumOxysporum Secara in-Vitro.
Agrogolia, 7(2). DOI:
Watanabe, S. (2002). Pictorial Atlas of Soil and http://dx.doi.org/10.30598/a.v7i2.764
Seed Fungi Morphologies of Cultured
Fungi and Key to Species Second Edition. Liu, C.H., Zou, W.X., Lu, H., & Tan, R.X.
CRC Press. Washington, D.C. ISBN 0- (2001). Antifungal Activity of Artemisia
8493-1118-7. annua endophyte cultures against
phytopathogenic fungi. J Biotechnol, 88,
Mulyani, R. B., Usup, A., Supriati, L, & Ramlan. 277-282. DOI:
(2018). Peran Agen Hayati Asal Rizosfer https://doi.org/10.1016/S0168-
Dan Endofit Menekan PenyakitBusuk 1656(01)00285-1
Sklerotium rolfsii Bawang Daun Di Media
Gambut. Jurnal AGRI PEAT, 19 (2). ISSN: Maulani, B. I. G., Rasmi, D. A. C., & Zulkifli, L.
1411 – 6782 (Cetak) 2620-6935 (2019). Isolation and characterization of
(Elektronik. DOI: https://e- endophytic bacteria from mangrove
journal.upr.ac.id/index.php/Agp/article/vi Rhizophora mucronata Lam. and
ew/159 antibacterial activity test against some
pathogenic bacteria. In Journal of Physics:
Arios, L. N., Kiki, K., Erman, M., & Dwi, S. Conference Series, 1402 (3), p. 033038.
(2014). Asai kemampuan bakteri endofit IOP Publishing.
dari kacang tanah dalam menghambat https://iopscience.iop.org/article/10.1088/
pertumbuhan sclerotium sp. Pada 1742-6596/1402/3/033038
kecambah kacang tanah. Jurnal Hama dan

80

View publication stats

You might also like