You are on page 1of 14

Agri-Sosioekonomi Unsrat, ISSN 1907– 4298 , Volume 12 Nomor 2A, Juli 2016 : 77 - 90

PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI CAMPURAN


BERDASARKAN PENGELOMPOKAN JENIS TANAMAN

Jefier Andrew Kuheba


Joachim N.K Dumais
Paulus A. Pangemanan

ABSTRACT
The objective of research is to compare how much the average income per hectare of
farms mixture by grouping types of plants in the Airmadidi Bawah Village. This research was
conducted in the Airmadidi Bawah urban village for 3 months, from September to November 2015
with the method of data collection by using primary data. Samples taken were 15 for each farming
mix using cluster random sampling technique. To determine the ratio mix used farm income analysis
tool SPSS by using t-test. The results showed that there were significant differences between 1 st
mixed farming with 2nd mixed farming; the average income per hectare of 1st mixed farming Rp.
35.921.389,- was higher than the average income per hectare of 2nd mixed farming Rp. 30.430.699,-
Results of testing the hypothesis 1st mixed farming and 2nd mixed farming shows the t-test (4.910) > t-
table (1,761). From the test results, Ho is rejected and H1 is accepted, it means that there are
differences in the average income per hectare of the 1st mixed farming and 2nd mixed farming.jnkd

Keyword : farms mixture, grouping types of plants, Airmadidi Bawah, North Minahasa

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan membandingkan berapa besar pendapatan rata-rata per hektar
usahatani campuran berdasarkan pengelompokan jenis tanaman di Kelurahan Airmadidi Bawah.
Penelitian ini dilaksanakan di Lingkungan VII Kelurahan Airmadidi Bawah selama 3 bulan, sejak
bulan September sampai November 2015 dengan metode pengambilan data menggunakan data
primer. Sampel diambil sebanyak 15 untuk masing usahatani campuran dengan menggunakan teknik
cluster random sampling. Untuk mengetahui perbandingan pendapatan usahatani campuran
digunakan alat analisis SPSS dengan uji-t. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat perbedaan
pendapatan yang nyata antara usahatani campuran 1 dengan usahatani campuran 2, pendapatan rata-
rata per hektar usahatani campuran 1 sebesar Rp 35.921.389 lebih tinggi dari pendapatan rata-rata per
hektar usahatani campuran 2 yaitu sebesar Rp 30.430.699. Hasil pengujian hipotesis usahatani
campuran 1 dan usahatani campuran 2 menunjukan t-hitung (4,910) > t-tabel (1,761). Dari hasil
pengujian maka, Ho di tolak dan H1 di terima, itu berarti bahwa terdapat perbedaan rata-rata
pendapatan per hektar antara usahatani campuran 1 dengan usahatani campuran 2.

Kata Kunci: usahatani campuran, pengelompokan jenis tanaman, Kelurahan Airmadidi Bawah,
Kabupaten Minahasa Utara

PENDAHULUAN penyakit. Pada taraf ini manusia telah mulai


berusaha dengan tujuan tertentu.
Latar Belakang Menurut Rochaeni (2014) Pertanian
Pertanian, yaitu kegiatan manusia untuk merupakan penunjang dalam kesejahteraan
mengembangbiakkan tumbuhan dan hewan masyarakat untuk pemenuhan kebutuhan
dengan maksud agar lebih baik dalam arti pangan. Saat ini produksi pangan menjadi
kuantitas, kualitas dan ekonomis. Artinya permasalahan karena tidak seimbang dengan
dengan biaya produksi yang rendah kebutuhan masyarakat, sehingga dibutuhkan
menghasilkan produksi yang tinggi dengan usaha untuk meningkatkan produksi pertanian
kualitas yang lebih baik seperti tahan hama atau dalam menjawab permasalahan krisis pangan.

77
Perbandingan Pendapatan Usahatani Campuran.....................(Jefier Kuheba, Joachim Dumais, Paulu Pangemanan)

Pertanian sebagai penghasil pangan, sandang produksi yang diterima oleh petani atau manajer
dan papan yang terlihat nyata, petani juga atau pemilik unsur produksi tertentu. Dalam
memberikan multifungsi bagi masyarakat pengertian teknis pendapatan adalah selisih
umum, selain memberi barang, petani juga antara penerimaan dengan pengeluaran dalam
memberikan jasa linkungan, selain itu pertanian produksi usahatani yang dihitung dalam suatu
juga menjaga ketahanan pangan, penyangga jangka waktu tertentu.
ekonomi dalam keadaan krisis, penyedia Warga Buton berasal dari daerah
lapangan kerja. Sulawesi Tenggara dengan penghasil aspal yang
Pembangunan pertanian pada kemudian bermigrasi ke daerah Bitung, pada
hakekatnya lebih ditekankan pada peningkatan tahun 1978 warga Buton ke daerah Airmadidi
kesejahteraan petani pada umumnya, dengan jumlah 7 kk, pada tahun 2008
masyarakat pedesaan khususnya yang dapat Airmadidi melakukan pemekaran dan warga
dicapai melalui peningkatan nilai tambah, Buton masuk Lingkungan VII Kelurahan
penganekaragaman hasil pertanian guna Airmadidi Bawah sampai sekarang dengan
memenuhi kebutuhan pangan, bahan baku jumlah kk 157 dan jumlah jiwa 664. Sebelum
industri, mendorong perluasan dan pemerataan masuk ke daerah Airmadidi warga Buton
kesempatan berusaha dan lapangan kerja serta sebelumnya berada di daerah Bitung yang
mendukung kegiatan pembangunan wilayah. sebagian besar bermata pencarian sebagai
Bagi produk pertanian hal tersebut meliputi nelayan. Sebagian besar masyarakat Buto yang
seluruh sistem agribisnis, mulai dari hulu antara tinggal di daerah Airmadidi bermata pencarian
lain : pengadaan bibit, sarana produksi, pola petani dengan menanam berbagai macam
tanam, proses budidaya hingga hilir yaitu rempah-rempah seperti jahe, sereh, cabe, kunyit
penanganan pasca panen, industri pengolahan serta tanaman lain seperti jagung, sayur, kacang
kegiatan perdagangan, institusi pasar, jasa tanah dan terong. Dalam meningkatkan
penunjang atau kelembagaan termasuk pendapatan, petani yang ada memanfaatkan
kemampuan petani produsen. lahan yang ada dengan sebaik-baiknya untuk
Usahatani sendiri pada dasarnya memproduksi komoditi pertanian baik untuk
merupakan bentuk interaksi antara manusia dan dipasarkan maupun di konsumsi untuk
alam dimana terjadi saling mempengaruhi kehidupan sehari-hari. Dari latar belakang
antara manusia dan alam sekitarnya. Akses diatas peneliti mengadakan penelitian dengan
petani sangat kecil terlebih dengan arus deras judul “Perbandingan Pendapatan Usahatani
alih fungsi lahan, yang makin memperkecil Campuran Berdasarkan Pengelompokan Jenis
akses dan mempersempit wilayah produksi Tanaman (Studi Kasus Kelurahan Airmadidi
pertanian. Usahatani yang ada kebanyakan Bawah)”.
hanya berskala kecil yang hanya mampu Usahatani
menghidupi kehidupan sehari-hari, usaha tani Usahatani sebagai organisasi dari alam,
umumnya sangat kecil dalam berbagai bidang kerja dan modal yang ditujukan kepada produksi
karena keterbatasan asset produktif, modal dilapangan pertanian. Organisasi ini
kerja, daya tawar menawar transaksi dan ketatalaksanaannya berdiri sendiri dan sengaja
kekuatan politik ekonomi sehingga usaha tani diusahakan oleh seorang atau sekumpulan,
tidak dapat berkembang secara dinamis. segolongan sosial, baik yang terikat genologis,
Usahatani campuran merupakan metode yang politis maupun territorial sebagai pengelolanya.
digunakan petani dalam meningkatkan produksi Dalam Suratiyah (2015) Berdasarkan tujuan dan
prinsip sosial ekonomi, perkembangan usahatani
hasil pertanian dimana dalam satu musim tanam
digolongkan dalam 3 golongan sebagai berikut.
petani menanam lebih dari satu jenis tanaman
a. Usahatani yang memiliki ciri-ciri
dengan tujuan untuk menambah nilai ekonomi
ekonomis capitalis misalnya perusahaan
pada lahan usahatani tersebut. pertanian/perkebunan di Indonesia yang
Di kutip dari skripsi Tigauw (1998) berbadan hukum. Dalam hal ini
didalam usahatani pendapatan mengandung dua pengelolaan perusahaan terpisah dengan
pengertian, yaitu: pengertian praktis dan pengelolaan rumah tangga. Orientasi
pengertian teknis. Pendapatan dalam pengertian usaha pada komoditas yang dipasarkan
praktis adalah balas jasa dari unsur-unsur

78
Agri-Sosioekonomi Unsrat, ISSN 1907– 4298 , Volume 12 Nomor 2A, Juli 2016 : 77 - 90

untuk memperoleh keuntungan yang petani. Laba, upah tenaga keluarga dan
sebesar-besarnya. bunga modal sendiri dianggap suatu
b. Usahatani yang memiliki dasar ekonomis- kesatuan yang tidak dapat dipisahkan lagi.
sosialistis-komunitas. Misalnya sovchos Sementara perusahaan pertanian tujuan
dan kolchos yang ada di Rusia. Usahatani akhirnya adalah keuntungan atau laba yang
golongan ini menganggap tenaga kerja sebesar-besarnya, yaitu selisih antara nilai
manusia sebagai faktor yang terpenting, hasil produksi dikurangi dengan biaya.
mampu meberikan nilai lebih sehingga 2. Bentuk Hukum.
tenaga kerja yang dihargai dengan sangat Usahatani keluarga tidak berbadan hukum,
istimewa. Tujuan utamanya adalah sedangkan perusahaan pertanian pada
memproduksi hasil bumi untuk keperluan umumnya memiliki badan hukum, misalnya
masyarakat banyak dan diatur secara PT. firma dan CV.
sentral menurut rencana pemerintah. 3. Luas Usaha.
c. Usahatani yang memiliki ciri-ciri Usahatani keluarga umumnya berlahan
ekonomis seperti yang diuraikan oleh A. sempit yang biasanya disebut petani gurem
Tshajanov yaitu family farming yang karena penggunaan lahan kurang dari 0,5
berkembang dari subsistence farming ke ha. Sedangkan perusahaan pertanian pada
commercial farming. umumnya berlahan luas karena orientasinya
pada efisiensi dan keuntungan.
Pada dasarnya perkembangan usahatani 4. Jumlah Modal.
hanya bertujuan menghasilkan bahan pangan Usahatani keluarga mempunyai modal per
untuk kebutuhan keluarga sehingga hanya satuan luas lebih kecil dibandingkan dengan
merupakan usahatani swasembada atau perusahaan pertanian.
subsistence. Oleh karena sistem pengelolaan yang 5. Jumlah Tenaga Yang Dicurahkan.
lebih baik maka dihasilkan produk berlebih dan Jumlah tenaga yang dicurahkan per satuan
dapat dipasarkan sehingga bercorak usahatani luas usahatani keluarga lebih besar daripada
swasembada keuangan. Pada akhirnya karena perusahaan pertanian.
berorientasi pada pasar maka menjadi usahatani 6. Unsur Usahatani.
niaga. Usahatani pada mulanya hanya mengelola Unsur usahatani keluarga dengan
tanaman pangan kemudian berkembang meliputi perusahaan pertanian dibedakan pada
berbagai komoditi sehingga bukan usahatani tenaga luar yang dibayar. Pada usahatani
murni tetapi menjadi usahatani campuran (mixed keluarga melibatkan petani keluarga serta
farming). Menurut Suratiyah (2015) usahatani tenaga luar, sedangkan perusahaan
campuran meliputi berbagai macam komoditas, pertanian hanya tenaga luar yang dibayar.
antara lain tanaman pangan, hortikultura (sayur, Unsur lainnya berupa tanah dan alam
buah-buahan, tanaman hias) dan tanaman sekitarnya serta modal merupakan unsur
perkebunan. yang dimiliki baik usahatani keluarga
Secara garis besar, menurut Suratiyah maupun perusahaan pertanian.
(2015) ada dua bentuk usahatani yang telah 7. Sifat Usahatani.
dikenal yaitu usahatani keluarga (family farming) Sifat usahatani keluarga pada umumnya
dan perusahaaan pertanian (plantation, estate, bersifat subsistence, komersial, maupun
enterprise), umumnya yang dimaksud dengan semi komersial (transisi dari subsistence ke
usahatani adalah usaha keluarga sedangkan yang komersial). Sementara perusahaan pertanian
lain adalah perusahaan pertanian. Perbedaan selalu bersifat komersial, artinya selalu
pokok antara usahatani keluarga dan perusahaan mengejar keuntungan dengan
pertanian terletak pada 8 hal, yakni sebagai memperhatikan kualitas maupun kuantitas
berikut: produksinya.
1. Tujuan Akhir. 8. Pemanfaatan Terhadap Hasil-Hasil
Tujuan akhir usahatani keluarga adalah Pertanian.
pendapatan keluarga petani (family farm Perusahaan pertanian selalu berusaha untuk
income) yang terdiri atas laba, upah tenaga memanfaatkan hasil-hasil pertanian yang
keluarga dan bunga modal sendiri. mutakhir, bahkan tidak segan membiayai
Pendapatan yang dimaksud adalah selisih penelitian demi kemajuan usahanya.
antara nilai produksi dikurangi dengan Perusahaan pertanian biasanya mempunyai
biaya yang betul-betul dikeluarkann oleh bagian penelitian dan pengembangan yang

79
Perbandingan Pendapatan Usahatani Campuran.....................(Jefier Kuheba, Joachim Dumais, Paulu Pangemanan)

berfungsi untuk mencari dan menemukan Alat-alat produksi tahan lama seperti
terobosan baru baik dari segi teknik bangunan pertanian (mis: gudang,
bercocok tanam, pengolahan hasil maupun pondok, pagar, dll), cangkul, parang,
pemasarannya. Sementara usahatani hand tracktor, bajak, dll.
keluarga karena keterbatasan modal, 4. Biaya tenaga kerja
peralatan dan human capital maka Biaya tenaga kerja adalah besarnya upah
terobosan-terobosan baru tergantung pada yang dibayarkan atas tenaga kerja yang
hasil penelitian dan pengembangan bekerja pada usahatani. Biaya tenaga
pemerintah melalui departemen pertanian kerja dikelompokan dalam dua bagian
dengan balai penelitian dan pengembangan yaitu biaya tenaga kerja upahan (tenaga
teknologi serta tenaga-tenaga penyuluh. kerja dari luar keluarga) dan biaya tenaga
Petani menerapkan hasil-hasil penelitian kerja yang diperhitungkan (tenaga kerja
tersebut setelah mengamati dan mengikuti dalam keluarga).
demonstrasi plot serta upaya-upaya
sosialisasi yang dilakukan pemerintah Tenaga Kerja Dalam Usahatani
lainnya. Dalam Hernanto (1993) tenaga kerja
merupakan salah satu unsur penentu, terutama
Klasifikasi Biaya Dalam Usahatani bagi usahatani yang sangat tergantung pada
Biaya usahatani dapat dikalsifikasikan musim. Kelangkaan tenaga kerja mengakibatkan
berdasarkan beberapa hal: mundurnya waktu penanaman sehingga
berpengaruh pada pertumbuhan tanaman,
A. Berdasarkan sifat, biaya usahatani terdiri produktivitas dan kualitas produk. Tenaga kerja
dari: merupakan faktor penting dalam usahatani
1. Biaya tetap (fixed cost), yaitu biaya relatif keluarga, khususya tenaga kerja petani beserta
tetap jumlahnya dan terus dikeluarkan anggota keluarganya. Rumah tangga tani yang
walaupun produksi yang diperoleh umumnya sangat terbatas kemampuannya sangat
banyak atau sedikit, seperti misalnya: ditentukan dari segi modal dan peranan tenaga
pajak, biaya bunga atas tanah, biaya kerja keluarga. Jika masih dapat diselesaikan oleh
penyusutan alat. tenaga kerja keluarga sendiri maka tidak perlu
2. Biaya tidak tetap atau biaya berubah-ubah mengupah tenaga luar, yang berarti menghemat
(variable cost), yaitu biaya yang besar biaya. Baik pada usahatani keluarga maupun
kecilnya dipengaruhi oleh produksi yang perusahaan pertanian, peranan tenaga kerja belum
diperoleh. Misalnya: biaya pembelian sepenuhnya dapat diatasi dengan tekonologi yang
sarana produksi ( benih, pupuk, obat- menghemat tenaga (tekonologi mekanis). Hal ini
obatan dan lain-lain). dikarenakan selain mahal, juga ada hal-hal
tertentu yang tidak dapat digantikan oleh selain
B. Berdasarkan jenis kegiatan, biaya tenaga kerja manusia.
usahatani terdiri dari:
1. Pembelian sarana produksi habis pakai A. Karakteristik tenaga kerja dalam usahatani.
Semua biaya yang dikeluarkan untuk Tenaga kerja dalam usaha tani memiliki
pengadaan sarana produksi (bibit/benih, karakteristik yang sangat berbeda dengan
pupuk, obat-obatan, dll) yang benar-benar tenaga kerja dalam usaha bidang lain yang
digunakan dalam suatu siklus produksi. bukan pertanian. Karakteristik tenaga kerja
Biaya pupuk misalnya adalah jumlah dalam usahatani adalah sebagai berikut:
uang (rupiah) yang telah dibayarkan - Keperluan akan tenaga kerja dalam
untuk jumlah pupuk yang telah terpakai. usahatani tidak kontinyu dan tidak
2. Biaya bunga modal. merata.
Uang yang diinvestasikan dalam - Penyerapan tenaga kerja dalam usahatani
usahatani untuk jangka waktu tertentu sangat terbatas.
tidak dapat bergerak bebas, dalam arti - Tidak mudah distandarkan, dirasionalkan
bawah uang tersebut tidak dapat dan dispesialisasikan.
digunakan untuk keperluan lain. - Beraneka ragam coraknya dan kadang
3. Biaya alat produksi tahan lama kala tidak dapat dipisahkan satu sama
lainnya.

80
Agri-Sosioekonomi Unsrat, ISSN 1907– 4298 , Volume 12 Nomor 2A, Juli 2016 : 77 - 90

Karakteristik akan memerlukan sistem yang terbagi menurut umur, jenis kelamin,
manajerial tertentu yang harus dipahami kualitas dan kegiatan kerja (prestasi kerja).
sebagai peningkatan usahatani itu sendiri. Menurut Suratiyah (2015) kegiatan kerja
Selama ini khususnya di Indonesia, sistem tenaga luar keluarga sangat dipengaruhi oleh :
manajerial usahatani biasanya sangat 1. Sistem upah.
sederhana. Sistem upah dibedakan menjadi tiga yaitu
upah borongan, upah waktu dan upah
B. Peran petani. premi. Masing-masing sistem tersebut
Tenaga kerja usahatani keluarga teridiri akan mempengaruhi prestasi seorang
atas petani beserta keluarga dan tenaga luar tenaga kerja luar keluarga.
yang keseluruhannya berperan dalam 2. Lamanya waktu kerja.
usahatani. Petani berperan sebagai manajer, Lama waktu kerja seseorang dipengaruhi
juru tani dan manusia biasa yang hidup dalam oleh seseorang tersebut. Seseorang yang
masyarakat. Petani sebagai manajer tidak dalam keadaan cacat atau sakit,
berhadapan dengan berbagai alternatif yang secara normal mempunyai kemampuan
harus diputuskan mana yang harus dipilih untuk bekerja. Selain itu lama kerja juga
untuk diusahakan, menentukan cara produksi, dipengaruhi oleh keadaan iklim suatu
cara pembelian sarana produksi, menghadapi tempat tertentu. Salah satu contohnya
persoalan tentang biaya, mengusahakan adalah wilayah tropis seperti Indonesia,
permodalan dan sebagainya. Untuk itu, untuk melakukan aktivitas lapangan
diperlukan keterampilan, pendidikan dan seperti petani tidak dapat bertahan lama
pengalaman yang akan berpengaruh dalam Karena cuaca yang panas.
proses pengambilan keputusan. Petani sebagai 3. Kebutuhan sehari-hari.
juru tani harus dapat mengatur, melaksanakan Kehidupan sehari-hari seorang tenaga
dan mengawasi kegiatan usahataninya, baik kerja dapat dilihat pada keadaan
secara teknis maupun ekonomis. Disamping makanan/menu dan gizi, tempat tinggal,
itu, tersedia sarana produksi dan peralatan kesehatan serta lingkungan sekitarnya,
akan menunjang keberhasilan petani sebagi jika kondisi kurang baik dan tidak
juru tani. memenuhi syarat maka akan berpengaruh
Petani sebagai anggota negatif terhadap kinerjanya.
masyarakat yang hidup dalam suatu 4. Kecakapan.
ikatan keluarga akan selalu berusaha Kecakapan seseorang menentukan
memenuhi kebutuhan keluarganya. Di kinerjanya. Seseorang yang lebih cakap
samping itu, petani juga harus memenuhi tentu saja prestasinya lebih tinggi bila
kebutuhan masyarakat atas diri dan dibandingkan dengan seseorang yang
keluarganya. Sebaliknya, petani juga kurang cakap. Kecakapan seseorang
membutuhkan bantuan masyarakat tersebut ditentukan oleh pendidikan,
sekelilingnya. Besar kecilnya kebutuhan pengetahuan dan pengalamannya.
bantuan terhadap masyarakat 5. Umur tenaga kerja.
sekelilingnya tergantung pada teknologi Umur seseorang menentukan prestasi
yang digunakan dan sifat masyarakat kerja atau kinerja orang tersebut. Semakin
setempat. tua umur tenaga kerja maka secara fisik
akan terasa berat pekerjaannya, sehingga
C. Tenaga kerja dalam dan luar keluarga akan semakin turun pula prestasinya.
Peranan anggota keluarga yang lain Namun, dalam hal tanggung jawab
adalah sebagai tenaga kerja disamping juga semakin tua umur tenaga kerja tidak akan
tenaga luar keluarga yang diupah. Banyak berpengaruh karena justru semakin
sedikitnya tenaga kerja yang dibutuhkan berpengalaman. Sementara untuk tenaga
dalam usahatani berbeda-beda, tergantung kerja keluarga karena tidak diupah,
jenis tanaman yang diusahakan. Banyak tingginya prestasi kerja dipengaruhi oleh
sedikitnya tenaga luar yang dipergunakan yang paling utama yaitu besarnya
tergantung pada dana yang tersedia untuk kebutuhan keluarga di samping faktor-
membiayai tenaga luar tersebut. Ada beberapa faktor yang lain. Besarnya prestasi kerja
hal yang membedakan antara tenaga kerja tenaga keluarga dipengaruhi oleh
keluarga dan tenaga luar keluarga antara lain perbandingan antara besarnya konsumen

81
Perbandingan Pendapatan Usahatani Campuran.....................(Jefier Kuheba, Joachim Dumais, Paulu Pangemanan)

(pemakai) dalam keluarga dengan jumlah - Pandangan yang menekankan pada


tenaga kerja yang tersedia. pertumbuhan atau penigkatan jumlah aktiva
Dalam Suratiyah (2015) kebutuhan tenaga yang timbul sebagai hasil dari kegiatan
kerja dapat diketahui dengan cara menghitung operasional perusahaan pendekatan yang
setiap kegiatan masing-masing komoditas yang memusatkan perhatian kepada arus masuk.
diusahakan, kemudian dijumlah untuk seluruh Menurut SFAC (statement of financial
usahatani. Kebutuhan tenaga kerja berdasarkan accounting concepts) menekankan pengertian
jumlah tenaga kerja keluarga yang tersedia pendapatan pada arus masuk atau
dibandingkan dengan kebutuhannya. Berdasarkan peningkatan-peningkatan lainnya atas aktiva
perhitungan jika terjadi kekurangan maka untuk suatu entitas atau penyelesaian kewajiban-
memenuhinya dapat berasal dari tenaga luar kewajibannya atau kombinasi keduanya yang
keluarganya. Banyaknya tenaga kerja yang berasal dari pengiriman atau produksi barang,
diperlukan untuk megusahakan satu jenis penyelenggara jasa, pelaksana akivitas-
komoditas persatuan luas dinamakan intensitas aktivitas lainnya yang merupakan kegiatan
tenaga kerja. Intensitas tenaga kerja tergantung operasi utama entitas tersebut yang berlansung
pada tingkat tekonologi yang digunakan, tujuan terus menerus.
dan sifat usahataninya, topografi dan tanah, serta - Pandangan yang menekankan kepada
jenis komoditas yang diusahakan. penciptaan barang dan jasa oleh suatu usaha
serta penyerahan barang dan jasa.
Pendapatan Menurut Kieso, Warfield dan Weygandt
(2011) menjelaskan bahwa pendapatan adalah
Pengertian Pendapatan arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang
Pengertian pendapatan terdapat penafsiran timbul dari aktivitas normal antitas selama
yang berbeda-beda bagi pihak yang berkompeten suatu periode, jika arus masuk tersebut
disebabkan karena latar belakang disiplin yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak
berbeda dengan penyusunan konsep pendapatan berasal dari kontribusi penanaman modal.
bagi pihak tertentu, menurut Wild (2003) secara Menurut Dyckman (2002) pendapatan
garis besar pendapatan dapat ditinjau dari dua sisi, merupakan kenaikan kotor dalam modal pemilik
yaitu: yang dihasilkan dari penjualan barang dagang,
1. Pendapatan Menurut Ilmu Ekonomi pelaksaan jasa pada klien, menyewakan harta,
Menurut ilmu ekonomi, pendapatan peminjaman uang dan semua kegiatan usaha
merupakan nilai maksimum yang dapat profesi yang bertujuan untuk memperoleh
dikonsumsi oleh seseorang dalam suatu penghasilan.
priode dengan mengharapkan keadaan yang Pengertian pendapatan (revenue) sering
sama pada akhir priode seperti keadaan disama artikan dengan istilah penghasilan
semula. Definisi pendapatan menurut ilmu
(income), tetapi sebenarnya berbeda.
ekonomi menutup kemungkinan perubahan
Perbedaannya dijelaskan dalam definisi sebagai
lebih dari total harta kekayaan badan usaha
berikut, menurut IAI (2010) pengahsilan
pada awal priode dan menekankan pada
jumlah nilai statis pada akhir periode. Dengan didefinisikan sebagai penigkatan manfaat
kata lain, pendapatan adalah jumlah kenaikan ekonomi selama priode akuntansi dalam bentuk
harta kekayaan karena perubahan penilaian arus masuk atau penigkatan asset atau
yang bukan diakibatkan perubahan modal dan penurunan liabilitas yang mengakibatkan
hutang. kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari
2. Pendapatan Menurut Ilmu Akuntansi kontribusi penanaman modal. Penghasilan
Pandangan akuntansi memiliki (income) meliputi pendapatan (revenue)
keanekaragaman dalam memberikan maupun keuntungan (gain).
pengertian pendapatan. Ilmu akuntansi melihat Dari definisi tersebut dapat terlihat antara
pendapatan sebagai sesuatu yang spesifik pendapatan dan penghasilan, dimana penghasilan
dalam pengertian yang lebih mendalam dan mencakup pendapatan dan keuntungan, sedangkan
lebih rendah. Pada dasarnya konsep pendapatan merupakan arus bruto yang berasal
pendapatan menurut ilmu akuntansi dapat dari aktivitas usaha, yang berarti sebelum
ditelusuri dari dua sudut pandang, yaitu: dikurangi biaya-biaya yang ada hubungannya
dengan pendapatan tersebut.

82
Agri-Sosioekonomi Unsrat, ISSN 1907– 4298 , Volume 12 Nomor 2A, Juli 2016 : 77 - 90

Pendapatan Usahatani Rumusan Masalah


Di kutip dalam skripsi Kaunang (2014) Usahatani campuran merupakan usaha
pendapatan adalah bertambahnya aktiva dibidang pertanian yang diusahakan oleh warga
perusahaan atau uang tunai, piutang, kekayaan Buton di Linkungan VII Kelurahan Airmadidi
lain yang berasal dari penjualan barang atau jasa Bawah dengan jenis tanaman yang ditanam yaitu
yang mengakibatkan modal bertambah. jahe-cabe, jahe-sereh, jahe-kunyit, jahe-terong,
Penerimaan usahatani adalah perkalian antara jahe-kacang tanah. Dari usahatani campuran yang
jumlah produksi yang diperoleh dengan harga diusahakan diambil 2 jenis usahatani campuran
produksi. Pendapatan usahatani adalah selisih yang paling banyak diusahakan yaitu jenis
antara penerimaan dan seluruh biaya yang usahatani campuran 1 dengan jenis tanaman jahe-
dikeluarkan dalam sekali periode. cabe dan usahatani campuran 2 dengan jenis
Pendapatan usahatani merupakan selisih tanaman jahe-sereh.
antara penerimaan dengan semua biaya. Yang menjadi permasalahan dalam
Penerimaan usahatani adalah perkalian antara penelitian ini, berapa besar pendapatan rata-rata
produksi yang peroleh dengan harga jual. per hektar usahatani campuran berdasarkan
Sedangkan menurut Sukirno (2002) pendapatan pengelompokan jenis tanaman di Lingkungan VII
total usahatani (pendapatan bersih) adalah selisih Kelurahan Airmadidi Bawah?
penerimaan total dengan biaya total yang
dikeluarkan dalam proses produksi, dimana semua Tujuan Penelitian
input yang dimiliki keluarga dihitung sebagai Membandingkan berapa besar pendapatan
biaya produksi. rata-rata per hektar usahatani campuran
Jenis-jenis pendapatan dalam usahatani berdasarkan pengelompokan jenis tanaman di
menurut Hernanto (1993), terdapat beberpa Linkungan VII Kecamatan Airmadidi Kelurahan
ukuran pendapatan yaitu : Airmadidi Bawah.
1. Pendapatan kerja petani (operator’s farm labor
income) adalah selisih antara semua penerima Manfaat Penelitian
yang berasal dari penjualan produk, yang Diharapkan dapat memberikan informasi
dikonsumsi keluarga dan nilai inventaris bagi petani mengenai pendapatan dalam
dengan semua pengeluaran baik tunai maupun memanfaatkan lahan secara intensif dan sebagai
tidak tunai. bahan referensi bagi penelitian selanjutnya yang
2. Penghasilan kerja petani (operator’s farm berhubungan dengan masalah tersebut.
labor earnings) adalah pendapatan kerja petani
ditambah dengan penerimaan tidak tunai
seperti produk yang dikonsumsi keluarga. METODE PENELITIAN
3. Pendapatan kerja keluarga (family farm labor
income) yaitu penghasilan kerja petani Waktu dan Tempat Penelitian
ditambah dengan nilai tenaga kerja keluarga. Peneltian ini dilaksanakan selama 3 bulan
Ukuran ini sangat baik dgunakan apabila yaitu sejak bulan September sampai bulan
usahatani dikerjakan sendiri oleh petani dan November 2015. Lokasi penelitian adalah
keluarganya. Linkungan VII Kelurahan Airmadidi Bawah
4. Pendapatan keluarga (family income) yaitu Kecamatan Airmadidi Kabupaten Minahasa
total pendapatan yang diperoleh petani dan Utara.
keluarganya dari berbagai kegiatan.
Metode Pengambilan Data
Secara sitematis pendapatan usahatani dapat Data yang digunakan dalam penelitian ini
dijelaskan sebagai berikut: adalah data primer. Data primer diperoleh secara
lansung dari petani di Linkungan VII Kelurahan
I = TR-TC Airmadidi Bawah dengan menggunakan
kuesioner.
Dimana:
Metode Pengambilan Sampel
I = income (pendapatan)
Metode pengambilan sampel yang
TR=total revenue (total penerimaan petani)
digunakan dalam penelitian ini adalah cluster
TC= total cost (total biaya)
random sampling. Dengan jumlah populasi petani
adalah 142 di ambil 2 jenis usahatani yang paling

83
Perbandingan Pendapatan Usahatani Campuran.....................(Jefier Kuheba, Joachim Dumais, Paulu Pangemanan)

banyak diusahakan. Jumlah sampel yang diambil


adalah 15 sampel petani usahatani campuran 1
dan 15 sampel petani usahatani campuran 2.

Konsep Pengukuran Variabel Keterangan:


Variabel yang di ukur dalam penelitian ini X1 = rata-rata pendapatan usahatani campuran 1
adalah: X2 = rata-rata pendapatan usahatani campuran 2
1. Usahatani campuran S1² = standar deviasi petani usahatani campuran 1
- Usahatani campuran 1 : S2² = standar deviasi petani usahatani campuran 2
Jenis tanaman jahe dan cabe n1 = jumlah sampel usahatani campuran 1
- Usahatani campuran 2 : n2 = jumlah sampel usahatani campuran 2
Jenis tanaman jahe dan sereh
2. Karakteristik petani : Dengan hipotesis :
- Umur (tahun) H0 : tidak terdapat perbedaan pendapatan
- Tingkat pendidikan (SD, SMP, antara usahatani campuran 1 dengan
SMA, perguruan tinggi) usahatani campuran 2
- Luas lahan yaitu luas lahan yang H1 : terdapat perbedaan pendapatan antara
ditanami petani dalam satuan hektar usahatani campuran 1 dengan usahatani
(ha) campuran 2
3. Harga (price), yaitu harga jual dari hasil Dengan kriteria keputusan : Jika t-hitung > t-tabel,
panen yang berlaku di pasar Airmadidi maka H1 diterima dan H0 ditolak Jika t-hitung <
(Rp/kg). t-tabel, maka H1 ditolak dan H0 diterima.
4. Biaya, yaitu semua pengeluaran yang
dikeluarkan oleh petani mulai dari
produksi sampai memasarkan produknya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Biaya-biaya ini terdiri dari : biaya tetap
dan biaya variabel (Rp).
5. Pendapatan, yaitu total penerimaan petani
Deskripsi Usahatani Campuran
Pada umumnya masyarakat yang berada
usahatani campuran 1 dan petani
di Linkungan VII Kelurahan Airmadidi Bawah
usahatani campuran 2 dikurangi total
berasal dari Buton yang bermigrasi ke daerah
biaya produksi (Rp/satu musim tanam).
Bitung yang bekerja sebagai nelayan lalu pindah
ke daerah Airmadidi. Di Airmadidi warga Buton
Analisis Data
memulai mata pencarian mereka di bidang
Untuk mengetahui perbandingan
pertanian, karena belum memiliki lahan pribadi
pendapatan usahatani campuran di Linkungan
warga Buton memanfaatkan lahan yang ada di
VII Kelurahan Airmadidi Bawah dihitung sekitar pemukiman untuk bercocok tanam.
pendapatan usahatani campuran dengan Usahatani yang dilakukan warga Buton
menggunakan analisis Pendapatan Usahatani. adalah usahatani campuran, dimana jenis tanaman
Pendapatan bersih petani diperoleh dengan yang ditanam lebih dari satu jenis tanaman selain
rumus sebagai berikut : itu warga Buton tidak menggunakan pupuk dalam
melakukan usahatani. Metode pengambilan
I = TR – TC sampel menggunakan metode cluster random
sampling dengan melakukan pemilihan data yang
diambil dengan melihat 2 jenis tanaman yang
Dimana, paling banyak diusahakan oleh warga Buton. Jenis
I : income (Pendapatan) tanaman yang diusahakan adalah jahe-sereh, jahe-
TR : Total Revenue (total penerimaan petani) cabe, jahe-kunyit, jahe-terong, jahe-kacang tanah.
TC : Total Cost (total biaya produksi) Data yang diambil adalah sebanyak 2 jenis usaha
Selanjutnya untuk melihat perbandingan yang paling banyak diusahakan oleh warga Buton,
pendapatan usahatani campuran dibandingkan yaitu usahatani campuran 1 dengan jenis tanaman
dengan rata-rata pendapatan usahatani campuran jahe-cabe dan usahatani campuran 2 dengan jenis
dengan menggunakan analisis Uji-t, dengan tanaman jahe-sereh.
formula :

84
Agri-Sosioekonomi Unsrat, ISSN 1907– 4298 , Volume 12 Nomor 2A, Juli 2016 : 77 - 90

Gambar1. Pola Tanam Usahatani Campuran untuk membeli jahe yang kemudian dipasarkan
kembali di daerah Tondano.
12
Karakteristik Responden.
10 11 11
8 Umur
BULAN

6
Umur petani sangat berpengaruh dalam
6 proses produksi usahatani. Untuk umur responden
4 5 usahatani campuran 1 dan umur responden
2 usahatani campuran 2 di Lingkungan VII
0
Kelurahan Airmadidi bawah dapat dilihat pada
jahe cabe jahe sereh Tabel 1.
Tabel 1 menunjukan bahwa 4 responden
JENIS TANAMAN
usahatani campuran 1 dan usahatani campuran 2
berumur 33 sampai 41 tahun, dan berumur 51
sampai 59 tahun dengan jumlah persentase 26,67
Gambar 1 menunjukan pola tanam persen dan responden usahatani campuran1 dan
usahatani masyarakat Buton dalam 1 musim usahatani campuran 2 paling banyak berumur 42
tanam. Pola tanam yang digunakan oleh sampai 50 tahun berjumlah 7 responden maka
masyarakat Buton dalam melakukan usahatani dengan jumlah persentase mencapai 46,67
campuran yaitu dengan menanam 1 jenis tanaman persen.
yang utama. Jenis tanaman utama yang ditanami
warga Buton yaitu jahe. Jangka waktu panen Tingkat Pendidikan
tanaman jahe terbilang cukup lama yaitu Tingkat pendidikan responden sangat
membutuhkan waktu 9 sampai 11 bulan dalam berperan dalam menentukan jenis usaha,
satu musim tanam agar bisa memanen tanaman pengalokasian input dan semua yang berkaitan
jahe sehingga warga Buton menanam jenis dengan proses produksi. Tingkat pendidikan
tanaman lain yang jangka waktu panennya lebih responden bervariasi mulai dari tidak bersekolah
cepat dari tanaman jahe seperti cabe, sereh, sampai dengan tingkat pendidikan SMA. Untuk
kunyit, kemangi, terong, kacang tanah, jagung dan melihat jumlah responden berdasarkan tingkat
lain-lain. Jenis tanaman lain yang diambil dalam pendidikan di Lingkungan VII Kelurahan
penelitian adalah tanaman cabe dimana jangka Airmadidi Bawah dapat dilihat pada Tabel 2.
waktu panen tanaman cabe lebih cepat dari Tabel 2 menunjukan bahwa sebagian besar
tanaman jahe yaitu hanya 3 sampai 5 bulan, dan responden berpendidikan SD dan SMP,dimana
tanaman sereh dimana jangka waktu penen untuk untuk responden usahatani campuran 1 paling
tanaman sereh berkisar 5 sampai 6 bulan. banyak berpendidikan SD berjumlah 7 responden
Hasil produksi dari usahatani campuran di dengan jumlah persentase 46,67 % dan untuk
Linkungan VII Kelurahan Airamadidi Bawah responden usahatani campuran 2 paling banyak
paling banyak di jual di pasar Airmadidi. Produksi berpendidikan SMP berjumlah 6 orang dengan
tersebut juga dipasarkan oleh pedagang jumlah persentase 40 %.
pengumpul yang datang dari daerah Tondano
.

Tabel 1. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Umur


No. Umur Jumlah Responden
Usahatani Persentase (%) Usahatani Persentase (%)
campuran 1 campuran 2
1 33-41 4 26,67 4 26,67
2 42-50 7 46,67 7 46,67
3 51-59 4 26,67 4 26,67
Total 15 100,00 15 100,00
Sumber: diolah dari data primer, 2015).

85
Perbandingan Pendapatan Usahatani Campuran.....................(Jefier Kuheba, Joachim Dumais, Paulu Pangemanan)

Tabel 2. Jumlah dan Persentase Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan

No. Tingkat Pendidikan Jumlah Responden

Usahatani Persentase Usahatani Persentase (%)


campuran 1 (%) campuran 2
1 Tidak Sekolah 3 20 2 13,33

2 SD 7 46,67 3 20

3 SMP 3 20 6 40

4 SMA 2 13,33 4 26,67

Total 15 100,00 15 100,00

Sumber:di olah dari data primer, 2015

Tabel 3. Jumlah Dan Persentase Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan Keluarga


No. Tanggungan Jumlah Responden
(orang) Usahatani Persentase Usahatani Persentase
campuran 1 (%) campuran 2 (%)

1 1-2 8 53,33 6 40

2 >3 7 46,67 9 60

Jumlah 15 100,00 15 100,00

Sumber: di olah dari data primer, 2015

Tabel 4. Jumlah Dan Persentase Responden Berdasarkan Luas Lahan

No. Luas lahan Jumlah Responden


(ha) Usahatani Persentase (%) Usahatani Persentase
campuran 1 campuran 2 (%)
1 0.5 2 13,33 1 6,67
2 1 8 53,33 6 40
3 1.2 2 13,33 3 20
4 1.5 3 20 3 20
5 2 - - 2 13,33
Total 15 100,00 15 100,00
Sumber:di olah dari data primer, 2015.

86
Agri-Sosioekonomi Unsrat, ISSN 1907– 4298 , Volume 12 Nomor 2A, Juli 2016 : 77 - 90

Jumlah Tanggungan Keluarga Penyusutan alat merupakan biaya yang perlu


Jumlah tanggungan keluarga merupakan potensi dimasukan ke dalam perhitungan biaya tetap.
tenaga kerja dalam keluarga, ketersediaan Alat-alat pertanian yang biasa digunakan oleh
tenaga kerja dalam keluarga sendirinya akan petani di Lingkungan VII Airmadidi Bawah
mengurangi pemakaian tenaga kerja dari luar seperti cangkul, parang, sekop dan pisau kecil
keluarga. Jumlah tanggungan keluarga atau dalam sebutan warga Buton adalah “kuda-
responden dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 kuda”, setelah penggunaan alat-alat pertanian
menunjukan bahwa tanggungan keluarga beberapa tahun alat-alat pertanian akan
responden usahatani campuran 1 dan responden mengalami biaya penyusutan. Biaya penyusutan
usahatani campuran 2. Dimana responden alat-alat pertanian dapat di lihat pada Tabel 5.
usahatani campuran 1 ada 8 responden memiliki Data pada Tabel 5 menunjukan bahwa untuk
tanggungan keluarga antara 1 dan 2 orang biaya penyusutan alat-alat pertanian untuk
dengan jumlah persentase sebesar 53.33% dan 7 usahatani campuran di Lingkungan VII
responden memiliki tanggungan keluarga lebih Kelurahan Airmadidi Bawah. Biaya penyusutan
dari 3 orang dengan jumlah persentase sebesar alat-alat pertanian usahatani campuran 1 adalah
46.67% dan responden usahatani campuran 2 Rp 1.044.161 dengan jumlah alat sebanyak 121
ada 6 responden memiliki tanggungan keluarga dan rata-rata biaya penyusutan alat-alat
antara 1 dan 2 orang dengan jumlah persentase pertanian per hektar sebesar Rp. 69.611, dan
sebesar 40% dan 9 responden memiliki biaya penyusutan alat-alat pertanian usahatani
tanggungan keluarga lebih dari 3 orang dengan campuran 2 adalah Rp 996.452 dengan jumlah
jumlah perentase sebesar 60%. alat sebanyak 118 dan rata-rata biaya
penyusutan alat-alat pertanian per hektar
Luas Lahan Garapan Responden sebesar Rp. 66.430. Biaya variabel usahatani
Perbedaan luas lahan garapan akan berpengaruh campuran di Lingkungan VII Kelurahan
pada pendapatan petani. Keadaan lahan serta Airmadidi Bawah meliputi biaya pengadaan
luas lahan akan mempengaruhi produksi, biaya benih, biaya tenaga kerja dan biaya
dan penggunaan tenaga kerja dalam melakukan pengangkutan hasil produksi.
proses produksi. Luas lahan yang dimiliki Biaya variabel usahatani campuran di
responden selama proses produksi dapat dilihat Lingkungan VII Kelurahan Airmadidi Bawah
pada Tabel 4.Tabel 4 menunjukan sebanyak 8 dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6 menunjukan
responden untuk usahatani campuran 1 bahwa biaya variabel untuk Usahatani
memiliki luas lahan sebesar 1 ha dan 6 campuran 1 adalah Rp 57.125.000 dengan rata-
responden untuk usahatani campuran 2 rata biaya per hektar sebesar Rp 3.808.333, dan
memiliki luas lahan sebesar 1 ha. 2 responden biaya variabel usahatani campuran 2 adalah Rp
usahatani campuran 1 dan 1 responden 59.010.000 dengan rata-rata biaya per hektar
usahatani campuran 2 memiliki lahan seluas 0.5 sebesar Rp. 3.934.000. Selanjutnya untuk
ha, 2 responden usahatani campuran 1 dan 3 melihat total biaya produksi usahatani
responden usahatani campuran 2 memiliki lahan campuran di Lingkungan VII Kelurahan
seluas 1.2 ha, untuk usahatani campuran 1 dan Airmadidi Bawah dapat dilihat pada Tabel 7.
usahatani campuran 2 sebanyak 3 responden Tabel 7 menunjukan total biaya
memiliki luas lahan yang sama yaitu sebesar 1.5 produksi usahatani campuran yang ada di
ha, dan 2 responden usahatani campuran 2 Lingkungan VII Kelurahan Airmadidi Bawah.
memilikki lahan seluas 2 ha. Yaitu total biaya tetap di tambah dengan total
biaya variabel. Total biaya produksi usahatani
Biaya, Penerimaan dan Pendapatan campuran 1 adalah Rp 58.169.161 dengan rata-
Usahatani Campuran. rata biaya produksi per hektar sebesar Rp
3.877.944 dan total biaya produksi usahatani
Biaya-biaya produksi campuran 2 adalah Rp 60.006.452 dengan rata-
Biaya tetap usahatani campuran di rata biaya produksi per hektar sebesar Rp
Lingkungan VII Kelurahan Airmadidi Bawah 4.000.431.
adalah biaya penyusutan alat-alat pertanian.

87
Perbandingan Pendapatan Usahatani Campuran.....................(Jefier Kuheba, Joachim Dumais, Paulu Pangemanan)

Tabel 5. Biaya Penyusutan Alat-alat Pertanian Usahatani campuran 1 Dan Usahatani Campuran 2

No. Uraian Usahatani campuran 1 Usahatani campuran 2


Jumlah alat Jumlah biaya Jumlah alat Jumlah biaya
(Rp) (Rp)
1 Biaya 121 1.044.161 118 996.452
penyusutan
Rata-rata 69.611 66.430
biaya
Sumber: di olah dari data primer, 2015.

Tabel 6. Biaya Variabel Usahatani Campuran 1 Dan Usahatani Campuran 2


Uraian Usahatani campuran 1 Usahatani campuran 2
Pengadaan benih 8.050.000 10.100.000
Biaya tenaga kerja 43.275.000 43.010.000
Biaya pengangkutan 5.800.000 5.900.000
Total 57.125.000 59.010.000
Rata-rata biaya/ha 3.808.333 3.934.000
Sumber: di olah dari data primer,2015

Tabel 7. Total Biaya Produksi Usahatani Campuran 1 dan Usahatani Campuran 2


Jenis biaya Usahatani campuran 1 Usahatani campuran 2
Biaya tetap 1.044.161 996.452
Biaya variabel 57.125.000 59.010.000
Total 58.169.161 60.006.452
Rata-rata biaya/ha 3.877.944 4.000.431
Sumer: di olah dari data primer, 2015

Tabel 8. Jumlah Produksi Dan Penerimaan Usahatani Campuran 1 Dan Usahatani Campuran 2
Uraian Usahatani campuran 1 Usahatani campuran 2
Jahe Cabe Penerimaan Jahe (kg) Sereh Penerimaan
(kg) (kg) (Rp) (tangkai) (Rp)
Jumlah 30.300 4.790 26.600 97.090
produksi
Rata-rata 18.800 6.000 596.990.000 18.900 166 516.466.940
harga jual
Total 596.990.000 516.466.940
Rata-rata 39.799.333 34.431.129
penerimaa
n/ha
Sumber: di olah dari data primer, 2015.

Tabel 9. Pendapatan Usahatani Campuran 1 Dan Usahatani Campuran 2


Uraian Usahatani campuran 1 Usahatani campuran 2
Biaya produksi 58.169.161 60.006.452
Penerimaan 596.990.000 516.466.940
Pendapatan 538.820.839 456.460.088
Rata-rata pendapatan/ha 35.921.389 30.430.699

Sumber: di olah dari data primer, 2015.

88
Agri-Sosioekonomi Unsrat, ISSN 1907– 4298 , Volume 12 Nomor 2A, Juli 2016 : 77 - 90

Penerimaan Usahatani Campuran Dari hasil pengujian statistik dengan


Penerimaan usahatani adalah perkalian menggunakan uji-t menunjukan bahwa rata-rata
antara jumlah produksi yang diperoleh dengan pendapatan usahatani campuran 1 berbeda nyata
harga jual produk. Untuk melihat jumlah dengan rata-rata pendapatan usahatani campuran
produksi dan penerimaan petani di Lingkungan 2.
VII Kelurahan Airmadidi Bawah yang Berikut hasil dari uji hipotesis usahatani
dihasilkan dalam 1 musim tanam dapat dilihat campuran 1 dan usahatani campuran 2 dimana t-
pada Tabel 8. hitung (4,910) > t-tabel (1,761). Dari hasil
Tabel 8 menunjukan bahwa jumlah produksi pengujian maka, Ho di tolak dan H1 di terima, itu
berarti bahwa terdapat perbedaan pendapatan
Usahatani campuran 1 terdiri dari 30.300 kg
antara usahatani campuran 1 dengan usahatani
jahe dan 4.790 kg cabe dan untuk Usahatani
campuran 2. Penyebab terdapatnya perbedaan
campuran 2 terdiri dari 26.600 kg jahe dan
pendapatan rata-rata per hektar usahatani
97.090 tangkai sereh. Dengan total penerimaan campuran 1 dan usahatani campuran 2 adalah
usahatani campuran 1 adalah Rp. 596.990.000 adanya harga jual cabe yang tinggi pada usahatani
dengan rata-rata penerimaan per hektar sebesar campuran 1.
Rp. 39.799.333, dan total penerimaan usahatani
campuran 2 adalah Rp. 516.466.940 dengan
rata-rata penerimaan per haktar sebesar Rp. KESIMPULAN DAN SARAN
34.431.129.
Kesimpulan
Pendapatan Usahatani Campuran Dari penelitian yang dilakukan di
Pendapatan merupakan selisih antara Lingkungan VII Kelurahan Airmadidi Bawah,
penerimaan dengan semua biaya atau total biaya dapat disimpulkan bahwa antara pendapatan
produksi. Menurut Sukirno (2002) pendapatan
rata-rata per hektar usahatani campuran 1 (jahe-
total usahatani (pendapatan bersih) adalah selisih
cabe) berbeda nyata dengan rata-rata
penerimaan total dengan biaya total yang
pendapatan per hektar usahatani campuran 2
dikeluarkan dalam proses produksi, dimana semua
input yang dimiliki keluarga dihitung sebagai (jahe-sereh).
biaya produksi. Pendapatan usahatani campuran
di Linkungan VII Kelurahan Airmadidi Bawah Saran
dapat dilihat pada Tabel 9. Hasil penelitian yang telah dilakukan
Tabel 9 menunjukan total pendapatan diketahui usahatani campuran 1 memiliki
usahatani campuran untuk Usahatani campuran 1 pendapatan lebih besar dari usahatani campuran
sebesar Rp 538.020.839 dengan rata-rata 2, ada baiknya warga Buton lebih
pendapatan per hektar adalah Rp 35.921.389, mengembangkan usahatani campuran 1 untuk
untuk Usahatani campuran 2 total pendapatan mendapatakan pendapatan yang lebih tinggi
sebesar Rp 456.460.088 dengan rata-rata dengan mempertimbangkan iklim dan harga
pendapatan per hektar adalah Rp 30.430.699. jual saat panen dari jenis tanaman yang akan
Setelah pengambilan data untuk diusahakan.
masing-masing responden dilakukan,
selanjutanya untuk membandingkan pendapatan
dari masing-masing responden diambil rata-rata DAFTAR PUSTAKA
pendapatan per hektar dari setiap responden.
Selanjutnya untuk melihat perbandingan Adrianto, T. 2014. Pengantar Ilmu Pertanian:
pendapatan usahatani campuran di Lingkungan Agraris, Agrobisnis, Agroindustry dan
VII Kelurahan Airmadidi Bawah, maka dilakukan Agroteknologi. Edisi 1. Yogyakarta
uji beda rata-rata atau uji-t dengan menggunakan
bantuan software SPSS. Data yang akan di uji Agustyari, N.K. 2013. Perbandingan Pendapatan
adalah rata-rata pendapatan per hektar dari Usahatani Jagung Manis dan Padi di
masing-masing responden usahatani campuran 1 Subak Delod Sema Padanggalak Desa
dengan rata-rata pendapatan per hektar dari Kesiman Petilan Kecamatan Denpasar
masing-masing responden usahatani campuran 2. Timur. Skripsi. Universitas Udayana.
Untuk hasil pengujian dengan menggunakan Bali
software SPSS dapat dilihat pada lampiran 7.

89
Perbandingan Pendapatan Usahatani Campuran.....................(Jefier Kuheba, Joachim Dumais, Paulu Pangemanan)

Dyckman, Dukes R,Charles J. 2000. Akuntansi Kelurahan Kiniar Kecamatan Tondano


Intermediate. Edisi ke 3. Jillid 1. Timur. Skripsi. Universitas Sam
Diterjemahkan oleh Munir Ali. Jakarta. Ratulangi. Manado
Erlangga
Rochaeni, S. 2014. Pembangunan Pertanian
Eliana. A. 2015. Perbandingan Pendapatan Petani Indonesia edisi 2. GRAHA ILMU.
Kacang di Desa Tombasian Atas Yogyakarta
Kecamatan Kawangkoan Barat
Kabupaten Minahasa. Skripsi. Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Bisnis.
Universitas Sam Ratulangi. Manado Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D. Alfabeta. Bandung.
Hernanto, F. 1993. Ilmu Usaha Tani. PT. Penebar
Swadaya. Jakarta Sukirno, S. 2002. Pengantar Teori Ekonomi
Mikro. PT. Raja Grafindo Persada.
Hanafie, R. 2010. Pengantar Ekonomi Pertanian: Jakarta
edisi 1. C.V ANDI OFFSET. Yogyakarta
Sukino. 2014. Membangun Pertanian Dengan
Harahap, S. 2008. Teori Akuntansi. Jakarta. PT. Pemberdayaan Masyarakat Tani:
Raja Grafindo Persada Terobosan Menanggulangi Kemiskinan.
Yokyakarta
Ikatan Akuntansi Indonesia. 2012. Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan PSAK. Sukoco, S. 1999. Pertanian Masa Depan:
No.23 Pengantar Untuk Pertanian
Berkelanjutan Dengan Input Luar
Kieso, Weygant J, Warfield T. 2011. Intermediate Rendah. KANISIUS. Yogyakarta
Accounting. IFRS edition. Volume 2.
Jakarta Suratiyah, K. 2015. Ilmu Usaha Tani: Edisi revisi.
Penebar Swadaya. Jakarta
Kaunang, A. 2014. Perbandingan Pendapatan
Petani Pala Pada Berbagai Saluran Suwardjono. 2010. Teori Akuntansi, Perekayasa
Pemasaran di Kecamatan Kauditan Pelaporan Keuangan. Edisi ke 3.
Kabupaten Minahasa Utara. Skripsi. Yokyakarta. BPFE
Universitas Sam Ratulangi. Manado
Tigauw, N. 1998. Analisis Pendapatan Usahatani
Khaerizal, H. 2008. Analisis Pendapatan dan Padi Gogo Sebagai Tanaman Sela di
Faktor-Faktor Produksi Usahatani Lahan Pertanian Kelapa. Skripsi.
Komoditi Jagung Hibrida dan Bersari Universitas Sam Ratulangi. Manado
Bebas (lokal). Skripsi. Institut Pertanian Wijayanti. V. 2010. Usahatani Kakao dan Tingkat
Bogor Ekonomi Petani di Desa Banjarasri
Kecamatan Kalibawang Kabupaten
Pontoh, S. 2014. Perbandingan Pendapatan Petani Kulon Progo. Skripsi. Universitas Negeri
Padi Sawah Peserta dan Bukan Peserta Yogyakarta
Pasar Lelang Komoditi Agro ( PLKA) di

90

You might also like