Professional Documents
Culture Documents
ID Perbandingan Pendapatan Usahatani Campur
ID Perbandingan Pendapatan Usahatani Campur
ABSTRACT
The objective of research is to compare how much the average income per hectare of
farms mixture by grouping types of plants in the Airmadidi Bawah Village. This research was
conducted in the Airmadidi Bawah urban village for 3 months, from September to November 2015
with the method of data collection by using primary data. Samples taken were 15 for each farming
mix using cluster random sampling technique. To determine the ratio mix used farm income analysis
tool SPSS by using t-test. The results showed that there were significant differences between 1 st
mixed farming with 2nd mixed farming; the average income per hectare of 1st mixed farming Rp.
35.921.389,- was higher than the average income per hectare of 2nd mixed farming Rp. 30.430.699,-
Results of testing the hypothesis 1st mixed farming and 2nd mixed farming shows the t-test (4.910) > t-
table (1,761). From the test results, Ho is rejected and H1 is accepted, it means that there are
differences in the average income per hectare of the 1st mixed farming and 2nd mixed farming.jnkd
Keyword : farms mixture, grouping types of plants, Airmadidi Bawah, North Minahasa
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan membandingkan berapa besar pendapatan rata-rata per hektar
usahatani campuran berdasarkan pengelompokan jenis tanaman di Kelurahan Airmadidi Bawah.
Penelitian ini dilaksanakan di Lingkungan VII Kelurahan Airmadidi Bawah selama 3 bulan, sejak
bulan September sampai November 2015 dengan metode pengambilan data menggunakan data
primer. Sampel diambil sebanyak 15 untuk masing usahatani campuran dengan menggunakan teknik
cluster random sampling. Untuk mengetahui perbandingan pendapatan usahatani campuran
digunakan alat analisis SPSS dengan uji-t. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat perbedaan
pendapatan yang nyata antara usahatani campuran 1 dengan usahatani campuran 2, pendapatan rata-
rata per hektar usahatani campuran 1 sebesar Rp 35.921.389 lebih tinggi dari pendapatan rata-rata per
hektar usahatani campuran 2 yaitu sebesar Rp 30.430.699. Hasil pengujian hipotesis usahatani
campuran 1 dan usahatani campuran 2 menunjukan t-hitung (4,910) > t-tabel (1,761). Dari hasil
pengujian maka, Ho di tolak dan H1 di terima, itu berarti bahwa terdapat perbedaan rata-rata
pendapatan per hektar antara usahatani campuran 1 dengan usahatani campuran 2.
Kata Kunci: usahatani campuran, pengelompokan jenis tanaman, Kelurahan Airmadidi Bawah,
Kabupaten Minahasa Utara
77
Perbandingan Pendapatan Usahatani Campuran.....................(Jefier Kuheba, Joachim Dumais, Paulu Pangemanan)
Pertanian sebagai penghasil pangan, sandang produksi yang diterima oleh petani atau manajer
dan papan yang terlihat nyata, petani juga atau pemilik unsur produksi tertentu. Dalam
memberikan multifungsi bagi masyarakat pengertian teknis pendapatan adalah selisih
umum, selain memberi barang, petani juga antara penerimaan dengan pengeluaran dalam
memberikan jasa linkungan, selain itu pertanian produksi usahatani yang dihitung dalam suatu
juga menjaga ketahanan pangan, penyangga jangka waktu tertentu.
ekonomi dalam keadaan krisis, penyedia Warga Buton berasal dari daerah
lapangan kerja. Sulawesi Tenggara dengan penghasil aspal yang
Pembangunan pertanian pada kemudian bermigrasi ke daerah Bitung, pada
hakekatnya lebih ditekankan pada peningkatan tahun 1978 warga Buton ke daerah Airmadidi
kesejahteraan petani pada umumnya, dengan jumlah 7 kk, pada tahun 2008
masyarakat pedesaan khususnya yang dapat Airmadidi melakukan pemekaran dan warga
dicapai melalui peningkatan nilai tambah, Buton masuk Lingkungan VII Kelurahan
penganekaragaman hasil pertanian guna Airmadidi Bawah sampai sekarang dengan
memenuhi kebutuhan pangan, bahan baku jumlah kk 157 dan jumlah jiwa 664. Sebelum
industri, mendorong perluasan dan pemerataan masuk ke daerah Airmadidi warga Buton
kesempatan berusaha dan lapangan kerja serta sebelumnya berada di daerah Bitung yang
mendukung kegiatan pembangunan wilayah. sebagian besar bermata pencarian sebagai
Bagi produk pertanian hal tersebut meliputi nelayan. Sebagian besar masyarakat Buto yang
seluruh sistem agribisnis, mulai dari hulu antara tinggal di daerah Airmadidi bermata pencarian
lain : pengadaan bibit, sarana produksi, pola petani dengan menanam berbagai macam
tanam, proses budidaya hingga hilir yaitu rempah-rempah seperti jahe, sereh, cabe, kunyit
penanganan pasca panen, industri pengolahan serta tanaman lain seperti jagung, sayur, kacang
kegiatan perdagangan, institusi pasar, jasa tanah dan terong. Dalam meningkatkan
penunjang atau kelembagaan termasuk pendapatan, petani yang ada memanfaatkan
kemampuan petani produsen. lahan yang ada dengan sebaik-baiknya untuk
Usahatani sendiri pada dasarnya memproduksi komoditi pertanian baik untuk
merupakan bentuk interaksi antara manusia dan dipasarkan maupun di konsumsi untuk
alam dimana terjadi saling mempengaruhi kehidupan sehari-hari. Dari latar belakang
antara manusia dan alam sekitarnya. Akses diatas peneliti mengadakan penelitian dengan
petani sangat kecil terlebih dengan arus deras judul “Perbandingan Pendapatan Usahatani
alih fungsi lahan, yang makin memperkecil Campuran Berdasarkan Pengelompokan Jenis
akses dan mempersempit wilayah produksi Tanaman (Studi Kasus Kelurahan Airmadidi
pertanian. Usahatani yang ada kebanyakan Bawah)”.
hanya berskala kecil yang hanya mampu Usahatani
menghidupi kehidupan sehari-hari, usaha tani Usahatani sebagai organisasi dari alam,
umumnya sangat kecil dalam berbagai bidang kerja dan modal yang ditujukan kepada produksi
karena keterbatasan asset produktif, modal dilapangan pertanian. Organisasi ini
kerja, daya tawar menawar transaksi dan ketatalaksanaannya berdiri sendiri dan sengaja
kekuatan politik ekonomi sehingga usaha tani diusahakan oleh seorang atau sekumpulan,
tidak dapat berkembang secara dinamis. segolongan sosial, baik yang terikat genologis,
Usahatani campuran merupakan metode yang politis maupun territorial sebagai pengelolanya.
digunakan petani dalam meningkatkan produksi Dalam Suratiyah (2015) Berdasarkan tujuan dan
prinsip sosial ekonomi, perkembangan usahatani
hasil pertanian dimana dalam satu musim tanam
digolongkan dalam 3 golongan sebagai berikut.
petani menanam lebih dari satu jenis tanaman
a. Usahatani yang memiliki ciri-ciri
dengan tujuan untuk menambah nilai ekonomi
ekonomis capitalis misalnya perusahaan
pada lahan usahatani tersebut. pertanian/perkebunan di Indonesia yang
Di kutip dari skripsi Tigauw (1998) berbadan hukum. Dalam hal ini
didalam usahatani pendapatan mengandung dua pengelolaan perusahaan terpisah dengan
pengertian, yaitu: pengertian praktis dan pengelolaan rumah tangga. Orientasi
pengertian teknis. Pendapatan dalam pengertian usaha pada komoditas yang dipasarkan
praktis adalah balas jasa dari unsur-unsur
78
Agri-Sosioekonomi Unsrat, ISSN 1907– 4298 , Volume 12 Nomor 2A, Juli 2016 : 77 - 90
untuk memperoleh keuntungan yang petani. Laba, upah tenaga keluarga dan
sebesar-besarnya. bunga modal sendiri dianggap suatu
b. Usahatani yang memiliki dasar ekonomis- kesatuan yang tidak dapat dipisahkan lagi.
sosialistis-komunitas. Misalnya sovchos Sementara perusahaan pertanian tujuan
dan kolchos yang ada di Rusia. Usahatani akhirnya adalah keuntungan atau laba yang
golongan ini menganggap tenaga kerja sebesar-besarnya, yaitu selisih antara nilai
manusia sebagai faktor yang terpenting, hasil produksi dikurangi dengan biaya.
mampu meberikan nilai lebih sehingga 2. Bentuk Hukum.
tenaga kerja yang dihargai dengan sangat Usahatani keluarga tidak berbadan hukum,
istimewa. Tujuan utamanya adalah sedangkan perusahaan pertanian pada
memproduksi hasil bumi untuk keperluan umumnya memiliki badan hukum, misalnya
masyarakat banyak dan diatur secara PT. firma dan CV.
sentral menurut rencana pemerintah. 3. Luas Usaha.
c. Usahatani yang memiliki ciri-ciri Usahatani keluarga umumnya berlahan
ekonomis seperti yang diuraikan oleh A. sempit yang biasanya disebut petani gurem
Tshajanov yaitu family farming yang karena penggunaan lahan kurang dari 0,5
berkembang dari subsistence farming ke ha. Sedangkan perusahaan pertanian pada
commercial farming. umumnya berlahan luas karena orientasinya
pada efisiensi dan keuntungan.
Pada dasarnya perkembangan usahatani 4. Jumlah Modal.
hanya bertujuan menghasilkan bahan pangan Usahatani keluarga mempunyai modal per
untuk kebutuhan keluarga sehingga hanya satuan luas lebih kecil dibandingkan dengan
merupakan usahatani swasembada atau perusahaan pertanian.
subsistence. Oleh karena sistem pengelolaan yang 5. Jumlah Tenaga Yang Dicurahkan.
lebih baik maka dihasilkan produk berlebih dan Jumlah tenaga yang dicurahkan per satuan
dapat dipasarkan sehingga bercorak usahatani luas usahatani keluarga lebih besar daripada
swasembada keuangan. Pada akhirnya karena perusahaan pertanian.
berorientasi pada pasar maka menjadi usahatani 6. Unsur Usahatani.
niaga. Usahatani pada mulanya hanya mengelola Unsur usahatani keluarga dengan
tanaman pangan kemudian berkembang meliputi perusahaan pertanian dibedakan pada
berbagai komoditi sehingga bukan usahatani tenaga luar yang dibayar. Pada usahatani
murni tetapi menjadi usahatani campuran (mixed keluarga melibatkan petani keluarga serta
farming). Menurut Suratiyah (2015) usahatani tenaga luar, sedangkan perusahaan
campuran meliputi berbagai macam komoditas, pertanian hanya tenaga luar yang dibayar.
antara lain tanaman pangan, hortikultura (sayur, Unsur lainnya berupa tanah dan alam
buah-buahan, tanaman hias) dan tanaman sekitarnya serta modal merupakan unsur
perkebunan. yang dimiliki baik usahatani keluarga
Secara garis besar, menurut Suratiyah maupun perusahaan pertanian.
(2015) ada dua bentuk usahatani yang telah 7. Sifat Usahatani.
dikenal yaitu usahatani keluarga (family farming) Sifat usahatani keluarga pada umumnya
dan perusahaaan pertanian (plantation, estate, bersifat subsistence, komersial, maupun
enterprise), umumnya yang dimaksud dengan semi komersial (transisi dari subsistence ke
usahatani adalah usaha keluarga sedangkan yang komersial). Sementara perusahaan pertanian
lain adalah perusahaan pertanian. Perbedaan selalu bersifat komersial, artinya selalu
pokok antara usahatani keluarga dan perusahaan mengejar keuntungan dengan
pertanian terletak pada 8 hal, yakni sebagai memperhatikan kualitas maupun kuantitas
berikut: produksinya.
1. Tujuan Akhir. 8. Pemanfaatan Terhadap Hasil-Hasil
Tujuan akhir usahatani keluarga adalah Pertanian.
pendapatan keluarga petani (family farm Perusahaan pertanian selalu berusaha untuk
income) yang terdiri atas laba, upah tenaga memanfaatkan hasil-hasil pertanian yang
keluarga dan bunga modal sendiri. mutakhir, bahkan tidak segan membiayai
Pendapatan yang dimaksud adalah selisih penelitian demi kemajuan usahanya.
antara nilai produksi dikurangi dengan Perusahaan pertanian biasanya mempunyai
biaya yang betul-betul dikeluarkann oleh bagian penelitian dan pengembangan yang
79
Perbandingan Pendapatan Usahatani Campuran.....................(Jefier Kuheba, Joachim Dumais, Paulu Pangemanan)
berfungsi untuk mencari dan menemukan Alat-alat produksi tahan lama seperti
terobosan baru baik dari segi teknik bangunan pertanian (mis: gudang,
bercocok tanam, pengolahan hasil maupun pondok, pagar, dll), cangkul, parang,
pemasarannya. Sementara usahatani hand tracktor, bajak, dll.
keluarga karena keterbatasan modal, 4. Biaya tenaga kerja
peralatan dan human capital maka Biaya tenaga kerja adalah besarnya upah
terobosan-terobosan baru tergantung pada yang dibayarkan atas tenaga kerja yang
hasil penelitian dan pengembangan bekerja pada usahatani. Biaya tenaga
pemerintah melalui departemen pertanian kerja dikelompokan dalam dua bagian
dengan balai penelitian dan pengembangan yaitu biaya tenaga kerja upahan (tenaga
teknologi serta tenaga-tenaga penyuluh. kerja dari luar keluarga) dan biaya tenaga
Petani menerapkan hasil-hasil penelitian kerja yang diperhitungkan (tenaga kerja
tersebut setelah mengamati dan mengikuti dalam keluarga).
demonstrasi plot serta upaya-upaya
sosialisasi yang dilakukan pemerintah Tenaga Kerja Dalam Usahatani
lainnya. Dalam Hernanto (1993) tenaga kerja
merupakan salah satu unsur penentu, terutama
Klasifikasi Biaya Dalam Usahatani bagi usahatani yang sangat tergantung pada
Biaya usahatani dapat dikalsifikasikan musim. Kelangkaan tenaga kerja mengakibatkan
berdasarkan beberapa hal: mundurnya waktu penanaman sehingga
berpengaruh pada pertumbuhan tanaman,
A. Berdasarkan sifat, biaya usahatani terdiri produktivitas dan kualitas produk. Tenaga kerja
dari: merupakan faktor penting dalam usahatani
1. Biaya tetap (fixed cost), yaitu biaya relatif keluarga, khususya tenaga kerja petani beserta
tetap jumlahnya dan terus dikeluarkan anggota keluarganya. Rumah tangga tani yang
walaupun produksi yang diperoleh umumnya sangat terbatas kemampuannya sangat
banyak atau sedikit, seperti misalnya: ditentukan dari segi modal dan peranan tenaga
pajak, biaya bunga atas tanah, biaya kerja keluarga. Jika masih dapat diselesaikan oleh
penyusutan alat. tenaga kerja keluarga sendiri maka tidak perlu
2. Biaya tidak tetap atau biaya berubah-ubah mengupah tenaga luar, yang berarti menghemat
(variable cost), yaitu biaya yang besar biaya. Baik pada usahatani keluarga maupun
kecilnya dipengaruhi oleh produksi yang perusahaan pertanian, peranan tenaga kerja belum
diperoleh. Misalnya: biaya pembelian sepenuhnya dapat diatasi dengan tekonologi yang
sarana produksi ( benih, pupuk, obat- menghemat tenaga (tekonologi mekanis). Hal ini
obatan dan lain-lain). dikarenakan selain mahal, juga ada hal-hal
tertentu yang tidak dapat digantikan oleh selain
B. Berdasarkan jenis kegiatan, biaya tenaga kerja manusia.
usahatani terdiri dari:
1. Pembelian sarana produksi habis pakai A. Karakteristik tenaga kerja dalam usahatani.
Semua biaya yang dikeluarkan untuk Tenaga kerja dalam usaha tani memiliki
pengadaan sarana produksi (bibit/benih, karakteristik yang sangat berbeda dengan
pupuk, obat-obatan, dll) yang benar-benar tenaga kerja dalam usaha bidang lain yang
digunakan dalam suatu siklus produksi. bukan pertanian. Karakteristik tenaga kerja
Biaya pupuk misalnya adalah jumlah dalam usahatani adalah sebagai berikut:
uang (rupiah) yang telah dibayarkan - Keperluan akan tenaga kerja dalam
untuk jumlah pupuk yang telah terpakai. usahatani tidak kontinyu dan tidak
2. Biaya bunga modal. merata.
Uang yang diinvestasikan dalam - Penyerapan tenaga kerja dalam usahatani
usahatani untuk jangka waktu tertentu sangat terbatas.
tidak dapat bergerak bebas, dalam arti - Tidak mudah distandarkan, dirasionalkan
bawah uang tersebut tidak dapat dan dispesialisasikan.
digunakan untuk keperluan lain. - Beraneka ragam coraknya dan kadang
3. Biaya alat produksi tahan lama kala tidak dapat dipisahkan satu sama
lainnya.
80
Agri-Sosioekonomi Unsrat, ISSN 1907– 4298 , Volume 12 Nomor 2A, Juli 2016 : 77 - 90
Karakteristik akan memerlukan sistem yang terbagi menurut umur, jenis kelamin,
manajerial tertentu yang harus dipahami kualitas dan kegiatan kerja (prestasi kerja).
sebagai peningkatan usahatani itu sendiri. Menurut Suratiyah (2015) kegiatan kerja
Selama ini khususnya di Indonesia, sistem tenaga luar keluarga sangat dipengaruhi oleh :
manajerial usahatani biasanya sangat 1. Sistem upah.
sederhana. Sistem upah dibedakan menjadi tiga yaitu
upah borongan, upah waktu dan upah
B. Peran petani. premi. Masing-masing sistem tersebut
Tenaga kerja usahatani keluarga teridiri akan mempengaruhi prestasi seorang
atas petani beserta keluarga dan tenaga luar tenaga kerja luar keluarga.
yang keseluruhannya berperan dalam 2. Lamanya waktu kerja.
usahatani. Petani berperan sebagai manajer, Lama waktu kerja seseorang dipengaruhi
juru tani dan manusia biasa yang hidup dalam oleh seseorang tersebut. Seseorang yang
masyarakat. Petani sebagai manajer tidak dalam keadaan cacat atau sakit,
berhadapan dengan berbagai alternatif yang secara normal mempunyai kemampuan
harus diputuskan mana yang harus dipilih untuk bekerja. Selain itu lama kerja juga
untuk diusahakan, menentukan cara produksi, dipengaruhi oleh keadaan iklim suatu
cara pembelian sarana produksi, menghadapi tempat tertentu. Salah satu contohnya
persoalan tentang biaya, mengusahakan adalah wilayah tropis seperti Indonesia,
permodalan dan sebagainya. Untuk itu, untuk melakukan aktivitas lapangan
diperlukan keterampilan, pendidikan dan seperti petani tidak dapat bertahan lama
pengalaman yang akan berpengaruh dalam Karena cuaca yang panas.
proses pengambilan keputusan. Petani sebagai 3. Kebutuhan sehari-hari.
juru tani harus dapat mengatur, melaksanakan Kehidupan sehari-hari seorang tenaga
dan mengawasi kegiatan usahataninya, baik kerja dapat dilihat pada keadaan
secara teknis maupun ekonomis. Disamping makanan/menu dan gizi, tempat tinggal,
itu, tersedia sarana produksi dan peralatan kesehatan serta lingkungan sekitarnya,
akan menunjang keberhasilan petani sebagi jika kondisi kurang baik dan tidak
juru tani. memenuhi syarat maka akan berpengaruh
Petani sebagai anggota negatif terhadap kinerjanya.
masyarakat yang hidup dalam suatu 4. Kecakapan.
ikatan keluarga akan selalu berusaha Kecakapan seseorang menentukan
memenuhi kebutuhan keluarganya. Di kinerjanya. Seseorang yang lebih cakap
samping itu, petani juga harus memenuhi tentu saja prestasinya lebih tinggi bila
kebutuhan masyarakat atas diri dan dibandingkan dengan seseorang yang
keluarganya. Sebaliknya, petani juga kurang cakap. Kecakapan seseorang
membutuhkan bantuan masyarakat tersebut ditentukan oleh pendidikan,
sekelilingnya. Besar kecilnya kebutuhan pengetahuan dan pengalamannya.
bantuan terhadap masyarakat 5. Umur tenaga kerja.
sekelilingnya tergantung pada teknologi Umur seseorang menentukan prestasi
yang digunakan dan sifat masyarakat kerja atau kinerja orang tersebut. Semakin
setempat. tua umur tenaga kerja maka secara fisik
akan terasa berat pekerjaannya, sehingga
C. Tenaga kerja dalam dan luar keluarga akan semakin turun pula prestasinya.
Peranan anggota keluarga yang lain Namun, dalam hal tanggung jawab
adalah sebagai tenaga kerja disamping juga semakin tua umur tenaga kerja tidak akan
tenaga luar keluarga yang diupah. Banyak berpengaruh karena justru semakin
sedikitnya tenaga kerja yang dibutuhkan berpengalaman. Sementara untuk tenaga
dalam usahatani berbeda-beda, tergantung kerja keluarga karena tidak diupah,
jenis tanaman yang diusahakan. Banyak tingginya prestasi kerja dipengaruhi oleh
sedikitnya tenaga luar yang dipergunakan yang paling utama yaitu besarnya
tergantung pada dana yang tersedia untuk kebutuhan keluarga di samping faktor-
membiayai tenaga luar tersebut. Ada beberapa faktor yang lain. Besarnya prestasi kerja
hal yang membedakan antara tenaga kerja tenaga keluarga dipengaruhi oleh
keluarga dan tenaga luar keluarga antara lain perbandingan antara besarnya konsumen
81
Perbandingan Pendapatan Usahatani Campuran.....................(Jefier Kuheba, Joachim Dumais, Paulu Pangemanan)
82
Agri-Sosioekonomi Unsrat, ISSN 1907– 4298 , Volume 12 Nomor 2A, Juli 2016 : 77 - 90
83
Perbandingan Pendapatan Usahatani Campuran.....................(Jefier Kuheba, Joachim Dumais, Paulu Pangemanan)
84
Agri-Sosioekonomi Unsrat, ISSN 1907– 4298 , Volume 12 Nomor 2A, Juli 2016 : 77 - 90
Gambar1. Pola Tanam Usahatani Campuran untuk membeli jahe yang kemudian dipasarkan
kembali di daerah Tondano.
12
Karakteristik Responden.
10 11 11
8 Umur
BULAN
6
Umur petani sangat berpengaruh dalam
6 proses produksi usahatani. Untuk umur responden
4 5 usahatani campuran 1 dan umur responden
2 usahatani campuran 2 di Lingkungan VII
0
Kelurahan Airmadidi bawah dapat dilihat pada
jahe cabe jahe sereh Tabel 1.
Tabel 1 menunjukan bahwa 4 responden
JENIS TANAMAN
usahatani campuran 1 dan usahatani campuran 2
berumur 33 sampai 41 tahun, dan berumur 51
sampai 59 tahun dengan jumlah persentase 26,67
Gambar 1 menunjukan pola tanam persen dan responden usahatani campuran1 dan
usahatani masyarakat Buton dalam 1 musim usahatani campuran 2 paling banyak berumur 42
tanam. Pola tanam yang digunakan oleh sampai 50 tahun berjumlah 7 responden maka
masyarakat Buton dalam melakukan usahatani dengan jumlah persentase mencapai 46,67
campuran yaitu dengan menanam 1 jenis tanaman persen.
yang utama. Jenis tanaman utama yang ditanami
warga Buton yaitu jahe. Jangka waktu panen Tingkat Pendidikan
tanaman jahe terbilang cukup lama yaitu Tingkat pendidikan responden sangat
membutuhkan waktu 9 sampai 11 bulan dalam berperan dalam menentukan jenis usaha,
satu musim tanam agar bisa memanen tanaman pengalokasian input dan semua yang berkaitan
jahe sehingga warga Buton menanam jenis dengan proses produksi. Tingkat pendidikan
tanaman lain yang jangka waktu panennya lebih responden bervariasi mulai dari tidak bersekolah
cepat dari tanaman jahe seperti cabe, sereh, sampai dengan tingkat pendidikan SMA. Untuk
kunyit, kemangi, terong, kacang tanah, jagung dan melihat jumlah responden berdasarkan tingkat
lain-lain. Jenis tanaman lain yang diambil dalam pendidikan di Lingkungan VII Kelurahan
penelitian adalah tanaman cabe dimana jangka Airmadidi Bawah dapat dilihat pada Tabel 2.
waktu panen tanaman cabe lebih cepat dari Tabel 2 menunjukan bahwa sebagian besar
tanaman jahe yaitu hanya 3 sampai 5 bulan, dan responden berpendidikan SD dan SMP,dimana
tanaman sereh dimana jangka waktu penen untuk untuk responden usahatani campuran 1 paling
tanaman sereh berkisar 5 sampai 6 bulan. banyak berpendidikan SD berjumlah 7 responden
Hasil produksi dari usahatani campuran di dengan jumlah persentase 46,67 % dan untuk
Linkungan VII Kelurahan Airamadidi Bawah responden usahatani campuran 2 paling banyak
paling banyak di jual di pasar Airmadidi. Produksi berpendidikan SMP berjumlah 6 orang dengan
tersebut juga dipasarkan oleh pedagang jumlah persentase 40 %.
pengumpul yang datang dari daerah Tondano
.
85
Perbandingan Pendapatan Usahatani Campuran.....................(Jefier Kuheba, Joachim Dumais, Paulu Pangemanan)
2 SD 7 46,67 3 20
3 SMP 3 20 6 40
1 1-2 8 53,33 6 40
2 >3 7 46,67 9 60
86
Agri-Sosioekonomi Unsrat, ISSN 1907– 4298 , Volume 12 Nomor 2A, Juli 2016 : 77 - 90
87
Perbandingan Pendapatan Usahatani Campuran.....................(Jefier Kuheba, Joachim Dumais, Paulu Pangemanan)
Tabel 5. Biaya Penyusutan Alat-alat Pertanian Usahatani campuran 1 Dan Usahatani Campuran 2
Tabel 8. Jumlah Produksi Dan Penerimaan Usahatani Campuran 1 Dan Usahatani Campuran 2
Uraian Usahatani campuran 1 Usahatani campuran 2
Jahe Cabe Penerimaan Jahe (kg) Sereh Penerimaan
(kg) (kg) (Rp) (tangkai) (Rp)
Jumlah 30.300 4.790 26.600 97.090
produksi
Rata-rata 18.800 6.000 596.990.000 18.900 166 516.466.940
harga jual
Total 596.990.000 516.466.940
Rata-rata 39.799.333 34.431.129
penerimaa
n/ha
Sumber: di olah dari data primer, 2015.
88
Agri-Sosioekonomi Unsrat, ISSN 1907– 4298 , Volume 12 Nomor 2A, Juli 2016 : 77 - 90
89
Perbandingan Pendapatan Usahatani Campuran.....................(Jefier Kuheba, Joachim Dumais, Paulu Pangemanan)
90