You are on page 1of 11

PENGARUH WAKTU INKUBASI DAN KONSENTRASI SUKROSA TERHADAP

KARAKTERISTIK MINUMAN PROBIOTIK DARI WHEY HASIL SAMPING KEJU


EFFECT OF INCUBTION TIME AND SUCROSE CONCENTRATION ON PROBIOTIC
DRINK CHARACTERISTIC FROM WHEY A CHEESE BY-PRODUCT

Edhi Nurhartadi1), Asri Nursiwi1), Rohula Utami1), Erina Widayani1)


1)
Program Studi Teknologi Pangan, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret, Surakarta
Jl. Ir. Sutami 36A Kentingan Jebres Surakarta 57126
Email : edhi.nr@staff.uns.ac.id

Diserahkan [24 Mei 2018]; Diterima [5 Juli 2018]; Dipublikasi [31 Agustus 2018]
ABSTRACT

Whey is a cheese by product that has potential to be developed into fermented drink because inside it is
still lactose, proteins and minerals. This study aims to determine the effect of variations in incubation time and
sucrose concentration on the probiotic drink characteristics made from whey. This study uses Completely
Randomized Design (CRD) with two factors, variation of incubation time (24 and 36 hours) and sucrose
concentration of (8%; 10%; 12%) on the probiotic whey drink. Probiotic starter cultures used are Lactobacillus
acidophillus and Bifidobacterium longum IFO ATCC 13951 15 708 with ratio of 1: 1. Analysis was performed
on viscosity, lactic acid levels, pH, antioxidant activity, total lactic acid bacteria and sensory characteristics.
The results showed that the selected formula based on hedonic test is probiotic whey drink with 36-hour
incubation time and 12% sucrose concentration. Probiotic whey drink has characteristics namely viscosity 6.578
cP, 0.453% lactic acid levels, pH 4.36, the antioxidant activity of 19.409%, and total lactic acid bacteria 7.4 x
109 cells / ml.
Keywords: fermentation, incubation time, probiotic, sucrose concentration, whey

ABSTRAK

Whey merupakan hasil samping keju yang mempunyai potensi untuk dikembangkan menjadi minuman
fermentasi karena di dalamnya masih terdapat laktosa, protein dan mineral. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh variasi waktu inkubasi dan konsentrasi sukrosa terhadap karakteristik minuman probiotik
berbahan dasar whey. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan dua faktor, variasi
waktu inkubasi (24 dan 36 jam) dan konsentrasi sukrosa (8%; 10%; 12%) pada minuman whey probiotik. Kultur
starter probiotik yang digunakan adalah bakteri Lactobacillus acidophillus IFO 13951 dan Bifidobacterium
longum ATCC 15708 dengan rasio 1:1. Analisis dilakukan pada viskositas, kadar asam laktat, pH, aktivitas
antioksidan, total bakteri asam laktat dan sensori. Hasil penelitian menunjukkan bahwa formula yang paling
disukai panelis yaitu minuman whey probiotik dengan waktu inkubasi 36 jam dan konsentrasi sukrosa 12%.
Minuman whey probiotik yang paling disukai mempunyai karakteristik yaitu viskositas 6,578 cP, kadar asam
laktat 0,453%, pH 4,36, aktivitas antioksidan 19,409%, dan total bakteri asam laktat 7,4 x 10 9 sel/ml.
Kata kunci: fermentasi, konsentrasi sukrosa, waktu inkubasi, minuman whey probiotik

PENDAHULUAN 6% dari padatan dalam whey, mengandung


Whey merupakan hasil samping yang 10% protein, 72% karbohidrat, 1% lemak,
dihasilkan dari satu tahapan proses dan 8,2% abu. Mineral dalam whey antara
pembuatan keju. Setiap produksi 1 kg keju lain adalah kalsium, fosfor, natrium, dan
dari 10 liter susu sapi segar akan dihasilkan kalium. Di dalam whey mengandung laktosa
8-9 liter whey. Komponen utama yang yang cukup tinggi, sehingga whey dapat
terdapat pada protein whey adalah β- dimanfaatkan sebagai bahan baku
lactoglobulin (β-lg) dan α-lactalbumin (α- pembuatan produk minuman yang
la), karena kedua protein ini mempunyai menggunakan proses fermentasi.
proporsi berkisar 80% dari seluruh protein Untuk memberikan nilai tambah pada
whey (Rachmawati, 2010). Menurut whey adalah melalui proses fermentasi
Soekotjo (2003) whey dari keju mengandung menggunakan mikroba probiotik. Proses
kurang lebih 85-90% volume susu dan lebih fermentasi akan menghasilkan produk yang
dari setengahnya adalah bahan padat susu, memiliki fungsi kesehatan, bercitarasa khas,

Jurnal Teknologi Hasil Pertanian, Vol. IX, No. 2, Agustus 2018 73


dan praktis (Rahmawati, 2010). Minuman 13951 dari Laboratorium Rekayasa Proses
probiotik mengandung bakteri probiotik Pengolahan dan Hasil Pertanian, Program
yang bermanfaat dan turut berfungsi dalam Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas
pencernaan manusia, yaitu Bifidobacterium Pertanian, Universitas Sebelas Maret
yang banyak dijumpai di saluran pencernaan Surakarta. Gula sukrosa merk “Gulaku”.
manusia dan hewan secara alamiah. Bakteri NaOH 0,1 N, indikator phenolphthalein (pp)
lain yang termasuk bakteri probiotik dan 1% trayek pH 8-10, aquadest, larutan bufer
sudah melalui uji klinis adalah Lactobacillus pH 7,0 dan pH 4,0. Media deMan Rogosa
casei dan L. acidophilus (Soekotjo, 2003). Sharpe (MRS) agar dan broth, larutan
Produk pangan dikatakan sebagai probiotik Nelson A dan B, arsenomolibdat, larutan
harus mengandung bakteri probiotik dengan standar laktosa, larutan 2,2-diphenyl-1-
jumlah minimal 107cfu/ml. Strain L. pycrylhydrazyl (DPPH), borang dan
acidophilus memiliki banyak kegunaan di nampan.
antaranya sebagai kultur starter pada produk Alat
olahan susu, untuk terapi yang terkait
dengan keseimbangan aktivitas mikroba Perkembangbiakan bakteri probiotik:
usus, digunakan dalam fermentasi makanan, ose, bunsen, tabung reaksi, vortex, laminar
dan sebagai probiotik pada suplemen diet air flow (Labconco), inkubator, autoklaf
(Sanders and Klaenhammer, 2001). (Selecta), kulkas. Analisis: Laminar Air
Penambahan sukrosa akan Flow (Labonco), inkubator (Selecta),
mempengaruhi pertumbuhan bakteri autoklaf (Selecta), cawan petri, pipet,
probiotik yang ada dalam minuman dan bunsen, oose, vortex, Erlenmeyer 250 ml,
aktivitasnya dalam memanfaatkan buret, statif, pH meter, pipet tetes,
komponen karbohidrat yang ada di dalam Erlenmeyer 100 ml, falling ball viscometer,
susunan bahan baku produk minuman pipet volume, propipet, kuvet,
fermentasi whey. Sukrosa merupakan salah spektrofotometer UV-Vis 1240 Shimadzu,
satu faktor yang mampu mempengaruhi waterbath (Memmert), labu takar, tabung
pertumbuhan bakteri asam laktat dan reaksi (Pyrex), gelas plastik, sendok kecil,
berpengaruh terhadap sifat fisik dan kimia nampan.
produk (Sintasari dkk, 2014). Sukrosa akan Tahapan Penelitian
meningkatkan total padatan, memberikan
rasa manis sehingga akan mempengaruhi Pembiakan Bakteri Probiotik
penerimaan masyarakat terhadap minuman Pembiakan bakteri probiotik
probiotik. Menurut penelitian Maryana dilakukan setelah kultur murni didapatkan.
(2014) penambahan sukrosa dan bakteri Peremajaan menggunakan media MRS
probiotik ke dalam whey fermentasi dapat (deMan Rogosa and Sharpe) cair dalam
meningkatkan mutu dari limbah whey. Pada tabung reaksi. Selanjutnya diinkubasi pada
penelitian ini whey limbah keju diolah untuk suhu 37°C sewaktu 24 jam dan disimpan
menjadi minuman probiotik dengan pada suhu 4°C. Peremajaan dilakukan hanya
dilakukan variasi waktu inkubasi dan jika ada perlakuan.
konsentrasi serta digunakan bakteri
Pembuatan starter
probiotik Lactobacillus acidophillus IFO
13951 dan Bifidobacterium longum ATCC Pembuatan kultur starter dilakukan
15708. dengan cara menginokulasikan kultur murni
yang disimpan dalam media MRS (deMan
BAHAN DAN METODE Rogosa and Sharpe) cair pada susu skim
(10% b/v) yang telah dipasteurisasi
Bahan
kemudian diinkubasi pada suhu 37°C selama
Whey didapatkan dari industri 12 jam sehingga disebut dengan starter
pengolahan keju di Boyolali. Bakteri induk. Starter induk sebanyak 3% (v/v)
probiotik Bifidobacterium longum ATCC kemudian ditambahkan susu skim sebesar
15707 dan Lactobacillus acidophilus IFO 10% (b/v) dan diinkubasi 37°C selama 12

74 Jurnal Teknologi Hasil Pertanian, Vol. IX, No. 2, Agustus 2018


jam sehingga disebut starter kerja. Starter sampai tanda, bola dimasukkan ke dalam
yang dibutuhkan dalam pembuatan viskometer kemudian dihitung waktu bola
minuman probiotik 1% (108 cfu/ml). jatuh sampai dasar. Viskositas minuman
probiotik whey dihitung berdasarkan
Pembuatan minuman probiotik
persamaan :
Proses pembuatan minuman
probiotik yaitu whey dipasteurisasi pada Viskositas = K x (ρt-ρ) t
suhu 75oC selama 30 menit, ditambahkan Keterangan :
sukrosa konsentrasi 8%, 10%, 12% pada K = Viscometer Constanta (0,2816)
suhu ruang 25oC. Dikemas dalam wadah ρt = berat jenis bola
yang tertutup, lalu ditambahkan ρ = berat jenis bahan
Lactobacillus acidophilus IFO 13951 dan t = waktu yang dibutuhkan bola sampai
Bifidobacterium longum ATCC 15707 dasar
dengan perbandingan 1%:1%, selanjutnya
diinkubasi pada suhu 37oC dengan waktu Total Bakteri Probiotik
inkubasi 24 dan 36 jam. Perhitungan total bakteri probiotik
Analisis dengan dihitung bakteri di bawah
mikroskop menggunakan haemocytometer.
Penentuan pH
Analisis Sensoris
pH ditentukan dengan pH meter
pada sampel minuman probiotik whey. Analisis sensoris dengan uji tingkat
kesukaan panelis, digunakan 30 panelis
Kadar Asam Laktat tidak terlatih, setiap panelis diminta untuk
Kadar asam laktat ditentukan menilai sampel, dengan parameter yang
dengan cara dititrasi dengan NaOH 0,1 N diuji yaitu warna, aroma, rasa, kekentalan,
yang sebelumnya telah ditambahkan dan overall.
indikator PP 1% sebanyak 2 tetes sampai Analisis Data
dengan warna sampelnya merah muda.
Kadar asam laktat dihitung sebagai berikut : Rancangan percobaan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
(N x V)NaOH x BM Asam Laktat Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan
Kadar asam laktat (%)= ml bahan x 1000
x faktor
100% variasi waktu inkubasi dan variasi
Keterangan : penambahan gula minuman probiotik
berbahan dasar whey limbah keju dengan
N NaOH = 0,096
masing-masing perlakuan dilakukan tiga kali
BM Asam Laktat (C3H6O3) = 90
ulangan sampel dan dua kali ulangan
Aktivitas Antioksidan analisis. Data analisis yang diperoleh
Nilai aktivitas antioksidan minuman dianalisis secara statistik dengan metode
probiotik whey dianalisis dengan metode One Way ANOVA melalui program SPSS
DPPH, absorbansi ditera dengan 17.0. Jika menunjukkan hasil yang
spektrofotometer pada panjang gelombang signifikan maka dilanjutkan dengan uji beda
517 nm. 5 ml methanol ditambah 1 ml nyata menggunakan analisis Duncan’s
DPPH digunakan sebagai blanko. Aktivitas Multiple Range Test (DMRT) pada taraf
antioksidan dinyatakan dalam bentuk signifikansi α = 0,05.
persen penangkapan radikal DPPH dan
dihitung dengan persamaan HASIL DAN PEMBAHASAN
(absorbansi kontrol-absorbansi sampel)
% aktivitas antioksidan=
absorbansi kontrol
x 100% Penelitian ini menggunakan whey
Penentuan Viskositas sebagai bahan dasar dengan variasi
konsentrasi sukrosa (8%, 10%, 12%) dan
Penentuan viskositas dilakukan
waktu inkubasi (24 dan 36 jam).
dengan menggunakan viskometer, yaitu
Penambahan sukrosa pada minuman
sampel dimasukkan ke dalam viskometer

Jurnal Teknologi Hasil Pertanian, Vol. IX, No. 2, Agustus 2018 75


10 7,903d 9,519e menyebabkan jumlah total padatan terlarut
6,412 bc
Viskositas (cP) 8 a 6,203 b 6,578c (TPT) yang dihasilkan akan semakin banyak
5,2364,282 4,572
6 3,122 pula. Sewaktu proses fermentasi sukrosa dan
4
2 0 jam laktosa akan dirombak menjadi asam laktat
0 oleh kultur starter dalam jumlah besar. Sisa
24 jam
sukrosa, laktosa dan asam-asam organik
36 jam inilah yang akan terhitung sebagai total
padatan terlarut. Komponen terlarut yang
Sampel semakin besar dalam suatu larutan akan
meningkatkan viskositas.
Gambar 1. Viskositas minuman probiotik Total padatan terlarut semakin besar
whey keju dalam suatu larutan akan meningkatkan
viskositas. Sejalan dengan penelitian
probiotik whey keju berpotensi sebagai Susanto dkk (2011) yang menyatakan bahwa
penambah cita rasa. Selain itu sukrosa juga komponen sukrosa yang ditambahkan
dimanfaatkan sebagai sumber energi bagi menyebabkan terjadinya peningkatan
bakteri probiotik pada minuman probiotik kekentalan (viskositas). Peningkatan total
whey keju. Pada penelitian ini pengujian padatan yang terlarut akan menyebabkan
yang dilakukan meliputi analisis sensoris, peningkatan viskositas minuman probiotik
karakteristik fisik (viskositas), dan kimia whey keju. Menurut Sintasari (2014),
(kadar asam laktat, pH, antioksidan) dan komponen padatan terlarut yang semakin
total bakteri probiotik. besar dalam suatu larutan akan
Viskositas meningkatkan viskositas bahan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kadar Asam Laktat
terjadi peningkatan viskositas setelah 0,500 ab 0,444b 0,404
0,453
ab
b
0,404
fermentasi. Perbedaan antar sampel sebelum a 0,357ab
Kadar Asam Laktat (%)

0,344
0,400 0,273 0,276 0,255
dan sesudah fermentasi dapat dilihat pada 0,300
Gambar 1. 0,200
0,100 0jam
Pada penambahan konsentrasi
0,000 24jam
sukrosa 8%, 10%, dan 12% dengan waktu
inkubasi 24 jam dan 36 jam menunjukkan 36jam
bahwa terjadi perbedaan viskositas. Hampir
tidak adanya kasein pada whey,
menyebabkan penggumpalan pada minuman Sampel
probiotik dari whey keju ini menjadi
bervariasi, sedangkan pada penelitian Gambar 2. Kadar asam laktat minuman
Herawati (2009) viskositas dari produk susu probiotik whey keju
diakibatkan terjadinya penggumpalan kasein Asam laktat pada minuman probiotik
karena rendahnya keasaman akibat aktivitas dari whey limbah keju dihasilkan melalui
kultur bakteri. fermentasi bakteri Lactobacillus acidophilus
Ditinjau dari konsentrasi sukrosa yang IFO 13951 dan Bifidobacterium longum
ditambahkan terlihat bahwa viskositas ATCC 15707 dengan memanfaatkan sukrosa
meningkat seiring dengan peningkatan dan laktosa yang ditambahkan pada
konsentrasi sukrosa. Hal ini sesuai dengan minuman probiotik tersebut. Pemecahan
penelitian Sintasari (2014), viskositas akan gula dalam sel bakteri probiotik akan
meningkat dengan semakin tingginya menghasilkan energi untuk aktivitas bakteri
konsentrasi penambahan sukrosa dan susu probiotik sehingga dihasilkan asam laktat.
skim. Semakin tinggi perlakuan Hasil penelitian (Gambar 2) menunjukkan
penambahan sukrosa dan susu skim maka bahwa setelah fermentasi terjadi
nilai total padatan terlarutnya juga semakin peningkatan kadar asam laktat. Pada
tinggi. Peningkatan sukrosa dan susu skim, penambahan konsentrasi sukrosa 8%, 10%,

76 Jurnal Teknologi Hasil Pertanian, Vol. IX, No. 2, Agustus 2018


dan 12% semakin tinggi penambahan Pada Gambar 3. dapat dilihat bahwa
sukrosa maka kadar asam laktat pada pH minuman whey probiotik untuk dengan
minuman probiotik juga semakin tinggi, waktu inkubasi 24 jam, konsentrasi sukrosa
begitu pula semakin waktu waktu inkubasi 8%, 10%, dan 12% menunjukkan tidak
maka semakin tinggi kadar asam laktat yang saling berbeda nyata namun berbeda nyata
dihasilkan, hal ini dikarenakan terjadi dengan sampel waktu inkubasi 36 jam,
metabolisme bakteri asam laktat yaitu konsentrasi sukrosa 8%, 10%, dan 12%. Hal
bakteri Lactobacillus acidophillus IFO ini disebabkan karena pengaruh variasi
13951 dan Bifidobacterium longum ATCC konsentrasi sukrosa dan waktu inkubasi.
15707 yang menghasilkan asam laktat. Pada penambahan konsentrasi sukrosa 8%,
Asam laktat sebagai produk akhir 10%, dan 12% dapat dilihat bahwa semakin
metabolisme bakteri asam laktat tinggi penambahan sukrosa maka pH
menyebabkan peningkatan keasaman produk minuman probiotik semakin menurun,
minuman whey fermentasi. Peningkatan begitu juga dengan waktu inkubasi 24 jam
keasaman menyebabkan peningkatan dan 36 jam, semakin lama waktu inkubasi
konsentrasi ion hidrogen. Peningkatan ion maka pH minuman probiotik semakin
hidrogen menyebabkan turunnya pH. menurun. Hal ini dikarenakan terjadi
Yudianto dkk (2012) menambahkan metabolisme bakteri Lactobacillus
bahwa waktu fermentasi akan acidophillus IFO 13951 dan Bifidobacterium
mempengaruhi seberapa banyak gula yang longum ATCC 15707 menghasilkan asam
diubah menjadi asam laktat. Bakteri asam laktat, dimana sukrosa yang ditambahkan
laktat memanfaatkan gula sebagai sumber digunakan bakteri sebagai sumber energi
energi, pertumbuhan dan menghasilkan untuk metabolismenya yang dapat
metabolit berupa asam laktat sewaktu proses meningkatkan kadar asam laktat sehingga
fermentasi. Asam laktat yang terbentuk ini menurunkan pH. Hal ini diduga karena
dipengaruhi oleh penambahan sukrosa. Pada peningkatan jumlah asam organik yang
tahap pertama sukrosa akan dipecah menjadi merupakan hasil metabolisme dari bakteri
asam piruvat melalui Jalur Embden asam laktat yang ada pada produk minuman
Meyerhof-Parnas (EMP) (Lee, 1996). Pada whey fermentasi. Yang (2000) menyatakan
tahap kedua fermentasi asam piruvat akan bahwa, fermentasi yang melibatkan bakteri
diubah menjadi asam laktat (Fardiaz, 1988). asam laktat ditandai dengan peningkatan
Yusmarini dan Effendi (2004) menyatakan jumlah asam-asam organik yang diiringi
penambahan beberapa jenis karbohidrat dengan penurunan pH.
dalam pembuatan yoghurt yaitu laktosa, Aktivitas Antioksidan
sukrosa dan glukosa sebagai sumber karbon,
memberikan pengaruh terhadap pH, kadar 30 25,065f 23,007d 23,521e
22,880 22,494
19,409c
Aktivitas Antioksidan (%)

asam laktat dan kandungan protein. 25


15,337b
20 13,496 12,211a
15
Nilai pH 10
5 0 jam
6 5,49 5,41 5,43 0
24 jam
5 4,54c 4,54c 4,48bc
4 36 jam
3
2 0jam Sampel
pH

1
0 24jam
4,39ab 4,38ab 4,36a
36jam Gambar 4. Aktivitas antioksidan minuman
whey probiotik
Aktivitas antioksidan tertinggi
Sampel dihasilkan pada minuman probiotik whey
keju dengan waktu inkubasi 24 jam,
Gambar 3. Nilai pH minuman whey konsentrasi sukrosa 8% yaitu 25,065%.
probiotik Sedangkan aktivitas antioksidan sebelum

Jurnal Teknologi Hasil Pertanian, Vol. IX, No. 2, Agustus 2018 77


Tabel 1. Hasil analisis sensoris minuman whey probiotik
Waktu inkubasi (jam)
:Konsentrasi sukrosa Warna Aroma Rasa Kekentalan Overall
(%)
24 jam : 8% 3,24a 2,92a 3,00ab 3,04a 2,88a
24 jam : 10% 3,16a 3,08ab 3,56c 3,20a 3,48b
a ab
24 jam : 12% 3,12 3,28 3,48bc 3,08a 3,60b
a ab
36 jam : 8 % 3,08 3,12 2,84a 3,12a 2,88a
36 jam :10 % 3,36a 3,40b 3,48bc 3,12a 3,44b
a ab
36 jam: 12 % 3,04 3,04 4,12d 3,20a 3,72b
*) Notasi huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada α=0,05.
1=sangat tidak suka; 2=tidak suka; 3=netral; 4=agak suka; 5=sangat suka

fermentasi yaitu 13,496%. Hasil penelitian log sel/ml) dan jumlah bakteri terendah
ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan terdapat pada waktu inkubasi 24 jam,
aktivitas antioksidan setelah fermentasi. konsentrasi 8% dan 12% yaitu 7,7 x 108
Lin and Chang (2000) menyatakan sel/ml (8,89 log sel/ml). Jumlah tersebut
bahwa Bifidobacterium longum ATCC sudah memenuhi standar internasional untuk
15708 dan Lactobacillus acidophilus ATCC minuman probiotik yaitu minimal 107 sel/ml
4356 dapat memberikan efek antioksidan (Davidson et al., 2000). Peningkatan dan
yaitu dalam menghambat peroksidasi asam penurunan bakteri probiotik dipengaruhi
linoleat. Menurut Hatanaka et al. (1987) oleh antara lain jumlah nutrisi relatif tinggi
Bifidobacteria memproduksi vitamin C yang (terutama gula), proses fermentasi (suhu dan
merupakan antioksidan. Asam askorbat waktu inkubasi), dan sinergi antar bakteri
bersifat sangat sensitif terhadap pengaruh probiotik.
luar penyebab kerusakan seperti suhu, Analisis Sensoris
oksigen, dan katalisator logam. Asam
askorbat mudah teroksidasi menjadi L- Dari hasil analisis sensoris yang
dehidroaskorbat yang masih mempunyai dilakukan oleh panelis (Tabel 1) diketahui
keaktifan sebagai vitamin C. Asam L- bahwa minuman whey probiotik yang paling
dehidroaskorbat secara kimia sangat labil disukai panelis adalah dengan perlakuan
dan dapat mengalami perubahan lebih lanjut waktu inkubasi 36 jam dan konsentrasi
menjadi asam L-diketogulonat yang tidak sukrosa 12%. Hal ini sesuai dengan Winarno
memiliki keaktifan vitamin C (Pertiwi dkk, (2004) yang menyatakan bahwa adanya
2014). sukrosa dapat meningkatkan cita rasa pada
bahan makanan. Rasa manis dari sukrosa
Total Bakteri Probiotik bersifat murni sebab tidak meninggalkan
10 after taste pada makanan (Winarno, 2004).
a
8,90a 8,89
Total BAL (sel/ml)

9,5 8,89a 8,88 Penilaian panelis juga dipengaruhi oleh


8,77 8,88
9 kekentalan minuman probiotik whey keju.
8,5 0 jam Kesukaan panelis pada parameter ini yaitu
8 pada minuman probiotik dengan waktu
8,94a 8,91a 9,87b 24 jam
inkubasi 36 jam dan penambahan sukrosa
36 jam 12%. Menurut Simanjuntak dkk. (2013)
semakin banyak konsentrasi gula maka
Sampel viskositas akan meningkat begitu juga
semakin lama waktu inkubasi maka
Gambar 5. Total bakteri probiotik (log sel/ml) viskositas akan meningkat. Hal ini karena
minuman probiotik whey keju terjadinya koagulasi protein sewaktu
fermentasi. Menurut Sintasari (2014),
Jumlah bakteri probiotik tertinggi kekentalan akan meningkat dengan semakin
terdapat pada waktu inkubasi 36 jam, tingginya konsentrasi penambahan sukrosa
konsentrasi 12% yaitu 7,4 x 109 sel/ml (9,87 dan susu skim.

78 Jurnal Teknologi Hasil Pertanian, Vol. IX, No. 2, Agustus 2018


KESIMPULAN cerevisiae. Jurnal Aplikasi Teknologi
Berdasarkan hasil penelitian yang Pangan Vol.1 No.4 Hal. 1.
telah dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa Bensoltane, Ahmed and Miloud Hadadji.
waktu inkubasi dan penambahan sukrosa 2006. Growth and Lactic Acid
berpengaruh terhadap karakteristik fisik dan Production by Bifidobacterium longum
kimia minuman probiotik whey keju yaitu and Lactobacillus acidophilus in Goat’s
semakin waktu inkubasi viskositas turun Milk. African Journal of Biotechnology
dari 9,519% menjadi 6,578%, kadar asam Vol. 5 (6), pp. 505-509.
laktat naik dari 0,404% menjadi 0,453%, pH Buckle, K. A., R, A. Edwars, G. H. Fleet
turun dari 4,48 menjadi 4,36, aktivitas dan M. Wooten. 1987. Ilmu Pangan
antioksidan turun dari 23,521% menjadi Terjemahan H. Purnomo. Penerbit
19,409%, kadar laktosa turun dari 19,448% Universitas Indonesia (UI-Press).
menjadi 17,951%, dan total bakteri probiotik Jakarta.
naik dari 7,7 x 108 sel/ml menjadi 7,41 x 109 Dalev, Dimitar, Maria Bielecka, Agnieszka
sel/ml. Semakin tinggi penambahan sukrosa Troszynska, Stefan Ziajka, Gregorz
nilai viskositas naik dari 7,903% menjadi Lamparski. 2006. Sensory Quality of
9,519%, kadar asam laktat naik dari 0,404% New Probiotic Beverages Based on
menjadi 0,453%, nilai pH turun dari 4,54 Cheese Whey and Soy Preparation.
menjadi 4,48, aktivitas antioksidan turun Polish Journal of Food and Nutrition
dari 25,065% menjadi 23,521%, kadar Sciences Vol.15/56, pp.71-77.
laktosa naik dari 15,667% menjadi 17,951%, Davidson, R.H., S.E. Duncan, C.R.
dan total bakteri probiotik naik dari 8,7 x Hackney, W.N. Eigel and J.W. Boling.
108 sel/ml menjadi 7,4 x 109 sel/ml. 2000. Probiotic Culture Survival and
Minuman probiotik whey keju yang disukai Implications in Fermented Frozen
panelis adalah minuman probiotik whey Yogurt Characteristic. J. Dairy Sci 83 :
keju dengan waktu inkubasi 36 jam, 666-673.
penambahan sukrosa sebanyak 12%. De Man, J. M., 1976. Principles of Food
Chemistry. The Avi Publishing Co. Inc.
Westport Co.
DAFTAR PUSTAKA
Fardiaz. 1988. Fisiologi Fermentasi. PAU
Adriani, L. 2005. Bakteri Probiotik sebagai IPB bekerja sama dengan Lembaga
Starter dan Implikasi Efeknya terhadap Sumberdaya Informasi IPB p 15-16, 23.
Kualitas Yoghurt, Ekosistem Saluran Fardiaz, S., 1992. Mikrobiologi Pangan I.
Pencernaan dan Biokimia Darah Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Mencit. Disertasi Program Pasca Fatma, Soeparno, Nurliyani, Chusnul
Sarjana. Universitas Padjajaran. Hidayat, dan Muhammad Taufik. 2012.
Bandung. Optimasi Kondisi Fermentasi Whey
Almeida, K. E., Tamime, A.Y. and Oliveira, Dangke sebagai Produk Minuman
M.N. 2008. Acidification Rates of dengan Response Surface Methodology.
Probiotic in Minas Frescal Cheese Jurnal Agritech, Vol.32, No.03, Hal.2.
Whey. LWT, 41: 311-316. Febriasari A, Novy. 2008. Penerapan Model
Anal, Anil Kumar and Harjinder Singh. Gompertz pada Pertumbuhan Bakteri L.
2007. Recent Advances in acidophilus dan B. longum di Media
Microencapsulation of Probiotics for Adonan Es Krim (Ice Cream Mix Atau
Industrial Applications and Targeted Icm) Jenis Standar. Skripsi Universitas
Delivery. Trends in Food Science & Brawijaya, Malang.
Technology 18 240-251. Hatanaka, M., T. Tachiki, H. Kumagai and
Anwar, M. S., A. N. Al-Baarri dan A. M. T. Tochikura. 1987. Distribution and
Legowo. 2012. Volume Gas, pH dan Some Properties of Glutamine
Kadar Alkohol pada Proses Produksi Synthetase and Glutamate
Bioetanol dari Acid Whey yang Dehydrogenase in Bifidobacteria.
Difermentasi oleh Saccharomyces Agric. Biol. Chem. 51 (1), 251-252.

Jurnal Teknologi Hasil Pertanian, Vol. IX, No. 2, Agustus 2018 79


Hayati, Rita, Ainun Marliah dan Farnia Probiotic Strains by in Vitro Tests.
Rosita. 2012. Sifat Kimia dan Evaluasi Microecol Ther 29 , 37–49.
Sensori Bubuk Kopi Arabika. J. Floratek Lee, B.H. 1996. Fundamental of Food
7: 66 – 75. Biotechnology. VCH Publishers.Inc.
Helferich, W., and D. Westhoff. 1980. All 3377th Avenue New Cork.
About Yoghurt. Prentice-Hall, Inc., Lin, M. Y and F. J Chang. 2000.
Englewood Cliffs. New Jersey. Antioxidative Effect of Intestinal
Herawati, A. 2009. Karakteristik Fisik Bacteria Bifidobacterium longum ATCC
Granul Kultur Starter Yogurt dengan 15708 and Lactobacillus acidophilus
Sinbiotik Terenkapsulasi dan ATCC 4356. Dig.Dis.Sci 45. 1617-
Aplikasinya. Departemen Ilmu Produksi 1622.
dan Teknologi Peternakan. Fakultas Malaka, R. 2010. Pengantar Teknologi
Peternakan. Institut Pertanian Bogor. Susu. Masagena Press. Makassar.
Istiani, Y. 2010. Karakterisasi Senyawa Manfaati, Rintis, 2010. Kinetika dan
Bioaktif Isoflavon dan Uji Aktivitas Variabel Optimum Fermentasi Asam
Antioksidan dari Ekstrak Etanol Tempe Laktat dengan Media Campuran
Berbahan Baku Koro Pedang Tepung Tapioka dan Limbah Cair Tahu
(Canavalia ensiformis). Tesis. Program oleh Rhizopus oryzae. Tesis Program
Studi Biosains. Universitas Sebelas Megister Teknik Kimia Universitas
Maret Surakarta. Diponegoro Semarang.
Jing, H. M. Yap, P. Y. Y. Wong and D. D. Maryana, Dwi. 2014. Pengaruh
Kitts. 2009. Comparison of Penambahan Sukrosa terhadap Jumlah
Physicochemical and Antioxidant Bakteri dan Keasaman Whey
Properties of Egg-white Proteins and Fermentasi dengan Menggunakan
Fructose and Inulin Maillard Reaction Kombinasi Lactobacillus plantarum dan
Products. Food Bioprocess Tech., 11: Lactobacillus acidophilus. Skripsi.
269-279. Fakultas Peternakan, Universitas
Kailasapathy, K., I. Harmstorf and M., I. Hasanuddin. Makassar.
Philips. 2008. Survival of Lactobacillus Misrianti, B. 2013. Pengaruh Penambahan
acidophilus and Bifidobacterium Sukrosa pada Pembuatan Whey Kerbau
animalis ssp.lactis Strirred Fruit Fermentasi terhadap Penghambatan
Yogurts. LWT-Food Sciense and Bakteri Patogen. Skripsi. Fakultas
technology, volume 41, Issue 7, Peternakan, Universitas Hasanuddin.
September 2008, Pages 1317–1322. Makassar.
Kar, T. and A.K. Misra. 1999. Terapeutic Noriandita, Bayu, Syarifa Ummah, Umi
Properties of Whey Used as Fermented Purwandari, Iffan Maflahah, Rahmad
Drink. Revista Microbiologia, 30: 163- Fajar Sidik. 2013. Sifat Tekstural dan
169. Analisis Sensoris Mie bebas Gluten dari
Kimestri, Abio. 2013. Pengaruh Tepung Porang sebagai Efek
Penambahan Konsentrasi Sukrosa Pregelatinisasi. Program Studi
terhadap Kandungan Laktosa, Pati, dan Teknologi Industri Pertanian, Fakultas
Sukrosa. Skripsi. Universitas Pertanian, Universitas Trunojoyo
Hassanudin, Makassar. Madura.
Komar, N., L. C. Hawa, dan R. Prastiwi. Novianti, M. M. 2008. Kualitas
2009. Karakteristik Termal Produk Mikrobiologis Granul Effervescent
Keju Mozarella (Kajian Konsentrasi Whey Bubuk yang Diperkaya Sinbiotik
Asam Sitrat). Jurnal Teknologi dengan Penambahan Effervescent Mix
Pertanian 10 (2): 78 – 87. yang Berbeda Sewaktu Penyimpanan.
Kruszewska D, Lan J, Lorca G, Yanagisawa Skripsi. IPB.
N, Marklinder I & Ljungh A. 2002. Oberoi, A., Anggarwal, A., & Singh, N.
Selection of Lactic Acid Bacteria as 2007. Probiotic in Health – a Bug for
What is bugging You. Review Artikel

80 Jurnal Teknologi Hasil Pertanian, Vol. IX, No. 2, Agustus 2018


Departements of Microbiology and acidophilus NCFM Functionality as a
Medicine, 9(3): 116-119. Probiotic. J. Dairy Sci. 84: 319-331.
Parr. 2003. Hidrolika dan Pneumatika. Senditya, Meirza, Mohammad Sofyan Hadi,
Erlangga. Jakarta. Teti Estiasih, Ella Saparianti. 2014. Efek
Pertiwi, Mentari Febrianti Darma dan Prebiotik dan Sinbiotik Simplisia Daun
Wahono Hadi Susanto. 2014. Pengaruh Cincau Hitam (Mesona palutris BL)
Proporsi (Buah:Sukrosa) dan Waktu Secara In Vivo: Kajian Pustaka. Jurnal
Osmosis terhadap Kualitas Sari Buah Pangan dan Agroindustri Vol. 2 (3):
Stroberi (Fragaria vesca L). Jurnal 141-151.
Pangan dan Agroindustri Vol.2 No.2 Setioningsih, Eti, Ratna Setyaningsih, dan
p.82-90. Ari Susilowati. 2004. Pembuatan
Pramitaningrum, Yudhi. 2011. Pengaruh Minuman Probiotik dari Susu Kedelai
Penggunaan Beberapa Jenis Pati dengan Inokulum Lactobacillus casei,
terhadap Karakteristik Fisikokimia dan Lactobacillus plantarum, dan
Organoleptik Yoghurt Kental. Skripsi. Lactobacillus acidophilus. Bioteknologi
Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 1 (1): 1-6.
Pramono, Yoyok Budi, Nurwantoro, Setyaningsih, D., Anton A., dan Maya P. S.
Masykuri, dan Bambang Dwiloka. 2010. Analisis Sensori untuk Industri
2011. Karakteristik Mikrobiologis, Pangan dan Agro. IPB Press. Bogor.
Kimia, Fisik, dan Organoleptik Yoghurt Shimakawa, Y., S. Matsubara, N. Yuki, M.
dengan Penambahan Ubi Jalar Merah. Ikeda, and F. Ishikawa. 2003.
DIPA Fakultas Peternakan Universitas Evaluation of Bifidobacterium brece
Diponegoro. Semarang. Strain Yakult-fermented Soymilk as
Purnamawati, Debbi. 2006. Kajian Probiotics Food. Journal Food
Pengaruh Konsentrasi Sukrosa dan Microbiology 81; 131-136.
Asam Sitrat terhadap Mutu Sabun Silalahi, J. 2006. Antioksidan dalam Diet
Transparan. Skripsi. Fakultas dan Karsinogenesis. Cermin Dunia
Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Kedokteran Vol. 153: 42-47.
Bogor. Bogor. Simanjuntak, Desi Lyan Sari, Sentosa
Purwoko, T. 2007. Fisiologi Mikroba. Bumi Ginting dan Terip Karo-karo. 2013.
Aksara. Jakarta. Pengaruh Konsentrasi Gula dan Waktu
Rahmawati, Anita. 2010. Total Bakteri Inkubasi terhadap Mutu Minuman
Asam Laktat (BAL), Kadar Laktosa dan Probiotik Sari Ubi Jalar Ungu. Jurusan
Keasaman Whey yang Difermentasi Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas
dengan Bifidobacterium bifidum pada Pertanian USU. Medan.
Waktu Inkubasi yang Berbeda. Fakultas Sinaga, C.M., 2007. Pengaruh Konsentrasi
Peternakan, Universitas Diponegoro. Susu Skim dan Konsentrasi Sukrosa
Semarang. terhadap Karakteristik Yoghurt Jagung
Restiani, Yeni. 2010. Regulasi Terkait (Zea mays L.). Skripsi. Universitas
Kalim terhadap Fungsi Saluran Pasundan. Bandung.
Pencernaan. Direktorat Standarisasi Sintasari, Rinelda Ayu, Joni Kusnadi, dan
Produk Pangan Badan POM RI. Food Dian Widya Ningtyas. 2014. Pengaruh
Review Vol V no 3 Maret 2010. Penambahan Konsentrasi Susu Skim
Retnowati, Pratiwi Anggun dan Joni dan Sukrosa terhadap Karakteristik
Kusnadi. 2014. Pembuatan Minuman Minuman Probiotik Sari Beras Merah.
Probiotik Sari Buah Kurma (Phoenix Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol.2
dactylifera) dengan Isolat Lactobacillus No.3 p.65-75.
casei dan Lactobacillus plantarum. Soekarto, T. S. 1985. Penilaian
Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol.2 Organoleptik untuk Industri Pangan
No.2 p.70-81. dan Hasil Pertanian. Bharata Karya.
Sanders ME, Klaenhammer TR. 2001. The Jakarta.
Scientific Basis of Lactobacillus

Jurnal Teknologi Hasil Pertanian, Vol. IX, No. 2, Agustus 2018 81


Soekotjo, S. 2003. Proses Pembuatan Voltz, M., dan Beckett, S. T. 1997. Sensory
Minuman Probiotik. Program Studi of Chocolate. Presented at the ZDS
Teknologi Industri Pertanian, Jurusan Chocolate Technology Conference at
Agroindustri, Fakultas Teknologi Anuga Food Technology. Hal. 49.
Pertanian, Institut Teknologi Indonesia. Wahyudi, A. dan S. Samsundari. 2008.
Serpong. Bugar dengan Susu Fermentasi. UMM
Srinivas, D., BK. Mital. And S.K.Garg. Press. Malang.
1990. Utlition of sugars by Widiyaningsih, Endang Nur. 2011. Peran
Lactobacillusacidophilus strain. Probiotik untuk Kesehatan. Jurnal
Internasional Journal of Food Kesehatan, ISSN 1979-7621, Vol. 4,
Microbiology, 10,51-58. No. 1, 14-20.
Sudarmadji, S. 1984. Prosedur Analisa Widowati, S. dan Misgiyarta. 2003.
untuk Bahan Makanan Pertanian, Edisi Efektivitas Bakteri Asam Laktat (BAL)
ke tiga. Yogyakarta, Liberty. dalam Pembuatan Produk Fermentasi
Susanti, Ida, Retno W. Kusumaningtyas, dan Berbasis Protein / Susu Nabati. Balai
Fatum Illaningtyas. 2007. Uji Sifat Penelitian Bioteknologi & Sumberdaya
Probiotik Bakteri Asam Laktat sebagai Genetik Pertanian.
Kandidat Bahan Pangan Fungsional. Winarno, F.G. 2004. Kimia Pangan dan
Jurnal Teknologi dan Industri Pangan Gizi. PT. Gramedia Pustaka Tama.
Vol. 18 (2): 89-95. Jakarta.
Susanto, Wahono Hadi dan Bagus Rakhmad Winarno. 1997. Kesehatan dan Nutrisi yang
Setyohadi. 2011. Pengaruh Varietas Terkandung di dalam Bakteri Asam
Apel (Malus sylvestris) dan Waktu Laktat. http: //www.
Fermentasi oleh Khamir wikimedia.org/wiki/Lactobacillus
Saccharomyces cerivisiae sebagai _plantarum. Diakses tanggal 05 April
Perlakuan Pra-pengolahan terhadap 2015.
Karakteristik Sirup. Jurnal Teknologi Winarno, F. G., I. E. Fernandez. 2007. Susu
Pertanian Vol. 12 No. 3 [Desember dan Produk Fermentasinya. M-brio
2011] 135-142. press, Bogor.
Susilorini, T. E. dan M. E. Sawitri. 2006. Wu, X., G. Cai and R. L. Prior. 2002.
Produk Olahan Susu. Cetakan I, Absorption and Metabolism of
Penebar Swadaya, Jakarta. Anthocyanins in Elderly Women after
Syarif, R dan A. Irawati. 1988. Pengolahan Consumption of Elderberry or
Bahan Pangan. Mediyatama Sarana Blueberry. Journal of Nutrition 132:
Perkasa. Jakarta. 1865-1871.
Umam, M. Faizul, Rohula Utami dan Esti Yang, Z. 2000. Antimicrobial Compounds
Widowati. 2012. Kajian Karakteristik And Extracellular Polysaccharides
Minuman Sinbiotik Pisang Kepok Produced By Lactic Acid
(Musa paradisiaca forma typical) Bacteria:Structure and Properties.
dengan Menggunakan Starter Department of Food Technology
Lactobacillus acidophillus IFO 13951 University of Helsinki.
DAN Bifidobacterium longum ATCC Yu R. J and E. J. Van Scott.
15707. Jurnal Teknosains Pangan Vol.1 Hydroxycarboxylic acid, N-acetylamino
No.1. sugars, and N-acetylamino acids.
Vinderola, C. G., P. M. Guemoide, T. Skinmed., 2002; 1 (2): 117-22.
Delgado, J.A. Reinheimer and C.G. de Yudianto, David dan Joni Kusnadi. 2012.
los Reyes-Gavilan. 2000. Studi Aktivitas Antibakteri Minuman
Characteristics of Carbonated Fermentasi Whey Keju dari
Fermented Milk and Survival of Lactobacillus plantarum B2 dan
Probiotik Bacteria. International Dairy Lactobacillus bulgaricus (Kajian
Journal, 10, 213-220. Konsentrasi (NH4)2HPO4 dan Sukrosa).

82 Jurnal Teknologi Hasil Pertanian, Vol. IX, No. 2, Agustus 2018


Jurusan Teknologi Hasil Pertanian
Universitas Brawijaya. Surabaya.
Yuliana, Ike, Rodesia M. Roza dan Atria
Martina. 2014. Isolasi dan Seleksi
Bakteri Asam Laktat dari Yoghurt
Kemasan yang Bersifat Antibakteri
terhadap Escherichia coli dan
Salmonella typhi. Program Studi
Biologi, FMIPA UR, Pekanbaru.
Yusmarini dan R. Efendi. 2004. Evaluasi
Mutu Soygurt yang Dibuat dengan
Penambahan Beberapa Jenis Gula.
Jurnal Natur Indonesia, 6 : 104-110.
Zeikus, J. Gregory and Eric A. Johnson.
1991. Mixed Cultures in Biotechnology.
McGraw-Hill. Michigan.

Jurnal Teknologi Hasil Pertanian, Vol. IX, No. 2, Agustus 2018 83

You might also like