You are on page 1of 14

DAYA HAMBAT PROPOLIS TERHADAP BAKTERI

Staphylococcus aureus DAN Escherichia coli

Arum Lintang Dyah Lestari *1, Noverita 2, Atna Permana 3


1,2,3
Pendidikan Biologi Medik, Universitas Nasional, Rumah Sakit Haji, Jakarta
*
Corresponding author: bintangkejora120982@gmail.com

Abstract

The increase in diseases caused by bacteria followed by an increase in bacterial resistance to synthetic
antibiotics has prompted research on alternative antibacterial producing drugs. Propolis is one of the
components of honey, which is an adhesive substance collected by worker bees from shoots, twigs and leaves
that produce sap. propolis is known to contain bacteriostatic, bactericidal, fungistatic, and fungicidal
antimicrobial compounds. Propolis contains a number of compounds such as resins, flavonoids, phenols, waxes,
fatty acids, essential oils, pollen, minerals and vitamins.This study aims to determine the effect of propolis on the
growth of Staphylococcus aureus and Escherichia coli bacteria at different concentrations. Antibacterial activity
testing was carried out by the agar diffusion test method according to Kirby - Bauer by observing the inhibition
zone of the growth of the tested bacteria as a parameter. The research design used was factorial completely
randomized design (CRD). The results showed that there was an effect of treatment on the growth of S. aureus
bacteria colonies with the best concentration value of 90%, while the E. coli bacterial colonies did not show the
effect of concentration treatment on the growth of these bacterial colonies. based on statistical tests using the
LSD test for the effectiveness of propolis concentrations in E. coli bacteria showed that propolis with a
concentration of 10% was not significantly different from the concentrations of 30%, 50%, 70% and 90%.
whereas the LSD test for the effectiveness of propolis concentration in S.aureus bacteria showed that the
propolis concentration of 10% was not significantly different from the propolis concentration of 30%, but
significantly different from the propolis concentration of 50%, 70% and 90%.

Keywords: antibiotic, Escherichia coli, propolis, Staphylococcus aureus

PENDAHULUAN negara berkembang termasuk Indonesia.


Masalah kesehatan masyarakat Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah
sampai saat ini masih menjadi perhatian Tangga Tahun 2007, penyebab utama
bagi pemerintah. Kesadaran masyarakat kematian antara lain 28,1 % disebabkan
akan pentingnya kesehatan masih rendah, oleh penyakit infeksi dan parasit, 18,9 %
akibat perilaku masyarakat dan kondisi disebabkan oleh penyakit vaskuler, dan
lingkungan yang tidak memperhatikan 15,7% disebabkan oleh penyakit
kesehatan (Jurnal kesehatan, 2012). pernapasan (Noor, 2015).
Penyakit infeksi merupakan satu Penggunaan obat yang tidak rasional
kumpulan jenis-jenis penyakit yang merupakan salah satu masalah kesehatan di
mudah menyerang anak-anak yang Indonesia khususnya di Rumah Sakit. Hal
disebabkan oleh infeksi virus, infeksi tesebut tidak hanya menimbulkan efek
bakteri, dan infeksi parasit. Penyakit yang merugikan secara klinik, yakni
infeksi merupakan salah satu masalah menimbulkan seleksi kuman resisten,
kesehatan yang paling utama di negara- penggunaan antibiotik yang tidak bijak

237
ISSN e-journal 2579-7557
Jurnal Pro-Life Volume 7 Nomor 3, November 2020

juga menimbulkan masalah berupa infeksi Propolis adalah salah satu bahan
nosokomial khususnya oleh kuman yang biologis dari obat tradisional yang telah
resisten terhadap beberapa antibiotik terkenal sejak zaman dahulu kala. Diantara
sekaligus. Penyakit infeksi yang abad ke-7 dan ke-20, obat ini menjadi
disebabkan oleh bakteri yang gagal sangat terkenal di Eropa karena khasiatnya
berespon terhadap pengobatan sebagai anti bakterial Para ahli obat
mengakibatkan perpanjangan penyakit tradisional modern mengatakan bahwa
(prolonged illness), meningkatnya resiko propolis juga sebagai anti bakteri, anti
kematian (greater risk of death) dan jamur, anti virus, hepatoprotektiv dan
semakin lamanya masa rawat inap di berkhasiat pula sebagai anti radang, karena
rumah sakit (length of stay). Ketika respon dapat meningkatkan ketahanan tubuh alami
terhadap pengobatan menjadi lambat terhadap beberapa infeksi serta untuk
bahkan gagal, pasien menjadi infeksius mengobati ulcus gastroduodenal. Sebagai
untuk beberapa waktu yang lama (carrier) obat luar, propolis juga dapat
(Humaida, 2014). menyembuhkan dermatitis yang
Untuk mengatasi resistensi ini, disebabkan oleh bakteri dan jamur. Sampai
muncullah antibiotika yang lebih baru dan sekarang propolis digunakan sebagai obat
lebih efektif untuk mengatasi bakteri ini, yang layak pakai dan dalam bentuk kapsul
yang biasanya lebih mahal. Beberapa (baik dalam bentuk asli atau dicampur
alternatif pengobatan kemudian dipilih, dengan glue gell dan rosa canina atau
biasanya yang lebih murah dan lebih pollen), sebagai ekstrak (hydroalkoholic
mudah dijangkau masyarakat, misalnya atau glycolic), sebagai obat kumur (bila
pengobatan tradisional dari bahan herbal dicampur dengan melissa, sage, mallow)
(Halim et al., 2012). sebagai obat pelega tenggorokan, kream,
Di negara berkembang, seperti dan dalam bentuk bedak (digunakan dalam
Indonesia penggunaan obat herbal telah bentuk gargles atau untuk obat dalam jika
dilakukan secara turun temurun. Banyak dilartukan dalam air). (Susilo et al., 2009).
faktor-faktor yang dapat mendorong Menurut Bankova (2000), propolis
peningkatan penggunaan obat herbal pada mengandung senyawa antimikroba yang
negara maju, diantaranya adalah ingin bersifat bakteriostatik (menghambat
memiliki harapan hidup yang lebih panjang, pertumbuhan bakteri) dan senyawa
disamping itu juga tiap tahun obat herbal bakterisida (membunuh bakteri), senyawa
semakin luas bagi kita untuk mengakses fungistatik (menghambat pertumbuhan
informasinya (Sumayyah et al., 2017).
238
ISSN e-journal 2579-7557
Arum Lintang Dyah Lestari et al.: Daya Hambat Propolis terhadap Bakteri
Staphylococcus aureus dan Escherichia coli

kapang dan khamir) dan fungisida propolis “Melia Nature” terhadap kuman
(membunuh khamir dan kapang). Staphylococcus aureus dan Escherecia
Khasiat propolis terus dikembangkan coli, yaitu dengan cara melihat perbedaan
oleh para peneliti secara mendalam. daya hambat bakteri dari propolis terhadap
Propolis dapat menghambat pertumbuhan Escherichia coli dan Staphylococcus
bakteri Gram positif S. aureus yang aureus secara in vitro.
merupakan bakteri dengan kemampuan
terbesar menimbulkan penyakit (patogen) METODE PENELITIAN
dibandingkan dengan spesies Metode penelitian dalam penelitian
Staphylococus lainnya (Silichi & ini adalah eksperimen kuantitatif dengan
Kaftanoglu, 2003). tiga kali pengulangan untuk mengetahui
Staphylococcus aureus merupakan perbedaan daya hambat bakteri propolis
salah satu genus dari Staphylococcus yang cair yang ada di pasaran merk Melia
bersifat patogen utama bagi manusia. Nature terhadap Escherichia coli dan
Bakteri ini merupakan bentuk koagulase Staphylococcus aureus secara in vitro.
positif, hal ini membedakannya dari Alat dan Bahan Penelitian
spesies Staphylococcus lainnya karena Alat yang digunakan selama
koagulase negatif (S.epidermidis, penelitian adalah: Ose, rak dan tabung
S.warneri, S.hominis dan spesies lainnya) reaksi, gelas kimia 250 mL, labu
merupakan flora normal manusia dan Erlenmeyer, gelas ukur 25 mL, labu ukur
jarang menyebabkan infeksi. (Yusuf et al., 100 mL, timbangan, autoklaf, inkubator,
2015). spektrofotometer, kuvet, oven, kompor
Escherichia coli adalah salah satu listrik, batang pengaduk, bunsen, karet
bakteri enterik dan anggota flora usus penghisap, pipet ukur 1 mL, 5 mL, 10 mL,
normal. Bakteri ini pada umumnya tidak pipet volume 1 mL, corong, penangas air,
menyebabkan penyakit dan di dalam usus mikropipet, yellow tipe.
berperan terhadap fungsi dan nutrisi Bahan yang digunakan dalam
normal. Bakteri menjadi bersifat patogen penelitian ini adalah: biakan murni S.
apabila berada di luar usus, yaitu lokasi aureus dan E. coli yang bersumber dari
normal tempatnya berada atau di lokasi bahan klinik (pasien) yang diperoleh di
lain dimana flora normal jarang terdapat Laboratorium Klinik RSUD Koja Jakarta
(Yusuf et al., 2015). Utara. Propolis yang diperoleh berasal
Pada penelitian ini peneliti mencoba dari Propolis Melia Nature, kapas,
untuk mengetahui efek antibakteri dari akuadest steril, tisu, kertas saring, kasa,
239
ISSN e-journal 2579-7557
Jurnal Pro-Life Volume 7 Nomor 3, November 2020

larutan BaCl2, larutan H2SO4, media Disimpan di lemari es jika digunakan


Muller Hinton Agar, antibiotik Ampicilin dalam waktu lama.
10 µg, cakram steril. d. Pembuatan media Muller Hinton Agar
Cara kerja dari penelitian ini adalah (MHA)
sebagai berikut : Ditimbang media MHA sebanyak 19
a. Persiapan g, 2,5 g Bacto Agar, lalu dilarutkan dengan
Sebelum mulai bekerja terlebih 500 ml akuadest lalu dipanaskan hingga
dahulu dilakukan sterilisasi alat dalam mendidih. Larutan disterilkan dalam
oven selama 2 jam pada suhu 180OC dan autoklaf pada suhu 121OC, tekanan 1 atm
media yang sudah jadi disterilisasikan selama 15 menit dan didinginkan hingga
dalam autoklaf pada suhu 121OC, tekanan suhu 45OC. Larutan yang telah didinginkan
1,5 atm selama 15 menit. dimasukkan ke dalam cawan petri steril
b. Pembuatan Nutrien Broth dan dibiarkan hingga mengeras.
Ditimbang media Nutrien Agar e. Pembuatan Standart Mc Farland 0,5-
sebanyak 4,0 g lalu dilarutkan dengan 250 0,8
mL aquadest dalam labu Erlenmeyer 250 Disediakan 10 tabung yang bersih
mL, kemudian media dihomogenkan dan dan steril dengan ukuran yang sama,
dimasak hingga mendidih, media kemudian dibuat larutan H2SO4 1% dan
dipindahkan dalam tabung reaksi sebanyak BaCl2 1%, kedua jenis larutan ini dicampur
± 10 mL lalu mulut tabung ditutup dengan di dalam tabung yang telah ditentukan.
kapas. Media disterilisasi di dalam autoklaf Masing-masing mulut tabung ditutup
1210C selama 15 menit, kemudian media dengan kapas. Suspensi BaSO4 yang
didinginkan dalam posisi miring dan siap terdapat dalam tabung diperkirakan
dipakai. kekeruhannya dengan jumlah bakteri/mL
c. Pembuatan Natrium Klorida 0,9 % yang terdapat dalam suspensi kuman dalam
Ditimbang media sebanyak 0,9 g, NaCl 0,9% (Tabel 1).
lalu dimasukan ke dalam labu Erlenmeyer f. Persiapan Mikroba Uji
100 mL dan dilarutkan dengan 100 mL Ke dalam sebuah tabung reaksi yang
akuadest. Larutan dihomogenkan dan bersih, kering dan steril diiisi 10 mL media
mulut labu Erlenmayer ditutup dengan Nutrient Broth. Kemudian ke dalamnya
kapas. Kemudian Larutan NaCl 0,9% dimasukkan 1 koloni mikroba yang
disterilkan di dalam autoklaf 121OC, 1,5 terpisah lalu dicampur hingga homogen.
atm selama 15 menit. Larutan dipindahkan Diinkubasi selama 18-24 jam pada suhu
ke dalam tabung reaksi sebanyak ± 10 mL. 37O C.
240
ISSN e-journal 2579-7557
Arum Lintang Dyah Lestari et al.: Daya Hambat Propolis terhadap Bakteri
Staphylococcus aureus dan Escherichia coli

Tabel 1. Pembuatan Standar Mc. Farland

No. Tabung BaCl2 1% (mL) H2SO4 1% (mL) Kepadatan (x 108) Abs


1 0,1 9,9 3 0,11
2 0,2 9,8 6 0,27
3 0,3 9,7 9 0,40
4 0,4 9,6 12 0,58
5 0,5 9,5 15 0,74
6 0,6 9,4 18 0,80
7 0,7 9,3 21 0,90
8 0,8 9,2 24 1,00
9 0,9 9,1 27 1,10
10 1,0 9,0 30 1,20

g. Pembuatan Konsentrasi Propolis memastikan seluruh permukaan agar


Pembuatan konsentrasi propolis tergores. Swab diputar pada pinggiran agar
dimulai dari konsentrasi terkecil hingga untuk mengambil kelebihan suspense
konsentrasi terbesar sehingga dapat bakteri pada sekeliling cawan petri.
diketahui zona hambat yang dibentuk oleh Cakram antibiotik diletakkan pada
Desa Ciburial
zat antibakteri di dalam propolis terhadap permukaan agar yang telah ditanami
bakteri uji pada konsentrasi yang berbeda. bakteri dengan memperhatikan jarak
Konsentrasi propolis yang digunakan penyimpanan cakram. Dapat dilakukan
adalah 10%, 30%, 50%, 70%, 90%. menggunakan pinset steril.
Berikut adalah tabel pengenceran ekstrak D. Pengujian Aktivitas Antibakteri
propolis (Tabel 2). Uji aktivitas antibakteri dilakukan
Uji Daya Hambat Metode Agar dengan metode difusi cara Kirby Bauer.
Difusi Kirby Bauer. Disiapkan agar Muller Metode ini dapat dipakai untuk
Hinton pada suhu ruangan dan permukaan menentukan secara cepat efekasi obat
agar kering. Disiapkan inokulum 0,5 Mc. dengan mengukur diameter zona hambatan
Farland yang dibentuk sebagai hasil difusi agen ke
(dibuat baru dari 4-6 koloni dalam 2 mL dalam media yang mengelilingi cakram.
NaCl fisiologis, digunakan tidak lebih dari Filter cakram berukuran sama yang telah
15 menit). Swab steril dicelupkan ke dalam ditetesi antibiotik dengan konsentrasi
inokulum bakteri, angkat swab kemudian tertentu, diletakkan di atas permukaan agar
diatas suspensi inokulum pada sisi tabung cawan yang telah diinokulasi dengan
putar swab dengan sedikit ditekan agar mikroba uji. Media yang dipakai adalah
tidak berlebih. Swab digoreskan pada agar Mueller Hinton Agar dengan pH 7,2 -7,4
Muller Hinton dengan memutar agar yang dituangkan ke dalam cawan hingga
sekitar 60 derajat 2 sampai 3 kali untuk ketebalan 5mm, lalu setelah padat disimpan

241
ISSN e-journal 2579-7557
Jurnal Pro-Life Volume 7 Nomor 3, November 2020

Tabel 2. Pembuatan Berbagai Konsentrasi S.aureus (Gram positif) dan E.coli (Gram
Propolis
negatif) secara in vitro menggunakan difusi
Volume
Volume Konsentra
cakram. Terbentuknya zona bening di
No ekstrak
akuade si akhir sekitar koloni bakteri menunjukkan adanya
Tabung propolis
st (mL) (%)
(mL)
1 0,1 0,9 10%
penghambatan pertumbuhan bakteri uji.
2 0,3 0,7 30% Zona penghambatan bakteri dinyatakan
3 0,5 0,5 50%
4 0,7 0,3 70% dalam millimeter (mm) yang diukur dari
5 0,9 0,1 90%
zona bening yang terbentuk. Semakin luas
dalam refrigerator Berikut ini skema cara
zona bening menunjukkan semakin tinggi
kerja pengujian aktivitas antibakteri pada
aktivitas antibakteri propolis. Hasil
propolis terhadap bakteri uji.
pengamatan uji aktivitas antibakteri
Rancangan dan Analisis Data
propolis terhadap kedua jenis bakteri uji
Uji aktivitas anti bakteri ekstrak
ditampilkan pada Tabel 3.
propolis, hasilnya dianalisis dengan
Efektifitas antibakteri propolis
menggunakan Rancangan Acak Lengkap
diduga berhubungan dengan senyawa
(RAL) faktorial dengan menggunakan dua
antibakteri yang terdapat di dalam propolis.
faktor. Faktor pertama adalah 2 (dua) jenis
Senyawa aktif yang terkandung di dalam
bakteri uji yaitu Staphylococcus aureus
propolis mampu menghambat
dan Escherichia coli, sedangkan faktor
pertumbuhan S.aureus (Tabel 2)
kedua adalah konsentrasi ekstrak propolis
dibandingkan E. coli berdasarkan kepekaan
yang terdiri dari 5 (lima) jenis konsentrasi
bakteri uji, maka dapat dikatakan bahwa
yaitu 10%,30%,50%,70%, 90%. Sebagai
jenis bakteri turut mempengaruhi besarnya
kontrol positif digunakan antibiotik
zona hambat yang dibentuk oleh propolis.
Amphycilin konsentrasi 10 µg dan sebagai
Sifat antibakteri propolis disebabkan
kontrol negatif digunakan cakram steril,
karena beberapa mekanisme, antara lain:
masing-masing dilakukan tiga kali
menghambat pertumbuhan bakteri dengan
ulangan.
mencegah pembelahan sel, disorganisasi
Hasil pengukuran diameter zona
sitoplasma, membran sel dan dinding sel
hambat dari setiap bakteri dianalisis secara
bakteri, menyebabkan bakteriolisis parsial,
sidik ragam ( Analisis of Variance =
menghambat sintesis protein (Bankova &
ANOVA).
Popova, 2007). Propolis diketahui
HASIL DAN PEMBAHASAN
mengandung senyawa yang bersifat
Pengujian aktivitas antibakteri
antibakteri yaitu flavonoid dan tannin
propolis dilakukan terhadap bakteri
(Fatoni, 2008).
242
ISSN e-journal 2579-7557
Arum Lintang Dyah Lestari et al.: Daya Hambat Propolis terhadap Bakteri
Staphylococcus aureus dan Escherichia coli

Tabel 3. Zona Hambat Pertumbuhan Bakteri Uji Oleh Propolis


Jenis Bakteri Jenis Perlakuan Rataan Zona Hambat ( mm)
S.aureus Kontrol Positif : Ampicillin 10 µg 6,0
Kontrol Negatif : Aquades Steril 31,33
Konsentrasi 10% 6.27
Konsentrasi 30% 6,97
Konsentrasi 50% 7,43
Konsentrasi 70% 8,03
Konsentrasi 90% 8,33
E. coli Kontrol Positif : Ampicillin 10 µg 6,0
Kontrol Negatif : Aquadest steril 25,67
Konsentrasi 10% 6,0
Konsentrasi 30% 6,0
Konsentrasi 50% 6,0
Konsentrasi 70% 6,0
Konsentrasi 90% 6,0
Antibakteri golongan flavonoid mampu menyebabkan perubahan komponen
menghambat protein kinase yang organik dan transpor nutrisi yang akhirnya
digunakan untuk proliferasi sel. Jika akan mengakibatkan timbulnya efek toksik
protein kinase ini dihambat, proses terhadap bakteri (Sabir, 2005)
fisiologi sel pun terhambat sehingga sel Senyawa lain yang diketahui bersifat
melakukan apoptosis. sebagai antibakteri adalah tannin. Tanin
Para peneliti menyatakan pendapat merupakan salah satu jenis senyawa yang
yang berbeda-beda sehubungan dengan termasuk ke dalam golongan polifenol dan
mekanisme kerja dari flavonoid dalam memiliki sifat larut dalam air dan pelarut
menghambat pertumbuhan bakteri, antara organik yang banyak dijumpai pada
lain bahwa flavonoid menyebabkan tumbuhan (Makkar &Becker, 2003). Tanin
terjadinya kerusakan permeabilitas dinding secara umum didefinisikan sebagai
sel bakteri, mikrosom, dan lisosom sebagai senyawa polifenol yang memiliki berat
hasil interaksi antara flavonoid dengan molekul (BM) cukup tinggi (lebih dari
DNA bakteri, sementara Mirzoeva et al. 1000) dan dapat membentuk kompleks
(1997) dalam penelitiannya mendapatkan protein. Berdasarkan strukturnya, tanin
bahwa flavonoid mampu melepaskan dibedakan menjadi dua kelas, yaitu tanin
energi tranduksi terhadap membran terkondensasi dan tanin terhidrolisis. Tanin
sitoplasma bakteri selain itu juga terkondensasi menghasilkan asam klorida,
menghambat motilitas bakteri. Mekanisme kebanyakan terdiri dari polimer flavonoid.
yang berbeda dikemukakan oleh Di Carlo Tanin dapat digunakan sebagai
et al. (1999) dan Estrela et al. (1995), yang antibakteri karena mempunyai gugus fenol,
menyatakan bahwa gugus hidroksil yang yaitu bersifat antiseptik yang dapat
terdapat pada struktur senyawa flavonoid digunakan sebagai komponen antibakteri

243
ISSN e-journal 2579-7557
Jurnal Pro-Life Volume 7 Nomor 3, November 2020

(Naim, 2004). Tanin diduga berperan bakteri Gram positif dan Gram negatif
sebagai antibakteri karena memiliki terhadap zat antibakteri tergantung pada
kemampuan membentuk senyawa perbedaan struktur dinding selnya.
kompleks dengan protein melalui ikatan Rataan zona hambat pertumbuhan
hidrogen, jika terbentuk ikatan hidrogen E.coli oleh propolis adalah 6,0 mm (tidak
antara tanin dengan protein kemungkinan terbentuk zona hambat), sedangkan zona
protein sel bakteri akan terdenaturasi hambat yang dibentuk oleh Ampicillin 10
sehingga metabolisme bakteri menjadi µg dan aquadest steril masing-masing
terganggu (Makkar & Becker, 2003). sebesar 25,67 mm dan 6,0 mm (tidak
Data pada Tabel 2 dan Gambar 2 terbentuk zona hambat) yang ditampilkan
menunjukkan adanya pengaruh zat pada Gambar 7. Perlakuan terhadap bakteri
antibakteri yang terkandung di dalam uji E. coli tidak menunjukkan adanya zona
propolis terhadap salah satu koloni bakteri hambat dengan rataan sebesar 6,0 mm
uji yaitu S.aureus (Gram positif). Rataan (sama dengan kontrol negatif). Zona
zona hambat pertumbuhan S.aureus oleh hambat yang terbentuk akibat pengaruh
propolis berkisar antara 6,27 mm hingga propolis terhadap bakteri S. aureus tidak
8,33 mm, sedangkan zona hambat memiliki pengaruh yang signifikan bila
pertumbuhan S.aureus yang dibentuk oleh dibandingkan dengan zona hambat yang
ampicillin 10 µg (kontrol positif) dan terbentuk akibat pengaruh Ampicillin.
aquadest steril (kontrol negatif) masing- Aktivitas antibakteri propolis lebih
masing sebesar 31,33 mm dan 6,0 mm disebabkan komposisi dari propolis yang
(tidak terbentuk zona hambat). digunakan. Komposisi propolis sendiri
Rataan zona hambat pertumbuhan sangat dipengaruhi oleh jenis dan umur
S.aureus lebih besar dibandingkan dengan tumbuhan, iklim dan waktu dimana
rataan zona hambat pertumbuhan E.coli, propolis tersebut diperoleh (Sabir, 2005).
berdasarkan data tersebut dapat dikatakan Bakteri mengandung sejumlah besar
propolis lebih efektif terhadap S. aureus lipoprotein, lipopolisakarida dan lemak.
(Gram positif) dibandingkan dengan E.coli Adanya lapisan-lapisan dinding sel
(Gram negatif). Adanya perbedaan pada bakteri tersebut mempengaruhi
komposisi dinding sel antara kedua bakteri aktivitas kerja dari zat antibakteri.
uji menyebabkan perbedaan respon Pertumbuhan zat antibateri dapat
terhadap pemberian propolis pada kedua terganggu oleh komponen fenol. Fenol
bakteri tersebut. Menurut Jawetz (2005); memiliki kemampuan untuk
Schaffer dan Lee (2008); kepekaan pada mendenaturasikan protein dan merusak
244
ISSN e-journal 2579-7557
Arum Lintang Dyah Lestari et al.: Daya Hambat Propolis terhadap Bakteri
Staphylococcus aureus dan Escherichia coli

membran sel. Menurut Purwanti (2007), Bakteri E.coli yang termasuk ke dalam
mekanisme kerja senyawa tannin dan bakteri Gram negatif memiliki dinding sel
fenol dalam menghambat sel bakteri, dengan komposisi peptidoglikan sekitar
yaitu dengan cara mendenaturasi protein 10% dari berat kering sel dilengkapi
sel bakteri, menghambat fungsi dengan lipopolisakarida dan protein (asam
selaput sel (transport zat dari satu sel ke sel lemak yang dirangkaikan dengan
lain) yang menghambat sintesis asam polisakarida), tidak terdapat asam teikoat,
nukleat sehingga pertumbuhan bakteri kandungan lipida tinggi sekitar 11-22%)
dapat terhambat. serta memiliki susunan dinding sel yang
Perbedaan zona hambat dari berbagai tidak kompak namun lebih kompleks
ekstrak propolis karena adanya perbedaan apabila dibandingkan dengan bakteri Gram
konsentrasi flavonoid terhadap masing- positif. Bakteri Gram negatif memiliki
masing media biakan, sehingga lapisan peptidoglikan yang terletak di
menyebabkan perbedaan kemampuan bagian membran periplasma, yaitu suatu
dalam menghambat pertumbuhan bakteri membran yang terdapat diantara membran
(Hidayat et al., 2012). plasma (dalam) dan membran luar. Bagian
Menurut Pelczar & Chan (2006); luar tersusun atas lapisan lipopolisakarida
Pratiwi (2008), S. aureus yang tergolong (LPS) tebal yang merupakan bentuk
bakteri Gram positif memiliki sekitar 50% pertahanan bakteri Gram negatif terhadap
peptidoglikan (murein) lapis tunggal yang zat-zat asing, termasuk senyawa antibakteri
membentuk struktur tebal dan kaku, dan (Pratiwi, 2008; Pelczar dan Chan, 2006).
asam teikoat yang mengandung alkohol Hal tersebut di atas yang menyebabkan
(gliserol atau ribitol) dan fosfat sebagai bakteri E. coli tahan terhadap senyawa
komponen utama dinding sel, kandungan fenolik yang merupakan penyusun dari
lipida rendah (sekitar 1 hingga 4%), serta flavonoid pada propolis (Radiati, 2002).
memiliki susunan dinding sel yang kompak. Pengaruh Konsentrasi Propolis
Bakteri Gram positif memiliki dinding sel Terhadap Bakteri Uji
dengan lapisan peptidoglikan yang terletak Hasil pengamatan uji aktivitas
di bagian membran luar lebih tebal antibakteri propolis dengan konsentrasi
dibandingkan dengan bakteri Gram negatif. yang berbeda terhadap bakteri uji S. aureus
Lapisan peptidoglikan yang tebal tersebut menunjukkan adanya pengaruh perlakuan
menyebabkan bakteri Gram positif lebih terhadap pertumbuhan pada koloni bakteri
peka terhadap pemberian antibakteri. tersebut.

245
ISSN e-journal 2579-7557
Jurnal Pro-Life Volume 7 Nomor 3, November 2020

Zona hambat propolis terhadap E. coli

Kontrol negatif (akuades steril)


Kontrol positif (Ampicillin)

Kontrol negatif (akuades steril)


Kontrol positif (Ampicilin)
Zona hambat propolis terhadap E. coli

Gambar 1. Zona Hambat Propolis terhadap E. coli


Sumber: Lestari et al. (2020)

Kontrol negatif (Akuades steril)

Kontrol positif (Ampicillin)


Zona hambat propolis terhadap S. aureus

Kontrol Positif (Ampicillin)

Zona hambat propolis terhadap S.aureus

Kontrol negatif (Akuades steril)

Gambar 2. Zona Hambat Propolis terhadap S. aureus


Sumber: Lestari et al. (2020)

246
ISSN e-journal 2579-7557
Arum Lintang Dyah Lestari et al.: Daya Hambat Propolis terhadap Bakteri
Staphylococcus aureus dan Escherichia coli

Pada bakteri uji E.coli tidak menunjukkan maka dapat dikatakan bahwa semakin
adanya pengaruh perlakuan dengan tinggi konsentrasi propolis yang diberikan
konsentrasi propolis yang berbeda. akan semakin besar pula zona hambat
Rataan zona hambat pertumbuhan pertumbuhan bakteri uji yang terbentuk.
propolis dengan variasi konsentrasi Zona hambat pertumbuhan bakteri uji
propolis 10%, 30%, 50%%, 70%, dan 90% semakin besar seiring bertambahnya
termasuk perlakuan dengan ampicillin 10 konsentrasi propolis. Tetapi lain halnya
µg dan aquadest steril terhadap pada bakteri uji E. coli (Gram negatif),
pertumbuhan kedua koloni bakteri uji dimana tidak terdapat pengaruh
tersaji seluruhnya pada Gambar 3. konsentrasi propolis mulai dari konsentrasi
Data yang ditampilkan pada Gambar 3 terendah (10%) hingga konsentrasi
menunjukkan terjadinya peningkatan zona tertinggi (90%).
hambat terhadap bakteri S. aureus sejalan Penelitian ini memperlihatkan bahwa
dengan peningkatan konsentrasi propolis. jenis bakteri uji dapat mempengaruhi
Rataan zona hambat terkecil (6,27 mm) aktivitas antibakteri, disamping adanya
dihasilkan dari perlakuan menggunakan pengaruh konsentrasi zat (propolis) yang
propolis dengan konsentrasi 10% dan ditujukkan melalui pembentukan zona
rataan zona hambat terbesar (8,33 mm) hambat. Ada beberapa hal yang perlu
dibentuk oleh perlakuan menggunakan diperhatikan yang menyebabkan variasi
propolis dengan konsentrasi 90%. zona hambatan, antara lain : kemampuan
Berdasarkan perbedaan pengaruh dan laju difusi antibiotik ke dalam media
konsentrasi propolis sebagai perlakuan, dan interaksinya dengan mikroba uji,
pada bakteri uji S. aureus (Gram positif)

Gambar 3. Diagram batang rata zona hambat berbagai jenis perlakuan terhadap bakteri uji

247
ISSN e-journal 2579-7557
Jurnal Pro-Life Volume 7 Nomor 3, November 2020

jumlah mikroba yang diinokulasikan, laju penghambatannya dalam kategori kuat.


pertumbuhan mikroba uji, tingkat Ampicillin merupakan turunan dari
kerentanan mikroba uji terhadap antibiotik penicillin yang mempunyai spektrum luas
(Sunatmo, 2009). (dapat menghambat pertumbuhan bakteri
Standar antibiotika Ampicillin 10µg Gram positif dan Gram negatif)
membentuk zona hambat terhadap mekanisme kerjanya menghambat sintesis
pertumbuhan kedua koloni mikroba uji. dinding sel bakteri (Mycek dkk.,1997).
Rataan zona hambat yang dibentuk oleh Bagi bakteri, dinding sel sangat berperan
Ampicillin 10 µg terhadap E. coli adalah dalam pertumbuhan dan perkembangan.
sebesar 25,67 mm, dan rataan zona hambat Komponen utama dinding sel bakteri
yang dibentuk S.aureus adalah sebesar adalah peptidoglikan. Ampicillin akan
31,33 mm. Berdasarkan data tersebut menghambat tahap akhir/sintesis
diketahui bahwa daya antibakteri yang peptidoglikan sehingga dinding sel tidak
terkandung dalam propolis tidak efektif bisa terbentuk dengan cara berikatan
jika dibandingkan dengan standar dengan pada enzim DD-transpeptidase
antibiotika Ampicillin 10 µg. yang memperantarai dinding peptidoglikan
Suatu bahan antibakteri alami yang bakteri sehingga akan melemahkan dinding
terkandung di dalam tumbuhan dapat sel bakteri. Hal ini mengakibatkan sitolisis
dikatakan efektif apabila dalam konsentrasi karena ketidakseimbangan tekanan
rendah, zat /bahan tersebut mampu osmosis, serta pengaktifan hidrolase dan
menghambat pertumbuhan bakteri autolysis yang mencerna dinding
sebanding dengan kemampuan antibakteri peptidoglikan yang sudah terbentuk
standar antibiotika yang digunakan. Dalam sebelumnya. Dengan menghambat
penelitian ini diketahui bahwa propolis perkembangan dinding sel, sel bakteri
pada konsentrasi minimum (10%) hanya tersebut akan menjadi lemah dan
mampu menghambat bakteri S.aureus kemungkinan besar mengalami
(Gram positif) saja, yang apabila penghancuran (lisis) sel.
dibandingkan dengan daya hambat
antibiotika Ampicillin tidak menunjukkan KESIMPULAN
adanya kesetaraan. Berdasarkan pembahasan di atas, maka
Kontrol Ampicilin berpengaruh simpulan dalam artikel ini adalah sebagai
terhadap kedua jenis bakteri, baik Gram berikut. Propolis hanya memiliki
positif maupun Gram negatif aktivitas kemampuan menghambat pertumbuhan
248
ISSN e-journal 2579-7557
Arum Lintang Dyah Lestari et al.: Daya Hambat Propolis terhadap Bakteri
Staphylococcus aureus dan Escherichia coli

(antimikroba) koloni S. aureus, Mirzoeva OK, Grishanin RN, & Calder


PC. 1997. Antimicrobial action of
Sedangkan efek antimikroba ekstrak
propolis and some of its components:
propolis terhadap Escherichia coli 100% the effects on growth, membrane
potential, and motility of bacteria.
resisten.
MicrobiologyRes, 152:239-46. 2
Naim R. 2004. Senyawa Antimikroba Dari
Tanaman. IPB.
DAFTAR PUSTAKA
Noor AA. 2015. Sistem Pakar Untuk
Bankova V & Popova M. 2007. Propolis Mendiagnosis Penyakit Infeksi
of St ingless Bee : A Promissing Menggunakan Forward Chaining.
Source of Biological Active Jurnal ITSMart, 4 (1).
Compounds. p 88-92. Pelczar M J & Chan ECS. 2006. Dasar -
Di Carlo G, Mascolo N, & Izzo AA. 1999. Dasar Mikrobiologi, Jilid I. Penerbit
Capasso F. Falvonoids: old and new Universitas Indonesia. Jakarta.pp. 576.
aspects of a class of natural Purwanti E. 2007. Senyawa Bioaktif
therapeutic drugs. Life Sci, 65 Tanaman Sereh Ekstrak Klorofrm dan
(4):337–53. Etanol serta Pengaruhnya Terhadap
Estrela C, Sydney GB, Bammann LL, & Mikroorganisme Penyebab Diare.
Felippe Jr O. 1995. Mechanism of Malang: Universitas Muhammadiyah
action calcium and hydroxyl ions of Malang.
calcium hydroxide on tissue and Pratiwi P. 2008. Mikrobiologi Farmasi.
bacteria. Brazil Dent J, 6:85–90. Yogyakarta: Penerbit Erlangga
Fatoni A. 2008. Pengaruh Propolis Trigona Medical Series. Fakultas Universitas
spp Asal Bukit Tinggi Terhadap Gajah Mada, 15-19.
Beberapa Bakteri Usus Halus Sapi dan Radiati LE. 2002. Penghambatan
Penelusuran Komponen Aktifnya. Enteropatogen Oleh Ekstrak
Tesis. Sekolah Pasca Sarjana Institut Diklorometan Jahe. Habitat 13 (2).
Pertanian Bogor. Sabir A. 2005. Aktivitas Antibakteri
Halim E, Hardinsyah, Noorwati Sutandya, Flavonoid Propolis Trigona spp
Sulaeman A, Artika Made, Harahap terhadap Bakteri Streptococcus
Yahdiana. Kajian Bioaktif dan Zat mutans (in vitro). Majalah Kedokteran
Gizi Proolis Indonesia dan Brazil. Gigi, 38(3) : 135-141.
2012. Jurnal Gizi dan Pangan, 7 (1) : Schaffer AC & Lee JC. 2008. Vaccination
1-6. and Passive Immunitation Against
Humaida Rifka. 2014. Strategy To Handle Staphylococcus aureus. International
Resistance of Antibiotics. Journal journal of Antimicrobial Agents 32 S.
Majority, 3 (7). p: 71-78.
Jawetz & Melnick. Adelberg’s. 2005. Suranto S. 2010. Dahsyatnya Propolis
MedicalMicrobiology.Mc.Graw Hill Untuk Menggempur Penyakit.
Companies Inc. Penerbit Salemba Jakarta: PT. Agro Media Pustaka.
Medika. H. 357-359. Jakarta.
Permasalahan Kesehatan di Indonesia. Susilo B, Mertaningsih, Koendhori Eko ,
2012. Jurnal Kesehatan Komunitas, & Agil Mangestuti. 2009. Komposisi
1(4). Kimiawi dan Aktivitas Mikroba
Makkar HPS, Becker K. 2003. Do Tannins Propolis dari Malang Jawa Timur.
In Leaves Of Trees And Shrubs From Jurnal Penelitian Medika Eksakta, 8
African And Himalayan Regions (1): 23-30.
Differ In Level And Activity Argo
Forestry System, p.59-68 , 2003.

249
ISSN e-journal 2579-7557
Jurnal Pro-Life Volume 7 Nomor 3, November 2020

Sunatmo TI. 2009. Eksperimen Suririnah, Diare Mendadak dan


Mikrobiologi dalam Laboratorium. Penanganannya, Online at
Jakarta: Ardi Agency. http://www.infoibu.com [Diakses 29
Shofiyah S, Nada Salsabila. Obat Nopember 2020]
Tradisional Antara Khasiat dan Efek Yusuf BA, Djamal Azis, Asterina. 2015.
Sampingnya. 2017. Majalah Perbedaan Daya Hambat Dari
Farmasetika, 2 (5). Propolis Cair Yang Ada Di Pasaran
Silici S & Kaftanoglu. 2003. Antimicrobial Terhadap Escherichia coli dan
Analysis Of Propolis Sample From Staphylococcus aureus Secara In
Different Region In Turky. Arch Oral Vitro. Jurnal Kedokteran Andalas, 4
Biol. (3).
Suranto S. 2010. Dahsyatnya Propolis
Untuk Menggempur Penyakit.
Jakarta: PT. Agro Media Pustaka.

250
ISSN e-journal 2579-7557

You might also like