Professional Documents
Culture Documents
Abstract
The increase in diseases caused by bacteria followed by an increase in bacterial resistance to synthetic
antibiotics has prompted research on alternative antibacterial producing drugs. Propolis is one of the
components of honey, which is an adhesive substance collected by worker bees from shoots, twigs and leaves
that produce sap. propolis is known to contain bacteriostatic, bactericidal, fungistatic, and fungicidal
antimicrobial compounds. Propolis contains a number of compounds such as resins, flavonoids, phenols, waxes,
fatty acids, essential oils, pollen, minerals and vitamins.This study aims to determine the effect of propolis on the
growth of Staphylococcus aureus and Escherichia coli bacteria at different concentrations. Antibacterial activity
testing was carried out by the agar diffusion test method according to Kirby - Bauer by observing the inhibition
zone of the growth of the tested bacteria as a parameter. The research design used was factorial completely
randomized design (CRD). The results showed that there was an effect of treatment on the growth of S. aureus
bacteria colonies with the best concentration value of 90%, while the E. coli bacterial colonies did not show the
effect of concentration treatment on the growth of these bacterial colonies. based on statistical tests using the
LSD test for the effectiveness of propolis concentrations in E. coli bacteria showed that propolis with a
concentration of 10% was not significantly different from the concentrations of 30%, 50%, 70% and 90%.
whereas the LSD test for the effectiveness of propolis concentration in S.aureus bacteria showed that the
propolis concentration of 10% was not significantly different from the propolis concentration of 30%, but
significantly different from the propolis concentration of 50%, 70% and 90%.
237
ISSN e-journal 2579-7557
Jurnal Pro-Life Volume 7 Nomor 3, November 2020
juga menimbulkan masalah berupa infeksi Propolis adalah salah satu bahan
nosokomial khususnya oleh kuman yang biologis dari obat tradisional yang telah
resisten terhadap beberapa antibiotik terkenal sejak zaman dahulu kala. Diantara
sekaligus. Penyakit infeksi yang abad ke-7 dan ke-20, obat ini menjadi
disebabkan oleh bakteri yang gagal sangat terkenal di Eropa karena khasiatnya
berespon terhadap pengobatan sebagai anti bakterial Para ahli obat
mengakibatkan perpanjangan penyakit tradisional modern mengatakan bahwa
(prolonged illness), meningkatnya resiko propolis juga sebagai anti bakteri, anti
kematian (greater risk of death) dan jamur, anti virus, hepatoprotektiv dan
semakin lamanya masa rawat inap di berkhasiat pula sebagai anti radang, karena
rumah sakit (length of stay). Ketika respon dapat meningkatkan ketahanan tubuh alami
terhadap pengobatan menjadi lambat terhadap beberapa infeksi serta untuk
bahkan gagal, pasien menjadi infeksius mengobati ulcus gastroduodenal. Sebagai
untuk beberapa waktu yang lama (carrier) obat luar, propolis juga dapat
(Humaida, 2014). menyembuhkan dermatitis yang
Untuk mengatasi resistensi ini, disebabkan oleh bakteri dan jamur. Sampai
muncullah antibiotika yang lebih baru dan sekarang propolis digunakan sebagai obat
lebih efektif untuk mengatasi bakteri ini, yang layak pakai dan dalam bentuk kapsul
yang biasanya lebih mahal. Beberapa (baik dalam bentuk asli atau dicampur
alternatif pengobatan kemudian dipilih, dengan glue gell dan rosa canina atau
biasanya yang lebih murah dan lebih pollen), sebagai ekstrak (hydroalkoholic
mudah dijangkau masyarakat, misalnya atau glycolic), sebagai obat kumur (bila
pengobatan tradisional dari bahan herbal dicampur dengan melissa, sage, mallow)
(Halim et al., 2012). sebagai obat pelega tenggorokan, kream,
Di negara berkembang, seperti dan dalam bentuk bedak (digunakan dalam
Indonesia penggunaan obat herbal telah bentuk gargles atau untuk obat dalam jika
dilakukan secara turun temurun. Banyak dilartukan dalam air). (Susilo et al., 2009).
faktor-faktor yang dapat mendorong Menurut Bankova (2000), propolis
peningkatan penggunaan obat herbal pada mengandung senyawa antimikroba yang
negara maju, diantaranya adalah ingin bersifat bakteriostatik (menghambat
memiliki harapan hidup yang lebih panjang, pertumbuhan bakteri) dan senyawa
disamping itu juga tiap tahun obat herbal bakterisida (membunuh bakteri), senyawa
semakin luas bagi kita untuk mengakses fungistatik (menghambat pertumbuhan
informasinya (Sumayyah et al., 2017).
238
ISSN e-journal 2579-7557
Arum Lintang Dyah Lestari et al.: Daya Hambat Propolis terhadap Bakteri
Staphylococcus aureus dan Escherichia coli
kapang dan khamir) dan fungisida propolis “Melia Nature” terhadap kuman
(membunuh khamir dan kapang). Staphylococcus aureus dan Escherecia
Khasiat propolis terus dikembangkan coli, yaitu dengan cara melihat perbedaan
oleh para peneliti secara mendalam. daya hambat bakteri dari propolis terhadap
Propolis dapat menghambat pertumbuhan Escherichia coli dan Staphylococcus
bakteri Gram positif S. aureus yang aureus secara in vitro.
merupakan bakteri dengan kemampuan
terbesar menimbulkan penyakit (patogen) METODE PENELITIAN
dibandingkan dengan spesies Metode penelitian dalam penelitian
Staphylococus lainnya (Silichi & ini adalah eksperimen kuantitatif dengan
Kaftanoglu, 2003). tiga kali pengulangan untuk mengetahui
Staphylococcus aureus merupakan perbedaan daya hambat bakteri propolis
salah satu genus dari Staphylococcus yang cair yang ada di pasaran merk Melia
bersifat patogen utama bagi manusia. Nature terhadap Escherichia coli dan
Bakteri ini merupakan bentuk koagulase Staphylococcus aureus secara in vitro.
positif, hal ini membedakannya dari Alat dan Bahan Penelitian
spesies Staphylococcus lainnya karena Alat yang digunakan selama
koagulase negatif (S.epidermidis, penelitian adalah: Ose, rak dan tabung
S.warneri, S.hominis dan spesies lainnya) reaksi, gelas kimia 250 mL, labu
merupakan flora normal manusia dan Erlenmeyer, gelas ukur 25 mL, labu ukur
jarang menyebabkan infeksi. (Yusuf et al., 100 mL, timbangan, autoklaf, inkubator,
2015). spektrofotometer, kuvet, oven, kompor
Escherichia coli adalah salah satu listrik, batang pengaduk, bunsen, karet
bakteri enterik dan anggota flora usus penghisap, pipet ukur 1 mL, 5 mL, 10 mL,
normal. Bakteri ini pada umumnya tidak pipet volume 1 mL, corong, penangas air,
menyebabkan penyakit dan di dalam usus mikropipet, yellow tipe.
berperan terhadap fungsi dan nutrisi Bahan yang digunakan dalam
normal. Bakteri menjadi bersifat patogen penelitian ini adalah: biakan murni S.
apabila berada di luar usus, yaitu lokasi aureus dan E. coli yang bersumber dari
normal tempatnya berada atau di lokasi bahan klinik (pasien) yang diperoleh di
lain dimana flora normal jarang terdapat Laboratorium Klinik RSUD Koja Jakarta
(Yusuf et al., 2015). Utara. Propolis yang diperoleh berasal
Pada penelitian ini peneliti mencoba dari Propolis Melia Nature, kapas,
untuk mengetahui efek antibakteri dari akuadest steril, tisu, kertas saring, kasa,
239
ISSN e-journal 2579-7557
Jurnal Pro-Life Volume 7 Nomor 3, November 2020
241
ISSN e-journal 2579-7557
Jurnal Pro-Life Volume 7 Nomor 3, November 2020
Tabel 2. Pembuatan Berbagai Konsentrasi S.aureus (Gram positif) dan E.coli (Gram
Propolis
negatif) secara in vitro menggunakan difusi
Volume
Volume Konsentra
cakram. Terbentuknya zona bening di
No ekstrak
akuade si akhir sekitar koloni bakteri menunjukkan adanya
Tabung propolis
st (mL) (%)
(mL)
1 0,1 0,9 10%
penghambatan pertumbuhan bakteri uji.
2 0,3 0,7 30% Zona penghambatan bakteri dinyatakan
3 0,5 0,5 50%
4 0,7 0,3 70% dalam millimeter (mm) yang diukur dari
5 0,9 0,1 90%
zona bening yang terbentuk. Semakin luas
dalam refrigerator Berikut ini skema cara
zona bening menunjukkan semakin tinggi
kerja pengujian aktivitas antibakteri pada
aktivitas antibakteri propolis. Hasil
propolis terhadap bakteri uji.
pengamatan uji aktivitas antibakteri
Rancangan dan Analisis Data
propolis terhadap kedua jenis bakteri uji
Uji aktivitas anti bakteri ekstrak
ditampilkan pada Tabel 3.
propolis, hasilnya dianalisis dengan
Efektifitas antibakteri propolis
menggunakan Rancangan Acak Lengkap
diduga berhubungan dengan senyawa
(RAL) faktorial dengan menggunakan dua
antibakteri yang terdapat di dalam propolis.
faktor. Faktor pertama adalah 2 (dua) jenis
Senyawa aktif yang terkandung di dalam
bakteri uji yaitu Staphylococcus aureus
propolis mampu menghambat
dan Escherichia coli, sedangkan faktor
pertumbuhan S.aureus (Tabel 2)
kedua adalah konsentrasi ekstrak propolis
dibandingkan E. coli berdasarkan kepekaan
yang terdiri dari 5 (lima) jenis konsentrasi
bakteri uji, maka dapat dikatakan bahwa
yaitu 10%,30%,50%,70%, 90%. Sebagai
jenis bakteri turut mempengaruhi besarnya
kontrol positif digunakan antibiotik
zona hambat yang dibentuk oleh propolis.
Amphycilin konsentrasi 10 µg dan sebagai
Sifat antibakteri propolis disebabkan
kontrol negatif digunakan cakram steril,
karena beberapa mekanisme, antara lain:
masing-masing dilakukan tiga kali
menghambat pertumbuhan bakteri dengan
ulangan.
mencegah pembelahan sel, disorganisasi
Hasil pengukuran diameter zona
sitoplasma, membran sel dan dinding sel
hambat dari setiap bakteri dianalisis secara
bakteri, menyebabkan bakteriolisis parsial,
sidik ragam ( Analisis of Variance =
menghambat sintesis protein (Bankova &
ANOVA).
Popova, 2007). Propolis diketahui
HASIL DAN PEMBAHASAN
mengandung senyawa yang bersifat
Pengujian aktivitas antibakteri
antibakteri yaitu flavonoid dan tannin
propolis dilakukan terhadap bakteri
(Fatoni, 2008).
242
ISSN e-journal 2579-7557
Arum Lintang Dyah Lestari et al.: Daya Hambat Propolis terhadap Bakteri
Staphylococcus aureus dan Escherichia coli
243
ISSN e-journal 2579-7557
Jurnal Pro-Life Volume 7 Nomor 3, November 2020
(Naim, 2004). Tanin diduga berperan bakteri Gram positif dan Gram negatif
sebagai antibakteri karena memiliki terhadap zat antibakteri tergantung pada
kemampuan membentuk senyawa perbedaan struktur dinding selnya.
kompleks dengan protein melalui ikatan Rataan zona hambat pertumbuhan
hidrogen, jika terbentuk ikatan hidrogen E.coli oleh propolis adalah 6,0 mm (tidak
antara tanin dengan protein kemungkinan terbentuk zona hambat), sedangkan zona
protein sel bakteri akan terdenaturasi hambat yang dibentuk oleh Ampicillin 10
sehingga metabolisme bakteri menjadi µg dan aquadest steril masing-masing
terganggu (Makkar & Becker, 2003). sebesar 25,67 mm dan 6,0 mm (tidak
Data pada Tabel 2 dan Gambar 2 terbentuk zona hambat) yang ditampilkan
menunjukkan adanya pengaruh zat pada Gambar 7. Perlakuan terhadap bakteri
antibakteri yang terkandung di dalam uji E. coli tidak menunjukkan adanya zona
propolis terhadap salah satu koloni bakteri hambat dengan rataan sebesar 6,0 mm
uji yaitu S.aureus (Gram positif). Rataan (sama dengan kontrol negatif). Zona
zona hambat pertumbuhan S.aureus oleh hambat yang terbentuk akibat pengaruh
propolis berkisar antara 6,27 mm hingga propolis terhadap bakteri S. aureus tidak
8,33 mm, sedangkan zona hambat memiliki pengaruh yang signifikan bila
pertumbuhan S.aureus yang dibentuk oleh dibandingkan dengan zona hambat yang
ampicillin 10 µg (kontrol positif) dan terbentuk akibat pengaruh Ampicillin.
aquadest steril (kontrol negatif) masing- Aktivitas antibakteri propolis lebih
masing sebesar 31,33 mm dan 6,0 mm disebabkan komposisi dari propolis yang
(tidak terbentuk zona hambat). digunakan. Komposisi propolis sendiri
Rataan zona hambat pertumbuhan sangat dipengaruhi oleh jenis dan umur
S.aureus lebih besar dibandingkan dengan tumbuhan, iklim dan waktu dimana
rataan zona hambat pertumbuhan E.coli, propolis tersebut diperoleh (Sabir, 2005).
berdasarkan data tersebut dapat dikatakan Bakteri mengandung sejumlah besar
propolis lebih efektif terhadap S. aureus lipoprotein, lipopolisakarida dan lemak.
(Gram positif) dibandingkan dengan E.coli Adanya lapisan-lapisan dinding sel
(Gram negatif). Adanya perbedaan pada bakteri tersebut mempengaruhi
komposisi dinding sel antara kedua bakteri aktivitas kerja dari zat antibakteri.
uji menyebabkan perbedaan respon Pertumbuhan zat antibateri dapat
terhadap pemberian propolis pada kedua terganggu oleh komponen fenol. Fenol
bakteri tersebut. Menurut Jawetz (2005); memiliki kemampuan untuk
Schaffer dan Lee (2008); kepekaan pada mendenaturasikan protein dan merusak
244
ISSN e-journal 2579-7557
Arum Lintang Dyah Lestari et al.: Daya Hambat Propolis terhadap Bakteri
Staphylococcus aureus dan Escherichia coli
membran sel. Menurut Purwanti (2007), Bakteri E.coli yang termasuk ke dalam
mekanisme kerja senyawa tannin dan bakteri Gram negatif memiliki dinding sel
fenol dalam menghambat sel bakteri, dengan komposisi peptidoglikan sekitar
yaitu dengan cara mendenaturasi protein 10% dari berat kering sel dilengkapi
sel bakteri, menghambat fungsi dengan lipopolisakarida dan protein (asam
selaput sel (transport zat dari satu sel ke sel lemak yang dirangkaikan dengan
lain) yang menghambat sintesis asam polisakarida), tidak terdapat asam teikoat,
nukleat sehingga pertumbuhan bakteri kandungan lipida tinggi sekitar 11-22%)
dapat terhambat. serta memiliki susunan dinding sel yang
Perbedaan zona hambat dari berbagai tidak kompak namun lebih kompleks
ekstrak propolis karena adanya perbedaan apabila dibandingkan dengan bakteri Gram
konsentrasi flavonoid terhadap masing- positif. Bakteri Gram negatif memiliki
masing media biakan, sehingga lapisan peptidoglikan yang terletak di
menyebabkan perbedaan kemampuan bagian membran periplasma, yaitu suatu
dalam menghambat pertumbuhan bakteri membran yang terdapat diantara membran
(Hidayat et al., 2012). plasma (dalam) dan membran luar. Bagian
Menurut Pelczar & Chan (2006); luar tersusun atas lapisan lipopolisakarida
Pratiwi (2008), S. aureus yang tergolong (LPS) tebal yang merupakan bentuk
bakteri Gram positif memiliki sekitar 50% pertahanan bakteri Gram negatif terhadap
peptidoglikan (murein) lapis tunggal yang zat-zat asing, termasuk senyawa antibakteri
membentuk struktur tebal dan kaku, dan (Pratiwi, 2008; Pelczar dan Chan, 2006).
asam teikoat yang mengandung alkohol Hal tersebut di atas yang menyebabkan
(gliserol atau ribitol) dan fosfat sebagai bakteri E. coli tahan terhadap senyawa
komponen utama dinding sel, kandungan fenolik yang merupakan penyusun dari
lipida rendah (sekitar 1 hingga 4%), serta flavonoid pada propolis (Radiati, 2002).
memiliki susunan dinding sel yang kompak. Pengaruh Konsentrasi Propolis
Bakteri Gram positif memiliki dinding sel Terhadap Bakteri Uji
dengan lapisan peptidoglikan yang terletak Hasil pengamatan uji aktivitas
di bagian membran luar lebih tebal antibakteri propolis dengan konsentrasi
dibandingkan dengan bakteri Gram negatif. yang berbeda terhadap bakteri uji S. aureus
Lapisan peptidoglikan yang tebal tersebut menunjukkan adanya pengaruh perlakuan
menyebabkan bakteri Gram positif lebih terhadap pertumbuhan pada koloni bakteri
peka terhadap pemberian antibakteri. tersebut.
245
ISSN e-journal 2579-7557
Jurnal Pro-Life Volume 7 Nomor 3, November 2020
246
ISSN e-journal 2579-7557
Arum Lintang Dyah Lestari et al.: Daya Hambat Propolis terhadap Bakteri
Staphylococcus aureus dan Escherichia coli
Pada bakteri uji E.coli tidak menunjukkan maka dapat dikatakan bahwa semakin
adanya pengaruh perlakuan dengan tinggi konsentrasi propolis yang diberikan
konsentrasi propolis yang berbeda. akan semakin besar pula zona hambat
Rataan zona hambat pertumbuhan pertumbuhan bakteri uji yang terbentuk.
propolis dengan variasi konsentrasi Zona hambat pertumbuhan bakteri uji
propolis 10%, 30%, 50%%, 70%, dan 90% semakin besar seiring bertambahnya
termasuk perlakuan dengan ampicillin 10 konsentrasi propolis. Tetapi lain halnya
µg dan aquadest steril terhadap pada bakteri uji E. coli (Gram negatif),
pertumbuhan kedua koloni bakteri uji dimana tidak terdapat pengaruh
tersaji seluruhnya pada Gambar 3. konsentrasi propolis mulai dari konsentrasi
Data yang ditampilkan pada Gambar 3 terendah (10%) hingga konsentrasi
menunjukkan terjadinya peningkatan zona tertinggi (90%).
hambat terhadap bakteri S. aureus sejalan Penelitian ini memperlihatkan bahwa
dengan peningkatan konsentrasi propolis. jenis bakteri uji dapat mempengaruhi
Rataan zona hambat terkecil (6,27 mm) aktivitas antibakteri, disamping adanya
dihasilkan dari perlakuan menggunakan pengaruh konsentrasi zat (propolis) yang
propolis dengan konsentrasi 10% dan ditujukkan melalui pembentukan zona
rataan zona hambat terbesar (8,33 mm) hambat. Ada beberapa hal yang perlu
dibentuk oleh perlakuan menggunakan diperhatikan yang menyebabkan variasi
propolis dengan konsentrasi 90%. zona hambatan, antara lain : kemampuan
Berdasarkan perbedaan pengaruh dan laju difusi antibiotik ke dalam media
konsentrasi propolis sebagai perlakuan, dan interaksinya dengan mikroba uji,
pada bakteri uji S. aureus (Gram positif)
Gambar 3. Diagram batang rata zona hambat berbagai jenis perlakuan terhadap bakteri uji
247
ISSN e-journal 2579-7557
Jurnal Pro-Life Volume 7 Nomor 3, November 2020
249
ISSN e-journal 2579-7557
Jurnal Pro-Life Volume 7 Nomor 3, November 2020
250
ISSN e-journal 2579-7557