Professional Documents
Culture Documents
1793-Article Text-12420-1-10-20190516
1793-Article Text-12420-1-10-20190516
36-41
Penelitian
Tanggal masuk 06 Februari 2017, Revisi pertama 03 Juli 2017, Revisi terakhir 06 Nopember 2017, Diterima 20
Nopember 2017, Terbit daring 19 Januari 2018
Abstract. The high rate of malaria morbidity is due to the lack of knowledge and behavior patterns of the community. The
objective of this research is to know the correlation between knowledge level and behavioral pattern with malaria incidence in
Katingan Regency Central Kalimantan Province . The research was analytic with case control research design using fisher exact test
and chi square. Method of collecting data of knowledge level by direct interview using questioner, criterion of high rating if value of
result of questionnaire ≥ 60%, low if value ≤ 60%, measurement of behavior pattern using check list, criterion good if value check
list ≥ 60%, not good value ≤ 60%. The sample of this research is 58 respondents with case and control ratio is 1: 1. Result of fisher
exact test analysis showed there is correlation between knowledge level with malaria incidence (p-value 0,002) and chi square test
result toward behavioral pattern of p-value 0,002 with malaria incidence with OR=2,45 and 9,28. . It can be concluded that there
was a correlation between knowledge level and behavior pattern with malaria incidence in Katingan Regency Central Kalimantan
Province. It is advisable to control the factors causing malaria by increased public knowledge, and good behavioral pattern about
malaria.
Keywords : Level of knowledge, Pattern of Behavior, Malaria Occurrence
Abstrak. Salah satu penyebab tingginya angka kesakitan malaria adalah masih kurangnya tingkat pengetahuan dan pola
perilaku masyarakat. Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dan pola perilaku dengan
kejadian malaria di Kabupaten Katingan Provinsi Kalimantan Tengah. Penelitian bersifat analitik dengan rancangan penelitian
case control menggunakan uji fisher exact dan chi square. Metode pengumpulan data tingkat pengetahuan dan pola perilaku
dengan wawancara langsung menggunakan kuesioner, kriteria penilaian tinggi apabila nilai hasil kuesioner ≥ 60%, rendah
apabila nilai ≤ 60%, pengukuran pola perilaku menggunakan check list, kriteria penilaian baik apabila nilai hasil check list ≥
60%, tidak baik nilai ≤ 60%. Sampel penelitian berjumlah 58 responden dengan perbandingan kasus dan kontrol adalah 1:1.
Hasil analisis uji fisher exact menunjukkan ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan kejadian malaria (p-value 0,002)
dan hasil uji chi square terhadap pola perilaku p-value 0,002 dengan kejadian malaria, dengan OR = 2,45 dan 9,28. Dapat
disimpulkan bahwa ada hubungan antara tingkat pengetahuan dan pola perilaku dengan kejadian malaria di Kabupaten
Katingan Provinsi Kalimantan Tengah. Disarankan melakukan upaya pengendalian faktor penyebab malaria dengan
meningkatkan pengetahuan masyarakat, dan pola perilaku yang baik tentang malaria.
Kata kunci : Tingkat pengetahuan, Pola Perilaku, Kejadian Malaria
DOI : http://dx.doi.org/10.22435/jhecds.v3i2.1793
Cara sitasi : Darmiah, Baserani, Khair A, dkk. Hubungan tingkat pengetahuan dan pola perilaku dengan
(How to cite) kejadian malaria di Kabupaten Katingan Provinsi Kalimantan Tengah.
J.Health.Epidemiol.Commun.Dis. 2017;3(2): 36-41.
36
JHECDs Vol. 3, No. 2, Desember 2017
37
Darmiah, Baserani, dkk Hubungan pengetahuan dan pola prilaku dengan.....
kurang dari 5 sehingga harus digunakan uji fisher Dari tabel 2 diketahui untuk pertanyaan no.1,6,7,8
exact. dan 9 semua jawaban responden benar. Sedangkan
no. 2 hanya satu jawaban benar, no. 3 dan 10
Hasil semua jawaban salah.
Hasil penelitian berupa karakteristik responden Rekapitulasi pola perilaku responden penderita
meliputi golongan umur, jenis kelamin dan tingkat dapat dilihat pada tabel 3 :
pendidikan dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 3. Rekapitulasi pola perilaku responden
Tabel 1.Distribusi golongan umur dan jenis penderita
kelamin responden Jumlah hasil
Penderita dan Daftar pilihan Kuesioner Skor
Golongan Bukan Penderita Benar Bobot
umur(tahun) Jumlah Kelambu 29 5 145
(%) Obat nyamuk 18 1 18
(Jiwa)
Umur repelan 0 2 0
10 – 20 20 34,4 Obat nyamuk semprot 1 1 1
21 – 30 14 20,7 Pakaian tebal 0 3 0
31 – 40 12 24,1 Kawat kasa 6 4 24
41 – 50 6 10,4 Di dalam rumah 24 2 48
Jumlah 78 18 236
51 – 60 6 10,4
Jumlah 58 100
Dari tabel 3 terlihat bahwa hasil ceklist pola
Jenis kelamin
Laki-laki 32 55,2 perilaku responden, 29 responden (100%) sudah
Perempuan 26 44,8 menggunakan kelambu, 24 responden (82,8%)
58 100 responden lebih banyak berada di dalam rumah
Jumlah
pada malam hari, 18 (62,8%) responden
Tingkat pendidikan
SD 12 20,7
menggunakan obat nyamuk bakar, 6 (26 responden
SMP 26 44,8 yang menggunakan kawat kasa pada ventilasi
SMA 18 31,1 (20,7%).
Sarjana 2 3,4
Rekapitulasi jawaban responden berdasarkan
Jumlah 58 100
tingkat pengetahuan dan pola perilaku dapat dilihat
pada tabel 4 berikut:
Diketahui dari tabel 1, golongan umur terbanyak
berkisar antara 10 – 20 tahun 34,4%. Jenis kelamin Tabel 4. Distribusi tingkat pengetahuan dan
laki-laki 55,2%. Pendidikan terbanyak tingkat SMP pola perilaku responden tahun 2012 pada n =
44,8%. 58
Rekapitulasi jawaban responden penderita Kejadian Penderita Bukan
Jumlah
malaria penderita
terhadap tingkat pengetahuan tentang malaria,
Tingkat pengetahuan
dapat dilihat pada tabel 2. Rendah 9 (31,0%) 0 (0%) 9
Tabel 2. Rekapitulasi jawaban responden Tinggi 20 (69,0%) 29 (100%) 49
penderita Total 29 (100%) 29 (100%) 58
Jumlah Hasil Pola perilaku
Pertanyaan kuesioner Jumlah Tidak baik 26 (89,7%) 14 (48,3%) 40
Benar Salah Baik 3 (10,3%) 15 (51,7%) 18
1. Pernahkah panas 29 0 29 Jumlah 29 (100%) 29 (100%) 58
menggigil?
2. Apa yang 1 28 29 Dari tabel 4, diketahui tingkat pengetahuan
dimaksud panas responden rendah penderita sebanyak 31,0%, pola
menggigil? perilaku tidak baik sebanyak 89,7%.
3. Apa yang 0 29 29 Hubungan tingkat pengetahuan dan pola perilaku
dimaksud kena
dengan kejadian malaria di wilayah Puskesmas
malaria?
4. Gejala malaria 19 10 29
Kasongan Kecamatan Katingan Hilir, dapat dilihat
5. Pemeriksaan 20 9 29 pada tabel 5:
malaria Hasil uji statistik dengan Fisher’s Exact Test pada
6. Cara penularan 29 0 29
Exact sig. (2-sided) menunjukkan bahwa P-Value
7. Tempat mengobati 29 0 29
8. Cara mengobati 29 0 29 0,002, P-Value < nilai α (alpa) sebesar 0,05 atau 5%
9. Cara mencegah 29 0 29
10. Dikatakan sembuh 0 29 29
38
JHECDs Vol. 3, No. 2, Desember 2017
Ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan Sementara responden berpendidikan tinggi yang
kejadian malaria. positif terjangkit malaria ada 91,5%.14
Hasil uji statistik chi Square dengan Continuity
Pengetahuan merupakan hal yang sangat penting
Correction pada Asymp sig. (2-sided) menunjukkan
untuk terbentuknya tindakan seseorang.15 Tetapi
bahwa P-Value 0,002. P-Value < nilai α (alpa)
tingkat pengetahuan yang tinggi tidak menutup
sebesar 0,05 atau 5%. Ada hubungan antara pola
kemungkinan masih ditemukan kasus malaria yang
perilaku dengan kejadian malaria.
tinggi. Sebanyak 69,0% responden dari seluruh
Odds Ratio sebesar 2,45 kali dan 9,286 kali pada CI kasus malaria golongan umur ≥ 15 tahun
95% (2.291-37.638) yang berarti bahwa responden mempunyai pengetahuan tinggi tetapi tetap
yang pola perilakunya tidak baik 9,286 kali berisiko terkena malaria. Dari 20 orang responden yang
terkena malaria dibanding responden yang pola menderita malaria, mereka sudah mengetahui
perilakunya baik. tentang penyakit malaria namun masih tertular
penyakit, hal ini disebabkan oleh faktor lain yaitu
Pembahasan masih mempunyai pola perilaku yang tidak baik.
Responden penderita dan bukan penderita dapat Sebanyak 26 orang (89,7%) dari 29 responden
digolongkan dalam golongan usia muda dan dapat penderita mempunyai pola perilaku tidak baik dan
dikatakan pada usia tersebut seseorang sangat hanya 3 orang (10,3%) mempunyai pola perilaku
produktif. Pada usia produktif ini seseorang baik. Pola perilaku baik pada responden kontrol
biasanya lebih banyak melakukan aktifitas dan sebanyak 15 orang (51,7%). Sedang pola perilaku
mobilitasnya tinggi, sehingga seseorang yang tidak baik sebanyak 14 orang (48,3%). Sebagian
mempunyai aktifitas dan mobilitas tinggi besar responden penderita, mempunyai pola
kemungkinan lebih besar resiko terkena penyakit perilaku tidak baik terhadap kejadian malaria
dari pada seseorang yang mobilitas rendah. walaupun sudah mempunyai tingkat pengetahuan
Menurut jenis kelamin, jumlah penderita tinggi tentang malaria yang didapat dari penyuluhan
responden laki-laki lebih banyak dari responden dan penjelasan pada saat berobat ke puskesmas
perempuan, sebesar 55,2% laki-laki, 44,8% setempat. Sejalan dengan penelitian Fien Lumolo
perempuan. Sejalan dengan penelitian Kholis pada tahun 2014 menyatakan bahwa ada hubungan
Ernawati pada tahun 2010, kejadian infeksi malaria antara faktor perilaku dengan kejadian malaria,
pada laki-laki proporsinya lebih tinggi yaitu sebesar yang disebabkan karena responden tidak
54,6%, dibandingkan pada perempuan sebesar mengaplikasikan dengan tindakan yang nyata
50,9%%, dengan prevalence ratio 1,10, menunjukkan tentang pencegahan malaria.16
bahwa prevalensi kejadian infeksi malaria pada laki- Beberapa faktor yang menyebabkan seseorang
laki 1,10 kali dibandingkan pada perempuan.13 Hal berperilaku tertentu yaitu : 1. pengetahuan; 2.
ini membuktikan bahwa jenis kelamin laki-laki lebih kepercayaan; 3. sikap; 4. kelompok referensi; 5.
rentan terkena malaria karena laki-laki lebih Beberapa faktor yang menyebabkan seseorang
banyak melakukan aktifitas dan mobilitas berperilaku tertentu yaitu : 1. pengetahuan; 2.
dibandingkan perempuan. kepercayaan; 3. sikap; 4. kelompok referensi; 5.
Tingkat pendidikan responden penderita maupun sumber daya, termasuk fasilitas, uang, waktu,
bukan penderita 44,8% berpendidikan menengah. tenaga, dan sebagainya; dan 6. perilaku normal,
Sejalan dengan penelitian Oktofina Sir pada tahun kebiasaan, nilai-nilai yang menghasilkan suatu pola
2014, menyatakan bahwa ada hubungan antara hidup yang umumnya disebut kebudayaan.
proporsi responden dengan pendidikan rendah Diketahui bahwa perilaku dipengaruhi oleh sosial
yang positif terjangkit malaria sebesar 99,2%. dan ekonomi.
14
39
Darmiah, Baserani, dkk Hubungan pengetahuan dan pola prilaku dengan.....
Secara garis besar pencegahan malaria mencakup dilakukan pengujian dengan chi square, solusinya
tiga aspek, yaitu: mengurangi penderita yang dengan menggunakan fisher exact. yang hasilnya
mengandung gametosit yang merupakan sumber menunjukkan bahwa p nya 0,02. dengan contiunity
infeksi (reservoar); pengendalian nyamuk sebagai correction nilai p senilai 0,002, hal ini menunjukan
vektor malaria dan melindungi orang yang rentan bahwa Ho ditolak dengan α = 0,05, artinya p-Value
dan berisiko terinfeksi malaria.17 Penularan malaria lebih kecil dari tingkat kesalahan yang sudah
kepada orang lain juga dapat dicegah dengan jalan ditentukan sehingga dengan demikian dapat
mengobati penderita malaria akut dengan obat diketahui bahwa ada hubungan antara tingkat
yang efektif terhadap fase awal dari siklus eritrosit pengetahuan dengan kejadian malaria di wilayah
aseksual sehingga gametosit tidak sempat Puskesmas Kasongan Kecamatan Katingan Hilir
terbentuk di dalam darah penderita.18 Pengendalian Kabupaten Katingan. Sejalan dengan penelitian
nyamuk meliputi pemberantasan tempat Andriyani pada tahun 2013 terbukti bahwa ada
perindukan nyamuk, membunuh larva dan nyamuk hubungan antara faktor tingkat pengetahuan
dewasa. Pengendalian tempat perindukan dengan kejadian malaria.21
dilakukan dengan drainase, pengisian/pengurukan
lubang-lubang yang mengandung air. Larva Ada tidaknya hubungan antara pola perilaku
dengan kejadian malaria dapat dilihat dari hasil uji
diberantas dengan menggunakan larvasida,
statistik Chi Square, yaitu nilai P = 0,002, keadaan
memelihara ikan pemakan jentik atau dengan
menggunakan bakteri misalnya Bacillus thuringiensis. ini menunjukan bahwa Ho ditolak dengan α = 0,05,
Nyamuk dewasa diberantas dengan menggunakan artinya nilai p lebih kecil dari tingkat kesalahan yang
insektisida, pemberantasan lingkungan, kelambu sudah ditentukan sehingga diketahui bahwa ada
dipoles dengan insektisida (permetrin). hubungan pola perilaku tentang malaria dengan
Perlindungan terhadap orang yang rentan dapat kejadian malaria di wilayah Puskesmas Kasongan
dilakukan dengan cara menghindari gigitan nyamuk, Kecamatan Katingan Hilir Kabupaten Katingan. Hal
memberikan obat-obatan untuk mencegah malaria ini sejalan dengan penelitian Lumolo pada tahun
dan vaksinasi. Pemasangan kawat kasa pada pintu, 2015, tentang analisis hubungan antara faktor
jendela dan lubang angin pada rumah-rumah dapat perilaku dengan kejadian malaria di wilayah kerja
mencegah masuknya nyamuk ke dalam rumah.19 Puskesmas Mayumba Kabupaten Morowali
Provinsi Sulawesi Tengah.16 Nilai OR dari pola
Terdapat 3 orang responden dengan pola perilaku perilaku sebesar 9,286 menunjukkan pola perilaku
baik tetapi masih menderita malaria Dari seluruh yang tidak baik pada responden lebih besar
kasus malaria golongan umur ≥ 15 tahun yang ada berisiko terkena penyakit malaria daripada
di wilayah Puskesmas Kasongan Kecamatan responden yang mempunyai pola perilaku baik
Katingan Hilir Kabupaten Katingan. Hal ini yaitu sebesar 9,286 kali. Sebagian besar responden
disebabkan karena faktor lain, yaitu imunitas terutama responden penderita mempunyai pola
responden yang lemah (penderita Tb Paru), faktor perilaku masih kurang, bahkan ada 2 orang
pekerjaan sebagai pencari rotan, dan tinggal satu responden lebih banyak keluar rumah pada malam
rumah dengan penderita lain. hari. Hal ini memberi peluang untuk lebih sering
Beberapa upaya yang dapat dilakukan dalam rangka digigit nyamuk. Sesuai dengan kondisi geografis
pemberantasan penyakit malaria, dengan sebagai sebagian besar masyarakat mempunyai pekerjaan
berikut: 1. menghindari atau mengurangi kontak bertani dan berkebun, sehingga apabila bekerja di
gigitan nyamuk Anopheles spp dengan memakai kebun/hutan, sebaiknya memakai pakaian
kelambu, penjaringan rumah, pemakaian repellent pelindung seperti celana dan baju berlengan
dan obat nyamuk, 2. membunuh nyamuk dewasa panjang, yang dapat menutupi seluruh anggota
dengan menggunakan berbagai insektisida, 3. badan dari gigitan nyamuk, untuk menghindari
membunuh jentik (tindakan anti larva) baik secara masuknya nyamuk kedalam rumah maka perlu
kimiawi (larvacida) maupun biologi (ikan, pemasangan kawat kasa pada ventilasi rumah.
tumbuhan, jamur, bakteri), 4. mengurangi tempat
Kesimpulan dan Saran
perindukan (source reduction), 5. mengobati
penderita malaria dan 6. pemberian pengobatan Tingkat pengetahuan dan pola perilaku, merupakan
pencegahan (profilaksis) dan vaksinasi (masih dalam faktor risiko kejadian malaria di wilayah kerja
tahap riset dan clinical trial).20 Puskesmas Kasongan Kecamatan Katingan Hilir
Kabupaten Katingan dengan Odds Ratio sebesar
Distribusi frekuensi tabel silang antara tingkat 2,45 kali dan 9,28 kali pada CI 95% (2.291-
pengetahuan dengan kejadian malaria di wilayah 37.638). Saran untuk masyarakat agar mengubah
kerja Puskesmas Kasongan Kecamatan Katingan perilaku yang tidak baik antara lain tidak sering
Hilir dengan uji statistik chi square, karena dari keluar rumah pada malam hari dan memasang
hasil analisis ternyata ada satu sel yang ekspected kawat kasa pada ventilasi rumah.
countnya kurang dari 5 sehingga tidak bisa
40
JHECDs Vol. 3, No. 2, Desember 2017
41