You are on page 1of 8

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keakurasian Koding Ibu Melahirkan dan Bayi di Beberapa Rumah Sakit Tahun 2014

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKURASIAN KODING IBU


MELAHIRKAN DAN BAYI DI BEBERAPA RUMAH SAKIT TAHUN 2014

Lily Widjaya ¹, Nanda A. Rumana²


Universitas Esa Unggul, Jakarta
Jalan Arjuna Utara No.9, Kebon Jeruk - Jakarta Barat 11510
lily.widjaja@esaunggul.ac.id

Abstract
One of the determinants of service quality is the quality of medical record which contained coding process to
determine the output reports the hospital. Still the low percentage of accuracy in coding process can cause
problems such as statistical calculations in the hospital would be wrong, not health care quality report,
clinical and research interests are the development of health policies by local governments will be
constrained, as well as problems of insurance claims. The impact of these problems resulted in the policy
direction of the hospital is not appropriate due to poor planning and the management of the hospital. The
study is done at the medical record department in some hospitals located in Jakarta on the services
obstetrics and ginekology.The aim of this research is to find out factors that affects the accuracy of icd code
mother childbirth and for newborn infants with independent variable is knowledge, education background,
training has been followed, experience, and long work.This research should be implemented by analyzing
data primary using design the study of cross-sectional.A sample of this research numbering 24 koder on the
medical record department. Results showing that the number of accurate coding is only 37,5 % ( 9 coder ),
while coder being inaccurate coding number 62.5 % ( 15 coder).The results of the analysis bivariat obtained
of variable that deals with accuracy is knowledge ( pvalue = 0.04 ). Based on research is expected the
presence of rotation coder who experience and inexperienced can do also encoding diagnose, in addition,
the hospital have to offer the opportunity to follow the coder coding training.

Key Words: accuracy, pregnant mothers, prenatal, coding

Pendahuluan tindakan dengan tepat sesuai klasifikasi


Menurut Undang-Undang Republik internasional yang terdapat dalam buku koding ICD-
Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah 10. Selain itu perekam medis harus dapat mengelola,
Sakit disebutkan bahwa Rumah Sakit adalah merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan
institusi pelayanan kesehatan yang menilai mutu rekam medis.
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan Terkait dengan permasalahan kode penyakit
secara paripurna yang menyediakan pelayanan dan tindakan, masih terdapat kendala keakuratan
rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. koding di rumah sakit. Penelitian yang dilakukan
Pelayanan kesehatan yang paripurna oleh Astuti dkk (2007) menunjukkan persentase
merupakan pelayanan lengkap dan sempurna yang kode diagnosis utama pada berkas rekam medis di
harus diberikan oleh pelayanan kesehatan dalam RS Sukoharjo yang akurat sebesar 63 (55%),
rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Ketidakakuratan kode diagnosis utama tersebut
yang bermutu. Dalam sebuah institusi kesehatan, disebabkan kurang tepatnya coder dalam
ada beberapa stakeholder yang bertanggung jawab menentukan kondisi utama serta tidak digunakannya
terhadap mutu layanan kesehatan diantaranya aturan reseleksi (MB1– MB5). Penelitian lain yang
adalah bagian rekam medis. dilakukan oleh Kresnowati (2007) didapatkan
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 377 bahwa tingkat akurasi kodingdiagnosis utama masih
tahun 2007 tentang Kompetensi Perekam Medis dan cukup tinggi yaitu 79,37%, sedangkan tingkat
Informasi Kesehatan dijabarkan tentang tujuh akurasikoding tindakan dan prosedur medis adalah
kompetensi perekam medis, dua diantaranya yaitu 50%.
perekam medis mampu membuat kode penyakit dan
Volume Jurnal (diisi oleh Pusat Pengelola Jurnal)
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keakurasian Koding Ibu Melahirkan dan Bayi di Beberapa Rumah Sakit Tahun 2014

Masih rendahnya persentase keakuratan Dampak dari kurangnya akurasi terhadap


dapat menyebabkan berbagai dampak negatif koding ibu melahirkan dan bayi mengakibatkan
diantaranya penghitungan berbagai angka statistik statistik nasional mengalami kesalahan laporan.
rumah sakit akan salahkualitas laporan yang akan Begitupun kesalahan akan berlanjut pada laporan
digunakan untuk evaluasi pelayanan akan tidak WHO dalam perbandingan dengan Negara lain.
sinkron, selain itu perencanaan dan pengelolaan Tujuan umum dari penelitian ini adalah
rumah sakit, kepentingan riset klinik dan Mengetahui Faktor-faktor yang Mempengaruhi
pengembangan kebijakan kesehatan oleh Keakurasian Koding Ibu Melahirkan dan Bayi di
Pemerintah Daerah akan mengalami kendala yang beberapa RS Tahun 2014.Tujuan khususnya untuk
berarti. Masalah lain yang tidak kalah penting mengetahui gambaran keakurasian koding ibu
akibatnya rendahnya keakuratan adalah tentang melahirkan dan bayi di beberapa RS Tahun 2014,
pembayaran kembali klaim asuransi. keakurasian gambaran pengetahuan, pelatihan yang pernah
kode menjadi prasyarat utama kesesuaian diikuti, lama bekerja dari perekam medis di
pembayarankembali klaim.Oleh karena itu, apabila beberapa RS Tahun 2014. Serta Mengetahui
terjadi kesalahan maka akan berdampak kerugian hubungan keakurasian koding ibu melahirkan dan
bagi institusi kesehatan atau pasien itu sendiri bayi dengan pengetahuan, latar belakang, pelatihan,
Faktor – faktor yang mempengaruhi pengalaman, dan lama bekerja perekam medis di
keakuratan koding yaitu tulisan dokter dalam beberapa RS Tahun 2014.
menuliskan diagnosis utama serta ruang untuk
petugas koding kurang ergonomi (Astuti 2007), Metode Penelitian
kurang teliti nya petugas koding dalam membaca Jenis penelitian ini adalah observasional
atau menganalisis dokumen rekam medis serta analitik dengan rancangan penelitian cross sectional.
kurangnya pengetahuan petugas tentang Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang
koding.(Yuliani, 2008), pengetahuan koder tentang bersifat asosiatif, yaitu penelitian yang bertujuan
tindakan, latarbelakang pendidikan maupun untuk mengetahui pengaruh ataupun juga hubungan
pelatihan, pengalaman dan lama kerja(Kresnowati, antara dua variabel atau lebih. Penelitian ini
2013). pemahaman dokter tentang ICD-10 masih mempunyai tingkatan tertinggi dibandingkan
kurang dan factor kepemimpinan dalam penerapan dengan diskriptif dan komparatif karena dengan
kelengkapan penulisan diagnosis yangsesuai dengan penelitian ini dapat dibangun suatu teori yang dapat
ICD-10 belum optimal (Ernawati dalam Kresnowati berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan
2012). ketidaktelitian petugas dalam melakukan mengontrol suatu gejala.
kodefikasi penyakit (Multisari,2011) Populasi sasaran penelitian ini adalah
Untuk menghasilkan suatu kode yang seluruh perekam medis dari 8 RS dengan jumlah 24
akurat dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu tenaga orang. Sedangkan sampel penelitian ini adalah
medis, tenaga rekam medis dan faktor eksternal semua sampel yang memenuhi kriteria inklusi yaitu
lainnya. Selain itu kelengkapan dokumen, sarana- seluruh perekam medis yang mengerjakan di
prasarana dan kebijakan juga diperlukan guna beberapa RS. Adapun kriteria eksklusi pada
mengetahui lebih lanjut tentang prosedur yang penelitian ini adalah responden yang tidak bersedia
diberikan oleh pimpinan dalam rangka untuk diwawancarai dan tidak memiliki tanggung
meningkatkan persentase keakuratan koding. jawab sebagai petugas koder. Pada penelitian ini,
Rumah sakit yang diambil untuk penelitian peneliti mengambil seluruh populasi untuk dijadikan
ini adalah semua rumah sakit umum yang responden mengingat jumlah petugas yang masih
memberikan pelayanan kebidanan dan kandungan dapat dijangkau untuk dilakukan observasi.
Berdasarkan hasil observasi di RS X Analisis data yang dilakukan adalah analisis
terdapat beberapa kekurangan dalam pengisian kode univariat dan bivariat.Analisis univariat digunakan
terutama untuk layanan kebidanan dan penyakit untuk melihat distribusi dan frekuensi pada tiap
kandungan yaitu koding untuk ibu melahirkan dan variabel penelitian dan melihat data missing, serta
bayi. Kode ibu melahirkan mempunyai kode yang outlier. Analisis bivariat menggunakan uji
cukup rumit. Ada beberapa proses dalam kebidanan independen T-test untuk data independen yang
yang setiap proses tersebut harus diberikan koding berbentuk numeric serta uji chi square untuk data
oleh petugas rekam medis. Proses tersebut adalah independen yang berbentuk katagorik. Analisis ini
kondisi saat akan melahirkan, kondisi saat digunakan untuk melihat kemaknaan hubungan
melahirkan, metode melahirkan, serta kondisi antara variabel-variabel independen dengan variabel
sesudah melahirkan. Demikian juga dengan bayi dependen.
yang terpengaruh kondisi ibu sertanya adanya
kelainan bawaan baik genetic dan gangguan
kandungan.

Volume Jurnal (diisi oleh Pusat Pengelola Jurnal)


Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keakurasian Koding Ibu Melahirkan dan Bayi di Beberapa Rumah Sakit Tahun 2014

Tabel 4.2 merupakan hasil distribusi asal


Hasil dan Pembahasan rumah sakit responden. Terbanyak responden
berasal dari RS Graha Kedoya (29,2%) 7 Koder
1. Analisis Univariat setelahnya dari RSUD Cengkareng (25%) 6 koder
Gambaran keakurasian koding ibu melahirkan sisanya tersebar ke beberapa rumah sakit
dan bayi di beberapa RS Jakarta Tahun 2014. diantaranya RS Atmajaya (12,5%), RS Sitanala
Data hasil analisis menunjukkan bahwa (12,5%), RS Medika Permata Hijau (8,3%), RS
keakurasian koding ibu melahirkan dan bayi di Pelni, RS Pelabuhan dan RS Suyoto masing-masing
beberapa RS Jakarta Tahun 2014 adalah sebagai 1 koder (4,2%).
berikut:
Tabel 4.1 Distribusi keakurasian koding ibu Gambaran umur perekam medis di BeberapaRS
melahirkan dan bayi di beberapa RSdi Jakarta Tahun 2014.
Tahun 2014. Tabel 4.3 Distribusi Umur Perekam Medis di
Beberapa RS Jakarta Tahun 2014.
Jumlah Persentase
Akurasi Koding Min- 95%
Akurat 9 37.5 Var mean med SD maks CI
15 62.5 24.59-
Umur 26.67 25.00 4.923 21-41
Tidak Akurat 28.75
24 100.0 Tabel 4.3Menunjukkan rata-rata umur koder
Total adalah 27 tahun dengan median 25 tahun. Umur
termuda koder adalah 21 tahun dan yang tertua 41
tahun (95% CI 24.59-28.75)

Gambaran jenis kelamin perekam medis di


Beberapa RS Jakarta Tahun 2014.
Tabel 4.4 Distribusi Jenis Kelamin Perekam
Medis di Beberapa RS Jakarta Tahun 2014.
Jumlah Persentase
Jenis Kelamin
Laki-laki 8 33.3
16 66.7
Perempuan
Gambar 4.1 24 100.0
Berdasarkan data yang didapat bahwa Total
jumlah koder yang akurat mengkode hanya Data menunjukkan proporsi koder yang
berjumlah 37,5%(9 koder), sedangkan koder yang berjenis kelamin perempuan lebih banyak dibanding
tidak akurat mengkode berjumlah 62,5% (15 koder) koder yang berjenis kelamin laki-laki. Koder
dari total 24 responden yang peneliti observasi. perempuan berjumlah 16 orang (66.7%) sedangkan
Variabel Independen; Gambaran Asal Rumah sisanya berjenis kelamin laki-laki berjumlah 8 orang
Sakit Responden (33.3%).
Gambaran pengetahuan perekam medis
Tabel 4.2 Distribusi Asal Rumah Sakit tentang koding ibu melahirkan dan bayi di
Responden BeberapaRS Jakarta Tahun 2014.

Jumlah Persentase Tabel 4.5 Distribusi pengetahuan perekam


Asal Rumah Sakit
RSUD Cengkareng 6 25.0 medis tentang koding ibu melahirkan dan
RS MPH 2 8.3 bayi di BeberapaRS Jakarta Tahun 2014.
RS PELNI 1 4.2 Pengetahuan Koder Jumlah Persentase
RS SUYOTO 1 4.2 7 29.2
Baik
RS Sitanala 3 12.5
Kurang Baik 17 70.8
RS Pelabuhan 1 4.2
RS Graha Kedoya 7 29.2 Total 24 100.0
RS Atmajaya 3 12.5 Berdasarkan data yang didapat bahwa
Total 24 100.0 jumlah koder yang memiliki pengetahuan baik
sejumlah 29.2%(7 koder), sedangkan koder yang
memiliki pengetahuan kurang baik berjumlah 70.8%

Volume Jurnal (diisi oleh Pusat Pengelola Jurnal)


Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keakurasian Koding Ibu Melahirkan dan Bayi di Beberapa Rumah Sakit Tahun 2014

(17 koder) dari total 24 responden yang peneliti


observasi. Gambaran lama bekerja perekam medis di
Gambaran latar belakang pendidikan perekam BeberapaRS Jakarta Tahun 2014.
medis di BeberapaRS Jakarta Tahun 2014. Tabel 4.9 Distribusi lama bekerja perekam
medis di BeberapaRS Jakarta Tahun 2014
Tabel 4.6 Gambaran latar belakang pendidikan Min- 95%
perekam medis di BeberapaRS Jakarta Tahun Var mean med SD maks CI
2014. Lama
21.79-
Latar Belakang bekerja 43.50 30.00 51.415 3-204
Jumlah Persentase 65.21
Pendidikan Koder di RS
Tabel 4.9 Menunjukkan rata-rata lama
Rekam Medis 23 95.8 bekerja koder adalah 43.5 bulan dengan median 30
bulan. Koder terlama bekerja sebanyak 204 bulan
Non Rekam Medis 1 4.2 dan tercepat 3 bulan. (95% CI 21.79-65.21)

Total 24 100.0 2. Analisis Bivariat:


Hasil analisis menunjukkan bahwa Hubungan keakurasian koding ibu melahirkan
kebanyakan koder merupakan lulusan dengan latar dengan pengetahuan perekam medis di
belakang rekam medis 95.8%(23 koder), hanya 1 BeberapaRS Jakarta Tahun 2014
koder yang mempunyai latar belakang non rekam
medis 4.2%. Tabel 4.10 Hubungan keakurasian koding ibu
Gambaran jumlah pelatihan yang pernah diikuti melahirkan dengan pengetahuan perekam medis
oleh perekam medis di BeberapaRS Jakarta di BeberapaRS Jakarta Tahun 2014
Tahun 2014. Akurasi Koding
tidak
Tabel 4.7 Distribusi jumlah pelatihan yang akurat akurat Total
pernah diikuti oleh perekam medis di Pengetah P
BeberapaRS Jakarta Tahun 2014 uan n % n % n % value
Min- 95% 100
Var mean med SD maks CI Baik 1 14% 6 86% 7 %
Jumlah 0.
1 17.65 1 100
Pelatihan 0
yang 1.08 0.5 1.412 0-5
0.49- Kurang 4 82% 3 % 7 %
1.68 4
pernah 1 62.50 37.50 2 100
diikuti Jumlah 5 % 9 % 4 %
Tabel 4.7Menunjukkan rata-rata jumlah Hasil análisis hubungan antara keakurasian
pelatihan yang pernah diikuti koder adalah 1.08(± 1 koding ibu melahirkan dengan pengetahuan
pelatihan) dengan median 0.5.Jumlah pelatihan perekam medisdiperolehbahwaadasebanyak6 (86%)
tersedikit yang pernah diikuti koder sebanyak0 koder dengan pengetahuan baik dapat mengkode
kali(tidak pernah mengikuti pelatihan) dan yang secara akurat.Sedangkan diantara koder yang
terbanyak5 kali (95% CI 0.49-1.68) berpengetahuan kurang, ada3 (17.67%) yang
Gambaran pengalaman perekam medis di mengkode secara akurat. Hasil uji statistik diperoleh
BeberapaRS Jakarta Tahun 2014. nilai p=0.04 maka dapat disimpulkan ada perbedaan
proporsi keakurasian koding antara koder yang
Tabel 4.8 Distribusi pengalaman perekam medis berpengetahuan baik dengan koder yang
di BeberapaRS Jakarta Tahun 2014 berpengetahuan kurang. (ada hubungan yang
Pengalaman Koder Jumlah Persentase
signifikan antara akurasi koding dengan
pengetahuan).
Berpengalaman 14 58.3
Hubungan keakurasian koding ibu melahirkan
Tidak Berpengalaman 10 41.7
dengan latar belakang pendidikan perekam
medis di Beberapa RS Jakarta Tahun 2014
Total 24 100.0
Tabel 4.8 menunjukkan bahwa jumlah
koder yang berpengalaman memiliki persentase Tabel 4.11 Hubungan keakurasian koding ibu
yang lebih banyak 58.3%(14 koder) dan selebihnya melahirkan dengan latar belakang pendidikam
peneliti mengkategorikan sebagai koder yang tidak perekam medis di Beberapa RS Jakarta Tahun
berpengalaman sebanyak 41.7% (10 koder). 2014

Volume Jurnal (diisi oleh Pusat Pengelola Jurnal)


Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keakurasian Koding Ibu Melahirkan dan Bayi di Beberapa Rumah Sakit Tahun 2014

Akurasi Koding
Hubungan keakurasian koding ibu melahirkan
dengan pengalaman perekam medis di
Pendidikan tidak akurat akurat Total
Terakhir BeberapaRS Jakarta Tahun 2014
Responden n % n % n % Pvalue
rekam Tabel 4.12 Hubungan keakurasian koding ibu
medis 14 61% 9 39% 23 100%melahirkan dengan pengalaman kerja perekam
non medis di beberapaRS Jakarta Tahun 2014
rekam 0.625
medis 1 100% 0 0.00% 1 100% Penga Akurasi Koding
laman
Jumlah 15 62.50% 9 37.50% 24 100% bekerj tidak akurat akurat Total P
a n % n % n % value
Pada hasil analisis hubungan antara Penga
keakurasian koding dengan latar belakang laman 9 64% 5 36% n %
pendidikan, didapatkan hasil bahwaadasebanyak9 Tidak
(39%) koder dengan latar belakang pendidikan Penga 0.58
40.00 1 100
rekam medis dapat mengkode secara laman 6 2
60% 4 % 4 %
akurat.Sedangkan pada koder yang berlatar non
Jumla 62.50 37.50 1 100
rekam medis tidak ada yang mengkode secara
h 15 % 9 % 0 %
akurat 0 (0 %). Hasil uji statistik diperoleh nilai
Hasil análisis hubungan antara keakurasian
p=0.625 maka dapat disimpulkan tidak ada
koding ibu melahirkan dengan pengalaman kerja
perbedaan proporsi keakurasian koding antara koder
perekam medis diperoleh bahwa ada sebanyak 5
yang latar belakang pendidikannya rekam medis
(36%) koder yang berpengalaman dapat mengkode
dengan koder yang laar belakang pendidikannya
secara akurat.Sedangkan diantara koder yang tidak
non rekam medis. (tidak ada hubungan yang
berpengalaman, ada 4 (40%) yang mengkode secara
signifikan antara akurasi koding dengan latar
akurat. Hasil uji statistik diperoleh nilai p=0,582
belakang pendidikan).
maka dapat disimpulkan tidak ada perbedaan
proporsi keakurasian koding antara koder yang
Hubungan keakurasian koding ibu melahirkan
berpengalaman dengan koder yang tidak
dengan pelatihan perekam medis di
berpengalaman. (tidak ada hubungan yang
BeberapaRS Jakarta Tahun 2014
signifikan antara akurasi koding dengan
pengalaman).
Tabel 4.12 Hubungan keakurasian koding ibu
melahirkan dengan jumlah pelatihan yang
Hubungan keakurasian koding ibu melahirkan
diikuti oleh perekam medis di BeberapaRS
dengan lama bekerja perekam medis di
Jakarta Tahun 2014
beberapaRS Jakarta Tahun 2014

JlPelatihanygdiikuti mean SD SE P.Value N Tabel 4.13 Hubungan keakurasian koding ibu


Akurat 0.56 0.726 0.24216 9melahirkan dengan lama bekerja perekam medis

TidakAkurat di BeberapaRS Jakarta Tahun 2014


0.098
1.40 1.639 0.42314 15 Lama
bekerja di P.
RS mean SD SE Value N
Rata-rata jumlah pelatihan yang diikuti oleh Akurat 7.9869- 9
koder adalah 0.56 kali (±1 kali pelatihan) dengan 27.89 23.961 876
standar deviasi 0.726, sedangkan untuk koder yang TidakAkurat
mengkode tidak akurat, rata-rata pelatihan yang 0.258 15
pernah diikuti adalah1.40 kali (± 2 kali pelatihan) 52.87 61.352 15.8411
dengan standar deviasi 1.639. Hasil uji statistik
didapatkan nilai p=0.098, berarti pada alpha 5% Rata-rata lama bekerja koder adalah 27.89
terlihat tidak ada perbedaan yang signifikan rata- bulan (± 28 Bulan) dengan standar deviasi 23.96,
rata pelatihan yang diikuti koder antara koder yang sedangkan untuk koder yang mengkode tidak akurat,
mengkode dengan akurat, dengan yang tidak akurat. rata-rata lama bekerja adalah57.87 bulan (± 58
Bulan). Hasil uji statistik didapatkan nilai p=0.258,
berarti pada alpha 5% terlihat tidak ada perbedaan
yang signifikan rata-rata lama bekerja koder antara
koder yang mengkode dengan akurat, dengan yang
tidak akurat.
Volume Jurnal (diisi oleh Pusat Pengelola Jurnal)
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keakurasian Koding Ibu Melahirkan dan Bayi di Beberapa Rumah Sakit Tahun 2014

Pembahasan dengan latar belakang pendidikan. Pelaksanaan


koding tentu suli dilakukan oleh yang belum
Keakurasian koding ibu melahirkan dan bayi di
mendapatkan pendidikan formal, kecuali melakukan
Beberapa RS Tahun 2014.
pelatihan yang intensif.
Berdasarkan hasil yang diperoleh bahwa
jumlah koder yang akurat mengkode sejumlah Pelatihan yang pernah diikuti oleh perekam
37%(9 koder), sedangkan koder yang tidak akurat medis Beberapa RS Tahun 2014.
mengkode berjumlah 63% (15 koder) dari total 24 Dari Tabel 4.12 Menunjukkan rata-rata
responden yang peneliti observasi. Dapat dijelaskan jumlah pelatihan yang pernah diikuti koder yang
bahwa walaupun seluruh responden merupakan akurat adalah 0.56 (± 1 kali pelatihan) dan yang
koder tetapi : tidak akurat adalah 1.40 kali (± 2 kali pelatihan) .
• pelaksanaan pengkodean yang dilakukan belum Pelatihan tersedikit adalah 0 kali dan yang
memenuhi teknis pengkodean langkah-langkah terbanyak5 kali. terlihat tidak ada perbedaan yang
pengkodean yang benar dengan menggunakan signifikan rata-rata pelatihan yang diikuti koder
buku ICD -10 volume 3 dan kemudian membuka antara koder yang mengkode dengan akurat, dengan
buku ICD-10 volume 1. yang tidak akurat.Hasil uji statistik didapatkan idak
• Ada juga koder yang mempunyai buku catatan ada perbedaan yang signifikan rata-rata pelatihan
yang berisi tentang kode diagnosa yang sering yang diikuti koder antara koder yang mengkode
mereka temukan sehingga tidak lagi membuka dengan akurat, dengan yang tidak akurat. Dalam hal
buku ICD-10. ini pelatihan hanya menambah wawasan dan tidak
• Tidak melakukan pengkodean yang lengkap. meningkatkan akurasi koding.
Bila seorang ibu melahirkan terdiri dari kondisi Pengalaman perekam medis Beberapa RS
saat akan melahirkan, kondisi saat melahirkan, Tahun 2014.
metode melahirkan, serta kondisi sesudah Dari hasil penelitian jumlah koder yang
melahirkan. Demikian juga dengan bayi yang berpengalaman dan tidak berpengalaman sedikit
terpengaruh kondisi ibu sertanya adanya kelainan beda proporsinya (58.3% berpengalaman dan tidak
bawaan baik genetic dan gangguan kandungan. berpegalaman 41.7%).Bahwa ada sebanyak 5 (36%)
• Kurang tepatnya coder dalam menentukan koder yang berpengalaman dapat mengkode secara
kondisi utama akurat. Sedangkan diantara koder yang tidak
Untuk itu perlu refreshing kembali pada berpengalaman, ada 4 (40%) yang mengkode secara
para koder untuk lebih teliti dan taat akan prosedur akurat.
pengkodean. Hasil uji statistik menyimpulkan tidak ada
perbedaan proporsi keakurasian koding antara koder
Hubungan antara keakurasian koding ibu yang berpengalaman dengan koder yang tidak
melahirkan dengan pengetahuan perekam berpengalaman. Berarti yang bekerja sebagai koder
medis dengan Pengetahuan perekam medis ada yang kurang dan lebih dari 2 tahun. Selain itu
juga diketahui bahwa tidak semua melaksanakan
Berdasarkan hasil diperoleh bahwa ada
pengkodean diagnosa pasien rawat inap, khususnya
hubungan yang signifikan antara akurasi koding
koding diagnosa ibu melahirkan dan bayi,
dengan pengetahuan. Bahwa 6 (86%) koder dengan
berdasarkan pengamatan dilakukan hanya oleh
pengetahuan baik dapat mengkode secara akurat.
koder yang berpengalaman, sedangkan yang tidak
Sedangkan diantara koder yang berpengetahuan
pengalaman atau yunior hanya melakukan
kurang, ada 3 (17.67%) yang mengkode secara
pengkodean diagnosa pasien rawat jalan.
akurat. Semuanya merupakan lulusan D3 RMIK
Hal ini dapat dijelaskan bahwa koder yang Mengetahui gambaran lama bekerja perekam
berpengetahuan baik memang memberikan medis Beberapa RS Tahun 2014.
pengkodean yang akurat dan yang melakukan Rata-rata lama bekerja koder adalah 27.89
pengkodean rawat inap hanya dilakukan oleh koder bulan (± 28 Bulan) dengan standar deviasi 23.96,
senior. Sedangkan lainnya melakukan koding sedangkan untuk koder yang mengkode tidak akurat,
diagnosa rawat jalan saja. rata-rata lama bekerja adalah57.87 bulan (± 58
Bulan). Hasil uji statistik didapatkan tidak ada
Latar belakang pendidikan perekam medis perbedaan yang signifikan rata-rata lama bekerja
Beberapa RS Tahun 2014. koder antara koder yang mengkode dengan akurat,
Hasil analisis menunjukkan bahwa 23 koder dengan yang tidak akurat. Berarti akurasi koding
merupakan lulusan dengan latar belakang rekam merupakan suatu kelimuan yang tidak diperoleh dari
medis 95.8% dan 1 orang (42%) non RM. pengalaman
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa tidak ada
hubungan yang signifikan antara akurasi koding
Volume Jurnal (diisi oleh Pusat Pengelola Jurnal)
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keakurasian Koding Ibu Melahirkan dan Bayi di Beberapa Rumah Sakit Tahun 2014

Kesimpulan Rata-rata jumlah pelatihan yang diikuti oleh


koder yang mengkode dengan akurat adalah 0.56
Keakurasian koding ibu melahirkan dan bayi di kali (±1 kali pelatihan) dengan standar deviasi
Beberapa RS Tahun 2014. 0.726, sedangkan untuk koder yang mengkode tidak
Berdasarkan hasil yang diperoleh bahwa akurat, rata-rata pelatihan yang pernah diikuti
jumlah koder yang akurat mengkode sejumlah adalah1.40 kali (± 2 kali pelatihan) dengan standar
62.5%(9 koder), sedangkan koder yang tidak akurat deviasi 1.639. Hasil uji statistik didapatkan tidak ada
mengkode berjumlah 62.5% (15 koder) dari total 24 perbedaan yang signifikan rata-rata pelatihan yang
responden yang peneliti observasi. diikuti koder antara koder yang mengkode dengan
akurat, dengan yang tidak akurat.
Hubungan keakurasian koding ibu melahirkan
dengan pengetahuan perekam medis di Hubungan keakurasian koding ibu melahirkan
Beberapa RS Jakarta Tahun 2014 dengan pengalaman kerja perekam medis di
Pengetahuan perekam medis tentang Beberapa RS Jakarta Tahun 2014
koding ibu melahirkan dan bayi koder yang Hasilanalisishubungan antara keakurasian
memiliki pengetahuan baik sejumlah 29.2%(7 koding ibu melahirkan dengan pengalaman kerja
koder), sedangkan koder yang memiliki perekam medis diperoleh bahwa ada sebanyak 5
pengetahuan kurang baik berjumlah 70.8% (17 (36%) koder yang berpengalaman dapat mengkode
koder). secara akurat.Sedangkan diantara koder yang tidak
Hasil analisis hubungan antara keakurasian berpengalaman, ada 4 (40%) yang mengkode secara
koding ibu melahirkan dengan pengetahuan akurat. Hasil uji statistik dapat disimpulkan tidak
perekam medis diperoleh bahwa ada sebanyak 6 ada perbedaan proporsi keakurasian koding antara
(86%) koder dengan pengetahuan baik dapat koder yang berpengalaman dengan koder yang tidak
mengkode secara akurat.Sedangkan diantara koder berpengalaman. (tidak ada hubungan yang
yang berpengetahuan kurang, ada 3 (17.67%) yang signifikan antara akurasi koding dengan
mengkode secara akurat. Hasil uji statistik diperoleh pengalaman).
nilai p=0.04 maka dapat disimpulkan ada hubungan Rata-rata lama bekerja koder yang akurat
yang signifikan antara akurasi koding dengan adalah 27.89 bulan (± 28 Bulan) dengan standar
pengetahuan. deviasi 23.96, sedangkan untuk koder yang
mengkode tidak akurat, rata-rata lama bekerja
Hubungan keakurasian koding ibu melahirkan adalah57.87 bulan (± 58 Bulan). Hasil uji statistik
dengan latar belakang pendidikan perekam didapatkan tidak ada perbedaan yang signifikan
medis di Beberapa RS Jakarta Tahun 2014 rata-rata lama bekerja koder antara koder yang
Latar belakang pendidikan perekam dengan mengkode dengan akurat, dengan yang tidak akurat.
Lulusan D3 RMIK 95.8% (23 koder)
Pada hasil analisis hubungan antara Saran
keakurasian koding dengan latar belakang 1. Tidak meratanya pelaksanaan pengkodean oleh
pendidikan, didapatkan hasil bahwaadasebanyak9 para koder di rumah sakit, agar adanya rotasi
(39%) koder dengan latar belakang pendidikan pengkodean agar yang berpengalaman dan
rekam medis dapat mengkode secara tidak berpengalaman dapat melakukan juga
akurat.Sedangkan pada koder yang berlatar non pengkodean diagnose rawat inap sehingga perlu
rekam medis tidak ada yang mengkode secara dilakukan penelitian lebih lanjut akan akurasi
akurat 0 (0 %). Hasil uji statistik dapat koding rawat jalan.
disimpulkantidak adahubungan yang signifikan 2. Rumah sakit memberi kesempatan para koder
antara akurasi koding dengan latar belakang untuk mengikuti pelatihan koding secara
pendidikan. berkesinambungan karena tidak memberi nilai
tambah untuk koder bila hanya dilakukan sekali
Hubungan keakurasian koding ibu melahirkan atau bahkan ada yang belum pernah mengikuti
dengan jumlah pelatihan yang diikuti oleh pelatihan.
perekam medis di beberapa RS Jakarta Tahun 3. Perlu dilakukan penelitian di beberapa rumah
2014 sakit yang memiliki koder yang lebih banyak,
Pelatihan yang pernah diikuti oleh perekam agar mendapat responden yang lebih banyak,
medis rata-rata jumlah pelatihan yang pernah juga penelitian yang tidak hanya melihat
diikuti koder adalah 1.08 (± 1 pelatihan) dengan kodernya tetapi juga pengaruh dari praktisi
median 0.5. Pelatihan tersedikit adalah 0 kali dan (dokter) yang menegakkan diagnosa dan
yang terbanyak 5 kali menulisnya dengan jelas dan tepat.

Volume Jurnal (diisi oleh Pusat Pengelola Jurnal)


Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keakurasian Koding Ibu Melahirkan dan Bayi di Beberapa Rumah Sakit Tahun 2014

Daftar Pustaka

Aljunid, Syed Mohamed, 2011, Introduction to


UNU Casemix Grouper and IT System in
Casemix, Workshop, Bandung, Indonesia

Askes RI, 2013, Modul Pelatihan Pengenalan INA-


CBG’s dan Verifikasi, Grup Pendidikan dan
Pelatihan, Jakarta, Indonesia

Astuti, Retno Dwi. Riyoko, Dewi Lena,


2008.Tinjauan Akurasi Kode Diagnosis
Utama Pasien Rawat Inap Berdasarkan
ICD-10 Bangsal Dahlia Di Badan RSUD
Sukoharjo Tahun 2007Jurnal Kesehatan,
ISSN 1979-9551, VOL.II, NO.1.

Depkes RI, 1999, Pedoman Penggunaan ICD-10,


seri 1, Pusat Data Statistik, Jakarta,
Indonesia

Kresnowati, Lily . 2013. Analisis faktor-faktor yang


mempengaruhi akurasi koding diagnosis
dan prosedur medis pada dokumen rekam
medis di RS Kota Semarang.

Naga. Mayang Anggraini, 2010, Buku Kerja


Praktik Pengkodean Klinis Berdasarkan
Rules Dan Konvensi ICD-10, WHO,
Jakarta, Indonesia

WHO, International Statistical Classification of


Diseases and Related Health Problems
(ICD-10), 10th edition, 2011, Malta.

Yuliani,Novita. 2008. Analisis keakuratan kode


diagnosis penyakit commotio cerebri pasien
rawat inapBerdasarkan icd-10 rekam medic
Di rumah sakit islam klaten.Surakarta.
Widjaya, L. (2013). HUBUNGAN
KELENGKAPAN PEMBERIAN KODE
DIAGNOSA PASIEN SECTIO CAESARIA
DAN KELENGKAPAN INDEKS PENYAKIT
DI RS ISLAM JAKARTA PONDOK KOPI
2010. HUBUNGAN KELENGKAPAN
PEMBERIAN KODE DIAGNOSA PASIEN
SECTIO CAESARIA DAN KELENGKAPAN
INDEKS PENYAKIT DI RS ISLAM JAKARTA
PONDOK KOPI 2010.

Volume Jurnal (diisi oleh Pusat Pengelola Jurnal)

You might also like