Professional Documents
Culture Documents
Abstract: The behavior of nurses in giving drugs to patients must be in accordance with
Standard Operational Procedures (SPO) so that patients are safe from drug-administration
errors. There is still a lack of knowledge of nurses about the 12 correct principles of giving
drugs to patients, not double checking with other nurses when giving drugs and there are still
nurses who do not wait for patients to take their drugs and leave drugs on the patient's table.
This study aims to identify the compliance of nurses in implementing the 12 correct principles
of drug administration. This research design uses a descriptive study. The number of samples
was 40 implementing nurses who were selected using simple random sampling. The measuring
instrument used is a knowledge and compliance questionnaire of nurses about the twelve
correct principles of drug administration. Data were analyzed using Descriptive Statistical
Proportion Percentage Analysis (ASDPP). The results showed that most of the more than 50%
(65%) of the respondents had an obedient attitude. Nurses more often do double checks before
giving drugs. The Head of the Division of Nursing can provide updates on the 12 correct
principles of drug administration.
Abstrak: Perilaku perawat dalam memberikan obat kepada pasien harus sesuai dengan
Standart Procedure Operational (SPO) sehingga pasien aman dari tindakan kesalahan
pemberian obat. Masih dijumpai kurangnya pengetahuan perawat tentang prinsip 12 benar
pemberian obat yang akan diberikan kepada pasien, tidak melakukan double check dengan
perawat lain saat memberikan obat dan masih ada perawat yang tidak menunggui pasien untuk
meminum obatnya serta meninggalkan obat di meja pasien. Penelitian ini bertujuan untuk
mengidentifikasi kepatuhan perawat melaksanakan prinsip 12 benar pemberian obat. Desain
penelitian ini menggunakan studi diskriptif. Jumlah sampel 40 responden perawat pelaksana
yang dipilih menggunakan simple random sampling. Alat ukur yang digunakan adalah
kuesioner pengetahuan dan kepatuhan perawat tentang prinsip dua belas benar pemberian obat.
Data di analisis menggunakan Analisis Diskriptif Statistik Proporsi Prosentase (ASDPP). Hasil
penelitian menunjukkan sebagian besar yaitu lebih dari 50% (65%) responden memiliki sikap
patuh. Perawat lebih sering melakukan double check sebelum memberikan obat. Head Division
Of Nursing dapat mengadakan update tentang prinsip 12 benar pemberian obat.
16
Yuliati, Kepatuhan Perawat Melaksanakan Prinsip Dua Belas Benar Pemberian Obat 17
dokter (Potter & Stockert, 2017). Peran terdapat 4 laporan insiden tentang
perawat selain memberikan obat kepada kesalahan pemberian obat yaitu 1 laporan
pasien, juga dituntut untuk menentukan salah dosis obat, 1 laporan salah obat
apakah pasien harus mendapatkan obat karena nama obat yang hampir sama
tepat pada waktunya serta mengkaji (LASA/Look Alike Sound Alike),1 laporan
kembali kemampuan pasien menggunakan perawat tidak mengetahui kalau obat sudah
obat secara mandiri dan menggunakan di stop oleh dokter sehingga tetap
proses keperawatan untuk mengintegrasi diberikan kepada pasien, kemudian 1
obat dalam perawatan pasien (Potter & laporan perawat tidak tahu cara pemberian
Stockert, 2017). Tugas dan tanggung jawab obat. Saat ini RS swasta di kota Surabaya
seorang perawat dalam hal pemberian obat masih menggunakan prinsip enam benar
harus sesuai dengan Standart Procedure dalam pemberian obat. Data survei
Operational (SPO). Menurut (Dermawan, pendahuluan pada bulan November 2020
2015) mengemukakan prinsip dua belas melalui wawancara singkat terhadap 10
benar meliputi benar pasien, benar obat, perawat pelaksana di Ruang Medical
benar dosis, benar waktu pemberian, benar Surgical RS swasta di Surabaya, rata-rata
rute/cara, benar dokumentasi, benar belum mengetahui prinsip dua belas benar
pendidikan kesehatan perihal medikasi pemberian obat dan 4 perawat belum
pasien, benar hak klien untuk menolak, membaca Standart Procedure Operational
benar pengkajian, benar evaluasi, benar (SPO) pemberian obat. Hasil observasi
reaksi terhadap makanan, benar reaksi dilapangan didapatkan 6 perawat belum
dengan obat lain. Berdasarkan hasil survei melakukan prinsip dua belas benar
di Ruang Medical Surgical RS swasta di pemberian obat dengan baik. Permasalahan
kota Surabaya pada bulan November 2020 yang muncul pada kurang tepatnya waktu
terhadap 10 perawat pelaksana, masih pemberian obat dan dokumentasi yang
dijumpai masih ada perawat yang tidak tidak lengkap serta masih ada perawat yang
melakukan double check dengan perawat tidak mengidentifikasi pasien saat akan
lain saat memberikan obat dan masih ada memberikan obat sesuai Standart
perawat yang tidak menunggui pasien Procedure Operational (SPO). Dikutip dari
untuk meminum obatnya serta hasil penelitian penelitian Virawan (2010)
meninggalkan obat di meja pasien. menunjukkan dari 148 responden
Berdasarkan Laporan Peta Nasional didapatkan hasil benar pasien, benar obat,
Insiden Keselamatan Pasien, kesalahan benar cara, semuanya benar sedangkan
dalam pemberian obat di Indonesian 8,8% responden tidak melaksanakan benar
menduduki peringkat pertama (24,8%) dari dosis, 8,1% tidak melaksanakan benar
10 besar insiden yang dilaporkan, dikutip waktu dan 17,6% tidak melakukan benar
dari (Patintingan et al., 2018). Berdasarkan dokumentasi.
data di Rumah Sakit Umum Siloam Jakarta Kesalahan perawat dalam
pada tahun 2016 terdapat 65 kejadian memberikan obat dapat dipengaruhi oleh
medication error diantaranya 2,8% salah berbagai faktor, diantaranya beban kerja
pasien, 28,1% salah waktu pemberian, yang tinggi karena keterbatasan tenaga,
1,4% salah dokumentasi. Angka kejadian motivasi serta keinginan untuk
kesalahan yang dilakukan oleh perawat melaksanakan prinsip dua belas benar obat
mencapai 63,3% karena tidak melakukan yang kurang. Kurangnya kepedulian
prinsip enam benar dalam pemberian obat perawat kepada pasien sehingga
sesuai dengan Standart Procedure menurunkan kinerja perawat itu sendiri
Operational (SPO). Berdasarkan data dalam melakukan tindakan perawatan
Quality and Risk (QR) RS swasta di kota sehari-hari serta adanya pendelegasian
Surabaya pada bulan November 2020 tugas. Menurut Gibson (1997) dikutip oleh
18 Jurnal Penelitian Kesehatan, Jilid 12, Nomor 1, Juni 2022, hlm. 16-21