You are on page 1of 6

KEPATUHAN PERAWAT MELAKSANAKAN PRINSIP DUA BELAS

BENAR PEMBERIAN OBAT

Ignata Yuliati1, Emiliana Indah Eko Setyawati 2, Sri Wahyuni3


1,2,3
STIKES Katolik St. Vincentius A Paulo Surabaya
e-mail: ignatayuli@gmail.com

Abstract: The behavior of nurses in giving drugs to patients must be in accordance with
Standard Operational Procedures (SPO) so that patients are safe from drug-administration
errors. There is still a lack of knowledge of nurses about the 12 correct principles of giving
drugs to patients, not double checking with other nurses when giving drugs and there are still
nurses who do not wait for patients to take their drugs and leave drugs on the patient's table.
This study aims to identify the compliance of nurses in implementing the 12 correct principles
of drug administration. This research design uses a descriptive study. The number of samples
was 40 implementing nurses who were selected using simple random sampling. The measuring
instrument used is a knowledge and compliance questionnaire of nurses about the twelve
correct principles of drug administration. Data were analyzed using Descriptive Statistical
Proportion Percentage Analysis (ASDPP). The results showed that most of the more than 50%
(65%) of the respondents had an obedient attitude. Nurses more often do double checks before
giving drugs. The Head of the Division of Nursing can provide updates on the 12 correct
principles of drug administration.

Keywords: Nursing, Compliance, and Principles of Drug Administration

Abstrak: Perilaku perawat dalam memberikan obat kepada pasien harus sesuai dengan
Standart Procedure Operational (SPO) sehingga pasien aman dari tindakan kesalahan
pemberian obat. Masih dijumpai kurangnya pengetahuan perawat tentang prinsip 12 benar
pemberian obat yang akan diberikan kepada pasien, tidak melakukan double check dengan
perawat lain saat memberikan obat dan masih ada perawat yang tidak menunggui pasien untuk
meminum obatnya serta meninggalkan obat di meja pasien. Penelitian ini bertujuan untuk
mengidentifikasi kepatuhan perawat melaksanakan prinsip 12 benar pemberian obat. Desain
penelitian ini menggunakan studi diskriptif. Jumlah sampel 40 responden perawat pelaksana
yang dipilih menggunakan simple random sampling. Alat ukur yang digunakan adalah
kuesioner pengetahuan dan kepatuhan perawat tentang prinsip dua belas benar pemberian obat.
Data di analisis menggunakan Analisis Diskriptif Statistik Proporsi Prosentase (ASDPP). Hasil
penelitian menunjukkan sebagian besar yaitu lebih dari 50% (65%) responden memiliki sikap
patuh. Perawat lebih sering melakukan double check sebelum memberikan obat. Head Division
Of Nursing dapat mengadakan update tentang prinsip 12 benar pemberian obat.

Kata Kunci: Perawat, Kepatuhan dan Prinsip Pemberian Obat

PENDAHULUAN bahaya atau cedera pada pasien selama


proses keperawatan, salah satunya adalah
Rumah Sakit adalah tempat pengobatan. Penentuan obat untuk pasien
pemberian pelayanan kesehatan medis merupakan wewenang dokter tetapi
yang kompleks, tidak hanya bersifat kuratif perawat mempunyai peranan penting
(penyembuhan) tetapi juga rehabilitative dalam memberikan obat kepada pasien.
(pemulihan). Salah satu prioritas organisasi Perawat adalah tenaga profesional yang
pelayanan kesehatan adalah keselamatan bertugas memberikan asuhan keperawatan
pasien. Keselamatan pasien merupakan dan memiliki tugas dalam memberikan
suatu upaya dalam mencegah terjadinya obat kepada pasien sesuai dengan advis

16
Yuliati, Kepatuhan Perawat Melaksanakan Prinsip Dua Belas Benar Pemberian Obat 17

dokter (Potter & Stockert, 2017). Peran terdapat 4 laporan insiden tentang
perawat selain memberikan obat kepada kesalahan pemberian obat yaitu 1 laporan
pasien, juga dituntut untuk menentukan salah dosis obat, 1 laporan salah obat
apakah pasien harus mendapatkan obat karena nama obat yang hampir sama
tepat pada waktunya serta mengkaji (LASA/Look Alike Sound Alike),1 laporan
kembali kemampuan pasien menggunakan perawat tidak mengetahui kalau obat sudah
obat secara mandiri dan menggunakan di stop oleh dokter sehingga tetap
proses keperawatan untuk mengintegrasi diberikan kepada pasien, kemudian 1
obat dalam perawatan pasien (Potter & laporan perawat tidak tahu cara pemberian
Stockert, 2017). Tugas dan tanggung jawab obat. Saat ini RS swasta di kota Surabaya
seorang perawat dalam hal pemberian obat masih menggunakan prinsip enam benar
harus sesuai dengan Standart Procedure dalam pemberian obat. Data survei
Operational (SPO). Menurut (Dermawan, pendahuluan pada bulan November 2020
2015) mengemukakan prinsip dua belas melalui wawancara singkat terhadap 10
benar meliputi benar pasien, benar obat, perawat pelaksana di Ruang Medical
benar dosis, benar waktu pemberian, benar Surgical RS swasta di Surabaya, rata-rata
rute/cara, benar dokumentasi, benar belum mengetahui prinsip dua belas benar
pendidikan kesehatan perihal medikasi pemberian obat dan 4 perawat belum
pasien, benar hak klien untuk menolak, membaca Standart Procedure Operational
benar pengkajian, benar evaluasi, benar (SPO) pemberian obat. Hasil observasi
reaksi terhadap makanan, benar reaksi dilapangan didapatkan 6 perawat belum
dengan obat lain. Berdasarkan hasil survei melakukan prinsip dua belas benar
di Ruang Medical Surgical RS swasta di pemberian obat dengan baik. Permasalahan
kota Surabaya pada bulan November 2020 yang muncul pada kurang tepatnya waktu
terhadap 10 perawat pelaksana, masih pemberian obat dan dokumentasi yang
dijumpai masih ada perawat yang tidak tidak lengkap serta masih ada perawat yang
melakukan double check dengan perawat tidak mengidentifikasi pasien saat akan
lain saat memberikan obat dan masih ada memberikan obat sesuai Standart
perawat yang tidak menunggui pasien Procedure Operational (SPO). Dikutip dari
untuk meminum obatnya serta hasil penelitian penelitian Virawan (2010)
meninggalkan obat di meja pasien. menunjukkan dari 148 responden
Berdasarkan Laporan Peta Nasional didapatkan hasil benar pasien, benar obat,
Insiden Keselamatan Pasien, kesalahan benar cara, semuanya benar sedangkan
dalam pemberian obat di Indonesian 8,8% responden tidak melaksanakan benar
menduduki peringkat pertama (24,8%) dari dosis, 8,1% tidak melaksanakan benar
10 besar insiden yang dilaporkan, dikutip waktu dan 17,6% tidak melakukan benar
dari (Patintingan et al., 2018). Berdasarkan dokumentasi.
data di Rumah Sakit Umum Siloam Jakarta Kesalahan perawat dalam
pada tahun 2016 terdapat 65 kejadian memberikan obat dapat dipengaruhi oleh
medication error diantaranya 2,8% salah berbagai faktor, diantaranya beban kerja
pasien, 28,1% salah waktu pemberian, yang tinggi karena keterbatasan tenaga,
1,4% salah dokumentasi. Angka kejadian motivasi serta keinginan untuk
kesalahan yang dilakukan oleh perawat melaksanakan prinsip dua belas benar obat
mencapai 63,3% karena tidak melakukan yang kurang. Kurangnya kepedulian
prinsip enam benar dalam pemberian obat perawat kepada pasien sehingga
sesuai dengan Standart Procedure menurunkan kinerja perawat itu sendiri
Operational (SPO). Berdasarkan data dalam melakukan tindakan perawatan
Quality and Risk (QR) RS swasta di kota sehari-hari serta adanya pendelegasian
Surabaya pada bulan November 2020 tugas. Menurut Gibson (1997) dikutip oleh
18 Jurnal Penelitian Kesehatan, Jilid 12, Nomor 1, Juni 2022, hlm. 16-21

(Nursalam, 2017) kinerja dapat perawat melaksanakan prinsip dua belas


dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu faktor pemberian obat, nilai uji validitas berada
individu meliputi kemampuan, pada rentang 0,313 sampai 0,807 dan uji
ketrampilan, latar belakang keluarga, reliabiabilitasnya didapatkan nilai
pengalaman kerja, tingkat sosial dan cronbach alpha 0,814. Data dianalisis
demografis seseorang. Faktor psikologi Analisis Diskriptif Proporsi Prosentase.
meliputi persepsi, peran, sikap,
kepribadian, motivasi dan kepuasan kerja, HASIL DAN PEMBAHASAN
kemudian faktor organisasi yaitu desain
pekerjaan, kepemimpinan, struktur Hasil Penelitian
organisasi, dan sistem penghargaan.
Perawat dalam memberikan obat Tabel 1 Karakteristik Responden
dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu tingkat Frekuensi Persentase
pengetahuan, tingkat pendidikan dan Data Umum (n) (%)
motivasi kerja (Harmiady, 2014). Dampak Jenis Kelamin
yang diakibatkan dalam kesalahan
Perempuan 40 100
pemberian obat adalah memperpanjang
Laki-Laki 0 0
hari rawat inap pasien, bertambahnya biaya
Usia
perawatan, kesalahan yang fatal dapat
membahayakan/mengancam nyawa pasien Usia < 30 tahun 26 65
yang dapat menimbulkan kematian (Potter Usia >30 tahun 14 35
& Stockert, 2017). Dampak yang Pendidikan
Terakhir
ditimbulkan akibat kesalahan pemberian D3
obat, yaitu Adverse Drug Event adalah Keperawatan 14 35
kerugian yang diterima oleh pasien bersifat S1 Keperawatan 26 65
intrinsik dan Adverse Drug Reaction Lama Kerja
adalah respon obat yang berbahaya serta <5tahun 8 20
dapat menimbulkan hipersensitivitas,
5-10 tahun 22 55
reaksi alergi, toksisitas dan interaksi antar
> 10 tahun 10 25
obat (Kementrian Kesehatan RI, 2011). Tahu Prinsip
Tujuan dari penelitian ini adalah 12 Benar
untuk mengidentifikasi kepatuhan perawat Pemberian
melaksanakan prinsip dua belas benar Obat
pemberian obat di Ruang Medical Surgical Ya 6 15
RS Swasta di Surabaya. Tidak 34 85
Sumber
Informasi
METODE Internet 4 10
Seminar 2 5
Desain penelitian yang digunakan Tidak Tahu 34 85
adalah desain penelitian diskriptif dengan
pendekatan cross sectional pada perawat di Berdasarkan tabel 1 dapat diuraikan bahwa
ruang Medical Surgical RS Swasta di dari 40 responden didapatkan seluruh
Surabaya dengan kriteria perawat responden 40 (100%) berjenis kelamin
pelaksana dan bersedia menjadi responden. perempuan. Ditinjau dari usia 26
Teknik sampling dalam penelitian ini responden (65%) berusia <30 tahun dan 26
menggunakan teknik simple random responden (65%) berpendidikan terakhir
sampling dengan jumlah responden S1 Keperawatan. Sebanyak 22 responden
sebanyak 40 orang. Kuesioner kepatuhan (55%) memiliki pengalaman kerja 5-10
Yuliati, Kepatuhan Perawat Melaksanakan Prinsip Dua Belas Benar Pemberian Obat 19

tahun. Sebanyak 34 responden (85%) Kepatuhan pemberian obat diatas


mengatakan tidak mengetahui prinsip 12 juga didukng faktor usia responden,
benar pemberian obat. Ditinjau dari sumber dimana usia rata-rata responden adalah usia
informasi 4 responden (10%) dari internet muda (kurang dari 30 tahun), dan memiliki
dan 2 responden (5%) dari seminar pengetahuan yang baik tentang pemberian
obat. Hal ini bisa karena update ilmu
pengetahuan tentang asuhan keperawatan
yang masih baru didapatkan saat di
14
perkuliahan dan rasa keingintahuan yang
26 besar pada usia muda untuk selalu belajar
dapat menambah pengalaman dalam
praktek klinik (Togubu et al., 2019). Maka
Patuh Kurang Pauth dapat diartikan pada usia dewasa muda ini
untuk berubah menjadi kearah lebih baik
Diagram 1 Kepatuhan Perawat Melaksanakan
Prinsip 12 Benar Pemberian Obat di Ruang yakni dalam hal menjalankan prinsip benar
Medical Surgical RS Swasta di Surabaya pada pemberian obat dan ketika prinsip
tanggal 20 April – 15 Mei 2021 dilakukan sesuai dengan standart yang
berlaku maka akan menciptakan
Diagram di atas menunjukkan dari 40 keselamatan pasien
responden, 26 (65%) responden memiliki
sikap patuh dan 14 (35%) responden
memiliki sikap kurang patuh dalam Berdasarkan hasil penelitian dari 40
melaksanakan prinsip 12 benar pemberian responden, didapatkan 26 responden
obat. memiliki kategori patuh. Bila ditinjau dari
lama kerja, terdapat 14 responden (53,8%)
Pembahasan memiliki masa kerja 5-10 tahun. Semakin
lama seseorang bekerja maka tingkat
Berdasarkan hasil penelitian dari 40 prestasi akan semakin tinggi, prestasi yang
responden, didapatkan 26 responden tinggi didapat dari perilaku yang baik
memiliki kategori patuh. Bila ditinjau dari (Suryoputri, 2014). Peneliti berpendapat
pendidikan terakhir, terdapat 19 responden bahwa ada kesesuaian antara fakta dan
(73,1%) berpendidikan S1 Keperawatan. teori, dimana masa kerja seseorang dapat
Pendidikan kesehatan mempunyai mempengaruhi kepatuhan dalam
pengaruh besar terhadap kualitas pelayanan melakukan pelaksanaan suatu tindakan.
keperawatan. Pendidikan berpengaruh Semakin lama perawat bekerja maka akan
terhadap pola pikir individu (Asmadi, semakin banyak pula pengalaman yang
2013). Sedangkan pola fikir berpengaruh dimilikinya, serta memiliki kesempatan
terhadap perilaku seseorang. Pola pikir untuk dapat meningkatkan produktifitasnya
seseorang yang berpendidikan rendah akan karena mereka sudah paham mengenai pola
berbeda dengan pola pikir seseorang yang kerja dalam lingkungan kerjanya dengan
berpendidikan tinggi. Peneliti berpendapat baik. Hal ini sangat mendukung perawat
bahwa ada kesesuaian antara fakta dan dalam mengimplementasikan sasaran
teori, latar belakang pendidikan juga akan keselamatan pasien, khususnya dalam
mempengaruhi perilaku seseorang dalam pelaksanaan pemberian obat.
melaksanakan etos kerja. Semakin tinggi Hasil penelitian menujukkan 83%
pendidikan seseorang, kepatuhan dalam responden memiliki pengetahuan baik
pelaksanaan aturan kerja dalam hal patuh dalam memberikan obat dengan
pemberian obat akan semakin baik dan prinsip 12 benar. Menurut teori Laurence
dapat memberikan pelayanan yang optimal. Green dalam (Notoatmodjo, 2020) yang
20 Jurnal Penelitian Kesehatan, Jilid 12, Nomor 1, Juni 2022, hlm. 16-21

mengatakan bahwa pengetahuan menjalankan suatu aturan yang berlaku,


mempengaruhi perilaku atau sikap sehingga ketika seorang perawat yang
seseorang, dari perilaku yang tidak terbiasa patuh terhadap suatu tindakan,
mentaati peraturan ke perilaku yang maka perawat tersebut akan terbiasa
mentaati peraturan. Pengetahuan yang melakukannya, begitu juga sebaliknya.
dimiliki seseorang merupakan salah satu Perawat yang mempunyai motivasi yang
faktor yang dapat mempengaruhi sikap. tinggi akan mempermudah dalam
Faktor-faktor yang mempengaruhi menerapkan prinsip pemberian obat, dan
pengetahuan dan kepatuhan yaitu supervisi dari kepala ruangan yang baik
pendidikan bahwa semakin tinggi tingkat akan meningkatkan penerapan prinsip
pendidikan seseorang maka akan semakin pemberian obat tersebut.
mudah untuk menerima informasi.
Pengetahuan seorang perawat tergantung SIMPULAN DAN SARAN
dari tingkat pendidikan yang dimiliki,
dimana luasnya ilmu pengetahuan akan Hasil penelitian ini sebagian besar
mempengaruhi perawat untuk berfikir (65%) perawat patuh melaksanakan prinsip
kritis dalam melakukan tindakan 12 benar pemberian obat di ruang Medical
keperawatan (Hastiyanti, 2017). Surgical RS Swasta Surabaya. Semakin
Pernyataan tersebut diperkuat oleh baik tingkat pengetahuan seseorang akan
pendapat dari (Suryani, 2020) menyatakan diikuti dengan sikap patuh.
bahwa faktor pengetahuan dapat Berdasarkan hasil penelitian disarankan
mempengaruhi perilaku perawat dalam kepada Head Division Of Nursing dapat
menjalankan prinsip 12 benar pemberian mengadakan update tentang prinsip 12
obat. Peneliti berpendapat bahwa ada benar pemberian obat, yang sebelumnya
kesesuaian antara fakta dan teori, dimana masih menggunakan prinsip 6 benar.
semakin tinggi pendidikan seseorang, Talent Administration Departement dapat
kepatuhan dalam pelaksanaan aturan kerja memberikan kesempatan kepada perawat
akan semakin baik. Perilaku, karakteristik untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan
serta sikap seseorang yang tercermin dari yang lebih tinggi atau berkelanjutan untuk
sikap kesehariannya dalam menerima meningkatkan pengetahuan, ketrampilan
sesuatu akan berpengaruh pada patuh atau dan sikap dalam pemberian obat.
tidak patuhnya seseorang dalam

DAFTAR RUJUKAN Pengetahuan Perawat dengan


Kepatuhan Melaksanakan Prinsip 7
Asmadi. (2013). Konsep Dasar Benar Pemberian Obat di Ruang
Keperawatan. EGC. Kelas Iii ( Penyakit Dalam ) RSUD
Dermawan, D. (2015). Farmakologi Untuk WateS.
Keperawatan. Gosyen Publishing. http://elibrary.almaata.ac.id/id/eprint/1
Harmiady, R. (2014). Faktor-Faktor yang 791
Berhubungan dengan Pelaksanaan Kementrian Kesehatan RI. (2011). Modul
Prinsip 6 BENAR DALAM Penggunaan Obat Rasional. Kemkes
Pemberian Obat oleh Perawat RI.
Pelaksana di Ruang Interna dan Bedah Notoatmodjo, S. (2020). Promosi
Rumah Sakit Haji Makassar. Jurnal Kesehatan Teori & Aplikasi. In Bab I.
Ilmu Kesehatan Diagnosis, 4(5). Rineka Cipta.
http://ejournal.stikesnh.ac.id/index.ph Nursalam. (2017). Metodologi Penelitian
p/jikd/article/view/694 Ilmu Keperawatan: Pendekatan
Hastiyanti. (2017). Hubungan Tingkat Praktis. Salemba Medika.
Yuliati, Kepatuhan Perawat Melaksanakan Prinsip Dua Belas Benar Pemberian Obat 21

Patintingan, A., Panogar Pasaribu, J., Menjalankan Prinsip Pemberian Obat


Siregar, D., & Silalahi, E. (2018). Dua Belas Benar. Journal of Health
Hubungan Tingkat Pengetahuan Science, 5(2), 79–85.
Perawat Mengenai Enam Benar https://www.ejournalwiraraja.com/ind
Pemberian Obat Dengan ex.php/JIK/article/view/1126
Penerapannya Di Rumah Sakit Swasta Suryoputri. (2014). Perbedaan Angka
Indonesia Bagian Barat The Kepatuhan Cuci Tangan Petugas
Correlation Between Nurses’ Kesehatan di RSUP dr. Karyadi.
Knowledge About Six Rights in Drug https://www.researchgate.net/deref/htt
Administration and Its Practice in A p%3A%2F%2Feprints.undip.ac.id%2
Private Hospit. Nursing Current, 6(2), F32876%2F1%2FAtrika_Desi.pdf
47–54. Togubu, F. N., Korompis, G. E. C., &
Potter, P. (2010). Fundamental Kaunang, W. P. J. (2019). Faktor-
Keperawatan. Salemba Medika. Faktor yang Berhubungan dengan
Potter, P., & Stockert, H. (2017). Pendokumentasian Asuhan
Fundamentals of Nursing (Ninth). Keperawatan di Rumah Sakit Daerah
Elsevier. Kota Tidore Kepulauan. Jurnal
Suryani, L. (2020). Peningkatan Perilaku KESMAS, 8(3), 60–68.
Perawat Melalui Pengetahuan dalam

You might also like