You are on page 1of 11

HUBUNGAN PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

BERDASARKAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA VIRGINIA


HANDERSON DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RS BHAYANGKARA
WAHYU TUTUKO BOJONEGORO

Mei Fitria Kurniati.Ahmad Zainal Abidin.


Program Studi Keperawatan Stikes Insan Cendekia Husada Bojonegoro

ABSTRACT: The nurse is obligated to examine the basic human needs for
determining the action plan and implementation to be delivered tro the patient.
Patient satisfaction is one indicator of the quality of service we provide and patient
satisfaction is a capital to get more patients and to get patients loyalty.The purpose of
this study is to know the relationship of implementation of nursing actions based on
basic human needs from Virginia Handerson with satisfaction of patient at
Bhayangkara Wahyu tutuko Bojonegoro Hospital
This research desaign using Cross Sectional. The sampling methode used is
Purposive Sampling. A sampling of 23 nurses and 30 patients met the inclution
criteria. The variables studied are the independent variables of nursing action and the
dependent variable is patient satisfaction. Data were collected using questionnaire
and analyzed by using Spearman Rho test with significance level 0,05.
The result showed that all nurses performed a good nursing action that is as much as
23 respondents (100 %).Patient satisfaction data found that most of respondents
stated very satisfied that as many as 29 respondents (96.7%) and 1 respondent (3.3%)
expressed satisfaction. The result of Spearman Rho test showed sig. ρ = 0,000 means
ρ <0.05 so that is accepted so that there is a relationship of implementation of
nursing actions based on basic human needs from Virginia Handerson with
satisfaction of patient at Bhayangkara Wahyu tutuko Bojonegoro Hospital.
Nurses should be more active to improve the quality of the implementation of
nursing actions by meeting basic human needs as a responsibility in providing
professional services to improve patient satisfaction as a service user.
Key word: Nursing Action, Basic Human Needs, Patient Satisfication

Abstrak: Perawat mempunyai kewajiban untuk mengkaji kebutuhan dasar manusia,


untuk menentukan rencana tindakan dan implementasi yang akan diberikan kepada
pasien. Kepuasan pasien merupakan salah satu indikator kualitas pelayanan yang kita
berikan dan kepuasan pasien adalah suatu modal untuk mendapatkan pasien lebih
banyak lagi dan untuk mendapatkan pasien yang loyal/setia. Tujuan penelitian ini
yaitu mengetahui hubungan pelaksanaan tindakan keperawatan berdasarkan
Kebutuhan Dasar Manusia dari Virginia Handerson dengan Kepuasan Pasien di
Rumah Sakit Bhayangkara Wahyu Tutuko Bojonegoro.
Desain penelitian ini menggunakan metode Cross Sectional. Metode sampling yang
digunakan adalah Purposive Sampling. Sampel sejumlah 23 perawat dan 30 pasien
yang memenuhi kriteria inklusi. Variabel yang diteliti adalah variabel independen
yaitu tindakan keperawatan dan variabel dependen yaitu kepuasan pasien. Data
dikumpulkan menggunakan kuesioner dan dianalisis dengan menggunakan uji
Spearman Rho dengan tingkat kemaknaan 0,05.
Hasil penelitian menunjukan seluruh perawatmelakukan tindakan keperawatan
dengan baik yaitu sebanyak 23 responden (100 %). Data kepuasan pasien didapatkan
bahwa sebagian besar responden menyatakan sangat puas yaitu sebanyak 29

140
141 Journal of Health Sciences, Vol. 11 No. 2, August 2018,
140-150

responden (96,7%) dan 1 responden (3,3%) menyatakan puas. Hasil uji Spearman
Rho menunjukkan nilai sig. = 0,000 berarti < 0,05 sehingga diterima sehingga
ada hubungan Pelaksanaan Tindakan Keperawatan berdasarkan Kebutuhan Dasar
Manusia dari Virginia Handerson dengan Kepuasan Pasien di Rumah Sakit
Bhayangkara Wahyu Tutuko Bojonegoro.
Hendaknya perawat lebih aktif meningkatkan kualitas pelaksanaan tindakan
keperawatan dengan memenuhi kebutuhan dasar manusia sebagai tanggung jawab
dalam memberikan pelayanan profesional untuk meningkatkan kepuasaan pasien
sebagai pengguna jasa layanan.
Kata Kunci : Tindakan Keperawatan, Kebutuhan Dasar Manusia, Kepuasan Pasien

PENDAHULUAN menegaskan bahwa perawat harus


Proses keperawatan adalah metode masuk ke dalam kulit pasien, sehingga
pengorganisasian yang sistematis perawat tahu kebutuhannya dan
dalam melakukan asuhan keperawatan kemudian mengidentifikasi kebutuhan
pada individu, kelompok dan yang harus divalidasi dengan pasien
masyarakat yang berfokus pada (Alligood, 2006).
identifikasi dan pemecahan masalah Kepuasan pasien merupakan salah satu
dari respons pasien terhadap indikator kualitas pelayanan yang kita
penyakitnya. Proses keperawatan berikan dan kepuasan pasien adalah
digunakan untuk membantu perawat suatu modal untuk mendapatkan pasien
untuk melakukan praktik keperawatan lebih banyak lagi dan untuk
secara sistematis dalam memecahkan mendapatkan pasien yang loyal/setia
masalah keperawatan (Tarwoto & (Nursalam, 2016).Penelitian Otani dkk
Wartonah, 2015). di lima rumah sakit di daerah
Perawat merupakan tenaga di rumah metropolitan St. Louis midMissouri
sakit terbanyak (sekitar 40%) dan dan bagian selatan Illinois Amerika
paling banyak berinteraksi dengan Serikat menunjukkan bahwa pelayanan
pasien. Untuk memenuhi kepuasan yang diberikan oleh staf dan perawat
pasien, maka apa saja yang menjadi adalah faktor yang paling
kewajiban dan tanggung jawab perawat mempengaruhi tingkat kepuasan pasien
merupakan hal yang harus dikaji. (Otani et al, 2009 dalam dalam
Perawat sebagai tenaga kesehatan Andriani& Putra, 2014).
professional mempunyai kesempatan Pasien sebagai penerima jasa pelayanan
paling besar untuk memberikan menghendaki perawat selalu menjadi
pelayanan kesehatan khususnya asuhan care provider yang sesungguhnya.
keperawatan yang komprehensif Pemenuhan kebutuhan dasar manusia
meliputi biologi, psikologi, sosial, dan termasuk kebutuhan oksigen, nutrisi,
spiritual (Hamid, 2000 dalam cairan dan elektrolit, eliminasi,
Ristianingsih, 2014). keamanan, kebersihan & kenyamanan
Virginia Handerson mengemukakan fisik, istirhat & tidur, kebutuhan gerak
bahwa membantu individu yang sakit & kegiatan jasmani, spiritual,
& sehat dalam melaksanakan aktivitas emosional, komunikasi dan mencegah
yang memiliki kontribusi terhadap dan mengatasi reaksi fisiologis
kesehatan & penyembuhan dimana (Nursalam, 2016).
individu dibantu secara cepat untuk Pada saat terjadi penyakit serius,
mendapatkan kembali kemandiriannya perawat dipandang sebagai pengganti
untuk memenuhi 14 kebutuhan apa kekurangan pasien karena
Handerson.Virginia Handerson kurangnya kekuatan, kemauan atau
pengetahuan. Selama fase pemulihan d. Perawat yang bekerja di ruang
perawat membantu pasien untuk anak, ICU dan penyakit dalam
mendapatkan kembali kemandiriannya. 2. Kriteria pasien dalam penelitian ini
Bekerja sebagai mitra, perawat adalah :
bersama-sama merumuskan rencana a. Pasien yang ditunggui oleh
keperawatan (Kasron dkk, 2016).Oleh keluarga
sebab itu, sangat penting setiap institusi b. Pasien bersedia untuk diteliti.
pelayanan untuk terus menerus c. Pasien indikasi MRS minimal 3
meningkatkan kualitas tindakan hari.
keperawatan sehingga pasien akan Jumlah sampel pada penelitian ini yaitu
senantiasa puas dan merasa nyaman terdiri dari 23 perawat dan 30 pasien.
dengan tindakan keperawatan yang Adapun analisa data yang
diberikan oleh perawat. digunakan adalah uji Spearman Rho
dengan taraf signifikasi 0,05. Yang
METODE selanjutnya diolah dengan
Rancangan penelitian yang menggunakan Software SPSS 16.0 agar
digunakan dalam penelitian ini adalah uji statistik yang diperolah lebih akurat.
penelitian korelasional. Penelitian ini
bertujuanmencari, menjelaskan suatu HASIL & PEMBAHASAN
hubungan korelatif antarvariabel dan Hasil
menguji berdasarkan teori yang ada. 1. Karakteristik Responden Perawat
Selanjutnya penelitian ini Tabel 1 Distribusi Frekuensi Perawat di
menggunakan pendekatan cross RS Bhayangkara Wahyu Tutuko
sectional yaitu menekankan waktu Bojonegoro
pengukuran/observasi data variabel No Variabel Frekuensi Prosentase %
independen dan dependen hanya satu `1 Usia
kali pada satu saat 20-25 tahun 6 26,1
26-30 tahun 12 52,2
(Nursalam,2013 ) 31-35 tahun 3 13,0
Penelitian dilakukan pada bulan. 36-40 tahun 2 18,7
29 Januari 2018 sampai 16 Februari 2 Pendidikan
2018. Populasi pada penelitian ini S1 4 17,4
adalah seluruh perawatdan pasien rawat Keperawatan
D3 19 82,6
inap dan di Rumah Sakit Bhayangkara
Keperawatan
Wahyu Tutuko 3 Ruangan
Bojonegoro.Pengambilan sampel ICU 6 26,1
penelitian ini menggunakan teknik Penyakit 11 47,8
purposive sampling. Sampel diambil Dalam 6 26,1
dari perawat dan pasien rawat inap Anak
Rumah Sakit Bhayangkara Wahyu 4 Status
Pernikahan
Tutuko Bojonegoro dengan kriteria Belum 3 13
sampel penelitian adalah : Menikah
1. Kriteria perawat dalam penelitian Menikah 20 87
ini adalah : 5 Jumlah Anak
1 anak 11 47,8
a. Bersedia menjadi responden ≥ 2 anak 3 13
b. Perawat yang tidak dalam kondisi Belum punya 9 39,1
sakit anak
c. Perawat yang tidak sedang cuti Jumlah 23 100
Sumber : Kuesioner Februari 2018
Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan pendidikan D3 Keperawatan yaitu sejumlah
bahwa dari 23 perawat sebagian besar 19 responden ( ),
berumur 26-30 tahun yaitu sejumlah 12 bertugas di ruangan penyakit dalam
responden (52,2 ), memiliki yaitu sejumlah 11 responden (47,8 ),
berstatus sudah menikah yaitu sejumlah Berdasarkan tabel 2
20 responden (87 )dan memiliki 1 menunjukkan bahwa dari 30 pasien
anak yaitu sejumlah 11 responden sebagian besar berumur 26-35 tahun
(47,8 ). yaitu sejumlah 9 responden (30 ),
berjenis kelamin perempuan yaitu
2. Karakteristik Responden Pasien sejumlah 16 responden (53,3 ),
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Pasien di memiliki diagnosa medis gangguan
RS Bhayangkara Wahyu Tutuko sistem pencernaan yaitu sejumlah 7
Bojonegoro responden (23,3 ).

3. Karakteristik Pelaksanaan
Tindakan Keperawatan
berdasarkan Kebutuhan Dasar
Manusia dari Virginia Handerson
Tabel 3 Distribusi Frekuensi
Berdasarkan Pelaksanaan Tindakan
Keperawatan di RS Bhayangkara
Wahyu Tutuko Bojonegoro
No Variabel Frekuensi Prosentase %
No Pelaksanaan Frekue Prosenta
`1 Usia nsi se %
17-25 tahun 1 3,3 Tindakan
26-35 tahun 9 30 Keperawatan
36-45 tahun 6 20 1 Baik 23 100
2 Cukup 0 0
46-55 tahun 5 16
56-65 ahun 3 10 3 Kurang 0 0
>65 tahun 6 20 Jumlah 23 100
Sumber : Kuesioner Februari 2018
2 Jenis Kelamin Berdasarkan tabel 3 menunjukkan
Laki-laki 14 46,7 bahwa seluruh perawatmelakukan
Perempuan 16 53,3
pelaksanaan tindakan keperawatan
dengan baik yaitu sebanyak 23
3 Diagnosa Media responden (100 %).
Gangguan Sistem 3 10 4. Karakteristik Kepuasan Pasien
Kardiovaskular Tabel 4 Distribusi frekuensi
Gangguan Sistem 1 3,3
Pernafasan
Berdasarkan Kepuasan Pasien di
Gangguan Sistem 7 23,3 RS.Bhayangkara Wahyu Tutuko
Pencernaan Bojonegoro

T1i3d,a3k Puas
Gangguan Sistem 3 10 No Kepuasan 0Frekuensi 0Prosentase
Persyarafan Pasien Tidak
Sangat 0 0%
Gangguan Sistem 5 16,7 1 1u0as Puas
Sangat
P 29 96,7
Muskuloskeletal 2 hPuas 1
30 3,3
100
Gangguan Sistem 4 13,3 3 er3 : Kuesioner
Februari 2018
Endokrin 4
Gangguan Sistem 3 10 B erdasarkan
1 0
tabel 4
Termoregulasi njukkan
Jumla bahwa sebagian besar
Sumber Gangguan
: KuesionerSistem 1 2018
Februari 3 pasienmenyatakan
Sumb sangat puas yaitu
Penglihatan sebanyak 29 responden (96,7%)
Gangguan Sistem 3 10
Hematologi menu
5. Tabulasi Silang Berdasarkan Pembahasan
Hubungan PerilakuTindakan 1. Pelaksanaan Tindakan
Keperawatan berdasarkan Keperawatan berdasarkan
Kebutuhan Dasar Manusia dari Kebutuhan Dasar Manusia dari
Virginia Handerson dengan Virginia Handerson
Kepuasan Pasien Berdasarkan tabel 3menunjukkan
Tabel 5 Tabulasi Silang Pelaksanaan dari 23 perawat didapatkan seluruh
Tindakan Keperawatan berdasarkan responden (100 %) melakukan tindakan
Kebutuhan Dasar Manusia dari keperawatan dengan baik.
Virginia Handerson dengan Kepuasan Adapun beberapa faktor yang
Pasien di Rumah Sakit Bhayangkara mempengaruhi hasil penelitian ini
Wahyu Tutuko Bojonegoro. adalah umur. Berdasarkan table 1
menunjukkan bahwa sebagian besar
Pelaksa Kepuasan Pasien perawat (52,2%) berumur 26-30 tahun
naan Sangat Puas Puas Total sebanyak 12 responden. Usia adalah
Tindaka N % N % N % umur yang terhitung mulai saat lahir
n
Kepera sampai saat ia berulang tahun. Hurlock
watan (1998) dalam Nursalam dan Pariani
Baik 29 96,7 1 3,3 30 100 (2014) menjelaskan bahwa semakin
Jumlah 29 96,7 1 3,3 30 100 cukup umur, tingkat kematangan dan
kekuatan seseorang akan lebih matang
Hasil tabulasi silang pada tabel 5 dalam berfikir dan bekerja. Dengan
didapatkan seluruh responden yaitu 23 bertambahnya usia maka tingkat
perawat (100 %) melakukan tindakan perkembangan akan berkembang sesuai
keperawatan dengan baik yaitu 29 dengan informasi yang pernah
responden (96,7%) mengatakan sangat didapatkan dan juga dari pengalaman
puas dan 1 responden (3,3 %) sendiri.
mengatakan puas. Berdasarkan tabel 1 menunjukkan
Hasil Korelasi Pelaksanaan Tindakan bahwa dari 23perawat sebagian besar
Keperawatan berdasarkan Kebutuhan responden telah berstatus menikah
Dasar Manusia dari Virginia yaitu sejumlah 20 responden ( ).
Handerson dengan Kepuasan Pasien
Berdasarkan hasil ujiSperaman Data lain menunjukkan terdapat 11
Rho, ditujukkan bahwa hasil nilai P- perawat (47,8 %) telah memiliki 1
value pada kolom sig (2 tailedS) anak. Meskipun pada kenyataannya
didapatkan nilai 0.000 lebih kecil dari sebagian perawat telah bersatus
level of significant α 0,05 (0,000 < menikah dan memiliki satu anak,
0,05) maka dengan demikian dapat dimana mereka pasti juga memiliki
disimpulkan bahwa H0 di tolak dan H1 tugas dan peran di rumah sebagai
diterima. Berarti ada hubungan seorang pasangan suami/istri dan
pelaksanaan tindakan keperawatan orangtua namun mereka tetap bisa
berdasarkan kebutuhan dasar manusia menjalankan tugasnya sebagai perawat
dari Virginia Handerson dengan dengan profesional untuk melakukan
Kepuasan Pasien di rumah sakit tindakan keperawatan. Perawat mampu
Bhayangkara Wahyu Tutuko melakukan proses keperawatan sesuai
Bojonegoro. wewenangnya untuk membantu
menyelesaikan masalah pasien.
Tindakan keperawatan yang eliminasi, bergerak dan
dilakukan oleh perawat berdasarkan mempertahankan posisi yang dikehendaki,
kebutuhan dasar manusia dari Virginia istirahat dan tidur, memilih pakaian yang tepat,
Handerson yaitu bernafas dengan mempertahankan suhu tubuh dalam rentang
normal, makan dan minum yang cukup, normal, menjaga tubuh tetap bersih dan rapi,
menghindari bahaya lingkungan, 6 perawat yang belum memenuhi
berkomunikasi dengan orang lain, kebutuhan bergerak dan
beribadah menurut keyakinan. mempertahankan posisi yang
Kebutuhan tersebut diharapkan mampu dikehendaki. Salah satunya untuk
dipenuhi oleh perawat agar pasien melakukan latihan gerak pada klien
memperoleh kesembuhan dan tidak sadar/kondisi yang lemah dan
kesejahteraan. Tindakan keperawatan melakukan mobilisasi pada klien
yang prosentasenya paling baik pascaoperasi/kondisi yang lemah. Hal
dilakukan oleh seluruh responden yang ini merupakan tugas perawat yang
terdiri dari 23 perawat (100%) bekerja perlu mendapat perhatian untuk di
di ruangan ICU, Penyakit Dalam dan implementasikan pada pasien karena
Anak ditemukan pada kebutuhan dasar memerlukan bantuan perawat untuk
manusia seperti kebutuhan oksigenasi; bisa melakukan latihan gerak dan
nutrisi, cairan dan elektrolit; mobilisasi. Disini pasien nantinya akan
emosional; komunikasi dan fisiologi. secara berangsur-angsur mendapatkan
Perawat tersebut berupaya untuk kembali kemandiriannya untuk
mampu memberikan bantuan apa yang melakukannya sendiri. Hal ini sesuai
menjadi kebutuhan pasien. Pasien yang dengan yang dikemukakan oleh
lemah kondisinya karena sakit dan Virginia Handerson dengan sebuah
tidak mampu memenuhi kebutuhannya model keperawatan yang dikenal
secara mandiri, akan bergantung pada dengan “The Activities of Living”.
perawat sampai pasien tersebut Model tersebut menjelaskan bahwa
mencapai kesembuhannya kembali dan tugas perawat adalah membantu
pada akhirnya bisa mandiri. Hal ini individu dalam meningkatkan
sesuai yang dikemukakan oleh Virginia kemandiriannya secepat mungkin
Handerson bahwa pada situasi pasien (Budiono &Pertami, 2016).
yang gawat, perawat berperan sebagai Selanjutnya 86,95% perawat telah
pengganti di dalam memenuhi memenuhi kebutuhan pasien untuk
kebutuhan pasien akibat kekuatan fisik, beribadah menurut keyakinan. Data
kemauan, atau kemampuan pasien yang ada menunjukkan masih ada 3
berkurang (Budiono &Pertami, 2016). dari 23 perawat yang belum
Sebagian besar perawat di rumah memotivasi pasien untuk berdoa dan 2
sakit Bahayangkara Wahyu Tutuko dari 23 perawat belum membantu klien
Bojonegoro sejumlah 17 perawat untuk beribadah. Perawat harus
(73,91%) telah memenuhi kebutuhan berupaya membantu memenuhi
bergerak dan posisi yang dikehendaki. kebutuhan spiritual pasien sebagai
Data menunjukkan dari 23 perawat, ada bagian dari kebutuhan pasien secara
komprehensif (Hamid, 2000 dalam
Ristianingsih, 2014).
Data menunjukkan 91,30 %
perawat telah memenuhi kebutuhan
eliminasi pada klien. Data tentang
kebutuhan eliminasi menunjukkan ada
2 dari 23 perawat belum menyiapkan
alat pemberian
huknah/gliserin/dulkolac dan
pemasangan kateter. Selanjutnya
diperoleh data 1 dari 23 perawat
belummemperhatikan suhu
cairan/ukuran kateter, menutup pintu perawat sudahmengatur posisi yang
dan memasang selimut, mengobservasi nyaman pada klien dan menjaga
keadaan feses/urine dan mengobservasi kebersihan lingkungan, namun masih
reaksi klien. Kebutuhan eliminasi ada 1 dari 23 perawat belum mengatur
merupakan kebutuhan fisiologis untuk jam berkunjung. Perawat harus
proses buang air kecil dan buang air berupaya untuk memenuhi kebutuhan
besar. Sehingga sebagai seorang istirahat dan tidur pasien agar dapat
perawat harus bisa memberikan mempertahankan status kesehatan
bantuan untuk memenuhi kebutuhan secara maksimal. Hidayat dan Uliyah
eliminasi urine dan eliminasi alvi pada (2016) menyatakan pemenuhan
pasien. Maryuanni (2015) menuliskan kebutuhan istirahat dan tidur terutama
bahwa jika dalam hal berkemih ini, sangat penting bagi orang yang sedang
seseorang pasien harus ditolong dalam sakit agar lebih cepat memperbaiki
hal suatu pemakaian alat bantu (seperti kerusakan sel. Apabila kebutuhan
pispot/urinal) maka perawat harus istirahat dan tidur tersebut cukup, maka
bersedia siap membantu. jumlah energi yang diharapkan untuk
Pada kebutuhan keamanan memulihkan status kesehtan dan
diperoleh data 23 perawat mencuci mempertahankan kegiatan dalam
tangan sebelum dan sesudah tindakan kehidupan sehari-hari terpenuhi.
serta memakai handschooen pada 2. Kepuasan Pasien
tindakan pemasangan alat keperawatan, Berdasarkan tabel 4menunjukkan
kemudian masih ada 2 dari 23 perawat dari 30pasien didapatkan 29 responden
yang belum memberikan penerangan (96,7%) mengatakan sangat puas atas
ruangan/cahaya cukup terang dan 3 tindakan keperawatan yang dilakukan
dari 23 perawat belum memasang alat dan 1 responden (3,3%) mengatakan
pengaman pada klien tidak sadar puas atas tindakan keperawatan yang
/gelisah. dilakukan perawat.
Hasil penelitian ini menunjukkan Berdasarkan tabel 2
kebutuhan kebersihan didapatkan data menunjukkan bahwa dari 30pasien
6 dari 23 perawat yaitubelum sebagian besar berumur 26-35 tahun
memandikan klien yang tidak yaitu sejumlah 9 responden (30 ).
sadar/kondisi yang lemah, sedangkan
Umur responden sebagian besar
seluruh perawat sudah mengganti alat-
adapada usia produktif yaitu 20-50
alat tenun sesuai kebutuhan/kotor dan
tahun(Depkes RI, 2007).Usia
merapikan alat-alat klien. Kebutuhan
produktifmerupakan usia yang rentan
personal hygiene merupakan suatu
terhadapkejadian penyakit. Hal ini
kebutuhan perawatan diri, yang
disebabkankarena orang pada usia
dibutuhkan untuk mempertahankan
produktif jarangmemperhatikan
kesehatan seseorang, baik secara fisik
kesehatan, seperti polamakan dan pola
maupun psikologis (Maryuanni, 2015).
hidup yang kurang sehatseperti
Oleh karena itu sangat penting untuk
merokok (Dhianingtyas, 2006 dalam
memenuhi kebutuhan kebersihan
Dewi 2015).Gunarsa (2008) dalam
mulut, rambut, kulit dan badan pasien
Dewi 2015 mengungkapkan
untuk membuat pasien nyaman selama
bahwabertambahnya umur seseorang
perawatan dan menunjang proses
dapatberpengaruh pada emosional
kesembuhan pasien.
ataukepuasan seseorang terhadap
Selanjutnya pada kebutuhan
jasapelayanan, orang usia tua
istirahat tidur diperoleh data 23
umumnyalebih bersifat terbuka,
sehingga pasientua harapannya lebih Sesuai data tentang jenis kelamin pasien pada
rendah dari pasienmuda. Hal ini yang tabel 2diperoleh jumlah responden laki-
menyebabkan pasientua lebih cepat laki dan perempuan hampir
puas terhadap jasapelayanan kesehatan. sama. Responden laki-laki 14 (46,7%) orang
dan perempuan 16 orang dalam memberikan pelayanan
(53,3%). Menurut Gunarsa (2008) kesehatan.
dalam Dewi (2015), jenis kelamin laki- Kepuasan pasien tertinggi
lakidianggap lebih ditemukan pada aspek courtessy, yaitu
fleksibeldibandingkan perempuan seluruh 30 responden (100 %),
terkait dengankepuasan terhadap jasa. menyatakan perawat sopan terhadap
Pengukuran tingkat kepuasan pasien pasien, keluarga pasien, tim sejawat
terhadap sebuahpelayanan jasa yang perawat dan tim kesehatan lain;
diberikan merupakan hal yangpenting perawat menghargai pasien, keluarga
dilakukankarena seluruh kegiatan pasien, tim sejawat perawat dan tim
yangdilakukan oleh sebuah perusahaan kesehatan lain. Perawat sebagai
pelayanan jasaseperti Rumah Sakit, penolong pasien dalam mengelola
pada akhirnya akan bermuaradalam asuhan keperawatan hendaknya
bentuk kepuasan (Lupiyoadi, 2006 & perawat dapat menjalin hubungan yang
Supranto,2011 dalam Andrianni dan baik dengan pasien dan mampu
Putra 2015). menghubungkan diri dengan
Seluruh responden (100 %) yaitu lingkungan sosialnya. Hal ini sesuai
sejumlah 30 pasien menyatakan dengan yang ditulis oleh Kodim (2015)
bahwaperawat bekerjasama dengan tim agar dapat membina hubungan yang
sejawat, dan tim medis dalam baik, pertama kali harus menunjukkan
menyelesaikan masalah pasien; sikap yang hangat, menghormati,
perawat mau mendengarkan keluhan menerima orang lain apa adanya,
pasien dan perawat tidak acuh tak acuh; empati dan tulus membantu orang lain.
perawat sopan terhadap pasien, Perawat yang memiliki kemampuan
keluarga pasien, tim sejawat perawat hubungan antar manusia yang baik
dan tim kesehatan lain; perawat akan memudahkan menjalin hubungan
menghargai pasien, keluarga pasien, dengan klien maupun anggota tim
tim sejawat perawat dan tim kesehatan kesehatan lain.
lain dan perawat jujur antara pikiran Selanjutnya kepuasaan terendah
dan tindakannya. ditemukan pada aspek caringdan
Pada akhirnya akan menciptakan sincerity(95%). Sikap caring perawat
interaksi yang baik dan hubungan yang tercermin saat perawat siap tanggap
harmonis antara perawat dan pasien. bila pasien membutuhkan dan perawat
Seperti yang dinyatakan Pohan (2013) mudah dihubungi; perawat
dalam Anggrianni (2017) kepuasan memperhatikan keluhan pasien.
pasien tidak hanya dari meningkatkan Berdasarkan data yang ada tentang
fasilitas lingkungan fisik, tetapi adanya aspek caring didapatkan bahwa 29
upaya untuk memberikan kepuasan responden dari total 30 responden
kepada pasien terutama pada proses mengatakan perawat siap tanggap bila
interaksi antara pasien dengan petugas pasien membutuhkan dan perawat
mudah dihubungi. Sedangkan 2
responden dari 30 responden
mengatakan bahwa ada perawat yang
belum memperhatikan keluhan
pasien.Penelitian ini mendukung
pendapat Larrabee (2004)
dalamSenarath, et al. (2013): 11)
Anggrainni (2017) menyatakan bahwa,
interaksi dengan pasiendianggap
sebagai penentu utama kepuasan perawat dan pasien bersama-sama
pasien. merumuskan rencana perawatan bagi
3. Hubungan Pelaksanaan pasien. Meskipun diagnosisnya
Tindakan Keperawatan berbeda, setiap pasien tetap memiliki
berdasarkan Kebutuhan Dasar kebutuhan dasar yang harus dipenuhi.
Manusia dari Virginia Hanya saja kebutuhan dasar tersebut
Handerson dengan Kepuasan dimodifikasi berdasarkan kondisi
Pasien patologis dan faktor lainnya, seperti
Berdasarkan tabel 5menunjukkan usia, tabiat, kondisi emosional, status
bahwa seluruh perawat melakukan sosial atau budaya, serta kekuatan fisik
tindakan keperawatan dengan baik dan intelektual (Pertami, 2016)
dengan29 responden (96,7%) Proses keperawatan yang efektif
mengatakan puas dan 1 responden akan ditentukan oleh motivasi dan
(3,3%) mengatakan puas, beberapa pemahaman perawat akan tugasnya.
diantaranya karena perawat Apabila motivasi perawat baik untuk
bekerjasama dengan tim sejawat, dan memberikan tindakan keperawatan
tim medis dalam menyelesaikan maka asuhan yang diberikan pada
masalah pasien; perawat mau pasien akan optimal dan pada akhirnya
mendengarkan keluhan pasien dan kepuasaan pasien di intitusi pelayanan
perawat tidak acuh tak acuh, perawat tersebut tercapai. Berdasarkan beberapa
sopan terhadap pasien, keluarga pasien, pendapat ahli (Claude S. George) yang
tim sejawat perawat dan tim kesehatan dikutip dari penelitian Zuidah (2006)
lain; perawat menghargai pasien, mengatakan bahwa motivasi seseorang
keluarga pasien, tim sejawat perawat berkaitan dengan kebutuhan meliputi
dan tim kesehatan lain; perawat jujur tempat dan suasana lingkungan kerja
antara pikiran dan tindakannya. sehingga penurunan motivasi perawat
Perawat akan berupaya seoptimal mengakibatkan hasil kerja yang tidak
mungkin untuk mengupayakan memuaskan dan hasil tindakan perawat
kesembuhan dan kesejahteraan pasien. menurun.
Secara berangsur bila tindakan Kepuasan pelanggan merupakan
keperawatan di lakukan dengan sebaik startegi jangka panjang yang
mungkin maka akan meningkatkan membutuhkan komitmen yang kuat
kualitas praktik keperawatan. Pada baik menyangkut dana maupun sumber
akhirnya kepuasan pasien akan tercapai daya manusia (Tjiptono, 2005 dalam
dengan optimal. Kondisi tersebut Umniyati, 2010), sebab kepuasan
sesuai pendapat Kozier (1997) dalam pelanggan dapat menjadi sarana untuk
Kodim (2015) bahwa proses membangun hubungan yang harmonis
keperawatan merupakan pedoman antara organisasi dengan pelanggannya,
praktik keperawatan profesional, dimana pelanggan yang puas akan
mempuanyai beberapa karakteristik kembali memanfaatkan jasa pelayanan
yaitu berpusat pada klien , merupakan dan merupakan langkah awal yang baik
pendekatan individu dan spesifik untuk sehingga terciptanya loyalitas
memenuhi kebutuhan klien dan pelanggan yang dapat dijadikan suatu
mempunyai tujuan jelas melalui suatu promosi yang membentuk rekomendasi
tahapan dalam menigkatkan kualitas dari mulut ke mulut, reputasi baik di
asuhan keperawatan. mata pelanggan, dapat meningkatkan
Virginia Handerson telah keuntungan bagi organisasi tidak hanya
mengemukakan bahwa sebagai mitra, sebatas pada klien yang biasa
menggunakan tapi juga masyarakat berdasarkan Kebutuhan Dasar Manusia
secara keseluruhan. dari Virginia Handerson di Rumah Sakit
Simpulan Bhayangkara Wahyu Tutuko
1. Pelaksanaan tindakan keperawatan Bojonegoromenunjukkan bahwa seluruh
perawatmelakukan kepuasaan pasien sebagai pengguna
pelaksanaan tindakan keperawatan jasa layanan.
dengan baik yaitu sebanyak 23
responden (100 %). 4. Institusi Pendidikan
2. Kepuasan pasien di Rumah Sakit Institusi pendidikan dapat
Bhayangkara Wahyu Tutuko meningkatkan kualitas pengembangan
Bojonegoro menunjukkan bahwa kurikulum melalui penambahan
sebagian besar responden literatur, khusus yang berkaitan dengan
menyatakan sangat puas yaitu pelaksanaan tindakan pelaksanaan
sebanyak 29 responden (96,7%). tindakan keperawatan berdasarkan
3. Ada hubungan Pelaksanaan kebutuhan dasar manusia dari Virginia
Tindakan Keperawatan Handerson dan kepuasaan pasien.
berdasarkan Kebutuhan Dasar 5. Peneliti selanjutnya
Manusia dari Virginia Handerson Diharapkan hasil penelitian ini
dengan Kepuasan Pasien di Rumah dapat digunakan sebagai acuan
Sakit Bhayangkara Wahyu Tutuko untukmelakukan penelitian dan sebagai
Bojonegoro dengan nilai pertimbangan bagi peneliti yang akan
signifikasi 0,000 (p < 0,05). datang tentang pelaksanaan tindakan
Saran keperawatan berdasarkan kebutuhan
1. Bagi Responden dasar manusia dari Virginia Handerson
Diharapkan mampu menjadi dan kepuasaan pasien.
klien yang aktif dan bekerjasama dalam Keterbatasan Penelitian
upaya meningkatkan kualitas asuhan 1. Penelitian ini hanya dilakukan di
keperawatan di tatanan klinik. tiga ruangan di Rumah Sakit
2. Bagi tenaga kesehatan Bhayangkara Wahyu Tutuko yaitu
Hendaknya perawat aktif dalam ruang anak, ruang penyakit dalam
meningkatkan kualitas pelaksanaan dan ICU
tindakan keperawatan dengan 2. Tindakan pelaksanaan
memenuhi kebutuhan dasar manusia keperawatan belum sepenuhnya
sebagai tanggung jawab untuk dilakukan observasi secara
memberikan pelayanan profesional langsung namun berdasarkan
pada klien. tindakan keperawatan yang telah
3. Bagi tempat penelitian dilakukan pada pasien dalam tiga
Dalam upaya meningkatkan hari terkakhir.
kualitas pelaksanaan tindakan Daftar Pustaka
keperawatan , maka diperlukan Alligood,M.R., Tomey, A.M. (2010).
dukungan dan kerjasama yang baik dari Nursing theorists and their work.
pihak rumah sakit kepada tenaga Mosby
kesehatan untuk meningkatkan Alligood, Martha Raile. (2006).
Nursing theory: utilization and
application. Elsevier-Mosby
Andriani, A., & Putra, H. A. (2014).
Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Kepuasan
Pasien Dalam Pelayanan
Keperawatan Di Ruang Rawat
Inap Interne Pria Dan Wanita
Rsud Dr. Achmad Mochtar
Bukittinggi Tahun Pohan, Imbalo S. (2013). Jaminan
2014. 'AFIYAH, 1(2). Mutu Layanan Kesehatan.
Anggrianni, S., Adji, I. S., THT–KL, Jakarta: EGC.
S., & Amin Mustofa, S. Ristianingsih, D., & Cahyu Septiwi, I.
(2017). Evaluasi Kepuasan (2014). Gambaran motivasi dan
Pasien Rawat Inap Dan Rawat tindakan keperawatan dalam
Jalan Terhadap Pelayanan Gizi pemenuhan kebutuhan spiritual
Pasien Diet Diabetes Mellitus Di pasien di ruang ICU PKU
RSU PKU Muhammadiyah Muhammadiyah
Bantul Yogyakarta (Doctoral Gombong. Jurnal Ilmiah
dissertation, Universitas Kesehatan Keperawatan, 10(2).
Muhammadiyah Surakarta). Sastroasmoro, S & Ismail, S. (2014).
Budiono., Pertami, S.U. (2016). Dasar-dasar Metodologi
Konsep Dasar Keperawatan. Penelitian Klinis. Edisi ke-3.
Jakarta : Bumi Medika Jakarta:Sagung Seto.
Dewi, Aulia U., Astuti, Rukma., Siokal, Brajakson dkk. (2017).
Werdani, K. E. (2015). Falsafah dan Teori dalam
Hubungan Waktu Tunggu Keperawatan. Jakarta : CV Trans
Pendaftaran dengan Kepuasan Info Media
Pasien di Tempat Pendaftaran Tarwoto & Wartonah. (2015).
Pasien Rawat Jalan (TPPRJ) Kebutuhan Dasar Manusia dan
RSUD Sukoharjo. Proses Keperawatan. Jakarta :
Hidayat, A.Aziz Alimul., Uliyah, Salemba Medika
Musrifatul. (2016). Buku Ajar Umniyati, Helwiyah. (2010). Kepuasan
Ilmu Keperawatan Dasar. Jakarta Pasien Pelayanan Kesehatan di
: Salemba Medika Puskesmas Kecamatan Tanjung
Kasron dkk. (2016). Teori Priok Jakarta Utara tahun 2009.
Keperawatan dan tokohnya. Jurnal Kedokteran Yarsi (18)1
Jakarta : CV Trans Info Media
Kodim, Yulianingsih. (2015). Konsep
Dasar Keperawatan. Jakarta:
CV.Trans Info Media
Maryunani, Anik. (2015). Kebutuhan
Dasar Manusia. Bogor : In media
Nursalam. (2012).
Manajemen
Keperawatan
Aplikasi
dalam Praktik
Keperawatan. Profesional.
Jakarta :Salemba Medika.
. (2013). Metodelogi
Penelitian Ilmu Keperawatan
Pendekatan Praktis. Jakarta:
Salemba Medika
Nursalam & Pariani. (2014).
Pendekatan Praktis Penyusunan
Metodologi Riset Keperawatan.
Surabaya : Sagung Seto.

You might also like