Professional Documents
Culture Documents
NIM : 2001120594
PRODI : S1 Keperawatan
Abstract : Patients will feel satisfied when obtaining health care performance equals or exceeds
expectations. Research purposes: To determine the Relationship Between Attitudes and Techniques
Therapeutic Communication Nurse Inpatient Satisfaction in in Space Eunike General Hospital
GMIM Kalooran Amurang. Research design: Using Cross Sectional methods. Samples: The
sampling technique used by researchers is accidential sampling is a way of sampling by taking
respondents or cases of accidental and there or provided with a sample of 110 people. The
instrument used in this study were questionnaires. Research result: The data obtained in the
descriptive analysis and use statistical tests chi-square test with 95% confidence level (α = 0.05)
and obtained p-value 0.000 <0.05 and p-value 0.000 <0.05. Conclusion: There is a relationship of
attitude and patient satisfaction in the room Eunike General Hospital GMIM Kalooran Amurang
and there is a relationship of communication techniques therapeutic nurse with patient satisfaction
at room Eunike General Hospital GMIM Kalooran Amurang. Recommendations: For public
hospitals GMIM Kalooran Amurang to remain able to maintain and even improve the quality of the
services, especially how the new communicates attitudes and techniques applied in the therapeutic
nurse airport or deal with patients and their families well. As well as providing rewards for nurses
who are considered to have good performance.
Keywords : Attitudes, Techniques of therapeutic communication nurse, patient satisfaction
Abstrak : Pasien akan merasa puas ketika kinerja layanan kesehatan yang diperolehnya sama atau
melebihi harapannya. Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui Hubungan Antara Sikap dan Teknik
Komunikasi Terapeutik Perawat dengan Kepuasan Pasien Rawat Inap di Ruang Eunike RSU
GMIM Kalooran Amurang. Desain Penelitian: Menggunakan Cross Sectional. Sampel: Teknik
pengambilan sampel yang digunakan peneliti adalah accidential sampling yang merupakan cara
pengambilan sampel dengan mengambil responden atau kasus yang kebetulan dan ada atau tersedia
dengan jumlah sampel 110 orang. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kuesioner.
Hasil Penelitian: Data yang diperoleh di analisa secara deskriptif dan menggunakan uji statistic chi-
square test dengan tingkat kepercayaan 95% (α=0,05) dan diperoleh p-value 0,000 < 0,05 dan p-value
0,000 < 0,05. Kesimpulan: Yaitu terdapat hubungan sikap dan kepuasan pasien rawat inap di ruang
Eunike RSU GMIM Kalooran Amurang dan terdapat hubungan teknik komunikasi terapeutik
perawat dengan kepuasan pasien rawat inap di ruang Eunike RSU GMIM Kalooran Amurang. Saran:
Bagi rumah sakit umum GMIM Kalooran Amurang untuk tetap bisa mempertahankan bahkan
meningkatkan kualitas dalam pelayanan khususnya bagaimana sikap dan teknik komuniksi terapeutik
perawat yang diterapkan dalam melayani atau menangani pasien dan keluarga pasien dengan baik.
Serta memberikan reward bagi perawat yang dinilai memiliki prestasi baik.
Kata Kunci : Sikap, Teknik Komunikasi Terapeutik Perawat, Kepuasan Pasien
e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 5 Nomor 1, Mei 2017
3
e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 5 Nomor 1, Mei 2017
Tabel 5 Distribusi Frekuensi Responden pasien), sedangkan sikap perawat yang tidak
Menurut Teknik Komunikasi Terapeutik baik dan pasien yang mengatakan kurang
Perawat puas adalah 10,0% (11 pasien). Variabel dari
Komunikasi Terapeutik n % sikap menghasilkan nilai p = 0,000 < 0,05
nilai tersebut menyatakan bahwa Ho ditolak
Komunikasi Baik > 60 88 80,0
Komunikasi Kurang Baik 22 20,0 dan Ha diterima atau terdapat hubungan
≤ 60 antara sikap perawat dengan kepuasan pasien
rawat inap di ruang Eunike RSU GMIM
Total 110 100,0
Sumber : Data Primer 2017
Kalooran Amurang.
tingkah laku sebagai reaksi (respons) terhadap telah menerapkan komunikasi terapeutik dan
sesuatu rangsangan atau stimulus, yang didapatkan hasil dalam kategori tinggi.
disertai dengan pendirian dan perasaan orang Menurut peneliti yang sesuai dengan
itu. kejadian di lapangan didapatkan komunikasi
Sesuai dengan penelitian yang dilakukan terapeutik perawat di Rumah Sakit Umum
oleh Dewi (2014) didapati hasil yang GMIM Kalooran Amurang sering diterapkan
menunjukan sikap perawat dalam kategori kepada pasien maupun keluarga pasien,
baik lebih banyak. Hasil penelitian ini juga seperti menanyakan keluhan pasien,
didukung dengan hasil penelitian menjelaskan tujuannya datang, menggunakan
Nugrahaningsih (2016) dikatakan bahwa komunikasi yang mudah dimengerti, sehingga
mayoritas responden menilai bahwa sikap perawat mampu membangun atau membina
perawat RSUD Salatiga termasuk dalam hubungan yang baik dengan pasien dalam
kategori cukup baik. Hasil penelitian Sukatmi memberikan pelayanan keperawatan untuk
(2008) di ruang Cendana RSUD Unit kesembuhan pasien. Namun masih adapula
Swadana Pare Kediri, didapati hasil dari sikap yang lupa untuk mengucapkan salam atau
perawat pada kategori cukup baik lebih menyapa pasien saat akan melakukan
banyak. tindakan keperawatan.
Menurut peneliti sesuai yang ada di
lapangan sikap perawat yaitu dengan Kepuasan Pasien
menghargai pasien dan menunjukan sikap Gambaran dari Kepuasan pada pasien
yang baik kepada siapa saja terlebih saat rawat inap di ruang Eunike RSU GMIM
melayani kebutuhan pasien sehingga baik Kalooran Amurang didapati bahwa dari 110
pasien maupun keluarga pasien merasa responden (100%), kepuasan pasien yang
nyaman, namun ada juga terkadang kurang puas 97 responden (88,2%), sedangkan
memperhatikan sikap saat melakukan kepuasan pasien yang kurang puas ada 213
tindakan keperawatan. responden (11,8%). Kepuasan pasien adalah
perasaan puas yang dirasakan oleh pasien
Teknik Komunikasi Terapeutik setelah mendapatkan pelayanan dari rumah
Gambaran dari teknik komunikasi sakit. Kepuasan akan tercapai apabila
terapeutik perawat pada pasien rawat inap di
diperoleh hasil yang optimal bagi setiap klien
ruang Eunike RSU GMIM Kalooran
dan keluarganya, ada perhatian terhadap
Amurang didapati bahwa dari 110 responden
keluhan, kondisi lingkungan fisik dan tanggap
(100%), komunikasi terapeutik perawat yang
kepada atau memprioritaskan kebutuhan klien
baik 88 responden (80,0%), sedangkan
(Supranto, 2006).
komunikasi terapeutik perawat yang tidak
Hasil penelitian Anis (2009) di Rumah
baik ada 22 responden (20,0%). Komunikasi
Sakit Siti Khodijah Sepanjang seabgian besar
terapeutik pada akhirnya menentukan perawat
menyatakan telah puas dengan pelayanan
untuk menetapkan hubungan kerja dengan
yang telah diberikan oleh perawat. Hasil
klien dan keluarganya (Potter dan Perry,
penelitian dari Sitorus (2006) tentang
2005).
kepuasan klien dan keluarga menunjukan
Penelitian yang sesuai yaitu penelitian
bahwa tingkat kepuasan dengan kategori baik
Luvi (2013) di ruang rawat inap RSI NU adalah yang tertinggi.
Demak bahwa hasil yang didapatkan sebagian Menurut peneliti yang sesuai dengan
besar komunikasi terapeutik perawat paling kejadian di lapangan didapatkan kepuasan
tinggi. Hasil penelitian yang dilakukan pasien di Rumah Sakit Umum GMIM
Husna, dkk (2009) tentang hubungan Kalooran Amurang, perawat melakukan
komunikasi terapeutik perawat dengan tindakan keperawatan yang sopan, serta
kepuasan pasien di RS Siti Khodijah Sepajang kerapihan dan kebersihan penampilan perawat
bahwa perawat di RS Siti Khodijah Sepajang dapat memberikan nilai yang baik atau
memberikan kepuasan terhadap pasien.
5
e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 5 Nomor 1, Mei 2017
Namun ada juga terkadang perawat yang merasa takut, khawatir, hilang kontrol, dan
tidak segera datang ketika pasien memerlukan putus asa. Selain itu juga pasien akan merasa
pelayanan yang dinilai kurang dan tersaing, merasa tidak ada yang akan
menyebabkan pasien merasa kurang puas. menolong, dan kemungkinan sakitnya akan
bertambah, proses penyembuhan pasien akan
Hubungan Sikap dengan Kepuasan Pasien semakin lama, serta hubungan interpersonal
Rawat Inap di Ruang Eunike RSU GMIM perawat dan pasein tidak terjalin dengan baik.
Kalooran Amurang Menurut peneliti sikap merupakan aspek
Berdasarkan hasil analisis dengan penting yang harus dilakukan oleh perawat
menggunakan uji statistic chi-square dalam praktik keperawatan. Pelayanan
menunjukan bahwa hasil analisis terhadap keperawatan yang didasari oleh sikap yang
sikap dengan kepuasan pasien rawat inap di diperlihatkan atau dilakukan dengan efektif
RSU GMIM Kalooran Amurang, penelitian dapat mendorong kesehatan serta mampu
ini didapatkan sebagian besar sikap daripada meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.
perawat dibutuhkan agar mempengaruhi
kepuasan pasien. Jadi dapat dikatakan bahwa Hubungan Teknik Komunikasi Terapeutik
kepuasan pasien sangat di tentukan dari sikap dengan Kepuasan Pasien Rawat Inap di
seorang perawat. Dengan menggunakan uji Ruang Eunike RSU GMIM Kalooran
chi-square menghasilkan nilai signifikan Amurang
yaitu 0,000 atau lebih kecil dari nilai Berdasarkan hasil analisis dengan
signifikannya 0,05. menggunakan uji statistic chi-square
Komunikasi terapeutik merupakan menunjukan bahwa hasil analisis terhadap
komunikasi profesional yang mengarah pada teknik komunikasi terapeutik dengan
tujuan penyembuhan pasien. Dengan kepuasan pasien rawat inap di RSU GMIM
demikian Kepuasan pasien terjadi apabila apa Kalooran Amurang. Dalam penelitian ini
yang menjadi kebutuhan, keinginan, harapan didapatkan sebagian besar komunikasi
pasien dapat dipenuhi, maka pasien akan terapeutik perawat dibutuhkan agar
puas. mempengaruhi kepuasan pasien. Jadi dapat
Hasil penelitian dari Wahyu (2016) dikatakan bahwa kepuasan pasien sangat di
menunjukan, bahwa sikap perawat di Bangsal tentukan dari teknik komunikasi terapeutik
Pavilliun RSUD Kota Salatiga termasuk perawat. Dengan menggunakan uji chi-square
dalam kategori cukup baik. Terdapat menghasilkan nilai signifikan yaitu 0,000 atau
hubungan sikap perawat dengan kepuasan lebih kecil dari nilai signifikannya 0,05.
pasien dalam pelayanan keperawatan di Hasil penelitian Siti (2015) menyatakan,
Bangsal Pavilliun RSUD Salatiga. Semakin penelitian deskriptif korelasi dengan
baik penilaian responden terhadap sikap rancangan cross sectional ini bertujuan untuk
perawat, semakin tinggi tingkat kepuasan mengetahui hubungan komunikasi terapeutik
responden, begitu pula sebaliknya. Hal perawat dengan kepuasan pasien di ruang
tersebut didukung oleh Wiyana (2008) yang rawat inap pringgodani RSU Rajawali Citra
mengemukakan bahwa salah satu indikator Bantul Yogyakarta. Kesimpulan ada
mutu layanan keperawatan adalah kepuasan hubungan yang signifikan Antara komunikasi
pasien dan sikap perawat menjadi jaminan terapeutik perawat dengan kepuasan pasien.
apakah layanan perawatan tersebut bermutu Hasil penelitian dari Priscylia (2014)
atau tidak. menyatakan bahwa, dari 67 responden
Hasil penelitian yang dikemukakan oleh menunjukkan bahwa keterampilan
Hayati (2010) dalam penelitiannya bahwa komunikasi terapeutik perawat baik dan
apabila perawat tidak bersikap caring dalam pasien merasa puas. Hasilnya menunjukan
memberikan pelayanan keperawatan terhadap adanya hubungan komunikasi terapeutik
pasien maka akan memberikan dampak yang perawat dengan kepuasan pasien. Serta hasil
negatif pada pasien sehingga pasien akan penelitian Rahil (2015) yang menyatakan
bahwa ada hubungan komunikasi terapeutik
6
e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 5 Nomor 1, Mei 2017
7
Jurnal komunikasi, ISSN 19 7‘898X
Volume 9, Nomor e, April eoi5
Someone u›ho is sick tends to suffer from stress. This ype of patient really needs a
figure of nurse to reduce their sWess level. Beside that’s, patient otso needs a therapeutic
communication. Therefore, a research is done in the Neurology Ward in M Haulussy
General Hospital in Ambon uiith fhe purpose is to find out the therapeutic
communication relationship of the nurses touiard the patients’ stress level in the
Neurology Ward in M Haulussy General Hospital in Ambon. The method used in this
study is the correlation quantitatiue methad. The correlation result of the nurses’
verbal communication tOtllOTd the patients’ stress leuel is o,i9 8 uiith the significant
point of o,oos k›<o ,os1 And the result of the correlation
nurses’ non verbal communication toward the patients’ stress leuel O,497 north the
significant point of o, oos (p<o,o s) While the correlation result of the
correlation test beMeen the nurses’ therapeutic communicotion tou›ard the patients’ stress
level is o,s8 with the signifitant point of o,oo @ro ,os). Therefore, Ho (there is no
relation of therapeutic communication to patients stress leuel) is rejected and H1 (There is
relation of therapeutic communication to patients stress level) is accepted. It can be
concluded that there is a significant relationship between the nurses’ therapeutic
communication totllard the patients’stress leuel.
sebagai variabel independen dan tingkat maupun dari kepala ruangan Neurologi
stres pasien sebagai variabel dependen. RSUD M Haulussy Ambon
HIPOTESIS
Ho :Tidak ada hubungan komunikasi Criteria Eksklusi
terapeutik perawat terhadap Criteria eksklusi adalah
tingkat stres pasien menghilangkan atau mengeluarkan subjek
HI :Ada hubungan komunikasi dari penelitian karena berbagai sebab
terapeutik perawat terhadap dengan atau kata lain tidak layak untuk
tingkat stres pasien tidak diteliti atau tidak memenuhi
Criteria inklusi pada saat penelitian
berlangsung (Nursalam,zoo =s9) * ang
POPULASI
termasuk kriteria eksklusi adalah
Populasi penelitian merupakan mengalami gangguan orientasi, pasien
keseluruhan dari obyek penelitian yang dewasa berusia 417 d= >6o tahun, pasien
akan diteliti (Nursalam,2OO1:s 6). Dalam tidak sadar, pasien yang menolak untuk
penelitian ini yang dijadikan populasi menjadi
yaitu pasien yang dirawat inap di ruang responden dan tidak mendapat ijin dari
Neurologi Rumah Sakit Umum Daerah dr keluarga maupun dari kepala ruangan
M Haulussy Ambon yang be uml4 3 N.eurologi RSUD M Haulussy Ambon.
pasien.
PENGUMPULAN DATA
SAMPEL
Pada bagian ini peneliti
Sampel adalah bagian dari populasi menggunakan instrumen pengumpulan
yang dipilih dengan cara tertentu dan data penelitian kuantitatif berupa
dianggap mewakili seluruh populasi
kuesioner dan memanfaatkan data yang
(Nursalam ,zooi :s8). Peneliti mengguna-
tersedia 5engan nieliiiat catatan rekam
kan teknik purposive sampling, yaitu
medis pasien di ruang neurologi. Dalam
teknik pengambilan sampel secara instrumen penelitian, peneliti
sengaja. Peneliti menentukan sendiri
menghilangkan alternatif jawaban netral
sampel yang diambil tidak secara acak,
(N) dalam penggunaan skala likert karena
tapi ditentukan sendiri oleh peneliti.
pengalaman sewaktu melakukan
Criteria sampel terbagi atas a bagian,
penelitian, responden cenderung memilih
yarn :
jawaban netral (N) sehingga berpengaruh
Criteria Inklusi pada proses pengolahan hasil penelitian
Criteria inklusi adalah karakteristik ( ar,2Ol2:1 7)•
sampel yang layak untuk diteliti
(Nursalam,aooi:58) Criteria tersebut
adalah pasien yang dirawat di ruang
Neurologi, pasien dewasa berusia >i 7 Suatu angket dikatakan valid (sah)
tahun, pasien tidak mengalami jika pertanyaan pada suatu angket mampu
kecacatan (bisu, tuli, buta), pasien mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh
sadar, pasien yang bersedia menjadi angket tersebut. Untuk mengetahui
responden, dan yang mendapat ijin dari validitas intrumen, data hasil uji coba
keluarga pasien instrumen di analisa dengan uji coba
validitas Pearson Product Moment rumus
Jumal komunikasi, Volume g, NOIROfi 2, April aoi5
Tabel z : Hasil Uji Korelasi Komunikasi terapeutik perawat dengan tingkat stres
pasien di zzzaag Neuz'ologi RSUO BE. EEautussy Ambon
komunBasiterapaâ Tingkatstespasie
kperauat N
komun[aAaa Cp
PeaconGonebb
@g@Wdt Sfg.(2-tailed)
30
tinglatsFespasizn PeaoonCorelakr 1
N 3D
KomumhsñeAa PeasonCorelaion
N 30 30
Tingkatstrespasien PearsonCorelatñn ”
&ig.(2zeé}
N 30 3D
Berda’sarkan hasil perhitungan signiffkanksi = o,oo s ( < o=, s) y g
menggunakan pearson product moment oxti ayn terdapat hubungan yang
diperoleh nilai koefisien korelasi antara berkriteria sedang dan signifikan antara
komunikasi verbal perawat dengan tingkat komunikasi verbal perawat dengan
tingkat stres pasien sebesar .498 dengan stres pasien.
' urnal komunikasi, Volume 9. Nomor z, April 2015
Tabel 3 : Analisa hubungan komunikasi non verbal perawat dengan tingkat stres
pasien
d“i ruang Neurologi RSUD M. £fanlussy Ambon ”
tomunitasinaye Tingkatsbespasie
K0lTIUnit3Si00fiV 9BrS0flC0ITeIat0n
'* Sig.(2-tailed)
30 30
ting/3tStTeS{I3Si9 93fS0n C0fI4l2tI0fl 1
Sig.(2-tailed)
N 30 30
DAFTARPUSTAKA