Professional Documents
Culture Documents
2, November 2006
ABSTRACT
Therapeutic communication is very important to construct the therapeutic relation of nurse-
patient and influences the improvement of quality of treatment service. Success of therapeutic
communication is influenced by some factors such as lack of nurse's knowledge and ability to apply
the therapeutic communication. The purpose of this study was to know the relationship between
knowledge of therapeutic communication towards the nurse's communication ability in
implementing the treatment upbringing in Elisabeth Hospital Purwokerto. The descriptive research
type of correlation. Population research is all nurses in Maria lodge of Elisabeth Hospital
Purwokerto in the amount of 26 people, The research sample is taken from 23 people in according
to the inclusive criteria. Data analysis method uses the distribution of frequency and statistic test
"Spearman Rank". Result of research: Respondens of DIII in nursing are as much as 15 people
(65,2%) and responders, who have education of SPK are as much as 8 people (34,8%).
Responders, who have followed the training of therapeutic communication, are 18 people (78,3%)
and 5 people (21,7%) not yet followed the training. The grade of knowledge about therapeutic
communication is in good enough category (52,2%) and the least is in the unfavorable category
(8.7%). The ability of therapeutic communication is in the good enough category (56,5%) and the
least is in the unfavorable category (4,3%). The obtained result of statistic test using Spearman's
rho is 0,636 and p = 0,001. Conclusion: Most of the nurses are of DIII treatment and have followed
the training of therapeutic communication. Nurses' knowledge and ability of therapeutic
communication are in good enough category. There is a meaningful relation between knowledge of
therapeutic communication and ability of therapeutic communication of the Elisabeth hospital
nurses in implementing the treatment up bringing (p= 0,001). The strength of relation between the
knowledge of therapeutic communication and ability of nurse's therapeutic communication in
implementing/doing the treatment upbringing is in strong category (Spearman's rho = 0,636).
53
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 1, No.2, November 2006
54
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 1, No.2, November 2006
sehari-hari untuk membantu kesembuhan Variabel dalam penelitian ini terdiri dari
klien. variabel bebas (independent) dan variabel
Berdasarkan uraian dalam latar terikat (dependent). Variabel bebas dalam
belakang tersebut di atas dapat disimpulkan penelitian ini yaitu pengetahuan komunikasi
bahwa komunikasi terapeutik sangat penting terapeutik perawat. Variabel terikat dalam
untuk membina hubungan terapeutik perawat- penelitian ini adalah kemampuan komunikasi
klien dan berpengaruh terhadap peningkatan terapeutik perawat. Penelitian ini dilaksanakan
kualitas pelayanan keperawatan. Berhasil setelah proses perijinan dari Ketua Program
tidaknya komunikasi terapeutik dipengaruhi Studi Keperawatan Universitas Jenderal
oleh beberapa faktor di antaranya kurangnya Soedirman Purwokerto dan Direktur RS.
pengetahuan dan kemampuan perawat dalam Elisabeth Purwokerto selesai.
menerapkan komunikasi terapeutik. Dari Data tentang pengetahuan komunikasi
uraian ini, muncul pertanyaan penelitian terapeutik perawat diperoleh melalui
sebagai berikut : “ Adakah hubungan antara kuesioner dan data tentang kemampuan
pengetahuan komunikasi terapeutik terhadap komunikasi perawat diperoleh melalui
kemampuan komunikasi terapeutik perawat observasi. Data-data tersebut, kemudian
Rumah Sakit Elisabeth Purwokerto dalam diolah dan dianalisa dengan analisa univariat
melaksanakan asuhan keperawatan ?” untuk mendeskripsikan variabel penelitian
dengan membuat tabel distribusi frekuensi
METODE PENELITIAN yang mencakup karakteristik perawat, tingkat
Jenis penelitian ini merupakan pengetahuan komunikasi terapeutik perawat
penelitian deskriptif korelasi. Penelitian dan tingkat kemampuan komunikasi perawat
deskriptif adalah penelitian yang ditujukan RS. Elisabeth Purwokerto. Analisa bivariat
untuk membuat gambaran atau deskripsi untuk mencari hubungan kedua variabel yaitu
tentang suatu keadaan secara obyektif. variabel bebas dan variable terikat
Rancangan penelitian ini menggunakan menggunakan uji statistik Spearman Rank
rancangan penelitian cross sectional .
Penelitian ini dilaksanakan di ruang rawat inap HASIL DAN PEMBAHASAN
Maria Rumah Sakit Elisabeth Purwokerto. 1. Karakteristik Responden
Populasi dalam penelitian ini adalah semua Pendidikan responden sebagian
perawat yang bekerja di ruang rawat inap besar berpendidikan DIII Keperawatan (65,2
Maria Rumah Sakit Elisabeth Purwokerto %) dan responden yang berpendidikan SPK
yang berjumlah 26 orang. Teknik pengambilan (34,8 %). Jumlah perawat di RS. Elisabeth
sampel dalam penelitian ini menggunakan Purwokerto yang sebagian besar
total sampling. Sampel pada penelitian ini berpendidikan DIII kemungkinan disebabkan
adalah semua perawat yang bertugas di ruang karena adanya upaya dari pihak Rumah Sakit
rawat inap Maria Rumah Sakit Elisabeth dalam mengembangkan profesionalisme
Purwokerto yang berjumlah 23 orang yang pelayanan keperawatan melalui pelatihan
memenuhi kriteria inklusi. Adapun kriteria komunikasi terapeutik serta memberikan
perawat yang menjadi responden adalah kesempatan kepada perawat untuk
semua perawat yang bekerja di ruang rawat melanjutkan pendidikan formal pada bidang
inap Maria dengan masa kerja di Rumah Sakit keperawatan. Jumlah perawat di RS Elisabeth
Elisabeth minimal 3 (tiga) bulan, yang sudah mengikuti pelatihan komunikasi
berpendidikan AKPER dan SPK. terapeutik sebesar 78,3%. Menurut Wardhono
55
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 1, No.2, November 2006
56
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 1, No.2, November 2006
57
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 1, No.2, November 2006
terapeutik karena kemampuan ini merupakan Nilai Spearman’s rho = 0,636 yang
modal dasar dan utama dalam praktek menunjukkan tingkat keeratan hubungan
keperawatan sehari-hari. antara pengetahuan komunikasi terapeutik
dengan kemampuan komunikasi perawat RS.
Elisabeth menurut Sugiyono (2003) termasuk
4. Hubungan Pengetahuan Komunikasi dalam kategori kuat (0,60 – 0,799). Kekuatan
Terapeutik Terhadap Kemampuan hubungan antara pengetahuan komunikasi
Komunikasi Perawat Dalam terapeutik dengan kemampuan komunikasi
Melaksanakan Asuhan Keperawatan Di perawat RS. Elisabeth dalam melaksanakan
RS. Elisabeth Purwokerto. asuhan keperawatan mengindikasikan bahwa
Ada hubungan yang bermakna secara perawat yang memiliki pengetahuan
statistik antara pengetahuan komunikasi komunikasi terapeutik baik, akan memiliki
terapeutik dengan kemampuan komunikasi kemampuan komunikasi terapeutik yang baik
terapeutik perawat RS. Elisabeth dalam pula. Sebaliknya jika pengetahuan komunikasi
melaksanakan asuhan keperawatan terapeutik kurang baik, maka kemampuan
(Spearman’s rho = 0,636 dengan nilai p = komunikasi terapeutik dalam melaksanakan
0,001). Dengan demikian Ho ditolak dan Ha asuhan keperawatan juga kurang baik.
diterima yang berarti bahwa ada hubungan Dengan demikian, dapat dikatakan
antara pengetahuan komunikasi terapeutik bahwa semakin banyak pengetahuan
terhadap kemampuan komunikasi perawat komunikasi terapeutik yang dimiliki dan
RS. Elisabeth dalam melaksanakan asuhan keterampilan atau kemampuan perawat
keperawatan. menerapkan komunikasi terapeutik dalam
Hasil penelitian tersebut praktek keperawatan sehari-hari merupakan
menunjukkan bahwa pengetahuan tentang salah satu faktor penentu keberhasilan
komunikasi terapeutik yang dimiliki pelayanan keperawatan sehingga
menentukan kemampuan komunikasi memberikan kepuasan personal dan
terapeutik perawat dalam melaksanakan kepuasan profesional bagi perawat dan
asuhan keperawatan. Menurut Potter dan kepuasan bagi pasien.
Perry (2005), tingkat pengetahuan seseorang Pengetahuan atau kognitif merupakan
akan sangat berpengaruh dalam berinteraksi domain yang sangat penting untuk
dengan orang lain. Seseorang dengan tingkat terbentuknya tindakan seseorang (overt
pengetahuan yang rendah akan sulit behavior). Perilaku yang didasari
merespon pertanyaan atau informasi yang pengetahuan akan lebih langgeng dari pada
menggunakan bahasa verbal dari orang yang perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan
tingkat pengetahuannya tinggi. Pesan yang (Notoatmodjo, 2003).
disampaikan menjadi tidak jelas bila kata-kata
yang digunakan tidak dikenal pendengar atau
SIMPULAN DAN SARAN
penerima. Seorang komunikator yang baik
perlu mengetahui tingkat pengetahuan Kesimpulan
penerima pesan agar informasi yang
disampaikan dapat diterima dengan baik Sebagian besar responden
sehingga interaksi dapat berjalan dengan berpendidikan DIII Keperawatan (65,2 %) dan
baik. responden yang berpendidikan SPK (34,8 %).
Sebagian besar responden pernah mengikuti
pelatihan komunikasi terapeutik yakni 18
58
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 1, No.2, November 2006
orang (78,3 %) dan 5 orang (21,7 %) belum pembelajaran praktikum sehingga setelah
pernah mengikuti pelatihan komunikasi menyelesaikan pendidikan, mahasiswa
terapeutik. Tingkat pengetahuan perawat RS. mampu mengaplikasikan komunikasi
Elisabeth tentang komunikasi terapeutik terapeutik dalam praktek keperawatan.
sebagian besar memliliki tingkat pengetahuan Selanjutnya untuk peneliti lain, diharapkan
pada kategori cukup baik (52,2 %), dan paling dapat mengembangkan hasil penelitian ini
sedikit adalah tingkat pengetahuan pada dengan menambah jumlah variabel yang
kategori kurang baik (8,7 %). Tingkat dapat berpengaruh terhadap kemampuan
pengetahuan pada kategori tidak baik, tidak komunikasi terapeutik perawat seperti
ada. Tingkat kemampuan komunikaisi gender, lingkungan kerja dan lain sebagainya.
terapeutik perawat RS. Elisabeth sebagian
besar memiliki tingkat kemampuan DAFTAR PUSTAKA
komunikasi pada kategori cukup baik (56,5 As’ad, M. 2001. Psikologi Industri.
%), dan paling sedikit adalah tingkat Yogyakarta. Liberty.
kemampuan komunikasi pada kategori kurang Caris, V .W., de Gruijter. I., & Kerkstra, A.
baik (4,3 %). Tingkat kemampuan komunikasi
(1999). Factors related to nurse
perawat pada kategori tidak baik, tidak ada. communication with elderly people.
Ada hubungan yang bermakna secara statistik
Journal Advanced Nursing, 30 (5),
antara pengetahuan komunikasi terapeutik 1106-1117.
dengan kemampuan komunikasi terapeutik
perawat RS. Elisabeth dalam melaksanakan Dennison, S. (1995). An Exploration of the
asuhan keperawatan (Spearman’s rho = communication that takes place
0,636; p = 0,001). Nilai Spearman’s rho = between nurses and patients whilst
0,636 menunjukkan bahwa kekuatan cancer chemotherapy is administered.
hubungan antara pengetahuan komunikasi Journal of Clinical Nursing, 4 (4), 227-
terapeutik dengan kemampuan komunikasi 233.
terapeutik perawat dalam melaksanakan Elliot, R.& Wright, L. (1999). Verbal
asuhan keperawatan di RS. Elisabeth communication : what to critical care
Purwokerto dalam kategori kuat. nurses say to their unconscious or
sedated patients ?. Journal of Advanced
Saran-Saran Nursing, 29 (6), 1412-1420.
Perawat hendaknya berusaha untuk Gaffar, L. J. (1999). Pengantar keperawatan
meningkatkan pengetahuan dan profesional. Jakarta : EGC.
kemampuannya berkomunikasi secara Hamid, A.Y . (2000). Konsep perawat ideal
terapeutik dalam melaksanakan asuhan dalam pengetahuan, keterampilan, etik
keperawatan untuk meningkatkan kualitas dan etiket profesional. Makalah
pelayanan keperawatan. Selanjutnya pihak disampaikan pada Seminar Sehari
Rumah Sakit perlu menetapkan standar Keperawatan RSUD Banyumas.
pelaksanaan komunikasi terapeutik bagi Keliat, B.A. (1996). Hubungan terapeutik
perawat dalam melaksanakan asuhan perawat – klien. Jakarta : EGC.
keperawatan. Saran untuk Institusi
Pendidikan, khususnya DIII Keperawatan Manurung, S. (2004). Hubungan karakteristik
adalah dengan memasukan program praktek individu perawat dan organisasi dengan
komunikasi terapeutik dalam kegiatan penerapan komunikasi terapeutik di
ruang rawat inap Perjan RS.
59
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 1, No.2, November 2006
60